Professional Documents
Culture Documents
1
Inayatur Rabbani S
2
Vivekenanda Pateda
2
Rocky Wilar
2
Novie H. Rampengan
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: inayatur_rabbanis@yahoo.co.id
Abstrak: Health care-associated infection (HCAI) didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi
pada pasien dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya dimana pada awalnya infeksi
tersebut tidak hadir dan tanpa bukti inkubasi pada saat masuk rumah sakit. Kejadian ini
menyebabkan lenght of stay (LOS), mortalitas, dan healthcare cost meningkat. World Health
Organization (WHO) telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya
adalah menurunkan risiko HCAI. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk
memutuskan rantai transmisi infeksi. Dokter, perawat dan personel lain rumah sakit harus
bekerja sama untuk memastikan bahwa cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah setiap
berkontak dengan penderita, apakah penderita diketahui terinfeksi atau tidak. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku cuci tangan petugas
kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado.
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain survey lapangan dengan studi analitik
observasional, dalam hal ini dilakukan dengan pengamatan dan pengisian kuesioner. Sampel
berjumlah 78 orang. Simpulan: Dari hasil yang didapatkan dari 78 orang petugas kesehatan
terdapat 55 orang yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang cuci tangan. Sedangkan
untuk petugas kesehatan dengan perilaku cuci tangan paling banyak terdapat dalam kategori
buruk berjumlah 46 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p=0,160. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
BLU RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado.
Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku, Cuci Tangan, Kebersihan Tangan.
Jenis N Persentase
Kelamin (%)
Laki-laki 19 24,4
Perempuan 59 75,6
Tabel 4. Hubungan pengetahuan Manado. Hal ini berbeda dengan penelitian
terhadap perilaku cuci tangan petugas yang dilakukan oleh Rumapia N yang
kesehatan. dilakukan pada perawat di Rumah Sakit
Columbia Asia Medan menunjukkan bahwa
Perilaku perawat dengan tingkat pengetahuan baik
Pengeta
Kurang Total P tentang cuci tangan mempunyai tingkat
huan Baik Buruk
Baik kepatuhan cuci tangan yang lebih tinggi
Baik 3 6 5 14 yaitu 73,75%.9 Sedangkan berdasarkan hasil
Kurang 8 13 34 55
0,160 uji regresi logistik sederhana yang dilakukan
Baik oleh Damanik pada perawat di Rumah Sakit
Buruk 2 0 7 9 Immanuel Bandung, tidak didapatkan
Total 13 19 46 78 hubungan pengetahuan terhadap perilaku
Setelah dilakukan hasil analisis cui tangan dengan nilai p = 0,998.10
bivariat antara pengetahuan dan perilaku
cuci tangan, ternyata tidak diperoleh Hasil pengetahuan yang kurang
hubungan bermakna antara pengetahuan baik sebesar 70,5% dan menjadi perilaku
dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan cuci tangan buruk sebesar 59% juga
(p=0,160). dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas cuci
tangan yang memadai. Banyak hal yang
BAHASAN dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan
yang baik, diantaranya status petugas
Berdasarkan data yang diperoleh,
kesehatan, yaitu non-dokter, dan juga
diketahui bahwa jumlah responden
pengenalan penggunaan handrub berbasis
perempuan pada penelitian ini 59 orang
alkohol. Untuk meningkatkan pengetahuan
(75,6%) dan responden laki-laki berjumlah
petugas kesehatan mengenai cuci tangan
19 orang (24,4 %).
diperlukan pelatihan mengenai pentingnya
Berdasarkan data hasil penelitian cuci tangan dan manfaatnya.5 Kesadaran
jumlah responden dengan tingkat dari petugas kesehatan juga dapat
pengetahuan paling banyak terdapat pada mempengaruhi perilaku dalam cuci tangan.
kategori kurang baik, sebanyak 55 orang Sedangkan untuk perilaku cuci tangan yang
(70,5%). Sedangkan untuk perilaku cuci masih buruk, dapat dipengaruhi oleh
tangan dengan jumlah responden kurangnya fasilitas cuci tangan yang baik
terbanyak terdapat pada kategori buruk, dan berfungsi, seperti wastafel, kran air,
sebanyak 46 orang (59%). sabun cuci tangan, dan handuk atau tisu
kering.5,11
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa
petugas kesehatan dengan pengetahuan baik SIMPULAN DAN SARAN
lebih banyak melakukan perilaku cuci
Tingkat pengetahuan petugas
tangan dengan kurang baik dengan jumlah 6
kesehatan tentang cuci tangan terbanyak
orang. Begitu juga dengan petugas
pada kategori kurang baik yaitu 55 orang
kesehatan dengan pengetahuan kurang baik,
(70,5%). Tingkat perilaku cuci tangan
lebih banyak melakukan perilaku cuci
petugas kesehatan terbanyak pada kategori
tangan dengan buruk sebanyak 34 orang.
buruk yaitu 46 orang (59%). Dari hasil
Sehingga pada hasil uji chi square
analisis bivariat data yang diperoleh
didapatkan hasil p = 0,160, yang
melalui uji chi square menunjukkan nilai
menunjukkan bahw H 0 diterima, yaitu tidak
p=0.160 (p=<0.05) yang berarti data tidak
terdapat hubungan (positif) antara
signifikan. Ini menunjukkan bahwa tidak
pengetahuan dan perilaku cuci tangan
terdapat hubungan antara pengetahuan
petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehtan
terhadap perilaku cuci tangan petugas
Anak BLU RSUP Prof dr. RD Kndou
kesehatan di bagian Ilmu Kesehatan Anak WHO/EIP/SPO/QPS/06.2. 2006
BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado. [Diakses pada: 28 September 2013]
Perlu dilakukan penyuluhan dan Tersedia di:
sosialisasi mengenai cuci tangan. Perlu http://www.who.int/patientsafety/e
ditingkatkan lagi kesadaran petugas vents/05/HH_en.pdf
kesehatan terhadap pentingnya cuci tangan 5. World Health Organization. WHO
sebagai salah satu upaya pelayanan Guidelines on Hand Hygiene in
kesehatan yang aman untuk pasien dan Health Care: First Global Patient
dapat menurunkan risiko Health care- Safety Challenge Clean Care is
associated infection (HCAI). Penyediaan Safer Care; 2009.
sarana cuci tangan seperti wastafel yang 6. Boyce JM, Pittet D. Guidline for
berfungsi dengan baik perlu ditambah agar Handhygiene in Health-Care
perilaku cuci tangan dapat meningkat. Settings. Morbidity and Mortality
Weekly Report. 2002;51:1-44.
7. Larson EL, Quiros D, Lin SX.
DAFTAR PUSTAKA Dissemination of the CDCs Hand
Hygiene Guideline and Impact on
1. World Health Organization. Infection Rates. Am J Infect
Prevention of Hospital Acquired Control. 2007;35: 666-75.
Infection, a Practical Guide 2nd 8. Badan Penelitian dan
Edition. DoCDSa, penyunting. Pengembangan Kesehatan.
WHO/CDS/CSR/EPH/2002.12 Departemen Kesehatan. Riset
[Diakses pada: 28 September 2013] Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
Tersedia di: 2007. Jakarta: Departemen
http://www.who.int/csr/resources/p Kesehatan RI.
ublications/drugresist/WHO_CDS_ 9. Rumapia, N. Hubungan
CSR_EPH_2002_12/en/ Karakteristik Perawat dengan
2. Arvin AM. Pengendalian Infeksi. Tingkat Kepatuhan Perawat
Dalam: Behrman RE, Kliegman R, Melakukan Cuci Tangan di Rumah
Arvin AM, Wahab AS, penyunting. Sakit Columbia Medan. Medan:
Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Universitas Darma Agung Medan;
Volume 2. Edisi 15. Jakarta: EGC; 2011.
2000. h. 1266-7. 10. Damanik, SM. Kepatuhan Hand
3. Custodio HT. Hospital Acquired Hygiene di Rumah Sakit Immanuel
Infections. eMedicine; 2007 Bandung. Bandung: Universitas
[Diakses pada: 28 September 2013] Padjajaran; 2012.
Tersedia di: 11. World Health Organization. WHO
http://emedicine.medscape.com/arti Guidelines on Hand Hygiene in
cle/967022-overview Health Care: a Summary, First
4. World Health Organization. WHO Global Patient Safety Challenge
Guidelines on Hand Hygiene in Clean Care is Safer Care; 2009.
Helath Care (Advanced Draft): A
Summary.