You are on page 1of 11

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No.

4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

Analisis Residu Klorpirifos Pada Sawi Hijau (Brassica Rapa


Var.Parachinensis L.) Terhadap Parameter Waktu Retensi Metode
Kromatografi Gas

Asnah Marzuki1), Tajuddin Naid1), Risky S1)


1)
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
.

ABSTRACT

The purposed of the research is analyzed the chlorpyrifos in green mustard of the retention time
parameter with gas chromatography. The green mustard was collected of ready harvest
condition with sample collecting point on diagonal form in the farm. As standard was used
chlorpyrifos 99,9%. The research was begin with make the standard at 0,05 ppm and sample
extraction was made duplo. Standard solution and sample was injected by rolling over in the gas
chromatography with column of fused silica Rtx-1 (Crossbond dimetyl polisiloxan length 30
meter, inner diameter 0,25 mm and the partikel diameter of stationary phase fase diam 0,25 m),
electron capture detector, carrier gas nitrogen with flow rate 1,61 mL/min, conditioned at column
temperature 250C, injector temperature 280C and detector temperature 300C and operating
time for 15 minutes. The parameter was used is time retention (tR). the result showed at
chromatogram in sample I and II, time retention was obtained similar with standard solution time
retention although showed time retention difference above required limit while in sample I and II
having the characteistic retention time of standard solution. The retention time based on gas
chromatography method can be knew the concentration of chlorpyrifos as 1,0024 mg/kg but it
still on tolerance threshold the maximum residue limits (MRL) is 0,1 mg/kg.

Keywords: Chlorpyrifos, Brassica rapa var.parachinensis L,Time retention, Gas Chromatography

ABSTRAK

Telah dilakukan analisis residu Klorpirifos pada Sawi Hijau (Brassica Rapa Var. Parachinensis
L.), terhadap parameter waktu retensi metode khromatografi gas pada sawi hijau (Brassica rapa
var.parachinensis L.) secara kromatografi gas. Sawi hijau diambil pada kondisi siap panen
dengan titik pengambilan sampel bentuk diagonal dari lahan. Sebagai standar digunakan
klorpirifos 99,9 %. Penelitian diawali dengan pembuatan standar pada konsentrasi 0,05 bpj dan
ekstraksi sampel dilakukan secara duplo. Larutan standar dansampel diinjeksikan secara
bergantian ke dalam alat KG dengan kolom fused silica Rtx-1 (Crossbond dimetil polisiloksan
panjang 30 meter, diameter dalam 0,25 mm dan diameter partikel fase diam 0,25 m), detektor
penangkap elektron (ECD), gas pembawa nitrogen dengan kecepatan alir 1,61 ml/menit,
dikondisikan pada suhu kolom 250C, suhu injektor 280C dan suhu detektor 300C serta waktu
pengoperasian selama 15 menit. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu

133
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

retensi (tR). Hasil analisis data menunjukkan pada kromatogram sampel I dan sampel ll, waktu
retensi yang diperoleh hampir sama dengan waktu retensi darikromatogram larutan standar,
walaupun tetap memperlihatkan perbedaan waktu retensi melebihi batas persyaratan. Sedangkan
pada kromatogram sampei l dan sampel II diperoleh gambaran yang nilainya mendekati waktu
retensipuncak khas pada standar. Waktu retensi menurut metode Kromatografi Gas,dapat
diketahui kadar residu klorpirifos adalah 0,0024 mg/kg, tetapi masih dalam ambang toleransi
BMR yakni 0,1 mg/kg.

Kata kunci : Klorpirifos, Brassica rapa var.parachinensis L,Waktu Retensi, Kromatografi Gas

134
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN berlebihan dapat menjadi sumber pencemar

Indonesia yang mempunyai jumlah pada bahan pangan, air, dan lingkungan

penduduk yang banyak dan penduduk hidup. Masalah utama bagi kesehatan

semakin bertambah, sehingga meningkatnya masyarakat adalah adanya residu pestisida

pula akan kebutuhan pemenuhan makanan dalam makanan, termasuk dalam sayur.

dan seiring puladengan bertambahnya Residu yang ditinggalkan dapat secara

permintaan terutama sayuran khususnya langsung maupun tidak langsung sampai ke

sawi hijau. Sebagai bahan makan sayuran,, manusia. Residu pestisida dalam makanan

sawi mengandung gizi yang cukup lengkap, yang dikonsumsi sehari-hari dalam jangka

sehingga apabila dikonsumsi sangat baik panjang dapat menimbulkan gangguan

untuk mempertahankan kesehatan tubuh. kesehatan yang dapat ditunjukkan dengan

Untuk memenuhi permintaan yang tinggi adanya gejala akut (sakit kepala, mual,

tersebut, ditambah dengan peluang pasar muntah, dan lain-lain) dan gejala kronis

internasional yang cukup besar bagi (kehilangan nafsu makan, tremor, kejang

komoditas tersebut, sawi hijau layak otot, dan lain-lain) (4). Bahkan menurut data

diusahakan (1).Namun salah satu kendala World Health Organization (WHO) sekitar

dalam usaha peningkatan mutu dan produksi 5000-10000 orang per tahun mengalami

sawi hijau adalah serangan organisme dampak yang sangat fatal, seperti kanker,

pengganggu tanaman (OPT) ataupun cacat tubuh, kemandulan, dan penyakit liver,

penyakit pada daun maupun batang serta kasus meninggal dunia setiap tahunnya

tanaman. Menurut Wahyuni pestisida diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1

merupakan pilihan utama untuk jam 45 menit akibat pestisida maupun

mengendalikan hama, penyakit ataupun insektisida (5).

gulma karena dapat membunuh langsung Residu pestisida pada tanaman dapat
jasad pengganggu (2). Salah satu jenis berasal dari hasil penyemprotan pada
pestisida yang digunakan pada tanaman sawi tanaman itu sendiri. Residu insektisida
hijau adalah jenis organofosfat, diantaranya terdapat pada permukaan semua tubuh
klorpirifos (3). tanaman seperti daun maupun batang.

Di sisi lain pestisida merupakan Walaupun sudah dicuci atau dimasak residu

bahan kimia, sehingga pemakaian yang pestisida ini masih terdapat pada bahan
makanan tersebut (6).

135
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

Melihat hal tersebut diatas, maka analysis, iso oktana for analysis, petroleum
perlu dilakukan analisis residu klorpirifos benzin pro analysi dan toluena for analysis.
pada sawi hijau secara kromatografi gas dan
Metode Kerja
untuk mengetahui seberapa besar kadar
residu pestisida yang terdapat dalam sayuran Pengambilan Sampel
tersebut, apakah konsentrasinya masih dapat
Sampel diambil darilahanpertanian sawi di
ditolerir menurut pada batas maksimum
Desa Kanreapia KecamatanTinggimoncong,
residu (BMR) yang telah ditetapkan atau
Kabupaten Gowa. Waktu pengambilan
sebaliknya, dengan harapan hasil pengujian
sampel dilaksanakanpada kondisi
ini nantinya dapat bermanfaat bagi
penyemprotan pestisida yang telah
masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat
dihentikan seminggu sebelumwaktu panen.
lebih waspada dalam memilih buah dan
Sampel tanamandiambildengan titik
sayur yang beredar dimasyarakat.
pengambilan sampel bentukdiagonal dari
lahan pertanian (7).

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan Ekstraksi Sampel

Alat-alat yang digunakan dalam Sampeldipotong kecil-kecil lalu

penelitian ini adalah alat-alat gelas, blender ditimbangsebanyak 15 gram, dimasukkan

ultra turaks (IKAT25 Digital), filler, dalam gelas beker, ditambahkan 30 mL

rotavapor (KIKA Werke), seperangkat alat aseton dan diklorometan dan petroleum

kromatografi gas (Agilent 7890A), syringe benzin masing-masing sebanyak 30 mL,

mikro dan timbangan analitik (Sartorius). campuran sampel dan pelarut tersebut
kemudian dilumatkan dengan blender ultra
Bahan-bahan yang
turaks selama beberapa detik hingga hancur.
digunakanadalahair suling, aseton actual
Kemudian campuran sampel dan pelarut

analysis, baku klorpirifos (Pentanal 99,9%
yang telah terlumatkan tersebut ditutup
Chlorpyrifos analytical standard), batang
dengan aluminium foil dan didiamkan
dan daun sawihijau (Brassica rapa var.
beberapa saat untuk kemudian dienap
parachinensis L.) diklorometana for
tuangkan, setelah itu fase organik yang telah
dipisahkan pada proses enap tuang,

136
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

kemudian dipipet sebanyak 25 mL dan (Crossbond dimetil polisiloksan panjang 30


dimasukkan ke dalam labu alas bulat untuk meter, diameter dalam 0,25 mm dan
dipekatkan menggunakan rotary evaporator diameter partikel fase diam 0,25 m),
pada suhu tangas 55C, sampai hampir detektor penangkap elektron (ECD), gas
kering, sehingga diperoleh ekstrak kering pembawa Nitrogen dengan kecepatan alir
dari sawi hijau (8). 1,61 ml/ menit, dikondisikan pada suhu
kolom 250C, suhu injektor 280C dan suhu
Pembuatan Baku Standar
detektor pada titik 300C serta dengan waktu
Larutan standarklorpirifos dibuatdari pengoperasian yang diatur selama 15 menit.
standar yang telah ada sebelumnya yakni
Pengumpulan dan Analisis Data
klorpirifos 50 bpj. Standar klorpirifos ini
kemudian diambil 1 ml dan dicukupkan Data berupa waktu retensi (tR) dan
volumenya dalam labu tentukur 10 ml luas area dari kromatogram sampel yang
dengan aseton sehingga diperoleh dihasilkan oleh alat kromatografi gas
konsentrasi 5 bpj kemudian selanjutnya dikumpulkan, kemudian dianalisis (10).
dibuat pengenceran masing-masing berturut
Perhitungan Data Analisis
0,5 bpj, dan 0,05 bpj (9).
Perhitungan Perbedaan Waktu Retensi
Pembuatan Larutan Sampel
Parameter atau pendekatan yang
Hasil ekstraksi sawi hijau kemudian diigunakan dalam penelitian ini adalah
dilarutkan dalam 5 mL pelarut iso oktana waktu retensi (tR), secara kualitatif senyawa
dan toluena dengan perbandingan pelarut 9 : tR = tmenunjukkan
yang sama akan R.b - tR.s / tR.b perbedaan
1 (v/v) (8). waktu retensi yang tidak lebih atau sama 2%
(11). Berikut perhitungan perbedaan waktu
Pengukuran secara Kromatografi Gas
retensi :
Larutan baku standar klorpirifos
Keterangan ,
serta larutan uji/sampel masing-masing tR = selisih 2 waktu retensi
tR.b = waktu retensi baku
diambil sebanyak 1 l dengan syringe tR.s = waktu retensi sampel
khusus kromatografi gas, lalu diinjeksikan
Perhitungan Kadar Residu Klorpirifos
secara bergantian pada alat kromatografi gas
Dalam mengukur kadar residu klorpirifos,
menggunakan kolom fused silica Rtx-1 digunakan rumus (9) :

137
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

Keterangan : Tabel 2. Data hasil profil kromatogram


sampel I
R = kadar residu (g/g)
AS = luas area sampel
AB = luas area baku
ViS = volume injeksi sampel (L)
ViB = volume injeksi baku (L)
CB = konsentrasi injeksi baku (g/L)
VaS = volume akhir sampel (L)
VeS = volume hasil ekstraksi sampel
(mL)
VP = volume jumlah pelarut yang
digunakan (mL)
mS = massa sampel (g)
X = tetapan koreksi perhitungan kadar
(87/90)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Tabel 1. Data hasil profil kromatogram baku


pembanding klorpirifos

138
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

Tabel 3. Data hasil profil kromatogram Pembahasan


sampel ll
AlatKromatografi Gas (KG)
Peak RetTime digunakan karena sensitif terhadap
Area Height
# [min]
beberapa jenis senyawa pestisida.
1 1.405 9.713.843 2.960.530
2 1.537 82.861 51.560 Kromatografi gas memegang peranan yang
3 1.637 23.288 13.704
4 1.711 7.571 4.222 spesifik karena adanya detektor yang
5 1.767 6.022 3.132 selektif dan peka untuk senyawa halogen
6 1.850 35.975 10.286
7 1.985 33.228 11.383 organik dan se nyawa organofosfat. Prinsip
8 2.235 5.659 2.969
9 2.396 4.510 2.097 pemisahan kromatografi gas yaitu
10 2.484 4.284 2.126
11 3.019 40.100 11.276
pemisahan senyawa yang mudah menguap
12 3.232 12.284 3.444 dan stabil terhadap panas, bermigrasi
13 3.640 15.572 3.926
14 4.223 106.222 22.319 melalui kolom yang mengandung fase diam
15 5.669 7.051 994
16 6.625 55.441 3.334 dengan suatu kecepatan yang tergantung
17 7.428 37.387 2.309
pada rasio distribusinya Sampel yang
18 7.546 14.721 1.773
19 7.662 5.644 1.254 digunakan pada penelitian ini adalah
20 7.822 5.102 575
21 8.568 188.320 11.285 sayuran sawi hijau (Brassica
22 13.785 7.505 860
rapavar.parachinensis L.) dengan kondisi
penyemprotan pestisida yang telah
dihentikan seminggu sebelum waktu
panen.Titik pengambilan sampel dari lahan
pertanian, yakni dengan model diagonal
dengan demikian didapatkan kondisi sampel
yang dapat mewakili tiap sudut dari lahan
pertanian. Bagian daun serta batang (bagian
yang dikomsumsi) dari sawi hijau
diekstraksi dengan pelarut aseton, karena
aseton merupakan pelarut yang memiliki
titik didih yang cukup rendah, yang mana
titik didih rendah merupakan salah satu
syarat untuk pelarut yang dapat digunakan
pada kromatografi gas. Selain itu klorpirifos

139
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

(sasaran analisis) memiliki kelarutan yang dilakukan dengan menghitung parameter


cukup baik terhadap aseton. Pada penelitian tinggi peak dan luas peak dan menghitung
ini digunakan kolom fused silica Rtx-1 kadar residu pestisida pada peak yang

(Crossbond dimetil polisiloksan panjang 30 menunjukkan waktu retensi yang sama
meter, diameter dalam 0,25 mm dan dengan baku standar (11).
diameter partikel fase diam 0,25 m).
Sawi hijau dianalisis secara duplo,
Detektor yang digunakan adalah detektor
yakni pengerjaan sebanyak dua kali namun
penangkap elektron atau sering disebut
tetap dengan perlakuan yang sama dan
Electron Capture Detector (ECD).
sebagai pembanding atau kontrol adalah
Pengukuran menggunakan detektor
baku standar klorpirifos 99,9 %.
pengangkap elektron Detektor ini dilengkapi
Berdasarkan hasil penelitian atau hasil
dengan radioaktif yaitu 3H atau 63
Ni. Dasar
analisis profil kromatogram terlihatp ada
kerja detektor ini adalah penangkapan
kromatogram baku standar klorpirifos
elektron oleh senyawa yang mempunyai
sebagai kontrol, terdapat10 peak dan ada 1
afinitas terhadap elektron bebas, yaitu
peak yang khas se-bagai senyawa klorpirifos
senyawa yang mempunyai unsur-unsur
yaitu pada waktu retensi 2.398menit dengan
negatif. Detektor ini dipilih karena sifatnya
luas area se-besar108166mAU*s. Adapun
yang sangat sensitif terhadap beberapa jenis
peakl ainnya yang banyak muncul dan
senyawa halogen seperti bromin, florin dan
menyerupai piking disebabkan kolom yang
klorin, sehingga sangat cocok untuk
dipakai telah tercemar karena sering
menganalisis senyawa pestisida yang pada
digunakan dalam menguji residu lainnya
dasarnya disusun oleh beberapa senyawa
sehingga meskipun telah dicuci dengan
halogen, dalam hal ini klorpirifos memiliki
berulang kali namun tidak menjamin bahwa
gugus Cl- yang cukup mudah dideteksi oleh
kolom tidak terkontaminasi dengan zat
detektor penangkap elektron (ECD) .
lain.Pada hasil analisis kromatogram dari
Parameter ataupendekatan yang sampel sawi hijau I, didapatkan 25 peak
digunakan dalam penelitian ini adalah waktu yang terdeteksi, dan terdapat peak dengan
retensi (tR) dalam kondisi alat yang sama waktu retensi yang hampir serupa dengan
sama atau stabil. Secara kualitatif senyawa waktu retensi klorpirifos pada kromatogram
akan dideteksi peak dan waktu retensinya.. baku standar. Pada pengukuran waktu
Untuk analisis secara kuantitatif dapat retensi terlihat bahwa waktu retensi untuk

140
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

klorpirifos pada sampel sawi hijau I tidak yang ditetapkan dalam Keputusan Bersama
persis sama dengan waktu retensi pada Kementrian Terkait yakni tidak lebih dari
kromatogram baku standar, dengan 0,1 mg/kg.
demikian dapat dikatakan bahwa pada sawi Pada kromatogram sampel sawi hijau
hijau I tidak terdapat atau tidak terdeteksi secara keseluruhan terlihat banyak peak,
adanya senyawa klorpirifos. Hal ini bisa saja dimana hal ini menunjukkan adanya
disebabkan karena untuk menginjeksi dan senyawa lain selain klorpirifos, ataupun
menjalankan alat, pencatat harus pelarut yang digunakan (aseton, petroleum
dilaksanakan pada saat yang sama, sehingga benzen dan diklorometan). Hal ini
sedikit saja selisih waktu dalam pelaksanaan disebabkan karena pelarut yang digunakan
dan tindakan ini akan menyebabkan terlebih aseton, merupakan pelarut polar
perbedaan waktu retensi. yang dapat melarutkan berbagai jenis

Pada hasil analisis kromatogram dari senyawa, sehingga wajar jika pada

sampel sawi hijau II, didapatkan 22 peak kromatogram, terlihat banyak peak yang

yang terdeteksi, berbeda dengan sawi hijau muncul.

I, pada sawi hijau II ini ditemukan waktu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
retensi yang serupa dengan waktu retensi
pada perlakuan yang sama pada contoh
peak pada kromatogram baku klorpirifos, secara duplo, memberikan hasil yang
yakni pada titik 2.396 menit. Setelah berbeda yakni pada sawi hijau I tidak
dilakukan perhitungan, dapat dikatakan terdapat atau tidak terdeteksi senyawa
bahwa keduanya memenuhi persyaratan
klorpirifos namun pada sawi hijau II
untuk dikatakan sebagai senyawa sejenis, didapatkan peak yang serupa dengan peak
yakni menunjukkan persentase selisih secara khas pada baku klorpirifos, namun kadar
statistik tidak melebihi 1,5% dan tidak residu yang ditemukan masih dalam batas
melebihi nilai simpangan baku waktu retensi wajar dan masih berada dalam batas aman
yakni tidak lebih atau sama dengan 2%. BMR.
Setelah dilakukan perhitungan kadar residu
Dari hasil analisis residu klorpirifos
didapatkan hasil bahwa kadar klorpirifos
pada sawi hijau, menunjukkan hasil yang
pada sawi hijau II adalah sebesar 2,406 ng/g
berbeda walaupun pada saat pengerjaan
atau 0,0024 mg/kg, dimana nilai ini tidak
dilakukan perlakuan yang sama pada kedua
melebihi batas maksimum residu (BMR)

141
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

sampel. Berdasarkan pada studi literatur, residu yang ada pada sayuran tersebut sangat
perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh laju kecil atau konsentrasinya dibawah batas
penghilangan residu pestisida yaitu residu deteksi sehingga memberikan respon
yang terdapat dalam tanaman dapat berasal analitik yang tidak dapat terukur secara
dari pestisida yang langsung diaplikasikan signifikan.
pada tanaman, atau yang diaplikasikan
melalui tanah dan air. Selain daripada itu
residu dapat berasal dari kontaminasi KESIMPULAN :
melalui hembusan angin, debu yang terbawa
1. Pada kromatogram ekstrak sawi hijau I
hujan dari daerah penyemprotan yang lain,
ditemukan peak dengan wakturetensi
dan juga penanaman pada tanah yang
yang sama namun tidak identik.
mengandung pestisida persisten.
2. Pada kromatogram ekstrak sawi hijau II,
Pada penelitian dipilih pola
ditemukan peak dengan waktu retensi
pengambilan sampel dengan sistem
yang sama dan senyawa yang identik dan
diagonal, terdapat 5 titik dalam satu lahan
sampel, pada setiap titik diagonal diambil 2 kadar residu pada ekstrak sawi hijau II
tanaman utuh sawi hijau, jadi dalam satu
adalah sebesar 0,002406 mg/kg
lahan pertanian sawi hijau terdapat 10
(0,002406 mg/1,27 L ~ 0,00189 bpj)
sampel tanaman utuh sawi hijau.
yang dalam batas toleransi BMR 0,1
Instrumen kromatografi gas memiliki
spesifitas berbeda-beda antara merek yang mg/kg.

satu dan yang lainnya. Pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA


digunakan Kromatografi Gas GC-2010
1. Nurshanti, D.F. 2010. Pertumbuhan dan
produksi Shimadzu Japan, yang mana
Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea
instrumen ini berdasar pada detektornya L.) dengan Tiga Varietas Berbeda.
Agronobis. Vol.2 no.4. : 7-10
hanya memiliki keterbatasan analis pada 2. Saenong, M.Sudjak. 2011. Beberapa
konsentrasi 0,0010 bpj. Oleh sebab itu ada Produk Baru Insektisida untuk
Organisme Pengganggu Tanaman
analisis ini terdapat dua hasil yang berbeda, Pangan Holtikultura dan Tanaman
yakni pada sawi hijau I tidak terdeteksi Perkebunan. Jurnal disajikan pada
Seminar Nasional Serelia. Balai
senyawa klorpirifos karena kandungan

142
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

Penelitian Tanaman Serelia. Maros, 3-4 Penelitian dan Pengembangan Pertanian.


Oktober Bogor, 2
3. Jayanti, H. Setiawati, W. 2011. Preferensi 8. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Kumbang Daun Phyllotreta striolata Fab. Direktorat Perlindungan Tanaman. 2006.
Terhadap Berbagai Tanaman Cruciferae Metode Pengujian Residu Pestisida
dan Upaya Pengendaliannya. Jurnal Dalam Hasil Pertanian. Jakarta, 3-5,145-
Hort. Vol.23 No.3. : 235-243 147
4. Sastrutomo, Soetikno, S. 1998. Dasar- 9. Syam, S.H. 2013. Analisis Residu
dasar dan Dampak Penggunaan Pestisida Klorpirifos pada Sawi Putih
Pestisida. Penerbit Gramedia Pustaka (Brassica chinensis) asal Kerung Kerung
Utama. Jakarta Kecamatan Makassar Secara
5. Novizan. 2002. Kiat Mengatasi Kromatografi Gas. Skripsi, tidak
Permasalahan Praktis : Membuat dan dipublikasikan. Fakultas Farmasi
Memanfaatkan Pestisida Ramah Universitas Hasanuddin. Makassar, 29-
Lingkungan. Penerbit PT. AgroMedia 30.
Pustaka. Jakarta. 4 10. Risky, S.,2014, Analisis Residu
6. Zulkarnain, I.HRP. 2010. Aplikasi Pestisida Klorpirifos Pada Sawi Hijau
Pestisida dan Analisa Residu Pestisida (Brassica Rapa Var.Parachinensis L.)
Golongan Organofosfat pada Beras di Asal Desa Kanreapia Kecamatan
Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Tinggimoncong Kabupaten Gowa
Lawas Utara Tahun 2009. Skripsi, tidak Secara Kromatografi Gas. Skripsi, tidak
dipublikasikan. Fakultas Kesehatan dipublikasikan. Universitas Hasanuddin.
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Makassar.
Medan. 12 11.Yuliastuti, Sri. 2011. Teknik Analisis
7. Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Pestisida Organoklorin pada Tanaman
Penelitian dan Pengembangan Sumber Kubis dengan Menggunakan
Daya Lahan Pertanian. Tanpa tahun. Kromatografi Gas. Buletin
Perangkat Uji Tanah Sawah. Badan
Teknik Pertanian. Vol.16 No.2. : 74-76

143

You might also like