You are on page 1of 8

Ners Jurnal Keperawatan Volume 10.

No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing (Guided


Imagery) Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Anak
Usia Sekolah di Ruang Rawat Inap Anak RSUD
Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM Batusangkar
Ns. Deswita, M.Kep, Sp. Kep An*a , Dra. Asterina, MS*b , Ummul Hikmah*c
*a Pembimbing I Program Studi S1 Ilmu keperawatan
Fakultas keperawatan Universitas Andalas
*b Pembimbing II Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
*c
Program Studi S1 Ilmu keperawatan Fakultas keperawatan Universitas Andalas

Abstract : The Influence of Guided Imagination Relaxation Techniques (Guided Imagery) toward Fulfillment of
Sleeping in School-Age Children in RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM Batusangkar
Sleep disorders are often experienced by children during their hospitalization. Sleep disturbance in a long time
will affect a person's physical psychological condition and can cause the length of the healing process. Guided
imagery relaxation techniques is a relaxation technique that uses all the senses through audio provided. The
purpose of this study was to observe the effect of guided imagery relaxation techniques to fulfill the needs of
school-age children to sleep. The design of this study was a quasi experimental design with one group pretest
posttest. The sampling technique used purposive sampling the consists of 14 respondents experiencing sleep
disorders. The results of this studies using Wilcoxon statistical test showed the influence of guided imagery
relaxation techniques to fulfill the needs of school-age children to sleep. With an average increase in sleep
duration was 8.42, p = 0.000 and 0.474 standard deviation. It should be given a guided imagery relaxation
techniques, either directly or using media such as mp3 audio in a health service in improving the sleep needs of
inpatient children.

Key words : Meeting/fulfillment the needs of sleep, guided Imagination

Abstrak : Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing (Guided Imagery) Terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Tidur Anak Usia Sekolah Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah Sm
Batusangkar.
Gangguan tidur sering dialami oleh anak selama menjalani hospitalisasi. Gangguan tidur dalam waktu yang
lama akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang serta bisa menyebabkan lamanya proses
penyembuhan. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing (guided imagery) merupakan salah satu teknik relaksasi
yang menggunakan semua pancaindera melalui audio yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap pemenuhan kebutuhan tidur anak usia sekolah. Desain
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design dengan one group pretest posttest. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling yang terdiri dari 14 orang responden yang mengalami
gangguan tidur. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik wilcoxon menunjukan adanya pengaruh
teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap pemenuhan kebutuhan tidur anak usia sekolah dengan rata-rata
peningkatan durasi tidur adalah 8,42, p=0,000 dan standar deviasi 0,474. Perlu diberikan teknik relaksasi
imajinasi terbimbing (guided imagery) baik secara langsung ataupun menggunakan media audio seperti mp3 di
sebuah pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kebutuhan tidur pasien rawat inap anak.

Kata kunci : Teknik relaksasi, Pemenuhan kebutuhan tidur, Imajinasi terbimbing

Tidur merupakan salah satu kebutuhan Meltzer, dkk. (2012) mengatakan bahwa
dasar manusia dan berbeda untuk semua anak yang mengalami gangguan tidur selama
umur. Kebutuhan tidur yang tidak tercukupi hospitalisasi akan berpengaruh pada fungsi
akan menyebabkan terjadinya gangguan kekebalan tubuh atau menurunnya daya
tidur. Gangguan tidur dapat dialami oleh tahan tubuh dan menyebabkan lamanya
semua lapisan masyarakat, yang paling proses penyembuhan pasien anak.
sering ditemukan pada anak yang sedang di Reaksi anak karena dirawat di rumah
rawat di rumah sakit. Menurut Irwin, dkk. sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor
(1994, 1996); Moldofsky, (1995) dalam seperti anak harus beradaptasi dengan

110
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

lingkungan yang baru dan asing, harus disebabkan kelemahan otot atas pernapasan.
menjalani kegiatan atau aktivitas rutin rumah Terapi non farmakologis yaitu terapi yang
sakit, petugas rumah sakit dan orang orang di tidak menggunakan obat seperti stimulus
sekitarnya, nyeri karena tindakan perawatan control therapy, paradoxical intention
dan penyakit yang akan berakibat pada pola therapy, relaxation therapy, sleep restriction
tidur anak (Rudolph, 2002 dalam Suci dan therapy, temporal control therapy, sleep
Kili, 2012). hygiene.
Gangguan tidur dapat terjadi pada anak Terapi non farmakologis yang sering
dengan manifestasi kesulitan pada saat digunakan salah satunya adalah teknik
memulai tidur, mempertahankan tidur, atau relaksasi. Teknik relaksasi yang bisa
gangguan yang berhubungan dengan digunakan salah satunya menurut Black dan
pernapasan. Penyebab gangguan tidur dapat Matassarin (1998) yaitu imajinasi terbimbing
bersifat internal maupun eksternal yang akan (guided imagery), dapat bermanfaat untuk
mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan
Bila anak mengalami stres dan mengalami memfasilitasi tidur. Potter & Perry (2005)
gejala psikologis seperti kecemasan akan juga menyatakan imajinasi terbimbing dapat
membuat respon hipotalamus meningkat meningkatkan tidur.
sehingga individu yang mengalami Teknik imajinasi terbimbing akan sangat
kecemasan akan sulit untuk tertidur dan efektif pada anak-anak dibanding orang
cenderung terjaga (Desita dan Aries, 2011). dewasa dan lebih membuka kreativitas dan
Survey American National Sleep imajinasi anak karena pada tahap taman
Foundation (2006) dalam Frost (2009) kanak-kanak pengembangan imajinasi
menyatakan bahwa selama menjalani tampak dengan cara mencoret-coret gambar
hospitalisasi sebanyak 40% orang tua dan dengan gerakan kasar penuh tenaga (Hart,
perawat anak yang ikut dalam survei tersebut 2008 dalam Mariyam dan Sri, 2012).
menyatakan bahwa bayi dan batita mereka Menurut Masulili (2011) imajinasi
tidur kurang dari 12-15 jam/hari seperti yang terbimbing memberikan manfaat kepada
direkomendasikan oleh para dokter spesialis anak untuk belajar rileks, menghilangkan
anak. Anak yang mengalami masalah tidur atau merubah perilaku yang tidak diinginkan,
setiap malam dikeluhkan oleh 40% orang tua meningkatkan manajemen nyeri secara
dan sebanyak 64% mengatakan bahwa dalam efektif, perilaku pembelajaran yang
satu minggu anak-anak mereka sulit untuk diinginkan dan baru, menjadi lebih
tidur sehingga tidak dapat mencapai termotivasi dalam menghadapi suatu
kebutuhan tidur seperti yang seharusnya. masalah, mengatasi atau menghilangkan
Sebanyak 25% orang tua dan perawat anak marah, mengolah situasi stres dan
yang disurvei mengatakan bahwa bayi, kecemasan, serta untuk meningkatkan tidur.
batita, dan anak usia prasekolah mereka Survei awal penelitian di Ruang Rawat
tampak mengantuk atau lelah pada siang hari Inap Anak RSUD Hanafiah Batusangkar
(Yuniarti, 2012). orang tua mengatakan anak menangis disaat
Gangguan tidur dapat diatasi dengan bangun dari tidur dan tidak segar dalam
terapi farmakologis dan terapi non kesehariannya. Anak sering tertidur setelah
farmaklogis. Terapi farmakologis yaitu terapi 30 menit sampai 60 menit dari waktu
dengan menggunakan obat-obatan seperti biasanya anak tidur, bahkan lebih, sering
golongan obat hipnotik, antidepresan, terapi terbangun dari tidurnya karena nyeri dan
hormone melatonin dan agonis melatonin, merasa tidak nyaman dengan lingkungan
antihistamin, dan pada kasus-kasus gangguan rumah sakit, tidur siang yang biasa dilakukan
tidur tertentu seperti sleep apnea yang berat juga tidak terpenuhi karena aktifitas di rumah
dapat dibantu dengan pemakaian masker sakit.
oksigen (continuous positive airway Empat dari enam orang tua mengatakan
pressure) atau tindakan pembedahan jika bahwa anak mereka tidur kurang dari

111
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

kebutuhan tidurnya seperti anak usia 4 tahun Berdasarkan fenomena dan hasil survei
tidur 8-9 jam per hari dan anak usia 8 tahun diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
tidur hanya 6-8 jam perhari selama penelitian tentang Pengaruh Teknik
perawatan. Perawat yang berada di ruang Relaksasi Imajinasi Terbimbing (Guided
rawat inap anak mengatakan bahwa anak- Imagery) Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
anak selalu mengalami gangguan tidur saat Tidur Anak Usia Sekolah di Ruang Rawat
hari pertama sampai hari ketiga. Inap Anak RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah
Batusangkar.
berturut-turut, setelah itu pada hari keempat
METODE dilakukan kembali pengukuran kebutuhan
Penelitian ini merupakan penelitian quasi tidur setelah intervensi (posttest). Teknik
eksperimental dengan rancangan penelitian pengambilan sampel pada penelitian ini
yang digunakan adalah pretest-posttest with adalah Non Probability Sampling yaitu
one group design. Penelitian ini melihat Purposive Sampling. Sampel yang
pengaruh teknik imajinasi terbimbing digunakan adalah sebanyak 14 orang dan
terhadap pemenuhan kebutuhan tidur anak sebelum diberikan intervensi, dilakukan
di ruang rawat inap anak RSUD Prof. Dr. screening untuk menentukan anak
Ma. Hanafiah SM Batusangkar yaitu mengalami gangguan tidur atau tidak,
kelompok intervensi dilakukan pengukuran mengalami stres, cemas dan nyeri.
nilai kebutuhan tidur sebelum diberikan Responden yang mengalami gangguan tidur,
teknik imajinasi terbimbing (pretest) stres, cemas dan nyeri berat berdasarkan
kemudian diberikan intervensi teknik hasil screening tidak diberikan intervensi
imajinasi terbimbing satu kali sehari teknik relaksasi imajinasi terbimbing.
sebelum tidur malam selama tiga hari

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Anak
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia di
ruang rawat inap anak RSUD Prfo. Dr. Ma. Hanafiah SM Batusangkar.

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-laki 9 64.3
2 Perempuan 5 35.7
Jumlah 14 100.0
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 6 tahun 1 7.1
2 7 tahun 2 14.3
3 8 tahun 2 14.3
4 9 tahun 2 14.3
5 10 tahun 3 21.4
6 11 tahun 1 7.1
7 12 tahun 3 21.4
Jumlah 14 100.0

112
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini berada pada rentang usia 6-
dari 14 responden, responden yang lebih 12 tahun dengan responden usia 10 dan 12
dominan pada penelitian ini adalah laki- tahun (21,4%) lebih banyak dalam
laki 9 orang (64,3%) dan perempuan 5 penelitian ini.
orang (35,7%) dan responden pada

Analisis Univariat
Grafik 5.1 Distribusi frekuensi durasi tidur sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi
imajinasi terbimbing di di ruang rawat inap anak RSUD Prfo. Dr. Ma. Hanafiah SM
Batusangkar.

10

6
Pretest
Posttest
4

Minimun Maksimum Mean


Pretest 6 7 6,39
Posttest 8 9 8,42

Berdasarkan grafik 5.1 diatas, dapat gangguan mood/perasaan, tidak susah untuk
dilihat bahwa durasi tidur responden sebelum tidur kembali, tidak sulit untuk memulai
diberikan intervensi imajinasi terbimbing tidur, tidak rewel dan gelisah, serta
antara 6-7 jam yang menunjukan bahwa tercukupinya jumlah jam tidur anak. Rata-
responden mengalami gangguan tidur dan rata terjadi peningkatan durasi tidur dari 6,39
tidak terpenuhi kebutuhan tidurnya, dengan menjadi 8,42.
keluhan sering terbangun pada malam hari,
sulit untuk memulai tidur, mengantuk di Analisis Bivariat
siang hari, merasa lelah dan gelisah. Sebelum dilakukan analisis bivariat,
Durasi tidur responden setelah diberikan dilakukan uji normalitas untuk menentukan
intervensi meningkat menjadi 8-9 jam yang uji yang akan digunakan dalam menganalisis
menunjukan telah tercukupinya kebutuhan data. Hasil uji normalitas dengan
tidur responden dengan tidak terbangun pada menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan nilai
malam hari, tidak sering menguap atau pretest p=0,001 dan posttest p=0,001, dan
mengantuk pada siang hari, tidak mengalami dilakukan uji wilcoxon.

Tabel 5.2 Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Terhadap Pemenuhan


Kebutuhan Tidur Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM
Batusangkar

113
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

Mean Rank
Sum of
n P Value
Ranks

Durasi Tidur Posttest - 14 7.50 105.00 0,000


Durasi Tidur Pretest
Hasil uji bivariat dengan wilcoxon proses belajar beranjak dari hal-hal yang
didapatkan nilai p <0,005 (p=0,000), dengan konkrit atau yang dapat dilihat, didengar, dan
mean 8,42, mean rank 7,50 dan standar diotak atik dengan titik hasil penekanan
deviasi 0,474 maka dapat disimpulkan lingkungan sebagai sumber belajar yang riil
terdapat perbedaan yang signifikan antara dan nyata.
jumlah durasi tidur pasien di rawat inap anak Gorman (2010) juga mengatakan bahwa
sebelum dan sesudah diberikan intervensi, imajinasi terbimbing juga bermanfaat bagi
sehingga terdapat pengaruh teknik relaksasi anak-anak. Imajinasi terbimbing berguna
imajinasi terbimbing terhadap pemenuhan untuk siapa saja dan dapat dilakukan
kebutuhan tidur di ruang rawat inap anak dilingkungan yang tenang dan kondusif untu
RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM relaksasi. Pemberian imajinasi terbimbing
Batusangkar. secara terus menerus dalam waktu yang
singkat atau dalam waktu yang lama bisa
Hasil penelitian dengan uji statistik membuat tubuh menjadi sehat. Imajinasi
Wilcoxon didapatkan bahwa dari 14 orang terbimbing juga mempengaruhi emosional,
responden, semua anak mengalami gangguan mental, fisik dan rohani yang akan
tidur dengan rata-rata 6,39 dan standar meningkatkan kualitas hidup seseorang
deviasi 0,446 sebelum dilakukan intervensi. (Gorman, 2010). Emosional, mental, fisik
Setelah dilakukan intervensi, terjadi dan rohani yang dipengaruhi oleh imajinasi
peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur terbimbing akan membuat anak menjadi
berupa durasi tidur anak yaitu 8,42 dengan rileks dan meningkatkan kebutuhan tidur
standar deviasi 0,474, mean rank 7,50 dan anak.
nilai p=0,000 (p<0,005) yang menunjukan Selama pemberian teknik relaksasi
terdapat perbedaan yang signifikan antara imajinasi terbimbing 50% anak langsung
jumlah durasi tidur sebelum dan sesudah tertidur dan 50% lagi tidak tertidur. Hal ini
diberikan teknik relaksasi imajinasi bisa terjadi karena faktor lain yang
terbimbing yang dilakukan pada anak usia mempengaruhinya seperti nyeri yang
sekolah di ruang rawat inap anak RSUD dirasakan secara-tiba saat intervensi
Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM Batusangkar. berlangsung. Anak yang tidak langsung
Audio imajinasi terbimbing yang tertidur, berdasarkan hasil wawancara
diberikan kepada anak pada penelitian ini dengan orang tua dan observasi, akan tertidur
berisikan hal-hal yang sangat dekat dengan kurang dari 15 menit. Ini menunjukan bahwa
kehidupan anak, imajinasi yang lebih bersifat intervensi imajinasi terbimbing memberikan
nyata atau objek yang sudah mereka kenali, respon relaksasi kepada anak sebelum
sehingga anak merasa lebih senang dan tertidur, sedangkan anak yang langsung
nyaman saat diberikan terapi. Hal ini dapat tertidur, mendapatkan manfaat teknik
terjadi karena menurut Hart (2008 dalam relaksasi iamjinasi terbimbing sebagai
Mariyam dan Sri, 2012), teknik imajinasi relaksasi serta peningkatan lama jatuh tidur
terbimbing akan sangat efektif pada anak- anak.
anak dibanding orang dewasa dan lebih Penelitian pengaruh teknik relaksasi
membuka kreativitas serta imajinasi anak imajinasi terbimbing terhadap pemenuhan
karena pada saat usia sekolah dasar tidur baik dari segi kuantitas maupun
umumnya seorang anak mulai melakukan kualitas telah dilakukan oleh beberapa

114
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

peneliti. Penelitian Saputri (2011), diperoleh Pemberian latihan teknik relaksasi


hasil bahwa pemenuhan kebutuhan tidur imajinasi terbimbing sangat membantu
secara kualitas 76,5% terpenuhi dan rata-rata dalam memenuhi kebutuhan tidur anak
pemenuhan kebutuhan tidur secara kuantitas dimana anak tersebut mengalami gangguan
adalah 5 jam. Penelitian ini juga dilakukan tidur yang bisa disebabkan oleh lingkungan,
oleh Kamora, dkk. (2012), hasil pretest rata- mengalami kecemasan, nyeri dan tindakan
rata jam tidur pada kelompok eksperimen perawatan lainya. Pemberian latihan secara
dan kontrol adalah 2,6 jam, kemudian setelah teratur akan membuat anak belajar untuk
dilakukan intervensi pemberian teknik rileks dari bayangan yang mereka bayangkan
relaksasi guided imagery pada kelompok dan menurunkan reaksinya terhadap stres
eksperimen rata-rata jam tidur dalam sehari dan membuat anak merasa nyaman dalam
menjadi 5 jam dengan nilai p<0,05 (0,000). menjalani hospitalisasi. Cara ini akan
Sejalan dengan penelitian ini, penelitian bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tidur
oleh Andari (2013) di RSUD Solok tentang anak baik secara kuantitas maupun
pengaruh teknik relaksasi Guided imagery kualitasnya.
terhadap kualitas tidur pasien DM di ruang
interne RSUD Solok tahun 2013, 100%
responden mengalami peningkatan kualitas KESIMPULAN & SARAN
tidur dengan nilai p-value 0,000. Kalsum, Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dkk. (2007) juga melakukan penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi imajinasi
tentang pengaruh teknik guided imagery terbimbing terhadap pemenuhan kebutuhan
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada tidur anak usia sekolah di ruang rawat inap
klien wanita dengan gangguan tidur anak RSUD Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM
(insomnia) usia 20-25 tahun di Kecamatan Batusangkar, dapat diambil kesimpulan
Lowokwaru Malang juga memberikan bahwa pemenuhan kebutuhan tidur anak
pengaruh yang sangat besar mengurangi sebelum diberikan teknik relaksasi imajinasi
kecemasan dengan gangguan tidur(insomnia) terbimbing tidak terpenuhi semuanya dan
pada wanita. mengalami gangguan tidur dan terjadi
Menurut Gorman (2010) tentang The peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur
Power Of Guided Imagery menyatakan anak setelah diberikan teknik relaksasi
bahwa imajinasi telah lama digunakan oleh imajinasi terbimbing dengan nilai p = 0,000
masyarakat pada zaman kuno dan dan rata-rata 8,42.
mempercayai bahwa imajinasi positif akan
bisa mempercepat penyembuhan. Hal ini Bagi Ilmu Keperawatan, dapat dijadikan
didukung oleh pernyataan Hippocrates dan sebagai masukan bagi ilmu keperawatan dan
Aristoteles bahwa kekuatan imajinasi referensi bagi penelitian selanjutnya
bermanfaat untuk jantung, otak dan organ mengenai teknik relaksasi imajinasi
lainnya. Guided imagery menggunakan terbimbing.
panduan kata-kata seseorang untuk Bagi Rumah Sakit, sebagai masukan
membantu dalam berimajinasi, membawa bagi tenaga keperawatan dalam memberikan
perasaan ke tempat yang berbeda-beda serta asuhan keperawatan berupa teknik relaksasi
merasa nyaman dengan kondisi tubuh yang imajinasi terbimbing untuk mengatasi
baik. Pola nafas yang teratur akan gangguan tidur di ruang rawat inap
membimbing untuk mengikuti irama yang khususnya ruang rawat inap anak karena
lambat menuju relaksasi yang dalam. Suatu teknik relaksasi imajinasi terbimbing mampu
respon terjadi di mana tubuh bergerak ke memberikan ketenangan dan kenyamanan
pola-pola baru relaksasi, tubuh melakukan yang akan membantu penderita gangguan
hal ini secara alami. Kekuatan dari imajinasi tidur mendapatkan tidur yang baik dan
terbimbing ini adalah menggunakan semua berkualitas.
indera.

115
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

Bagi Peneliti Selanjutnya untuk bisa ______. (2008). Hubungan Informasi


melanjutkan penelitian mengenai efektivitas Tentang Tindakan Keperawatan
lama pemberian teknik relaksasi imajinasi Dengan Pola Tidur Pasien. Universitas
terbimbing terhadap lama jatuh tidur anak, Sumatera Utara.
baik itu pada pasien anak di rumah sakit atau Gorman, B. (2010). The Power of Guided
anak yang mengalami gangguan tidur di Imagery. University of Minnesota :
rumah. Mandala
Hidayat, A. A. A. (2011). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Selemba Medika
Kalsum, Dr.U. dkk. (2007). Pengaruh Teknik
Guided Imagery Terhadap Penurunan
DAFTAR PUSTAKA
Tingkat Kecemasan Pada Klien Wanita
Andari, U. (2013). Pengaruh Teknik
Dengan Gangguan Tidur (Insomnia)
Relaksasi Imajinasi Terbimbing
Usia 20-25 Tahun Di Kelurahan
(Guided Imagery Terhadap Kualitas
Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru
Tidur Pasien Diabetes Melitus di
Malang. Majalah Kesehatan FKUB.
RSUD Solok. Skripsi. Padang:
Kamora, dkk. (2012). Efektifitas Teknik
Fakultas Keperawatan Universitas
Relaksasi Guided Imagery Terhadap
Andalas.
Pemenuhan Rata-Rata Jam Tidur
Pasien Di Ruang Rawat Inap Bedah.
Anggraini, T.L. (2012). Penggunaan Audio
Riau: Universitas Riau.
Recorded Guided Imagery Therapy
Mariyam, A.K. (2008). Hubungan antara
Untuk Mengurangi Nyeri Abdominal
Stress Hospitalisasi Pada Anak Usia
Fungsional Pada Anak. Depok :
Sekolah Terhadap Perubahan Pola
Program Magister Fakultas Ilmu
Tidur Anak Selama di Rawat di BRSD
Keperawatan Peminatan Keperawatan
RAA Soewondo Pati.
Anak Universitas Indonesia.
McLaughlin, M. dan Allen, M.B. (2000).
Ashra, F. dkk. (2012). Pengaruh Teknik
Guided Comprehension: a teaching
Relaksasi: Imajinasi Terbimbing
model for grades 3-8 Visualizing.
Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri
Newark, Delaware: International
Pada Pasien Postoperasi Apendiktomi
Reading Association.
Di Ruang Rawat Inap Bedah Rsud
Meltzer, L.J. de et al. (2012). Patient and
Prof. Dr. Ma. Hanafiah SM
Parent Sleep In a Childrens Hospital.
Batusangkar Tahun 2012.
Pediatric Nursing/March-April 2012,
Colella. (2009). The Effect of Guided
38 (2). 2 Maret 2014. dari
Imagery Therapy in Children with
https://www.pediatricnursing.net/ce/20
Functional Abdominal Pain in
14/article38026471.pdf
Quiescent Inflammatory Bowel
Natalita, C. dkk. (2011). Skala Gangguan
Diseases (IBD).
Tidur untuk Anak (SDSC) sebagai
Crampton, M. (2005). Guided Imagery: A
Instrumen Skrining Gangguan Tidur
Psychosynthesis Approach. Canadian
pada Anak Sekolah Lanjutan Tingkat
Institute of Psychosynthesis.
Pertama. Sari Pediatri, 12(6).
Dahlan, M.S. (2013). Statistik Untuk
Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Bivariat dan Multivariat Dilengkapi
Fakultas Kedokteran Universitas
Aplikasi dengan Menggunakan SPSS.
Indonesia.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoadmojo, S. (2005). Metodologi
Garliah, L. (2009). Pengaruh Tidur Bagi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi
Rineka Cipta
Universitas Sumatera Utara.

116
Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 : 110 - 117

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Section Caesaria (SC) di RSUD


Metodologi Penelitian Ilmu Banyumas.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Tanjung, MF C dan Rini, S. (2004).
Medika. Masalah Tidur pada Anak. Sari
Pariman. (2009). Guided Imagery (Sebuah Pediatri, 6 (3), 138-142.
Pendekatan Psikosintesis) Untuk Tell, P. (2007). The Power of a Cilds
Penurunan Depresi Pada Penderita Imagination. People magazine. 2 Maret
Kanker. Fakultas Psikologi Universitas 2014. dari www.PattiTeel.com.
Diponegoro Semarang. Utami, M. A. (2013). Pengaruh Guided
Potter, A & Perry, A. 2005. Buku ajar Imagery Terhadap Nyeri Menstruasi.
fundamental keperawatan; konsep, Jurnal Online Psikologi, 01 (02).
proses, dan praktek, vol.2, edisi Fakultas Psikologi Universitas
keempat. Jakarta: EGC. Muhammadiyah Malang.
Vygotsky, L.S. (2004). Imagination and
Creativity in Childhood. Journal of
Rahayu, U. dkk. (2010). Pengaruh Guide Russian and East European
Imagery Relaxation Terhadap Nyeri Psychology, 42 ( 1), 797.
Kepala Pada Pasien Cedera Kepala Wong, D.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan
Ringan. Laporan Akhir Penelitian. Pediatrik Volume 1. Edisi Keenam.
Fakultas Ilmu Keperawatan Jakarta: EGC.
Universitas Padjadjaran Wijayanti, P.D. (2009). Faktor Faktor
Reznick, C.PhD. (2009). The Power of Your Yang Berhubungan Dengan Regresi
Childs Imagination: How to Anak Prasekolah Saat Hospitalisasi Di
Transform Stress and Anxiety into Joy Rumah Sakit Anak Dan Bunda
and Success. Peringee. Harapan Kita Jakarta. Jakarta :
Saputri, K.D. (2011). Pengaruh Teknik Program Studi Ilmu Keperawatan
Relaksasi Guided Imagery Terhadap Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia di Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah
Panti Sosial Trisna Werdha Melania Yuniartini, dkk. (2009). Pengaruh Terapi
Tanggerang. Jakarta : Universitas Bercerita Terhadap Kualitas Tidur
Pembangunan. Anak Usia Prasekolah Yang Menjalani
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Hospitalisasi Di Ruangan Perawatan
Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Anak RSUP Sanglah Denpasar.
Alfabeta. Program Studi Ilmu Keperawatan
Sutrimo, A.. (2012). Pengaruh Guided Fakultas Kedokteran Universitas
Imagery and Music (GIM) terhadap Udayana.
Kecemasan Pasien Pre Operasi

117

You might also like