You are on page 1of 6

Andre|

Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung Dextra dengan Gastroesofageal
Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung


Dextra dengan Gastroesofageal Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

Andre Prasetyo Mahesya
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Destroyed lung adalah kerusakan pada parenkim paru yang diakibatkan oleh gejala sisa dari Tuberkulosis pulmonal berupa
sindrom obstruksi pasca tuberkulosis yang terjadi selama bertahun-tahun. Pada 83,3 % kasus destroyed lung ditemukan
riwayat Tuberkulosis pulmonal. Data primer dan skunder diperoleh dari autoanamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Nyonya E, wanita, 43 tahun, dengan keluhan sesak, batuk berdahak, mual, nyeri ulu hati,
regurgitasi asam, post pengobatan tuberkulosis, penurunan berat bdan, ditemukan kerusakan pada paru kanan dan
pemeriksaan basil tahan asam (BTA) negatif. Masalah pada pasien ini adalah destroyed lung dan gastroesofageal refluks
disease (GERD). Penatalaksanan pada destroyed lung dengan medikamentosa hanya bersifat kuratif dan pada GERD bersifat
kuratif dan kausatif.

Kata kunci: destroyed lung, gastroesofageal refluks disease, tuberkulosis

Syndrome Obstructive Post Tuberculosis et cause Destroyed Lung Dextra with
Gastroesofageal Refluks Disease on Woman 44 Years

Abstract
Destroyed lung is damage to the lung parenchyma caused by pulmonary tuberculosis sequele in the form of post tubercular
obstructive airway syndrome that occur over the years. In 83,3% cases of destroyed lung found a history of pulmonary
tuberculosis. Primary and secondary data were obtained from autoanamnesis, physical examination, and support
examination. Mis E, woman, 44 years, with shortness, cough with plegm, nausea, heartburn, acid regurgitation, post
tuberculosis treatment, weight loss, found damage to the right lung, and bacille acid resistance examination negative.
Problem in these patients is destroyed lung and gastroesofageal refluks disease (GERD). The medical management of
destroyed lung with only curative and at GERD curative and causative.

Keywords: destroyed lung, gastroesofageal refluks disease, tuberculosis.

Korespondensi: Andre Prasetyo Mahesya, S.Ked, alamat Lk Totokaton RT 032/RW 012 Adipuro Trimurjo Lampung Tengah,
HP 085279355317, e-mail andreprasetyomahesya@gmail.com


Pendahuluan kasus TB terbanyak, yaitu India, China, Nigeria,
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu Bangladesh, dan Indonesia.3,7
penyakit infeksi global yang banyak Indonesia merupakan negara yang
menimbulkan kematian di dunia ini. Laporan menempati urutan kelima di dunia, yang
World Health Organization (WHO) tahun 2010 memiliki jumlah terbesar kasus TB setelah
menyatakan bahwa terdapat lebih dari 2 India (3 juta), China (1,8 juta), Nigeria (830
miliar penduduk dunia yang terinfeksi ribu), dan Bangladesh (690 ribu).3,5 Dilaporkan
Mycobacterium tuberculosis.1-3 Dilaporkan bahwa pada tahun 2009 terdapat sebanyak
bahwa pada tahun 2009 terdapat jumlah 660 ribu kasus TB di Indonesia dengan jumlah
kematian akibat TB sebanyak 1,7 juta kasus di kematian akibat TB sebanyak 61 ribu kasus.5
dunia.3-5 TB merupakan pembunuh nomor satu di
Asia Tenggara merupakan wilayah Indonesia di antara penyakit menular lainnya
menurut regional WHO yang memiliki jumlah dan penyebab kematian nomor tiga setelah
terbesar kasus TB dan kematian akibat TB. penyakit kardiovaskular dan penyakit
Dilaporkan bahwa pada tahun 2009 terdapat pernapasan akut pada seluruh kalangan usia.5-
6
sebanyak 5 juta kasus TB di Asia Tenggara dan
jumlah kematian akibat TB sebanyak 480 ribu Gejala sisa akibat TB masih sering
kasus.3,6 Sembilan puluh persen penduduk ditemukan pada pasien pasca TB dalam
yang terserang TB berasal dari negara praktik klinik.9-11 Gejala sisa yang paling sering
berkembang dan lima negara dengan jumlah ditemukan yaitu gangguan faal paru dengan
kelainan obstruktif yang memiliki gambaran

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|23


Andre| Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung Dextra dengan Gastroesofageal
Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

klinis mirip Penyakit Paru Obstruktif Kronik beta agonis, inhaled glukokortikoid, oral
(PPOK). Inilah yang dikenal sebagai Sindrom glukokortikoid, teofilin, oxygen. Terapi non-
Obstruksi Pasca TB (SOPT).8,12-15 farmakologis dapat berupa Rehabilitasi paru,
Patogenesis timbulnya SOPT sangat pneumectomy (lung volume reduction surgey),
kompleks, dinyatakan pada penelitian dan trasplantasi paru.26 Penatalaksanan pada
terdahulu bahwa kemungkinan penyebabnya destroyed lung dapat dilakukan dengan
adalah akibat infeksi TB yang dipengaruhi oleh lobectomy, pneumectomy, dan
reaksi imunologis perorangan sehingga terjadi pleuropneumectomy.27
mekanisme makrofag aktif yang menimbulkan
reaksi peradangan nonspesifik yang luas. Kasus
Peradangan yang berlangsung lama ini Wanita Nyonya E usia 44 tahun datang
menyebabkan proses proteolisis dan beban dengan keluhan sesak sejak satu minggu lalu
oksidasi sangat meningkat untuk jangka lama yang dirasakan semakin hari semaikn berat.
sehingga destruksi matriks alveoli terjadi Sesak dirasakan pasien sepanjang hari baik
cukup luas dan akhirnya mengakibatkan siang maupun malam. Sesak berkurang
gangguan faal paru yang dapat dideteksi apabila posisi pasien terduduk, terkadang
dengan uji faall paru.16-18 Penelitian lainnya pasien harus tidur dengan posisi setengah
menunjukkan bahwa puncak terjadinya duduk untuk mengurangi sesaknya. Selain itu
gangguan faal paru pada pasien pasca TB pasien juga mengeluhkan batuk berdahak
terjadi dalam waktu 6 bulan setelah berwarna jernih, kental, dan tidak ada bercak
diagnosis.19 darah. Pasien mengeluhkan mual, nyeri ulu
Kemajuan ilmu dalam pemberantasan hati seperti terbakar, dan sendawa disertai
TB dan gejala sisa dari TB masih menjadi salah dengan keluarnya sedikit cairan dari lambung
satu tantangan penting saat ini.7 Penyebaran yang terasa asam. Keluhan mual dan sendawa
dan penyembuhan TB masih belum tertangani tersebut sering dirasakan pasien ketika
secara tuntas walaupun obat dan cara setelah makan. Pasien juga merasakan selama
pengobatannya telah diketahui. SOPT masih beberapa tahun terkahir nafsu makan semakin
sering ditemukan dan dapat mengganggu menurun dan disertai dengan berat badan
kualitas hidup pasien, serta berperan sebagai yang semakin hari semakin kurus hingga
penyebab kematian sebesar 15% setelah sekarang hanya 34 kg.
durasi 10 tahun.8-9,20-21. Deteksi dini SOPT Pasien mengatakan pertama kali
dengan uji faal paru pada pasien pasca TB mengalami keluhan sesak yang sama seperti
diperlukan untuk berperan dalam ini pada 7 bulan, keluhan tersebut hilang
memperbaiki kualitas hidup pasien.16 timbul dan sampai dengan sekarang sudah 10
Gejala sisa yang juga terkait erat dengan kali masuk rumah sakit dan dirawat dengan
TB khususnya TB pulmonal adalah destroyed keluhan yang sama. Sebelumnya sekitar 5
lung (luluh paru). Istilah destroyed lung tahun yang lalu pasien pernah menjalani
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan pengobatan tuberkulosis selama 6 bulan dan
kerusakan pada parenkim paru yang dinyatakan pengobatan telah selsai oleh
diakibatkan oleh gejala sisa dari TB pulmonal dokter. Pasien memiliki ayah yang menderita
yang terjadi selama bertahun-tahun, dan hipertensi dan ibu yang pernah sakit
disebabkan oleh obstruksi jalan nafas tuberkulosis namun sekarang telah sembuh.
kronik.22-23 Pada gambaran radiologi dapat Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
ditemukan adanya gambaran penyusutan dari keadaan umum pasien Tampak sakit sedang.
volume paru, terdapatnya kavitas, Status gizi pasien kurang. Berat Badan 34 kg,
bronkiektasis, dan fibrosis. Respon dari Tinggi Badan 166 cm, Tensi 120/80 mmHg,
jaringan fibrosis tersebut dapat membuat Suhu 36,7 0C, Nadi 80 x/menit, Nafas 30
retraksi dari hilum dan mediastinum sehingga x/menit.
bergeser kearah jaringan paru yang rusak. Pada mata tak tampak konjungtiva
Sedangkan bagian paru lain yang masih baik pucat, sklera anikterik. Telinga dalam batas
berkompensasi menjadi besar.8,24-25 normal. Hidung tampak adanya nafas cuping
Penatalaksanaan pada penyakit paru hidung. Mulut dalam baas normal. Leher tidak
obstruktif dapat diberikan terapi formakologis ada pembesaran Kelenjar Getah Bening (KGB).
berupa bronkodilator, antikolinergik agen, Pada paru saat dilakukan Inspeksi tampak

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|24



Andre| Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung Dextra dengan Gastroesofageal
Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

gerakan nafas tertinggal pada dada kanan, normal, tidak edem, dan akral hangat. Status
Palpasi teraba vokal fremitus menurun pada neurologis: Reflek fisiologis normal, dan tidak
dada kanan, Perkusi terdengar suara sonor ditemukan Reflek patologis.
pada dada kiri dan redup pada dada kanan, Dari hasil pemeriksaan penunjang. Pada
dan auskultasi terdengar suara napas bronkial pemeriksaan laboratorium hematologi
serta terdapat suara wheezing dan ronki didapatkan hemoglobin: 12,2 g/dl, leukosit
basah halus pada sisi kiri paru, sedangkan 10.600/ul, dan trombosit 277.00/ul.
pada sisi kanan terdapat suara wheezing Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) (-).
minimal dan ronki basah halus. Pada jantung Pemeriksaan radiologi foto thorax
saat dilakukan Perkusi didapatkan batas atas anteroposterior didapatkan: penurunan
jantung setinggi Intercostalis (ICS) 2 garis volume paru kanan, atelektasis, deviasi trakea
parasternal kiri sedangkan untuk batas kanan kearah kanan, jantung terdorong kearah kiri,
dan kiri sulit dinilai, Auskultasi terdengar suara terdapat kalsifikasi, jaringan fibrosis, dan
jantung reguler dan tidak ada bunyi jantung hiperplasia jaringan paru yang masih cukup
tambahan. Abdomen dalam batas normal. baik.
Ekstremitas Superior dan Inferior dalam batas


Gambar 1. Foto thorax AP.

Diagnosa penyakit pada pasien ini Pembahasan
adalah Sindrom Obstruksi Post Tuberokulosis Studi kasus dilakukan pada pasien
karena Destroyed lung dextra disertai dengan wanita usia 44 tahun dengan keluhan sesak
Gastroesofageal Refluks Disease. Tatalaksana yang semakin memberat sejak 1 minggu lalu
non farmakologi dengan memberikan edukasi disertai batuk berdahak dengan warna jernih
kepada pasien untuk istirahat total di tempat dan konsistensi kental. Selain itu juga
tidur, diet tinggi kalori dan protein, jangan mengeluhkan mual, nyeri ulu hati seperti
lepas penggunaan oksigen, makan sedikit- terbakar, regurgitasi asam, nafsu makan
sedikit, sehabis makan jangan tidur, dan semakin menurun, dan penurunan berat
hindari makan makanan yang asam, santan, badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
dan pedas. Terapi farmakologi berupa Oksigen retraksi dada kanan, dan curiga terdapat masa
3 lt, drip Aminophiline 240 mg/12jam dalam pada paru kanan. Setelah dilakukan
Ringger lactat (RL) 500 ml, Iprabromium pemeriksaan radiologi didapatkan kerusakan
bromida dan Salbutamol (Combivent) 8,5 pada paru kanan berupa destroyed lung.
ml/8jam nebulizer, Ambroxol syirup 3x1 Penyebab penyakit ini diduga akibat dari
sendok makan, Aminofluid 1kolf/hari, terganggunya fungsi faal paru berupa
Ciprofloxacin 2x1 flas, Sulcralfat syirup 3x1 obstruksi saluran nafas yang telah terjadi
sendok makan, Omeprazole 1x1 tablet, dan selama bertahun-tahun akibat dari pulmonali
Budesonic dan untuk maintanance dirumah tuberkulosis.
diberikan Budesonic dan Formaterol fumarat Destroyed lung unilateral merupakan
dihydrate (Symbycort) 2x2 oral inhalasi. suatu kesatuan dengan tuberkulosis, analisis
yang pernah dilakukan pada pasien yang
mengalami Destroyed lung unilateral
ditemukan adanya pulmonal tuberkulosis

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|25


Andre| Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung Dextra dengan Gastroesofageal
Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

pada 83,3% pasien. Hal tersebut dapat terjadi Pada pasien juga diberikan
setelah infeksi primer atau reinfeksi dari bronkodilator kerja pendek berupa
tuberkulosis.24,26 Iprabromium bromida dan Salbutamol
Diagnosis destroyed lung dextra (Combivent) secara nebulizer, obat ini
karena sindom obstruksi pasca tuberkulosis merupakan kombinasi dari golongan
pada pasien diatas ditegakkan atas dasar pada antikolinergik dan short acting 2 adrenergik
pemeriksaan fisik ditemukan adanya retraksi reseptor agonis. Antikolinergik memiliki efek
pada dada kanan, Vokal fremitus menurun menghambat kerja syaraf simpatis terhadap
pada dada kanan, perkusi ditemukan suara bronkus, dimana kerja syaraf simpatis dapat
redup pada dada kanan, dan auskultasi menyebabkan kontraksi pada otot polos
terdapat suara wheezing minimal pada bagian saluran pernafasan, sedangkan short acting 2
apex paru kanan. Pada pemeriksaan adrenergik reseptor agonis memberikan efek
penunjang ditemukan BTA (-) dan relaksasi pada otot polos saluran pernafasan,
pemeriksaan radiologi foto thorax ditemukan sehingga keduanya sama-sama memiliki efek
adanya penurunan volume paru kanan yang bronkodilatasi dan berkerja saling
signifikan, atelektasis, deviasi trakea kearah memperkuat. Kombinasi ini sering digunakan
kanan, jantung tertarik kearah kanan, terdapat untuk mengatasi eksaserbasi akut, namun
kalsifikasi, jaringan fibrosis, dan hiperplasia tidak dianjurkan penggunaanya dalam waktu
jaringan paru yang masih cukup baik dalam yang panjang. 6,26,28
rangka kompensasi. Pada pemeriksaan Pada saat pasien pulang diberikan
radiologi foto thorax yang dapat ditemukan bronkodilator kerja panjang berupa Budesonic
pada pasien destroyed lung diantaranya dan Formaterol fumarat dihydrate
adalah penurunan volume paru, terdapatnya (Symbycort) secara oral inhalasi. Budesonic
bronkiektasis, dan fibrosis. Fibrosis dapat merupakan golongan obat kortikosteroid yang
menyebabkan penarikan dari hilum dan memiliki efek bronkodilator terhadap
mediastinum kearah paru yang rusak, alveolus, sedangkan Formaterol fumarat
menyebabkan bagian paru lain yang masih dihydrat merupakan golongan obat long
baik akan mengalami pembesaran sebagai acting 2 adrenergik reseptor agonis yang
bentuk kompensasi.23 memiliki efek bronkodilator kerja panjang,
Penatalaksanan Destroyed lung pada kedua obat ini dapat saling memperkuat
pasien ini seharusnya dilakukan tindakan dalam memberikan efek bronkodilatasi kerja
pneomectomy karena kerusakan yang terjadi panjang. Pada derajad yang berat pemberian
pada paru kanan bersifat total yaitu telah bronkodilator kerja panjang (long acting)
mengenai ketiga lobus. Namun dikarenakan sangat dianjurkan untuk maintanance pasien
keterbatasan peralatan pada Rumah Sakit agar tidak terjadi serangan.6,26
tempatnya dirawat, resiko operasi yang tinggi, Pemberian ambroxol syirup berguna
dan pasien menolak dirujuk karena alasan untuk mengencerkan dahak karena sifatnya
pribadi maka dilakukan pengobatan sebagai mukolitik, hanya diberikan pada
medikamentosa untuk mengurangi gejala, eksaserbasi akut. Aminofluid merupakan
memperbaiki keadan umum pasien, dan cairan infus yang berisi asam amino, elektrolit,
mencegah terjadinya infeksi nosokomial. dan air. Dapat digunakan pada individu
Pengobatan yang dilakukan pada dengan hipoproteinemia atau malnutrisi
pasien saat dirawat di rumah sakit ringan karena kurangnya asupan oral.
menggunakan aminophiline secara drip. Antibiotik golongan fluoroquinolon injeksi
Aminophiline merupakan obat golongan diberikan pada perawatan di rumah sakit
metilxantin yang memiliki efek relaksasi dalam rangka pencegahan infeksi
terhadap otot polos pada saluran pernafasan. nosokomial.6,28
Tersedia dalam bentuk bolus, drip, dan tablet. Diagnosis yang didapatkan selanjutnya
Untuk kasus eksaserbasi akut dapat diberikan adalah GERD. Pada anamnesa didapatkan
dalam benruk bolus atau drip, sedangkan adanya gejala khas yaitu nyeri ulu hati seperti
tablet digunakan dalam rangka pemeliharaan terbakar dan regurgitasi asam. Gejala khas
untuk jangka panjang. Efek samping dari obat (typical) yang dapat ditemukan pada pasien
ini adalah: mual, takikardi, dan tremor.23,28 GERD adalah rasa terbakar pada ulu hati dan
regurgitasi asam, sedangkan gejala tidak khas

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|26



Andre| Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung Dextra dengan Gastroesofageal
Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

(atypikal) adalah disfagia dan nyeri dada sudah sesuai dengan telaah beberapa
(chest pain).26 literatur.
Pada dasarnya semua orang dapat
mengalami refluks cairan lambung, karena hal Daftar Pustaka
tersebut normal ditemukan pada keadaan 1. Dye C. Global epidemiology of
sehari-hari. Namun apabila itu terjadi secara tuberculosis. Swizerland: Lancet; 2006.
berulang-ulang dan telah menyebakan 2. Inghammar M, Ekbom A, Engstrom, G,
keluhan maka itulah yang dinamakn GERD. Ljungberg B, Romanus V. COPD and the
Penyakit ini dapat disebabkan oleh risk of tuberculosis. PLOS ONE. 2010;
spontanitas saat relaksasi Lower Esophageal 5(4):1-7.
Sphincter (LES) yang tidak adekuat, aliran 3. World Health Organization. Global
retrograd yang mendahului kembalinya tonus tuberculosis control. Geneva: WHO;
LES setelah menelan, meningkatnya tekanan 2010. hlm. 1-218.
abdominal, dan anatomi LES yang dapat 4. Stop TB Partnership. Tuberculosis global
terjadi hernia hiatal.26 fact. Geneva: WHO; 2010. hlm. 1-2.
Penatalaksanan pada pasien ini 5. World Health Organization. Indonesia
diberikan omeprazole tablet yang merupakan tuberculosis profile. Geneva: WHO;
obat golongan proton pump inhibitor (PPI). 2010. hlm. 1.
Obat ini bekerja sebagai penghambat 6. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
pengeluran energi yang akan digunakan untuk Tuberkulosis: pedoman diagnosis dan
mensekresi asam lambung dari kanalikuli sel penatalaksanaan di indonesia. Jakarta:
parenteral. Selain itu pasien juga diberikan PDPI; 2002. hlm. 1-29.
Sulkralfat syirup sebagai sitoprotektif yang 7. Departemen Kesehatan Republik
dapat melindungi mukosa terhadap pengaruh Indonesia. Pedoman nasional
asam dan pepsin.26,28 penanggulangan tuberkulosis. Jakarta:
Penurunan berat badan yang semakin DepKes RI; 2007. hlm 1-127.
hari semakin menurun pada pasien dapat 8. Verma SK, Kumar S, Narayan KV, Sodhi
disebabkan karena bebrapa hal, salah satunya R. Post tubercular obstructive airway
adalah nafsu makan pasien yang semakin impairment. Indian J Allergy Asthma
menurun diakibatkan oleh rasa mual dan Immunol. 2009; 23(2):95-9.
regurgitasi asam. Selain itu pasien juga pernah 9. Ramos LMM, Sulmonett N, Ferreira CS,
menderita TB yang dapat mengakibatkan Henriques JF, Spindola de Miranda S.
penurunan berat badan secara signifikan, Functional profile of patients with
namun hal ini dimungkinkan terjadi pada tuberculosis sequelae in a university
waktu beberapa tahun lalu saat pasien masih hospital. J Bras Pneumol. 2006;
menderita TB dan belum dinyatakan sembuh. 32(1):43-7.
10. Shetty AJ, Tyagi, A. Development of post
Simpulan tubercular, bronchial asthma-a pilot
Diagnosis Sindrom obstruksi post study. Journal of Clinical and Diagnostic
tuberkulosis karena Destroyed lung dextra Research. 2010; 4:2360-2.
disertai dengan Gastroesofageal refluks 11. Van ZS, Pai M, Yew WW, Leung CC,
disease pada kasus ini disesuaikan dengan Zumla A, Bateman ED. Global lung
telaah beberapa literatur. Destroyed lung health: the colliding epidemics of
dapat menyebabkan penyakit obstruksi tuberculosis, tobacco smoking, HIV and
saluran napas, dan paling banyak terjadi pada COPD. Eur Respir J. 2010; 35:27-33.
TB pulmonal. Penatalaksanan pada pasien 12. Patricio JP. Chronic airways obstruction
berupa medikamentosa untuk mengurangi in patients with tuberculosis sequelae: a
gejala, memperbaiki keadaan umum, dan comparison with EPOC. Rev chil enferm
mencegah infeksi nosokomial belum sesuai respir. 2006; 22(2):98-104.
dengan literatur, seharusnya pada pasien ini 13. Jordan TS, Spencer EM, Davies P.
dilakukan tindakan operatif berupa Tuberculosis, bronchiectasis, and
pneumectomy. Penatalaksanan Gastro- chronic airflow obstruction.
esofageal refluks disease pada pasien ini Respirology. 2010; 15:623-8.

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|27


Andre| Sindrom Obstruksi Post Tuberkulosis yang disebabkan karena Destroyed Lung Dextra dengan Gastroesofageal
Refluks Disease pada Wanita 44 Tahun

14. Chakrabarti B, Calverley PMA, Davies Assessment of long term status of


PDO. Tuberculosis and its incidence, sputum positive pulmonary tb patients
special nature, and relationship with successfully treated with short course
chronic obstructive Pulmonary Disease. chemotherapy. Indian J Tuberc. 2009;
2007; 2(3):263-72. 56:132-40.
15. Kawashiro T. Evaluation of respiratory 22. World Health Organization. Global
failure due to sequelae of tuberculosis. tuberculosis control surveillance,
PubMed. 2005; 80(6):491-7. planning, financing. Geneva: World
16. Aida N. Patogenesis Sindrom Ostruksi Health Organization; 2008.
Pasca Tuberkulosis. Jakarta: Bagian Ilmu 23. Rajasekaran S, Vallinayagi V, Jayaganesh
Kedokteran Respirasi Fakultas D. Unilateral lung destruction: a
Kedokteran Universitas Indonesia Unit computed tomographic evaluation. Ind J
Paru Rumah Sakit Persahabatan; 2006. Tub. 1999; 46:183.
hlm. 15. 24. Devi HJG. Complications of pulmonary
17. Danusantoso H. Buku Saku Ilmu tuberculosis. Bangalore: Ramaiah
Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates; Medical College; 2013.
2000. hlm. 1-254. 25. Seo YK, Lee CH, Lee HK, Lee YM, Park
18. Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis paru HK, Choi SB. Differences between
dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. patients with tb-destroyrd lung and
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen patiens with COPD admitted to the ICU.
IPD FKUI; 2007. Hlm. 1576-94. Tuberc Respir Dis. 2011; 70:323-9.
19. Pasipanodya JG, Vecino M, Munguia G, 26. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser
Garmon R, Bae S, Drewyer G. SL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrisons
Pulmonary impairment after principles of internal medicine. United
tuberculosis. CHEST June. 2007; States: McGraw-Hill eBooks; 2012.
131(6):1817-24. 27. Bai L, Hong Z, Gong C, Yan D, Liang Z.
20. Menezes AMB, Hallal PC, Padilla, RP, Surgical treatment efficacy in 172 cases
Jardim JRB, Muino A, Lopez MV. of tuberculosis-destroyed lungs. Beijing:
Tuberculosis and airflow obstruction: Beijing chest hospital; 2011.
evidence from the platino study in latin 28. Goodman, Gilmans. The
america. ERJ. 2007; 30(6):1180-5. Pharmacological Basis of Therapeutics.
21. Rekha VVB, Ramachandran R, Rao KVK, United States: McGraw-Hill eBooks;
Rahman F, Adhilakshmi AR, Kaliselvi D. 2006.

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 2|Desember 2015|28

You might also like