142, SISTEM WAKTUKONTIN
3.8 VARIABEL KEADAAN BAGI SISTEM WAKTU-KONTINU.
Bahasan kita mengemal deskrips! variabel-keadaan bagi sistem waktu-kontinu mirip dengan
yang untuk kasus waktu-diskret. Memang seperti yang sebelumnya, kita akan dapati bahwa
Perhitungan pokoknya menyangkut mencari sebuah fungsi dari matriks.
Tinjau sebuah sistem dengan masukan tunggal dan keluaran tunggal yang dilukiskan
oleh persamaan
(DP + by DIT 4 oo + BD + ILO] = aout) G8.)
Untuk: mendapatkan suatu ‘deskripsi variabel-keadaan dari sistem ini maka pertama kita
sketsakan suatu diagram blok sistem yang sama dengan diagram-diagram blok yang diguna-
kan dalam simulasi komputer analog dari sistem, Integrator-integrator merupakan blok ba.
ngunan dasar dari skema. Gambar 3.8.1 menggambarkan suatu pernyataan diagram blok
dari (3.8.1). Diagram blok dapat diperoleh dari (3.8.1) dengan mencari pemecahan bagi
turunan tertinggi dari y(¢). Turunan tersebut merupakan keluaran dari penjumlah, Untuk
mendapatkan (1), maka kita harus mengetahui nilai-nilai awal yang berkaitan dengan tiap-
tigp integrator, Karena nilai-nilai tersebut. dapat dicirikan secara:bebas dari masukan, De-
nngan perkataan Jain, integeator-integrator tersebut membentuk ingatan (memori) dari sis
tem. Jadi adalah wajar untuk memilih isi dari integrator-integrator sebagai keadaan sistem
pada sebarang saat r.
Ineoorator
GAMBAR 38.1 Representasi diagram blok dari persamaan diferensial
Komponen-komponen dari vektor keadaan x(¢) kita definisikan sebagai berikut
xl) = Wt)
x) = YD) = PO
all) = YQ) = 9%)
all)
YM) = XP)
‘Tuliskan kembali (3.8.2), maka x°(¢) dapat kita nyatakan dalam x(¢) sebagai
x0 = x20,
X30 = 30,
(8) = x40)
4) = YO) = aout) (8) =\VARIABEL KEADAAN BAGI SISTEM WAKTU-KONTINU 143
Dalam bentuk matriks, maka (3.8.3) dapat ditulis sebagai
o 4
o 0
20)
mol
xO%) =
0
i
Be ee hie ie
x(t) = Ax(e) + Bade)
Dengan membandingkan (3.8.5) dan (2.9.6), kita mengamati adanya satu perbedaan
yng prinsip. Perhatikan bahwa persamaan keadaan dari suatu sistem waktu-kontinu me-
fyatakan turunan waktu dari vektor keadaan dalam vektor keadaan dan masukan, sedang-
‘kan persamaan keadaan dari sistem waktudiskret menyatakan keadaan pada suatu saat ter
‘entu dslam keadaan pada saat sebelumnya dan masukan.
TTentu saja, ita dapat menyatakan keluaran y(0) dalam keadaan x(¢) dan masukan u(t)
sebagai
Me) = Cx() + Dutt) G86)
dimana dalam rumus di atas,
C=[10 0-0, D=0
Sepertisebelumnys, masukan-masukan dan keluaran-keluaran yang berlipat (multiple) da-
pat ditangani dengan rumus yang sama, yakni
x0) = Ax(f) + Bult)
(0 = Cx) + Da) OED
i mana untuk m keadaan, 7 masukan, dan s Keluaran, matriks-matriks A, B, C dan D ber-
dimensi seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.9.3.
Seperti halnya dengan sistem waktu-diskret, maka variabel keadaan untuk sistem wak-
tukontinu dapat dipiih dengan mudah dengan merujuk ke diagram blok, seperti Gambar
3.8.1 atau suatu skema dari sistem. Variabel-variabel keadaan dapat ditafsirkan sebagai "sel
sel ingatan” dari sistem. Untuk sistem-sistem waktu-kontinu, maka sel-sel ingatan ini dapat
ipiih berkaitan dengan komponen-komponen simpanan energi fisis di sistem. Untuk sis:
temsistem mekanis, maka perangkat penyimpan energi adalah pegas dan massa, Untuk
sistem listrik, maka perangkat penyimpan energi adalah kapasitor dan induktor. Variabel-
variabel keadaan dapat dipilin sebagai besaran fisis yang memadai yang berkaitan dengan
perangkat penyimpan energi. Sebagai contoh, pada pegas, maka pemendekan atau peman-
jangannya dapat kita plih sebagai suatu variabel keadaan, Contoh berikut menunjukkan pe-
nilihan variabel keadaan dalam sistem lisrik.
= Contoh 3:
‘Tinjau rangkaian listrik yang diperlihatkan dalam Gambar 3.8.2. Sebagai variabel-keadaan-144 SISTEM WAKTU-KONTINU
jerti yang diperlihatkan.* Jika sekarang
nya kita pilih tegangan yang melalui Kapasitor se
dan Ry sertavantara
kita tuliskan persamaan arus Kirchoff pada nodal-nodal antara Rx
Re dan Rj, maka kita peroleh persamaan-persamaan
3% = 2[° (0) = x(t) alt) = 2]
Rr
x0 = é& (oe ge es 0)
Keluaran y(¢) adalah
sf) = y(0) = (0) G89)
38.8)
ye
ELI wu!
% ky
GAMBAR 38.2 Masukan ganda rangkaian RC dari Contoh 3.8.1,
Persamaan 3,8.8 dan 3.8.9 dapat ditulis dalam bentuk vektor sebagai
1
(2, yr ia
TEARS Ra, Ry RC
x(t) + u(t)
1 aia
BG . AC g
yo =O) 11K)
x) =
Persamigan-persamean i atas membentuk ramusin ruang-keadaan dari rangkalan, dalam
Gambar 3.8.2
3.9 PEMECAHAN PERSAMAAN VARIABEL KEADAAN
WAKTU-KONTINU
Sekarang kita beralih ke pemecahan persamaan keadaan (3.8
ju pemecahan alamiah (natural) atau tanpa paksaan; yakni,
sederhanakan menjadi
5), Kita mulai dengan menin-
‘u(e) = 0. Persamaan 3.8.5 ter
x0) = Ax(0) G9.)
pads rnokaian dengan inaktansi, maka phan yang memadai bagi variabeLksadaan alah arus yang
‘melalui induktansPEMECAHAN PERSAMAAN VARIABEL-KEADAAN WAKTU-KONTINU 145
vers skalar dari persoalan vektor seringkali merupakan petunjuk yang baik dari pemecahan
sebenarnya. Dalam Kasus ini, versi skalar dari (3.9.1) adalah x)(¢) = ax(¢), yang memilikt
ae x(t) = ex(0), Andaikan kita mencoba bentuk yang sama bagi pemecahan dari
9.1); yakni,
x(t) O° GIB
ee geese xn
owas 693)
Pendefinisian e“* yang diberikan dalam (3.9.3) adalah suatu kasus khusus dari fungsi ma-
‘ks yang telah kita pecahkan sebelumnya ‘dalam Paragraf 2.10. Jika (3. 9.2) adalah suatu
femecahan dari (91), maka (3.9.2) juga harus memenuhl (3.91) “Marilah kita periksa:
a 7
4 feta Ae
‘Dengan ‘menisubstitusikan e“* dan ‘mendiferensiasikan terhadap ¢ suku demi suku maka kita
peroleh
mee bee a 8
Pro xo ali, fa |so
engin memiskan = 1 pada penjurlhan ues Ki ampal bal ita awa
{5 #arr]uo 2 a[ 5 fa fo 94)
oi! ra
Dalam ruas kiti dari (3.9.4) kita dapat faktorkan satu A dari Ai! untuk mendapatkan:
sku seperti pada ruas Kanan, Jadi (3.9.4) merupakan suatu identitas dan kita telah mem.
‘kta bata x(?)= e'x(0) merupakan pemecahan dari (3.9.1). Karena pemecahan dart
(G91) adalah unik (tunggal), maka e'x(0) merupakan tanggapan sistem tanpa pakssans
ntuk mencari vektor x(0), kita hitung (3.9.2) untuk suatu fo dengan x(¢) yang diketahui.
Kita perolet
x(tg) = eNx(0) 95)
‘arak mena x(0) dalam (3.9.5), maka kedua rugs dart (3 9.5) kta perkalikan dar sebe-
Inh Kanan dengan invers dari matrk e, yaitu (e+) .Jadi
x(0) = (e*)" *x(to)
tt
‘apa diperihatkan (hat Soal 3.30), bahwa invers dari e** adalah
(yt = eM 696)
hadi
x(0) = 7 “*x(o) B97
é Substitusikan hasil dari (3.9.7) ke dalam (3.9.2), maka pemecahan homogennya adalah
x(t) = ee x(to),
i = tnt) G98)146 SISTEM WAKTU-KONTINU
dengan mengeunakan
hen Me = eht-'e) G99)
Persamaan 3.9.9 benar Karena A dan —A komutatif (Soal 3.30).
‘Untuk mencari pemecahan lengkap dari (3.8.5), maka haruslah kita cari pemecahan
-khusus dari persamaan diferensialnya, Untuk itu kita mengandaikan pemecahan khusus ini
berbentuk
xf = alo) 9.10),
0. Karena a >a, maka
f= 2, PB
o> ae ta
Jadi kita peroleh $ ABs.
2- p> JP +B
yang mana darinya kita peroleh
1
<
hag
Kesimpulannya adalah bahwa sistem stabil untuk semua e <0 4an BS ¥ .
Carian tanggapan tangga dengan’ ménggunakan metode variabel Keadaan bagi ranekaiis
sang diperinatkan dalam Gambar 3.9.1. Hitung juga tanggapan impulsny dengan ment:
{gunakan dua metode yang berbeda.
cari tanggapan impuls dengan dua metode, maka pertama
diferensial yang mengaitkan masukan u(¢) dan keluaran
; hukum Kirchhoff arus pada simpul A, maka kita
Karena kita ingin untuk men‘
marilah kita turunkan persamaan
y(e). Sika kita tuliskan persamaan dar
perolehPEMECAHAN PERSAMAAN VARIABEL-KEADAAN WAKTU-KONTINU 181
Rat8
GAMBAR 3.9.1 Rangkaian RLC dari Contoh 3.9.3.
40 HAO + i) = 0
Masing:masing arus diberikan oleh
st) ide)
40 = TOR,
f _L@ ~ bola = ih ve) de
#0 = Eo — 003)
imanay, (0) adalah penrunan tegangan yang mealu!induktor
i) = CY)
kita diferensiasikan (3.9.23), kita peroleh
HG) + PO + HO =,0 G9.24)
‘menggunakan pernyataan untuk arus yang diperdleh di atas dan kemudian mensub-
1
#1 LO HORs] + Cy = 0
(0) ~ f (Ockia dapat
YMG) + 29M) + 2yfe) = UME) + uM) 9.25)
3.9.25 adalah persamaan diferensial yang mengaitkan masukan u(t) dengan kelu-
((). Persumaan (3.9.25) dapat kita gunakan untuk mencari tanggapan impuls dari sis-
‘menggunakan metode dari Paragraf 3.6. Tetapi, sebelum hal itu kita lakukan,
ahulu akan kita hitung tanggapan impuls dengan menggunakarr rumusan ruang-
Untuk memperoleh suatu pernyataan ruang-keadaan, kita definisikan arus yang
induktor dan tegangan yang melewati kapasitor seperti yang diperlihatkan dalam
3.9.2 sebagai variabel-variabel keadaan.
Tuliskan persamaan tegangan Kirchhoff mengellingi loop yang mengandung u(t).
h152
ua) = x(0) + (ORs
Arus (t) adalah
i) = xX) + CO
GAMBAR 3.92 Definisl dari variabel keadaan pada rangkaian dari Contoh 3.9.3.
Persamaan kedua dapat diperoleh dengan menuliskan. suatu. persamaan tegangan menge-
lilingi loop kedua.
‘Dengan menggabungkan (3.9.26) dan (3.9.27), kita peroleh
Jelaslah, keluarannya adalah
Pada umumnya, untuk syarat awal nol, maka keluaran y(¢) untuk suatu masukan u(*) ads
lah
Dari @.9.20) kita simpulkan bahwa tanggapan impuls adalah, (hat (3.9.13)]
Untuk menghitung A(®) dari(G.9.31), kita memerlukan pemyataan bagi e*! Yad pertams
kita cari dahulu nilai-nilai eigen matriks A dari
a) = det [A — AI] = 2? + 22 +2PFMECAHAN PERSAMAAN VARIABEL-KEADAAN WAKTU-KONTINU 153
‘Akarakar dari g(A)= 0 adalah Ay = —1.+/ dandy = — 1 —/, Sekarang,
: of = B+ Bad
‘engan 8 dan 8; dicari dari persamaan-persamaan
Pm Bo + B= 1 +)
ft wm By + B—1— J)
Peramsan-persamaan tersebut memberikan
Bo = e~'sin t
By= e-sin t + cost)
Jade adalah matriks
q en tt tke [ee ee]
‘ieh Karena itu tanggapan impuls sistem ini adalah
_,feost -sin 1
woot malar igh [ih «29
= e-foos t E(t) ¢
3.9.32)
Mariah kita kembali ke persamaan diferensial semula (3.9.25) yang mengaitkan ma-
‘akan dan keluaran. Pertama kita cari pemecahan homogen bagi (3.9.25). Persamaan bantu
dari (3.9.25) adalah
P 4242-0
‘yang memiliki akar-akar r, = — 1 +7 dan r, = — 1 — j. Jadi, fungsi tanggapan impuls h(¢)
sistem yang dinyatakan dengan y)(c) + 2y(e) + 2y(t) = u(t), diberikan oleh
fae) = e“{c,cos t + casin DE(0)
etapan ¢, dan ¢ dapat dihitung dengan menggunakan syarat awal h()= 0 dan
0)= 1. Jad, kita peroleh
ho) =0-0,
HMO) = 1 = eA e,8in 0 + 3008 0)
darinya i
A) =e ‘sim G.9.33)
‘anggapan impuls yang berhubungan dengan (3.9.25) yang kita peroleh dengan me-
operator diferensial (D + 1) pada hit). Jadi
Wo)= (D+ EHO]
1 lt) + e008 1&0) + e°'sin £54) + e-'Sin SD),
E e'eos #0) (8934,
sn membandingkan (3.9.34) dan (3.9.32), kita melihat bahwa keduanya identik.184
4 sistem ini dapat kita peroleh dengan berbagai metode. Mungkin
Tonggapan tangga dari
fan mengkonvolusikan masukan tanga dengan
‘metode yang paling sederhana adalah deng:
fungsi tanggapan-impuls. Jadi
Fungsitanggapan tangga dapat juga kita peroleh dari rumusan ruang-keadaa, Dalam kasus
| Sbogai bonusnya kita dapeti bahwa2x(¢), yakni arus yang melalui induktor, adalah
iio = 40) = SU — e's — eteos ce
samaan varigbel-keadaan bagi sistem waktu-kontinu
Dirbawah sini kita tuliskan kembali pers
atu masukan berbentuk u(t) = A, maka keluaran y(¢) yang ber-
J anal bentuk G)e™". Jka kita menganggap pula bahws pemecahan
Tunak untuk Keadaan x(2) adalah X(co)e", mak kita dapat Janjutkan sebaga! Dorit
Substitusikan ke dalam (3.10.1), #* untuk u(?) dan X(jw)e* untuk x(7). Maka kite
peroleh
Jika kita mengangeap su:
XUe)jwe™ = Axtjoe™ + BelPersamaan ini dapat kita tuliskan dalam bentuk
[X(0)jo = AXGovJeo = Bem
Dengan mencoretkan e* pada kedua belah ruas, kita peroleh_
(la — A)XUio) = B.
atau
Xo) = (Wo + A)
Selanjutnya ke dalam (3.10.2) kita substitusikan H(jco)e* untuk p(s), X(joo)
(), dan e" untuk u(¢), Maka
‘H(ja)el = CX(ja)el + Dei
Substitusikan (3.10.3) untuk X(o) dan coretkan suku *, Maka kita peroleh pernyataan
yang diinginkan untuk HG), yakni
Ho) = Clhjo ~ Ay 1B + D, 3.10.4)
‘Pethatikan kesamaan antara rumusan ini dan pernyataan yang bersangkiitan (2.13.7) bagi
sistem waktu-diskret. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa jw mengganti &” . Pada sistem
‘waktu-kontinu kita menjelajahi sumbujwo untuk menghitung tanggepan frekuensi. Pada sis-
tem waktu-disiret kita menjelajahi lingkaran satuan e!? untuk menghitung tanggapan fre.
Juens. Bahasan,ini akan, menjadi lebih jelas apabila kita meninjau tanggapan frekuensi
dalam kawasantransformasi,
3.11 RINGKASAN
Dalam bab ini telah kita bahas tiga model kawasanwaktu bagi sistem-sistem waktu-konti-
fu, Bahasan tersebut sangat mirip dengan yang terdapat dalam Bab 2..Dan memang, proses
berfkir kita adalah identik. Hanyalah rinci matematiknya yang berubah. Ide tanggepan fre-
‘Avena telah kta gunakan sebagai pengkait antara ketiga model tersebut. Analisis tanggapan
fickuensi menganggap sistemnya linear dan berparameter tetap. Jika sistemnya ubah.waktu
time-varying), maka tanggapan frekuensi seperti yang dibahas di sini bukan lagi merupakan
“metode yang sahih (valid) untuk mencirikan (characterizing) sistem.
Bab-bab yang sisa akan membahas Konsep-konsep yang terlibat dalam melukiskan sis-
dalam kawasan transformasi. Kita akan meninjau iagi sistem-sistem waktu-diskret ter-
ih dahulu, Pencirian sistem dengan kawasan transformasi ini sangat bermanfaat, Seperti
dengan persamaan beda atau diferensial dan model-model tanggapan-impuls, kon-
sep ini juga merupakan pencirian masukan-Keluaran dari suatu sistem, Mereka tidak
an struktur dalam suatu sistem. Tetapi, mereka memperkenalkan gagasan menge-
a iiktitik kutub dan nol dari suatu sistem. Konsep titik-titik kutub dan nol ini dapat di-
kan untuk memberikan suatu tafsiran geometris dari suatu tanggapan sistem,