Professional Documents
Culture Documents
GAGAL JANTUNG
(CASE BASED LEARNING)
Oleh:
Kelompok 7
Dewi Kusumaningrum P. 162211101068
Deny Rohliana 162211101084
Leriana Alyyu 162211101095
Elita Marta 162211101116
Radita Surya 162211101120
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan memberikan
rekomendasi untuk mencegah dan mengatasi DRP baik yang aktual maupun yang
potensial terjadipada kasus Tn. SW menggunakan metode SOAP.
BAB 2.ISI
2.1 Definisi
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh ketidak mampuan
jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh. Gagal jantung dapat terjadi akibat ketidak mampuan ventrikel untuk mengisi darah
(fase diastole) masuk ke jantung dan memompanya (fase sistole) keluar jantung dengan
kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gangguan pada
kasus gagal jantung sering dipengaruhi oleh gangguan pada perikardium, katub
jantung,dan miokardium (Dipiro, 2008).
Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan dan atrium kiri yang
dipisahkan oleh septum intratrial, serambi kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh
septum intraventrikuler. Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu bagian jantung
misalnya jantung bagian kiri ataupun jantung bagian kanan, dan juga bisa terjadi pada
kedua-duanya. Gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena adanya
gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun
dengan akibat tekanan akhir diastolik dalam ventrikel kiri dan volume akhir diastolik
dalam ventrikel kiri meningkat. Sedangkan gagal jantung kanan karena gangguan atau
hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup ventrikel kanan
menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung kiri. Bila gangguan jantung kiri dan
jantung kanan terjadi bersamaan. Dalam keadaan gagal jantung kongestif, curah jantung
menurun sedemikian rupa sehingga terjadi bendungan sistemik bersama dengan
bendungan paru.Tabel 2.1 berikut adalah klasifikasi gagal jantung .
Tabel 2.1 Klasifikasi Gagal Jantung
Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja (tekananatau
volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume atau
preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak semenit
sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kelainan yang meningkatkan
tahanan terhadap pengaliran darah keluar jantung. Kelainan atau gangguan fungsi
miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh hilangnya jaringan
kontraktil (infarkmiokard). Dalam menghadapi beban lebih, jantung menjawab
(berkompensasi) seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban
lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas
dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan. Manifestasi klinis gagal jantung adalah
manifestasi mekanisme kompensasi akibat gangguan pada jantung.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala yang dirasakan pasien bervariasi, mulai dari asimptomatis (tak bergejala)
hingga cardiogenik shock. Gejala utama yang timbul adalah sesak nafas dan kelelahan
yang dapat menyebabkan intoleransi terhadap aktivitas fisik. Gejala pulmonari termasuk
diantaranya orthopnea, parozysmal nocturnal dyspnea, tachypnea dan batuk. Tingginya
produksi cairan menyebabkan kongesti pulmonari dan udem perifer. Gejala nonspesifik
yang dapat timbul diantaranya termasuk nocturia, hemotypsis, sakit pada bagian
abdominal, anoreksia, mual, kembung, ascites, dan perubahan status mental. Manifestasi
klinis gagal jantung dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Akan tetapi, terutama pada usia 80 tahun ke atas dapat ditemukan atypical
symptomatology,yaitu simptom tidak khas, sehingga gagal jantung pada orang tua sering
over atau underdiagnosed. Pemeriksaan fisik pada orang tua dapat nonspesifik atau tidak
khas. Tanda klasik gagal jantung antara lain ronkhi paru, peningkatan tekanan vena
jugularis, refluks abdominojugularis, gallop S3 dan pittng edema ekstremitas bawah.
Tetapi ronkhi paru pada orang tua dapat menjadi tanda penyakit paru kronis, pneumonia
atau atelektasis. Edema perifer dapat disebabkan oleh insufisiensi vena, penyakit ginjal
atau obat seperti penghambat kanal kalsium. Pasien usia tua dapat memiliki pemeriksaan
fisik normal. Pernafasan Cheyne Stokes dapat menjadi satu-satunya tanda dugaan
adanya gagal jantung. Tabel 2.3 berikut mencantumkan maniestasi gagal jantung pada
orang tua.
2.5 Terapi
2.5.1 Tata Laksana Non-Farmakologi
Manajemen Perawatan Mandiri
Manajemen perawatan mandiri mempunyai peran dalam keberhasilan pengobatan
gagal jantung dan dapat memberi dampak bermakna pada perbaikan gejala gagal jantung,
kapasitas fungsional, kualitas hidup, morbiditas dan prognosis. Manajemen perawatan
mandiri dapat didefnisikan sebagai tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menjaga
stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan mendeteksi
gejala awal perburukan gagal jantung.
2.6 SOAP
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. SW
Ruang : VII A
Umur : 59tahun
Tanggal MRS : 2Desember
Tanggal KRS :-
Diagnosa : Decomp Cordis, Udema, Hipertensi, Diabetes Mellitus
RR 14-20 29 27 24
36, 36,
Suhu Tubuh (0 C) 36,5-37,5 oC 37
3 5
Udema - ++ +- +-
Sesak nafas - ++ +- +-
3.1 Kesimpulan
Terapi yang dilakukan sudah sesuai adapun diberikan suplemen tambahan yaitu
Calcium Lactate i.v 500mg sekali sehari dan tidak melebihi 0,5 sampai 2 mL/menit.
Pemberian vitamin D tambahan juga bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan
penyerapan kalsium di saluran cerna. Pemberian sefriakson dan allupurinol dihentikan.
3.2 Saran
Ketika ditemukan adanya adverse drug reaction (ADR) sebaiknya dikonsultasikan
kembali dengan dokter yang merawat.
DAFTAR PUSTAKA