You are on page 1of 14

MAKALAH

PENGENDALIAN VEKTOR DAN RODENT

MAHMUD MUH ABIMANYU


NIM 1509.13251.194
DESEN PENGAJAR : RAHMA IKA PRATIWI, S.KL

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2017

1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang , karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul PENGENDALIAN VEKTOR DAN RODENT ini
dengan semaksimal mungkin.

Penulis sadar bahwa tugas ini masih jauh sempurna, baik dari segi isi,
bahasa maupun penyajiannya. Tapi penulis tetap berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikan makalah ini dan juga untuk menambah nilai penulis dalam
mata kuliah ini. Oleh karena itu segala saran, kritik, dan ide-ide yang membangun
sangat penulis harapkan agar pembuatan tugas ini dapat lebih baik di masa yang
akan datang. Amiin

2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Vektor.........................................................................................
2.2 Pengendalian Vektor.....................................................................................
2.3 Pengertian Pengelolaan Lingkungan............................................................
2.4 Pengertian Manajemen Lingkungan.............................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kegunaan Pengelolaan Lingkungan.............................................................
3.2 Implementasi Kegiatan Manajemen Lingkungan Dalam Pengedalian
Vektor Penyakit di Suatu Wilayah.............................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................
4.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengendalian nyamuk dalam upaya mengurangi sumber


penularan telah lama dilakukan, sejak pembuatan Panama
Canal pada tahun 1904 1907, Proyek Pontine Marsh di Italia
tahun 1930, Program pengelolaan air Tennessee Valley
Authority (TVA) di Amerika serikat pada tahun 1935 1945
dan pembersihan Aedes aegypty pada tempat penampungan
air keperluan rumah tangga di Brazil pada tahun 1930.

Sebagai akibat mulai beredarnya DDT di Italia pada tahun


1939 1944 yang digunakan untuk memberantas Pediculus
sp, kemudian kira-kira tahun 1950 terjadi kekebalan Musca
domestika terhadap DDT dan disusul terjadinya kekebalan
pada serangga-serangga lain, maka upaya pengendalian
serangga kesehatan mulai dikembangkan lagi dengan cara
pengelolaan lingkungan. Pada tahun 1979 ,WHO Expert
Committee On Vector Biology Control membuat definisi
tentang pengelolaan lingkungan (Environment Management)
untuk mengendalikan nyamuk yang meliputi suatu
perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pengubahan dan atau menipulasi faktor-faktor lingkungan
atau membatasi perkembangan vektor dan mengurangi
kontak antara manusia dan vector.

Pengelolaan lingkungan sebagai salah satu upaya


pengendalian serangga kesehatan non-kimiawi yang
mencakup segala usaha dalam membuat keadaan lingkungan
menjadi tidak cocok untuk perkembangan dari vektor.

1
1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana metode pengelolaan lingkungan dalam


upaya pengendalian vektor
1.2.2. Bagaimana konsep manajemen lingkungan untuk
pengendalian vector

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan dalam
upaya pngendalian serangga
1.3.2. Untuk mengetahui konsep manajemen lingkungan
untuk pengendalian vector

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Vektor

Vektor adalah parasit arthropoda dan siput air yang berfungsi sebagai
penularpenyakit baik pada manusia maupun hewan. Ada beberapa jenis
vektor dilihat daricara kerjanya sebagai penular penyakit. Keberadaan vektor
ini sangat penting karenaalau tidak ada vektor maka penyakit tersebut juga
tidak akan menyebar.

2.2. Pengendalian Vektor

Dalam PERMENKES RI No 374/MENKES/PER/III/2010, pengendalian


vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk:
1. Menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya
ctidak lagi beresiko untuk terjadinya penularanan penyakit di suatu
wilayah.
2. Menghindari kontak dengan vektor sehingga penularan penyakit tular
vektor dapat dicegah. Vektor merupakan makhluk hidup yang perlu untuk
dikendalikan. Terdapat 3 metode pengendalian vektor yaitu
Pengendalian secara fisik dan mekanik
Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-
upaya untuk mencegah,mengurangi, menghilangkan
habitperkembangbiakan dan populasi vektorecara fisik dan
mekanik. Contohnya: modifikasi dan manipulasi lingkungan
tempat perindukan (3M, pembersiha lumut, penenman bakau,
pengeringan,pengalihan/ drainase, dll),pemasangan kelambu,

3
memakai baju lengan panjang, penggunaan hewan sebagai umpan
nyamuk (cattle barrier) pemasangan kawat.

Pengendalian secara biologi


Pengendalian secara biologi yaitu pemanfaatan predator
yang menjadi musuh vektor dan bioteknologi sebagai alat untuk
mengendalikan vektor. Misalnya, predator pemakan jentik (ikan,
mina padi,dan lain sebagainya), pemanfaatan bakteri, virus, fungi,
manipulasi gen (penggunaan vektor jantan mandul dan lain
sebagainya)
Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor
dengan menggunakan pestisida kimia. Misalnya, penggunaan
kelambu berinsektisida, larvasida dan lain sebagainya

2.3. Pengertian pengelolaan lingkungan


Pengelolaan lingkungan merupakan kegiatan pengendalian
serangga kesehatan paling aman, karena tidak merusak keseimbangan
alam dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan lingkungan dapat
bermanfaat untuk jangka waktu yang lama, sekali pekerjaan dilakukan,
dengan pemeliharaan yang berkala akan tetap efektif untuk beberapa
tahun. Sehingga kalau diperhitungkan biayanya menjadi relatif murah
walaupun pengeluaran biaya permulaan cukup tinggi. Upaya-upaya
pengelolaan lingkungan terdiri dari :
Modifikasi Lingkungan
Bertujuan mencegah,menghilangkan atau mengurangi tempat
perindukan serangga kesehatan meliputi :
a. Penimbunan tempat berkembangbiakkan
b. Pengeringan tempat berkembangbiakkan
Manipulasi Lingkungan
Merupakan kegiatan yang bertujuan menghasilkan keadaan
sementara yang tidak menguntungkan bagi beberapa serangga
kesehatan untuk berkembang biak di tempat perindukannya.
Kegiatannya meliputi Pasture rotation (perputaran padang
rumput), drained pasture (padang rumput dikeringkan), forested

4
pasture, penebangan hutan, pembersihan dan pengangkatan lumut
dari lagoon, pengubahan kadar garam air menjadi tawar dan
pemutusan pengairan secara berkala dibidang pertanian.

2.4. Pengertian Manajemen Lingkungan


Manajemen lingkungan dalam pengendalian vektor adalah upaya
pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mempercepat perubahan
ekosistem guna menurunkan kemampuan vektor penyakit (nyamuk)
berkembangbiak di lingkungan. Vektor penyakit adalah organisme yang
memegang peran kunci dalam penyebaran penyakit tertentu, seperti
malaria, yellow fever, schistosomiasis, filariasis, dan pes. Vektor yang
paling banyak adalah insekta penghisap darah, dan nyamuk telah dikenal
luas sebagai penyebar penyakit malaria. Sebaran vector tersebut sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekologis lingkungan, dan lingkungan air
merupakan komponen kritis (penting) berlangsungnya siklus hidup vector
(nyamuk) tersebut. Oleh karena itu, manajemen lingkungan dalam
pengendalian vektor diarahkan untuk merubah kondisi lingkungan air
supaya tidak menjadi tempat perindukan (breeding places) nyamuk vektor
malaria.
Secara konseptual, bentuk upaya manajemen lingkungan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu modifikasi lingkungan dan manipulasi
lingkungan.4 Perbedaan diantara kedua upaya ini adalah bahwa
modifikasi lingkungan dimaksudkan upaya merubah kondisi lingkungan
yang bersifat permanen, seperti perubahan tata guna lahan, pembuatan
saluran air, penimbunan kubangan air dengan tanah. Upaya modifikasi ini
membutuhkan nilai investasi yang besar karena butuh membangun
infrastruktur. Sedang manipulasi lingkungan merupakan upaya merubah
kondisi lingkungan yang bersifat sementara (efek jangka pendek), seperti
pembersihan tumbuhan air dari saluran irigasi atau sungai yang aliran
airnya pelan. Pada ekosistem pertanian, manipulasi lingkungan dapat
dilakukan secara tradisional, seperti pengeringan sawah secara berkala,
penebaran ikan pemakan jentik nyamuk, pengaturan tinggi muka air
dalam dam/bendung. Satu aspek penting yang perlu diperhatian dan

5
menjadi kunci kegiatan manipulasi bahwa manipulasi adalah aktivitas
yang dilakukan berulang-ulang (recurrent activity). Dari uraian tersebut,
dapat diambil simpul pengertian bahwa modifikasi lingkungan
dimaksudkan dengan membangun infrastruksur (infrastructured
development) yang bersifat permanen, sedang manipulasi lingkungan
membutuhkan partisipasi individu, kelompok, masyarakat untuk
melakukan perubahan terhadap lingkungan secara berulang-ulang
(recurrent activity).

BAB III

6
PEMBAHASAN

3.1. Kegunaan Pengelolaan Lingkungan


Berbagai upaya kegiatan pengelolaan lingkungan untuk mengurangi,
menekan dan mengendalikan populasi serangga kesehatan telah banyak
dilakukan diberbagai negara termasuk Indonesia. Kegiatannya dengan
modifikasi lingkugan, manipulasi faktor-faktor lingkungan atau interaksinya
dengan manusia untuk mencegah perkembangan vektor dan mengurangi
kontak anatara manusia dengan vektor.

Pengelolaan lingkungan ini akan memeberikan arti keguanaan yang lebih


baik, bila dilakukan dengan terencana, terpadu, pemilihan desain yang tepat
dan pemeliharaan yang baik sehingga bisa bermanfaat dalam jangka waktu
lama, efektif untuk beberapa tahun. Selain untuk mengendalikan vektor, juga
menguntungkan sektor lain. Penggunaan air dan tanah yang lebih baik di
pedesaan akan membantu perbaikan pada pertanian, pengawetan tanah dan
tempat pemukiman, fasilitas rekreasi serta meningkatnya sanitasi di
perkotaan,. Semua ini akan membantu perkembangan social masyarakat
dalam mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Dalam pelaksanaannya,banyak ditemui kendala baik yang bersifat tehnis


maupun operasional; misalnya biaya permulaan yang tinggi atau waktu
menyelesaikan pekerjaan yang lama.

Pengelolaan lingkungan sifatnya sangat kompleks karena menyangkut


antar sektor dan tingkah laku manusianya. Di Indonesia pengelolaan
lingkungan yang meliputi moodifikasi dan manipulasi lingkungan,
sebenarnya disa dilaksanakan karena adanya budaya yang mendukung, tapi
sekarang ini telah dilupakan, misalnya budaya gotong royong.

Pengelolaan lingkungan dalam pengendalian serangga kesehatan di


Indonesia, mempunyai prospek yang baik untuk dilaksanakan, mengingat

7
wilayah Indonesia terdiri dari beberapa topografi dan masyarakat yang
berbudaya dan agamis, hanya tinggal bagaimana cara memberikan pengertian
dan menggerakannya.

3.2. Implementasi Kegiatan Manajemen Lingkungan Dalam Pengedalian


Vektor Penyakit di Suatu Wilayah

3.2.1. Identifikasi Potensi Lingkungan


Sebagai data dasar kegiatan manajemen lingkungan adalah
mengenali semua potensi dan kondisi lingkungan yang mempunyai
peran terhadap perkembangbiakan nyamuk vektor malaria. Beberapa
hasil penelitian terdapat banyak faktor lingkungan yang mempunyai
peran dalam transmisi penyakit malaria. Selain faktor lingkungan,
kondisi sosial ekonomi maupun aktivitas sosial perlu pula diidentifikasi,
terutama potensi partisipasi masyarakat untuk bisa dilibatkan dalam
kegiatan manajemen lingkungan. Hasil identifikasi ini berupa
inventarisasi faktor risiko apa saja yang ada di lingkungan yang
berperan dalam penyebaran penyakit malaria serta potensi peran
masyarakat yang bisa diberdayakan dalam kegiatan manajemen
lingkungan.

3.2.2 .Membuat Rencana Kegiatan Manajemen Lingkungan


Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan potensial yang berperan
dalam perkembangan nyamuk vektor malaria, maka rencana kegiatan
yang dibuat harus dilandasi mainstream yang fokus pada kerangka
peran manajemen lingkungan dalam menurunkan transmisi malaria.
Untuk itu, pemilihan bentuk kegiatan bisa dilakukan dengan pendekatan
matrik berikut:

Tabel 1. Rencana Kegiatan Manajemen Lingkungan Berdasarkan Potensi Faktor


Lingkungan Teridentifikasi

8
No. Faktor Lingkungan Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
teridentifikasi
1 Sungai mengalir pelan o
2 sawah o
3 Tumbuhan air liar o
4 Bekas kolam ikan o
5 Kolong galian o
6 Budidaya kangkung o
7 Lubang kecil sekitar o
sungai
8 Ventilasi tidak berkasa o
9 Banyak semak sekitar o
rumah
10 Drainasi tidak lancar o
Keterangan : Bentuk kegiatan :
1. Penimbunan tanah 5. Pembersihan tumbuhan air
2. Distribusi ikan pemakan jentik 6. Pembuatan kanal permanen
3. Pemasangan kawat kasa 7. Penggelontoran air
4. Pemangkasan semak

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

9
Dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan lingkungan merupakan kegiatan
pengendalian serangga kesehatan paling aman, karena tidak merusak
keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan. Sedangkan Manajemen
lingkungan dalam pengendalian vektor adalah upaya pengelolaan lingkungan
yang bertujuan untuk mempercepat perubahan ekosistem guna menurunkan
kemampuan vektor penyakit (nyamuk) berkembangbiak di lingkungan.

4.2. Saran
Dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik, bila dilakukan
dengan terencana, terpadu, pemilihan desain yang tepat dan pemeliharaan
yang baik sehingga bisa bermanfaat dalam jangka waktu lama, efektif untuk
beberapa tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Boesri Hasan, 2010 : Prospek Pengelolaan Lingkungan


Dalam Upaya Pengendalian Serangga
Kesehatan, Aspirator, volume 2, Salatiga

10
Sunarsih Elvi, 2011 : Penerapan Konsep Manajemen Lingkungan
Untuk Pengendalian Vektor Malaria (Suatu Konsep
Pemikiran), Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat, Volume
2, Palembang

11

You might also like