Professional Documents
Culture Documents
GANGGUAN PANIK
Disusun oleh :
Pembimbing
dr. Hj. Irma Armenia Arief Sp.KJ
1
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 40 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Banjar Paser
Alamat : Jl. Kampung Baru Tengah No.7 Rt.23 Balikpapan
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sering panik
2
keluarga atau orang yang menanyakan tentang penyakitnya pasien menjadi merasa
takut dan panik disertai gemetaran, gelisah, jantung berdebar-debar, sesak napas,
keringat dingin bahkan sampai pingsan.Rasa panik juga dapat muncul walaupun
pasien tidak mengalami sakit, khususnya apabila ada pencetusnya. Gejala ini tidak
terjadi secara terus menerus. Gejala muncul khususnya dipicu oleh hal hal yang
berhubungan dengan penyakit pasien. Gejala biasanya muncul selama kurang
lebih 1 jam dan rata-rata frekuensi serangan 2 kali sehari. Keluhan juga disertai
dengan sulit tidur.
Serangan serangan ini dipicu oleh hal hal yang berhubungan dengan
penyakit pasien. Pasien cenderung untuk menyendiri didalam kamar karena pasien
takut jika ada orang yang bertanya tentang penyakitnya pada saat dia berkumpul
dan juga menghindari suara keras. Pasien juga menjadi lebih murung dan
mengalami penurunan aktifitas akibat gejala yang dialaminya, namun untuk
aktifitas sehari-hari seperti makan, mandi dan kegiatan dirumah masih dilakukan
sendiri. Perasaan tidak ada perasaan ingin bunuh diri akibat putus asa akan
penyakitnya ini.
Riwayat Kebiasaan
3
Kebiasaan merokok (-) minuman beralkohol (-) konsumsi obat-obatan
terlarang (-) minum obat-obatan perangsang (-).
Faktor Organobiologik
Riwayat kejang dan trauma disangkal.
2. Saat sekarang
Susunan Jenis Kelamin Usia Status Sifat
Tn. AS Laki-laki 38 tahun Suami Tegas
An. S Laki-laki 17 tahun Anak Penyabar
Kandung
4
2. Masa Kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tinggal dengan ayah kandung dan ibu kandung serta adik kandung.
Hubungan dengan keluarga baik. Hubungan pasien dengan teman-teman
pasien dilingkungan sekitar dan disekolah tidak terganggu. Hubungan
dengan guru sekolah juga baik.
4. Masa dewasa
Pasien menikah dua kali dengan suami pertama sejak usia 16 tahun. Pasien
memiliki 3 orang anak. Suami pertama pasien bersifat keras dan kasar.
Hubungan dengan suami kurang baik dan sering bertengkar sehingga pada
usia 34 tahun pasien bercerai. Pasien menikah lagi di usia 36 tahun. Suami
pasien sekarang bersifat tegas. Hubungan pasien dengan suami sekarang
baik. Namun suara suami pasien cenderung keras sehingga membuat
pasien sering mengalami keluhan ini.
STATUS PRAESENS
Status Internus
Keadaan Umum
Kesan sakit : Sakit ringan
Kesadaran : CM, GCS E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130 / 90 mmHG
Frekuensi nadi : 72 x/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi napas : 20 x/menit, reguler
Suhu aksiler : 36,6C
Kepala / leher
5
Anemis (-) ikterik (-) sianosis (-) Pembengkakan KGB (-/-)
Toraks
Pergerakan dinding dada simetris. Rhonki (-/-) wheezing (-/-) vesikuler
(-/-) S1 S2 tunggal reguler (+) Mur-mur (-) Gallop (-)
Abdomen
Flat (+) distended (-) soefl (+) Bising usus (+) kesan normal. Nyeri tekan (-)
Hepatosplenomegali (-) timpani (+) asites (-)
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-), edema (-) pada kedua tungkai, CRT <2 detik
Status Neurologikus
Panca indera : Sekilas nampak normal
Tanda meningeal : Tidak dilakukan pemeriksaan (tidak ada indikasi)
Refleks fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks Patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Psikiatrik
Kesan umum : Pasien tampak berpenampilan rapi, perilaku dan
psikomotornya tampak normal, wajah dan dandanan sesuai
usia, kooperatif.
Kontak : Verbal (+) baik, kontak visual (+) baik
Bicara : Kualitas bicara: pasien berbicara dengan volume suara yang
sedang. Kuantitas bicara: cukup. Laju bicara: normal.
Kesadaran : Komposmentis, atensi baik, orientasi tempat, orang dan
waktu dan baik.
Emosi : Mood Stabil, normoafek. Mood dan afek sesuai.
Pikir :
Bentuk pikiran : Realistik
Arus Pikir : Koheren
6
Isi Pikir : Waham (-), obsesi kompulsi (-),
Persepsi : Halusinasi auditori (-), halusinasi visual (-) ilusi (-)
depersonalisasi (-) derealisasi (-)
Konsentrasi : Baik
Ingatan : Masa lalu, masa kini dan segera berfungsi baik.
Intelegensi : Kesan cukup, sesuai dengan pendidikan pasien.
Kemauan : Pasien masih melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya,tanpa diarahkan atau dipaksa.
Psikomotor : Normal
Tilikan :6
DIAGNOSIS
Formulasi Diagnosis
Seorang perempuan berumur 40 tahun, agama Islam, bekerja sebagai ibu
rumah tangga, datang pada hari Senin, 16 Januari 2017 di di Poliklinik Jiwa
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Pasien Ny. A datang ke poli jiwa bersama anaknya. Pasien mengaku sering
merasa takut dan cemas bila mendengar suara keras dan berbicara tentang
penyakitnya. Setiap ada suara keras (benda jatuh, orang berbicara nyaring) dan
bila ada keluarga atau orang yang menanyakan tentang penyakitnya pasien
menjadi merasa takut dan panik disertai gemetaran, gelisah, jantung berdebar-
debar, sesak napas, keringat dingin bahkan sampai pingsan.Gejala dipicu oleh
hal-hal apapun yang berhubungan dengan penyakitnya. Sehingga pasien
cenderung menghindari obrolan yang berhubungan dengan penyakitnya.
Begitu juga aktitfitas paien menjadi terbatas. Pasien mengaku mengalami
gejala ini sejak 3 bulan terakhir.
Riwayat Diabetes melitus (-) Hipertensi (+) Penyakit jantung (+) Stroke (-)
Trauma kepala dalam 3 bulan terakhir (-)
Pada pemeriksaan psikiatri, didapatkan pasien tampak berpenampilan rapi,
kooperatif, kontak verbal dan visual baik, mood eutimik, afek normal,
orientasi baik, atensi baik, memori baik, proses berpikir koheren, isi pikiran
7
waham (-), tidak ada halusinasi dan ilusi, intelegensia cukup, kemauan baik,
psikomotor normal.
Pada pemeriksaan fisik sekilas tidak ditemukan adanya kelainan pada pasien.
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Psikoterapi
1. Psikoterapi suportif individu
2. Psikoterapi keluarga
Farmakoterapi:
1. Clobazam 10 mg 1-1-0
2. Diazepam 5 mg 0-0-1/2
3. Fatral 50 mg 1-0-0
PROGNOSIS
Dubia ad bonam.
PEMBAHASAN
8
b. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat
diduga sebelumnya(unpredictable situations.)
c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga anxietas antisipatorik, yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
9
puncaknya dalam beberapa menit diikuti dengan gejala. Selain itu untuk
mendiagnosis serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari 13
gejala berikut ini:
10
Kriteria diagnostik gangguan panik (anxietas
paroksismal episodik) menurut DSM V untuk mendiagnosis
serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari
13 gejala berikut ini:
a. Palpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah
cepat
b. Berkeringat
c. Gemetaran
d. Sensasi seperti sesak nafas -
e. Perasaan tersedak atau leher serasa dicekik
f. Nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada
g. Mual atau distress abdominal -
h. Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga pingsan
i. Rasa panas dikulit, menggigil
j. Parestesi (mati rasa atau sensasi kesemutan)
k. Derealisasi, depersonalisasi (merasa seperti terlepas -
dari diri sendiri) -
l. Merasa kehilangan kontrol, seperti mau gila
m. Takut mati
Setidaknya satu serangan telah diikuti dari salah satu -
lebih): -
11
ditakuti, seperti dalam gangguan kecemasan sosial:
dalam menanggapi objek fobia, seperti pada fobia
spesifik: dalam menanggapi obsesi, seperti pada
gangguan obsesif-kompulsif: dalam menanggapi
pengingat peristiwa traumatis, seperti dalam gangguan
stres pasca trauma: atau dalam menanggapi pemisahan
dari tokoh keterikatan, seperti dalam gangguan
kecemasan pemisahan).
12
episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan panic atau gangguan
obsesif kompulsif.
Teori Fakta
obat anti-panik dibagi dalam empat Clobazam 10 mg 1-1-0
golongan. Yaitu golongan trisiklik Diazepam 5 mg 0-0-1/2
Fatral 50 mg 1-0-0
(contohnya imipramine, clomipramine),
golongan benzodiazepine (contohnya
alprazolam), golongan reversible
inhibitors of monoamine oxydase-A
(RIMA) (contohnya: moclobemide),
dan golongan selective serotonin
reuptake inhibitors (SSRI) (contohnya:
sertaline, fluoxetine, paroxetine,
13
fluvoxamine, citalopram).
14