Professional Documents
Culture Documents
Home
Images
Videos
Links
Quotes
Shortcodes
Drops
Contact
Images
B. Kontrasepsi Mantap
-Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat
atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontap adalah
salah satu cara kontrasepsi untuk mengakhiri kelahiran. Kontrasepsi mantap ( Kontap ) dikenal
ada dua macam, yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita.
MOW (metoda operasi wanita)
MOW adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang
menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat
bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan. Keuntungan MOW :
- Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi dan hasrat seksual
- Dapat dilakukan pada perempuan umur diatas 26 th
- Tidak mempengaruhi ASI ( air susu ibu )
- Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
- Dapat digunakan seumur hidup
- Tidak menggangu kehidupan suami isteri
- Tidak mempengaruhi kehidupan suami isteri
- Dapat dilakukan dengan menggunakan bius lokal
Wawancara:
Tidaknya jadwal khusus penyuluhan
mengenai KB, dan MKJP khususnya.
Observasi:
Sosialisasi KB Tidak tersedianya media informasi
MKJP masih mengenai KB-MKJP.
kurang.
Belum optimalnya Observasi:
KIA/KB ANC dengan Tidak dilakukan 2 pemeriksaan yang
Keluarga Berencana standar 7 T termasuk ke dalam 7T ANC, yaitu: test
3 Ante Natal Care PMS dan temuwicara
Observasi :
- Peresepan tidak selalu dilakukan
oleh dokter
- Adanya perubahan resep oleh
petugas apotek
Pengobatan - Pemberian antibiotik hanya untuk 3
PENGOBATAN rasional kurang hari
5 Pengobatan dasar berjalan
Observasi :
Jumlah kunjungan konseling gizi dalam 1
minggu adalah 0
Wawancara dengan PJ Gizi :
-Rendahnya angka kunjungan ulang
-Kurangnya rujukan pasien dari unit
pelayanan oleh dokter yang bersangkutan.
- Angka
kunjungan yang Data sekunder:
sangat rendah
- Alur rujukan Jumlah kunjungan pasien pada bulan
dari bagian Poli Maret: 6 orang, sedangkan jumlah
PENINGKATAN tidak berjalan kunjungan pada bulan April berjumlah 9
GIZI dengan baik orang
6 Konseling gizi
Aspek Kemampuan
No Masalah Urgensi Solusi Mengubah Biaya Rank
Sosialisasi
KB MKJP
masih
1. kurang 2 3 3 3 54 I
Belum
optimalnya
pemeriksaan
2. ANC (7T) 3 3 1 3 27 II
Pengobatan
rasional di
poliklinik
kurang
3. berjalan 3 3 1 3 27 II
Alur rujukan
ke poli gizi
dari bagian
Poli tidak
berjalan
4. dengan baik 3 3 1 3 27 II
Penyuluhan
luar gedung
tidak tercapai
5. target 2 3 2 1 12 III
Angka
penemuan
BTA (+)
6. masih rendah 3 2 2 1 12 III
Cakupan
imunisasi HB-
0 (hepatitis)
7. masih rendah 3 3 1 1 9 III
8. Angka 3 1 1 3 9 III
kunjungan ke
poli gizi yang
sangat rendah
Alur rujukan
ke klinik
sanitasi dari
bagian Poli
tidak berjalan
9. dengan baik 2 3 1 3 18 IV
- Kader
posyandu
yang aktif
10. masih rendah 2 1 1 1 2 V
-Berdasarkan tabel di atas, didapatkan masalah yang menduduki rangking pertama dengan
total bobot 54, yaitu jumlah akseptor KB MKJP tidak mencapai target. Setelah didapatkan
proritas masalah dan dilakukan observasi serta diskusi dengan penanggung jawab program KB
dan Kepala Puskesmas Harapan Raya, teridentifikasi beberapa penyebab dari jumlah akseptor
KB MKJP yang tidak mencapai target. Solusi yang diberikan diharapkan dapat mengoptimalkan
cakupan target akseptor MKJP. Alternatif pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Alternatif pemecahan masalah
Alternatif Pelaksan
N Pemecahan Sasara aan Wakt Kriteria
o Masalah Masalah Tujuan n Tempat Kegiatan u keberhasilan
Tidak Meningkatnya
adanya pengetahuan PUS
pelaksana mengenai KB
an MKJP
penyuluha Adanya
n media Puskes
mengenai Melakukan informasi PJ mas
KB- penyuluhan mengenai program Harapan Juni
3. MKJP KB-MKJP KB MKJP KB Raya Bidan 2013
Tidak
adanya
media
informasi
yang Membuat Tersediany
berhubun Poster dan a media Puskes
gan folder informasi PJ mas
dengan mengenai mengenai program Harapan Juni
4. KB MKJP KB-MKJP KB MKJP KB Raya Bidan 2013
3.2 Do (Pelaksanaan)
Implementasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi
jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah :
Menyebarkan kuesioner awal untuk menilai tingkat pengetahuan para pengunjung KIA-KB
terhadap KB MKJP dari tanggal 5 Juni-5 Juli 2013. Hasil kuesiner awal menunjukkan tingkat
pengetahuan pengunjung tentang KB-MKJP kurang yaitu 70%
Hasil Kuesioner Awal
Total 100
Menyebarkan folder mengenai KB-MKJP kepada pengunjung poli KIA-KB, pengunjung
puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 12 Juni-5 Juli 2013
Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB MKJP pada para pengunjung poli
KIA-KB dari tanggal 2 Juni-5 Juli 2013
Menyediakan poster tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 18 Juni 2013
Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP di Ruang tunggu
puskesmas Harapan Raya pada tanggal 20 Juni 2013
Rekomendasi kepada Kepala Puskesmas untuk menambah petugas dan dana untuk pelaksanaan
sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya
Rekomendasi kepada pemegang program KB-MKJP untuk melanjutkan kegiatan sosialisasi ini
3.3 Check (Pemeriksaan)
Evaluasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi jangka
panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah :
Tahap evaluasi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 7-13 Juli dengan memberikan kuesioner
akhir pada PUS pengunjung ke Puskesmas Harapan Raya, terutama pengunjung poli KB, dan
PUS yang akan melakukan MOW di rumah sakit PMC.Setelah dilaksanakannya penyuluhan,
konseling dan penyediaan media informasi. Kemudian dilakukan pembagian kuesioner akhir
kepada PUS pengunjung di Puskesmas Harapan Raya. Hasil kuesioner akhir menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan KB-MKJP meningkat, dimana pengunjung memiliki pengetahuan
kurang menjadi 15%
Tabel 3.6 Hasil Kuesioner Akhir setelah intervensi
No Penilaian Range Persentase (%)
Total 100
Diterimanya usulan penambahan tenaga dan alokasi dana khusus untuk kegiatan sosialisasi KB-
MKJP oleh Kepala Puskesmas Harapan Raya.
3.4 Action (Perbaikan)
Kegiatan sosialisasi tentang KB-MKJP ini dapat dijadikan standarisasi untuk pelaksanaan
sosialisasi di Puskesmas Harapan Raya.
Sosialisasi dapat dilakukan melalui tiga metode berikut ini:
1.Komunikasi tatap muka seperti pertemuan warga (musyawarah dusun, musyawarah desa),
kunjungan rumah, kunjungan ke tempat-tempat berkumpulnya warga, lokakarya dalam rangka
CAP, rapat evaluasi.
2.Komunikasi Massa seperti penyebarluasan leaflet, pamflet, poster, komik, newsletter, dan
pemutaran film.
3.Pelatihan Pelaku seperti pelatihan untuk Panitia Perencana, Juru Ukur, Pengawas Konstruksi
Dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di Puskesmas maupun di luar
Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan berkoordinasi dengan kepala Puskesmas
dan pihak-pihak terkait untuk mendukung kegiatan sosialisasi ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
-
-Program keluarga berencana (KB) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan
tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
Indonesia.Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), terjadinya penurunan laju pertumbuhan
penduduk Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan laju pertumbuhan Provinsi Riau
yang dilaporkan semakin meningkat. Meskipun laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh hal
lain seperti angka kematian dan migrasi (perpindahan) penduduk, angka kelahiran juga
merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Oleh sebab, menurut BKKBN sangat
diperlukannya revitalisasi program KB yang selama ini di canangkan pemerintah.
-Metoda kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua kelompok, yaitu
metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metoda kontrasepsi non-MKJP. Dilihat angka
kegagalanya, metoda MKJP dilaporkan terjadi pada 0-2:1000 pengguna sedangkan metoda non-
MKJP dilaporkan terjadi pada >10:1000 pengguna. Dari hal tersebut terlihat bahwa metoda
MKJP lebih efektif untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan pada penggunanya. Dari semua
PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya, akseptor KB aktif MKJP sebanyak
2.131 orang dan non MKJP sebanyak 12.464 orang. Target MKJP hanya tercapai 30,29% dan
target non-MKJP 71,02%. dapat dilihat bahwa masih tingginya minat PUS di wilayah kerja
Puskesmas Harapan Raya untuk menggunakan metoda non-MKJP dibandingkan dengan
menggunakan metoda MKJP, meskipun sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa metoda
MKJP jauh lebih efektif mencegah kehamilan disbanding dengan metoda non-MKJP.
-Setelah dilakukan observasi, wawancara, dan melihat data sekunder yang ada, diketahui
bahwa target cakupan KB-MKJP di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya belum tercapai,
yakni 30 % dari 80 % target yang ditetapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah sosialisasi tentang KB MKJP ini kepada masyarakat belum dilaksanakan dengan
optimal ataupun metoda yang digunakan sebelumnya belum tepat untuk masyarakat di wilayah
kerja Pusekesmas Haapan Raya. Pernyataan tersebut didukung oleh angket prepenelitian yang
disebar kepada pengunjung Puskesmas Harapan Raya, dimana 95 % pasien memiliki
pengetahuan yang kurang tentang KB-MKJP, dan juga dari angket yang disebarkan ini dapat
diketahui bahwa banyak anggapan yang salah mengenai KB-MKJP, serta tidak dijumpai adanya
media informasi seperti poster, folder, ataupun pelaksanaan penyuluhan mengenai KB-MKJP ini
di Puskesmas Harapan Raya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Hasan
Mustafa bahwa sosialisasi yang benar dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman dan
kekeliruan dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
diperlukan metode penyediaaan media informasi seperti poster, folder. Melihat keadaan tersebut
maka dirasakan perlu dilakukan kegiatan peningkatan mutu sosialisasi mengenai KB-MKJP, baik
di Puskesmas sendiri maupun di luar Puskesmas.
-Melalui proyek peninkatan mutu ini, diketahui masalah-masalah yang diperkirakan
merupakan penyebab dari kurang optimalnya sosialisasi KB-MKJP di Puskesmas harapan Raya
yaitu kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB-MKJP, kurangnya tenaga dalam hal
mensosialisasikan KB-MKJP, tidak tersedia media informasi mengenai KB-MKJP, tidak adanya
alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB khususnya MKJP, dan tidak adanya pelaksanaan
penyuluhan mengenai KB-MKJP.
-Kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB-MKJP dipikirkan disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu kurangnya media informasi mengenai KB-MKJP dan tidak adanya penyuluhan
ataupun konseling dari pihak yang berkompeten mengenai KB-MKJP di Puskesmas Harapan
Raya. Dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi KB-MKJP ini, telah dilakukan pengadaan
media informasi yang ditujukan kepada semua pengunjung Puskesmas Harapan Raya, khususnya
PUS yang berkunjung ke poliklinik KIA-KB berupa penyebaran folder dan pemasangan poster
mengenai KB-MKJP, dan kegiatan ini juga disertai dengan pelaksanaan konseling mengenai KB-
MKJP kepada setiap PUS yang berkunjung ke poliklinik KIA-KB, penyuluhan dalam gedung
Puskesmas Harapan Raya dan kegiatan penyuluhan di luar gedung yaitu di kantor Lurah
Simpang Tiga di depan para kader Posyandu wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya. Dipikirkan
bahwa dengan pengadaan media informasi, kegiatan konseling dan kegiatan penyuluhan dalam
gedung maupun luar gedung dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai
KB-MKJP kepada pengunjung Puskesmas Harapan Raya. Khusus untuk kegiatan penyuluhan
kepada kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya, diharapkan para kader yang
telah mendapat penyuluhan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai
KB-MKJP saat melaksanakan kegiatannya sebagai kader Posyandu di Posyandu nantinya. Hal
ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Hasan Mustafa sosialisasi merupakan kegiatan
penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program,
kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak lain (aparat, masyarakat yang terkena program, dan
masyarakat umum). Isi informasi yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan
program.
-Kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP dipikirkan juga sebagai penyebab
karena melihat banyaknya kegiatan yang harus dilakukan dan jumlah tenaga yang tersedia di
Puskesmas Harapan Raya. Dalam proyek peningkatan mutu ini, diusulkan penambahan petugas
pelaksanaan sosialisasi KB-MKJP dan usulan mengenai alokasi dana khusus untuk kegiatan
sosialisasi KB-MKJP kepada Kepala Puskesmas Harapan Raya dengan tujuan agar pelaksanaan
sosialisasi KB-MKJP tidak terkendala.
-Dari kuesioner akhir yang disebarkan, diketahui bahwa setelah dilakukannya upaya-upaya
dalam proyek peningkatan mutu ini pengetahui pengunjung Puskesmas Harapan raya, khususnya
PUS meningkat, dimana didapatkan hanya 15% pengunjung yang masuk dalam kategori
pengetahuan kurang, yang pada kuesinor awal sebelum dilakukannya upaya-upaya tersebut
didapatkan 70% pengunjung masuk dalam kategori pengetahuan kurang tersebut.
BAB V
PENUTUP
-
5.1 Simpulan
- Berdasarkan wawancara, observasi, data sekunder di Puskesmas Harapan Raya
didapatkan beberapa masalah berdasarkan pendekatan program yang ada, diantaranya Sosialisasi
KB MKJP belum optimal, belum optimalnya pelaksanaan ANC, Pengobatan rasional belum
berjalan, Alur rujukan ke poli gizi belum berjalan dengan baik, penyuluhan luar gedung tidak
mencapai target, angka penemuan BTA positif masih rendah, cakupan imunisasi HB-0 masih
rendah, angka kunjugan ke poli gizi masih rendah, alur rujukan ke klinik sanitasi tidak berjalan
dengan baik, kader posyandu yang aktif masih rendah.
- Berdasarkan permasalahan yang terindentifikasi di atas, dicari prioritas masalah
berdasarkan sistem skoring dan didapatkan masalah sosialisasi KB MKJP sebagai prioritas
masalah utama.
Kegiatan sosialisasi tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya masih belum optimal
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya tenaga dalam mensosialisasikan
KB MKJP, tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB MKJP, tidak adanya
pelaksanaan penyuluhan khusus KB MKJP, tidak tersedianya media informasi mengenai KB
MKJP dan masih rendahnya pengetahuan PUS tentang manfaat KB MKJP, dimana dari angket
prepenelitian hanya 5 % yang mengetahui tentang KB MKJP.
Oleh karena itu, dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di
Puskesmas maupun di luar Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan berkoordinasi
dengan kepala Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk mendukung kegiatan sosialisasi ini.
- Evaluasi keberhasilan sosialisasi ini, dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, baik
sebelum maupun setelah dilakukan intervensi. Didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan
PUS yang berkunjung ke Puskesmas Harapan Raya, dan adanya partisipasi PUS yang mengikuti
kegiatan Kontap wanita di RS PMC. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi yang
dilakukan sudah berhasil. Sehingga kegiatan sosialisasi ini dapat dijadikan standarisasi untuk
pelaksanaan kegiatan sosialisasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA