You are on page 1of 51

MEMBANGUN DENGAN SANITASI

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik


2.1.1 Geografis
Geografis Kabupaten Bandung Barat terletak pada 06 41 - 07
19 Lintang Selatan dan 107 22 - 108 05 Bujur Timur. Keseluruhan
wilayah Kabupaten Bandung Barat memiliki luas sebesar Luas wilayah
1.305,77 Km2 atau 130.577,40 Ha yang terbagi menjadi 16 wilayah
administrasi kecamatan, yaitu Lembang, Parongpong, Cisarua,
Cikalongwetan, Cipeundeuy, Ngamprah, Cipatat, Padalarang, Batujajar,
Cihampelas, Cililin, Cipongkor, Rongga, Sindangkerta, Gununghalu dan
Saguling.
Gambar 2.1
Peta Orientasi Kabupaten Bandung Barat dalam wilayah Provinsi Jawa
Barat

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 7


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

2.1.2 Administratif
Kabupaten Bandung Barat terdiri dari 16 Kecamatan,165 desa
dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut:
a Sebelah : berbatasan dengan Kecamatan Cikalong Kulon
. Utara Kabupaten Cianjur; Kecamatan (Maniis,
Darangdan, Bojong dan Wanayasa) Kabupaten
Purwakarta; Kecamatan (Sagalaherang, Jalan
Cagak dan Cisalak) Kabupaten Subang.
b Sebelah : berbatasan dengan Kecamatan (Cilengkrang,
. Timur Cimenyan, Margaasih dan Soreang) Kabupaten
Bandung, Kecamatan (Cidadap dan Sukasari)
Kota Bandung dan Kecamatan (Cimahi Utara,
Cimahi Tengah dan Cimahi Selatan) Kota
Cimahi.
c Sebelah : berbatasan dengan Kecamatan (Campaka,
. Barat Ciranjang, dan Mande) Kabupaten Cianjur.
d Sebelah : Berbatasan Kabupaten Bandung dan
. Selatan Kabupaten Cianjur.
Terdapat delapan Sub DAS besar di Kabupaten Bandung Barat yang
semuanya bermuara ke sungai Citarum, yaitu Sub. DAS Cikapundung,
Sub. DAS Cigundul, Sub. DAS Cikaso, Sub. DAS Cimeta, Sub. DAS
Ciminyak, Sub. DAS Cisokan, Sub. DAS Citarum Hilir dan Sub. DAS Ciwidey.
Sub DAS tersebut secara administrasi termasuk ke dalam wialayah
Administratif Kabupaten Bandung Barat.
Tabel 2.1
Data Debit Minimum Tahunan Pada Beberapa Sungai di
Kabupaten Bandung Barat

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 8


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Debit minimum dalam hari


No Nama Stasiun DAS Jlh Eps Q min. Tr = Tr = Tr =
. Sungai Pengukur (km tahu . Rata2 5 th 10 20 th
2
) n m3/d m3/ th m3/
d m3/ d
d
1 Citarum Wangisaga 154 9 - 1,50 1,09 0,88 0,72
2 Citarum ra 65,3 5 - 1,17 - - -
3 Cisangkuy Pagokan 104 24 - 0,55 0,20 0,14 0,10
4 Cisangkuy Rancagado 34 23 0,0 0,48 0,32 0,27 0,23
5 Cisangkuy k 118, 6 6 5,33 - - -
6 Cileunca Pangalenga 8 5 0,1 0,00 - - -
7 Citarum n Cikalong 8,2 8 3 10,18 5,89 5,41 5,23
8 Cikapundun Girang 177 31 - 1,44 0,99 0,84 0,75
9 g Nanjung 6 31 5,1 0,68 0,35 0,30 0,27
10 Cigulung Maribaya 75 13 0 1,05 0,69 0,58 0,49
11 Ciwidey Maribaya 34 13 0,5 0,01 0,00 0,00 0,00
12 Ciwidey Cukanghau 167 11 3 0,07 0,06 0,05 0,05
13 Cipapadaru r 0,4 12 0,2 0,20 0,16 0,15 0,14
14 m Pos A 3,05 13 5 0,04 0,03 0,03 0,02
15 Ciwidey Pos B 10,8 10 - 0,03 0,03 0,02 0,02
16 Cisarua Pos C 1 12 - 10,26 5,79 5,57 5,51
17 Cisarua Pos D 4,71 13 - 1,53 1,28 1,13 1,00
18 Citarum Pos E 2,41 11 0,1 2,31 1,87 1,61 1,40
19 Cidadap Saguling 228 23 3 15,16 7,09 5,73 5,10
20 Cisokan Cidadap 3 11 - 0,80 0,71 0,65 0,60
21 Citarum Cikonje 85 9 - 1,37 1,30 1,26 1,21
Cimeta Palumbon 310 5,4
Cilaki Nyalindung 413 8
Malabar 3 -
80 -
66 4,5
0
-
-
Sumber : Master Plan Persampahan 2009
Gambar 2.2 Peta DAS Wilayah Kabupaten Bandung Barat

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 9


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Mengenai luas wilayah Kabupaten Bandung Barat per-Kecamatan


dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2
Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan Jumlah/Desa
Luas
No. Kecamatan Wilayah Jumlah Desa
(Km2)

1 Rongga 11 8
312
2 Gununghalu 16 080 9

3 Sindangkerta 12 035 11

4 Cililin 8 155 11

5 Cihampelas 4 663 10

6 Cipongkor 7 615 14
7 Batujajar 3 431 7
8 Saguling 4 937 6

9 Cipatat 12 550 12

10 Padalarang 5 158 10

11 Ngamprah 3 609 11
12 Parongpong 4 339 7
13 Lembang 9 827 16
14 Cisarua 5 536 8

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 10


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Luas
No. Kecamatan Wilayah Jumlah Desa
(Km2)
15 Cikalongwetan 11 208 13

16 Cipeundeuy 10 125 12
Kabupaten Bandung 13057
165
Barat 7
Sumber : KBB dalam Angka 2012

Gambar 2.3 Peta Administrasi Kabupaten Bandung Barat

PETA
ADMINISTRASI

2.1.3 Kondisi Fisik

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 11


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah subur dan


indah pemandangannya dengan kondisi geografis yang potensial
(berbukit-bukit dengan ketinggian dan kemiringan yang variatif) dengan
dataran terendah pada ketinggian 125 m dpl dan dataran tertinggi pada
ketinggian 2.150 m dpl. Kawasan perkotaan Bandung Barat berkembang
di kawasan tengah atau di kawasan yang relatif datar (di sekitar wilayah
Kota Padalarang).
Berdasarkan analisis kesesuaian lahan pada RTRW Kabupaten
Bandung, Tahun 2001-2010, wilayah Kabupaten Bandung Barat
merupakan daerah yang sangat sesuai untuk tanaman pangan lahan
basah dan tanaman lahan kering. Lahan yang sesuai untuk tanaman
pangan lahan basah terdapat di Kecamatan Padalarang, Batujajar,
Ngamprah, Cililin, Sindangkerta, Cipongkor, Lembang, Cisarua,
Parongpong, dan Cihampelas, sedangkan lahan yang cukup sesuai untuk
tanaman lahan kering terdapat di Kecamatan Batujajar, Ngamprah, Cililin,
Sindangkerta, Cipongkor, Cikalongwetan, Cipeundeuy dan Cihampelas.
Adapun yang sangat sesuai untuk tanaman tahunan/agroforesty, terdapat
di kecamatan Padalarang, Batujajar, Cipatat, Ngamprah, Cililin,
Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu, Rongga, Cikalongwetan,
Cipeundeuy, Lembang dan Parongpong, dan yang sesuai sebagai tempat
waduk/bendungan, yaitu di Kecamatan Padalarang, Batujajar, Cililin,
Cihampelas, Cipongkor, Cipatat dan Cipeundeuy.
Profil Kemiringan

Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh kemiringan lereng yang


sangat terjal (>40%) dengan Kecamatan Gununghalu sebagai kecamatan
terluas. Adapun kemiringan lereng datar (0-8%) merupakan kemiringan
lereng dengan luas dominan kedua. Kecamatan Batujajar adalah
kecamatan dengan luas lereng datar (0-8%) terluas. Kemiringan lereng 8-
15% cenderung untuk berada di beberapa kecamatan saja.

Tabel 2.3
Kemiringan Lereng per Kecamatan (Ha)

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 12


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

di Kabupaten Bandung Barat


No Kecamatan 0-8% 8- 15- 25- >40%
. 15% 25% 40%
(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Lembang 1.530 - 5.201 - 2.970
2 Parongpong 2.290 - 950 - 1.225
3 Cisarua 530 - 2.292 1.500 1.214
4 Cikalongweta 550 - 3.400 3.200 4.058
5 Cipeundeuy 2.450 - 3.200 - 4.475
6 Ngamprah 1.160 - 379 1.650 420
7 Cipatat 2.950 710 1.950 - 6.940
8 Padalarang 4.096 202 860 - -
9 Batujajar 4.899 - 580 - 2.889
10 Cihampelas 2.150 - 490 2.701
11 Cililin 1.640 1.140 - 710 3.986
12 Cipongkor 2.210 200 2.050 1.090 2.075
13 Rongga 1.700 - 292 507 8.812
14 Sindangkerta 1.064 600 4.350 425 5.596
15 Gununghalu 320 - 400 1.880 13.480
Total 29.539 2.852 25.904 11.452 60.841

Sumber : Master Plan Persampahan 2009

Gambar 2.4 Peta Kemiringan Lahan

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 13


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Profil Geologi dan Rawan Bencana


Pengertian kawasan yang rawan bencana adalah daerah yang
pernah mengalami bencana atau daerah yang mempunyai potensi
terjadinya bencana. Bencana yang paling sering terjadi adalah banjir dan
yang pernah terjadi adalah erosi tanah. Di samping itu terdapat juga
beberapa kawasan yang termasuk dalam bahaya lahar gunung berapi.
Dalam rangka mengurangi atau mencegah tingkat bahaya longsor,
erosi dan sedimentasi, diperlukan adanya rehabilitasi lahan dan
konservasi tanah di beberapa lokasi kawasan hutan. Sedangkan untuk
mengamankan lahan sempadan sungai/
pengairan/danau/waduk/bendungan/mata air dapat dilakukan dengan
cara penghijauan atau menanami tanaman keras pada lahan sempadan
sehingga menjadi ruang terbuka hijau.
Permasalahan di Wilayah Kabupaten Bandung Barat, masih
terdapat lahan kritis dan terlantar, hasil identifikasi menunjukkan bahwa
lahan kritis saat ini diantaranya ada di wilayah Padalarang, Cipatat,
Ngamprah, Cililin dan Cisarua. Adapun sebaran lahan kritis di setiap
Kecamatan dan Desa di Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Tabel 2.3
Sebaran Lahan Kritis Disetiap Kecamatan dan Desa Di Kabupaten
Bandung Barat
Kecamata
No Desa
n
Sukajaya, Lembang, Cibogo, Jayagiri, Mekarwangi,
1 Lembang Gudangkahuripan, Cikahuripan, Wangunsari, Pagerwangi,
Langensari, Cikole, Wangunharja dan Suntenjaya.
Cigugur Girang, Cihanjuang Rahayu, Cihanjuang ,
2 Parongpong
Karyawangi dan Sariwangi.

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 14


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Kecamata
No Desa
n
Pasirlangu, Cipada, Tugumukti, Pasirhalang, Padaasih,
3 Cisarua
Sadangmekar, Jambudipa dan Kertawangi.
4 Ngamprah Cilame, Bojongkoneng, Pakuhaji, Cimanggu dan Mekarsari.
Campakamekar, Jayaamekar, Padalarang, Tagogapu dan
5 Padalarang
Ciburuy.
Wangunjaya, Tenjolaut, Cisomangbarat, Ciptagumati,
Cikalongwe
6 Kanangasari, Rende, Cikalong, Mandalamukti, Puteran,
tan
Mandalasari, Cipada, Mekarjaya dan Ganjarsari.
7 Cipeundeuy Sirnajaya, Nanggeleng dan Margaluyu.
Cipatat, Ciptaharja, Kertamukti, Sarimukti, Cirawamekar,
8 Cipatat
Sumurbandung, Gunungmasigit dan Citatah.
Batujajara Timur, Batujajar Barat, Cangkorah, Selacau,
9 Batujajar
Galanggang, Pangauban, dan Giriasih
10 Cihampelas Tanjungwangi, Situwangi dan Singajaya.
Kidangpananjung, Karanganyar, Karyamukti dan
11 Cililin
Nanggerang.
Sindangkert Buninagara, Weninggalih, Rancasenggang, Wangunsari,
12
a Pasirpogor dan Puncaksari
Mekarsari, Cijambu, Sirnagalih, Baranangsiang, Sarinagen,
13 Cipongkor Cintaasih, Cibenda, Citalem, Cijenuk, Karangsari dan
Neglasari.
Gununghal Sirnajaya, Bunijaya, Gununghalu, Sindangjaya, Cilangari,
14
u Celak, Wargasaluyu, Tamanjaya dan Sukasari.
Cinengah, Cibedug, Cicadas, Bojongsalam, Sukaresmi,
15 Rongga
Bojong, Cibitung dan Sukamanah.
Cikande, Jati, Girimukti, Bojonghaleuang, Cipangeran dan
16 Saguling
Saguling
Sumber: Hasil Analisa 2013 POKJA SANITASI.
Permasalahan lingkungan lainnya di Kabupaten Bandung Barat
adalah pencemaran lingkungan, baik terhadap air, udara maupun tanah.
Dalam hal pencemaran udara, meskipun belum parah, namun
perkembangannya cenderung mengkhawatirkan. Kualitas udara setiap
tahunnya cenderung menurun. Hal ini diakibatkan karena kegiatan
transportasi dan industri yang meningkat. Pencemaran udara yang
menonjol terjadi di Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Cipatat.
Secara geologis Kabupaten Bandung Barat merupakan wilayah
yang berpotensi terjadi gempa bumi, terutama tipe tektonik dan gempa
vulkanik. Wilayah berpotensi terjadi gempa tektonik adalah sesar

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 15


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Lembang, sedangkan daerah-daerah yang berpotensi terjadi gempa


akibat letusan gunung/vulkanik adalah Gunung Tangkuban Perahu.
Longsor juga merupakan bencana yang kerap menimpa wilayah
Kabupaten Bandung Barat. Longsor bisa disebabkan oleh pergerakan
tanah yang disebabkan oleh gerusan air akibat adanya hujan lebat.
Beberapa wilayah yang sering mengalami bencana longsor adalah
Cikalongwetan, Lembang, Gununghalu, Rongga, Cipatat, Sindangkerta,
Batujajar, Cisarua dan Cililin.
Dari hasil studi Direktorat Geologi Tata Lingkungan, sumber air
bawah tanah di Wilayah Kabupaten Bandung Barat dibagi ke dalam
beberapa zona:
Zona kritis untuk pengambilan air tanah hanya
diperuntukan untuk keperluan air minum dan rumah tangga
dengan pengambilan maksimum 100 m3 per bulan. Penyebaran
zona kritis pengambilan air tanah di Kabupaten Bandung Barat
sebagian ada di Kecamatan Batujajar.
Zona rawan untuk pengambilan air tanah hanya
diperuntukan bagi keperluan air minum dan rumah tangga dengan
debit maksimum 100 m3/bulan. Zona rawan untuk pengambilan air
tanah penyebarannya ada di Kecamatan: Batujajar. Daerah resapan
air tanah penyebarannya ada di Kecamatan: Lembang dan
Cisarua.
Daerah aman pengambilan air tanah pengambilan baru
diperbolehkan dengan debit 170 m3/hari dengan jumlah sumur
terbatas. Daerah aman untuk pengambilan air tanah
penyebarannya ada di Kecamatan: Cikalongwetan, Padalarang,
Ngamprah dan Parongpong.
Daerah resapan, tidak dikembangkan bagi pengambilan air
tanah kecuali untuk air minum dan rumah tangga dengan
pengambilan maksimum 100 m3/bulan. Daerah resapan ini meliputi
Kecamatan: Lembang dan Cisarua.

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 16


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Zona bukan cekungan air tanah, produktivitas aquifer


rendah sehingga kurang layak dikembangkan, kecuali aquifer
dangkal di daerah lembah untuk keperluan air minum dan rumah
tangga dengan pengambilan maksimum 100 m 3/bulan per sumur
Zona bukan cekungan air tanah penyebarannya di Kecamatan
Cipeundeuy, Cipatat, Cipongkor, Cililin, Sindangkerta, Gununghalu
dan Rongga.
Profil Guna Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Bandung Barat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, yaitu: berfungsi sebagai kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi luas 48.339,4 Ha atau
36,9% sedangkan kawasan budidaya pertanian 68.271,89 Ha atau 52,19%
dan kawasan budidaya non pertanian 12.536,45 Ha atau 9,58% dan
lainnya 1.759,29 Ha atau 1,34%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
kawasan budidaya masih merupakan areal yang terluas dibandingkan
dengan kawasan hutan.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian tanah aktual menunjukkan
bahwa tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung Barat dapat
dikatagorikan sebagai berikut:
a. Sangat sesuai untuk Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB)
mencapai luas sekitar 18.410,03 Ha (14,09%) dan Tanaman
Pangan Lahan Kering (TPLK) mencapai luas sekitar 26.957,26
Ha (20,63%) dari seluruh luas wilayah Kabupaten Bandung
Barat;
b. Sangat sesuai untuk Tanaman Tahunan (TT) mencapai luas
sekitar 39.571,24 Ha (30,30%) dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Bandung Barat;
c. Tidak sesuai untuk Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB),
Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK) dan Tanaman Tahunan
(TT), yang pada saat ini merupakan Tanaman Tahunan berupa
hutan yang berfungsi sebagai konservasi mencapai luas sekitar

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 17


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

39.243,75 Ha (30,05%) dari seluruh luas wilayah Kabupaten


Bandung Barat.
Kecamatan dengan luas tanah sangat sesuai untuk Tanaman
Pangan Lahan Basah (TPLB) yang terluas adalah Kecamatan Batujajar, dan
Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK) yang terluas adalah Kecamatan
Cipeundeuy. Kecamatan yang memiliki areal tidak sesuai untuk Tanaman
Pangan Lahan Basah (TPLB) dan Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK)
adalah Kecamatan Gununghalu, Rongga dan Cihampelas. Sedangkan
kecamatan dengan luas tanah sangat sesuai untuk Hutan, Tanaman
Tahunan (TT) yang terluas juga adalah adalah Kecamatan Gununghalu.
Dalam hal pemanfaatan sumber daya alam, khususnya bahan
batuan dari tanah, sudah lama berlangsung di beberapa kecamatan di
wilayah Kabupaten Bandung Barat. Khusus untuk kawasan perbukitan
Rajamandala dan sekitarnya sangat kaya dengan batu gamping sebagai
bahan baku industri kapur, marmer dan semen, serta terdapat pula batu
andesit, kaolin, sirtu dan pasir kuarsa.
Lebih dari pada itu, luas kawasan hijau yang ada di Kabupaten
Bandung Barat merupakan potensi bagi produksi berbagai jenis sumber
daya alam hayati dari sektor pertanian. Oleh karenannya dapat
disimpulkan bahwa Kabupaten Bandung Barat merupakan kawasan
potensial yang ditunjang dengan keragaman berbagai komoditas.
Morfologi
Berdasarkan kemiringan lereng dan beda tinggi serta kenampakan
di lapangan morfologi Kabupaten Bandung Barat dikelompokkan menjadi
4 (empat) satuan morfologi, yaitu morfologi pedataran, landai, perbukitan
dan morfologi pegunungan.
Sumber Daya Air
Sumberdaya air merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang pembangunan di Kabupaten Bandung Barat. Hal tersebut
berkaitan dengan bencana banjir dan kekeringan. Keterbatasan air
merupakan potensi konflik apabila tidak ada usaha dari pemerintah untuk
melestarikan dan mengatur pemakaiannya, baik untuk keperluan industri,

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 18


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

perumahan maupun jasa lainnya. Beberapa sumber air di Kabupaten


Bandung Barat yang perlu dilestarikan dan dipelihara fungsinya adalah:
Sungai Citarum dan anak sungainya, Danau atau Situ (Ciburuy, Lembang
dan Situ Umar) Waduk atau reservoar (Saguling dan Cirata). Terjadinya
alih fungsi lahan untuk pemukiman dan industri jasa lainnya
menyebabkan terjadinya kekurangan pasokan air baik yang berasal dari
air tanah maupun air permukaan.
Dari hasil studi Direktorat Geologi Tata Lingkungan, sumber air
bawah tanah di Wilayah Kabupaten Bandung Barat dibagi ke dalam
beberapa zona:
a. Zona kritis untuk pengambilan air tanah hanya diperuntukan
untuk keperluan air minum dan rumah tangga dengan
pengambilan maksimum 100 m3 perbulan. Penyebaran zona
kritis pengambilan air tanah di Kabupaten Bandung Barat
berada di Kecamatan Batujajar.
b. Zona rawan untuk pengambilan air tanah hanya diperuntukan
bagi keperluan air minum dan ramah rangga dengan debit
maksimum 100 m per bulan. Zona rawan untuk pengambilan
air tanah penyebarannya ada di Kecamatan Batujajar. Daerah
resapan air tanah penyebarannya ada di Kecamatan Lembang
dan Cisarua.
c. Daerah aman pengambilan air tanah, pengambilan baru
diperbolehkan dengan debit 170 m per hari dengan sumur
terbatas. Daerah aman untuk pengambilan air tanah
penyebarannya ada di Kecamatan Cikalong wetan, Padalarang,
Ngamprah, dan Parongpong.
d. Daerah resapan, tidak dikembangkan bagi peruntukan kecuali
untuk air minum dan rumah tangga dengan pengambilan
maksimum 100 m per bulan. Daerah resapan ini meliputi
Kecamatan Lembang dan Cisarua.
Zona bukan cekungan air tanah, produktivitas aquifer rendah
sehingga kurang layak dikembangkan, kecuali aquifer dangkal di daerah

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 19


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

lembah untuk keperluan air minum dan rumah tangga dengan


pengambilan maksimal 100 m per bulan per sumur. Zona bukan
cekungan air tanah penyebarannya di Kecamatan Cipeundeuy, Cipatat,
Cipongkor, Cililin, Sindangkerta, Gununghalu, dan Rongga.
Gambar 2.5 Peta Sumber Daya Air

Air permukaan
Kabupaten Bandung Barat memiliki 90 sungai, dengan sungai
utama adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Sungai Cibeureum, Sungai
Citarum Hulu, dan Sungai Cikarial, yang melewati Kecamatan Cipongkor,
Kecamatan Cililin, Kecamatan Cihampelas, dan Kecamatan Batujajar.
Berdasarkan hasil inventarisasi di lapangan, sumber mata air yang
terdapat di Wilayah Kabupaten Bandung Barat umumnya dijumpai di
sekitar kaki, lereng dan bagian atas perbukitan yang tersusun oleh batuan
vulkanik dan mempunyai penyebaran tidak merata. Daerah-daerah mata
air yang cukup banyak dijumpai di sekitar perbukitan utara, timur dan
selatan. Di bagian barat (kecuali barat laut), pemunculan mata air dapat
disebut sebagai daerah yang sangat jarang dijumpai. Di Kabupaten
Bandung Barat terdapat 2 Danau/Situ Alam dan 2 Waduk/Danau Buatan.
Danau/Situ Alam terdiri dari Situ Lembang dan Situ Ciburuy. Situ-situ ini

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 20


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

dimanfaatkan sebagai lokasi tujuan wisata. Waduk/danau buatan yang


terdapat di daerah kajian yaitu Waduk Saguling dan Cirata yang
merupakan sumber tenaga listrik (PLTA).
Kondisi situ dan waduk masing-masing dapat dirinci sebagai
berikut:
Situ Ciburuy terdapat di Kecamatan Padalarang digunakan untuk
irigasi dengan kapasitas penyimpanan sekitar 4 juta m3. Situ
Lembang digunakan untuk irigasi dan terletak di bagian hulu DAS
Cimahi, kapasitanya sebesar 3,7 m 3 dengan daerah tangkapan situ
tersebut diperkirakan 6,3 km3.
Waduk Saguling terletak di sungai Citarum yang tersebar di
beberapa kecamatan yaitu di Kecamatan Cililin, Batujajar, dan
Cipongkor. Waduk tersebut digunakan untuk PLTA, irigasi dan
penyediaan air minum. Kapasitas waduk direncanakan 1.000 juta
m3.
Waduk Cirata terletak ke arah hilir dari Waduk Saguling yang
lokasinya berada di Kecamatan Cipeundeuy, volume direncanakan
sekitar 2.000 juta m3, dengan ketinggian muka air + 220 m/dpl.

Tabel 2.4
Potensi Air Permukaan Pada Beberapa Kecamatan di
Kabupaten Bandung Barat

Kebutuhan air
Jarak Aliran
Pipanisasi (l/d)
Ke dasar
DAS
Sumber sumb Q5 Q2
No Kecamatan (km
Potensial er (l/d 0
1989 2000 2015 2)
(km) ) (l/d
)
1 Cisarua 52 85 195 Cimahi <0,5 24 210 175
Cikalong
2 12 54 174 Cilurah 0,5 14 125 105
Wetan

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 21


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

3 Cipeundeuy 5 5 28 Cipeundey 0,5 19 170 145


4 Cipatat 5 53 110 Cirawa 0,5 18 10 10
5 Cililin 9 26 65 Cipatik <0,5 6 20 15
6 Cipongkor 5 5 5 Cilanang 0,5 36 20 20
Cicongkan
7 Sindangkerta 5 6 48 <0,5 9 5 5
g
8 Gununghalu 5 5 5 Cilanang 0,5 88 50 45
Sumber : Master Plan Persampahan 2009

Tabel 2.5
Ketersediaan Air Permukaan Di Kabupaten Bandung Barat

Luas Debit rata-rata Ketersediaan Air


Daerah
No Tangkap m3/detik Juta m3/tahun
Aliran
. an Normal Kering Normal Kering
Sungai
(km2)
1. Cimahi 58,17 2,38 1,61 74,028 50,077
2. Cibeureum 55,22 2,26 1,53 70,295 47,589
3. Citarum 195,29 7,99 5,39 248,521 167,651
Hulu
JUMLAH 308,68 12,63 8,53 392,84 265,31
4 7
Sumber : Master Plan Persampahan 2009
Air Tanah
Di Kabupaten Bandung Barat terdapat daerah resapan air tanah
yang merupakan resapan utama atau primer meliputi bagian lereng
bervegetasi lebat pada ketinggian tertentu sampai puncak gunung yang
terutama dibentuk oleh batuan gunung api muda. Selain itu, zona resapan
utama meliputi pula bagian daerah pegunungan dan perbukitan berupa
punggungan yang bertindak sebagai tinggian pemisahan air utama bagi
sungai-sungai yang mengalir ke utara dan selatan.
Berdasarkan hasil penelitian hidrogeologi untuk menentukan batas
horizontal cekungan air tanah yang dilakukan oleh Direktorat Tata
Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan yang kemudian disahkan
melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2003,
cekungan air tanah di Jawa Barat terdapat 27 buah, dengan 2 cekungan

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 22


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

air tanah diantaranya termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung


Barat.
Klimatologi
Curah hujan rata-rata tahunan di wilayah Kabupaten Bandung Barat
<1500-3500mm/tahun.
Tabel 2.6
Klimatologi Kabupaten Bandung Barat
Curah hujan Wilayah
< 1500mm/tahun Sebagian kecamatan Batujajar dan
Padalarang.
1500-2000mm/tahun Sebagian Kecamatan Batujajar,
Cihampelas, Ngamprah, Padalarang
dan Parongpong.
2000-2500mm/tahun Sebagian Kecamatan Lembang,
Parongpong, Cisarua, Cipatat,
Cipongkor dan Sindangkerta.
2500-3000mm/tahun Sebagian kecamatan Lembang,
Parongpong, Cisarua,
Cikalongwetan, Cipendeuy, Cipatat,
Rongga, Gununghalu,dan
Sindangkerta.
Sumber : Master Plan Persampahan 2009
Curah hujan tertinggi terjadi di daerah pegunungan di bagian
utara Kabupaten Bandung Barat (3000-3500mm/tahun) terdapat di
wilayah kecamatan cikalongwetan dan cipendeuy.

Tabel 2.7 Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Bandung Barat, 2010-2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 23


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Curah Hari
Hujan
Bulan Rainfall Hujan
No. (mm) (ha
Month ri)
2010 2011 2010 2011
(1) (2 (3 (4 (5 (6
1 Januari 336,3 169,5
2 2
6 0
2 Februari 363,5 189,5 2 1
2 7
3 Maret 353,5 113,0 2 1
6 7
4 April 150,5 235,9 1 2
7 2
5 Mei 215,5 123,5 2 1
1 7
6 Juni 96,9 96,2 1 6
7
7 Juli 106,0 83,7 1 1
8 1
8 Agustus 114,2 0,0 1 -
7
9 Septembe 331,5 20,4 2 4
r 8
10 Oktober 248,6 110,3 2 1
5 1
11 Nopember 229,5 303,8 2 2
6 4
12 Desember 215,0 177,5 2 2
Sumber : Kabupaten Bandung Barat dalam Angka 2012 6 1

2.2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Bandung Barat yang cukup besar
dapat dijadikan asset pembangunan bila kualitas sumber daya
manusianya dikelola dengan baik. Tahun 2011 jumlah penduduk
Kabupaten Bandung Barat mencapai 1.557.569 orang, penduduk laki-
laki berjumlah 794.832 orang sedangkan perempuan 762.737 orang,
sehingga rasio jenis kelaminnya mencapai 1,04.
Dengan ratarata kepadatan penduduk per Kmnya 1.193 jiwa,
dimana Kecamatan Ngamprah memiliki kepadatan penduduk yang

paling tinggi yaitu sebanyak 4.4.5 orang/Km2, sedangkan Kecamatan


Gununghalu merupakan kepadatan yang terendah yaitu sebesar 439

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 24


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

orang/Km2.
Tabel 2.8
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Luas
No Penduduk Kepadatan
Kecamatan Wilayah
. (Jiwa) (Jiwa/Km2)
(Km2)
1 Rongga 11 312 53 134 470
2 Gununghalu 16 080 70 585 439
3 Sindangkerta 12 035 63 215 525
4 Cililin 8 155 82 747 1 015
5 Cihampelas 4 663 105 728 2 267
6 Cipongkor 7 615 84 374 1 108
7 Batujajar 3 431 89 314 2 603
8 Saguling 4 937 28 517 578
9 Cipatat 12 550 123 114 981
10 Padalarang 5 158 160 404 3 110
11 Ngamprah 3 609 158 993 4 405
12 Parongpong 4 339 100 784 2 323
13 Lembang 9 827 178 777 1 819
14 Cisarua 5 536 68 918 1 245
15 Cikalongwetan 11 208 111 876 998
16 Cipeundeuy 10 125 37 988 761
Kabupaten 13057 155756
1193
Bandung Barat 7 9
Sumber : Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka Tahun 2012
Gambar 2.6 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bandung Barat
2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 25


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Sumber : Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka Tahun 2012

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Jumlah Jumlah
N Pendudu Pendudu Pendudu Pendudu
Kecamatan Penduduk Penduduk
o k k k k
2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Cililin
86,360 88,478 89,585 80,230 82,747 84,121
2 Cihampelas
98,415 100,144 101,566 102,516 105,728 107,910
3 Sindangkerta
64,507 66,281 67,187 61,296 63,215 64,086
4 Gununghalu
74,292 76,394 77,555 68,442 70,585 71,348
5 Rongga
57,471 59,042 60,060 51,521 53,134 53,464
6 Cipongkor
84,229 86,610 87,887 81,813 84,374 85,618
7 Batujajar
109,451 112,401 114,205 114,249 89,314 91,091
8 Lembang
165,786 170,439 172,959 171,484 178,777 181,473
9 Parongpong
86,909 89,381 90,678 96,250 100,784 102,546
10 Cisarua
63,706 65,499 66,493 66,314 68,918 69,751
11 Ngamprah
136,600 140,515 142,742 154,166 158,993 161,957
12 Padalarang
151,736 155,802 158,051 155,457 160,404 163,147
13 Cipatat
120,282 123,605 125,330 119,321 123,114 124,719
14 Cipeundeuy
82,044 85,789 87,198 74,736 37,989 78,080
Cikalongweta
15
n 111,450 114,489 116,143 108,477 111,876 114,168
16 Saguling
28,517 28,847

TOTAL 1,493,23 1,506,27 1,557,56 1,582,32


1,534,869 1,557,639
8 2 9 6
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk 2007-2012
Sumber : Bandung Barat Dalam Angka 2012

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 26


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung Barat pada


umumnya setiap tahun mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya
mengenai Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bandung Barat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.11
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Bandung Barat
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamata Pendudu Pendudu Pendud Pendudu Pendud Pendud Pendud
No k k uk k uk uk uk
n
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Cililin
84,121 85,383 86,664 87,964 89,283 90,622 91,982
2 Cihampelas
107,910 109,529 111,172 112,839 114,532 116,250 117,993
Sindangkert
3
a 64,086 65,047 66,023 67,013 68,019 69,039 70,074
Gununghal
4
u 71,348 72,418 73,504 74,607 75,726 76,862 78,015
5 Rongga
53,464 54,266 55,080 55,906 56,745 57,596 58,460
6 Cipongkor
85,618 86,902 88,206 89,529 90,872 92,235 93,618
7 Batujajar
91,091 92,457 93,844 95,252 96,681 98,131 99,603
8 Lembang
181,473 184,195 186,958 189,762 192,609 195,498 198,430
9 Parongpong
102,546 104,084 105,645 107,230 108,839 110,471 112,128
10 Cisarua
69,751 70,797 71,859 72,937 74,031 75,142 76,269
11 Ngamprah
161,957 164,386 166,852 169,355 171,895 174,474 177,091
12 Padalarang
163,147 165,594 168,078 170,599 173,158 175,756 178,392
13 Cipatat
124,719 126,590 128,489 130,416 132,372 134,358 136,373
14 Cipeundeuy
78,080 79,251 80,440 81,647 82,871 84,114 85,376
Cikalongwe
15
tan 114,168 115,881 117,619 119,383 121,174 122,991 124,836
16 Saguling
28,847 29,280 29,719 30,165 30,617 31,076 31,543

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 27


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

TOTAL 1,582,32 1,606,06 1,630,1 1,654,60 1,679,4 1,704,6 1,730,1


6 1 52 4 23 14 84

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah


Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang
merupakan hak pemerintah derah yang diakui sebagai penambah
kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas:
1) Pendapatan Asli Derah (PAD);
2) Dana Perimbangan; dan
3) Pendapatan lainnya yang sah

Ringkaan realisasi APBD Kabupaten Bandung Barat dalam lima


Tahun terakhir dapat dilihat ada tabel di bawah ini:
Tabel 2.12
Ringkasan Realisasi APBD 5 tahun terakhir
No
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
.
A Pendapatan
Pendapatan Asli 39,964,363,94 50,367,666,30 94,606,169,06
1 33,617,474,326 136,233,257,300
Daerah (PAD) 5 3 7
Dana
559,772,129,02 677,032,859,2 751,744,276,9 809,660,453,1
2 Perimbangan 977,452,867,923
1 52 41 83
(transfer)
Lain-lain
111,974,728,02 147,830,644,8 222,342,301,6 374,717,877,6
3 pendapatan yang 310,167,088,455
9 50 30 60
syah
Jumlah 705,364,331,3 864,827,868, 1,024,454,24 1,278,984,49 1,423,853,213,
Pendapatan 76 047 4,874 9,910 678
B Belanja
Belanja Tidak 419,447,559,71 500,690,482,3 648,427,722,5 786,666,514,8
1 847,258,670,251
Langsung 7 69 54 40
165,156,039,58 282,091,965,5 361,848,596,4 464,929,500,5
2 Belanja Langsung 653,933,888,141
7 33 55 56
584,603,599,30 782,782,447,9 1,010,276,319, 1,251,596,015, 1,501,192,558,3
Jumlah Belanja
4 02 009 396 92
Surplus/Defisit 120,760,732,07 82,045,420,14 14,177,925,86 27,388,484,51 (77,339,344,714.
Anggaran 2.00 5.00 5.00 4.00 00)

Sumber: LKPJ AMJ Bappeda, 2012

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 28


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Tabel 2.13
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi SKPD 5 tahun
terakhir

Rata2

N Pertumb

o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 uhan


1. Cipta
Karya
dan Tata
Ruang
A Air Limbah
Investasi 250.000.00 885.000.00 1.679.416. 1.859.670. 75.000.000 1.65
0 0 090 000
Operasion - - - - -
al/
Pemelihara
an
B Persampah
an
Investasi 2.525.109. 755.068.26 135.665.80 511.662.00 1.012.496. 1.56
294 7 0 0 700
Operasion 2.280.685. 1.843.975. 2.373.420. 2.961.090. 3.471.250. 1.13
al/ 600 301 785 323 144
Pemelihara
an
C Drainase
Investasi 29.800.000 - - 346.390.00 188.000.00 4.04
0 0
Operasion - - - - -
al/
Pemelihara

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 29


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Rata2

N Pertumb

o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 uhan


an
D Air Bersih
Investasi 657.741.90 3.968.840. 2.966.348. 2.633.329. 3.243.754. 2.23
0 289 450 000 000
Operasion - 346.581.40 - - -
al/ 0
Pemelihara
an
E Total 5.743.336. 7.799.465. 7.154.851. 8.312.141. 7.990.500. 1,10
belanja 794 257 036 323 844
sanitasi
Sumber: LKPJ AMJ Bupati Tahun 2013
Rata2
N Pertumb
o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 uhan
1. Dinas
Kesehata
n
A PHBS
Investasi 12.525.000 16.610.00 106.550.00 791.714.63 212.000.0 3.86
0 0 0 00
Operasion 105.324.00 143.319.0 119.891.75 81.440.000 323.875.4 1.71
al/ 0 00 0 00
Pemelihara
an
B Total 117.849.00 159.929.0 226.441.75 873.154.63 535.875.4 1.81
belanja 0 00 0 0 00
sanitasi
Sumber: LKPJ AMJ Bupati Tahun 2013

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 30


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Rata2
N Pertumbu
o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 han
1. Kantor
Lingkung
an Hidup
A Air Limbah
Investasi 38.984.100 307.245.50 - 897.647.5 - 5.40
0 00
Operasion 148.500.00 173.774.00 937.700.7 - 341.840.00 2.71
al/ 0 0 50 0
Pemelihara
an
B Total 187.484.10 481.019.50 937.700.7 897.647.5 341.840.00 1.46
belanja 0 0 50 00 0
sanitasi
Sumber: LKPJ AMJ Bupati Tahun 2013

Rata2
N Pertumb
o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 uhan
1. Dinas
Pendidika
n
A Air Bersih
Investasi - - 54.834.000 223.376.0 1.020.963. 4.32
00 000
Operasion - - - - -
al/
Pemelihara
an
B Total - - 54.834.000 223.376.0 1.020.963. 4.32
belanja 00 000

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 31


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Rata2
N Pertumb
o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 uhan
sanitasi
Sumber: LKPJ AMJ Bupati Tahun 2013
Rata2
N Pertum
o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 buhan
1. BAPPED
A
A Air Bersih
Investasi - - - 333.143.400 -
Operasion - - - - -
al/
Pemelihara
an
B Total - - 333.143.400
belanja
sanitasi
C Belanja 6.048.669. 8.440.413. 8.373.827.53 10.639.462.8 9.889.179 1.15
Sanitasi 894 757 6 53 .244
Total
D Pendanaan 3.514.160. 5.932.764. 4.942.814.25 7.596.932.53 5.752.213 1.20
Investasi 294 056 0 0 .700
Sanitasi
Total
E Pendanaan 2.534.509. 2.507.649. 3.431.013.28 3.042.530.32 4.136.965 1.15
OM 600 701 6 3 .544
Sanitasi
Total
F Belanja 165,156,03 282,091,96 361,848,596, 464,929,500, 653,933,8 1.42
Langsung 9,587 5,533 455 556 88,141
G Proforsi 0.0366 0.0299 0.0231 0.0229 0.0151 0.81
Belanja
Sanitasi-

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 32


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Rata2
N Pertum
o. SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 buhan
Belanja
Langsung
H Proforsi 0.5810 0.7029 0.5903 0.7140 0.5817 1.02
Investasi
Sanitasi-
Total
Belanja
Sanitasi

Proforsi 0.4190 0.2971 0.4097 0.2860 0.4183 1.06


OM
sanitasi-
Total
Bekanja
Sanitasi
Sumber: LKPJ AMJ Bupati Tahun 2013
Tabel 2.14
Belanja Sanitasi Per Kapita Kabupaten Bandung Barat 2008-2012
Rata2
Pertu
N mbuh
o. Deskripsi 2008 2009 2010 2011 2012 an
1. Total 6.048.669. 8.440.413. 8.373.827.53 10.639.462.8 9.889.179.
Belanja 894 757 6 53 244
Sanitasi
Kabupate
n
2 Jumlah 1, 1,
Penduduk 1,534,869 1,557,639 506,272 557,569 1,582,326
3 Belanja 3.940,84 5.418,72 5.559,31 6.857,88 6.249,77 1.14
Sanitasi

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 33


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Rata2
Pertu
N mbuh
o. Deskripsi 2008 2009 2010 2011 2012 an
Per Kapita
1/2

Tabel 2.15
Data Ruang Fiskal Kabupaten Bandung Barat 5 tahun terakhir

No Tahun Indeks Kemampuan Ruang Fiskal


Daerah (IRFD)
1 2008 -
2 2009 -
3 2010 -
4 2011 -
5 2012 -
Sumber: DPPKAD, 2012
Tabel 2.15
Data Perekonomian Umum Daerah

N
Deskripsi 2008 2009 2010 2011
o.

PDRB Harga Konstan


7.623.011 8.040.222 8.502.534
1 (Struktur 7.157.633,32
,72 ,33 ,79
Perekonomian ) (Rp.)
Pendapatan Perkapita
2
Kabupaten (Rp)
Pertumbuhan ekonomi
3 8,91 5,75
(%)
Sumber : KBB dalam Angka 2012
2.4. Tata Ruang Wilayah

2.4.1Kebijakan dan Strategi Perencanaan Tata Ruang Kabupaten


Bandung Barat

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 34


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Dalam rangka mengakomodasi paradigm baru perencanaan


wilayah dan untuk mewujudkan rencana tata ruang yang
berkelanjutan dan operasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Penataaan Ruang No. 26 Tahun 2007, maka
kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang yang
dilakukan melalui pendekatan partisipatif;
2. Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan RTRW KBB 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun, dalam hal RTRW KBB tidak mampu
mengakomodasikan dinamika perkembangan yang disebabkan
oleh faktor eksternal maupun internal;.
3. Peninjauan kembali RTRW KBB lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun, dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan
strategi tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar, serta ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perudang-
undangan dan atau perubahan batas wilayah kabupaten
berdasarkan undang-undang;
4. Tindak lanjut RTRW KBB kedalam rencana yang lebih terperinci;
dan
5. Penyelarasan RDRTK subtansi RTRW KBB.

Strategi Perencanaan Tata Ruang meliputi :


1. Peningkatan peran kelembagaan dan peran serta masyarakat
dalam perencanaan tata ruang;
2. Penyelarasan RTRW KBB dengan RTRWP;
3. Menjadikan RTRW KBB sebagai acuan bagi perencanaan sektoran
dan wilayah;
4. Penyusunan kesepakatan RTRW KBB dengan RTRW
kabupaten/kota yang berbatasan; dan
5. Penyusunan rencana tata ruang KSK.

2.4.2 Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang


Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang meliputi :
a. Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah;
b. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang; dan
c. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang;

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 35


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

2.4.2.1 Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang

Kebijakan pengembangan wilayah diwujudkan melalui pembagian 4


(empat) wilayah pengembangan Wilayah Pengembangan (WP) dan
4 (empat) Wilayah Pengembangan (WP), yaitu:
1) WP Padalarang meliputi Kecamatan padalarang, Kecamatan
Ngamprah, Kecamatan Cihampelas, Kecamatan Batujajar dan
Kecamatan Cipatat,
2) WP Lembang meliputi Kecamatan Lembang, Kecamatan Cisarua
dan Kecamatan Parongpong.
3) WP Cikalongwetan meliputi Kecamatan Cikalongwetan dan
Kecamatan Cipeundeuy.
4) WP Cililin meliputi Kecamatan Cililin, Kecamatan Cipongkor,
Kecamatan Sindangkerta, Kecamatan Gununghalu, dan Kecamatan
Rongga.
Strategi pengembangan wilayah dilakukan dengan :
a. Mendorong pengembangan di WP Padalarang bagian tengah dan
selatan, meliputi :
1. Memenuhi kebutuhan pelayanan umum perkotaan yang
berdaya saing dan ramah lingkungan;
2. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, pariwisata,
industri, dan perdagangan/jasa;
3. Memprioritaskan pengembangan jaringan prasarana wilayah;
4. Menjamin ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana
perumahan dan permukiman yang memadai; dan
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar
kabupaten/kota perbatasan dalam mewujudkan kesetaran
peran dan fungsi di KSN Cekungan Bandung.
b. Mengendalikan pengembangan di WP Lembang dan sebagian
WP Padalarang bagian Utara, meliputi :
1. Memenuhi kebutuhan pelayanan umum perkotaan dan
perdesaan yang berdaya saing dan ramah lingkungan;
2. Membatasi kegiatan perkotaan yang membutuhkan lahan
luas dan potensial menyebabkan alih fungsi kawasan
lindung dan lahan pertanian beririgasi teknis;

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 36


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

3. Menerapkan kebijakan yang ketat untuk kegiatan perkotaan


yang menarik arus migrasi masuk tinggi;
4. Mengembangkan system transportasi masal
5. Meningkatkan koordianasi dan kerjasama antar
kabupaten/kota perbatasan dalam mewujudkan kesetaraan
peran dan fungsi di KSN Cekungan Bandung dan KSP
Bandung Utara; dan
6. Mengembangkan mekanisme kerjasama dengan
kabupaten/kota yang berbatasan dalam pengelolaan
kawasan lindung berbasis DAS dan pemanfaatan sumber
daya alam.

c. Mendorong pengembangan di WP Cikalongwetan meliputi :


1. Memprioritaskan investasi agroindustri, asia afrika
village, pusat pemerintahan, rekreasi, gedung pertemuan,
rumah sakit internasional, pusat perdagangan daging,
museum perhubungan, pengembangan kampus hijau ITB
untuk mengembangkan kawasan sesuai RTRW KBB.
2. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian,
pariwisata, industry dan perdaganan/jasa;
3. Memprioritaskan pengembangan jaringan prasarana
wilayah;
4. Menjamin ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana
perumahan dan permukiman yang memadai; dan
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar
kabupaten/kota perbatasan dalam mewujudkan
keterpaduan peran dan fungsi KSP Padalarang,
Cikalongwetan, dan Purwakarta.

d. Membatasi pengembangan di WP Cililin bagian selatan meliputi :


1. Memepertahankan dan menjaga kelestarian kawasan
lindung yang telah ditetapkan;
2. Meningkatkan produktifitas lahan dan aktifitas budidaya
secara optimal dengan memperhatikan fungsi lindung yang
telah ditetapkan;
3. Meningkatkan akses menuju dan keluar antar wilayah
pengembangan ;

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 37


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

4. Meningkatkan sarana dan prasaran perumahan dan


permukiman terutama diwilayah perbatasan;
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kabupaten
dalam mewujudkan kesertaraan dan fungsi WP; dan
6. Mengembangkan mekanisme kerjasama antar kabupaten
yang berbatasan dalam pengelolaan kawasan lindung
berbasis DAS dan penyediaan jaringan prasarana wilayah

2.4.2.2 Kebijakan Strutur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang Kabupaten Bandung


Barat adalah :
a. Penetapan sistem perkotaan sesuai fungsi, yaitu PKN, PKL, PPK, dan PPL;
b. Pengembangan sistem perkotaan yang sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya;
c. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan diwilayah
utara untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan;
d. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah
selatan dengan tidak melebihi daya dukung dan daya
tampungnya;
e. Penataan dan pengembangan jaringan prasarana wilayah yang
dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali, dan
pendorong pengembangan wilayah untuk mewujudkan sistem
perkotaan di kabupaten;
f. Mendorong terlaksanannya peran WP dalam mewujudkan
pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk;
g. Perwujudan dan pemeliharaan kelestarian kawasan lindung;
h. Pencegahan kerusakan kawasan lindung;
i. Perwujudan keterpaduan kawasan budidaya; dan
j. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya
dukung dan daya tampung.
2.4.2.3 Strategi Struktur Ruang
Strategi penetapan sistem perkotaan sesuai fungsi, yaitu PKN, PKL,
dan PPL, meliputi :
a. Meningkatkan peran kabupaten sebagai bagian dari PKN
Kawasan Perkotaan Bandung Raya sebagai pusat koleksi dan
distribusi skala internasional, nasional, dan regional ;

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 38


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

b. Meningkatkan peran PKL pekotaan sebagai kawasan perkotaan


yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau
beberapa kecamatan;
c. Meningkatkan peran PKL perdesaan sebagai pusat koleksi dan
distribusi lokal yang menghubungkan desa sentra produksi
dengan PKL perkotaan.
d. Meningkatkan peran PPK sebagai kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa, dengan memantapkan fungsi PPK untuk
mendukung pertumbuhan perekonomian di WP, melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
e. Meningkatkan peran PPL sebagai kawasan perdesaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala desa;

Strategi pengembangan system perkotaan yang sesuai dengan


daya dukung dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya,
meliputi :
a. Mendorong perkembangan permukiman vertikal dikawasan padat
penduduk; dan
b. mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar di
kawasan padalarang ngamprah, lembang, dan batujajar.

Strategi pengedalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah


utara untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan, meliputi :
a. Mengendalikan pemanfaatan ruang di WP Lembang dan WP
Padalarang bagian utara; dan
b. Memantapkan fungsi PKL, PPK, dan PPL untuk mendukung
pertumbuhan perekonomian di setiap WP melalui penyediaan
sarana dan prasarana pendukung perkembangan perekonomian
daerah.

Strategi pengedalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah


selatan dengan tidak melebihi daya dukung dan daya tampungnya,
meliputi :

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 39


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

a. Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di


kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian
bencana dan potensi kerugian akibat bencana ;
b. Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit
30 % dari luas kawasan perkotaan; dan
c. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan
perkotaan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasaran
dan sarana kawasan perkotaan, serta mempertahankan fungsi
kawasan perdesaan disekitarnya.

Strategi penataan dan pengembangan jaringan sarana wilayah


yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali
dan pendorong pengembangan wilayah untuk mewujudkan system
perkotaan di kabupaten, meliputi :
a. Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan serta kualitas
jaringan prasarana wilayah untuk mendukung pergerakan antar
WP;
b. Mengembangkan sistem angkutan umum masal, sebagai bagian
dari system transportasi di wilayah PKN kawasan perkotaan
Bandung Raya;
c. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana
serta fasilitas pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan di
setiap WP;
d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana sumber daya
air berbasis DAS untuk menunjang kegiatan perkotaan, industri,
dan pertanian ;
e. Meningkatkan system pengelolaan dan pemprosesan sampah di
kabupaten, sesuai dengan proyeksi pertumbuhan penduduk dan
perkembangan kegiatan perkotaan;
f. Meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan
budaya, terutama di PKL, untuk meningkatkan kualitas hidup
penduduk serta mengurangi mobilitas dan migrasi kepusat
kegiatan di PKN.

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 40


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Strategi mendorong terlaksanananya peran WP dalam mewujudkan


pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk, meliputi
:
a. Menetapkan 4 (empat) wilayah pengembangan (WP) untuk
meningkatkan efektifitas pelayanan dan optimalisasi fungsi
wilayah;
b. Mengoptimalkan fungsi setiap WP agar terjadi sinergitas
pembangunan;
c. Mengarahkan pengembangan wilayah sesuai potensi dan
kendala disetiap WP;
d. Mencapai fungsi PKL, PPK, dan PPL dalam setiap WP; dan
e. Meningkatkan ketersediaan jaringan prasarana wilayah untuk
mendukung mobilitas dan pemenuhan kebutuhan dasar disetiap
WP.

Strategi perwujudan dan pemeliharaan kelestarian kawasan


lindung, meliputi :
a. Rehabilitasi kawasan kritis;
b. Penghentian perusakan kawasan hutan; dan
c. Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan.

Strategi pencegahan kerusakan kawasan lindung, meliputi :


a. Sosialisasi rencana kawasan lindung; dan
b. Penegakan hukum.

Strategi perwujudan keterpaduan kawasan budidaya, meliputi :


a. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan
beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk
mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah
sekitarnya ;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek
politik, pertahanan dan keamanan, social budaya, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi;
c. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian
pangan untuk mewujudkan ketahan pangan;
d. Mengembangkan wilayah-wilayah kecamatan untuk
meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi ; dan

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 41


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

e. Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya air yang


bernilai ekonomi tinggi, di waduk/danau untuk meningkatkan
perekonomian.

Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya


sesuai daya dukung dan daya tampung, meliputi :
a. Membatasi pengembangan lahan terbangun di kabupaten
bagian utara ;
b. Mengatur bentuk permukaan tanah pertanian tanaman pangan,
holtikultura dan perkebunan untuk mengendalikan air larian dan
mencegah erosi;
c. Mengendalikan pembangunan pada lahan yang melampaui daya
dukung dan daya tampung; dan
d. Mengendalikan kegiatan pertambangan yang berpotensi
merusak lingkungan.

Strategi struktur ruang Kabupaten Bandung Barat mencakup


strategi penataan ruang makro dan mikro. Strategi ini akan menjadi
dasar konsep pengembangan wilayah Kabupaten Bandung Barat
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat.
a. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan
pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten Bandung Barat
meliputi :
1. Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah
sekitarnya;
2. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang
belum terlayani oleh pusat pertumbuhan; dan
3. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan
agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan
wilayah disekitarnya.

Tabel 2.15
Arahan Fungsi Kawasan Pusat Pusat Pertumbuhan
di Kabupaten Bandung Barat
Pusat WP Wilayah Pusat Wilayah Fungsi Utama

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 42


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Pengemban Pertumbuh
Pelayanan Kawasan
gan an
Pemerintahan
Cihampelas Konservasi
WP Padalarang
Batujajar Pertanian Pariwisata
Padalarang
Cipatat Pemukiman Industri
Perdagangan
Permukiman
Parongpong Pertanian
WP Lembang Lembang
Cisarua Pariwisata
Konservasi
Ngamprah Permukiman
WP Pertanian
Cikalongweta
Cikalongweta Cipeundeuy Pariwisata
n
n Perkebunan
Konservasi Industri
Cipongkor Pertanian
Rongga Permukiman
WP Cililin Cililin
Gununghalu Lindung Perkebunan

Sindangkerta Pariwisata
Sumber:RTRW Kab. Bandung Barat Tahun 2009-2029

Gambar 2.7 Peta Pola Ruang Kabupaten Bandung Barat

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 43


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

2.5 Sosial dan Budaya

Paradigma pembangunan manusia menempatkan manusia


sebagai subjek suatu keberhasilan pembangunan. Upaya yang
berfokus pada manusia tersebut pada saat ini diukur dengan
penggunaan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Index). Untuk mengukur indeks tersebut, digunakan indeks
komposit berdasarkan tiga parameter yang terdiri atas derajat
kesehatan dan panjangnya umur, yang terbaca dari Angka Harapan
Hidup (Life Expectancy Rate); pendidikan, yang diukur dengan
Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah; serta pendapatan,
yang diukur dengan Daya Beli masyarakat (Purchasing Power
Parity). Usaha peningkatan kesejahteraan sosial selain
dilaksanakan untuk memperbaiki tata kehidupan masyarakat, baik
material maupun spiritual juga diarahkan untuk mengatasi
masalah pokok dalam kesejahteraan sosial yaitu anak terlantar,
anak nakal, korban penyalahgunaan narkotik (narkoba),
penyandang cacat, gelandangan, tuna susila, wanita rawan
sosial dan lain-lain.
Tabel 2.16
Jumlah Sekolah Di Kabupaten Bandung Barat

No. Kecamatan SD SM SMA SMK


P

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 44


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

1 Rongga 35 7 1 -

2 Gununghalu 36 10 1 -

3 Sindangkerta 42 9 3 1

4 Cililin 41 13 5 3

5 Cihampelas 45 11 2 5

6 Cipongkor 46 9 4 2
7 Batujajar 53 9 5 6
8 Saguling *) *) *) *)
9 Cipatat 59 10 2 3
10 Padalarang 64 13 5 7

11 Ngamprah 45 12 2 3

12 Parongpong 34 10 1 1

13 Lembang 63 20 8 7

14 Cisarua 28 5 2 -

15 Cikalongwetan 58 10 2 3

16 Cipeundeuy 42 7 3 1

Jumlah 691 155 46 42

Sumber : KBB dalam Angka 2012


Tabel 2.17
Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan

Jml
N Persenta
KECAMATAN Jml Pddk Pendududuk
O se
Miskin
1 Cikalong Wetan 45%
74,926 33,717
2 Cipeundeuy 61%
76,838 46,871
3 Padalarang 37%
155,243 57,440
4 Cipatat 66%
122,551 80,884
5 Ngamprah 48%
143,373 68,819
6 Batujajar 58%

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 45


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

83,046 48,167
7 Saguling 96%
29,951 28,903
8 Cililin 58%
85,686 49,698
9 Cihampelas 70%
109,011 76,308
10 Sindangkerta 59%
67,715 39,952
11 Gunung Halu 69%
69,299 47,816
12 Rongga 51%
54,835 27,966
13 Cipongkor 53%
85,533 45,332
14 Lembang 49%
192,546 94,348
15 Cisarua 33%
58,285 19,234
16 Parongpong 36%
92,517 33,306
TOTAL KABUPATEN 56%
1,501,355 798,760
Sumber : Dinkes 2012

Tabel 2.18
Jumlah Rumah per Kecamatan

N
KECAMATAN NAMA DESA Jml KK Jml Pddk Jml Rumah
O

Cikalong
1 Ciptagumati
Wetan 2,127 8,561 1,885
Mandalamukti
2,909 12,192 2,459
Wangunjaya
1,604 6,992 1,464
Cisomang Barat
1,853 8,750 1,972
Mandalasari
3,060 10,522 2,734
Mekarjaya
2,313 7,888 1,867

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 46


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Ganjarsari
2,114 6,965 1,927
Cipada
2,228 7,215 1,828
Cikalong
344 1,355 344
Tenjolaut
329 1,299 329
Puteran
279 973 279
Rende
314 1,151 314
Kanangsari
298 1,063 298

19,772 74,926 17,700


2 Cipeundeuy Cipeundeuy
1,683 6,050 1,660
Nyenang
1,433 5,113 1,459
Bojongmekar
1,604 5,232 1,426
Jatimekar
1,758 5,733 1,842
Nanggeleng
2,414 8,091 2,414
Sirnaraja
2,003 6,643 2,003
Margaluyu
1,212 4,230 1,232
Margalaksana
2,554 9,079 2,203
Sukahaji
2,088 7,155 2,118
Ciroyom
2,050 7,219 2,050
Ciharashas
1,739 6,395 1,744
Sirnagalih
1,684 5,898 1,647

22,222 76,838 21,798


3 Padalarang Kertamulya
5,250 21,422 4,729
Kertajaya
3,924 15,471 2,364
Cipeundeuy
4,078 11,904 3,306
Laksanamekar

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 47


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

4,415 15,555 3,385


Tagogapu
3,069 10,107 2,894
Campakamekar
3,273 11,688 2,606
Ciburuy
4,264 15,457 3,967
Padalarang
9,227 29,823 7,112
Jayamekar
4,681 15,677 3,828
Cimerang
2,433 8,139 1,784

44,614 155,243 35,975


4 Cipatat Cipatat
3,275 12,041 2,748
Citatah
4,672 16,377 3,720
Kertamukti
2,274 7,656 1,958
Sarimukti
1,531 5,230 1,319
Sumurbandung
2,067 6,465 2,140
Nyalindung
1,780 5,529 1,445
Cirawamekar
1,889 6,373 1,540
Gunungmasigit
4,497 13,924 2,790
Ciptaharja
4,401 16,924 3,988
Rajamandala
4,380 15,308 4,065
Mandalawangi
2,293 8,964 2,167
Mandalasari
2,312 7,760 2,132

35,371 122,551 30,012


5 Ngamprah Ngamprah
1,798 5,661 1,722
Cimanggu
1,996 5,734 1,879
Bojongkoneng
4,151 12,943 4,127
Mekarsari
3,155 10,828 3,155

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 48


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Sukatani
1,987 6,616 1,903
Cimareme
2,195 9,245 2,354
Margajaya
3,349 13,823 3,218
Gadobangkong
3,099 12,643 3,522
Tanimulya
8,066 31,413 7,804
Cilame
7,413 27,632 7,501
Pakuhaji
1,689 6,835 1,582

38,898 143,373 38,767


6 Batujajar Cangkorah
2,885 9,109 2,381
Giriasih
3,025 10,124 2,359
Batujajar timur
3,318 10,056 4,281
Batujajar barat
3,841 14,682 3,049
Selacau
2,939 10,451 2,623
Galanggang
4,867 17,160 4,538
Pangauban
3,483 11,464 3,014

24,358 83,046 22,245


7 Saguling Girimukti
1,823 5,929 1,674
Cipangeran
1,047 3,250 1,416
Bojonghaleuang
1,157 3,730 984
Cikande
1,495 4,867 875
Saguling
2,097 7,750 1,991
Jati
1,791 4,425 1,604

9,410 29,951 8,544


8 Cililin Cililin
3,184 11,177 2,782
Budiharja

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 49


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

1,658 5,410 1,363


Batulayang
3,037 10,165 2,359
Karangtanjung
2,134 8,321 1,896
Karanganyar
2,143 7,104 1,791
3,4 12,03
Mukapayung
60 5 3,310
2,7 9,04
Bongas
38 8 2,628
3,4 12,06
Rancapanggung
59 9 3,339
1,3 4,05
Nanggerang
55 2 1,225
1,1 2,78
Karyamukti
79 9 1,059
1,2 3,51
Kidang pananjung
10 6 1,101

25,557 85,686 22,853


9 Cihampelas Cihampelas
4,587 16,138 4,122
Mekarmukti
3,373 12,609 3,182
Mekarjaya
3,781 12,449 2,908
Tanjungjaya
2,177 7,221 1,771
Singajaya
1,976 6,654 1,483
Pataruman
3,265 12,042 2,628
Cipatik
2,656 9,199 1,950
Citapen
3,813 14,469 3,466
Situwangi
2,658 9,117 2,229
Tanjungwangi
2,491 9,113 2,109

30,777 109,011 25,848


10 Sindangkerta Cintakarya
1,252 4,732 1,122
Sindangkerta
1,386 5,689 1,279
cikabu
1,718 6,464 1,515

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 50


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Rancasengang
1,245 5,535 1,245
Buninagara
1,147 3,554 1,239
Wangunsari
1,962 5,845 1,724
Cicangkanggirang
2,814 9,399 2,950
Puncaksari
1,092 5,892 1,506
Pasirpogor
1,450 7,031 1,674
Weninggalih
1,952 7,607 1,916
Mekarwangi
2,361 5,967 1,925

18,379 67,715 18,095


11 Gunung Halu Cilangsari
1,272 3,403 1,272
Sindangjaya
1,532 4,282 1,532
Bunijaya
3,019 9,738 3,019
Sirnajaya
3,471 11,580 3,471
Gununghalu
3,861 12,084 3,861
Celak
2,481 8,684 2,481
Wargasaluyu
2,109 6,525 2,109
Sukasari
1,893 5,794 1,893
Tamanjaya
2,245 7,209 2,031

21,883 69,299 21,669


12 Rongga Sukamanah
2,116 7,504 2,010
Cicadas
1,772 4,826 1,683
Bojong
2,216 6,770 2,105
Bojong salam
1,712 6,850 1,628
Cinengah
1,922 6,025 1,826
Cibedug

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 51


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

1,915 6,269 1,819


Cibitung
2,253 8,609 2,140
Sukaresmi
2,438 7,982 2,316

16,344 54,835 15,527


13 Cipongkor Karangsari
1,227 4,395 1,227
Sarinagen
1,894 7,428 1,894
Baranangsiang
2,773 8,772 2,773
Cijambu
1,414 6,116 1,414
Sirnagalih
1,387 5,563 1,387
Cibenda
1,394 5,396 1,394
Cintaasih
1,702 5,775 1,702
Cicangkahilir
1,605 5,193 1,597
Sukamulya
1,415 4,810 1,424
Citalem
3,053 10,273 3,066
Cijenuk
2,132 7,590 2,125
Girimukti
1,815 5,272 1,810
Neglasari
1,367 4,583 1,355
Mekarsari
1,335 4,367 1,327

24,513 85,533 24,495


14 Lembang Lembang
3,938 17,306 3,621
Kayuambon
2,125 7,829 1,502
Pagerwangi
2,592 9,460 2,499
Mekarwangi
1,547 5,641 1,547
Wangunsari
2,920 10,240 2,200
Jayagiri
4,636 28,197 3,813

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 52


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

Gudangkahuripan
4,087 14,577 3,751
Cikahuripan
4,852 17,317 2,647
Sukajaya
3,355 13,476 2,356
Cikole
2,911 10,240 2,432
Cibogo
3,256 11,420 2,688
Cikidang
2,552 6,929 1,756
Wangunharja
2,303 8,602 2,359
Cibodas
3,209 10,393 2,942
Suntenjaya
2,346 8,031 2,081
Langensari
3,439 12,888 3,210

50,068 192,546 41,404


15 Cisarua Jambudipa
2,643 12,920 1,887
Padaasih
2,996 2,012 2,654
Kertawangi
3,139 10,925 2,895
Pasirhalang
1,675 5,735 1,545
Tugumukti
1,889 5,863 1,538
Pasirlangu
3,012 9,860 2,339
Cipada
1,972 5,805 1,728
Sadangmekar
1,855 5,165 1,729

19,181 58,285 16,315


16 Parongpong Cihideung
4,041 13,000 3,556
Cihanjuang
4,928 16,651 4,835
Cihanjuang rahayu
3,326 11,283 2,948
Karyawangi
2,511 8,086 2,360
Ciwaruga

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 53


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

4,189 12,295 4,095


Sariwangi
4,006 16,318 3,926
Cigugur
4,151 14,884 4,061

27,152 92,517 25,781


TOTAL KABUPATEN
428,499 1,501,355 387,028
Sumber : Dinkes 2012

2.6 Kelembagaan Pemerintahan Daerah


Dalam rangka pelaksanaan peraturan Pemerintah nomor 41
tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah, perlu dilakukan
langkah-langkah penyelarasan dan penataan kembali organisasi
perangkat daerah di kabupaten Bandung Barat, sebagai upaya
penguatan kewenangan, akuntabilitas kinerja kelembagaan serta
pemberdayaan perangkat daerah. Untuk itu diterbitkan Peraturan
daerah kabupaten Bandung Barat No 3 tahun 2012 tentang
Organisasi Perangkat daerah Kabupaten Bandung Barat. Organisasi
Perangkat Daerah adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat daerah
b. Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah
c. Inspektorat
d. Badan Perencaanaan Pembangunan Daerah
e. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
f. Dinas Kesehatan
g. Dinas Perhubungan Komonukasi dan Informatika
h. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan danAset Daerah
i. Dinas Kependudukan dan Pencataan Sipil
j. Dinas Sosial tenaga Kerja dan transmigrasi
k. Dinas Bina Marga Sumber Daya Air dan Pertambangan
l. Dians Cipta Karya Dan Tata Ruang
m. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
n. Dinas Peternakan dan Perikanan
o. Dinas Perindustrian perdagangan Koperasi dan Usaha Mikra Kecil
dan Menengah
p. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
q. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
r. Badan Kepegawaian Daerah
s. Badan Pemberdayaan Perempuan perlindungan Anak dan Kelaurga
Berencana

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 54


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

t. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu


u. Kantor Lingkungan Hidup
v. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
w. Kantor Ketahanan Pangan
x. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
y. Satuan Polisi Pamong Praja
z. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
aa. Sekretariat Dewan Pegurus Korpri

Organisasi Perangkat Daerah yang searaha dengan percepatan


pembangunan Sanitasi Permukiman meliputi OPD Asisten Perokonomian
dan Pembangunan Bag Pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah bidang Perencanaan Fisik, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga Seksi Sarana dan Prasarana, Dinas Kesehatan Bidang Penyehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Bidang Perumahan dan Bidang Prasarana Lingkungan Permukiman, Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Bidang Pemberdayaan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Kantor
Lingkungan Hidup seksi Pengendalian pencemaran Lingkungan.

Visi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk periode


tahun 2008-2013 adalah:

Bersama Membangun Masyarakat yang Cerdas, Rasional,


Maju, Agamis dan Sehat berbasis pada Pengembangan
Kawasan Agroindustri dan Wisata Ramah Lingkungan

Misi Kabupaten Bandung Barat

Pernyataan Visi di atas, kemudian dijabarkan ke dalam 6


(enam) misi sebagai berikut :

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 55


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah,


professional, efektif, efesien, dan ekonomis yang berbasisi pasa
system penganggran yang pro publik;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak,
cerdas sehat dan berdaya saing;
3. Memberdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi
kerakyatan yang berorientasi pada pengembangan sector
agrobisnis dan agro wisata dalam upaya pengentasan kemiskinan;
4. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan
lingkungan;
5. Meningkatkan kualitas derajat kehidupan masyarakat yang
berkeadilan;
6. Modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan
desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Gambar 2.8 Bagan Struktur OPD Kabupaten Bandung Barat

Gambar 2.9 Bagan Sanitasi Kabupaten Bandung Barat

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 56


2013
MEMBANGUN DENGAN SANITASI

POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT | BUKU PUTIH SANITASI 57


2013

You might also like