Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
1
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) tipe II merupakan penyakit metabolik dengan prevalensi yang
terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Sindrom metabolik pada pasien DM
menunjukkan perubahan profil lipid darah, sehingga banyak pasien DM tipe II yang tidak
terkontrol mengalami komplikasi penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui profil lipid dan profil penggunaan obat pada pasien DM tipe II di Rumah Sakit
Daerah Madani Palu, Sulawesi Tengah, Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang dikerjakan secara retrospektif dimana sampel diambil dengan teknik
purposive sampling.
Data diambil dari 61 pasien terdiagnosis DM tipe II yang terdiri dari 29 pasien laki-laki
dan 32 pasien perempuan dengan jumlah kasus DM paling banyak terjadi pada usia 41-60
Tahun 49,2% dan usia 61 Tahun sebanyak 42,6%. Profil lipid pada pasien DM tipe II
dengan kejadian dislipidemia ditunjukkan dalam jumlah kolesterol total sebesar 13,76% pada
laki-laki, 43,74% pada perempuan; LDL kolesterol 13,76% pada laki-laki, 34,36% pada
perempuan, HDL kolesterol 48,24% pada laki-laki, 87,47% pada perempuan, trigliserida
20,64% pada laki-laki dan 46,86% pada perempuan.
Obat hipoglikemik oral yang banyak digunakan pasien DM tipe II di RSD Madani
adalah golongan sulfonilurea dan biguanida, meskipun ada beberapa pasien diberikan terapi
insulin. Pemeriksaan dislipidemia sejak awal pada pasien diabetes mellitus tipe II perlu
dilakukan untuk memprediksi bahkan menghindari risiko penyakit kardiovaskular.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus tipe II, Dislipidemia, Kardiovaskular, Profil Lipid,
Sindrom Metabolik.
2
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
Umur (Tahun)
18 40 5 8,2
41 60 30 49,2
61 26 42,6
3
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
Tabel 2. Distribusi Diagnosis Pasien DM tipe II Tabel 4. Jumlah Pasien Diabetes Melitus Tipe
di RSU Madani Palu II Yang Mengalami Dislipidemia di RSD
Frekuen Persentase Madani Palu Tahun 2014.
Diagnosis
si (%) KT LDL HDL TG
Diagnosis X (n = (n = (n = (n=6
DM Tipe II tanpa penyakit 61) 61) 61) 1)
19 31,15
penyerta
1 N 14 13 7 15
DM Tipe II dengan
penyakit penyerta 42 68,85 Bulan D 6 7 13 5
1-3 N 7 6 1 5
Jenis Penyakit Penyerta Bulan D 2 3 8 4
DM Tipe II 19 31,15 3-6 N 5 6 2 5
DM Tipe II + Hipertensi 13 21,31 Bulan D 2 1 5 2
DM Tipe II + Dispepsia 11 18,03 6-12 N 5 7 2 4
DM Tipe II + 6 Bulan D 2 0 5 3
Gastroenteritis akut 9,84 1-2 N 7 9 3 6
DM Tipe II + CHF + PJK 5 8,20 Tahun D 3 1 7 4
DM Tipe II + 4
2-3 N 4 4 2 3
Hiperlipidemia 6,56
DM Tipe II + Infeksi 3 Tahun D 1 1 3 2
serebral 4,92 3-9 N 1 1 2 2
Tahun D 2 2 1 1
Ket : X;Rentang waktu terapi, N;Normal,
Tabel 3. Profil Kadar Glukosa Darah Pasien
D;Dislipidemia, n; jumlah pasien.
Diabetes Melitus Tipe II Di RSD Madani Palu.
GDS
L P
X
n n (32)
% %
(29)
0-1 T 3 10,34 5 15,62
Bulan TT 4 13,79 8 25
1-3 T 3 10,34 3 9,37
Bulan TT 1 3,44 2 6,25
3-6 T 1 3,44 2 6,25
Bulan TT 1 3,44 3 9,37
6-12 T 3 10,34 2 6,25
Bulan TT 1 3,44 1 3,12
1-2 T 5 17,24 1 3,12
Tahun TT 1 3,44 3 9,37
2-3 T 4 13,79 1 3,12
Tahun TT 0 0,00 0 0,00
3-9 T 0 0,00 1 3,12
Tahun TT 2 6,89 0 0,00
Ket : X; Rentang waktu terapi, T ; Terkontrol, TT ; Tidak
Terkontrol, L ; Laki-laki, P ; Perempuan
Tabel 5. Profil Lipid Pasien Diabetes Melitus Tipe II di RSD Madani Palu tahun 2014.
Kolesterol Total LDL HDL Trigliserida
X
(n=61) (n=61) (n=61) (n=61)
1 N 6 20,68 8 25 6 20,68 7 21,87 5 17,24 2 6,25 6 20,68 9 28,12
Bulan D 1 3,44 5 15,62 1 3,44 6 18,75 2 6,89 11 34,37 1 3,44 4 12,5
1-3 N 4 13,79 3 9,37 3 10,34 3 9,37 1 3,44 0 0,00 3 10,34 2 6,25
Bulan D 0 0,00 2 6,25 1 3,44 2 6,25 3 10,34 5 15,62 1 3,44 3 9,37
3-6 N 2 6,89 3 9,37 2 6,89 4 12,5 1 3,44 1 3,12 2 6,89 3 9,37
Bulan D 0 0,00 2 6,25 0 0,00 1 3,12 1 3,44 4 12,5 0 0,00 2 6,25
6-12 N 4 13,79 1 3,12 4 13,79 3 9,37 2 6,89 0 0,00 3 10,34 1 3,12
Bulan D 0 0,00 2 6,25 0 0,00 0 0,00 2 6,89 3 9,37 1 3,44 2 6,25
1-2 N 5 17,24 2 6,25 6 20,68 3 9,37 2 6,89 1 3,12 5 17,24 1 3,12
Tahun D 1 3,44 2 6,25 0 0,00 1 3,12 4 13,79 3 9,37 1 3,44 3 9,37
2-3 N 3 10,34 1 3,12 3 10,34 1 3,12 2 6,89 0 0,00 3 10,34 0 0,00
Tahun D 1 3,44 0 0,00 1 3,44 0 0,00 2 6,89 1 3,12 1 3,44 1 3,12
3-9 N 1 3,44 0 0,00 1 3,44 0 0,00 2 6,89 0 0,00 1 3,44 1 3,12
Tahun D 1 3,44 1 3,12 1 3,44 1 3,12 0 0,00 1 3,12 1 3,44 0 0,00
Ket : X;Rentang waktu terapi, N;Normal, D;Dislipidemia, n; jumlah pasien
4
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
Tabel 6. Profil Obat Pasien Diabetes Melitus Pasien diabetes melitus tipe II sebesar 8,2%
Tipe II Yang Mengalami Dislipidemia di RSD (5 orang) terjadi pada umur 18-40 tahun.
Madani Palu Tahun 2014 49,2% (30 orang) pada umur 41-60 tahun
Kelas Terapi Golongan Jenis Obat
Fre
k.
%
Rute
Pembe dan 42,6% (26 orang) pada umur 61
rian
Antidiabetik Sulfonilurea Glibenclamide 4 1,68 Oral
tahun. Peningkatan diabetes seiring dengan
Glimepirid 30 12,61 Oral umur, khususnya pada umur lebih dari 40
Glikuidon 2 0,84 Oral
Biguanida Metformin 28 11,76 Oral tahun, disebabkan karena pada umur
Insulin aspart Levemir 2 0,84 S.c
Novorapid 8 3,36 S.c tersebut mulai terjadi peningkatan
Novomix 1 0,42 S.c
Inhibitor Acarbose 1 0,42 Oral intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan
glukosidase
Antihipertensi Angiotensin Candesartan 9 3,78 Oral menyebabkan berkurangnya kemampuan
Reseptor Bloker
(ARB) II
Irbesartan
Valsartan
1
3
0,84
1,26
Oral
Oral
sel pankreas dalam memproduksi insulin
Kalsium
Antagonis
Amlodipine
Nifedipine
3
1
1,26
0,42
Oral
Oral
(Sunjaya, 2009).
ACE Inhibitor
bloker
Captopril
Bisoprolol
8
2
3,36
0,84
Oral
Oral
Tabel 2 menunjukkan penderita
Diuretik Furosemid 3 1,26 Oral diabetes melitus tanpa penyakit penyerta
Antiulkus Penghambat Lansoprazole 11 4,62 Oral
pompa proton Omeprazole 4 1,68 Oral 31,15% (19 orang) dan diabetes melitus
Antagonis Simetidin 1 0,42 Oral
reseptor H2 Ranitidine 8 3,36 Oral tipe II dengan berbagai macam penyakit
Sitoprotektif Sukralfat 4 1,68 Oral
Antasida Antasida 2 0,84 Oral penyerta sebanyak 68,85% (42 orang).
Antidiare
Antiemetik
Obstipansia
Antagonis
Loperamid
Domperidon
1
1
0,42
0,42
Oral
Oral
Penyakit penyerta yang paling banyak di
Hiperlipidemia
dopamine
Statin Simvastatin 15 6,30 Oral
temukan pada penderita diabetes melitus
Fibrat
Atorvastatin
Gemfibrozil
2
1
0,84
0,42
Oral
Oral
tipe II dalam penelitian ini adalah
Analgetik,
Antipiretik
Non Opioid Paracetamol 5 2,10 Oral hipertensi. Hipertensi lebih banyak 1,5
Analgesik,
Antiinflamasi
OAINS Asam
Mefenamat
2 0,84 Oral sampai 3 kali lipat ditemukan pada
Aspilet 4 1,68 Oral penderita diabetes mellitus dibanding
Natrium 2 0,84 Oral
Diklofenac dengan yang tanpa diabetes mellitus
Meloxicam 1 0,42 Oral
Antimigrain Ergotamine 2 0,84 Oral (Arifin, 2007).
Flunarizin 1 0,42 Oral
Antibiotik Penisilin Amoxicillin 2 0,84 Oral Pengendalian diabetes melitus yang
Cefalosporin Cefadroxil 3 1,26 Oral
Cefixime 2 0,84 Oral baik akan mencegah terjadinya komplikasi
Kuinolon
Metronidazole
Ciprofloxacin
1
2
0,42
0,84
Oral
Oral
pada diabetes. Diabetes melitus yang
Vitamin Multivitamin Kalsium
Aspartat
1 0,42 Oral dikatakan terkendali dengan baik, apabila
Vitamin
B1,B6,B12
22 9,24 Oral kadar glukosa darah dan kadar profil lipid
Mukolitik Ambroxol 4 1,68 Oral mencapai kadar yang diharapkan. Merawat
Antidepresan Trisiklik Amitriptiln 2 0,84 Oral
Antiansietas Benzodiazepin Alprazolam 2 0,84 Oral diabetes melitus dapat membantu untuk
Diazepam 1 0,42
Antikonvulsan Gabapentin 5 2,10 Oral menurunkan risiko penyakit jantung dan
Antihistamin Betahistin 3 1,26 Oral
Mesilat pembuluh darah. Jika memiliki penyakit
Mebhidrolin 2 0,84 Oral
Antiangina Vasodilator Isosorbid 3 1,26 Oral jantung dan pernah mengalami serangan
Dinitrat
Neurotropik Citicolin 2 0,84 Oral jantung atau stroke dengan langkah
Piracetam 3 1,26 Oral
Mecobalamin 3 1,26 Oral
menjaga sistem ABC (A1c, Blood pressure,
238 100
Cholestrol) dapat mencegah progresivitas
penyakit jantung atau stroke. Pemeriksaan
A1c dilakukan untuk menentukan perkiraan
PEMBAHASAN kadar glukosa darah rata-rata untuk 2-3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bulan terakhir. Pemeriksaan tekanan darah
data yang di peroleh dari 61 pasien diabetes perlu dilakukan untuk mengetahui tekanan
melitus berjenis kelamin perempuan yaitu darah, dengan tekanan darah yang tinggi
sebanyak 32 orang (52,5%) sedangkan dapat membuat jantung bekerja lebih keras
pasien laki-laki 29 orang (47,5%). dari seharusnya. Pemeriksaan kadar
Berdasarkan data yang diperoleh dapat kolesterol untuk mengetahui jumlah lemak
dilihat prevalensi kejadian diabetes melitus dalam darah, seperti kolesterol HDL yang
tipe II di RSD Madani Palu hampir sama membantu melindungi jantung, kolesterol
jumlah pasien laki-laki dan perempuan. LDL dapat menyumbat arteri dan kadar
5
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
trigliserida yang tinggi dapat meningkatkan glukosa dari darah ke jaringan perifer
risiko untuk serangan jantung atau stroke akibat defisiensi insulin. Peninggian kadar
(ADA, 2015). asam lemak bebas dalam darah tidak hanya
Diabetes melitus tidak dapat sebagai akibat adanya resistensi insulin,
disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat tetapi juga memperberat resistensi insulin
dikendalikan melalui diet, olah raga, dan yang ada. Kelainan yang terjadi tergantung
obat-obatan. Untuk dapat mencegah pada tipe diabetes dan kontrol diabetes
terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pasien (Asdie&Kusumo, 1985).
pengendalian diabetes melitus yang baik Pada penelitian yang telah dilakukan
dan mempunyai sasaran dengan kriteria di RSD Madani Palu di peroleh data
nilai baik, di antaranya gula darah puasa pemeriksaan kadar kolesterol total adalah
80-<100 mg/dL, 2 jam sesudah makan 80- gabungan dari trigliserida, LDL (low
144 mg/dL, A1C <6,5%, kolesterol total < density lipoprotein) kolesterol, HDL (high
200 mg/dL, trigliserida <150 mg/dL, IMT density lipoprotein) kolesterol, VLDL (very
18,5-22,9 kg/m2 dan tekanan darah low density lipoprotein) kolesterol (Lee dan
<130/80 mmHg (Laurentia, 2009). Kulick, 2005). Kadar kolesterol total yang
Hasil penelitian yang diperoleh normal adalah 200mg/dl. Pemeriksaan
menunjukkan data pasien dengan kadar kolesterol total dibagi dalam beberapa
glukosa darah terkontrol dan tidak kelompok berdasarkan waktu pemeriksaan
terkontrol mengalami dislipidemia. profil lipid dan evaluasi setelah menerima
Penderita diabetes melitus laki-laki dengan terapi antidiabetik (sejak terdiagnosa
kadar glukosa terkontrol 19 orang (65,52%) pertama kali di RSD Madani Palu) yaitu 0-
dan mengalami dislipidemia 14 orang 1 bulan, 1-3 bulan, 3-6 bulan, 6-12 bulan,
(48,27%), yang tidak terkontrol 10 orang 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-9 tahun.
(34,48%) dan mengalami dislipidemia 4 Pada data pemeriksaan yang
orang (13,79%) dari 29 pasien. Pada dilakukan oleh pasien terjadi peningkatan
perempuan dengan kadar glukosa terkontrol kolesterol total. Kadar kolesterol total
15 orang (46,87%) semuanya mengalami pasien diabetes melitus tipe II dengan jenis
dislipidemia, yang tidak terkontrol 17 orang kelamin laki-laki yang mengalami
(53,13%) dan mengalami dislipidemia 16 dislipidemia adalah 4 orang (13,76%) dari
orang (50%), dari 32 pasien. Terdapat 1 29 pasien dan pada perempuan 14 orang
orang pasien dengan glukosa darah tidak (43,74) dari 32 pasien. Peningkatan
terkontrol tetapi tidak mengalami kolesterol total disebabkan oleh
dislipidemia. Dislipidemia yaitu kelainan meningkatnya kadar VLDL oleh hati.
metabolisme lemak berupa peningkatan Meningkatnya kolesterol total dapat
kadar LDL dan trigliserida serta penurunan menyebabkan pasien mengalami
HDL. Dislipidemia sering ditemui pada dislipidemia. Dislipidemia merupakan
resistensi insulin atau Diabetes mellitus tipe faktor penyebab sindrom metabolik.
II meskipun dengan gula darah terkontrol Bentuk dislipidemia pada sindrom
(Rohman, 2007). Pada pasien diabetes metabolik meliputi tingginya kadar
melitus tipe II perubahan metabolisme trigliserida dan LDL kolesterol serta
lemak terjadi akibat insulin yang menurun rendahnya HDL kolesterol. Dislipidemia
yaitu peningkatan lipolisis dan efektivitas pada sindrom metabolik menunjukkan
lipoprotein lipase yang menurun didalam perlunya perhatian terhadap bentuk lipid
darah, sehingga kadar lemak dalam darah sebagai faktor risiko terhadap penyakit
meningkat (Guyton, 2006). kardiovaskular.
Kelainan utama pada penderita Hasil penelitian yang diperoleh
diabetes melitus tipe II adalah peninggian menunjukkan bahwa kadar LDL kolesterol
glukosa produk hati yang pasien diabetes melitus tipe II dengan jenis
bertanggungjawab dalam gangguan influks kelamin laki-laki yang mengalami
6
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
dislipidemia adalah 4 orang (13,76%) dari dalam darah di simpan dalam bentuk
29 pasien dan pada perempuan 11 orang lemak, khususnya trigliserida. Sehingga
(34,36%) dari 32 pasien. Kelainan jika kendali glikemik buruk, akan
metabolisme pada pasien diabetes melitus menimbulkan peningkatan kadar glukosa
sendiri sering memberi dampak berupa dalam darah. Selanjutnya glukosa diubah
peninggian kadar lemak dalam darah. Pada menjadi trigliserida, sehingga terjadi
pasien diabetes dan obesitas terjadi peningkatan kadar trigliserida (Priyadi,
peningkatan kadar LDL (Adams, 2005). 2014).
kontrol glukosa darah yang baik akan Pada diabetes mellitus tipe II yang
mempengaruhi kadar kolesterol LDL yang tidak terkontrol, kadar trigliserida
normal, begitu juga sebaliknya. meningkat. Peningkatan ini disebabkan
Berkurangnya aktivitas kolesterol adalah oleh penurunan pengangkutan trigliserida
kompensasi dari penurunan aktivitas insulin ke dalam depot lemak. Aktivitas lipoprotein
(dalam bentuk resistensi insulin). Hal ini lipase juga berperan dalam penurunan
menyebabkan penurunan klirens LDL dan pengangkutan ini (Hanum, 2013).
dapat menyebabkan peningkatan Pada penelitian yang telah dilakukan
konsentrasi LDL (Hanum, 2013). diperoleh hasil kenaikan profil lipid yang
Hasil penelitian yang diperoleh banyak terjadi pada perempuan hal ini
menunjukkan bahwa kadar HDL kolesterol disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen
pasien diabetes melitus tipe II dengan jenis yang berhubungan erat dengan
kelamin laki-laki yang mengalami hiperkolesterolemia yaitu berupa
dislipidemia adalah 14 orang (48,24%) peningkatan LDL dan penurunan HDL
dari 29 pasien dan pada perempuan 27 karena hormon estrogen mempengaruhi
orang (87,47%) dari 32 pasien. metabolisme lipid (Jovanovic, 2004).
Menurunnya kadar HDL ini menyebabkan Tabel 2 menunjukkan diagnosa
pasien mengalami dislipidemia. Kadar penderita diabetes melitus tipe II dengan
HDL kolesterol pada penderita diabetes penyakit penyerta dan tanpa penyakit
melitus tipe II umumnya menurun, sebagai penyerta. Pada penelitian ini ditemukan
akibat penurunan aktivitas enzim penderita diabetes melitus tanpa penyakit
lipoprotein lipase yang menyebabkan penyerta 31,15%(19 orang) dan diabetes
penurunan sintesis dan peningkatan melitus tipe II dengan berbagai macam
pembersihan HDL. Kelainan tersebut penyakit penyerta sebanyak 68,85%(42
disebabkan pula oleh resistensi insulin. orang). Dalam pengelolaan diabetes melitus
Penurunan HDL kolesterol terlihat pada tipe II, diperlukan usaha mengoreksi faktor-
obesitas, diabetes melitus, faktor risiko penyakit kardiovaskular yang
hipertrigliseridemia, diet tinggi karbohidrat, sering menyertai diabetes melitus tipe II
lipoproteinemia, dan pemberian preparat seperti hipertensi, dislipidemia, resistensi
androgen (Adiwijono & Asdie, 1993). insulin, dan lain-lain (Arifin, 2015).
Pada pasien diabetes melitus dan Pada penelitian yang telah dilakukan
obesitas diperoleh data pasien diabetes melitus tipe
biasanya terjadi peningkatan kadar II dengan berbagai macam penyakit
trigliserida (Adams, 2005). Kadar penyerta seperti Hipertensi, Dispepsia,
trigliserida yang normal adalah 150 mg/dl. Gastroenteritis akut, Congestive heart
Hasil penelitian yang diperoleh failure (CHF), Penyakit jantung koroner
menunjukkan bahwa kadar trigliserida pada (PJK), Hiperlipidemia, dan Infeksi
pasien diabetes melitus tipe II dengan jenis Serebral.
kelamin laki-laki yang mengalami Dari beberapa jenis obat yang
dislipidemia adalah 6 orang (20,64%) dari digunakan, terapi antidiabetik oral yang
29 pasien dan pada perempuan 15 orang paling banyak diberikan adalah golongan
(46,86%) dari 32 pasien. Kelebihan glukosa sulfonilurea (glimepirid, glibenclamid,
7
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
8
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
pengaruhi oleh adanya penyakit lain atau menandakan terjadinya penurunan sekresi
faktor risiko (Davey, 2005). asam lambung (Anam, 2015).
Ada hubungan yang bermakna antara Hiperlipidemia lebih tepat disebut
tekanan darah dengan diabetes melitus. dislipidemia, yaitu kelainan metabolisme
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang lipid yang di tandai dengan peningkatan
yang terkena hipertensi berisiko lebih besar maupun penurunan fraksi lipid dalam
untuk menderita diabetes, dengan odds 6,85 plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama
kali lebih besar dibanding orang yang tidak adalah kenaikan kadar kolesterol total,
hipertensi (Trisnawati, 2013). kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan
Beberapa literatur mengaitkan kadar HDL (Anwar, 2004). Dislipidemia
hipertensi dengan resistensi insulin. merupakan faktor terjadinya sindrom
Pengaruh hipertensi terhadap kejadian metabolik. Pada sindrom metabolik,
diabetes melitus disebabkan oleh penebalan timbunan lemak viseral dan resistensi
pembuluh darah arteri yang menyebabkan insulin merupakan faktor penyebab dari
diameter pembuluh darah menjadi kenaikan tekanan darah dan dislipidemia
menyempit. Hal ini akan menyebabkan (Rohman, 2007).
proses pengangkutan glukosa dari dalam Terapi antihiperlipidemia yang
darah menjadi terganggu (Zieve, 2012). digunakan pasien diabetes melitus tipe II
Penggunaan obat antihipertensi yang pada penelitian ini adalah golongan statin
paling banyak digunakan adalah obat (simvastatin, atorvastatin) 7,14%, fibrat
golongan Angiotensin Reseptor Bloker (gemfibrozil) 0,42%. Golongan statin
(ARB) II pemilihan obat ini dikarenakan menghambat sintesis kolesterol pada fase
ARB relatif lebih aman dan meminimalisir awal dengan menghambat
efek samping selain itu penggunaan ARB hidroksimetilglutaril koenzim (HMG KoA)
seperti Candesartan juga di indikasikan reduktase dan dapat meningkatkan sintesis
untuk pasien dengan gagal jantung LDL sehingga mengurangi kadar kolesterol
kongestif (Brookes, 2003). dalam darah. Efek statin untuk menurunkan
Terapi antiulkus yang digunakan LDL mencapai 18-55% dan trigliserida 7-
pasien diabetes melitus tipe II pada 30%, tergantung dari jenis statin yang
penelitian ini adalah golongan inhibitor digunakan (Rohman, 2007).
pompa proton (lansoprazole, omeprazole) Berdasarkan data profil penggunaan
6,3%, antagonis reseptor H2 (simetidin, obat diketahui bahwa terdapat satu pasien
ranitidin) 3,78%, pelindung mukosa yang menggunakan gemfibrozil (golongan
(antasida, sukralfat) 2,52%. Golongan fibrat) sehubungan dengan penggunaan
inhibitor pompa proton merupakan terapi yang diperuntukkan pada pasien dengan
utama pada pasien dengan gejala-gajala kadar trigliserida lebih dari 200mg/dL.
tidak normal, gejala komplikasi dan Golongan fibrat mempengaruhi produksi
penyakit. Antagonis reseptor H2 yaitu dan pembuangan VLDL yang dapat
dapat menyembuhkan tukak lambung dan menurunkan kadar trigliserida dan
duodenum dengan cara mengurangi sekresi meningkatkan kadar HDL kolesrterol,
asam lambung sebagai akibat hambatan sehingga ideal untuk pengobatan
resepteor H2 (Sukandar,dkk. 2008). dislipidemia pada penderita diabetes
Terjadinya dispepsia pada penderita melitus tipe II (Adiwijono&Asdie, 1993).
diabetes melitus karena pasien mengalami Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gastroparesis dimana lambung memiliki profil lipid yang paling banyak terjadi yaitu
kesulitan untuk mengosongkan dirinya dan penurunan HDL kolesterol, peningkatan
berdasarkan studi sebelumnya ditemukan nilai LDL kolesterol dan Trigliserida.
bahwa Ph lambung pasien Dispepsia Fungsi HDL kolesterol adalah mengangkut
dengan diabetes melitus adalah 2,30 yang kembali kelebihan kolesterol yang terdapat
di jaringan untuk dibawa ke hati dan diubah
9
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
10
GALENIKA JOURNAL OF PHARMACY
11