You are on page 1of 10

Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit


(SIM-RS)

Category: Uncategorised

Published on Thursday, 10 April 2014

Written by Ronny Loekito


Pengembangan Sistem Informasi dan Hambatan-hambatannya:
Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data
medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh
rumah Sakit sehingga mengakibatkan :
1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang
menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan
membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing
sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.
2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak
terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada
masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara
manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang
semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya
dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya
banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawan/dokter
sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi
data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat
adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat
memberikan discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan
menimbulkan kerugian pada rumah sakit.
4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam
penyusunan informasi harus direkap secara manual maka
penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat
dipercaya kebenarannya.
Era globalisai yang ditandai dengan adanya Perdagangan bebas
mengharuskan sektor Kesehatan terutam Rumah Sakit untuk
meningkatkan daya saing dengan memberikan pelayanan yg
sebaik-baiknya kepada pelanggan ataupun pasien bahkan
penyajian laporang yang akurat bagi para pengambil keputusan,
bakan rumah sakit vertical cenderung untuk segera merubah
tatana rumah sakit menjadi sebuah badan layanan umum,
sehingga lebih mudah dalam penataan administrasinya.
Guna mengatasi hambatanhambatan dalam pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu
strategik manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan
data berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di
intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk
mendukung proses pengambilan keputusan manajemen,
sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru
guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata
dengan rapih dan baik.

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem


Informasi Manajemen menjadi 5 komponen utama guna
menunjang terlaksanana penerapan system informasi yang benar
dan sesuai kebutuhan:

4 Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)


4 Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan
lainnya)
4 Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4 SOP (Standar Operasional Prosedur)
4 Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait
untuk sama-sama mejalankan system karena system tidak akan
berjalan tanpa di Input)
4 SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya
sebuah system dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-
tenaga SMD tersebut)

Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya


utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan
yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama
sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat
membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan
kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong
Indonesia Sehat 2010.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi


Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses :

4 Development Master Plan, cetak biru pembangunan


harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga
berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah
terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan
yang sama, serta peran serta semua bagian dalam organisasi
dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan
dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan
sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.

4 Integrated, dengan integrasi antar semua bagian


organisasi menjadi satu kesatuan, akan membuat sistem
berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala
seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat
dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh
manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola
kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan
buruk bagi seorang tenga medis.

4 Development Team, tim yang membangun Sistem


Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di
bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam
membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik
adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer,
dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah
berkecipung dibidang pengembangan system informasi
manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan).

4 Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi


Informasi sangat penting dalam pembangunan, komponen-
komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras
(Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi
adalah :
Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang
didapat
Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan
kecepatan Teknologi Informasi menangani proses maupun
penampungan data
Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling
beradaptasi dan kemudahan pengembangan di masa yang akan
datang
Survivability, berapa lama Teknologi Informasi
mendapatkan dukungan dari vendor maupun pasar
Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana
pengembangan kemasa depan tentunya
Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan
sistem informasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan, seperti:
1. Systems Approach
Pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan
sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi
dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam
organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada
pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya
memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach
Pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic
planning level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan
kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi dapat
ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis
data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari
atas ke bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.
3. Modular Approach
Pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi
bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya,
tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat
sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah
dipelihara.
4. Evolutionary Approach
Pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu
beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan organisasi di
masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem yang
mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.
Secara besar system informasi harus dikelompokan pada kelas
rumah sakit dan status rumah sakit
4 Rumah Sakit Vertikal
4 Rumah Sakt Umum Daerah
4 Rumah Sakit Umum Swasta
4 Rumah Sakit Spesialist

Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-


kelompok diatas guna mempermudah sejauh mana tingkat
kebutuhan system informasi terutama yang di dasarkan pada
modular, modul-modul yang di gunakan oleh rumah sakit daearh
tentu akan berbeda dengan rumah sakit vertical maupun swasta.

Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat


implementasi adalah
4 ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan system
informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer.
4 penyajian data yang belum semua menjadi data electronic
yang akan memudahkan pada proses migrasi data.
4 Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan
menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit.
4 koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan
unit masing-masing
4 berubah-ubahnya kebijakan
4 Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual
ke komputerisasi
4 pemahaman yang belum merata antara SDM terkait
4 dan lain-lain

SUMBER : http://independen.wordpress.com/2008/09/12/sistem-informasi-
manajemen-rumah-sakit-sim-rs/

end item
end span

Pentingnya Aplikasi Sistem


Informasi Berbasis
Komputer di Rumah Sakit

Category: Uncategorised

Published on Wednesday, 19 March 2014

Written by Ronny Loekito


Pendidikan masyarakat dan akses informasi tentang kesehatan yang
semakin tinggi menyebabkan tingginya tuntutan kebutuhan kesehatan.
Guna memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan tersebut, maka
komputerisasi sangat dibutuhkan di rumah sakit untuk menghindari
kesalahan yang tidak diinginkan seperti redudansi data, unintegrated data,
human eror, dan terlambatnya informasi mengingat faktor kesehatan
sangat penting bagi seseorang. Sistem informasi rumah sakit (SIRS)
secara garis besar mempunyai dua fungsi yaitu sistem informasi pelayanan
rumah sakit dan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Kedua
fungsi tersebut saling terkait dan saling melengkapi sehingga pada
akhirnya akan membuat sistem yang terintegrasi dan handal. Peranan
operasional sistem informasi dalam rumah sakit antara lain adalah
(Sutanto, 2008) :
1.Kecepatan, misalnya kecepatan dalam penyelesaian pekerjaan
administrasi rumah sakit.
2.Akurasi, dengan SIMRS pemeriksaan data transaksi cukup dengan
membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIMRS dan juga
dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi
tertentu sehingga data terjamin akurasinya.
3.Integrasi, bila dengan sistem manual data pasien harus dimasukkan di
setiap unit, maka dengan SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di
bagian pendaftaran saja.
4.Peningkatan pelayanan, pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien
adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Saat ini, pasien tidak
perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat
inap ataupun rawat jalan sebab ketika data-data tersebut dibutuhkan dapat
dilihat dengan waktu yang relatif singkat dan akurat.
5.Peningkatan efisiensi, jika kecepatan dan akurasi data meningkat, maka
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan administrasi akan lebih
cepat dan menghindari permintaan pemeriksaan laboratorium berulang
dikarenakan kertas hasil pemeriksaan sebelumnya hilang.
6.Kemudahan pelaporan, proses pelaporan berbasis komputer hanya
memakan waktu beberapa menit sehingga dapat lebih konsentrasi untuk
menganalisa laporan tersebut.
Dari semua peranan SIMRS berbasis komputer tersebut, akan
berpengaruh pada meningkatnya produktivitas kinerja tenaga medis dan
staff administrasi di rumah sakit serta meningkatkan atau memudahkan
pelayanan kesehatan sehingga kini hampir seluruh rumah sakit telah
dilengkapi dengan teknologi komputerisasi dalam sistem informasi rumah
sakitnya. Pelayanan rumah sakit terbagi menjadi dua bagian besar yaitu
pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-medis. Contoh nyata
sistem informasi berbasis komputer untuk mendukung pelayanan bersifat
non-medis telah diterapkan dalam rumah sakit yaitu Computerized Billing
System merupakan contoh sistem pengolahan transaksi atau penagihan
elektronik untuk fungsi pelayanan administratif dan keuangan, dimana
sistem ini dapat menjamin manajemen keuangan rumah sakit yang cepat,
transparan, dan bertangung jawab (Anisfuad, 2008; Ida, 2009). Sistem ini
sudah digunakan hampir di seluruh rumah sakit, salah satunya adalah RS
Margono Soekarjo telah menggunakan aplikasi ini untuk memudahkan
keluarga pasien melihat biaya yang harus dibayarnya karena daftar obat,
biaya tindakan dokter, biaya rawat inap sudah diketahui melalui layar
komputer (Suara Merdeka, 2004).
Pelayanan yang bersifat medis contohnya seperti rekam medis berbasis
komputer, secara prinsip digunakan untuk mencatat semua data medis,
demografis serta setiap event seorang pasien di rumah sakit dan disimpan
secara digital di dalam database komputer. Aplikasi ini memberikan
kemudahan untuk menyimpan, memperbaharui, mengakses dan mencari
catatan-catatan medis pasien secara lengkap dan cepat. Saat ini klinik
Gadjah Mada Medical Centre telah menggunakan rekam medis berbasis
komputer meskipun hanya untuk melayani pasien rawat jalan (Anisfuad,
2005; Anisfuad, 2008). Aplikasi sistem informasi rekam medis Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul dapat mempersingkat proses
pembuatan laporan dan menghasilkan laporan eksternal yang valid sesuai
dengan data yang diinput (Suhartanto, 2007). Rekam medis berbasis
komputer di Indonesia tidak berkembang dengan cepat karena adanya isu
pengembangan sistem informasi di rumah sakit antara lain dari aspek
finansial, legalitas dan kesiapan pengguna atau tenaga medis. Untuk
mendorong minat dan adopsi rekam medis berbasis komputer, manfaat
dan potensinya harus terus menerus disosialisasikan misalnya mampu
menyimpan data pasien dalam jumlah besar hanya menggunakan
perangkat komputer yang bisa dijinjing. Selain itu, dapat memberikan
peringatan jika dokter salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat.
Di sini, peran penting teknologi dalam sistem informasi tidak lepas dari
potensinya untuk mencegah kesalahan peresepan obat atau medical error.
Disamping sosialisasi yang terus dilakukan, juga memerlukan inisiatif
tingkat nasional, seperti merumuskan perangkat lunak yang sesuai dengan
dana rumah sakit dan merancang aspek legalitas yang memberi jaminan
keabsahan informasi rekam medis elektronik. Pada dasarnya, penggunaan
sistem ini sangat tergantung dari tingkat kebutuhan manajemen di rumah
sakit (Anisfuad, 2008). Adapun pelayanan medis berbasis komputer
lainnya yaitu sistem informasi keperawatan. Kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan dan ketepatan
dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan
keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang
ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit. Pelayanan keperawatan
mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu
dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke
dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya,
intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan sudah ditegakkan
sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat
setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut
tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC. RSUD Banyumas
merupakan salah satu rumah sakit yang sudah menerapkan sistem
informasi keperawatan berbasis komputer menggunakan NANDA (North
American Nursing Diagnosis Association), NIC (Nursing Intervention
Classification) dan NOC (Nursing Outcome Classification) yang diciptakan
oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Saat ini di beberapa
bangsal, perawat menggunakan laptop, wifi dan komputer desktop untuk
membuat dokumentasi keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat
memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini serta
intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam komputer yang sudah
tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam
dokumentasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
(meningkatkan kualitas dokumentasi karena dapat mencegah
redundancy). Adapun keuntungan lain dari sistem ini yaitu meningkatkan
kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan
komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses
informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat memiliki waktu
lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost,
menurunkan Lost of data and information (Agustine, 2009; Anisfuad,
2006).
Kecenderungan pemanfaatan teknologi juga akan berimbas pada konsep
paperless yang ditandai dengan meluruhnya peran kertas sebagai media
pencatat medis. Upaya pengembangan sistem informasi dalam rumah
sakit, saat ini tidak hanya menggunakan teknologi komputerisasi, tetapi
juga telah banyak yang menggunakan teknologi telepon genggam untuk
mendongkrak mutu pelayanan. Layanan informasi rumah sakit yang
berbasiskan SMS terintegrasi dapat melayani registrasi antrian pasien,
jadwal praktek dokter, dan kritik dan saran yang membangun sistem
pelayanan kesehatan (Lestantyo dkk, 2008). PDA juga menjadi sarana
peningkatan pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk menyimpan
berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi
tertentu. Adapun teknologi penyimpan data portable seperti smart card
yang dapat menyimpan data pasien namun aplikasi ini baru digunakan di
Eropa dan Amerika Serikat (Anisfuad, 2005).
Dapat disimpulkan kehadiran teknologi khususnya komputer dalam sistem
informasi rumah sakit sangat penting untuk mendukung kemudahan dalam
manajemen rumah sakit. Oleh sebab itu, dengan adanya sistem ini dapat
membantu pengolahan data dan menghasilkan informasi yang cepat,
tepat, dan akurat sesuai kebutuhan sehingga mampu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam menyongsong
Indonesia Sehat 2010.

You might also like