You are on page 1of 53

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan

dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kematian ibu merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek, baik aspek klinis, aspek
sistem pelayanan kesehatan, maupun faktor-faktor non-kesehatan yang mempengaruhi
pemberian pelayanan klinis dan terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan secara optimal.
Oleh karena itu, diperlukan kesamaan persepsi dan pengertian dari semua pihak mengenai
pentingnya dan peran berbagai aspek tersebut dalam penanganan masalah kematian ibu
sehingga strategi untuk mengatasinya harus merupakan integrasi menyeluruh dari berbagai
aspek tersebut.1
Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu kepada jumlah kematian ibu yang terkait
dengan masa kehamilan, persalinan, nifas. Menurut The United Nations Children's Fund
(UNICEF), dari tahun 1990 sampai 2013, Angka Kematian Ibu secara global berkurang
hingga 45% (dari 380 kematian menjadi 210 kematian per 100.000 kelahiran hidup/KH).
Namun angka tersebut masih sangat jauh dari target Millennium Development Goals (MGDs)
yang mengharapkan penurunan AKI hingga 3/4 dari total kematian ibu dari tahun 1990
2015.2 Menurut World Health Organization (WHO), setiap harinya terdapat 800 wanita
meninggal akibat komplikasi kehamilan maupun persalinan, dan 99% diantaranya terjadi di
negara berkembang termasuk Indonesia. Pada tahun 2013, jumlah ibu yang meninggal di
seluruh dunia dengan penyebab terkait kehamilan dan persalinan sekitar 289.000 jiwa. 3
Berdasarkan estimasi yang dibuat dari hasil Laporan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 2007, AKI Indonesia mencapai 228 kematian per 100.000 KH, dan
bersadarkan perkiraan menggunakan perhitungan eksponensial, Angka Kematian Ibu (AKI)
di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 161 kematian per 100.000 KH. Sedangkan, untuk
meningkatkan kesehatan ibu, target yang ingin dicapai oleh MDGs (Millenium Development
Goals) Indonesia tahun 2015 adalah menurunnya AKI menjadi 102 kematian per 100.000
KH.) 1
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
Banten menyebutkan bahwa tahun 2013 didapatkan AKI 189 kasus per 100.000 kelahiran

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 1
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

hidup. Pada tahun 2013, AKI di Kabupaten Tangerang berjumlah 39 kasus, kedua tertinggi
setelah Kabupaten Serang. 4
Terdapat 10 desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kronjo. Dari total
keseluruhan ibu hamil (bumil) yang terdapat dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan
November 2014 sebesar 1.289 orang, dengan jumlah kematian ibu 3 orang, satu diantaranya
di Desa Pagenjahan (Kampung Sumur Buyut RT 04). Dari 3 kematian tersebut, ketiganya
terjadi pada masa persalinan dan nifas yang disebabkan oleh pendarahan yang tidak cepat
ditindaklanjuti dan infeksi. Kematian ibu selama kehamilan tidak terjadi di desa ini. Menurut
data Puskesmas Kronjo bulan Januari hingga November 2014, banyaknya jumlah ibu hamil
dengan risiko tinggi mencapai angka 170 orang dan jumlah ibu hamil yang bersalin dibantu
tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 1.052 orang dari 1.289 jumlah keseluruhan ibu
hamil; 237 orang ibu hamil lainnya tidak diketahui persalinannya. Dari 10 desa yang
termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan merupakan wilayah
dengan jumlah ibu hamil resiko tinggi (resti) tertinggi sebanyak 22,94% (39 orang) dari
jumlah keseluruhan (170 orang) dari bulan Januari 2014 sampai dengan November 2014.
5
Penyebab resti terbanyak adalah terkait usia yang terlalu muda (<20 tahun)
Dari berbagai data yang telah disebutkan di atas, kami menetapkan Desa Pagenjahan,
Kampung Sumur Buyut RT 04 sebagai tempat dilakukannya Diagnosis Komunitas dan
Program Intervensi. Hal ini kami tetapkan dengan mempertimbangkan tingginya jumlah ibu
hamil dengan risiko tinggi dalam wilayah tersebut (terutama terkait usia), sulitnya akses
(jarak) pelayanan kesehatan dalam menjangkau masyarakat, pendidikan masyarakatnya yang
rata-rata rendah dibanding kampung lainnya serta adanya angka kematian di desa dan
kampung tersebut.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 2
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum : Diturunkannya angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas
Kronjo dengan meningkatkan pengetahuan dan kesigapan
masyarakat serta ibu hamil akan kehamilan dan persalinan yang
aman.
1.2.2 Tujuan khusus :
1. Diketahuinya masalah utama di wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa
Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04 periode 12 Desember 2014 10
Januari 2014.
2. Diketahuinya masalah-masalah yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT
04
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 3
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah penanganan tingginya Angka Kematian Ibu


Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di
negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-50% kematian wanita usia subur
disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO
(World Health Organization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal
saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal akibat
kehamilan/persalinan selama kehidupannya. Di banyak Negara Afrika 1:14, sedangkan di
Amerika Utara hanya 1:6,366. Lebih dari 50% kematian di Negara berkembang sebenarnya
dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah.6
Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1987, untuk pertama
kalinya di tingkat internasional diadakan konferensi tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya.
Lalu pada tahun 1990, ada World Summit for Children di New York, Amerika Serikat, yang
membuahkan 7 tujuan utama, diantaranya menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh
pada tahun 2000. Pada konferensi tersebut, hadir wakil dari 127 negara.6
Tahun 1994, diadakan pula International Conference on Population and Development
(ICPD) di Kairo Mesir, yang menyatakan bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi pria dan
wanita sangat vital bagi pembangunan sosial dan Sumber Daya Manusia. Pelayanan
kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yang akan
terjangkau seluruh masyarakat. Di dalamnya termasuk pelayanan kesehatan ibu yang
berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat.6
Tahun 1995, di Beijing Cina diadakan, Fourth World Conference on Women.
Kemudian tahun 1997 di Colombo, SriLangka, diselenggarakan Safe Motherhood Technical
Consultation. Kedua konferensi Internasional ini menekankan perlu dipercepatnya penurunan
angka kematian ibu pada tahun 2000 menjadi sepenuhnya sejak 1990. Pada pertemuan
Colombo tersebut, ditinjau kemanjuan selama 10 tahun terakhir, sejak konferensi Nairobi.
Disimpulkan meskipun kemampuan investasi terbatas, namun dengan intervensi kebijakan
dan program efektif, angka kematian ibu masih dapat turun. 6

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 4
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Pada 1999, WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) didukung oleh
badan-badan Internasional UNFPA(United Nations Fund for Population Activities), UNICEF
(United Nations International Childrens Emergency Fund), dan Bank Dunia. Pada dasarnya,
MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di setiap Negara untuk : 6
Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana
pembangunan nasional dan internasional
Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun
Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga
berencana, aborsi legal, baik publik maupun swasta
Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal
serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya
Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

Intervensi strategis dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai 4 Pilar Safe
Motherhood yaitu : 6
Keluarga Berencana yang memastikan bahwa setiap orang atau pasangan
mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan
waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Dengan
demikian, diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan
yang masuk dalam kategori 4 terlalu yaitu terlalu muda/tua untuk kehamilan,
terlalu sering hamil, terlalu banyak anak
Pelayanan Antenatal untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila
memungkinkan, dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
serta ditangani secara memadai.
Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan
yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
Pelayanan Obstetrik yang esensial memastikan bahwa pelayanan obstetrik
untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang
membutuhkannya.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 5
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Keempat intervensi strategis diatas perlu dilaksanakan lewat pelayanan kesehatan


6
sadar dan bersendikan kesetaraan hak dan status bagi wanita.

2.2 Definisi kematian ibu


Kematian Ibu, menurut Internasional Classification of Diseases (ICD) 10
didefinisikan sebagai Kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil atau dalam 42
hari setelah akhir kehamilannya, tanpa melihat usia dan letak kehamilannya, yang
diakibatkan oleh sebab apapun yang terkait dengan atau diperburuk oleh kehamilannya
atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh insiden dan kecelakaan. 1
Definisi tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa kematian ibu menunjukkan
lingkup yang luas, tidak hanya terkait dengan kematian yang terjadi saat proses
persalinan, tetapi mencakup kematian ibu yang sedang dalam masa hamil dan nifas.
Definisi tersebut juga membedakan dua kategori kematian ibu. Pertama adalah kematian
yang disebabkan oleh penyebab langsung obstetri (direk) yaitu kematian yang
diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinannya. Kedua adalah kematian yang
disebabkan oleh penyebab tidak langsung (indirek) yaitu kematian yang terjadi pada ibu
hamil yang disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan atau persalinannya. 1

2.3 Penyebab langsung kematian ibu


Secara global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi
dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di
Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ini
telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi semakin menurun sedangkan HDK dalam
kehamilan proporsinya semakin meningkat, hampir 30 % kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2011 disebabkan oleh HDK .1

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 6
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Gambar 1:
Penyebab kematian
ibu di dunia 3

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 7
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Gambar 2 : Penyebab kematian ibu di Indonesia 1

2.4 Penyebab tidak langsung (indirek) kematian ibu


Definisi kematian ibu mengindikasikan bahwa kematian ibu tidak hanya mencakup
kematian yang disebabkan oleh persalinan tetapi mencakup kematian yang disebabkan oleh
penyebab non-obstetri. Sebagai contoh adalah ibu hamil yang meninggal akibat penyakit
Tuberkulosis, Anemia, Malaria, Penyakit Jantung, dll. Penyakit-penyakit tersebut dianggap
dapat memperberat kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kesakitan dan kematian.1
Selain penyakit, penyebab tidak langsung yang dapat memperbesar resiko kematian
ibu juga dapat disebabkan oleh gaya hidup dan kurangnya kesigapan dalam penanganan
persalinan ibu. 1

Gambar 3: Penyebab tidak langsung kematian Ibu 1

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 8
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

2.5 Kematian ibu dalam tujuan pembangunan milenium


Indikator peningkatan kesehatan ibu dalam Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs) adalah penurunan kematian ibu yang dihubungkan dengan peningkatan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan (target MDGs ke-5). Namun upaya ini saja tidaklah
cukup, karena penurunan kematian ibu tidak dapat dilakukan hanya dengan mengatasi faktor
penyebab langsung kematian ibu tetapi juga harus mengatasi faktor penyebab tidak
langsungnya. Oleh sebab itu, upaya penurunan kematian ibu juga harus didukung oleh upaya
kesehatan reproduksi lainnya termasuk peningkatan pelayanan antenatal, penurunan
kehamilan remaja, serta peningkatan cakupan peserta aktif Keluarga Berencana (KB), dan
penurunan unmet need KB. Keempat indikator tersebut juga tertuang di dalam tujuan MDGs
ke-5 : akses universal terhadap kesehatan reproduksi, sementara dua indikator tambahan
terakhir juga merupakan upaya dalam program KB. Faktor 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu
sering, terlalu banyak dan terlalu tua) adalah salah satu faktor penyebab tidak langsung
kematian ibu yang dapat diatasi dengan pelayanan KB.1

2.6 Alur terjadinya kematian ibu


Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi.
Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat
dicegah dan ditangani bila: 1) ibu segera mencari pertolongan ketenaga kesehatan; 2) tenaga
kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf
untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK
III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) tenaga kesehatan mampu melakukan
identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat
memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di Rumah Sakit yang cepat dan
tepat guna. Dengan demikian, untuk komplikasi yang membutuhkan pelayanan di RS,
diperlukan penanganan yang berkesinambungan (continuum of care), yaitu dari pelayanan di
tingkat dasar sampai di Rumah Sakit. Adanya pelayanan di RS yang adekuat tidak akan
bermanfaat bila pasien yang mengalami komplikasi tidak dirujuk. 1

2.7 Prinsip pencegahan kematian ibu

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 9
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Seharusnya sebagian besar kematian ibu dapat dicegah karena sebagian besar
komplikasi kebidanan dapat ditangani. Setidaknya ada tiga kondisi yang perlu dicermati
dalam menyelamatkan ibu, yaitu : 1
Pertama, sifat komplikasi obstetri yang tidak dapat diprediksi dicermati dalam akan
dialami oleh siapa dan kapan akan terjadi (dalam kehamilan, persalinan atau pasca-
salin terutama 24 jam pertama pasca-salin). Hal ini menempatkan setiap ibu hamil
mempunyai resiko mengalami komplikasi kebidanan yang dapat mengancam
jiwanya.
Kedua, karena setiap kehamilan beresiko maka seharusnya setiap ibu mempunyai
akses terhadap pelayanan yang adekuat yang dibutuhkannya saat komplikasi terjadi.
Sebagian komplikasi dapat mengancam jiwa sehingga harus segera mendapatkan
pertolongan di rumah sakit yang mampu memberikan pertolongan kegawat-daruratan
kebidanan dan bayi baru lahir.
Ketiga, sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa persalinan dan dalam 24 jam
pertama pasca persalinan, suatu periode yang sangat singkat sehingga akses terhadap
dan kualitas pelayanan pada periode ini perlu mendapatkan prioritas agar mempunyai
daya ungkit yang tinggi dalam menurunkan kematian ibu.
Dalam kenyataannya, langkah-langkah pencegahan dan penanganan komplikasi
tersebut diatas seringkali tidak terjadi, yang disebabkan oleh karena keterlambatan dalam
setiap langkah, yaitu:1
a) Terlambat mengambil keputusan
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat masyarakat dapat disebabkan oleh
beberapa hal berikut ini:
1) Ibu terlambat mencari pertolongan tenaga kesehatan walaupun akses terhadap
tenaga kesehatan tersedia 24/7 (24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu) -
oleh karena masalah tradisi/kepercayaan dalam pengambilan keputusan di
keluarga, dan ketidakmampuan menyediakan biaya non-medis dan biaya medis
lainnya (obat jenis tertentu, pemeriksaan golongan darah, transport untuk mencari
darah/obat, dll).
2) Keluarga terlambat merujuk karena tidak mengerti tanda bahaya yang
mengancam jiwa ibu.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 10
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

3) Tenaga kesehatan terlambat melakukan pencegahan dan/atau mengidentifikasi


komplikasi secara dini - yang disebabkan oleh karena kompetensi tenaga
kesehatan tidak optimal, antara lain kemampuan dalam melakukan APN (Asuhan
Persalinan Normal) sesuai standar dan penanganan pertama keadaan GDON
(Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal).
4) Tenaga kesehatan tidak mampu mengadvokasi pasien dan keluarganya
mengenai pentingnya merujuk tepat waktu untuk menyelamatkan jiwa ibu.
b) Terlambat Mencapai RS Rujukan dan Rujukan Tidak Efektif, yang dapat disebabkan
oleh:
1) Masalah geografis
2) Ketersediaan alat transportasi
3) Stabilisasi pasien komplikasi (misalnya pre-syok) tidak terjadi/tidak efektif
karena keterampilan tenaga kesehatan yg kurang optimal dan/atau obat/alat
kurang lengkap
4) Monitoring pasien selama rujukan tidak dilakukan atau dilakukan tetapi tidak
ditindaklanjuti
c) Terlambat Mendapatkan Pertolongan Adekuat di RS Rujukan, yang dapat disebabkan
karena :
1) Sistem administratif pelayanan kasus gawat darurat di RS tidak efektif
2) Tenaga kesehatan yang dibutuhkan (Spesialis Obstetrik dan Ginekologis,
Anestesi, Anak, dll) tidak tersedia
3) Tenaga Kesehatan kurang terampil walaupun akses terhadap tenaga tersedia
4) Sarana dan prasarana tidak lengkap/tidak tersedia, termasuk ruang perawatan,
ruang tindakan, peralatan dan obat
5) Darah tidak segera tersedia
6) Pasien tiba di RS dengan kondisi medis yang sulit diselamatkan
7) Kurang jelasnya Pengaturan penerimaan kasus darurat agar tidak terjadi
penolakan pasien atau agar pasien dialihkanke RS lain secara efektif
8) Kurangnya infomasi di masyarakat tentang kemampuan sarana pelayanan
kesehatan yang dirujuk dalam penanganan kegawatdaruratan maternal dan bayi
baru lahir, sehingga pelayanan adekuat tidak diperoleh

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 11
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

2.8 Capaian program


Salah satu upaya masif pemerintah untuk menurunkan AKI adalah Program
penempatan bidan di desa, yang telah mulai dilaksanakan sejak tahun 1990-an. Program
ini bertujuan untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir terutama pada saat kehamilan dan persalinan. Namun demikian, oleh
karena pendidikan bidan dilakukan dalam waktu yang pendek, lebih kurang 54.000 bidan
dalam 6 tahun, kualitas sebagian Bidan masih perlu ditingkatkan agar memenuhi standar
kompetensi.
Berdasarkan laporan rutin kesehatan ibu dari Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2011,
sampai saat ini tercatat ada 66.442 bidan yang bertugas di desa, namun hanya sekitar
54.369 orang, atau 82%, yang tinggal di desa. Selain itu kemampuan bidan di desa dalam
memberikan pertolongan persalinan sesuai standar terkendala dengan sarana tempat
tinggal yang bergabung menjadi Poskesdes (Pos Kesehatan Desa). Data Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2011menunjukkan bahwa jumlah Poskesdes pada tahun 2011 baru
mencapai 53.152 Poskesdes. Selain itu jumlah bidan desa yang telah mendapatkan
pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) baru mencapai 35.367 orang (52,6%). APN
merupakan pelatihan persalinan yang salah satu komponennya adalah manajemen aktif
kala III (MAK III) untuk mencegah sebagian perdarahan pasca-salin dan penggunaan
Partograf untuk mendeteksi masalah dalam proses persalinan.1
Oleh karena tidak semua desa mempunyai Bidan dan hanya separuh Bidan telah
dilatih agar mempunyai keterampilan yang memadai, hal ini memberikan alasan bahwa
pertolongan persalinan yang memenuhi standar dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
(Puskesmas Perawatan atau Puskesmas PONED/Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar). Persalinan di fasilitas kesehatan memberikan beberapa kelebihan yaitu: tenaga
kesehatan tidak sendirian menghadapi persalinan, terutama bila terjadi komplikasi;
karena ada tenaga lebih dari satu orang maka monitoring pasien dapat dilakukan dengan
lebih intensif secara bergantian; mengatasi kekurangan Bidan karena dapat dilakukan
rotasi penugasan di fasilitas kesehatan; karena bukan di rumah pasien maka tekanan
keluarga dan kondisi rumah pasien yang kurang kondusif bagi Bidan dapat dihindarkan;

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 12
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

kelengkapan alat dan obat di fasilitas kesehatan lebih terjamin;dan biasanya fasilitas
kesehatan berada di lokasi yang lebih mudah untuk mencapai RS.1
Penerapan standar APN di pelayanan dasar telah sesuai dengan harapan dengan
menurunnya proporsi perdarahan dan infeksi. Namun demikian kualitas asuhan
persalinan juga masih perlu ditingkatkan. Hasil Asesmen Kualitas Pelayanan Kesehatan
Maternal tahun 2012 di 20 Kabupaten/kota di Indonesia menunjukkan bahwa kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan Partograf, melakukan pemeriksaan fisik serta
mendokumentasikan hasil pemeriksaan masih rendah, padahal pemeriksaan fisik yang
teliti serta penggunaan Partograf yang benar dapat mencegah terjadinya komplikasi
persalinan1
Terjadinya kematian ibu dan bayi baru lahir sangat tergantung dari kecepatan dan
ketepatan tindakan pada saat kegawat daruratan terjadi. Keberadaan Puskesmas mampu
PONED adalah salah satu jawaban untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir untuk mencegah komplikasi dan/atau
mendapatkan pelayanan pertama saat terjadi kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru
lahir, dengan persyaratan pelayanan yang diberikan memenuhi standar pelayanan yang
adekuat. Namun demikian, cakupan dan kualitas pelayanan dasar tampaknya masih perlu
ditingkatkan. Dari data Risfaskes (Riset Fasilitas Kesehatan) 2011 didapatkan fakta
bahwa 241 kabupaten di Indonesia (60 %) belum mempunyai 4 buah Puskesmas PONED
per kabupaten seperti yang dipersyaratkan. Hanya di 69,7% Puskesmas tersedia alat
pemeriksaan Hemoglobin dan hanya di 42,6% puskesmas PONED tersedia MgSO4,
sementara perdarahan dan Eklampsia merupakan dua penyebab kematian terbanyak. Dari
seluruh Puskesmas perawatan, termasuk PONED, hanya 76,5% Puskesmas perawatan
yang mempunyai alat transportasi (ambulans atau perahu motor). Sebagian besar
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru lahir bisa ditangani di fasilitas kesehatan
dasar dengan teknologi yang sederhana, sehingga dengan memperbaiki kualitas
penanganan gawat darurat kebidanan dan bayi baru lahir di puskesmas seharusnya
memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pencegahan kematian ibu dan bayi baru
lahir.1
Rumah sakit sebagai tempat rujukan akhir kasus kebidanan dan bayi baru lahir
memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, karena

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 13
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

sekitar 5-15% kasus komplikasi membutuhkan tindakan yang hanya bisa dilakukan di
rumah sakit seperti seksio sesaria dan transfusi darah. Risfaskes tahun 2011 menunjukkan
bahwa hanya 7,6 % RS pemerintah yang bisa memenuhi 17 kriteria RS mampu PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) 24 jam 7 hari seminggu (24/7).
Kekurangan sarana dan retensi Dokter sepsialis Obstetri dan Ginekologi menjadi
penyebab utama ketidak mampuan sebuah RS menyediakan PONEK 24/7.1
Salah satu keberhasilan pencegahan kematian ibu terletak pada ketepatan
pengambilan keputusan pada saat terjadinya komplikasi. Hal ini bisa terjadi apabila
keluarga mempunyai pengetahuan dasaryang baik tentang kehamilan dan persalinan
sehingga mereka bisa menyusun perencanaan persalinan dan kesiapan menghadapi
komplikasi sedini mungkin. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010 menunjukkan
bahwa sekitar 45 % keluarga yang mengaku mendapat penjelasan tanda bahaya
kehamilan saat ANC. Hal ini diperkuat dengan hasil Asesmen Kualitas Pelayanan
Maternal tahun 2012 yang menunjukkan bahwa hanya 24 % RS dan 45 % Puskesmas
yang melakukan konseling dan edukasi sesuai standar pada saat ANC. Kedua hal ini
menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan untuk memberikan informasi dan advokasi
kepada ibu dan keluarga pada saat ANC masih lemah sehingga pengetahuan keluarga dan
masyarakat untuk membuat perencanaan persalinan juga rendah. 1
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang mulai
diperkenalkan tahun 2007 telah diimplementasikan di 63.000 desa di seluruh Indonesia
pada tahun 2011. Pelaksanaan P4K di desa desa tersebut perlu dipastikan agar mampu
membantu keluarga membuat perencanaan persalinan dan membantu mewujudkan
rencana itu dengan baik tepat pada waktunya.1
Kegiatan lain sebelum Program P4K yang melibatkan masyarakat adalah Gerakan
Sayang Ibu (GSI) yang populer pada tahun 2000-an. Sayangnya akhir-akhir ini kegiatan
tersebut telah meredup, padahal GSI dirasakan cukup mampu mengangkat isu kesehatan
ibu di masyarakat karena meningkatkan kepedulian para pengambil keputusan di semua
tingkat pemerintahan. Integrasi penguatan kembali P4K dengan Desa Siaga dan GSI
merupakan salah satu solusi pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam kesehatan ibu
1

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 14
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisis situasi


Dasar penentuan masalah yang dipilih berdasarkan :
1. KIA merupakan salah satu masalah utama di Kecamatan Kronjo dimana angka
kematian ibu sangat tinggi (3 kematian dari 1.289 kelahiran hidup dalam periode
Januari 2014 sampai November 2014). Salah satu kematian ibu tersebut terdapat di
Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04 yang disebabkan karena perdarahan.
2. Masalah Angka Kematian Ibu yang tinggi termasuk dalam ruang lingkup kegiatan
upaya kesehatan utama/dasar puskesmas (basic 6) yaitu termasuk dalam program
KIA, sehingga masalah yang terjadi butuh perhatian khusus.
3. Desa Pagenjahan juga merupakan daerah yang memiliki jumlah ibu hamil dengan
resiko tinggi terbanyak (39 kasus dari total 170 kasus) dibandingkan desa lainnya di
Kecamatan Kronjo, selain itu terdapat kematian ibu di desa tersebut.
4. Terdapat kesenjangan pencapaian target dengan tolok ukur yang terutama didapatkan
di Desa Pagenjahan ( 1 kematian ibu dari 106 KH, Target MDGs : 102 kematian ibu
dari 100.000 KH)
5. Masalah Angka Kematian Ibu yang tinggi merupakan masalah spesifik yang ada di
wilayah tersebut (berdasarkan wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Kepala
Pemegang Program Kesehatan Ibu)
6. Di Desa Pagenjahan terdapat 11 kampung yang dibagi menjadi 7 posyandu (pos
pelayanan terpadu) yang mencakup beberapa daerah. Kami memilih Kampung Sumur
Buyut RT 04 dikarenakan tingginya jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi dalam
wilayah tersebut (terutama terkait usia), sulitnya akses (jarak) pelayanan kesehatan
dalam menjangkau masyarakat, pendidikan masyarakatnya yang rata-rata rendah

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 15
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

dibanding kampung lainnya serta adanya angka kematian di desa dan kampung
tersebut.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 16
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Tabel 1. Data Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Kronjo
Deteksi Resiko Tinggi Bumil Jumlah
Jumlah
oleh Tenaga Kesehatan Kematian
Persentase
Ibu akibat
No Desa (%)
Ibu Hamil Ibu Bersalin di Tenaga Kehamilan
Bumil Resti
(Bumil) Kesehatan dan
Persalinan
1 Kronjo 185 150 13 7.65% 1

2 Pag. Ilir 139 109 12 7.06% 0

3 Pag. Udik 119 90 7 4.12% 0

4 Muncung 106 102 15 8.82% 0

5 Pasilian 145 114 18 10.59% 1

6 Bakung 174 145 15 8.82% 0

7 Pagenjahan 135 106 39 22.94% 1

8 Blukbuk 109 92 21 12.35% 0

9 Pasir 85 74 15 8.82% 0
10 Cirumpak 92 70 15 8.82% 0
Total 1.289 1.052 170 100.00% 3
Sumber : Puskesmas Kronjo 5
Tabel 2. Data Ibu Hamil di Desa Pagenjahan (Januari - November 2014)
Pos Kampung Jumlah Rata-rata
Ibu Hamil Tingkat
yang Pendidka
beresiko n Warga 7
tinggi 5
1 Siang & Sumur Buyut 13 SD
2 Kosambi & Kebon 2 SD
3 Pecinan 1 SMP
4 Pagenjahan Tengah & Tegal 16 SMA
5 Masjid 4 SD
6 Majelis & Simpang 2 SD
7 Pagenjahan Sabtu 1 SMP
Total 39
Sumber : Puskesmas Kronjo 5 dan data kependudukan Desa Pagenjahan 7
3.2 Scope Tempat :
Desa Pagenjahan merupakan salah satu cakupan wilayah kerja Puskesmas Kronjo. Desa
Pagenjahan dipilih dengan pertimbangan memiliki jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 17
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

terbanyak dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Kronjo periode Januari sampai dengan
bulan November 2014 (22,94%). Scope tempat dipersempit kembali menjadi Kampung
Sumur Buyut RT 04 dengan alasan di wilayah tersebut merupakah daerah dengan jumlah ibu
hamil dengan risiko tinggi yang tinggi dalam wilayah tersebut (terutama terkait usia),
sulitnya akses (jarak) pelayanan kesehatan dalam menjangkau masyarakat, pendidikan
masyarakatnya yang rata-rata rendah dibanding kampung lainnya serta adanya angka
kematian di desa dan kampung tersebut.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 18
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

3.3 Identifikasi masalah dengan Paradigma BLUM


Masalah Kesehatan : Angka Kematian Ibu yang tinggi
1. Genetik : tidak dinilai
2. Medical Care Service :
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan dan kader, Posyandu dan
kegiatan program Posyandu dalam menangani KB, ANC, persalinan
Kurangnya jangkauan tenaga kesehatan ke desa-desa tertentu
Kurangnya profesionalisme dan kepedulian para bidan desa
Program yang dijalankan kurang efektif (kelas ibu hamil, pemberian makanan
tambahan (PMT), dll.)
Kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang deteksi resti bumil dan
persalinan gawat (pemeriksaan protein, jumlah ambulans, dll.)
Masih ada dukun yang belum terlatih
Fasilitas pelayanan kesehatan sulit dijangkau (jarak yang jauh, jumlah angkutan
umum yang belum memadai, ekonomi yang rendah)
3. Lifestyle
Tak acuh dan menganggap remeh pentingnya persiapan sebelum bersalin
Lebih suka melahirkan di dukun beranak
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan keadaan yang mengancam bumil
Tidak memiliki kebiasaan perencanaan jangka panjang dalam membangun
keluarga
Kebiasaan menikah dan hamil di usia muda
Asupan gizi yang kurang berkualitas
Kebiasaan mengabaikan pentingnya ANC
4. Lingkungan
Fisik : Kurangnya transportasi umum yang tersedia dalam menunjang jarak yang
jauh ke jalan utama maupun sarana pelayanan kesehatan
Nonfisik : Percaya pada dukun beranak karena pelayanan dukun lebih ramah dan
lebih diterima penduduk
Status ekonomi yang rendah
Kepercayaan pada mitos yang masih kental, seperti pantangan makan (cumi,
telor ,kepiting), banyak anak banyak rezeki, nanas menyebabkan keguguran, tidak
boleh duduk dekat pintu

3.4 Paradigma BLUM

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 19
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Gambar 4. Paradigma Blum

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 20
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

3.5 Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah ini dilakukan dengan Non Scoring Technique (Delbeq)
Wawancara dilakukan di Puskesmas Kronjo dan Desa Pagenjahan :
Dengan dokter kepala puskesmas di Puskesmas Kronjo
Dengan pemegang program kesehatan ibu
Dengan para bidan puskesmas dan bidan desa
Dengan Lurah dan Sekertaris Desa (SekDes) di Desa Pagenjahan
Ketua RT dan Masyarakat di Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04
Dari hasil wawancara di atas, disepakati dari tiga faktor Blum, yang menjadi penyebab
masalah utama adalah dari segi lifestyle dan lingkungan yang telah disebutkan dalam
Paradigma Blum. Lifestyle dan lingkungan yang menjadi permasalahan utama berupa
kurangnya pengetahuan dan partisipasi warga Kampung Sumur Buyut RT 04 dalam
mewujudkan kehamilan dan persalinan yang aman.

Lifestyle dan lingkungan dipilih dengan alasan:


Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 saat ini masih kurang peduli mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan yang aman. Hal ini dapat secara tidak langsung
menyebabkan tidak terpantaunya resiko tinggi pada ibu hamil serta kegawatdaruratan yang
terjadi pada kehamilan maupun persalinan.
Perubahan lifestyle dan lingkungan non-fisik berupa peningkatan pengetahuan warga
akan kehamilan dan persalinan yang aman dapat menimbulkan kesadaran diri untuk peduli
pada kehamilan, persalinan serta memperbaharui pengetahuan mereka dalam menanggapi
kebiasaan dan budaya yang kental di masyarakat sehingga dapat menimbulkan dampak yang
besar dalam merubah kesiagaan warga ketika menghadapi kehamilan dan persalinan.
Perubahan lingkungan fisik dapat dilakukan dengan meningkatkan peran aktif warga
terutama yang memiliki transportasi untuk bekerja sama dalam membantu keluarga yang
akan menghadapi persalinan .

Genetik dan Medical care services tidak diipilih karena:

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 21
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

a. Genetik tidak berkaitan dengan masalah di Kampung Sumur Buyut RT 04 Desa Pagenjahan
b. Medical care services dinilai memiliki permasalahan yang cukup besar dan sulit karena
melibatkan banyak stakeholder/ pemegang kepentingan dan membutuhkan waktu yang
panjang. Selain itu, masalah etis juga menjadi salah satu alasan tidak dipilihnya faktor ini.

BAB 4
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 22
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah menggunakan cara non scoring


technique (Delbeq), maka didapatkan permasalahan yang akan diidentifikasi adalah masalah
kesigapan dan pengetahuan warga dalam menghadapi kehamilan dan persalinan (terkait
faktor lifestyle dan lingkungan). Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar dilakukan
dengan Fishbone.

Gambar 5. Fishbone Pemecahan Masalah

Akar masalah utama adalah pendidikan dan kesadaran yang masih rendah, status
ekonomi yang rendah, budaya/kepercayaan yang masih kuat. Kami memutuskan untuk
mengintervensi lebih jauh pada pengetahuan warga, karena hal ini dapat berpengaruh pada
pemahaman dan kesadaran warga dan dapat secara tidak langsung mempengaruhi pemahaman
dan kepercayaan warga serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga melalui program
warga siaga.
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI

5.1 Penyusunan intervensi

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 23
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah pada Kampung Sumur Buyut RT 04, Desa
Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, maka didapatkan faktor penyebab terbanyak adalah
kurangnya kesiagaan dan kesadaran masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan.
Intervensi I : Penyuluhan dan Uji Kasus
1. Kegiatan:
a. Menilai pengetahuan warga terutama ibu hamil mengenai kehamilan dan
persiapan persalinan
b. Memberikan informasi dan edukasi mengenai pemantauan kehamilan,
pengenalan tanda bahaya pada kehamilan dan menjelang persalinan
2. Sasaran: Seluruh warga yang dinilai dapat berperan dalam penyelenggaraan program
Warga Siaga di Kampung Sumur Buyut RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo,
terutama ibu hamil, keluarga ibu hamil, dukun, kader dan warga yang mempunyai
kendaraan (target peserta 50 orang).
3. Tempat: Di Masjid Kampung Sumur Buyut RT 04
4. Waktu: Rabu, 7 Januari 2015, pukul 09.00 11.30 WIB
Sabtu, 10 Januari 2015, pukul 09.00 11.00 WIB
5. Indikator penilaian :
Meningkatnya kesehatan ibu dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan untuk
memberdayakan para warga dan ibu hamil ini sendiri, agar mengetahui pentingnya
ANC, mengenal tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan menyusun rencana
persiapan sebelum melakukan persalinan. Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi
warga siaga dan uji kasus di Desa Pagenjahan ini dapat dinilai menggunakan
indikator jangka panjang dan jangka pendek. Indikator jangka panjang diantaranya :
a. Meningkatnya ibu hamil yang rutin melakukan ANC
b. Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian warga terhadap kehamilan dan
persalinan ibu hamil
c. Menurunnya Angka Kematian Ibu
Sedangkan indikator yang kami buat untuk mengukur keberhasilan jangka pendek
adalah :
Peningkatan pengetahuan para ibu hamil tentang kesehatan ibu hamil serta
tanda bahaya pada kehamilan, yang signifikan dari perbandingan hasil post-
test dan pretest.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 24
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Intervensi II : Pembentukan dan pengesahan program warga siaga


1. Kegiatan:
a. Menilai kesigapan warga terutama keluarga ibu hamil dalam menghadapi
persalinan
b. Memberikan informasi dan edukasi mengenai program Warga Siaga, serta
menghimbau peran aktif warga dalam program ini.
c. Pembentukan warga siaga (struktur pengurus, program tabulin, transportasi
siaga, telepon siaga).
2. Sasaran: Seluruh warga yang dinilai dapat berperan dalam penyelenggaraan kesehatan
di RT 04, Kampung Sumur Buyut RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo,
terutama ibu hamil, keluarga ibu hamil, dukun, kader dan warga yang mempunyai
kendaraan (target peserta 50 orang).
3. Tempat: Di Masjid Kampung Sumur Buyut RT 04
4. Waktu: Rabu, 7 Januari 2015, pukul 09.00 11.00 WIB
5. Indikator penilaian : Peningkatan kesadaran dan peran aktif para warga terutama ibu
hamil mengenai tindakan darurat awal dalam menghadapi persalinan, beserta tanda
bahayanya, yang signifikan dari perbandingan hasil post-test dan pretest.

5.2 Log frame goals


Tabel 3 . Log Frame Goals (Intervensi I dan II)
Tujuan
Kegiatan/
Masukan Pendek Menengah
Intervensi Panjang (5 tahun)
(6 minggu) (1tahun)
Intervensi I : Penyuluhan dan uji kasus
Men 4 Koasisten Penyuluhan Peningkatan Penurunan Meluasnya penerapan
1 Bidan Desa tentang KB, pengetahuan angka kematian warga siaga dan
Ketua RT

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 25
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Money Rp 200.000 Tanda Bahaya warga terutama ibu khususnya menurunnya AKI di
Material Power Point
kehamilan, ibu hamil dengan ibu hamil di seluruh desa di
presentation ANC menilai Desa Kecamatan Kronjo
Kertas Pretest Sosialisasi tentang peningkatan nilai Pagenjahan
&Post-test Warga Siaga
Brosur/Poster A5 rata-rata posttest sebesar 100%
Uji Kasus
Method Cara Penyuluhan warga sebanyak dari baseline
Cara Roleplay 10% data
dibandingkan
nilai sebelumnya
Meningkatnya
peran aktif dan
ketertarikan
warga dalam
Program Warga
Siaga
Intervensi II : Pembentukan dan pengesahan program warga siaga
Men 4 Koasisten Pembentukan dan Terbentuknya Penurunan Meluasnya penerapan
1 Bidan Desa angka kematian warga siaga dan
pengesahan program dan
Ketua RT
program warga berjalannya ibu khususnya menurunnya AKI di
Money Rp 100.000
Material Power Point siaga sistem yang ibu hamil di seluruh desa di
presentation memadai dalam Desa Kecamatan Kronjo
(Video, Photo) mengakomodasi Pagenjahan
ibu hamil yang sebesar 100%
Method SOP Program
bersalin dari baseline
Warga Siaga
data

5.3 Planning of action


Tabel 4. Planning of action
Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sub- Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Kegiatan Target
kegiatan n
Aldy
Mendapatkan Wilayah kerja 15 Felicia
Planni Mencari Puskesmas
data dasar dan Puskesmas Desember Della
ng Baseline Data Kronjo
melihat situasi Kronjo 2014 Media
na
Puskesmas Aldy
Penetapan 15 Felicia
Mendapatkan Kronjo
indikator Desember Della
tolok ukur Kampus
Keberhasilan 2014 Media
UNTAR na
Rencana Meminta Program dapat Kepala Puskesmas 15 Aldy

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 26
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

izin kepala
puskesmas,
puskesmas,
kepala bidan
kepala
dijalankan puskesmas,
bidan
sesuai izin dan SekDes Kronjo & Felicia
puskesmas, Della
Intervensi masukan dari Pagenjahan, Balai Desa
ketua RT Media
pihak-pihak Ketua RT Pagenjahan na
Kampung
terkait Kampung
Sumur
Sumur Buyut
Buyut RT
RT 04
04
Penyuluhan
Menyiapka dapat berjalan,
n materi mengetahui Aldy
penyuluhan tingkat Puskesmas Desember Felicia
2014 Della
, pengetahuan Kronjo Media
pretest&po warga na
st-test (terutama ibu
hamil)

Seluruh warga
Kampung
Mengetahui Masjid
Sumur Buyut Aldy
Pretest pengetahuan Kampung Felicia
RT 04 yang
sebelum awal warga Sumur Della
berusia 20-45 Media
penyuluhan (terutama ibu Buyut RT
tahun na
hamil) 04
(Pasangan Usia
Subur/PUS)

Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sub- Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Kegiatan Target
kegiatan n
Masjid 15
Menambah
Seluruh warga Kampung Desember Aldy
pengetahuan 2014 Felicia
Kampung Sumur
Penyuluhan warga Della
Sumur Buyut Buyut RT Media
(terutama ibu
RT 04 04 na
hamil)
Post-test Mengetahui Seluruh warga Aldy
setelah pengetahuan Kampung Felicia
Della
penyuluhan akhir warga Sumur Buyut
Media
(terutama ibu RT 04 yang na
hamil) berusia 20-45
tahun

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 27
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

(Pasangan Usia
Subur/PUS)
Membentu
Membentuk
k dan Seluruh warga Aldy
sistem yang Felicia
mengesahk Kampung
mengakomoda Della
an Program Sumur Buyut Media
si persalinan
Warga RT 04 na
ibu hamil
Siaga

Menjelaska Membantu Seluruh warga Aldy


n dan warga dalam Kampung Felicia
Della
membagika mengingat hal- Sumur Buyut Media
n stiker hal penting RT 04 na

Mengetahui
Menghitun Aldy
peningkatan / Felicia
g hasil Puskesmas
penurunan Della
pretest&po Kronjo Media
pengetahuan
st-test na
ibu hamil

Seluruh warga
Meningkatkan Masjid
Kampung Aldy
pengetahuan Kampung Felicia
Penyuluhan Sumur Buyut
warga Sumur Della
tahap 2 RT 04 Media
(terutama ibu Buyut RT
(terutama ibu na
hamil) 04
hamil)

Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Kegiatan Sub-kegiatan Target
n

Menilai Seluruh warga


penerapan Kampung
Aldy
edukasi dan Sumur Buyut 15
Melaksanaka Felicia
Desember
informasi yang RT 04 yang Della
n uji RolePlay 2014
ditangkap telah mengikuti Media
na
warga dalam Penyuluhan
kasus tahap 1

Organi Pembagian Agar setiap Puskesmas 15 Aldy


zing Tugas orang Kronjo Desember Felicia
Della
mendapatkan 2014
Media
tugas masing- na

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 28
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

masing
Kepala
Puskesma
s dan
Kepala
Meminta Kepala
puskesmas,
izin kepala Bidan (18
Program dapat kepala bidan
puskesmas, Desember
dijalankan puskesmas, Puskesmas
kepala bidan 2014),
Actuat sesuai izin dan SekDes Kronjo &
puskesmas, SekDes(2
ing masukan dari Pagenjahan, Balai Desa
ketua RT 4
pihak-pihak Ketua RT Pagenjahan
Kampung Desember
terkait Kampung
Sumur 2014) ,
Sumur Buyut
Buyut RT 04 Ketua RT
RT 04
(27
Desember
2014)
Penyuluhan
dapat berjalan,
Menyiapkan
mengetahui
materi 24
tingkat Puskesmas
penyuluhan, Desember
pengetahuan Kronjo
pretest&post 2014
warga
-test
(terutama ibu
hamil)

Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Target
Kegiatan Sub-kegiatan n

Masjid

Mengetahui Kampung Terdapat


50 orang warga
Pretest pengetahuan Sumur 50
Kampung 7 Januari kuesioner
sebelum awal warga Buyut RT
Sumur Buyut 2015 yang
penyuluhan (terutama ibu 04
diisi
RT 04
hamil) warga

Menambah
50 orang warga Penilaian
pengetahuan dengan
Kampung 7 Januari
Penyuluhan warga melihat
Sumur Buyut 2015 hasil
(terutama ibu
RT 04 post-test
hamil)
Post-test Mengetahui 50 orang warga 7 Januari Perbandi

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 29
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

pengetahuan
Kampung ngan
setelah akhir warga hasil pre-
Sumur Buyut 2015
penyuluhan (terutama ibu test dan
RT 04 post-test
hamil)
Penilaian
Membentuk Membentuk dengan
50 orang warga
dan sistem yang uji kasus
Kampung 7 Januari dan saat
mengesahka mengakomoda
Sumur Buyut 2015 tanya
n Program si persalinan jawab di
RT 04
Warga Siaga ibu hamil penyuluh
an kedua

Penilaian
dengan
tanya
jawab
dan
Menjelaskan Membantu 50 orang warga melakuka
dan warga dalam Kampung 10 Januari n
pemantau
membagikan mengingat hal- Sumur Buyut 2015 an
stiker hal penting RT 04 penempel
an stiker
secara
acak ke
rumah
warga

Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Target
Kegiatan Sub-kegiatan n

Mengetahui
Menghitung
peningkatan /
hasil Puskesmas 7 Januari
penurunan
pretest&post Kronjo 2015
pengetahuan
-test
warga

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 30
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Penilaian
dengan
melihat
jumlah
peserta
50 Warga
Meningkatkan yang
Penyuluhan Kampung 10 Januari hadir dari
pengetahuan
tahap 2 Sumur Buyut 2015 penyuluh
warga an
RT 04
Masjid pertama
Kampung (75%)
serta
Sumur
hasil uji
Buyut RT kasus
04
Menilai
penerapan
Melaksana 50 Warga
edukasi dan Melihat
kan uji Kampung 10 Januari hasil
informasi yang
kasus/RolePl Sumur Buyut 2015 jawaban
ditangkap warga
ay RT 04
warga dalam
kasus

Pemantauan
Contro penempelan Menilai peran Rumah 10 Januari
lling stiker secara aktif warga Warga 2015
acak

Masjid
Post-test Mengetahui 50 orang warga Perbandi
Kampung ngan
Evalua setelah pengetahuan Kampung 7 Januari
Sumur hasil pre-
tion penyuluhan akhir warga Sumur Buyut 2015
Buyut RT test dan
pertama dan ibu hamil RT 04 post-test
04

Kegiatan
Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Target
n
Kegiatan Sub-kegiatan

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 31
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Menilai
penerapan Masjid
50 Warga
Melaksanak edukasi dan Kampung Melihat
Kampung 10 Januari hasil
an uji informasi yang Sumur
Sumur Buyut 2015 jawaban
RolePlay diterima warga Buyut RT warga
RT 04
melalui 04
masalah/kasus

75%
warga
Mengetahui yang
Pengecekan ketertarikan 50 warga didatangi
penempelan dan peran aktif Kampung Rumah 10 Januari (secara
acak)
stiker secara warga terhadap Sumur Buyut Warga 2015 telah
acak informasi yang RT 04 menempe
diberikan lkan
stiker di
rumah

5.4 Timeline (Gnatt Chart)


Tabel 5. Timeline (Gnatt Chart)
No. POAC Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5 6
1 Planning Mencari Baseline
Data
Penetapan indikator
Keberhasilan
Rencana Intervensi

2 Organizing Pembagian Tugas

3 Actuating Meminta izin kepala


puskesmas, kepala
bidan puskesmas,
ketua RT Kampung
Sumur Buyut RT 04
Menyiapkan materi
penyuluhan,
pretest&post-test

No. POAC Kegiatan Minggu ke-


1 2 3 4 5 6
Actuating Pretest sebelum
penyuluhan
Penyuluhan
Post-test setelah

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 32
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

penyuluhan
Membentuk dan
mengesahkan
Program Warga
Siaga
Menjelaskan dan
membagikan stiker
Menghitung hasil
pretest&post-test
Penyuluhan tahap 2
Melaksanakan uji
kasus/RolePlay
4 Controllin Pemantauan
g penempelan stiker
secara acak
5 Evaluating Post-test setelah
penyuluhan pertama
Melaksanakan uji
RolePlay
Pengecekan
penempelan stiker
secara acak

BAB 6
PELAKSANAAN INTERVENSI

6.1 Flow Chart kegiatan

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 33
H
P
IK
4
1
-
o
r
b
jw
t
S
h
y
p
u
k
d
g
n
e
M
il:
s
a
.
9
5
0
J2
7
y
P
1
K
4
,
I
v
S
o
r
p
h
g
d
k
u
t
n
b
m
e
M
:
l
i
s
a
H
.
9
5
0
2
J
7
W
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Gambar 6. Flow Chart Intervensi I Hari I

Gambar 7. Flow Chart Intervensi II Hari I

Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 34


JU
0
1
IP
4
m
k
g
t
d
r
:
H
h
M
b
w
n
T
)
y
p
le
o
R
(
u
s
a
jiK
.
9
5
2
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Gambar 8. Flow Chart Intervensi I Hari II

6.2 Deskripsi proses intervensi secara detail


a. Kegiatan Intervensi I Hari 1 dan 2
Kegiatan pertama dilakukan pada hari Rabu, 7 Januari 2015 pukul 09.00 11.30
WIB, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga terutama ibu hamil mengenai
KB, ANC, Gizi ibu hamil dan Tanda Bahaya Kehamilan, serta sosialisasi mengenai
program Warga Siaga.
Jumlah warga yang hadir sebanyak 53 orang. Setelah warga berkumpul di tempat
diadakannya Penyuluhan, dilakukan pretest kepada setiap warga yang datang, dengan
tujuan menilai sejauh mana pengetahuan warga mengenai KB, ANC, Gizi ibu hamil dan
Tanda Bahaya kehamilan. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan dengan
media Power Point Presentation dan brosur. Setelah dievaluasi, terdapat 34 orang atau
kuesioner yang memenuhi kriteria. (Kriteria : Pasangan usia subur 20-45 tahun, tidak

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 35
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

bekerja di pabrik, memiliki sarana transportasi minimal 1(satu) buah motor, terutama ibu
hamil, keluarga ibu hamil, tokoh masyarakat, dukun beranak dan kader).
Penyuluhan bertema Gerakan Aku Peduli Ibu. Penyuluhan ini membahas
seputar program Keluarga Berencana, tujuan dan manfaat dari ANC, pemeriksaan yang
dilakukan selama ANC, Gizi yang diperlukan ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda-
tanda persalinan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, disertai dengan sesi tanya jawab guna
menilai konsentrasi dan penangkapan informasi ibu hamil terhadap materi yang
diberikan. Setelah penyuluhan selesai diberikan, diadakan post-test untuk menilai
pemahaman warga terhadap materi yang diberikan.
Kegiatan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2015, pukul 09.00 11.00
WIB, bertujuan untuk meninjau kembali seberapa jauh pemahaman warga dalam
menyerap informasi yang diberikan pada kegiatan pertama serta penerapannya;
menjelaskan kembali secara singkat mengenai tanda bahaya kehamilan dan cara
penanganannya.
Setelah warga berkumpul di tempat diadakannya kegiatan kedua, dilakukan tes
lisan secara acak kepada beberapa warga yang datang (15 pertanyaan). Kemudian
dilanjutkan dengan meluruskan jawaban dari pertanyaan yang telah ditanyakan, juga
menjelaskan secara singkat materi yang telah diberikan pada kegiatan pertama. Setelah
itu, dilakukan uji kasus (roleplay). Warga yang datang sebanyak 38 responden, terdiri dari
29 responden yang memenuhi kriteria dan hadir saat intervensi ke-1, serta 9 responden
yang sebelumnya tidak hadir pada kegiatan pertama. Warga dibagi dalam 5 kelompok
besar, masing-masing dipandu oleh satu orang mentor (4 koas dan 1 bidan desa).
Sebelum dilakukan uji kasus pada warga, mentor terlebih dahulu mensimulasikan contoh
kasusnya. Setelah warga paham, uji kasus dilakukan. Uji kasus dilakukan dengan
memperagakan kasus dengan warga yang berperan sebagai aktor (ada yang berperan
sebagai ibu hamil, ketua RT, tetangga, bidan, dll). Setelah uji kasus selesai, dilakukan
pembagian hadiah kepada warga yang berhasil memperagakan contoh kasus dengan
tepat. Soal uji kasus antara lain sebagai berikut :
Soal contoh : Seorang ibu hamil sedang bekerja di tengah sawah, tiba-tiba mengalir
cairan bening keruh ke kaki ibu. Anda tidak mengenal warga tersebut. Lalu apa yang
Anda lakukan ?

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 36
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Soal pertama : Tetangga Anda sedang hamil 7 bulan. Lalu saat sedang berbelanja ke
pasar, tiba-tiba mengalir darah dari kaki ibu. Apa yang harus dilakukan ?
Soal kedua : Saudara Anda sedang hamil 6 bulan, mengeluh muntah-muntah terus
menerus, badannya kurusan, dan ditemukan bengkak di kedua kakinya. Apa saja
yang menjadi tanda bahaya dalam kasus ini? Apa yang harus dilakukan?
b. Kegiatan Intervensi II Hari I
Kegiatan intervensi kedua dilakukan pada hari Rabu, 7 Januari 2015 pukul 09.00
11.30 WIB, bertujuan untuk mensosialisasikan dan membentuk Warga Siaga di
Kampung Sumur Buyut RT 04. Setelah itu, dilakukan pembentukan dan pelantikan
pengurus Warga Siaga. Kemudian di akhir acara, warga dibagikan stiker berisi informasi
tanda bahaya pada kehamilan, anjuran pemeriksaan, dan telepon siaga untuk ditempel di
rumah masing-masing warga
6.3 Monitoring
6.3.1 Jadwal monitoring dan pelaksana
Pemantauan dilakukan 1 minggu kemudian oleh 4 orang koas dengan menggunakan
PDCA cycle, selanjutnya dilakukan setiap 1 bulan oleh bidan desa
6.3.2 Kendala yang dihadapi
Setelah dilakukan pemantauan intervensi, didapatkan beberapa kekurangan/
kendala. Yang pertama, kesulitan mengatur jadwal diadakannya penyuluhan maupun
Posyandu kepada ibu-ibu hamil yang bekerja di hari Sabtu sehingga masih ada
beberapa ibu hamil yang tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut; selain itu terjadi
pemadaman listrik berkali-kali saat proses penyuluhan berlangsung. Kedua, dari
program Warga Siaga, ada satu program yang tidak terealisasikan, yaitu Tabulin
(tabungan ibu bersalin) dikarenakan tidak ada warga yang bersedia dengan alasan
kepercayaan dan kondisi ekonomi. Yang ketiga, ketika melaksanakan uji kasus, ada
kesulitan bahasa saat menyampaikan tujuan kegiatan pada sebuah kelompok.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 37
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

6.3.3 PDCA cycle

Gambar 9 : PDCA Cycle intervensi I hari ke I

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 38
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

M e n g g a n ti p ro g ra m Ta b u lin m e n ja d i p r o g r a m C e le n g a n M a n d ir i ( C e n d ir i)

Te r b e n t u k n y a s is t e m y a n g m e m a d a i d a la m m e n g a k o m o d a s i ib u h a m il y a n g b e r s a lin

M e m b e n tu k p ro g ra m W a rg a S ia g a ( Ta b u lin , Te le p o n S ia g a , Tr a n s p o r t a s i S ia g a )

T id a k b e r ja la n n y a p ro g ra m Ta b u lin

Gambar 10 : PDCA Cycle Intervensi II hari ke I

M e m in t a b a n t u a n ib u k a d e r d a n w a r g a y a n g k o m u n k a t if u n t u k m e m b a n t u p e n y a m p a ia n

M e n in ja u k e m b a li p e m a h a m a n s e r t a p e n e r a p a n w a r g a a t a s in fo r m a s i y a n g d ib e r ik a n p a d a k e g ia t a n p e r t a m a

M e la k u k a n u ji k a s u s ( ro le p la y )

K e s u lit a n b a h a s a d a la m m e n y a m p a ik a n k e g ia t a n y a n g d ila k u k a n

Gambar 11 : PDCA Cycle Intervensi I hari ke II

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 39
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

BAB 7
HASIL INTERVENSI

Pada Intervensi hari ke-1, dari 50 responden yang diundang sesuai dengan sasaran untuk
mengikuti intervensi, terdapat 53 responden yang hadir dengan 34 responden yang memenuhi
kriteria dan 16 orang lainnya berhalangan hadir dikarenakan musim bercocok tanam baru
dimulai dan ada yang bekerja pada hari itu.
Pada Intervensi hari ke-2, dari 34 responden yang hadir pada intervensi hari pertama dan
sesuai dengan sasaran, terdapat 38 responden yang hadir dengan 29 responden yang memenuhi
kriteria yang hadir pada intervensi hari ke-1.

7.1 Pengolahan data


Data diperoleh melalui kuesioner serta observasi uji kasus, di mana data digunakan untuk
menilai tingkat pengetahuan responden tentang pengetahuan warga mengenai KB, ANC, Gizi ibu
hamil dan Tanda Bahaya kehamilan, serta penerapan program Warga Siaga sebelum dan sesudah
diadakannya penyuluhan melalui pretest dan post-test.
Nilai pretest dan post-test dicatat di dalam tabel, kemudian data diolah secara manual.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 40
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

7.2 Penyajian data


Tabel 6. Penyajian Data Kuesioner
Persentase
Nomor Urut Sebelum Setelah
Pretest Post-test Peningkatan
Responden Penyuluhan Penyuluhan
Pengetahuan
1 14 16 Sedang Tinggi 11,1 %
2 10 17 Rendah Tinggi 38,8 %
3 15 17 Tinggi Tinggi 11,1%
4 15 15 Tinggi Tinggi 0%
5 16 16 Tinggi Tinggi 0%
6 7 13 Rendah Sedang 33,3 %
7 17 18 Tinggi Tinggi 5,5 %
8 10 13 Sedang Sedang 16,6 %
9 16 18 Tinggi Tinggi 11,1 %
Persentase
Nomor Urut Sebelum Setelah
Pretest Post-test Peningkatan
Responden Penyuluhan Penyuluhan
Pengetahuan
10 14 15 Sedang Tinggi 5,5 %
11 3 10 Rendah Sedang 38,8 %
12 13 15 Sedang Tinggi 11,1 %
13 10 17 Rendah Tinggi 38,8 %
14 5 11 Rendah Sedang 33,3 %
15 16 17 Tinggi Tinggi 5,5 %
16 15 16 Tinggi Tinggi 5,5 %
17 13 18 Sedang Tinggi 27,7 %
18 10 15 Rendah Tinggi 27,7 %
19 11 15 Sedang Tinggi 22,2 %
20 6 12 Rendah Sedang 33,3 %
21 11 13 Sedang Sedang 11,1 %
22 12 15 Sedang Tinggi 16,6 %
23 10 16 Rendah Tinggi 33,3 %
24 4 9 Rendah Rendah 27,7 %
25 14 16 Sedang Tinggi 11,1 %
26 1 5 Rendah Rendah 22,2 %
27 12 15 Sedang Tinggi 16,6 %
28 13 16 Sedang Tinggi 16,6 %
29 12 15 Sedang Tinggi 16,6 %
30 5 10 Rendah Sedang 27,7 %
31 15 18 Tinggi Tinggi 16,6 %
32 11 16 Sedang Tinggi 27,7 %
33 13 17 Sedang Tinggi 22,2 %
34 13 15 Sedang Tinggi 11,1 %
Rata-rata 11,23 14,70 Sedang Tinggi 18,04 %
Keterangan : Soal kuesioner yang diberikan berjumlah 23 soal, dimana 18 soal merupakan soal yang akan
kami sertakan dalam penilaian, dan 5 soal yang lain merupakan soal opini yang tidak kami sertakan dalam
penilaian. Setiap soal dengan jawaban yang benar diberikan nilai 1. (lihat contoh soal kuesioner pada

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 41
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

lampiran). Interpretasi nilai : rendah/kurang memuaskan (<11), sedang/cukup memuaskan (11-14),


tinggi/sangat memuaskan (15-18)
Hasil : Terdapat peningkatan pengetahuan pada 32 repsonden dari total 34 responden (94,11%)

Tabel 7. Hasil Uji Kasus (role play) (Soal 1)


Aspek Penilaian Kelompok Kelompok Kelompok
Kelompok I Kelompok II
III IV V

Pengetahuan 3 3 2 1 3

Ketepatan 2 3 1 3 2

Kecepatan 3 3 2 3 2

Kerjasama 2 3 2 2 3

10 12 7 9 10

Tabel 8. Hasil Uji Kasus (roleplay) (Soal 2)


Aspek Penilaian Kelompok Kelompok Kelompok
Kelompok I Kelompok II
III IV V

Pengetahuan 3 3 3 2 3

Ketepatan 3 3 2 2 3

Kecepatan 3 3 3 3 3

Kerjasama 2 2 2 2 3

11 11 10 9 12

Keterangan : Poin 1 = Kurang baik; poin 2 = cukup baik; poin 3 = sangat baik

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 42
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Gambar 12 . Hasil Pre-test dan Post-test


100%
12 4
90%
5
80%
Kurang Memuaskan (nilai :
70% 25 <11 )

60% 14 Sedang / Cukup


Memuaskan (nilai : 11 - 14
50% )
40% Tinggi / Sangat
Memuaskan (nilai : 15-18 )
30%
20% 8
10%
0%
Sebelum Edukasi Setelah Edukasi

Gambar 13. Hasil Uji Kasus soal 1


Kelompok dengan nilai
sangat memuaskan
(poin 10-12)
Kelompok dengan nilai
40% cukup memuaskan (poin
7-9)
60% Kelompok dengan nilai
kurang memuaskan
(poin 4-6)

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 43
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Gambar 14. Hasil Uji Kasus soal 2


Kelompok dengan nilai
sangat memuaskan
(poin 10-12)
20% Kelompok dengan nilai
cukup memuaskan (poin
7-9)
Kelompok dengan nilai
80% kurang memuaskan (poin
4-6)

BAB 8
EVALUASI KEGIATAN

8.1 Metode evaluasi


Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini menggunakan Pendekatan Sistem.

Lingkung

Masuk Proses Keluar Dampa

Umpan

Gambar 15. Pendekatan Sistem

8.2 Hasil Evaluasi

Tabel 9. Pembahasan Pendekatan Sistem


Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
1. Masukan (4M)
Tenaga - Petugas puskesmas 1 orang 1 orang Tidak ada
- Kader
1 orang 2 orang Tidak ada
- Koass IKM
4 orang 4 orang Tidak ada

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 44
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Dana - Power Point presentation Tersedia dana dalam Biaya melebihi target Ada
- Kertas Pretest &Post-test
jumlah cukup (Rp 433.000,-)
- Brosur/Poster A5
- Konsumsi (Rp 300.000)
Sarana - Brosur 120 buah 120 buah Tidak ada
- Kertas kuesioner
80 lembar 80 lembar Tidak ada
- Kertas pretest&post-test
- Power point presentation 80 lembar 80 lembar Tidak ada
1 buah 1 buah Tidak ada
Metode Cara penyuluhan Ada Ada Tidak ada
Cara uji kasus Ada Ada Tidak ada
SOP program warga siaga Ada Ada Tidak ada
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
2. Proses
Planning Mencari baseline data Didapatkan data Didapatkan data Tidak ada

Penetapan indikator keberhasilan Mendapatkan Mendapatkan Tidak ada


indikator indikator
keberhasilan keberhasilan
Rencana Intervensi:
Meminta izin kepala puskesmas, Program dapat Program dapat Tidak ada
kepala bidan puskesmas, ketua dijalankan sesuai izin dijalankan sesuai izin
RT Sumur Buyut dan masukan dari dan masukan dari
pihak-pihak terkait pihak-pihak terkait

Menyiapkan materi penyuluhan, Penyuluhan dapat Penyuluhan dapat Tidak ada


pretest berjalan, mengetahui berjalan, mengetahui
tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan
warga terutama ibu warga terutama ibu
hamil hamil
Pretest sebelum penyuluhan Mengetahui Mengetahui Tidak ada
&post-test pengetahuan awal pengetahuan awal
warga terutama ibu warga terutama ibu
hamil hamil
Penyuluhan Menambah Menambah Tidak ada
pengetahuan warga pengetahuan warga
terutama ibu hamil terutama ibu hamil
Post-test setelah penyuluhan Mengetahui Mengetahui Tidak ada
pengetahuan akhir pengetahuan akhir
warga terutama ibu warga terutama ibu
hamil hamil
Membentuk dan mengesahkan Membentuk sistem Membentuk sistem Tidak ada
Program Warga Siaga yang mengakomodasi yang mengakomodasi
persalinan ibu hamil persalinan ibu hamil

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 45
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Menjelaskan dan membagikan Membantu warga Membantu warga Tidak ada


stiker Siaga dalam mengingat hal- dalam mengingat hal-
hal penting yang telah hal penting yang telah
disampaikan pada disampaikan pada
penyuluhan penyuluhan

Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
Menghitung hasil pretest&post- Mengetahui Mengetahui Tidak ada
test peningkatan / peningkatan /
penurunan penurunan
pengetahuan warga pengetahuan warga
dan ibu hamil dan ibu hamil
Penyuluhan tahap 2 Meningkatkan Meningkatkan Tidak ada
pengetahuan warga pengetahuan warga
terutama ibu hamil terutama ibu hamil
Melaksanakan uji Kasus/ Menilai penerapan Menilai penerapan Tidak ada
RolePlay edukasi dan informasi edukasi dan informasi
yang dipahami warga yang dipahami warga
dalam kasus dalam kasus
2. Proses
Organizing Pembagian Tugas Setiap orang Setiap orang Tidak ada
(penanggungjawab pendaftaran, mendapatkan tugas mendapatkan tugas
konsumsi, penyuluhan, dll) masing-masing masing-masing
2 Actuating Meminta izin kepala puskesmas, Program dapat Program dapat Tidak ada
kepala bidan puskesmas, ketua dijalankan sesuai izin dijalankan sesuai izin
RT Sumur Buyut dan masukan dari dan masukan dari
pihak-pihak terkait pihak-pihak terkait

Menyiapkan materi penyuluhan, Penyuluhan dapat Penyuluhan dapat Tidak ada


pretest berjalan, mengetahui berjalan, mengetahui
tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan
warga terutama ibu warga terutama ibu
hamil hamil
Pretest sebelum penyuluhan Mengetahui Mengetahui Tidak ada
&post-test pengetahuan awal pengetahuan awal
warga terutama ibu warga terutama ibu
hamil hamil
Penyuluhan Menambah Menambah Tidak ada
pengetahuan warga pengetahuan warga
terutama ibu hamil terutama ibu hamil

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 46
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Post-test setelah penyuluhan Mengetahui Mengetahui Tidak ada


pengetahuan akhir pengetahuan akhir
warga terutama ibu warga terutama ibu
hamil hamil

Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
Membentuk dan mengesahkan Membentuk sistem Membentuk sistem Tidak ada
Program Warga Siaga yang mengakomodasi yang mengakomodasi
persalinan ibu hamil persalinan ibu hamil
Menjelaskan dan membagikan Membantu warga Membantu warga Tidak ada
stiker Siaga dalam mengingat hal- dalam mengingat hal-
hal penting yang telah hal penting yang telah
disampaikan pada disampaikan pada
penyuluhan penyuluhan
Menghitung hasil pretest&post- Mengetahui Mengetahui Tidak ada
test peningkatan / peningkatan /
penurunan penurunan
pengetahuan warga pengetahuan warga
dan ibu hamil dan ibu hamil
Penyuluhan tahap 2 Meningkatkan Meningkatkan Tidak ada
pengetahuan warga pengetahuan warga
terutama ibu hamil terutama ibu hamil
Melaksanakan uji Kasus/ Menilai penerapan Menilai penerapan Tidak ada
RolePlay edukasi dan informasi edukasi dan informasi
yang dipahami warga yang dipahami warga
dalam kasus dalam kasus
2 Controlling - Pemantauan penempelan stiker - Menilai peran aktif - Warga antusias Tidak ada
secara acak warga menempel brosur
3 Output
Meningkatnya ibu hamil yang rutin melakukan Peningkatan jumlah Belum dapat diukur
ANC sebesar 1/2 populasi
ibu hamil di Sumur
Buyut

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 47
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Peningkatan
Peningkatan
pengetahuan
Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian warga pengetahuan warga
warga terutama
terhadap kehamilan dan persalinan ibu hamil terutama ibu hamil
ibu hamil dengan
dengan menilai
menilai
peningkatan nilai
peningkatan nilai Tidak ada
rata-rata posttest
rata-rata posttest
warga sebanyak
warga sebanyak
10% dibandingkan
10%
nilai sebelumnya
dibandingkan
nilai sebelumnya
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
Menurunnya Angka Kematian Ibu Penurunan angka
kematian ibu
khususnya ibu hamil
Belum dapat diukur
di Desa Pagenjahan
sebesar 100% dari
baseline data
Peningkatan pengetahuan para ibu hamil tentang Peningkatan Peningkatan
kesehatan ibu hamil serta tanda bahaya pada pengetahuan warga pengetahuan warga
kehamilan. terutama ibu hamil terutama ibu hamil
dengan menilai dengan menilai
peningkatan nilai peningkatan nilai Tidak ada
rata-rata posttest rata-rata posttest
warga sebanyak warga sebanyak
10% dibandingkan 10% dibandingkan
nilai sebelumnya nilai sebelumnya
Peningkatan pengetahuan para warga mengenai Peningkatan Peningkatan
tindakan darurat awal dalam menghadapi pengetahuan warga pengetahuan warga
persalinan, beserta tanda bahayanya. terutama ibu hamil terutama ibu hamil
dengan menilai dengan menilai
peningkatan nilai peningkatan nilai
rata-rata posttest rata-rata posttest
Tidak ada
warga sebanyak warga sebanyak
10% dibandingkan 10% dibandingkan
nilai sebelumnya nilai sebelumnya
dan hasil uji kasus dan hasil uji kasus
yang sangat yang sangat
memuaskan memuaskan
4 Lingkungan
Fisik Fasilitas pelayanan kesehatan Mudah dijangkau Sulit dijangkau Ada

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 48
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Non fisik - Pengetahuan ibu hamil Cukup Kurang Ada


- Kepercayaan terhadap dukun
Minimal Cukup Tinggi Ada
- Status ekonomi
Cukup Rendah Ada
5 Umpan balik
a. Pencatatan Terdapat pencatatan Terdapat pencatatan Tidak ada

b. Pelaporan
Terdapat pelaporan Terdapat pelaporan Tidak ada

Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
6 Dampak (tujuan jangka panjang)

Pengetahuan warga mengenai KB, ANC, gizi ibu Meningkat Belum dapat dinilai
hamil, dan tanda bahaya kehamilan, dalam
menurunkan Resti Bumil dan AKI
Partisipasi seluruh warga dalam kepedulian pada Meningkat Belum dapat dinilai
ibu hamil dalam program Warga Siaga

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 49
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

BAB 9
KESIMPULAN

Menjawab Tujuan Khusus


1. Masalah utama di wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan, Kampung Sumur
Buyut RT 04 periode 12 Desember 2014 28 Januari 2015 adalah tingginya jumlah
bumil resti (39 kasus dari 170 total kasus) dan Angka Kematian Ibu (bulan Januari
sampai November) yang ditinjau dari segi lifestyledan lingkungan yang telah disebutkan
di dalam Paradigma Blum.
2. Masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu di wilayah
kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04 adalah
rendahnya pengetahuan warga mengenai ANC, gizi ibu hamil, KB, tanda bahaya ibu
hamil, serta kurangnya kesiagaan warga dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
yang normal maupun beresiko.
3. Intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam jangka
pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan jangka menengah
dan jangka panjang yang diharapkan adalah dengan melakukan penyuluhan mengenai
warga siaga dan tanda bahaya pada ibu hamil serta pembentukan warga siaga yang berada
dalam wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT
04.
4. Hasil dari intervensi yang dilakukan adalah terbentuknya warga siaga dan meningkatnya
pengetahuan tentang tanda bahaya pada ibu hamil melalui penilaian kuesioner sebesar
18,04% (target jangka pendek adalah peningkatan sebesar 10% dibandingkan sebelum
edukasi).

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 50
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

BAB 10
SARAN

10.1 Saran bagi ibu hamil


Meningkatkan kepedulian terhadap kehamilan dan persalinan dengan cara rutin
memeriksakan kehamilan, menyusun rencana persalinan.
Bagi ibu yang telah memiliki dua anak disarankan untuk mengikuti program KB.

10.2 Saran bagi keluarga ibu hamil


Meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan dalam mengawasi proses kehamilan ibu
Suami diharapkan selalu siap sedia apabila ibu dalam kondisi darurat
Merencanakan persalinan (biaya, transportasi, donor darah)

10.3 Saran bagi Warga Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04


Mengikuti kegiatan-kegiatan terkait pelayanan kesehatan seperti posyandu dan kelas
ibu hamil yangdilakukan rutin setiap bulannya untuk mengetahui kasus kehamilan
dengan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan, Kampung
Sumur Buyut RT 04 sehingga dapat diberikan penanganan segera dan mencegah
komplikasi kehamilan
Turut berperan serta aktif dalam menjalankan tugasnya sebagai warga siaga Kampung
Sumur Buyut RT 04 dalam keikutsertaan menolong sesama warga yang sedang dalam
kondisi yang berbahaya

10.4 Saran bagi puskesmas


Mengadakan kegiatan Posyandusecara rutin di wilayah kerja Puskesmas Kronjo,
khususnya di Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04
Mengadakan kelas ibu hamil serta penyuluhan secara berkala tentang kehamilan, tanda
bahaya kehamilan,pentingnya ANC dan juga KB.

10.5 Saran bagi tokoh masyarakat

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 51
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

Menghimbau tokoh masyarakat setempat untuk memberikan panutan yang baik dengan
cara turut aktif dalam kegiatan Posyandu.
Menghimbau masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu hamil untuk mengikuti kegiatan
Posyandu, dan kelas ibu hamil
Menghimbau masyarakat setempat untuk menyebarkan informasi secara merata
mengenai kegiatan pelayanan kesehatan yang akan diselenggarakan di desa

10.6 Saran bagi tim selanjutnya


Melakukan evaluasi terhadap program atau intervensi yang telah dilakukan untuk
mengetahui efektivitas dan manfaat bagi ibu hamil di daerah sekitar, serta untuk
menilai tujuan jangka menengah dan tujuan jangka panjang.

Daftar Pustaka

1. Kementrian Kesehatan RI. Rencana aksi percepatan penurunan AKI di Indonesia. April
30, 2013. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/donwload/buku . Diakses Januari 11,
2015. Hal 3-10
2. UNICEF. Maternal health : Maternal mortality. Juli 2014. http://data.unicef.org/maternal-
health/maternal-mortality . Diakses Januari 13,2015.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 52
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dengan Peningkatan Pengetahuan dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015

3. World Health Organization. Maternal mortality. Mei 2014.


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/ . Diakses Januari 13, 2015
4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Data Angka Kematian Ibu di
Provinsi Banten. April 2013. http://banten.bkkbn.go.id . Diakses 28 Desember 2014
5. Puskesmas Kecamatan Kronjo. Arsip data ibu hamil Puskesmas Kecamatan Kronjo bulan
November tahun 2014. Tangerang: Puskesmas Kecamatan Kronjo. 2014. hal. 1-2
6. Saefuddin AB, George A, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006. Hal. 3-
8
7. Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi Banten. Data Kependudukan
Desa Pagenjahan tahun 2014. Tangerang: KPUD-Provinsi Banten. 2014

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Periode 8 Desember 2014 31 Januari 2015 53

You might also like