Professional Documents
Culture Documents
dan
Partisipasi pada Warga Kampung Sumur Buyut RT 04 RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 12 Desember 2014 10 Januari 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
hidup. Pada tahun 2013, AKI di Kabupaten Tangerang berjumlah 39 kasus, kedua tertinggi
setelah Kabupaten Serang. 4
Terdapat 10 desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kronjo. Dari total
keseluruhan ibu hamil (bumil) yang terdapat dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan
November 2014 sebesar 1.289 orang, dengan jumlah kematian ibu 3 orang, satu diantaranya
di Desa Pagenjahan (Kampung Sumur Buyut RT 04). Dari 3 kematian tersebut, ketiganya
terjadi pada masa persalinan dan nifas yang disebabkan oleh pendarahan yang tidak cepat
ditindaklanjuti dan infeksi. Kematian ibu selama kehamilan tidak terjadi di desa ini. Menurut
data Puskesmas Kronjo bulan Januari hingga November 2014, banyaknya jumlah ibu hamil
dengan risiko tinggi mencapai angka 170 orang dan jumlah ibu hamil yang bersalin dibantu
tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 1.052 orang dari 1.289 jumlah keseluruhan ibu
hamil; 237 orang ibu hamil lainnya tidak diketahui persalinannya. Dari 10 desa yang
termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan merupakan wilayah
dengan jumlah ibu hamil resiko tinggi (resti) tertinggi sebanyak 22,94% (39 orang) dari
jumlah keseluruhan (170 orang) dari bulan Januari 2014 sampai dengan November 2014.
5
Penyebab resti terbanyak adalah terkait usia yang terlalu muda (<20 tahun)
Dari berbagai data yang telah disebutkan di atas, kami menetapkan Desa Pagenjahan,
Kampung Sumur Buyut RT 04 sebagai tempat dilakukannya Diagnosis Komunitas dan
Program Intervensi. Hal ini kami tetapkan dengan mempertimbangkan tingginya jumlah ibu
hamil dengan risiko tinggi dalam wilayah tersebut (terutama terkait usia), sulitnya akses
(jarak) pelayanan kesehatan dalam menjangkau masyarakat, pendidikan masyarakatnya yang
rata-rata rendah dibanding kampung lainnya serta adanya angka kematian di desa dan
kampung tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum : Diturunkannya angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas
Kronjo dengan meningkatkan pengetahuan dan kesigapan
masyarakat serta ibu hamil akan kehamilan dan persalinan yang
aman.
1.2.2 Tujuan khusus :
1. Diketahuinya masalah utama di wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa
Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT 04 periode 12 Desember 2014 10
Januari 2014.
2. Diketahuinya masalah-masalah yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Kronjo, Desa Pagenjahan, Kampung Sumur Buyut RT
04
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada 1999, WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) didukung oleh
badan-badan Internasional UNFPA(United Nations Fund for Population Activities), UNICEF
(United Nations International Childrens Emergency Fund), dan Bank Dunia. Pada dasarnya,
MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di setiap Negara untuk : 6
Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana
pembangunan nasional dan internasional
Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun
Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga
berencana, aborsi legal, baik publik maupun swasta
Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal
serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya
Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Intervensi strategis dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai 4 Pilar Safe
Motherhood yaitu : 6
Keluarga Berencana yang memastikan bahwa setiap orang atau pasangan
mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan
waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Dengan
demikian, diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan
yang masuk dalam kategori 4 terlalu yaitu terlalu muda/tua untuk kehamilan,
terlalu sering hamil, terlalu banyak anak
Pelayanan Antenatal untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila
memungkinkan, dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
serta ditangani secara memadai.
Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan
yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
Pelayanan Obstetrik yang esensial memastikan bahwa pelayanan obstetrik
untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang
membutuhkannya.
Gambar 1:
Penyebab kematian
ibu di dunia 3
Seharusnya sebagian besar kematian ibu dapat dicegah karena sebagian besar
komplikasi kebidanan dapat ditangani. Setidaknya ada tiga kondisi yang perlu dicermati
dalam menyelamatkan ibu, yaitu : 1
Pertama, sifat komplikasi obstetri yang tidak dapat diprediksi dicermati dalam akan
dialami oleh siapa dan kapan akan terjadi (dalam kehamilan, persalinan atau pasca-
salin terutama 24 jam pertama pasca-salin). Hal ini menempatkan setiap ibu hamil
mempunyai resiko mengalami komplikasi kebidanan yang dapat mengancam
jiwanya.
Kedua, karena setiap kehamilan beresiko maka seharusnya setiap ibu mempunyai
akses terhadap pelayanan yang adekuat yang dibutuhkannya saat komplikasi terjadi.
Sebagian komplikasi dapat mengancam jiwa sehingga harus segera mendapatkan
pertolongan di rumah sakit yang mampu memberikan pertolongan kegawat-daruratan
kebidanan dan bayi baru lahir.
Ketiga, sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa persalinan dan dalam 24 jam
pertama pasca persalinan, suatu periode yang sangat singkat sehingga akses terhadap
dan kualitas pelayanan pada periode ini perlu mendapatkan prioritas agar mempunyai
daya ungkit yang tinggi dalam menurunkan kematian ibu.
Dalam kenyataannya, langkah-langkah pencegahan dan penanganan komplikasi
tersebut diatas seringkali tidak terjadi, yang disebabkan oleh karena keterlambatan dalam
setiap langkah, yaitu:1
a) Terlambat mengambil keputusan
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat masyarakat dapat disebabkan oleh
beberapa hal berikut ini:
1) Ibu terlambat mencari pertolongan tenaga kesehatan walaupun akses terhadap
tenaga kesehatan tersedia 24/7 (24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu) -
oleh karena masalah tradisi/kepercayaan dalam pengambilan keputusan di
keluarga, dan ketidakmampuan menyediakan biaya non-medis dan biaya medis
lainnya (obat jenis tertentu, pemeriksaan golongan darah, transport untuk mencari
darah/obat, dll).
2) Keluarga terlambat merujuk karena tidak mengerti tanda bahaya yang
mengancam jiwa ibu.
kelengkapan alat dan obat di fasilitas kesehatan lebih terjamin;dan biasanya fasilitas
kesehatan berada di lokasi yang lebih mudah untuk mencapai RS.1
Penerapan standar APN di pelayanan dasar telah sesuai dengan harapan dengan
menurunnya proporsi perdarahan dan infeksi. Namun demikian kualitas asuhan
persalinan juga masih perlu ditingkatkan. Hasil Asesmen Kualitas Pelayanan Kesehatan
Maternal tahun 2012 di 20 Kabupaten/kota di Indonesia menunjukkan bahwa kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan Partograf, melakukan pemeriksaan fisik serta
mendokumentasikan hasil pemeriksaan masih rendah, padahal pemeriksaan fisik yang
teliti serta penggunaan Partograf yang benar dapat mencegah terjadinya komplikasi
persalinan1
Terjadinya kematian ibu dan bayi baru lahir sangat tergantung dari kecepatan dan
ketepatan tindakan pada saat kegawat daruratan terjadi. Keberadaan Puskesmas mampu
PONED adalah salah satu jawaban untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir untuk mencegah komplikasi dan/atau
mendapatkan pelayanan pertama saat terjadi kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru
lahir, dengan persyaratan pelayanan yang diberikan memenuhi standar pelayanan yang
adekuat. Namun demikian, cakupan dan kualitas pelayanan dasar tampaknya masih perlu
ditingkatkan. Dari data Risfaskes (Riset Fasilitas Kesehatan) 2011 didapatkan fakta
bahwa 241 kabupaten di Indonesia (60 %) belum mempunyai 4 buah Puskesmas PONED
per kabupaten seperti yang dipersyaratkan. Hanya di 69,7% Puskesmas tersedia alat
pemeriksaan Hemoglobin dan hanya di 42,6% puskesmas PONED tersedia MgSO4,
sementara perdarahan dan Eklampsia merupakan dua penyebab kematian terbanyak. Dari
seluruh Puskesmas perawatan, termasuk PONED, hanya 76,5% Puskesmas perawatan
yang mempunyai alat transportasi (ambulans atau perahu motor). Sebagian besar
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru lahir bisa ditangani di fasilitas kesehatan
dasar dengan teknologi yang sederhana, sehingga dengan memperbaiki kualitas
penanganan gawat darurat kebidanan dan bayi baru lahir di puskesmas seharusnya
memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pencegahan kematian ibu dan bayi baru
lahir.1
Rumah sakit sebagai tempat rujukan akhir kasus kebidanan dan bayi baru lahir
memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, karena
sekitar 5-15% kasus komplikasi membutuhkan tindakan yang hanya bisa dilakukan di
rumah sakit seperti seksio sesaria dan transfusi darah. Risfaskes tahun 2011 menunjukkan
bahwa hanya 7,6 % RS pemerintah yang bisa memenuhi 17 kriteria RS mampu PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) 24 jam 7 hari seminggu (24/7).
Kekurangan sarana dan retensi Dokter sepsialis Obstetri dan Ginekologi menjadi
penyebab utama ketidak mampuan sebuah RS menyediakan PONEK 24/7.1
Salah satu keberhasilan pencegahan kematian ibu terletak pada ketepatan
pengambilan keputusan pada saat terjadinya komplikasi. Hal ini bisa terjadi apabila
keluarga mempunyai pengetahuan dasaryang baik tentang kehamilan dan persalinan
sehingga mereka bisa menyusun perencanaan persalinan dan kesiapan menghadapi
komplikasi sedini mungkin. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010 menunjukkan
bahwa sekitar 45 % keluarga yang mengaku mendapat penjelasan tanda bahaya
kehamilan saat ANC. Hal ini diperkuat dengan hasil Asesmen Kualitas Pelayanan
Maternal tahun 2012 yang menunjukkan bahwa hanya 24 % RS dan 45 % Puskesmas
yang melakukan konseling dan edukasi sesuai standar pada saat ANC. Kedua hal ini
menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan untuk memberikan informasi dan advokasi
kepada ibu dan keluarga pada saat ANC masih lemah sehingga pengetahuan keluarga dan
masyarakat untuk membuat perencanaan persalinan juga rendah. 1
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang mulai
diperkenalkan tahun 2007 telah diimplementasikan di 63.000 desa di seluruh Indonesia
pada tahun 2011. Pelaksanaan P4K di desa desa tersebut perlu dipastikan agar mampu
membantu keluarga membuat perencanaan persalinan dan membantu mewujudkan
rencana itu dengan baik tepat pada waktunya.1
Kegiatan lain sebelum Program P4K yang melibatkan masyarakat adalah Gerakan
Sayang Ibu (GSI) yang populer pada tahun 2000-an. Sayangnya akhir-akhir ini kegiatan
tersebut telah meredup, padahal GSI dirasakan cukup mampu mengangkat isu kesehatan
ibu di masyarakat karena meningkatkan kepedulian para pengambil keputusan di semua
tingkat pemerintahan. Integrasi penguatan kembali P4K dengan Desa Siaga dan GSI
merupakan salah satu solusi pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam kesehatan ibu
1
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH
dibanding kampung lainnya serta adanya angka kematian di desa dan kampung
tersebut.
Tabel 1. Data Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Kronjo
Deteksi Resiko Tinggi Bumil Jumlah
Jumlah
oleh Tenaga Kesehatan Kematian
Persentase
Ibu akibat
No Desa (%)
Ibu Hamil Ibu Bersalin di Tenaga Kehamilan
Bumil Resti
(Bumil) Kesehatan dan
Persalinan
1 Kronjo 185 150 13 7.65% 1
9 Pasir 85 74 15 8.82% 0
10 Cirumpak 92 70 15 8.82% 0
Total 1.289 1.052 170 100.00% 3
Sumber : Puskesmas Kronjo 5
Tabel 2. Data Ibu Hamil di Desa Pagenjahan (Januari - November 2014)
Pos Kampung Jumlah Rata-rata
Ibu Hamil Tingkat
yang Pendidka
beresiko n Warga 7
tinggi 5
1 Siang & Sumur Buyut 13 SD
2 Kosambi & Kebon 2 SD
3 Pecinan 1 SMP
4 Pagenjahan Tengah & Tegal 16 SMA
5 Masjid 4 SD
6 Majelis & Simpang 2 SD
7 Pagenjahan Sabtu 1 SMP
Total 39
Sumber : Puskesmas Kronjo 5 dan data kependudukan Desa Pagenjahan 7
3.2 Scope Tempat :
Desa Pagenjahan merupakan salah satu cakupan wilayah kerja Puskesmas Kronjo. Desa
Pagenjahan dipilih dengan pertimbangan memiliki jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi
terbanyak dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Kronjo periode Januari sampai dengan
bulan November 2014 (22,94%). Scope tempat dipersempit kembali menjadi Kampung
Sumur Buyut RT 04 dengan alasan di wilayah tersebut merupakah daerah dengan jumlah ibu
hamil dengan risiko tinggi yang tinggi dalam wilayah tersebut (terutama terkait usia),
sulitnya akses (jarak) pelayanan kesehatan dalam menjangkau masyarakat, pendidikan
masyarakatnya yang rata-rata rendah dibanding kampung lainnya serta adanya angka
kematian di desa dan kampung tersebut.
a. Genetik tidak berkaitan dengan masalah di Kampung Sumur Buyut RT 04 Desa Pagenjahan
b. Medical care services dinilai memiliki permasalahan yang cukup besar dan sulit karena
melibatkan banyak stakeholder/ pemegang kepentingan dan membutuhkan waktu yang
panjang. Selain itu, masalah etis juga menjadi salah satu alasan tidak dipilihnya faktor ini.
BAB 4
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
Akar masalah utama adalah pendidikan dan kesadaran yang masih rendah, status
ekonomi yang rendah, budaya/kepercayaan yang masih kuat. Kami memutuskan untuk
mengintervensi lebih jauh pada pengetahuan warga, karena hal ini dapat berpengaruh pada
pemahaman dan kesadaran warga dan dapat secara tidak langsung mempengaruhi pemahaman
dan kepercayaan warga serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga melalui program
warga siaga.
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah pada Kampung Sumur Buyut RT 04, Desa
Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, maka didapatkan faktor penyebab terbanyak adalah
kurangnya kesiagaan dan kesadaran masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan.
Intervensi I : Penyuluhan dan Uji Kasus
1. Kegiatan:
a. Menilai pengetahuan warga terutama ibu hamil mengenai kehamilan dan
persiapan persalinan
b. Memberikan informasi dan edukasi mengenai pemantauan kehamilan,
pengenalan tanda bahaya pada kehamilan dan menjelang persalinan
2. Sasaran: Seluruh warga yang dinilai dapat berperan dalam penyelenggaraan program
Warga Siaga di Kampung Sumur Buyut RT 04, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo,
terutama ibu hamil, keluarga ibu hamil, dukun, kader dan warga yang mempunyai
kendaraan (target peserta 50 orang).
3. Tempat: Di Masjid Kampung Sumur Buyut RT 04
4. Waktu: Rabu, 7 Januari 2015, pukul 09.00 11.30 WIB
Sabtu, 10 Januari 2015, pukul 09.00 11.00 WIB
5. Indikator penilaian :
Meningkatnya kesehatan ibu dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan untuk
memberdayakan para warga dan ibu hamil ini sendiri, agar mengetahui pentingnya
ANC, mengenal tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan menyusun rencana
persiapan sebelum melakukan persalinan. Terlaksananya penyuluhan, sosialisasi
warga siaga dan uji kasus di Desa Pagenjahan ini dapat dinilai menggunakan
indikator jangka panjang dan jangka pendek. Indikator jangka panjang diantaranya :
a. Meningkatnya ibu hamil yang rutin melakukan ANC
b. Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian warga terhadap kehamilan dan
persalinan ibu hamil
c. Menurunnya Angka Kematian Ibu
Sedangkan indikator yang kami buat untuk mengukur keberhasilan jangka pendek
adalah :
Peningkatan pengetahuan para ibu hamil tentang kesehatan ibu hamil serta
tanda bahaya pada kehamilan, yang signifikan dari perbandingan hasil post-
test dan pretest.
Money Rp 200.000 Tanda Bahaya warga terutama ibu khususnya menurunnya AKI di
Material Power Point
kehamilan, ibu hamil dengan ibu hamil di seluruh desa di
presentation ANC menilai Desa Kecamatan Kronjo
Kertas Pretest Sosialisasi tentang peningkatan nilai Pagenjahan
&Post-test Warga Siaga
Brosur/Poster A5 rata-rata posttest sebesar 100%
Uji Kasus
Method Cara Penyuluhan warga sebanyak dari baseline
Cara Roleplay 10% data
dibandingkan
nilai sebelumnya
Meningkatnya
peran aktif dan
ketertarikan
warga dalam
Program Warga
Siaga
Intervensi II : Pembentukan dan pengesahan program warga siaga
Men 4 Koasisten Pembentukan dan Terbentuknya Penurunan Meluasnya penerapan
1 Bidan Desa angka kematian warga siaga dan
pengesahan program dan
Ketua RT
program warga berjalannya ibu khususnya menurunnya AKI di
Money Rp 100.000
Material Power Point siaga sistem yang ibu hamil di seluruh desa di
presentation memadai dalam Desa Kecamatan Kronjo
(Video, Photo) mengakomodasi Pagenjahan
ibu hamil yang sebesar 100%
Method SOP Program
bersalin dari baseline
Warga Siaga
data
izin kepala
puskesmas,
puskesmas,
kepala bidan
kepala
dijalankan puskesmas,
bidan
sesuai izin dan SekDes Kronjo & Felicia
puskesmas, Della
Intervensi masukan dari Pagenjahan, Balai Desa
ketua RT Media
pihak-pihak Ketua RT Pagenjahan na
Kampung
terkait Kampung
Sumur
Sumur Buyut
Buyut RT
RT 04
04
Penyuluhan
Menyiapka dapat berjalan,
n materi mengetahui Aldy
penyuluhan tingkat Puskesmas Desember Felicia
2014 Della
, pengetahuan Kronjo Media
pretest&po warga na
st-test (terutama ibu
hamil)
Seluruh warga
Kampung
Mengetahui Masjid
Sumur Buyut Aldy
Pretest pengetahuan Kampung Felicia
RT 04 yang
sebelum awal warga Sumur Della
berusia 20-45 Media
penyuluhan (terutama ibu Buyut RT
tahun na
hamil) 04
(Pasangan Usia
Subur/PUS)
Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sub- Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Kegiatan Target
kegiatan n
Masjid 15
Menambah
Seluruh warga Kampung Desember Aldy
pengetahuan 2014 Felicia
Kampung Sumur
Penyuluhan warga Della
Sumur Buyut Buyut RT Media
(terutama ibu
RT 04 04 na
hamil)
Post-test Mengetahui Seluruh warga Aldy
setelah pengetahuan Kampung Felicia
Della
penyuluhan akhir warga Sumur Buyut
Media
(terutama ibu RT 04 yang na
hamil) berusia 20-45
tahun
(Pasangan Usia
Subur/PUS)
Membentu
Membentuk
k dan Seluruh warga Aldy
sistem yang Felicia
mengesahk Kampung
mengakomoda Della
an Program Sumur Buyut Media
si persalinan
Warga RT 04 na
ibu hamil
Siaga
Mengetahui
Menghitun Aldy
peningkatan / Felicia
g hasil Puskesmas
penurunan Della
pretest&po Kronjo Media
pengetahuan
st-test na
ibu hamil
Seluruh warga
Meningkatkan Masjid
Kampung Aldy
pengetahuan Kampung Felicia
Penyuluhan Sumur Buyut
warga Sumur Della
tahap 2 RT 04 Media
(terutama ibu Buyut RT
(terutama ibu na
hamil) 04
hamil)
Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Kegiatan Sub-kegiatan Target
n
masing
Kepala
Puskesma
s dan
Kepala
Meminta Kepala
puskesmas,
izin kepala Bidan (18
Program dapat kepala bidan
puskesmas, Desember
dijalankan puskesmas, Puskesmas
kepala bidan 2014),
Actuat sesuai izin dan SekDes Kronjo &
puskesmas, SekDes(2
ing masukan dari Pagenjahan, Balai Desa
ketua RT 4
pihak-pihak Ketua RT Pagenjahan
Kampung Desember
terkait Kampung
Sumur 2014) ,
Sumur Buyut
Buyut RT 04 Ketua RT
RT 04
(27
Desember
2014)
Penyuluhan
dapat berjalan,
Menyiapkan
mengetahui
materi 24
tingkat Puskesmas
penyuluhan, Desember
pengetahuan Kronjo
pretest&post 2014
warga
-test
(terutama ibu
hamil)
Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Target
Kegiatan Sub-kegiatan n
Masjid
Menambah
50 orang warga Penilaian
pengetahuan dengan
Kampung 7 Januari
Penyuluhan warga melihat
Sumur Buyut 2015 hasil
(terutama ibu
RT 04 post-test
hamil)
Post-test Mengetahui 50 orang warga 7 Januari Perbandi
pengetahuan
Kampung ngan
setelah akhir warga hasil pre-
Sumur Buyut 2015
penyuluhan (terutama ibu test dan
RT 04 post-test
hamil)
Penilaian
Membentuk Membentuk dengan
50 orang warga
dan sistem yang uji kasus
Kampung 7 Januari dan saat
mengesahka mengakomoda
Sumur Buyut 2015 tanya
n Program si persalinan jawab di
RT 04
Warga Siaga ibu hamil penyuluh
an kedua
Penilaian
dengan
tanya
jawab
dan
Menjelaskan Membantu 50 orang warga melakuka
dan warga dalam Kampung 10 Januari n
pemantau
membagikan mengingat hal- Sumur Buyut 2015 an
stiker hal penting RT 04 penempel
an stiker
secara
acak ke
rumah
warga
Kegiatan Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Target
Kegiatan Sub-kegiatan n
Mengetahui
Menghitung
peningkatan /
hasil Puskesmas 7 Januari
penurunan
pretest&post Kronjo 2015
pengetahuan
-test
warga
Penilaian
dengan
melihat
jumlah
peserta
50 Warga
Meningkatkan yang
Penyuluhan Kampung 10 Januari hadir dari
pengetahuan
tahap 2 Sumur Buyut 2015 penyuluh
warga an
RT 04
Masjid pertama
Kampung (75%)
serta
Sumur
hasil uji
Buyut RT kasus
04
Menilai
penerapan
Melaksana 50 Warga
edukasi dan Melihat
kan uji Kampung 10 Januari hasil
informasi yang
kasus/RolePl Sumur Buyut 2015 jawaban
ditangkap warga
ay RT 04
warga dalam
kasus
Pemantauan
Contro penempelan Menilai peran Rumah 10 Januari
lling stiker secara aktif warga Warga 2015
acak
Masjid
Post-test Mengetahui 50 orang warga Perbandi
Kampung ngan
Evalua setelah pengetahuan Kampung 7 Januari
Sumur hasil pre-
tion penyuluhan akhir warga Sumur Buyut 2015
Buyut RT test dan
pertama dan ibu hamil RT 04 post-test
04
Kegiatan
Rencana
Tujuan dan
Sasaran Tempat Waktu PIC Penilaia
Target
n
Kegiatan Sub-kegiatan
Menilai
penerapan Masjid
50 Warga
Melaksanak edukasi dan Kampung Melihat
Kampung 10 Januari hasil
an uji informasi yang Sumur
Sumur Buyut 2015 jawaban
RolePlay diterima warga Buyut RT warga
RT 04
melalui 04
masalah/kasus
75%
warga
Mengetahui yang
Pengecekan ketertarikan 50 warga didatangi
penempelan dan peran aktif Kampung Rumah 10 Januari (secara
acak)
stiker secara warga terhadap Sumur Buyut Warga 2015 telah
acak informasi yang RT 04 menempe
diberikan lkan
stiker di
rumah
penyuluhan
Membentuk dan
mengesahkan
Program Warga
Siaga
Menjelaskan dan
membagikan stiker
Menghitung hasil
pretest&post-test
Penyuluhan tahap 2
Melaksanakan uji
kasus/RolePlay
4 Controllin Pemantauan
g penempelan stiker
secara acak
5 Evaluating Post-test setelah
penyuluhan pertama
Melaksanakan uji
RolePlay
Pengecekan
penempelan stiker
secara acak
BAB 6
PELAKSANAAN INTERVENSI
bekerja di pabrik, memiliki sarana transportasi minimal 1(satu) buah motor, terutama ibu
hamil, keluarga ibu hamil, tokoh masyarakat, dukun beranak dan kader).
Penyuluhan bertema Gerakan Aku Peduli Ibu. Penyuluhan ini membahas
seputar program Keluarga Berencana, tujuan dan manfaat dari ANC, pemeriksaan yang
dilakukan selama ANC, Gizi yang diperlukan ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda-
tanda persalinan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, disertai dengan sesi tanya jawab guna
menilai konsentrasi dan penangkapan informasi ibu hamil terhadap materi yang
diberikan. Setelah penyuluhan selesai diberikan, diadakan post-test untuk menilai
pemahaman warga terhadap materi yang diberikan.
Kegiatan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2015, pukul 09.00 11.00
WIB, bertujuan untuk meninjau kembali seberapa jauh pemahaman warga dalam
menyerap informasi yang diberikan pada kegiatan pertama serta penerapannya;
menjelaskan kembali secara singkat mengenai tanda bahaya kehamilan dan cara
penanganannya.
Setelah warga berkumpul di tempat diadakannya kegiatan kedua, dilakukan tes
lisan secara acak kepada beberapa warga yang datang (15 pertanyaan). Kemudian
dilanjutkan dengan meluruskan jawaban dari pertanyaan yang telah ditanyakan, juga
menjelaskan secara singkat materi yang telah diberikan pada kegiatan pertama. Setelah
itu, dilakukan uji kasus (roleplay). Warga yang datang sebanyak 38 responden, terdiri dari
29 responden yang memenuhi kriteria dan hadir saat intervensi ke-1, serta 9 responden
yang sebelumnya tidak hadir pada kegiatan pertama. Warga dibagi dalam 5 kelompok
besar, masing-masing dipandu oleh satu orang mentor (4 koas dan 1 bidan desa).
Sebelum dilakukan uji kasus pada warga, mentor terlebih dahulu mensimulasikan contoh
kasusnya. Setelah warga paham, uji kasus dilakukan. Uji kasus dilakukan dengan
memperagakan kasus dengan warga yang berperan sebagai aktor (ada yang berperan
sebagai ibu hamil, ketua RT, tetangga, bidan, dll). Setelah uji kasus selesai, dilakukan
pembagian hadiah kepada warga yang berhasil memperagakan contoh kasus dengan
tepat. Soal uji kasus antara lain sebagai berikut :
Soal contoh : Seorang ibu hamil sedang bekerja di tengah sawah, tiba-tiba mengalir
cairan bening keruh ke kaki ibu. Anda tidak mengenal warga tersebut. Lalu apa yang
Anda lakukan ?
Soal pertama : Tetangga Anda sedang hamil 7 bulan. Lalu saat sedang berbelanja ke
pasar, tiba-tiba mengalir darah dari kaki ibu. Apa yang harus dilakukan ?
Soal kedua : Saudara Anda sedang hamil 6 bulan, mengeluh muntah-muntah terus
menerus, badannya kurusan, dan ditemukan bengkak di kedua kakinya. Apa saja
yang menjadi tanda bahaya dalam kasus ini? Apa yang harus dilakukan?
b. Kegiatan Intervensi II Hari I
Kegiatan intervensi kedua dilakukan pada hari Rabu, 7 Januari 2015 pukul 09.00
11.30 WIB, bertujuan untuk mensosialisasikan dan membentuk Warga Siaga di
Kampung Sumur Buyut RT 04. Setelah itu, dilakukan pembentukan dan pelantikan
pengurus Warga Siaga. Kemudian di akhir acara, warga dibagikan stiker berisi informasi
tanda bahaya pada kehamilan, anjuran pemeriksaan, dan telepon siaga untuk ditempel di
rumah masing-masing warga
6.3 Monitoring
6.3.1 Jadwal monitoring dan pelaksana
Pemantauan dilakukan 1 minggu kemudian oleh 4 orang koas dengan menggunakan
PDCA cycle, selanjutnya dilakukan setiap 1 bulan oleh bidan desa
6.3.2 Kendala yang dihadapi
Setelah dilakukan pemantauan intervensi, didapatkan beberapa kekurangan/
kendala. Yang pertama, kesulitan mengatur jadwal diadakannya penyuluhan maupun
Posyandu kepada ibu-ibu hamil yang bekerja di hari Sabtu sehingga masih ada
beberapa ibu hamil yang tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut; selain itu terjadi
pemadaman listrik berkali-kali saat proses penyuluhan berlangsung. Kedua, dari
program Warga Siaga, ada satu program yang tidak terealisasikan, yaitu Tabulin
(tabungan ibu bersalin) dikarenakan tidak ada warga yang bersedia dengan alasan
kepercayaan dan kondisi ekonomi. Yang ketiga, ketika melaksanakan uji kasus, ada
kesulitan bahasa saat menyampaikan tujuan kegiatan pada sebuah kelompok.
M e n g g a n ti p ro g ra m Ta b u lin m e n ja d i p r o g r a m C e le n g a n M a n d ir i ( C e n d ir i)
Te r b e n t u k n y a s is t e m y a n g m e m a d a i d a la m m e n g a k o m o d a s i ib u h a m il y a n g b e r s a lin
M e m b e n tu k p ro g ra m W a rg a S ia g a ( Ta b u lin , Te le p o n S ia g a , Tr a n s p o r t a s i S ia g a )
T id a k b e r ja la n n y a p ro g ra m Ta b u lin
M e m in t a b a n t u a n ib u k a d e r d a n w a r g a y a n g k o m u n k a t if u n t u k m e m b a n t u p e n y a m p a ia n
M e n in ja u k e m b a li p e m a h a m a n s e r t a p e n e r a p a n w a r g a a t a s in fo r m a s i y a n g d ib e r ik a n p a d a k e g ia t a n p e r t a m a
M e la k u k a n u ji k a s u s ( ro le p la y )
K e s u lit a n b a h a s a d a la m m e n y a m p a ik a n k e g ia t a n y a n g d ila k u k a n
BAB 7
HASIL INTERVENSI
Pada Intervensi hari ke-1, dari 50 responden yang diundang sesuai dengan sasaran untuk
mengikuti intervensi, terdapat 53 responden yang hadir dengan 34 responden yang memenuhi
kriteria dan 16 orang lainnya berhalangan hadir dikarenakan musim bercocok tanam baru
dimulai dan ada yang bekerja pada hari itu.
Pada Intervensi hari ke-2, dari 34 responden yang hadir pada intervensi hari pertama dan
sesuai dengan sasaran, terdapat 38 responden yang hadir dengan 29 responden yang memenuhi
kriteria yang hadir pada intervensi hari ke-1.
Pengetahuan 3 3 2 1 3
Ketepatan 2 3 1 3 2
Kecepatan 3 3 2 3 2
Kerjasama 2 3 2 2 3
10 12 7 9 10
Pengetahuan 3 3 3 2 3
Ketepatan 3 3 2 2 3
Kecepatan 3 3 3 3 3
Kerjasama 2 2 2 2 3
11 11 10 9 12
Keterangan : Poin 1 = Kurang baik; poin 2 = cukup baik; poin 3 = sangat baik
BAB 8
EVALUASI KEGIATAN
Lingkung
Umpan
Dana - Power Point presentation Tersedia dana dalam Biaya melebihi target Ada
- Kertas Pretest &Post-test
jumlah cukup (Rp 433.000,-)
- Brosur/Poster A5
- Konsumsi (Rp 300.000)
Sarana - Brosur 120 buah 120 buah Tidak ada
- Kertas kuesioner
80 lembar 80 lembar Tidak ada
- Kertas pretest&post-test
- Power point presentation 80 lembar 80 lembar Tidak ada
1 buah 1 buah Tidak ada
Metode Cara penyuluhan Ada Ada Tidak ada
Cara uji kasus Ada Ada Tidak ada
SOP program warga siaga Ada Ada Tidak ada
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
2. Proses
Planning Mencari baseline data Didapatkan data Didapatkan data Tidak ada
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
Menghitung hasil pretest&post- Mengetahui Mengetahui Tidak ada
test peningkatan / peningkatan /
penurunan penurunan
pengetahuan warga pengetahuan warga
dan ibu hamil dan ibu hamil
Penyuluhan tahap 2 Meningkatkan Meningkatkan Tidak ada
pengetahuan warga pengetahuan warga
terutama ibu hamil terutama ibu hamil
Melaksanakan uji Kasus/ Menilai penerapan Menilai penerapan Tidak ada
RolePlay edukasi dan informasi edukasi dan informasi
yang dipahami warga yang dipahami warga
dalam kasus dalam kasus
2. Proses
Organizing Pembagian Tugas Setiap orang Setiap orang Tidak ada
(penanggungjawab pendaftaran, mendapatkan tugas mendapatkan tugas
konsumsi, penyuluhan, dll) masing-masing masing-masing
2 Actuating Meminta izin kepala puskesmas, Program dapat Program dapat Tidak ada
kepala bidan puskesmas, ketua dijalankan sesuai izin dijalankan sesuai izin
RT Sumur Buyut dan masukan dari dan masukan dari
pihak-pihak terkait pihak-pihak terkait
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
Membentuk dan mengesahkan Membentuk sistem Membentuk sistem Tidak ada
Program Warga Siaga yang mengakomodasi yang mengakomodasi
persalinan ibu hamil persalinan ibu hamil
Menjelaskan dan membagikan Membantu warga Membantu warga Tidak ada
stiker Siaga dalam mengingat hal- dalam mengingat hal-
hal penting yang telah hal penting yang telah
disampaikan pada disampaikan pada
penyuluhan penyuluhan
Menghitung hasil pretest&post- Mengetahui Mengetahui Tidak ada
test peningkatan / peningkatan /
penurunan penurunan
pengetahuan warga pengetahuan warga
dan ibu hamil dan ibu hamil
Penyuluhan tahap 2 Meningkatkan Meningkatkan Tidak ada
pengetahuan warga pengetahuan warga
terutama ibu hamil terutama ibu hamil
Melaksanakan uji Kasus/ Menilai penerapan Menilai penerapan Tidak ada
RolePlay edukasi dan informasi edukasi dan informasi
yang dipahami warga yang dipahami warga
dalam kasus dalam kasus
2 Controlling - Pemantauan penempelan stiker - Menilai peran aktif - Warga antusias Tidak ada
secara acak warga menempel brosur
3 Output
Meningkatnya ibu hamil yang rutin melakukan Peningkatan jumlah Belum dapat diukur
ANC sebesar 1/2 populasi
ibu hamil di Sumur
Buyut
Peningkatan
Peningkatan
pengetahuan
Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian warga pengetahuan warga
warga terutama
terhadap kehamilan dan persalinan ibu hamil terutama ibu hamil
ibu hamil dengan
dengan menilai
menilai
peningkatan nilai
peningkatan nilai Tidak ada
rata-rata posttest
rata-rata posttest
warga sebanyak
warga sebanyak
10% dibandingkan
10%
nilai sebelumnya
dibandingkan
nilai sebelumnya
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
Menurunnya Angka Kematian Ibu Penurunan angka
kematian ibu
khususnya ibu hamil
Belum dapat diukur
di Desa Pagenjahan
sebesar 100% dari
baseline data
Peningkatan pengetahuan para ibu hamil tentang Peningkatan Peningkatan
kesehatan ibu hamil serta tanda bahaya pada pengetahuan warga pengetahuan warga
kehamilan. terutama ibu hamil terutama ibu hamil
dengan menilai dengan menilai
peningkatan nilai peningkatan nilai Tidak ada
rata-rata posttest rata-rata posttest
warga sebanyak warga sebanyak
10% dibandingkan 10% dibandingkan
nilai sebelumnya nilai sebelumnya
Peningkatan pengetahuan para warga mengenai Peningkatan Peningkatan
tindakan darurat awal dalam menghadapi pengetahuan warga pengetahuan warga
persalinan, beserta tanda bahayanya. terutama ibu hamil terutama ibu hamil
dengan menilai dengan menilai
peningkatan nilai peningkatan nilai
rata-rata posttest rata-rata posttest
Tidak ada
warga sebanyak warga sebanyak
10% dibandingkan 10% dibandingkan
nilai sebelumnya nilai sebelumnya
dan hasil uji kasus dan hasil uji kasus
yang sangat yang sangat
memuaskan memuaskan
4 Lingkungan
Fisik Fasilitas pelayanan kesehatan Mudah dijangkau Sulit dijangkau Ada
b. Pelaporan
Terdapat pelaporan Terdapat pelaporan Tidak ada
Tolok Ukur
No Variabel Data (Kenyataan) Kesenjangan
(Idealnya)
6 Dampak (tujuan jangka panjang)
Pengetahuan warga mengenai KB, ANC, gizi ibu Meningkat Belum dapat dinilai
hamil, dan tanda bahaya kehamilan, dalam
menurunkan Resti Bumil dan AKI
Partisipasi seluruh warga dalam kepedulian pada Meningkat Belum dapat dinilai
ibu hamil dalam program Warga Siaga
BAB 9
KESIMPULAN
BAB 10
SARAN
Menghimbau tokoh masyarakat setempat untuk memberikan panutan yang baik dengan
cara turut aktif dalam kegiatan Posyandu.
Menghimbau masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu hamil untuk mengikuti kegiatan
Posyandu, dan kelas ibu hamil
Menghimbau masyarakat setempat untuk menyebarkan informasi secara merata
mengenai kegiatan pelayanan kesehatan yang akan diselenggarakan di desa
Daftar Pustaka
1. Kementrian Kesehatan RI. Rencana aksi percepatan penurunan AKI di Indonesia. April
30, 2013. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/donwload/buku . Diakses Januari 11,
2015. Hal 3-10
2. UNICEF. Maternal health : Maternal mortality. Juli 2014. http://data.unicef.org/maternal-
health/maternal-mortality . Diakses Januari 13,2015.