You are on page 1of 6

Jurnal Ilmiah Platax Vol.

1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589

KONDISI KUALITAS PERAIRAN DAN SUBSTRAT DASAR SEBAGAI


FAKTOR PENDUKUNG AKTIVITAS PERTUMBUHAN MANGROVE DI
PANTAI PESISIR DESA BASAAN I, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Conditions of Substrate and Water Quality Supporting Activites as A Growth


Factor in Mangrove at Coastal Basaan I, South East District Minahasa

Adnan S. Wantasen1

ABSTRACT

Mangrove forest vegetation contained in Basaan The village has an


important role, both ecologically and economically for the community. The
mangrove ecosystem's ability to maintain its ecological function depends on
factors - environmental contributing factors, namely the quality of the environment
and substrate conditions. The purpose of the study was to measure the quality of
environmental factors and substrate waters around mangrove and describe the
environmental capacity of water at mangrove ecosystem. The method of
research by sampling at two locations: station A and station B by taking water
samples in which the chemical and physical parameters of the test carried out in
the Laboratory of Water archipelago and substrate samples which were tested in
Laborarotium Soil Fertility, Faculty of Agriculture Unsrat Manado. The test results
showed that the water temperature is 310C and TSS levels <1 (station A) and 44
(station B), pH 7.3; salinity 32; NH3 0.26 (A), 0.05 (B); PO4 0.122 (A ), 0.013 (B);
H2S < 0.02; DO 10.10 (A), 8.95 (B). For the test results is the basic substrate pH
H2O 7.6 (station A) and 7.5 (station B) neutral category; pH KCl 5.1 (A) and 5.4
(B) neutral category, N 0.44 (A ), 0.34 (B) medium category; P2O5 1.98 (A) and
15.35 (B) medium category; organic C-5.83 (A) and 3.98 (B) high category; K2O
2, 27 (A) and 23.48 (B) medium category. Conditions coastal waters village
Basaan I still quite good because of the support and the dukungya still need
attention orthoposphat parameter whose value is higher than the standard.
Keywords : water quality, substrate base, carrying capacity

ABSTRAK

Vegetasi hutan mangrove yang terdapat di desa Basaan Satu mempunyai


peranan penting, baik secara ekologi maupun ekonomi bagi masyarakat. Adapun
kemampuan ekosistem mangrove untuk dapat mempertahankan fungsi
ekologinya tergantung dari faktor-faktor pendukung lingkungan, yaitu kualitas
lingkungan dan kondisi substrat dasar. Tujuan penelitian adalah mengukur faktor
kualitas lingkungan dan substrat dasar perairan sekitar mengrove dan
mendeskripsikan daya dukung lingkungan perairan pada ekosistem mangrove.
Metode penelitian dengan cara sampling pada dua lokasi yaitu stasion A dan
stasion B mengambil sampel air diuji parameter kimia dan fisika dilakukan di
Laboratorium Air Nusantara dan sampel substrat dasar diuji di Laborarotium
Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian Unsrat Manado. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa suhu perairan 310C dan kadar TSS < 1 (stasion A) dan 44
(stasion B); pH 7,3; salinitas 32; NH3 0,26 (A), 0,05 (B); PO4 0,122 (A), 0,013
(B); H2S < 0,02; DO 10,10 (A), 8,95 (B). Untuk substrat dasar hasil ujinya adalah
pH H2O 7,6 (stasion A) dan 7,5 (stasion B) kategori netral; pH KCl 5,1 (A) dan
5,4 (B) kategori netral; N 0,44 (A), 0,34 (B) kategori sedang; P2O5 1,98 (A) dan

204
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589

15,35 (B) kategori sedang; C-organik 5,83 (A) dan 3,98 (B) kategori tinggi; K2O
2,27 (A) dan 23,48 (B) kategori sedang.

Kata kunci : kualitas air, substrat dasar, daya dukung

1
Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Ratulangi

PENDAHULUAN substrat dasar sebagai bagian dari


faktor lingkungan yang dapat meng-
Ekosistem mangrove memiliki fungsi gambarkan daya dukung disekitar eko-
ekologis dan ekonomi yang sangat sistem mangrove, untuk melihat keter-
bermanfaat. Secara ekologis ekosistem pengaruhan dari beragam aktifitas di
mangrove berfungsi sebagai daerah lahandarat. Adapun beberapa parame-
pemijahan (spawning grounds) dan ter kualitas lingkungan perairan sekitar
daerah pembesaran (nursery grounds) hutan mangrove desa Basaan I,
berbagai biota perairan seperti ikan, didasarkan pada nilai Baku Mutu
udang, kerang dan lainnya. Selain itu Lingkungan yaitu Keputusan Menteri
serasah mangrove (berupa daun dan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004
ranting) yang jatuh di perairan setelah tentang Biota Laut. Tujuan penelitian
melalui proses dekomposisi akan men- adalah mengetahui faktor-faktor ling-
jadi sumber pakan dalam lingkungan kungan fisik kimia air dan substrat di
per-airan. Nontji (1993) menyatakan daerah ekosistem mangrove desa
bahwa ekosistem mangrove juga, Basaan I serta mendeskripsikan daya
merupakan habitat bagi berbaga jenis dukung dilingkungan perairan ekosis-
burung, reptilia, mamalia dan jenis tem mangrove.
organis melainnya, sehingga hutan
mangrove menyediakan keanekara- METODE PENELITIAN
gaman hayati (biodiversity) dan plasma
nutfah yang tinggi serta berfungsi Desa Basaan I memiliki sungai yang
sebagai sistem penunjang kehidupan. terletak pada bagian tengah desa
Kondisi eksisting (saat ini) menunjuk- sehingga sampel air dan substrat dasar
kan bahwa keberadaan ekosistem yang diambil berada pada bagian sisi
pesisir (ekosistem pantai, ekosistem kiri sungai atau stasion (A) dan sisi
mangrove, ekosistem lamun dan eko- kanan sungai atau stasion (B). Dapat
sistem terumbu karang) di kawasan dilihat pada gambar 1.
Teluk Totok khususnya perairan Basa-
an I sangat penting bagi kelangsungan ANALISIS KUALITAS AIR
proses-proses ekologi (siklus nutrient,
stabilitas lingkungan, dan sistem pe- Sampel air yang diambil dibawa ke
nyangga kehidupan).Salah satu ekosis- laboratorium air nusantara di Kota
tem pesisir yang mengambil peran Manado untuk diuji beberapa
sebagai stabilisator siklus nutrient, parameter. Dapat dilihat pada tabel 1.
lingkungan, dan sekaligus menopang
sumber mata pencaharian masyarakat ANALISIS SUBSTRAT DASAR
adalah ekosistem mangrove. Beragam
aktivitas masyarakat disini pada akhir- Pengukuran substrat dasar perairan
nya akan dapat mempengaruhi terha- dilakukan pada Lab. Kesuburan Tanah
dap daya dukung lingkungan. di Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Oleh karena itu, dalam penelitian ini Ratulangi. Parameter yang di ukur
dilakukan pengamatan dan pengukuran meliputi : pH HO, pH KCl, N Total,
terhadap faktor kualitas perairan dan PO, C-Organik, dan KO.

205
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589

a. Penetapan Nitrogen Total dengan kan oksigen yang berlebih, maka


menggunakan metode Kyeldahl N- ketersediaan oksigen akan mempenga-
total (%) = ((Vc-Vb) x N H2SO4 x ruhi kehidupan ikan dan organisme
1,4007 x FK) / berat tanah perairan lainnya. Konsentrasi minimum
b. Penetapan PO, dengan menggu- oksigen terlarut digunakan untuk
nakan metode pengekstrak Bray 1 menduga laju beban maksimum yang
Kadar P tanah (ppm) = (30/2 x 10/2 diperkenankan atau daya dukung.
x ppm P larutan x FK) / Berat Kebutuhan oksigen juga dikontrol oleh
Tanah Kadar PO (ppm) = 2,29 x laju pasokan bahan organik. Nutrien
kadar P tanah diduga mempengaruhi pasokan oksi-
c. Penetapan C-Organik dengan gen melalui stimulasi produktivitas pri-
menggunakan metode Walkley & meryang pada akhirnya akan kembali-
Black C-Organik (%) = ((0,8335 dikonsumsi oleh bakteri dan hewan.
(0,8335 x s/b) x 1,5 x 1,2 x FK) / Karena itu, ketersediaan oksigen terla-
berat contoh rut dan beban nutrien akan menentu-
d. Penetapan KO dengan menggu- kan daya dukung dari suatu perairan.
nakan metode pengekstrak Bray 1 Ketersediaan oksigen terlarut untuk
Kadar K tanah (ppm) = (30/2 x 10/2 perairan sekitar ekosistem mangrove
x ppm K larutan x FK) / Berat Desa Basaan I masih tergolong baik.
contoh Tanah Kadar KO tanah Suhu berperan penting dalam proses
(ppm) = 1,2 x ppm K Tanah fisiologis, seperti fotosintesis dan res-
pirasi. Kusmana (2005) menyatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa pertumbuhan mangrove yang
Kualitas Air Laut Pesisir Desa Basa- baik memerlukan suhu rata-rata minim-
an I al lebih besar dari 20C dan perbedaan
Nilai pengukuran mengenai suhu musiman tidak melebihi 5C.
parameter fisik dan kimia kualitas air Suhu perairan pesisir pantai Desa
perairan lingkungan yang di ambil Basaan I berada pada kisaran sesuai
depan hutan mangrove yang berada di bakumutu. Nilai pH sangat mempeng-
sebelah kiri (stasion A) dan kanan aruhi proses biokimiawi perairan, misal-
(stasion B) dari muara sungai daerah nya proses nitrifikasi akan berakhir
pesisir desa Basaan I dapat dilihat pada pH yang rendah. Apabila pH
pada tabel 2. turun, maka yang akan terjadi antara
McLean (1993) dalam Wantasen lain: penurunan oksigen terlarut, kon-
(2007) menyatakan bahwa oksigen di sumsi oksigen menurun, peningkatan-
pasok dari permukaan air dan transport aktivitas pernapasan, dan penurunan
melalui kolom air oleh difusi dan selera makan. Rentang toleransi pH
turbulensi serta melalui hasil proses sekitar 6,0-9,0, dan pH yang optimal
fotosintesa. Salah satu faktor yang kritis sekitar 7,0-8,5. Salinitas air dan salini-
yang menentukan daya dukung perair- tas tanah rembesan merupakan faktor
an pesisir adalah ketersediaan oksigen penting dalam pertumbuhan, daya
terlarut. Dalam suatu perairan khusus- tahan, dan zonasi spesies mangrove.
nya untuk areal budidaya ikan harus Tumbuhan mangrove tumbuh subur
diperhatikan pengurangan oksigen ter- di daerah estuaria dengan salinitas 10
larut yang terjadi serta diikuti oleh me- ppt - 30 ppt. Salinitas yang tinggi akan
ningkatnya karbondioksida, penurunan berdampak pada tajuk mangrove sema-
pH air, meningkatnya amoniak dan nitrit kin jauh dari tepian perairan secara
serta sejumlah faktor lainnya. Aktivitas umum menjadi kerdil dan berkurang
hewan, tanaman dan bakteri di dalam komposisi spesiesnya. Kelarutan oksi-
kolom air dan sedimen akan mengkon- gen dalam air dipengaruhi oleh: suhu
sumsi oksigen melalui proses respirasi. air, tekanan atmosfir, kandungan
Jika proses respirasi memerlukan paso- garamgaramanterlarut,kualitas pakan,
dan aktivitas biologi perairan. Dimana

206
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589

fungsi oksigen bagi hewan di perairan dua lokasi, sebelah kiri dan kanan dari
antara lain : peranan dalam membakar muara sungai dengan tipe penilaianya
bahan makanan dan untuk dapat mela- dapat dilihat pada tabel 3.
kukan aktivitas (reproduksi, pertumbuh- Bahwa kondisi substrat dasar
an,dan berenang). Nilai oksigen terlarut perairan pesisir Desa Basaan I masih
masih dalam kisaran penunjang tergolong dalam kategori baik dimana
kebutuhan bagi biota perairan. hanya kandungan C organik yang tipe
Hewan akuatik umumnya meng- penilaiannya termasuk tinggi. Hal ini di
ekskresikan amonia (NH) sebagai duga karena cukup tingginya aktivitas
hasil dari proses metabolisme dan masyarakat Desa Basaan I sehingga
sebagai produk ekskretori (dari ginjal, menghasilkan bahan-bahan sisa yang
jaringan insang). Amonia juga sebagai hanyut ke wilayah pesisir pantai juga
hasil dekomposisi protein dari sisa ditambah dengan banyaknya serasah
pakan atau plankton yang mati. Di mangrove yang belum terdekomposisi
perairan, amonia umumnya terlarut yang mana hal ini semuanya akan
dalam bentuk NH, kadar amonia di meningkatkan kandungan bahan organ-
perairan akan meningkat seiring ik dan anorganik dalam perairan.
dengan peningkatan suhu dan pH
(Cole, 1994 dalam Supriharyono 2000). KESIMPULAN
Toksisitas amonia lebih besar pada
suhu dan pH tinggi (lebih beracun dan 1. Kegiatan aktivitas penduduk sekitar
berbahaya bagi ikan). baik kegiatan pertanian maupun
Pergantian air dapat dilakukan untuk kegiat- an rumah tangga penduduk
mengatasi konsentrasi amonia yang sekitar sampai sekarang belum
tinggi dalam kultur. Unsur fosfor sama melampaui kisaran daya dukung
halnya dengan nitrogen, merupakan lingkungan.Tapi khusus kandungan
salah satu bagian terpenting untuk Orthophosphat dan C-organik perlu
pembentukan protein dan metabolism mendapat perhatian karena berda-
sel organisme. Diduga bahwa fosfor sarkan analisis laboratorium untuk
merupakan nutrient pembatas dalam kualitas air maupun kualitas sub-
eutrofikasi,artinya air dapat mempunyai strat dasar menunjukkan nilai yang
misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tinggi. Oleh karena itu perlu
tanpa percepatan eutrofikasi asalkan mendapatkan perhatian selanjut-
konsentrasi fosfat sangat rendah. Ada nya, agar kandungan tersebut tidak
juga yang berpendapat bahwa faktor tambah tinggi lagi, karena dapat
pembatas itu perbandingan fosfor menyebabkan blooming algae.
terhadap nitrogen. Seperti halnya 2. Kondisi perairan pesisir pantai
nitrogen, fosfor memasuki perairan Basaan I masih mendukung aktivitas
melalui kotoran, limbah, sisa pertanian, pertumbuhan mangrove dan biota,
kotoran hewan, dan sisa tanaman dan kualitas substrat dasar perairan
hewan yang mati. Pada umumnya pesisir pantai Basaan I menunjukkan
dalam perairan alami kandungan fosfat bahwa ketersediaan nutrient masih
terlarutnya tidak lebih dari 0,1 ppm, mendukung untuk kebutuhan biota
kecuali pada perairan penerima limbah pada perairan tersebut.
rumah tangga dan industri tertentu
serta limpahan air dari daerah pertani-
an yang umumnya mengalami pe- DAFTAR PUSTAKA
mupukan fosfat (Wardoyo,1978).
Kusmana, C. 2005. Rencana
Kondisi Substrat Dasar Perairan Rehabilitasi Hutan Mangrove dan
Hutan Pantai Pasca Tsunami di
Hasil analisis laboratorium mengenai NAD dan Nias. Makalah dalam
kualitas substrat dasar perairan pada

207
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589

Lokakarya Hutan mangrove Pasca Wantasen, A. 2007. Daya Dukung


sunami, Medan, April 2005. (Carying Capasity) Beberapa
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Pemahaman Dalam Sumberdaya
Penerbit Djambatan. Jakarta. Pesisir dan Laut. Makalah.
IPB.Bogor. Bogor.
Supriharyono, M.S. 2000. Pelestarian
dan Pengelolaan Sumberdaya Wardoyo, T.H.S. 1978. Kriteria Kualitas
Alam di Wilayah Pesisir. Penerbit Air Untuk Keperluan Pertanian dan
PT. Gramedia Pustaka Utama. Perikanan. IPB. Bogor
Jakarta.

Gambar 1.Lokasi Penelitian

Parameter Alat Keterangan

Fisika
Suhu (oC) Termometer In situ
TSS APHA-2540-D Laboratorium
(2005)

Kimia
pH Lakmus In situ
Salinitas Refraktometer In situ
Oksigen terlarut APHA-4500NH3- Laboratorium
(mg/l) D(2005)
Amonia (mg/l) WLN-CL.WI.15 Laboratorium
Orthofosfat APHA-4500S2- Laboratorium
(mg/l) G(2005)
Sulphide (mg/l) APHA-4500O- Laboratorium
G(2005)
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Pengukuran

208
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589

No Parameter Satu Baku Metode Hasil


an Mutu Pengukuran
A B

Fisika
1. Padatan Tersuspensi mg/l 80 APHA-2540-D(2005) <1 44
Total (TSS)
2. Suhu C 28-32 Termometer 31 31

Kimia
1. pH mg/l 7-8.5 Lakmus 7.3 7.3
2. Salinitas s/d 34 Refraktometer 32 32
3. Ammonia Total mg/l 0.3 APHA-4500NH3- 0.26 0.05
(NH3-N) D(2005)
4. Ortho-Phosphate mg/l 0.015 WLN-CL.WI.15 0.122 0.013
(PO4-P) APHA-4500S2-
5. Sulphide (H2S) mg/l 0.01 G(2005) <0.02 <0.02
6. Oksigen Terlarut mg/l >5 APHA-4500O- 10.10 8,95
(DO) G(2005)
Tabel 2. Hasil Analisa Parameter Kualitas Air

No. Parameter Metode Hasil Penelitian Nilai

A B

1. pH HO Metode Kjedahl 7.6 7.3 Netral


2. pH KCl Metode Kjedahl 5.1 5.4 Netral
3. N Metode Kjedahl 0.44 0.34 Sedang
4. PO Metode Ekstraksi Bray 1 1.98 15.35 Sedang
5. C-Organik Metode Walky and Black 5.83 3.98 Tinggi
6. KO Metode Ekstraksi Bray 1 2.27 23.48 Sedang
Tabel 3. Hasil Analisa Substrat Dasar Perairan Pesisir Desa Basaan I

209

You might also like