Professional Documents
Culture Documents
Hubungan PH Dengan Parameter
Hubungan PH Dengan Parameter
Adnan S. Wantasen1
ABSTRACT
ABSTRAK
204
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
15,35 (B) kategori sedang; C-organik 5,83 (A) dan 3,98 (B) kategori tinggi; K2O
2,27 (A) dan 23,48 (B) kategori sedang.
1
Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Ratulangi
205
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
206
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
fungsi oksigen bagi hewan di perairan dua lokasi, sebelah kiri dan kanan dari
antara lain : peranan dalam membakar muara sungai dengan tipe penilaianya
bahan makanan dan untuk dapat mela- dapat dilihat pada tabel 3.
kukan aktivitas (reproduksi, pertumbuh- Bahwa kondisi substrat dasar
an,dan berenang). Nilai oksigen terlarut perairan pesisir Desa Basaan I masih
masih dalam kisaran penunjang tergolong dalam kategori baik dimana
kebutuhan bagi biota perairan. hanya kandungan C organik yang tipe
Hewan akuatik umumnya meng- penilaiannya termasuk tinggi. Hal ini di
ekskresikan amonia (NH) sebagai duga karena cukup tingginya aktivitas
hasil dari proses metabolisme dan masyarakat Desa Basaan I sehingga
sebagai produk ekskretori (dari ginjal, menghasilkan bahan-bahan sisa yang
jaringan insang). Amonia juga sebagai hanyut ke wilayah pesisir pantai juga
hasil dekomposisi protein dari sisa ditambah dengan banyaknya serasah
pakan atau plankton yang mati. Di mangrove yang belum terdekomposisi
perairan, amonia umumnya terlarut yang mana hal ini semuanya akan
dalam bentuk NH, kadar amonia di meningkatkan kandungan bahan organ-
perairan akan meningkat seiring ik dan anorganik dalam perairan.
dengan peningkatan suhu dan pH
(Cole, 1994 dalam Supriharyono 2000). KESIMPULAN
Toksisitas amonia lebih besar pada
suhu dan pH tinggi (lebih beracun dan 1. Kegiatan aktivitas penduduk sekitar
berbahaya bagi ikan). baik kegiatan pertanian maupun
Pergantian air dapat dilakukan untuk kegiat- an rumah tangga penduduk
mengatasi konsentrasi amonia yang sekitar sampai sekarang belum
tinggi dalam kultur. Unsur fosfor sama melampaui kisaran daya dukung
halnya dengan nitrogen, merupakan lingkungan.Tapi khusus kandungan
salah satu bagian terpenting untuk Orthophosphat dan C-organik perlu
pembentukan protein dan metabolism mendapat perhatian karena berda-
sel organisme. Diduga bahwa fosfor sarkan analisis laboratorium untuk
merupakan nutrient pembatas dalam kualitas air maupun kualitas sub-
eutrofikasi,artinya air dapat mempunyai strat dasar menunjukkan nilai yang
misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tinggi. Oleh karena itu perlu
tanpa percepatan eutrofikasi asalkan mendapatkan perhatian selanjut-
konsentrasi fosfat sangat rendah. Ada nya, agar kandungan tersebut tidak
juga yang berpendapat bahwa faktor tambah tinggi lagi, karena dapat
pembatas itu perbandingan fosfor menyebabkan blooming algae.
terhadap nitrogen. Seperti halnya 2. Kondisi perairan pesisir pantai
nitrogen, fosfor memasuki perairan Basaan I masih mendukung aktivitas
melalui kotoran, limbah, sisa pertanian, pertumbuhan mangrove dan biota,
kotoran hewan, dan sisa tanaman dan kualitas substrat dasar perairan
hewan yang mati. Pada umumnya pesisir pantai Basaan I menunjukkan
dalam perairan alami kandungan fosfat bahwa ketersediaan nutrient masih
terlarutnya tidak lebih dari 0,1 ppm, mendukung untuk kebutuhan biota
kecuali pada perairan penerima limbah pada perairan tersebut.
rumah tangga dan industri tertentu
serta limpahan air dari daerah pertani-
an yang umumnya mengalami pe- DAFTAR PUSTAKA
mupukan fosfat (Wardoyo,1978).
Kusmana, C. 2005. Rencana
Kondisi Substrat Dasar Perairan Rehabilitasi Hutan Mangrove dan
Hutan Pantai Pasca Tsunami di
Hasil analisis laboratorium mengenai NAD dan Nias. Makalah dalam
kualitas substrat dasar perairan pada
207
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
Fisika
Suhu (oC) Termometer In situ
TSS APHA-2540-D Laboratorium
(2005)
Kimia
pH Lakmus In situ
Salinitas Refraktometer In situ
Oksigen terlarut APHA-4500NH3- Laboratorium
(mg/l) D(2005)
Amonia (mg/l) WLN-CL.WI.15 Laboratorium
Orthofosfat APHA-4500S2- Laboratorium
(mg/l) G(2005)
Sulphide (mg/l) APHA-4500O- Laboratorium
G(2005)
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Pengukuran
208
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
Fisika
1. Padatan Tersuspensi mg/l 80 APHA-2540-D(2005) <1 44
Total (TSS)
2. Suhu C 28-32 Termometer 31 31
Kimia
1. pH mg/l 7-8.5 Lakmus 7.3 7.3
2. Salinitas s/d 34 Refraktometer 32 32
3. Ammonia Total mg/l 0.3 APHA-4500NH3- 0.26 0.05
(NH3-N) D(2005)
4. Ortho-Phosphate mg/l 0.015 WLN-CL.WI.15 0.122 0.013
(PO4-P) APHA-4500S2-
5. Sulphide (H2S) mg/l 0.01 G(2005) <0.02 <0.02
6. Oksigen Terlarut mg/l >5 APHA-4500O- 10.10 8,95
(DO) G(2005)
Tabel 2. Hasil Analisa Parameter Kualitas Air
A B
209