You are on page 1of 29

RANGKUMAN

Akar atau pembuat nol dari suatu fungsi adalah nlai nilai yang membuat fungsi bernilai
nol. Metode secant termasuk kedalam kelompok metode pencarian akar dari persamaan tak
linear yaitu metode terbuka. Dalam metode ini, pencarian akar dimulai dari suatu nilai tunggal
variabel bebas, atau dua nilai yang tidak perlu mengurung akar. Metode ini mempunyai suatu
kelemahan yaitu tidak selalu konvergen, tetapi mempunyai kelebihan yaitu jika konvergen maka
konvergensinya lebih cepat daripada metode pengurung. Contoh dari metode terbuka yaitu
metode iterasi titik tetap (fixed-point iterasion), Metode Newton-Rhampson, dan metode garis
potong (secant).
Metode secant merupakan perbaikan dari metode regula-falsi dan newton raphson dimana
kemiringan dua titik dinyatakan sacara diskrit, dengan mengambil bentuk garis lurus yang
melalui satu titik. Pada Metode Newton-Raphson memerlukan syarat wajib yaitu fungsi f(x)
harus memiliki turunan f(x). Sehingga syarat wajib ini dianggap sulit karena tidak semua fungsi
bisa dengan mudah mencari turunannya. Oleh karena itu muncul ide dari yaitu mencari
persamaan yang ekivalen dengan rumus turunan fungsi. Ide ini lebih dikenal dengan nama
Metode Secant. Ide dari metode ini yaitu menggunakan gradien garis yang melalui titik (x 0,
f(x0)) dan (x1, f(x1)). Tujuan metode secant adalah untuk menyelesaikan masalah yang terdapat
pada Metode Newton-Raphson yang terkadang sulit mendapatkan turunan pertama yaitu f(x).
Fungsi Metode Secant adalah untuk menaksirkan akar dengan menggunakan diferensi daripada
turunan untuk memperkirakan kemiringan/slope.
Metode Grafik Metode Secant:
1. Grafik pertama
Disajikan suatu grafik kurva g(x)

2. Grafik Kedua
Prinsip pencarian akar pada grafik diatas yaitu menggunakan metode terbuka yang berarti
kita bisa memilih sembarang titik sebagai X1 yang diterka mampu konvergen pada nilai
akar. Kemudian terka juga X2 yang dekat dengan X1. Pada metode secant tidak memerlukan
dua taksiran awal yang harus mengurung akar persamaan. Sebaiknya ketika menentukan
nilai X1 dan X2 menggunakan metode grafik atau metode tabel agar nilai yang diambil
sebagai X1 dan X2 konvergensi ke akar atau ke perpotongan kurva g(x) di sumbu X.

yang akan terjadi jika mengambil titik X1 dan X2 tanpa mengetahui apakah garis lurus dari
grafik akan memotong sumbu X. Hal ini tentunya tidak akan membantu menemukan akar.

3. Grafik Ketiga

Lakukan tebakan awal X1 dan X2 pada grafik Kemudian tarik garis putus putus sehingga
memotong grafik persamaan g(x) setelah itu Tarik garis antara kedua titik tersebut pada
kurva dinamakan garis sekan. Maka akan terlihat perpotongan garis itu dengan sumbu X
seperti pada gambar. Perpotongan itulah yang dinamakan X3. Untuk menemukan nilai
menggunakan rumus sekan yaitu :
f ( x n ) [ x nx n1 ]
x n+1=x n
f ( x n ) f ( x n1 )

4. Grafik Keempat
Dari tebakan awal tersebut X1 dan X2 sebagai titik awal dan diperolah X3, Kemudian ambil
X2 dan X3 sebagai titik awal dan diperoleh X4, begitu seterusnya hingga Xn yang dibuat dengan
menarik garis lurus dari masing masing titik pada grafik persamaan g(x) begitu seterusnya
sampai mendekati akar sebenarnya (s) atau kovergen ke s. Apabila menjauhi s maka divergen ke
akar sejati (s).
Rumus yang digunakan untuk meramalkan sebuah harga dari Xn. Jadi dengan diberikannya
sebuah tebakan awal pada akar Xn, dapat digunakan untuk menghitung suatu taksiran baru
Xn+1,berikut adalah rumusnya :
f ( x n ) [ x nx n1 ]
x n+1=x n
f ( x n )f ( x n1 )

|
h =
xn |
|x nx n1|
x 100

Beragam konsep untuk menemukan Rumus Metode Secant yaitu :


1. Metode Newton Rhapson dan Gradien
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode Newton-Rhapson, perbedaanya hanya
terletak pada pendekatan untuk turunan pertama dari f saja. Prosedur iterasi Newton-
Rhapson memerlukan perhitungan turunan fungsi, sayangnyaa tidak semua fungsi mudah
dicari turunanya terutama fungsi yang bentuknya rumit. Turunan fungsi dapat dihilangkan
dengan cara menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen yang dikenal dengan
modifikasi metode Newton-Rhapson dinamakan metode secant.
Rumus modifikasi secant :
f ( x n ) f ( x n1 )
f ' (x n)=
xn x n1
Didapat dari rumus gradient kurva secant:

x
f ( n)

x
f ( n1)

xn
c x n1

Berdasarkan gambar diatas maka rumus gradient yang melaluin 2 titik ( x 1 , y 1 dan (

x 2 , y 2 adalah sebagai berikut :

y AC y 2 y 1 f ( x n)f (x n1)
m= = = =
x BC x 2x 1 x nx n1
Subtitusikan Rumus diatas kedalam persamaan Metode Newton-Rhapson sebagai berikut :
f ( xn )
x n+1=x n
f ' ( xn )

Sehingga
f ( xn )
x n+1=x n
f ( x n )f ( x n1)
x nx n1
x nx n1
x n+1=x nf ( x n ) .
f ( x n )f ( x n1 )

f ( x n ) [x nx n1 ]
x n+1=x n
f ( x n ) f ( x n1 )
2. Segitiga Sebangun
Misalkan dengan menggunakan gambar ilustrasi di bawah ini kita dapat mengambil
persamaan dari sifat segitiga sebangun sebagai berikut :

x
f ( n)

x
f ( n1)

x n+1 x n1 xn

AB DC
=
AE DE

f ( xn ) f ( x n1 )
=
x nx n +1 x n1x n+1

f ( x n ) ( x n1x n+1 )=f ( x n1 )( x n xn +1 )

f ( x n ) x n1f ( x n ) x n+1=f ( xn 1 ) x nf ( xn 1 ) x n+1

f ( x n ) x n+1f ( x n1 ) x n+1=f ( x n ) x n1f ( x n1) x n

f ( x n1 )
f ( x n ) x

x n+1 [ f ( x n )f ( x n1) ]=
f ( x n1 )
f ( x n ) x

nf ( x n ) [ x nx n1]

x n +1 [ f ( x n) f ( x n1 ) ]
=
f ( x n ) f ( x n1 )

f ( x n ) [x nx n1 ]
x n+1=x n
f ( x n ) f ( x n1 )

Atau

xn x n1
x n+1=x n f ( xn )
f ( x n ) f ( x n1 )

3. Gradien

x
f ( 1)

x
f ( 2)=0 0 x4

x
f ( 0) x x

Perhatikan Kurva f(x) diatas pada titik ( 0 , f ( x 0 ) ) dan ( 1 , f ( x 1) ) persamaan garis

dari kurva diatas adalah :


xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
xx 1 y f ( x 1 )
=
x 1x 0 f ( x 1 )f ( x 0)

Karena x = x 2 maka y = 0, sehingga :

x 2x 1 0f ( x 1 )
=
x 1x 0 f ( x 1 )f ( x 0)

( x 2x 1 ) . ( f ( x 1) f ( x 0 ) )=( x 1x 0 ) .(0f ( x 1 ) )

( x2x 1 ) . ( f ( x 1 ) f ( x 0 ) ) ( x 1x 0 ) .(0f ( x 1 ))
=
f ( x 1 )f ( x 0 ) f ( x 1 ) f ( x 0 )

f ( x 1 ) . ( x1 x0 )
x 2x 1=
f ( x 1 )f ( x 0 )

f ( x 1) . ( x 1x 0 )
x 2=x 1
f ( x1 ) f ( x 0 )

atau

f ( x n ) . ( x nx n1 )
x n+1=x n
f ( x n ) f ( x n1 )

f ( x n ) [ x nx n1 ]
Rumus diatas yaitu : x n+1=x n
f ( x n )f ( x n1 )

Atau
f ( x n1 ) [ x n2x n1 ]
x n=x n1
f ( x n2 )f ( x n1)

Rumus diatas adalah sama yang membedakan hanyalah grafiknya. Sehingga

x n=x n1=x n2 atau f ( x n ) =f ( x n1 )=f ( x n2 ) . Selisih batas yang kurvanya diatas

sumbu X dengan batas kurva dibawah sumbu X. maka untuk persamaan ini grafiknya
adalah sebagai berikut :
Pada grafik batas yang kurvanya diatas sumbu X adalah titik x0 sedangkan yang batas

kurvanya di bawah sumbu X adalah titik x 1 . Sehingga x 0x 1 begitu pula dengan

x
x
f ( 1) .
f ( 0)

Sepintas metode secant mirip dengan metode regula-falsi, namun sesungguhnya prinsip
dasar keduanya berbeda, seperti yang dirangkum pada tabel di bawah ini
Langkah-langkah perhitungan dengan menggunakan metode Secant :

1. Berikan dua terkaan awal x 0 dan x 1 yang tidak harus mengurung akar.

2. Hitung x 2 dengan cara


f ( x 1 ) . ( x 1x 0 )
x n=x 2=x 1
f ( x1 ) f ( x 0 )

3. hitung nilai x 2 , x 3 , , x n yang konvergen ke suatu titik s,sedemikian sehingga

4. Ulangi poin 2 dan 3 sampai nilai x n tidak berubah secara signifikan


Kondisi iterasi berhenti apabila
|x nx n1|<
atau bila menggunakan galat relatif hampiran, kriteria berhentinya iterasi
dinyatakan

|
|x nx n1|
xn
<|
dengan dan telah ditetapkan sebelumnya dan merupakan toleransi galat
Selain itu iterasi akan berhenti jika bilangan telah mendekati nilai eksak atau tidak
mengalami perubahan yang signifikan antara satu iterasi dengan iterasi lainnya.
x
Iterasi berhenti ketika f ( n1)=0 atau error = 0

Soal & Penyelesaian:

1. Gunakan metode Secant untuk menyelesaikan x 23=0 dengan tebakan awal x 0=1 dan

x 0=2 .
Penyelesian :

2
Berikut adalah konsep grafik soal x 3=0
X
2

X
1

X
0

Alogaritma perhitungan menggunakan metode Secant :

1. Berikan dua terkaan awal x 0 dan x 1 yang tidak harus mengurung akar
x 0=1
x 1=2

2. Hitung x 2 dengan cara


f ( x 1 ) . ( x 1x 0 )
x n=x 2=x 1
f ( x1 ) f ( x 0 )

3. hitung nilai x 2 , x 3 , , x n yang konvergen ke suatu titik s,sedemikian sehingga

4. Ulangi poin 2 dan 3 sampai nilai x n tidak berubah secara signifikan

Iterasi 1
x
f ( 1)=1

x
f ( 0)=2

f ( x 1) . ( x 0x 1 )
x 2=x 1
f ( x0 ) f ( x 1 )

1. ( 12 )
x 2=2
21

x 2=1,66666666 7

2
f ( x 2 )=1,66666666 7 3=0,2222222444

2 =
| |
x 2x 1
x2

| 1,6666666672
1,666666667 |
0,1999999994

Iterasi 2
x
f ( 1)=1

x
f ( 2)=0,2222222444

f ( x 2 ) . ( x 1x 2 )
x 3=x 2
f ( x1 ) f ( x 2 )

(0,2222222444 ) . ( 21,666666667 )
x 3=1,66666666 7
1(0,2222222444)

x 3=1,727272732

f ( x 3 )=1,72 727273223=0,01652890929
3 =
| |
x 3x 2
x3


| 1,72 72727321,66666666 7
1,72 7272732 |
0,03508772203

Iterasi 3
x
f ( 2)=0,2222222444

x
f ( 3)=0,01652890929

f ( x 3 ) . ( x 2x 3)
x 4=x 3
f ( x 2 )f ( x 3 )

(0,01652890929 ) . ( 1,6666666671,72 7272732 )


x 4=1,72 7272732
0,2222222444(0,01652890929 )

x 4=1, 732142857

f ( x 4 ) =1,73214285723=0,0003188770561

4=
| |
x 4x 3
x4

| 1,7321428571,727272732
1,732142857 |
0,0 02811618268

Iterasi 4
x
f ( 3)=0,01652890929

x
f ( 4)=0,0003188770561

f ( x 4 ) . ( x 3x 4 )
x 5=x 4
f ( x3 ) f ( x 4 )

( 0,0003188770561 ) . ( 1,72 72727321,732142857 )


x 5=1,732142857
0,01652890929( 0,0003188770561)

x 5=1,73205068

f ( x 5 )=1,73205068 23=0,00000044191154

5 =
| |
x 5x 4
x5

| 1,732050681,732142857
1,73205068 |
0,00005321841968

Iterasi 5
x
f ( 5)=0,00000044191154

x
f ( 4)=0,0003188770561

f ( x 5 ) . ( x 4 x 5 )
x 6=x 5
f ( x 4 ) f ( x 5 )

(0,00000044191154 ) . ( 1,7321428511,73205068 )
x 6=1,73205068
0,00003188770561(0,00000044191154)

x 6=1,732050 808

f ( x 6 ) =1,73205080823=0,00000000149345
6 =
| |
x 6x 5
x6


| 1,7320508081,73205068
1,732050808 |
0,00000007390083444

Iterasi 6
x
f ( 6)=0,00000000149345

x
f ( 7)=0,0003188770561

f ( x 6 ) . ( x6 x 7 )
x 7=x 6
f ( x 6 )f ( x 7 )

( 0,00000000149345 ) . ( 1,732050681,732050808 )
x 7=1,732050808
0,00000044191154( 0,00000000149345)

x 7=1,732050808

f ( x 7 ) =1,73205080823=0,00000000149345

7 =
| |
x 6x 5
x6


| 1,7320508081,732050808
1,732050808 |
0
Berikut ini adalah tabel penyelesian sampai 6 iterasi
Iterasi n
Xn |
=
xn x n1
xn |
1 1.666666667 0,1999999994
2 1.727272732 0,03508772203
3 1.732142857 0,002811618268
4 1.73205068 0,00005321841968
5 1.732050808 0,00000007390083444
6 1.732050808 0
Maka dapat diambil kesimpulan pada iterasi ke 6 diperoleh akar hampiran xn =
1.732050808 dengan f(xn) = 0,000000000149345 dengan error = 0. Karena hal inilah
iterasi dihentikan.
Perolehan eksak :
x 23=0
x 2=3
x= 3=1,732050808
Berikut ini adalah tabel perhitungan nilai x n jika iterasinya diteruskan. Maka hasilnya

akan eksak dan sama. Pada iterasi ke 5 hasil xn telah sama dengan eksak

3=1,732050808 .
Pada iterasi berikutnya nilai x n sama.

x x x
n x n1 xn x n+1 f ( n)

f ( n1)

f ( n+1)

=| xn x n1
xn |
-
1 1 2 1.666666667 1 0.2222222
-2 22 0.2
-
2 2 1.666666667 1.727272727 -0.222222222 0.0165289 0.035087
1 26 719
-
3 1.666666667 1.727272727 1.732142857 -0.016528926 0.222222 0.0003188 0.002811
222 78 621
-
4 1.727272727 1.732142857 1.73205068 0.000318878 0.016528 -4.40416 x 5.32183x1
926 10-7 0-5
-4.40416 x 0.000318 -1.17026 x 7.34007x1
5 1.732142857 1.73205068 1.732050808
10-7 878 10-11 0-8
-1.17026 x10- -4.40416 1.9504x10
6 1.73205068 1.732050808 1.732050808 11
x 10-7 0 -12

Iterasi dhentikan karena pada iterasi 5 dan 6 tidak terdapat perubahan yang signifikan dan
cenderung sama yang berarti bahwa iterasi sudah mencapai eksak ataupun telah
menemukan nilai akar. Berdasarkan perhitungan excel seperti tabel di bawah ini iterasi

x
juga dihentikan pada iterasi ke 6 dikarenakan f ( n1)=0 . Selain itu pada

perhitungan manual diatas maka diketahui bahwa pada iterasi ke 6 nilai error = 0
sehingga iterasi harus dihentikan.

Soal & Penyelesaian:

2. Gunakan metode secant untuk menyelesaikan f ( x )=cos x 0,5 ; x 0 =0, x 1= /2

Penyelesian :

Metode Grafik f ( x )=cos x 0,5


X
3 Akar

X
1

X
0 X
2

Alogaritma perhitungan menggunakan metode Secant :

1. Berikan dua terkaan awal x 0 dan x 1 yang tidak harus mengurung akar
x 0=0

x 1= =1,5707796327
2

2. Hitung x 2 dengan cara


f ( x 1 ) . ( x 1x 0 )
x n=x 2=x 1
f ( x1 ) f ( x 0 )

3. hitung nilai x 2 , x 3 , , x n yang konvergen ke suatu titik s,sedemikian sehingga

4. Ulangi poin 2 dan 3 sampai nilai x n tidak berubah secara signifikan

Iterasi 1

x 0=0, x1 = =1,570796327
2
f ( x 0 ) =cos ( x 0 )0,5=10,5=0,5
x1
()0,5=00,5=0,5
f ( x1 ) =cos

( x 1x 0 )
x 2=x 1 x f ( x1 )
f ( x 1) f ( x 0 )

1,5707963270
1,570796327 x0,5
0,50,5

0,7853981633

= |0,78539816331,570796327
0,7853981633 |
|1,000000001|
1,000000001

Iterasi 2
x 1=1,570796327, x 2=0,7853981633

f ( x 1 )=cos ( x 1) 0,5=0,5

x2
()0,5=0,2071067812
f ( x 2 )=cos

( x 2x 1 )
x 3=x 2 x f ( x2 )
f ( x 2 )f ( x 1 )

0,78539816331,570796327
0,7853981633 x 0,2071067812
0,2071067812+0,5

1,015435959

= |1,0154359590,7853981633
1,015435959 |
0,2265409194

Iterasi 3
x 2=0,7853981633, x 3=1,015435959

x2
()0,5=0,2071067812
f ( x 2 )=cos

f ( x 3 )=cos ( x 3 )0,5=0,02724954273

( x3 x2 )
x 4=x 3 x f ( x3 )
f ( x 3 ) f ( x 2 )

1,0154359590,7853981633
1,015435959 x 0,02724954273
0,027249542730,2071067812
1,050288183

= |1,0502881831,015435959
1,050288183 |
0,03318348675

Iterasi 4
x 3=1,015435959, x 4 =1,050288183

f ( x 3 )=cos ( x 3 )0,5=0,02724954273

x4
()0,5=0,002678949394
f ( x 4 )=cos

( x 4x 3 )
x 5=x 4 x f ( x 4)
f ( x 4 )f ( x3 )

1,0502881831,015435959
1,050288183 x 0,002678949394
0,0026789493940,02724954273
1,047168502
= |1,0471685021,050288183
1,047168502 |
|0,002979158554|
0,002979158554

Iterasi 5
x 4=1,050288183, x5 =1,047168502

x4
()0,5=0,002678949394
f ( x 4 )=cos

f ( x 5 )=cos ( x 5 )0,5=0,00002515713125

( x 5x 4 )
x 6=x 5 x f ( x5 )
f ( x 5 )f ( x 4 )

1,0471685021,050288183
1,047168502 x 0,00002515713125
0,00002515713125+ 0,002678949394
1,047197526

= |1,0471975261,047168502
1,047197526 |
0,00002771587908

Iterasi 6
x 5=1,047168502, x 6=1,047197526

f ( x 5 )=cos ( x 5 )0,5=0,00002515713125

x6
()0,5=0,000000021901799
f ( x 6 )=cos
( x 6x 5 )
x 7=x 6 x f ( x6 )
f ( x 6 )f ( x 5 )

1,0471975261,047168502
1,047197526 x 0,000000021901799
0,0000000219017990,00002515713125
1,047197551

= |1,0471975511,047197526
1,047197551 |
0,00000002387324147

Iterasi 7
x 6=1,047197526, x 7=1,047197551

x6
()0,5=0,000000021901799
f ( x 6 )=cos

f ( x 7 ) =cos ( x 7 )0,5=0,0000000000081157

( x 7x 6 )
x 8=x 7 x f ( x7 )
f ( x 7 )f ( x 6 )

1,0471975511,047197526
1,047197551 x0,0000000000081157
0,00000000000811570,000000021901799
1,047197551

= |1,0471975511,047197551
1,047197551 |
0

Iterasi 8
x 7=1,047197551, x 8=1,047197551
f ( x 7 ) =cos ( x 7 )0,5=0,0000000000081157

x8
()0,5=0,0000000000081157
f ( x 8 ) =cos

( x 8x 7 )
x 9=x 8 x f ( x8 )
f ( x 8 )f ( x 7 )

1,0471975511,047197551
1,047197551 x0,0000000000081157
0,0000000000081157+ 0,0000000000081157
1,047197551

= |1,0471975511,047197551
1,047197551 |
0

Berikut ini adalah tabel penyelesian sampai 8 iterasi

Iterasi n
Xn
= | xn x n1
xn |
1 0,7853981633 1,000000001
2 1,015435959 0,2265409194
3 1,050288183 0,03318348675
4 1,047168502 0,002979158554
5 1,047197520 0,00002771587908
6 1,047197551 0,00000002387324147
7 1,047197551 0
Maka 8 1,047197551 0 dapat diambil
kesimpulan pada iterasi ke 7 diperoleh akar hampiran x n = 1,047197551 dengan error =
0. Karena hal inilah iterasi dihentikan.
Perolehan Eksak :
f ( x )=cos ( x )0.5
cos ( x )0.5=0
cos ( x )=0.5
x=arccos ( 0.5 )=1,047197551

Diatas adalah tabel perhitungan nilai x n jika iterasinya diteruskan. Maka hasilnya akan

mendekati eksak bahkan eksak seperti tabel diatas. Pada iterasi ke-7 hasil x8 telah

sama dengan eksak ArcCos (0,5) = 1, 047197551. Pada iterasi berikutnya nilai xn

sama. Maka dapat diambil kesimpulan pada iterasi ke7 diperoleh akar hampiran x8 =

1.047197551 dengan e = 0.

x x x
n x n1 xn x n+1 f ( n)

f ( n1)

f ( n+1)

= | xn x n1
xn |
0.2071067
1 0 1.570796327 0.785398163 -0.5 0.5 1
81
1.57079632 0.0272495
2 0.785398163 1.01543596 0.207106781 -0.5 -1
7 42
-
0.78539816 0.2071067 0.2265409
3 1.01543596 1.050288183 0.027249542 0.0026789
3 81 2
49
0.0272495 0.0331834
4 1.01543596 1.050288183 1.047168502 -0.002678949 2.5157E-05
42 86
- -
1.05028818 2.23855E-
5 1.047168502 1.047197525 2.5157E-05 0.0026789 0.0029791
3 08
49 58
1.04716850 -1.87794E- 2.77151E-
6 1.047197525 1.047197551 2.23855E-08 2.5157E-05
2 13 05
1.04719752 2.23855E- 2.46838E-
7 1.047197551 1.047197551 -1.87794E-13 0
5 08 08
1.04719755 -1.87794E- -2.0716E-
8 1.047197551 1.047197551 0 0
1 13 13

Iterasi dhentikan karena pada iterasi 7 dan 8 tidak terdapat perubahan yang signifikan dan
cenderung sama yang berarti bahwa iterasi sudah mencapai eksak ataupun telah
menemukan nilai akar. Berdasarkan perhitungan excel seperti tabel di bawah ini iterasi
x
juga dihentikan pada iterasi ke 7 dikarenakan f ( n+1)=f (x n)=0 . Selain itu pada

perhitungan manual diatas maka diketahui bahwa pada iterasi ke 7 nilai error = 0
sehingga iterasi harus dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Didit Budi. 2009. Diktat Metode Numerik.


https://www.yumpu.com/id/document/view/13981521/metode-numerik-fakultas-
sains-dan-matematika-universitas-/23. Diakses pada 20 Febuari 2017.
Said, Fairuzel. Metode Numerik. https://fairuzelsaid.wordpress.com/tag/metode-numerik/.
Diakses pada 5 Maret 2017
Salamah. 2012. Metode Secant. http://salamah604.blogspot.co.id/2012/12/metode-
secant.html. Diakses pada 5 Maret 2017
Supardi, M.Si. Pencarian akar Persamaan Non Linier. Dikases dari
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj
g95jymZ_SAhVMuI8KHYFfAdAQFggsMAQ&url=http%3A%2F
%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fpendidikan%2FSupardi%2C
%2520M.Si%2FPENCARIAN%2520AKAR%2520PERSAMAAN%2520NON
%2520LINIER.pdf&usg=AFQjCNGxhyZ7Mnt7mCxTaXeu1YMdtDcKTQ&sig2
=1QzBxRLpBFjdS_Eq6Z-DyQ. Pada 20 Febuari 2017

You might also like