You are on page 1of 26

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

1. Definisi

Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan
supalai darah ke bagian otak. (Brunner & Sudarth, 2000)

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif, cepat berupa
defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan oleh peredaran darah otak non traumatik.
(Mansjoer A. Dkk).
Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskular. (Arif Muttaqin, 2008).

Stroke diklasifikasikan menjadi dua :

Stroke Non Hemoragik

Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai
dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala,
mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik
dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari, 2008).

Stroke Hemoragik

Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra
serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran,
pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk
(Wanhari, 2008).

https://id.scribd.com/doc/124767781/Laporan-Pendahuluan-Stroke-Sab

https://id.scribd.com/doc/256256284/ASUHAN-KEPERAWATAN-STROKE-Revised-doc
2. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat
kejadian yaitu:
1.Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2.Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Faktor resiko pada stroke
1) Tidak dapat dirubah (Non Reversible)
Jenis kelamin
Pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding wanita.
Usia
Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
Keturunan
Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
2) Dapat dirubah (Reversible)
Hipertensi
Penyakit jantung
Kolesterol Tinggi
Obesitas
Diabetes Melitus
Polisitemia
Stress Emosional
3) Kebiasaan hidup
Merokok
Peminum Alkohol
obat-obatan terlarang
Aktivitas yang tidak sehat: Kurang olahraga, makanan berkolesterol.

https://id.scribd.com/doc/294141855/Asuhan-Keperawatan-Stroke
3. Tanda & Gejala
Kehilangan/menurunnya kemampuan motorik.
Kehilangan/menurunnya kemampuan komunikasi.
Gangguan persepsi.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik.
Disfungsi : 12 syaraf kranial, kemampuan sensorik, refleks otot, kandung kemih.

5. Data Fokus Pengkajian


Wawancara
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, diagnose medis.

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999)

2) Riwayat penyakit sekarang


Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan
atau gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000)

3) Riwayat penyakit dahulu


Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan,
aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. (Donna D. Ignativicius,
1995)

4) Riwayat penyakit keluarga


Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
militus. (Hendro Susilo, 2000)

5) Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga
faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan
keluarga.

6) Pola-pola fungsi kesehatan


a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat
kontrasepsi oral.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah
pada fase akut.

c) Pola eliminasi

Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi
konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.

d) Pola aktivitas dan latihan


Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori
atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah.

e) Pola tidur dan istirahat


Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot/nyeri
otot

f) Pola hubungan dan peran


Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran
untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.

g) Pola persepsi dan konsep diri


Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak
kooperatif.

h) Pola sensori dan kognitif


Pada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatan/kekaburan
pandangan, perabaan/sentuhan menurun pada muka dan ekstremitas yang
sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses
berpikir.

i) Pola reproduksi seksual


Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa pengobatan
stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis histamin.

j. Pola penanggulangan stress


Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena
gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak
stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran
Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang
tidak bisa bicara
Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi
2. Pemeriksaan integumen
Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga
dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena
klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3 minggu
Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
Rambut : umumnya tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : bentuk normocephalik
Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi
Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
4. Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing
ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan
refleks batuk dan menelan.

5. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang
terdapat kembung.

6. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus


Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine

7. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

8. Pemeriksaan neurologi
a) Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

b) Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh.

c) Pemeriksaan sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi.

d) Pemeriksaan refleks
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.
Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli
dengan refleks patologis.(Jusuf Misbach, 1999).

Pemeriksaan diagnostik
1. CT Scan
Memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak
yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti
2. MRI
Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi sertaa besar/luas
terjadinya perdarahan otak
3. Angiografi Serebri
Membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurimsa
atau malformasi vaskuler.
4. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
6. Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah rutin
b) Gula darah
c) Urine rutin
d) Cairan serebrospinal
e) Analisa gas darah (AGD)
f) Biokimia darah
g) Elektrollit
6. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : - Faktor pencetus hipertensi, DM, penyakit Gangguan
-Klien
jantung perfusi
mengeluh
- Merokok, stres, gaya hidup yang tidak jaringan
nyeri kepala
bagus
DO :
-Klien - Faktor obesitas dan kolesterol yang
tampak meningkat dalam darah
lemah
-Penurunan Penimbunan lemak / kolesterol yang
kesadaran meningkat dalam darah
-Perubahan
TTV
Lemak yang sudah nekrotik dan
berdegenerasi

Menjadi kapur / mengandung kolesterol


dengan infiltrasi limfosit (trombus)

Arteriosclerosis Pembuluh darah


menjadi kaku
Thrombus Mengikuti
cerebral aliran darah Pembuluh
darah
menjadi pecah
Stroke non Emboli
hemoragik

Stroke hemoragik Kompresi


jaringan otak

Proses metabolisme
dalam otak terganggu

Penurunan suplai
darah & O2 ke otak

Gangguan perfusi
jaringan cerebral
2 DS : - Faktor pencetus hipertensi, DM, penyakit Kerusakan
-Keluarga
jantung mobilitas
klien
- Merokok, stres, gaya hidup yang tidak fisik
mengatakan
bagus
anggota
- Faktor obesitas dan kolesterol yang
gerak badan
meningkat dalam darah
sebelah tidak
dapat Penimbunan lemak / kolesterol yang
digerakkan meningkat dalam darah
DO :
-Penurunan
kekuatan otot
Lemak yang sudah nekrotik dan
-Bedrest total
berdegenerasi

Menjadi kapur / mengandung kolesterol


dengan infiltrasi limfosit (trombus)

Arteriosclerosis Pembuluh darah


menjadi kaku
Thrombus Mengikuti
cerebral aliran darah Pembuluh darah
menjadi pecah
Stroke non Emboli
hemoragik

Stroke hemoragik Kompresi


jaringan otak

Proses metabolisme
dalam otak terganggu

Penurunan suplai
darah & O2 ke otak

Arteri vertebro basilaris

Disfungsi N.XI (Assesoris)

Penurunan fungsi motorik


anggota gerak muskuloskeletal

Kelemahan pada satu/ keempat anggota


gerak

Kerusakan mobilitas fisik

3 DS : - Faktor pencetus hipertensi, DM, penyakit Kerusakan


-Keluarga
jantung komunikasi
klien
- Merokok, stres, gaya hidup yang tidak verbal
mengatakan
bagus
jika klien
- Faktor obesitas dan kolesterol yang
berbicara
meningkat dalam darah
tidak jelas
DO :
-Tidak Penimbunan lemak / kolesterol yang

mampu meningkat dalam darah

memahami
ucapan
Lemak yang sudah nekrotik dan
-Muka tidak
berdegenerasi
simetris

Menjadi kapur / mengandung kolesterol


dengan infiltrasi limfosit (trombus)

Arteriosclerosis Pembuluh darah


menjadi kaku
Thrombus Mengikuti
cerebral aliran darah Pembuluh darah
menjadi pecah
Stroke non Emboli
hemoragik

Stroke hemoragik Kompresi


jaringan otak

Proses metabolisme
dalam otak terganggu

Penurunan suplai
darah & O2 ke otak

Kerusakan neurocerebrospinal
N.VII (Fasialis), N.IX (Glossofaringeus)
N.XII (Hipoglosus)

Kontrol otot fasial / oral menjadi lemah

Kehilangan fungsi tonus otot fasial / oral

Ketidakmampuan berbicara, menyebut kata-


kata

Kerusakan artikular, tidak dapat berbicara


(disartria)

Kerusakan komunikasi verbal

4 DS : Kerusakan neurologis, defisit N.I Gangguan


-Keluarga
(Olfaktorius), N. II (Optikus), N.IV perubahan
mengatakan
(Troklearis) persepsi
klien tidak
N. XII (Hipoglossus) sensori
dapat
berbicara Perubahan ketajaman sensori, penghidu,
dengan jelas pengelihatan

DO : dan pengecap
-Perubahan
pola Ketidakmampuan menghidu,

komunikasi melihat, mengecap


-Disorientasi
terhadap Gangguan perubahan
waktu tempat persepsi sensori
dan orang
5 DS : - Faktor pencetus hipertensi, DM, penyakit Gangguan
-Keluarga
jantung kebutuhan
mengatakan
- Merokok, stres, gaya hidup yang tidak nutrisi
klien tidak
bagus kurang dari
mau makan
- Faktor obesitas dan kolesterol yang kebutuhan
DO :
-Klien meningkat dalam darah
tampak kurus
-Klien Penimbunan lemak / kolesterol yang
mengalami meningkat dalam darah
penurunan
berat badan
Lemak yang sudah nekrotik dan
berdegenerasi

Menjadi kapur / mengandung kolesterol


dengan infiltrasi limfosit (trombus)

Arteriosclerosis Pembuluh darah


menjadi kaku
Thrombus Mengikuti
cerebral aliran darah Pembuluh darah
menjadi pecah
Stroke non Emboli
hemoragik

Stroke hemoragik Kompresi


jaringan otak

Proses metabolisme
dalam otak terganggu

Penurunan suplai
darah & O2 ke otak

Penurunan fungsi N.X (Vagus),


N.IX (Glossofaringeus)
Proses menelan tidak efektif

Refluks

Disfagia

Anoreksia

Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari


kebutuhan

6 DS : - Faktor pencetus hipertensi, DM, penyakit Resiko


-Klien
jantung kerusakan
mengatakan
- Merokok, stres, gaya hidup yang tidak menelan
susah
bagus
menelan
- Faktor obesitas dan kolesterol yang
DO :
-Warna bibir meningkat dalam darah
pucat
Penimbunan lemak / kolesterol yang
meningkat dalam darah

Lemak yang sudah nekrotik dan


berdegenerasi

Menjadi kapur / mengandung kolesterol


dengan infiltrasi limfosit (trombus)

Arteriosclerosis Pembuluh darah


menjadi kaku
Thrombus Mengikuti
cerebral aliran darah Pembuluh darah
menjadi pecah
Stroke non Emboli
hemoragik
Stroke hemoragik Kompresi
jaringan otak

Proses metabolisme
dalam otak terganggu

Penurunan suplai
darah & O2 ke otak

Penurunan fungsi N.X (Vagus),


N.IX (Glossofaringeus)

Proses menelan tidak efektif

Refluks

Resiko menelan
7. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penuruan aliran
darah ke otak
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan
neurocerebrospinal
4. Gangguan perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan
neurologis
5. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
proses menelan tidak efektif
6. Resiko menelan berhubungan dengan Penurunan fungsi N.X (Vagus),
N.IX (Glossofaringeus)
8. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan -Temukan factor- -Kerusakan/
perfusi tindakan keperawatan faktor yang kemunduran tanda
jaringan selama 3 x 24 jam, berhubungan dan gejala
cerebral diharapkan perfusi dengan neurologist atau
berhubungan jaringan serebral keadaan/penyebab kegagalan
dengan adekuat, dengan khusus selama memperbaikinya
penuruan kriteria hasil : koma/penurunan setelah fase awal
aliran darah ke -Mempertahankan perfusi serebral memerlukan
otak dan potensial tindakan
tingkat kesadaran
terjadinya pembedahan
membaik, fungsi
peningkatan TIK
kognitif dan - Pantau status -Mengetahui tingkat
neurologist dan kesadaran dan
motorik/sensori
bandingkan potensial
-Tanda-tanda vital
dengan keadaan peningkatan TIK
stabil dan tidak ada normal dan mengetahui
lokasi, luas dan
tanda-tanda
kemajuan/resolusi
peningkatan TIK
kerusakan SSP
-Menunjukkan tidak
- Pantau tanda tanda - Variasi mungkin
ada kelanjutan
terjadi oleh karena
vital
deteriorasi/kekambuh
tekanan atau trauma
an deficit serebral pada daerah
vasomotor otak
- Reaksi pupil diatur
- Evaluasi pupil, oleh saraf cranial
catat ukuran, okulomotorius (III)
bentuk, kesamaan dan berguna dalam
dan reaksi menentukan apakah
terhadap cahaya batang otak tersebut
masih dalam
keadaan baik
- Letakkan kepala - Menurunkan
dengan posisi agak tekanan arteri
ditinggikan dan dengan
dalam posisi meningkatkan
anatomis (netral) drainage dan
meningkatkan
sirkulasi/perfusi
serebral

2 Kerusakan Setelah dilakukan -Kaji kemampuan - Kekuatan


mobilitas fisik tindakan keperawatan secara /kelemahan
berhubungan selama 3 x 24 jam, fungsional/luasnya
dengan diharapkan kerusakan kerusakan awal
gangguan mobilitas fisik dan dengan cara
neuromuscular teratasi,denga kriteria yang teratur
hasil : - Ubah posisi -Menurunkan resiko
-Mempertahankan minimal setiap 2 terjadinya
posisi optimal jam trauma/iskemia
dengan tidak adanya - Melakukan jaringan
kontraktur, footdrop
latihan rentang
-Mempertahankan/
gerak aktif dan
meningkatkan
pasif pada semua - Meminimalkan
kekuatan dan fungsi
atrofi otot,
ekstremitas
bagian tubuh yang meningkatkan
sirkulasi, membantu
terkena
mencegah
-Mempertahankan kontraktur,
menurunkan resiko
integritas kulit
terjadinya
hiperkalsiuria dan
osteoporosis

- Tinggikan tangan
- Meningkatkan
dan kepala aliran balik vena dan
mencegah edema
- Posisikan lutut - Mempertahankan

dan panggul dalam posisi fungsional

posisi ekstensi

- Observasi daerah
- Jaringan yang
yang terkena
mengalami edema
termasuk warna,
lebih mudah
edema dan tanda
mengalami trauma
lain dari gangguan
sirkulasi
- Inspeksi kulit
- Titik-titik tekanan
terutama pada pada daerah yang
daerah-daerah menonjol paling
beresiko untuk
yang meonjol
terjadinya
secara teratur penurunan
- Kolaborasi perfusi/iskemia
dengan ahli
fisioterapi dalam - Menjaga
latihan resistif kekurangan tersebut
dalam
keseimbangan,
koordinasi dan
kekuatan
3 Kerusakan Setelah dilakukan - Kaji tipe/derajat - Membantu
komunikasi tindakan keperawatan disfungsi menentukan daerah
verbal selama 3 x 24 jam, dan derajat
berhubungan diharapkan kerusakan kerusakan serebral
dengan komunikasi teratasi, yang terjadi dan
kerusakan dengan kriteria hasil: kesulitan pasien
neurocerebrospi -Mengindikasikan dalam beberapa atau
nal seluruh tahap
pemahaman tentang
komunikasi
masalah komunikasi
-Mintalah pasien - Melakukan
-Membuat metode untuk mengikuti penilaian terhadap
komunikasi perintah adanya kerusakan
sederhana, ulangi sensorik
dengan
kata/kalimat yang
sederhana
- Tunjukkan objek - Melakukan
dan minta pasien penilaian terhadap
untuk adanya kerusakan
menyebutkan motorik
nama benda
tersebut
- Minta pasien - Menilai
untuk menulis kemampuan menulis
nama dan/atau (agrafia) dan
kalimat yang kekurangan dalam
pendek membaca yang
benar (aleksia)
- Diskusikan - Meningkatkan
mengenai hal-hal percakapan yang
yang dikebal bermakna
pasien seperti
pekerjaan dan
hobi
- Kolaborasi - Pengkajian secara
dengan ahli individual
terapi wicara kemampuan bicara
dan sensori, motorik
dan kognitif
berfungsi untuk
mengidentifikasi
kekurangan/kebutuh
an terapi
4 Gangguan Setelah dilakukan - Lihat kembali - Kesadaran akan
perubahan tindakan keperawatan proses patologis tipe/daerah yang
persepsi selama 3 x 24 jam, individual terkena membanty
sensori diharapkan dalam
berhubungan perubahan sensori mengkaji/mengantisi
dengan persepsi teratasi, pasi deficit spesifik
kerusakan dengan kriteria hasil: dan perawatan
- Ciptakan
neurologis -Memulai/ -Menurunkan/
lingkungan yang
mempertahankan membatasi jumlah
sederhana,
tingkat kesadaran stimulasi
pindahkan
dan fungsi penglihatan yang
perabitan yang
perceptual mungkin dapat
berbahaya
-Mengakui perubahan menimbulkan
dalam kemampuan kebingungan
dan adanya terhadap interpretasi
keterlibatan residual lingkungan
- Kaji kesadaran - Penurunan
sensorik seperti kesadaran terhadap
membedakan sensorik dan
panas/dingin, kerusakan perasaan
tajam/tumpul kinetic berpengaruh
buruk terhadap
keseimbangan/posisi
tubuh dan kesesuain
dari gerak yang
mengganggu
ambulasi
- Lindungi pasien - Meningkatkan
dari suhu yang keamanan pasien
berlebihan, kaji dan menurunkan
adanya lingkungan resiko terjadinya
yang trauma
membahayakan
- Hilangkan - Menurunkan
kebisingan/stimula ansietas dan respon
si eksternal yang emosi yang
berlebihan berlebihan/kebingun
gan yang
berhubungan dengan
sensori berlebihan
5 Gangguan Setelah dilakukan -Tentukan - -Untuk menetapkan
kebutuhan tindakan keperawatan kemampuan klien jenis makanan yang
nutrisi kurang selama 2 x 24 jam, dalam mengunyah, akan diberikan pada
dari kebutuhan tidak ada gangguan menelan klien
berhubungan nutrisi lagi pada klien- -Letakkan posisi - -Untuk klien lebih
dengan proses dengan kriteria hasil : kepala lebih tinggi mudah menelan
menelan tidak - -BB dapat pada waktu selama karena gaya
efektif ditingkatkan dan sesudah gravitasi
- -Nafsu makan makan -
bertambah - -Berikan makan -Klien dapat
dengan perlahan berkonsentrasi pada
pada lingkungan mekanisme makan
yang tenang tanpa adanya
distraksi
-Anjurkan klien - -Menguatkan otot
menggunakan tasial dan otot
sedotan meminum menelan dan
cairan menurunkan
resikoterjadinya
tersedak
6 Resiko Setelah dilakukan - Catat luasnya - Untuk menentukan
menelan tindakan paralysis fasial, intervensi
berhubungan keperawatan selama gangguan lidah, nutrisi/pilihan rute
dengan 3 x 24 jam, kemampuan
Penurunan diharapkan tidak melindungi jalan
fungsi N.X terjadi kerusakan nafas. Timbang
(Vagus), N.IX menelan dengan BB secara teratur
(Glossofaringe kriteria hasil : sesuai kebutuhan
us) -Mendemostrasikan - Letakkan pasien - Menggunakan
metode makan tepat pada posisi gravitasi untuk
untuk situasi duduk/tegak memudahkan proses
individual dengan selama dan setelah menelan dan
aspirasi tercegah makan menurunkan resiko
-Mempertahankan terjadinya aspirasi
- Letakkan - Memberikan
berat badan yang
makanan pada simulasi sensori
ideal
daerah mulut yang (termasuk rasa
tidak terganggu kecap) yang dapat
mencetuskan usaha
untuk menelan dan
meningkatkan
masukan
- Berikan makanan - Pasien dapat
perlahan pada berkonsentrasi pada
lingkungan yang mekanisme makan
tenang tanpa adanya
distraksi/gangguan
dari luar
- Anjurkan pasien - Menguatkan otot
untuk fasial dan
menggunakan menurunkan resioko
sedotan untuk terjadinya tersedak
minum
- Pertahankan - Jika usaha menelan
masukan dan tidak memadai untuk
haluaran dengan memenuhi
akurat, catat kebutuhan cairan
jumlah kalori yang dan nutrisi, harus
masuk dicarikan metode
alternative lain
untuk makan

-Kolaborasi
- Mungkin
dengan dokter diperlukan untuk
memberikan cairan
dalam pemberian
pengganti dan juga
makanan melalui
makanan jika pasien
IV dan/atau tidak mampu untuk
memasukkan segala
makanan melalui
sesuatu melalui
selang
mulut

Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/doc/124767781/Laporan-Pendahuluan-Stroke-Sab
https://id.scribd.com/doc/256256284/ASUHAN-KEPERAWATAN-STROKE-Revised-doc
https://id.scribd.com/doc/294141855/Asuhan-Keperawatan-Stroke
https://id.scribd.com/doc/289294046/Askep-Stroke

https://id.scribd.com/document/227535128/LP-STROKE

https://id.scribd.com/doc/187983691/Diagnosa-Keperawatan

https://id.scribd.com/doc/124767781/Laporan-Pendahuluan-Stroke-Sab

https://id.scribd.com/document/118006022/Pathway-Stroke

https://id.scribd.com/doc/124134593/Askep-Stroke

You might also like