You are on page 1of 6

13

EFFECT OF CHANGES CUPPING THERAPY IN THE ELDERLY WITH JOINT PAIN


RHEUMATOID ATRTRITIS (STUDY IN UPT PSLU JOMBANG)

*Dedik Kurniawan,**Darsini,***Marxis Udaya

ABSTRACT
Rheumatoid Arthritis is a disease that often strikes at the age of 35 years and over, which caused due to the
reduced flexibility of cartilage pads and reduced production of synovial fluid, it can cause pain in the joints,
to reduce pain can do cupping therapy. The purpose of this research is to analyze whether theres change or
not of joint pain changes with the method of cupping therapy. Research design used was pre-experimental
with one group pretest-postest design method, the population was all elderly with rheumatoid arthritis i.e 24
respondents, large sample was 24 respondents, the method used in taking sample was by total sampling, the
variable in this research were theres independent varible thats cupping therapy and the dependent variable
was elderly with rheumatoid arthritis. The instrument in this research used observation sheet, the next being
conducted data collecting then data processing which consist of editing, coding, scoring and tabulating, data
analyzing used test of paired T-test. Before giving therapy there were 12 elderly with moderate pain, after
giving therapy, moderate pain on elderly increased to15 its caused heavy pain which experienced by
respondent reduced to be moderate pain. From the result of SPSS with test of t-test obtained that value of P
= 0,000 which smaller than alpha (0,05), so H 0 rejected H1 accepted. It means that there is an effect of giving
cupping therapy to pain joint changes on elderly with rheumatoid arthritis. So it can be concluded there is a
significant effect before and after given cupping therapy, from this result the researcher argues that effective
cupping can relieve pain due to rheumatoid arthritis.

Keyword : Cupping therapi, joints pain, rheumatoid arthritis

PENDAHULUAN

Rematoid Arthritis merupakan penyakit yang pravelensi di atas angka nasional. Survey beberapa
sering menyerang pada usia 35 tahun ke atas, hal penyakit perkotaan yang di lakukan Departemen
ini bisa di sebabkan masalah berkurangnya Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM pada 2006
kelenturan bantalan tulang rawan ataupun di menemukan adanya keluhan nyeri sendi pada
sebabkan berkurangnya produksi cairan synovial, 66,9% subjek di Jakarta,dengan terbanyak adalah
hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada nyeri lutut (26,6%). Sebagai dampak gangguan
persendian, terdapat beberapa alasan mengapa tulang dan sendi, sebanyak 33,7% subjek
nyeri dan kurangnya masalah penanganan nyeri mengalami gangguan berjalan;12,3% mengalami
dapat menjadi masalah bagi lansia, Pertama, gangguan berpakaian; sementara 16,6% subjek
prevalensi kondisi yang menyakitkan dan penyakit mengalami kesulitan menggenggam. Di seluruh
ini sering terjadi pada usia lanjut. Nyeri itu sendiri dunia ada sekitar 360 juta orang menderita
dapat memiliki dampak yang besar terhadap penyakit osteoarthritis. Angka angka tersebut
kualitas hidup pasien. Efek nyeri dapat sangat memprihatinkan. Pravelensi yang
menyebabkan penurunan aktivitas,isolasi sosial, sedemikian besar merupakan beban bagi
gangguan tidur dan depresi (suiraoka, 2012) produktivitas, perekonomian, dan kesehatan kita
(Aris Wibudi, 2011). Hasil studi pendahuluan yang
Gangguan pada muskuloskeletal pada umumnya dilakukan saat praktek gerontik pada 70 orang di
memberikan gejala atau keluhan nyeri, dari tingkat UPT PSLU Jombang, di ketahui bahwa lansia
ringan sampai berat. Keluhan nyeri yang timbul yang menderita artritis yaitu 24 orang, dari 24
dapat mengganggu penderita sehingga, penderita orang itu saat di kaji mengeluh nyeri di daerah
tidak dapat bekerja atau beraktivitas dengan persendian terutama di bagian lutut.
nyaman bahkan juga tidak dapat merasakan
kenyamanan dalam hidupnya. Oleh karena itu, Ada beberapa perubahan yang terjadi pada banyak
penanganan untuk gangguan muskuloskeletal yang organ dalam kasus penyakit Reumatoid artritis.
pertama kali harus kita lakukan adalah mengurangi Terjadi peradangan dan pembengkakan pada
nyeri atau gejala yang ditimbulkan (lukman dkk, pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah kecil
2009). (Vasculitis) yang terdapat di membrane synovial,
kadang-kadang juga terjadi thrombosis
Berdasarkan Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) (penggumpalan) kecil sehingga menyebabkan sel-
2007, prevalensi penyakit sendi di Indonesia sel membrane synovial mebesar dan terjadi
adalah 30,3% dengan 11 provinsi memiliki peradangan pada saraf-saraf disekitarnya

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
14

(neuropathy). Pada awalnya, terjadi peningkatan METODE DAN BAHAN PENELITIAN


produksi cairan synovial akibat bertambahnya
permukaan yang mensekresikan cairan dalam Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain
membrane synovial, namun setelah itu berkurang penelitian pra-ekspermental one grup pra-post test
kemudian mulai terjadi sekresi zat prostaglandin design (rancangan pra-pasca tes dalam satu
yang merupakan katalis kimiawi yang kelompok) yaitu mengungkapkan sebab akibat
mengantarkan rasa sakit ke otak dan melepaskan dengan cara melibatkan kelompok subjek.
factor rematik (Rhematoid factor). Terjadi Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan
peningkatan tekanan didalam sendi akibat intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
bertambahnya sekresi cairan synovial sehingga intervensi (Nursalam 201). Populasi penelitian ini
meningkatkan terjadinya kerusakan sendi. Akibat adalah seluruh penderita rheumatoid arthritis di
pembengkakan dan sumbatan pada pembuluh UPT PSLU Jombang. Sampel dalam penelitian ini
darah kapiler ditendon dan ligament, terjadilah yaitu sejumlah populasi penderita rheumatoid
peradangan yang menyebabkan kesukitan artritis dengan jumlah 24 orang. Teknik sampling
pegerakan karena rasa nyeri. Peradangan pada yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
membrane synovial,bisa menyebabkan kerusakan metode total sampling. Instrumen yang digunakan
pada tulang rawan sendi karena berkurangnya zat adalah lembar observasi berupa Visual Analog
proteoglikan yang mensuplay nutrisi bagi tulang skile (VAS). Dalam penelitian ini menggunakan uji
rawan pada sendi. Peradangan pada membrane statistik komputerisasi program SPSS 21 dengan
synovial, selanjutnya berkembang ketulang rawan, uji T-Test dengan tingkat kesalahan 0,05.
tulang, tendon, dan legamen (Lukman dkk, 2009)
HASIL PENELITIAN
Dampak Nyeri memerlukan penanganan yang
spesifik yaitu dengan cara pengobatan farmakologi Distribusi frekwensi responden berdasarkan jenis
dan nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi kelamin Studi Di Unit Pelayanan Teknis Panti
salah satunya adalah obat antiinflamasi nonsteroid Sosial Lanjut Usia Jombang Pada Bulan Juni 2013
(NSAID) yang menghambat produksi terdiri dari 2 kategori seperti yang tertulis pada
prostaglandin dari jaringan jaringan yang tabel 1.
mengalami inflamasi. Penggunaan obat obatan
tersebut bisa menimbulkan efek samping depresi Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
pernafasan dan sedasi,mual muntah, konstipasi, berdasarkan jenis kelamin studi di unit pelayanan
adiksi, toleransi serta menyebabkan gangguan pada teknis panti sosial lanjut usia jombang pada bulan
gastrointestinal. juni 2013
Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)
Pada umumnya Lansia mengkonsumsi obat-obat Perempuan 16 66,7 %
(alopurinol dan piroxikam) ada jiga yang Laki - laki 8 33,3 %
menggunakan obat generic seperti Reumaxil Jumlah 24 100 %
dll,penggunaan obat tersebut di konsumsi secara Sumber : Data primer Yang Diolah Peneliti, 2013
terus menerus untuk mengurangi nyeri sehinnga
menimbulkan efek pada ginjal (perdarahan Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian
gastrointestinal, retensi cairan dan komplikasi besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu
ginjal). Untuk menghindari efek tersebut di sebanyak 16 (66,7 %) responden.
gunakan upaya nonfarmakologi yaitu terapi Bekam
bisa lebih efektif menghilangkan nyeri di Distribusi frekwensi berdasarkan usia lansia
bandingkan penggunaan pengobatan analgesic dengan Reumatoid arthritis Studi Di Unit
termasuk morfin. Penatalasanaan nyeri sendi yang Pelayanan Teknis Panti Sosial Lanjut Usia
non farmakologis merupakan unsur yang penting, Jombang Pada Bulan Juni 2013, terdiri dari 3
khususnya terapi bekam untuk membantu kategori seperti yang tertulis pada tabel 2
meredakan nyeri, kaku dan spasme otot.
Tabel 2 Distribusi frekwensi responden
Bekam meningkatkan sirkulasi darah di sendi yang berdasarkan usia studi di unit pelayanan teknis
terkena rematik, menghilangkan peradangan panti sosial lanjut usia jombang pada bulan juni
pembuluh darah dan mencegah terjadinya 2013
thrombosis pada pembuluh darah kapiler dan Usia Jumlah Presentase (%)
pembuluh darah arteri sehingga mencegah < 60 Tahun 1 4,2 %
pembengkakan membrane synovial yang menjadi 60 75 Tahun 16 66,7 %
sebab terjadinya sebagian besar perubahan pada >75 Tahun 7 29,2 %
persendian( Roidah, 2013). Jumlah 24 100 %
Sumber : Data primer Yang Diolah Peneliti, 2013

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
15

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian Berdasarkan tabel 4 di ketahui bahwa sebagian
besar lansia berusia 60-75 tahun sejumlah 16 (66,7 besar responden Setelah di lakukan terapi bekam
%) responden responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak
15 (62,2 %) responden.
Data Khusus
Intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
Data khusus ini akan di jelaskan tentang hasil terapi bekam
penelitian dari variabel yaitu Pengaruh Terapi
Bekam terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada Tabel 5 Distribusi frekwensi responden
lansia dengan Reumatoid Arthritis Di Unit berdasarkan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Pelayanan Teknis Panti Sosial Lanjut Usia dilakukan terapi bekam di unit pelayanan teknis
Jombang Pada Bulan Juni 2013, serta analisis data panti sosial lanjut usia jombang pada bulan juni
dengan uji T test yang menggambarkan Terapi 2013
Bekam terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada Tingkat Sebelum Sesudah
N
lansia dengan Reumatoid Arthritis. o
Intensit Jumla Presenta Jumla Presenta
as Nyeri h se (%) h se (%)
Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah 1 Tidak 0 0 0 0
Dilakukan Terapi Bekam Nyeri ( 0
)
Nyeri
Intensitas nyeri sebelum terapi bekam 2 ringan ( 1 4,2 4 16,7
1-3 )
Tabel 3 Distribusi frekwensi responden Nyeri
sedang (
berdasarkan intensitas nyeri sebelum dilakukan 3 4-6 ) 12 50 15 62,5
terapi bekam di unit pelayanan teknis panti sosial Nyeri
lanjut usia jombang pada bulan juni 2013 berat (
No Tingkat Intensitas Nyeri f % 7-9 )
1 Tidak Nyeri ( 0 ) 0 0 4 Nyeri 11 45,8 5 20,8
sangat
2 Nyeri ringan ( 1-3 ) 1 4,2 berat (
10 )
5 0 0 0 0
3 Nyeri sedang ( 4-6 ) 12 50 Jumlah 24 100 % 24 100 %
Hasil
uji
4 Nyeri berat ( 7-9 ) 11 45,8 P = 0,000
statistic
T test
5 Nyeri sangat berat ( 10 ) 0 0 Sumber : Data primer Yang Diolah Peneliti, 2013
Jumlah 24 100
Sumber : Data primer Yang Diolah Peneliti, 2013 Berdasarkan tabel 5 di ketahui bahwa sebagian
besar responden sebelum dilakukan terapi bekam,
Berdasarkan tabel 3 di ketahui bahwa sebelum responden mengalami nyeri sendi sedang
dilakukan terapi bekam, responden mengalami sebanyak 12 responden (50%). Setelah di lakukan
nyeri sendi sedang sebanyak 12 (50% ) responden terapi bekam sebagian besar responden mengalami
yaitu separuh dari jumlah responden. nyeri sedang sebanyak 15 responden (62,2 %)

Intensitas nyeri sesudah dilakukan terapi Berdasarkan tabel 5 di ketahui hasil uji T-test di
bekam dapatkan nilai P = 0,000 yang lebih kecil dari
alpha (0,05), maka H0 di tolak H1 di terima.
Tabel 4: Distribusi frekwensi responden Artinya ada pengaruh pemberian terapi bekam
berdasarkan intensitas nyeri sesudah dilakukan terhadap perubahan nyeri sendi pada lansia dengan
terapi bekam di unit pelayanan teknis panti sosial rheumatoid arthritis di UPT PSLU Jombang. Hasil
lanjut usia jombang pada bulan juni 2013 ini juga menunjukkan kekuatan pengaruh yang
No Tingkat Intensitas Nyeri Jumlah (%) kuat yaitu 0,946.
1 Tidak Nyeri ( 0 ) 0 0

2 Nyeri ringan ( 1-3 ) 4 16,7

3 Nyeri sedang ( 4-6 ) 15 62,5

4 Nyeri berat ( 7-9 ) 5 20,8

5 Nyeri sangat berat ( 10 ) 0 0

Jumlah 24 100 %
Sumber : Data primer Yang Diolah Peneliti, 2013

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
16

Table 6 : Hasil tabulasi pengaruh Terapi Bekam


terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada lansia Faktor faktor yang mempengaruhi intensitas
dengan Reumatoid Arthritis studi di unit pelayanan nyeri seseoarang diantara adalah jenis kelamin,
teknis panti sosial lanjut usia jombang. secara umum pria dan wanita tidak berbeda dalam
Intensitas Presentase berespon terhada nyeri. Toleransi nyeri sejak lama
No Jumlah
Nyeri (%) telah menjadi subjek penelitian yang melibatkan
1 Menurun 20 83,3 pria dan wanita, akan tetapi toleransi nyeri di
2 Menetap 4 16,7 pengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan
3 Bertambah 0 0 merupakan hal yang unik pada setiap
individu,pada perempuan rheumatoid juga di
pengaruhi oleh hormone, pada perempuan yang
Jumlah 24 100 % memiliki hormone estrogen, hormone ini
Sumber : Data primer Yang Diolah Peneliti, 2013
menyerang autoimun sehingga menimbulkan
rheumatoid arthritis semakin tinggi kandungan
Berdasarkan table 6 di ketahui bahwa sebagian
hormone estrogen semakin tinggi pula terkena
besar nyeri yang di alami responden setelah di
rheumatoid arthritis.
lakukan terapi bekam menurun sejumlah 20 (83,3
%) responden.
Pada penderita rheumatoid arthritis faktor yang
mempengaruhi penyakit ini yaitu jenis kelamin
PEMBAHASAN
Perempuan lebih mudah terkena reumathoid
artritis daripada laki-laki. Perbandingan 2-3 : 1
Mengidentifikasi nyeri sendi pada lansia (Suarioka, 2012). Dari hasil penelitian pada tabel
sebelum di lakukan terapi bekam tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar lansia
berusia 60-75 tahun sejumlah 16 (66,7 %)
Dari hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan
responden.
sebelum dilakukan perlakuan terapi bekam,
responden mengalami nyeri sendi dengan
Semakin bertambah usia semakin bertambah
intensitas sedang sejumlah 12 (50 %). Hal ini
toleransinya terhadap nyeri, hal ini menyebabkan
terlihat bahwa selama penelitian berlangsung
responden sudah mengalami kondisi kemunduran
responden sering mengeluh nyeri sendi yang
fisik diantaranya berkurangnya kepadatan tulang
sangat mengganggu aktivitas responden sehari
dan terjadinya pengerasan tulang rawan pada sendi
hari. Selain itu dikarenakan sebagian responden
yang berakibat pada munculnya nyeri. Pada usia
sudah memasuki usia lanjut yang mana pada usia
diatas 35 tahun, mulailah terjadi penyakit
lanjut manusia mengalami perubahan fisik,
degeneratif pada lutut dikarenakan kerusakan
perubahan mental dan perubahan psikososial yang
tulang rawan sendi yang disebut arthritis. Penderita
dapat mempengaruhi intensitas nyeri. Dapat
pada stadium awal akan mengeluh kaku sendi di
dijelaskan pula nyeri yang dirasakan oleh
pagi hari lama-lama disertai rasa nyeri di lutut
responden bersifat individual, sehingga intensitas
terutama bila jongkok berdiri atau naik tangga dan
nyeri yang dialami sangat bervariasi. Antara
diakhiri dengan nyeri permanent dan gerakan sendi
responden satu dengan yang lainnya memiliki
yang sangat terbatas yang kadang-kadang
ambang nyeri yang bervariasi.
memaksa penderita untuk tidak berjalan lagi walau
kondisi tubuh masih cukup sehat. Kelainan ini
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
dikenal dengan pengapuran walau istilah ini
menyenangkan bersifat sangat subjektif karena
sebetulnya kurang tepat karena sebetulnya tidak
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
terjadi penumpukan kapur di sendi yang
hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
menyebabkan mitos bahwa minum susu atau
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
kalsium akan menambah berat penyakit ini.
mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya (Alimul,
Berkurang fleksibilitas sendi mendorong sendi
2009).
menjadi kaku, hal ini membutuhkan upaya untuk
meningkatkan fleksibilitas sendi, karena sendi
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak
pada penderiti rheumatoid artritis yang tidak
menyenangkan dan sangat individual yang tidak
pernah digerakan akan semakin menurun
dapat dibagi dengan orang lain (Kozier Erb, 2003).
fleksibilitasnya sehingga mendorong terhadap
Nyeri bersifat universal, berbeda persepsi dan
terjadinya kekakuan sendiri parah.
bersifat individual. Nyeri merupakan mekanisme
fisiologis bertujuan untuk melindungi diri dan
Faktor faktor yang mempengaruhi intensitas
disebabkan oleh stimulus tertentu (Saryono, 2011).
nyeri seseoarang diantara adalah usia umumnya
semakin bertambah usia semakin bertambah
Dari hasil penelitian pada tabel 1 di ketahui bahwa
toleransinya terhadap nyeri. Sebagian besar berada
sebagian besar responden berjenis kelamin
pada usia lansia yang berarti rata-rata responden
perempuan yaitu sebanyak 16 (66,7 %) responden.

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
17

memiliki toleransi yang tinggi terhadap nyeri dan Hal itu di sebabkan karena pembekaman yang di
mereka memiliki pengalaman dalam merespon lakukan secara rutin akan meningkatkan sirkulasi
nyeri karena sudah cukup lama menderita nyeri darah di sendi yang terkena rematik, karena bekam
sendi (Saryono, 2011). kering menghisap permukaan kulit dan memijat
tempat sekitarnya sehingga dapat menghilangkan
Mengidentifikasi nyeri setelah di lakukan terapi peradangan pembuluh darah dan mencegah
bekam terjadinya thrombosis pada pembuluh darah
kapiler dan pembuluh darah arteri yang
Dari hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan menyebabkan nyeri.
bahwa setelah di lakukan perlakuan terapi bekam,
di ketahui bahwa sebagian besar responden setelah Menurut Roidah (2013). Bekam kering atau bekam
dilakukan terapi bekam responden mengalami angin (Hijamah Jaaffah) yaitu menghisap
intensitas sedang sebanyak 15 (62,5%) responden. permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya
Pada penderita rheumatoid oarthritis yang tidak tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini
menggerakan sendi atau terlalu banyak istirahat berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat
akan mengalami kekakuan sendi. Dengan atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-
melaksanakan terapi bekam, dimana menghisap urat karena sakit rheumatik, juga penyakit-
permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya penyakit penyebab nyeri.
akan menyebabkan sendi lebih flesibel sehingga
tingkat nyeri yang muncul pada saat sendi Peneliti berpendapat bahwa ada pengaruh positif
digerakan semakin menurun. Pembekaman yang di pada pemberian terapi bekam terhadap intensitas
lakukan secara rutin akan meningkatkan sirkulasi nyeri sendi pada lansia dengan rheumatoid
darah di sendi yang terkena rematik, karena bekam arthritis, karena pemberian terapi bekam yang di
kering menghisap permukaan kulit dan memijat lakukan secara teratur dan di bawah bimbingan
tempat sekitarnya sehingga dapat menghilangkan seorang ahli bekam dapat membantu dalam
peradangan pembuluh darah dan mencegah menurunkan respon nyeri pada penderita
terjadinya thrombosis pada pembuluh darah rheumatoid artritis.
kapiler dan pembuluh darah arteri yang .
menyebabkan nyeri. SIMPULAN DAN SARAN

Menurut roidah 2012 Bekam kering atau bekam Simpulan


angin (Hijamah Jaaffah) yaitu menghisap
permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan
tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini maka di simpulkan sebagai berikut :
berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat 1. Nyeri sendi pada lansia sebelum di lakukan
atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat- terapi bekam responden mengalami nyeri
urat karena sakit rheumatik, juga penyakit- sedang sebanyak 12 yaitu separuh dari
penyakit penyebab nyeri lainnya. Bekam kering jumlah seluruh responden
baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum 2. Nyeri sendi pada lansia sesudah di lakukan
dan takut melihat darah. terapi bekam sebagian besar responden
mengalami nyeri sedang sebanyak 15
Menganalisis Pengaruh Terapi Bekam responden.
terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada lansia 3. Ada pengaruh terapi bekam terhadap
dengan Reumatoid Arthritis perubahan nyeri sendi pada lansia dengan
rheumatoid arthritis.
Dari analisa data dengan menggunakan program
komputerisasi dengan uji t test pada tabel 11 di Saran
dapatkan nilai P = 0,000 yang lebih kecil dari
alpha (0,05), maka H0 di tolak H1 di terima. 1. Bagi tenaga kesehatan
Artinya ada pengaruh pemberian terapi bekam Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
terhadap perubahan nyeri sendi pada lansia dengan dalam melaksanakan intervensi keperawatan
rheumatoid arthritis di UPT PSLU Jombang. Hasil yang mandiri dalam manajemen nyeri bagi
ini juga menunjukkan kekuatan pengaruh yang pasien dengan nyeri sendi.
kuat yaitu 0,946.
Berdasarkan table 6 di ketahui bahwa sebagian 2. Bagi peneliti
besar responden setelah di lakukan terapi bekam Perlu adanya peningkatan kemampuan dan
mengalami intensitas nyeri menurun sejumlah 20 pemberian terapi lebaih lama, sehingga hasil
(83,3 %) responden. yang di peroleh akan menggambarkan hasil
yang lebih maksimal, dan di harapkan dalam
penelitian selanjutnya dapat menampilkan

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
18

kelompok kontrol sehingga perbedaan terlihat


jelas pada subjek yang akan di teliti.

3. Bagi responden
Berdasarkan dari hasil penelitian
menunjukkan hasil perubahan yang cukup
signifikan hendaknya para lansia lebih sering
melakukan terapi bekam untuk dapat
menurunkan nyeri sendi.

KEPUSTAKAAN

Alimul, 2009, kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1.


Salemba Medika : Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2009,
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2009. Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur.
Lukman dkk, 2009, Asuhan Keperawatanpada
Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba
Medika
Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Edisi 2: Jakarta, Salemba Medika
Roidah , 2013, keajaiban pengobatan islam,
Jakarta : Zikrul Hakim.
Saryono , 2011, Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Gangguan Sistem
Muskuloskleletal : Jakarta, Salemba
medika.

Suiraoka, 2012, Penyakit Degeneratif. Yogyakarta


: Nuha Medika
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Alfabeta
Suratun dkk, 2006, KLien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013

You might also like