Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya populasi manusia dan seiring dengan kemajuan zaman tingkat kebisingan
atau hiruk-pikuk dalam lingkungan pun meningkat misalnya dapat kita rasakan ketika kita berada
di jalan, kita mendengar keriuhan lain proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang
menderu dan musik yang dinyalakan orang lain.
Perubahan lingkungan suara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran suara, yaitu
pencemaran suara terjadi akibat peningkatan kebisingan yang disebabkan alam dan kegiatan
manusia pula. Pencemaran suara yang terjadi di lingkungan sangat berdampak pada kehidupan,
salah satunya berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat
bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Dan sekitar 16,8 persen
dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Dan jumlah ini
terus meningkat seiring perubahan gaya hidup yang semakin modern (fetty,2010)
Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan seharihari
tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah langkah
yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak
dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam
kehidupan kita seharihari.
Dalam laporan penelitian ini penulis dapat menyajikan data polusi suara yang terjadi
di Pulau tidung, cara menanggulangi polusi suara suara yang efeknya secara tidak sadar telah
menggangu kehidupan manusia. Selain itu, penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan pencemaran suara.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dibahas dalam laporan ini adalah mengenai tingkat kebisingan atau
polusi suara di Pulau Tidung. Pulau tidung merupakan pulau yang banyak di kunjungi wisatawan
asing maupun wisatawan lokal. Hal itu yang menyebabkan penulis mengira kalau tingkat
kebisingan di Pulau Tidung tergolong tinggi dan membuat kenyamanan penduduk yang tinggal
diwilayah tersebut terganggu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan polusi suara?
b. Apa yang menyebabkan polusi suara?
D. Tujuan Penelitian
Dalam laporan penelitian ini, tujuan yang ingin diperoleh sebagai berikut :
a. Mengetahui definisi dari polusi suara.
b. Mengetahui sebab-sebab terjadinya polusi suara.
c. Mengetahui dampak dari polusi suara.
d. Mengetahui cara penanggulangan dampak polusi suara.
e. Mengetahui karakteristik tempat terjadinya polusi suara.
f. Mengetahui nilai kebisingan dibeberapa tempat di Pulau Tidung.
g. Mengetahui nilai pemaparan kebisingan atau polusi suara yang disarankan.
E. Kerangka Teori
pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau
suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara
diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan
tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melewati 70 desibel (dB).
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul molekul udara di sekitarnya,
sehingga molekul molekul udara tersebut ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan
terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan
longitudinal.Rambatan gelombangdi udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi (mada,2013).
Menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan
penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, selain mengganggu proses
pendengaran, polusi suara juga mengganggu kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan
kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot,
sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda
pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga
keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak dan mengganggu perkembangan janin
(mada,2013)
F. Hipotesa
Hipotesa atau dugaan sementara dari penelitian polusi suara di Pulau Tidung ini sebagai
berikut :
a. Tingkat kebisingan atau polusi suara di Pulau Tidung belum melewati ambang maksimum
pendengaran manusia yang sebesar 70 dB.
b. Polusi suara tertinggi terdapat di daerah yang banyak terjadi aktivitas manusia.
c. Penempatan pemukiman penduduk jauh dari lokasi wisata sehingga jauh dari polusi suara.
G. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian polusi suara ialah dengan metode observasi
langsung ke wilayah yang ingin di teliti yaitu Pulau Tidung. Tujuan dari metode observasi adalah
untuk mengamati langsung lokasi-lokasi yang menjadi tempat kebisingan atau polusi suara dan
menganalisis tingkat kebisinginnya. Selain dengan metode observasi, penyusunan laporan ini
juga menggunakan metode studi pustaka karena saya mencari materi-materi yang berkaitan
dengan polusi suara di berbagai buku dan internet. Tujuan dari metode studi pustaka adalah
untuk membandingkan hasil pengamatan secara langsung dengan teori yang ada.
BAB II
POLUSI SUARA
A. Pengertian Polusi Suara
Pencemaran (polusi) adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan
sehingga menurunkan mutu lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam
lingkungan hidup mengalami perubahn sehingga keeimbangan dalam hal struktur maupun
fungsinya terganggu (fetty,2010).
Maka pencemaran dapat diartikan sebagai keberadaan suatu substansi dalam lingkungan
yang disebabkan komposisi kimianya atau kuantitas kerusakan proses fungsi-fungsi alam dan
hasil lingkungan yang tidak diinginkan yang berdampak pada kesehatan.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982).
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan
suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat
dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo
atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat
gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20
kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya (hikmat,2014).
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi
atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran
suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising
dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melewati 70 desibel
(dB).
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul molekul udara di sekitarnya,
sehingga molekul molekul udara tersebut ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan
terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan
longitudinal.Rambatan gelombangdi udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi (mada,2013).
Dalam pencemaran suara kebisingan yang dialami sehari hari tanpa sadar merupakan
faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak
sekali alat alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang
bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa
ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC,
televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek
pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di
kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di
pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel,
perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya
diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
3. Luar bangunan, dalam kawasan (suara kendaraan yang parkir dalam kawasan)
Sumber noise dapat berupa suara kendaraan, manusia, atau mesin yang dapat
mengganggu kenyamanan. noise ini dapat merambat secara langsung (lewat udara) atau airborne
atau lewat benda padat.
a. Transportasi
b. Industri
c. Pembangkit listrik
d. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2. Sumber alami
a. Gunung berapi
b. Rawa-rawa
c. Kebakaran hutan
d. Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
2. Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan (terutama jalan)
3. Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara (parket,busa dilapis
dengan kain, gipsum)
4. Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding, langit2, dan lantai ganda)
5. Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka bangunan yang berhadapan dengan jalan yang
ramai
7. Buat pagar atau pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegah noise masuk ke dalam
bangunan (pagar tembok masif, pagar bukit dan tanaman).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Persiapan
Penelitian tingkat kebisingan atau polusi suara dilakukan pada tanggal 15 mei 2014 17
mei 2014 di Pulau Tidung. Sebelum melakukan penelitian hendaknya melakukan berbagai
persiapan, seperti :
a) Persiapan materi yang cukup
b) Peninjauan lokasi tempat penelitian
c) Persiapan alat dan bahan yang sekiranya nanti akan digunakan
d) Persiapan kesehatan praktikan
Alat yang di gunakan saat penelitian ialah sound level SL- 814. Alat ini digunakan untuk
mengukur tingkat kebisingan. Penelitian disetiap tempat dan disetiap waktu dilakukan sebanyak
tiga kali supaya data yang diperoleh lebih akurat.
B. Pengumpulan Data
Penelitian tingkat kebisingan atau polusi suara dilakukan dibeberapa tempat di Pulau
Tidung yaitu tempat wisata jembatan cinta, dermaga, SMK 61 Jakarta, belakang kecamatan,
pemukiman penduduk, lapangan sepak bola, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penelitian
tingkat kebisingan ini masing-masing dilakukan pada 4 waktu yang berbeda yaitu pagi hari
sekitar pukul 06:00 WIB 10:00 WIB, siang hari sekitar pukul 12:30 WIB 14:30 WIB, sore
hari sekitar pukul 16:00 WIB 17.30 WIB, dan malam hari sekitar pukul 19:00 WIB 21:30
WIB. Sehingga diperoleh data sebagai berikut :
Jembatan Cinta
Waktu Intensitas (dB)
Kamis, 14:16:00 79.2
Kamis, 14:21:00 88.8
Kamis, 14:26:00 74.9
Kamis, 16:45:00 61.8
Kamis, 16:50:00 71.1
Kamis, 16:55:00 75.2
Jumat, 6:20:00 66.8
Jumat, 6:25:00 67.4
Jumat, 6:30:00 62.7
MAX 88.8
RATA-RATA 71.98888889
Dermaga
Waktu Intensitas (dB)
Kamis, 14:10:00 54.4
Kamis, 14:15:00 57.3
Kamis, 14:20:00 51.6
Kamis, 16:57:00 60.5
Kamis, 17:02:00 52.3
Kamis, 17:07:00 56.8
Kamis, 19:54:00 51.9
Kamis, 19:59:00 53.7
Kamis, 20:04:00 52.3
Jumat, 6:56:00 77.4
Jumat, 7:01:00 86.09
Jumat, 7:06:00 73.01
MAX 86.09
RATA-RATA 60.60833333
Sekolah
Waktu intensitas (dB)
Kamis, 14:06:00 65.2
Kamis, 14:11:00 61.7
Kamis, 14:16:00 71
Kamis, 16:35:00 52.5
Kamis, 16:40:00 49
Kamis, 16:45:00 50.9
Kamis, 20:14:00 47.4
Kamis,20:19:00 49.8
Kamis, 20:24:00 51.7
Jumat, 6:05:00 54.5
Jumat, 6:10:00 51.5
Jumat, 6:15:00 52.9
MAX 71
RATA-RATA 54.84166667
C. Pengolahan Data
Data yang sudah diperoleh kemudian dibuat grafik hubungan antara intensitas
bunyi dengan tempat. Agar dapat diperoleh hasil akhir tentang tingkat kebisingan ditempat
tersebut..
1. Grafik hubungan intensitas bunyi di tempat wisata jembatan cinta
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat tingkat kebisingannya cukup tinggi atau
sudah melewati ambang maksimum pemaparan bunyi yang boleh terdengar di telinga manusia.
Tetapi tingkat kebisingannya masih bisa terdengar oleh telinga manusia sebanyak empat jam
perhari karena dalam data nilai maksimum intensitas bunyi sebesar 88 dB. Grafik pun
menunjukkan bahwa intensitas bunyi mengalami peningkatan.
2. Grafik hubungan intensitas bunyi di dermaga
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat tingkat kebisingan di dermaga juga cukup
tinggi tetapi hanya pada waktu tertentu saja yaitu ketika pagi hari. Namun tingkat kebisingan
yang seperti itu masih bisa terdengar sebanyak empat jam perhari karena tingkat kebisingan
maksimum di dermaga yaitu sebesar 86 dB. Grafik menunjukkan hasil grafik tidak stabil,
tergantung waktu dan aktivitas manusinya.
3. Grafik hubungan intensitas bunyi di SMK 61 Jakarta
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat tingkat kebisingan atau polusi suara di
Pulau Tidung belum mencapai ambang maksimum yang disarankan. Itu berarti intensitas bunyi
yang dihasilkan masih sangat baik di dengar oleh manusia karena tidak ada yang melebihi 70 dB.
Hal tersebut karena pada saat observasi bertepatan dengan hari libur dan akhir pekan sehingga
sekolah sedang tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
4. Grafik hubungan intensitas bunyi di belakang kecamatan
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan atau polusi suara
di sekitar kecamatan sangat tidak teratur. Tetapi, di beberapa waktu observasi ada yang
intensitasnya melebihi ambang maksimum yang disarankan. Hal tersebut karena ketika observasi
bertepatan dengan lewatnya kendaraan bermotor disekitar tempat observasi sehingga membuat
alat mendeteksi sumber bunyi tersebut. Tetapi, di beberapa waktu observasi juga ada yang
intensitas bunyi tidak melebihi ambang maksimum atau aman didengar telinga manusia. Hal
tersebut karena ketika observasi bertepatan dengan hari libur atau akhir pecan sehingga
kecamatan sedang tidak dalam keadaan aktif bekerja.
5. Grafik hubungan intensitas bunyi di pemukiman penduduk
Nilai ambang maksimum bunyi yang boleh terdengar oleh telinga manusia adalah sebesar
70 dB namun hanya diizinkan dalam rentan waktu 8 jam perhari. Intensitas bunyi yang mencapai
70 dB yaitu ketika orang bertengkar.
Berdasarkan hasil observasi diseluruh tempat, Pulau Tidung masih tergolong wilayah
yang masih baik untuk dijadikan tempat pemukiman penduduk karena tingkat kebisingan atau
polusi suaranya belum melewati ambang maksimum yang diizinkan. Jika ada yang melewati
ambang maksimum itu hanya dibeberapa tempat yang jauh dari pemukiman penduduk yaitu
tempat wisata dan dermaga dan hanya terjadi di waktu tertentu saja. Polusi suara di Pulau Tidung
ini ada yang tinggi itu karena beberapa kendaraan bermotor yang lewat di sekitar dan beberapa
orang yang sedang berkumpul saja bukan karena suara-suara pabrik yang bukan hanya
menyebabkan polusi suara melainkan juga menyebabkan polusi udara, polusi tanah, polusi air
dan polusi lainnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil atau data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Pencemaran dapat diartikan sebagai keberadaan suatu substansi dalam lingkungan yang
disebabkan komposisi kimianya atau kuantitas kerusakan proses fungsi-fungsi alam dan hasil
dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara
telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain, mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan.
5. Cara peneanggulangan pencemaran suara adalah dengan melakukan sistem 3 in 1 untuk
kendaraan roda empat yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar
keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati
jalan raya.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Diharapkan guru dan calon guru atau mahasiswa dapat mempelajari lebih lanjut mengenai
pencemaran suara yang telah dijelaskan di atas sehingga dapat memberikan kesadaran tentang
pentingnya memelihara dan menjaga lingkungan guna terciptanya lingkungan yang lebih sehat,
mengaplikasikan cara penanggulangan pencemaran suara yang telah dijelaskan di atas dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan
meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan
bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik
dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan