Professional Documents
Culture Documents
Sasmito Teguh Prihatnolo 1 , Abdul Syakur, ST, MT2 , Mochammad Facta, ST, MT3
Teknik Elektro
Universitas Diponegoro
Semarang
Abstrak
Isolasi adalah hal yang paling penting dan tidak dapat dipisahkan pada peralatan tegangan tinggi. Isolasi ini berfungsi untuk
memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antara penghantar-penghantar tidak akan terjadi lompatan
listrik atau percikan. Udara dalam kondisi normal ( tekanan udara 1013 mBar dan temperatur 20oC ) memiliki tegangan tembus tertentu
terhadap tegangan tinggi bolak-balik. Bahan isolasi gas terutama udara merupakan bahan isolasi yang banyak digunakan pada
peralatan tegangan tinggi karena udara pada keadaan yang ideal merupakan isolator yang sempurna dan juga paling banyak digunakan
karena mudah, murah dan sederhana. Pada media isolasi udara peningkatan temperatur udara akan mempengaruhi pertambahan energi
yang dapat mempercepat pergerakan elektron-elektron di udara sehingga berakibat pada penurunan kekuatan dielektrik udara dan jarak
sela antar penghantar yang bertegangan juga akan menentukan laju pergerakan elektron dalam dielektrik udara dalam fungsinya
sebagai bahan isolasi,.
Dalam pengujian ini kondisi temperatur ruang, kondisi diatas dan di bawah temperatur ruang diterapkan pada elektroda bola-
bidang dan elektroda jarum-bidang dengan jarak sela yang berbeda, untuk melihat berapa besar pengaruh bentuk elektroda, temperatur,
jarak sela dan polaritas tegangan terhadap kuat tembus dielektrik udara
Berdasarkan hasil pengukuran pada jarak sela yang berbeda maka didapatkan karakteristik peningkatan tegangan tembus
udara akibat pengaruh jarak sela antar kedua elektroda. Hasil pengukuran pada polaritas yang berbeda diperoleh hasil bahwa pada
elektroda yang lebih kasar, kecil dan runcing dengan polaritas positif akan lebih mudah melepaskan elektron. Hasil pengukuran pada
temperatur yang berbeda maka didapatkan karakteristik penurunan tegangan tembus udara akibat pengaruh kenaikan temperatur. Hasil
pengukuran maka didapatkan karakteristik penurunan tegangan tembus udara akibat bentuk elektroda bahwa pada elektroda yang lebih
kasar, kecil dan runcing akan lebih mudah melepaskan elektron.
Tegangan Tembus ( kV )
100
80
60
40
3.2.3.Elektroda Plat ( Bidang )
20 Adapun elektroda bidang digunakan untuk pengukuran
0
10 20 30 40 50 tegangan tembus dielektik udara pada elektoda jarum-plat
Jarak Sela ( mm )
(bidang) dan elektroda bola-plat (bidang). Elektroda
Gambar 2.2 Grafik tegangan tembus pada media plat(bidang) dibuat dengan menggunakan bahan stainlis steel
isolasi udara menurut VDE dengan diameter 50 mm dan mempunyai ketebalan 10 mm.
III Sistem Pengukuran Tegangan Tembus 3.4. Teknik Pengukuran Tegangan Tembus
Dielektrik Udara Pengukuran tegangan tembus bertujuan untuk mengamati
3.1. Pendahuluan karakteristik tegangan tembus dielektri udara pada berbagai
Udara dan gas termasuk bahan isolasi yang banyak temperatur dan jarak sela yang berbeda dengan menggunakan
digunakan untuk mengisolasi peralatan listrik tegangan tinggi. elektroda bola-bidang dan elektroda jarum-bidang. Pengukuran
Isolasi dimaksudkan untuk memisahkan dua atau lebih dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana diuraikan
penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antara dalam flowchart sebagai berikut :
penghantar-penghantar yang bertegangan tidak terjadi lompatan
listrik (flashover) atau percikan (sparkover). Pada tegangan
yang semakin tinggi sudah barang tentu diperlukan bakan isolasi
yang mempunyai kuat isolasi yang lebih tinggi pula. Jika
tegangan yang diterapkan pada penghantar telah mencapai
tingkat ketinggian tertentu, maka bahan isolasi tersebuat akan
mengalami pelepasan muatan (lucutan, discharge), yang
merupakan suatu bentuk kegagalan listrik. Kegagalan ini
menyebabkan hilangnya tegangan dan mengalirnya arus dalam
bahan isolasi.
Tegangan ( KV )
Rata-Rata ( KV ) 20
Polaritas Polaritas Polaritas 18
Sela 16
Positif - Negatif Positif - Negatif Positif - Negatif 14
12
(High - Ground) ( High - Ground ) ( High - Ground ) 10
(mm) 8
6
Temperatur20oC Temperatur 30oC Temperatur 40oC 4
2
2 3,262 2,619 2,960 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
4 4,436 4,214 4,163
Jarak Se la ( mm )
6 5,443 4,939 4,774
T 20 C T 30 C T 40 C
8 7,898 7,280 5,513
10 9,682 9,398 6,696
12 12,123 11,420 8,233 Gambar 4.2. Tegangan tembus pada T 20oC, T 30oC dan T 40oC dengan
polaritas negatif-positif untuk elektroda bola-bidang
14 12,883 12,736 9,723
Tegangan Breakdown
16 14,480 13,312 11,365
18 15,912 15,334 12,508
20 17,435 16,310 13,973 34
32
30
Tegangan Bre akdown 28
26
24
Tegangan ( KV )
30 22
28 20
18
26 16
24 14
12
22 10
20 8
Tegangan ( KV )
6
18
4
16 2
14 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
12
10 Jarak Sela ( mm )
8
6
4 T20 C ( H-G ) T30 C ( H-G) T40 C ( H-G ) T20 C ( G-H ) T30 C ( G-H ) T40 C ( G-H )
2
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jarak Se la ( mm )
T 20 C T 30 C T 40 C
Gambar 4.3 Tegangan tembus pada T 200 C, T 300C dan T 400C dengan
polaritas positif-negatif dan polaritas negatif-positif pada
elektroda bola-bidang
Gambar 4.1 Tegangan tembus pada T 20oC, T 30oC dan T 40oC dengan
polaritas positif negatif pada elektroda bola-bidang Gambar 4.1 dan gambar 4.2 menunjukkan karakteristik
tegangan sebagai fungsi jarak sela. Dari gambar tersebut dapat
Tabel 4.2
diketahui karakteristik tegangan tembus cenderung mengalami
Tegangan tembus pada T 20oC, T 30oC dan T 40oC dengan kenaikan seiring dengan lebarnya jarak sela, semakin lebar jarak
sela maka semakin besar pula tegangan tembusnya. Demikian
polaritas negatif-positif pada elektroda bola-bidang
halnya berlaku pada ketiga kondisi temperatur. Hal ini
disebabkan jika di antara elektroda diterapkan suatu tegangan V,
Tegangan
Jarak maka akan timbul suatu medan listrik E yang mempunyai besar
Rata-Rata ( KV ) dan arah tertentu. Karena adanya medan listrik tersebut, maka
Polaritas Polaritas Polaritas
Sela
Negatif - Positif Negatif - Positif Negatif - Positif
elektron-elektron bebas yang ada di udara akan mendapatkan
energi yang cukup kuat untuk menimbulkan proses ionisasi. Jika
( Ground - High ) ( Ground - High ) ( Ground - High )
(mm) jarak sela antar elektroda itu kecil maka energi yang diperlukan
Temperatur 20oC Temperatur 30oC Temperatur 40oC
untuk proses ionisasi juga kecil, dan sebaliknya jika jarak sela
2 5,485 5,683 5,491
semakin besar maka energi yang diperlukan untuk proses
4 10,169 10,192 10,205
ionisasi akan semakin besar. Dengan demikan maka semakin
6 13,045 12,430 12,757
besar jarak sela maka energi yang diperlukan semakin besar
sehingga tegangan yang diterapkan juga akan semakin besar
8 15,862 15,630 15,505
pula.
10 18,715 18,752 18,233
Dari grafik teoritis hubungan antara tegangan tembus
12 21,982 21,152 20,965
dengan jarak sela berdasarkan standart VDE 0433-2 dapat
14 24,418 23,348 23,553
diketahui bahwa tegangan tembus cenderung mengalami
16 26,130 25,092 25,097 peningkatan seiring dengan bertambahnya jarak sela. Hasil
18 28,310 26,920 27,105 pengujian teganngan tembus dengan jarak sela pada udara
20 30,327 29,596 29,023 cenderung mengikuti grafik teoritis berdasarkan standart.
5
Perbedaan polaritas tegangan yang diterapkan juga Tabel 4.3
Tegangan tembus pada T 20oC, T 30oC , dan T40oC dengan
mempengaruhi karakteristik tegangan tembus yang terjadi.
polaritas positif negatif pada elektroda jarum-bidang
Dimana tegangan tembus pada polaritas negatif-positif nilainnya
lebih besar dari pada tegangan tembus pada polaritas positif-
Tegangan
negatif. Jarak
Perbedaan ini dapat dijelaskan karena pada saat elektroda Rata-Rata ( KV )
bola mendapat polaritas negatif, maka energi awal yang diterima Polaritas Polaritas Polaritas
Sela
Positif - Negatif Positif - Negatif Positif - Negatif
oleh elektroda plat (bidang ) akan terlebih dahulu berusaha
melepaskan elektron-elektron yang ada pada elektroda plat (mm)
( High - Ground) ( High - Ground ) ( High - Ground)
(bidang). Karena elektroda plat (bidang) yang digunakan Temperatur 20oC Temperatur 30oC Temperatur 40oC
mempunyai penampang yang lebih besar dari pada elektroda 2 3,262 2,619 2,960
bola, maka elektroda plat (bidang) akan lebih sulit melepaskan 4 4,436 4,214 4,163
elektron. Karena tegangan yang digunakan untuk pengukuran 6 5,443 4,939 4,774
adalah tegangan bolak-balik (ac), maka elektroda bola juga akan 8 7,898 7,280 5,513
mendapatkan energi dari siklus tegangan balik. Sehingga 10 9,682 9,398 6,696
elektroda bola juga mendapatkan cukup energi untuk 12 12,123 11,420 8,233
melepaskan elektron, untuk mengawali proses ionisasi. 14 12,883 12,736 9,723
Elektron-elektron yang ada pada elektroda bola akan bergerak
16 14,480 13,312 11,365
menuju elektroda plat (bidang). Dengan adanya energi awal
18 15,912 15,334 12,508
yang terserap didalam elektroda plat (bidang) maka dibutuhkan
20 17,435 16,310 13,973
tegangan yang lebih besar pada elektroda bola untuk terjadinya
tembus (breakdown). Tegangan Bre akdown
16
awal yang lebih besar, karena elektroda bola secara geometris
14
mempunyai penampang yang lebih kecil dari pada plat
Tegangan ( KV )
12
(bidang) sehingga elektron-elektro pada elektroda bola akan 10
4
positif-negatif maupun polaritas negatif-positif seperti terlihat
2
pada gambar 4.3 telah menunjukkan bahwa semakin tinggi 0
temperatur udara di sekitar elektroda pengukuran, maka untuk 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jarak Sela ( mm )
terjadi tegangan tembus (breakdown) lebih mudah atau tegangan
tembusnya lebih kecil. Demikian berlaku pada ketiga kondisi T 20 C T 30 C T 40 C
6
Te gangan Bre akdown Dimana tegangan tembus pada polaritas negatif-positif nilainnya
24
lebih besar dari pada tegangan tembus pada polaritas positif-
22 negatif.
20
18
Perbedaan ini dapat dijelaskan karena pada saat elektroda
16 jarum mendapat polaritas negatif, maka energi awal yang
Tegangan ( KV )
14
12
diterima oleh elektroda plat (bidang) akan terlebih dahulu
10 berusaha melepaskan elektron-elektron yang ada pada elektroda
8
6
plat (bidang). Karena elektroda plat (bidang) yang digunakan
4 mempunyai penampang yang lebih besar dari pada elektroda
2
0
jarum, maka elektroda plat (bidang) akan lebih sulit melepaskan
2 4 6 8 10 12
Jarak Se l a ( m m )
14 16 18 20
elektron. Karena tegangan yang digunakan untuk pengukuran
adalah tegangan bolak-balik (ac), maka elektroda jarum juga
T 20 C T 30 C T 40 C
akan mendapatkan energi dari siklus tegangan balik. Sehingga
elektroda jarum juga mendapatkan cukup energi untuk
melepaskan elektron, untuk mengawali proses ionisasi.
Gambar 4.5 Tegangan tembus pada T 20oC, T 30oC dan T 40oC dengan Elektron-elektron yang ada pada elektroda jarum akan bergerak
polaritas negatif-positif pada elektroda jarum-bidang
menuju elektroda plat (bidang). Dengan adanya energi awal
Tegangan Breakdown
yang terserap didalam elektroda plat (bidang) maka dibutuhkan
tegangan yang lebih besar pada elektroda jarum untuk terjadinya
20 tembus (breakdown).
18
Dan pada saat elektroda jarum mendapatkan polaritas
16
14
positif maka elektroda jarum akan langsung mendapatkan energi
awal yang lebih besar, karena secara geometri elektroda jarum
Tegangan ( KV )
12
10
mempunyai ujung yang lebih runcing dan penampang yang
8
6
lebih kecil dari pada elektroda plat, maka elektroda jarum
4 mempunyai rapat muatan yang lebih besar sehingga elektron-
2
elektron pada ujung elektroda jarum akan lebih mudah
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 melepaskan elektron untuk proses ionisasi. Karena untuk proses
Jarak Sela ( mm )
ionisasinya lebih mudah maka dibutuhkan energi yang lebih
T20 C ( H-G ) T30 C ( H-G) T40 C ( H-G ) T20 C ( G- H ) T30 C ( G-H ) T40 C ( G-H )
kecil sehingga tegangan yang diterapkannya pun juga akan lebih
kecil pula.
Dengan temperatur yang berbeda baik pada polaritas
positif-negatif maupun polaritas negatif-positif seperti terlihat
Gambar 4.6 Tegangan tembus pada T 20oC, T 30oC dan T 40oC dengan pada gambar 4.6 telah menunjukkan bahwa semakin tinggi
polaritas positif-negatif dan polaritas negatif-positif pada
elektroda jarum-bidang
temperatur udara di sekitar elektroda pengukuran, maka untuk
terjadi tegangan tembus (breakdown) lebih mudah atau tegangan
Gambar 4.4 dan gambar 4.5 menunjukkan karakteristik tembusnya lebih kecil. Demikian berlaku pada ketiga kondisi
tegangan sebagai fungsi jarak sela. Dari gambar tersebut dapat temperatur. Hal ini disebabkan karena pada temperatur yang
diketahui karakteristik tegangan tembus cenderung mengalami rendah elektron-elektron di udara akan mendapatkan sedikit
kenaikan seiring dengan lebarnya jarak sela, semakin lebar jarak energi termal dari udara sekitar, sedangkan pada temperatur
sela maka semakin besar pula tegangan tembusnya. Demikian yang tinggi maka elektron-elektron yang bergerak bebas di
halnya berlaku pada ketiga kondisi temperatur. Hal ini udara akan mendapatkan tambahan energi termal dari luar.
disebabkan jika di antara elektroda diterapkan suatu tegangan V, Karena elektron-elektron mendapatkan tambahan energi maka
maka akan timbul suatu medan listrik E yang mempunyai besar molekul-molekul gas yang bergerak di udara akan bergerak
dan arah tertentu. Karena adanya medan listrik tersebut, maka dengan kecepatan tinggi akibat temperatur yang tinggi.
elektron-elektron bebas yang ada di udara akan mendapatkan Pada umumnya istilah ionisasi termal mencakup hal-hal
energi yang cukup kuat untuk menimbulkan proses ionisasi. Jika sebagai berikut [8,9] :
jarak sela antar elektroda itu kecil maka energi yang diperlukan 1. Ionisasi karena benturan antara molekul-molekul atau atom
untuk proses ionisasi juga kecil, dan sebaliknya jika jarak sela gas yang bergerak dengan kecepatan tinggi akibat suhu
semakin besar maka energi yang diperlukan untuk proses yang tinggi.
ionisasi akan semakin besar. Dengan demikan maka semakin 2. Ionisasi karena radiasi panas atau benturan elektron.
besar jarak sela maka energi yang diperlukan semakin besar Untuk menjelaskan pengaruh temperatur pada tegangan
sehingga tegangan yang diterapkan juga akan semakin besar tembus digunakan faktor koreksi keadaan udara. Oleh karena
pula. tegangan lompatan api kering selalu dipengaruhi oleh keadaan
Dari grafik teoritis hubungan antara tegangan tembus udara, maka untuk membandingkan hasil-hasil pengujian
dengan jarak sela berdasarkan standart VDE 0433-2 dapat dengan tabel-tabel normalisasi yang ada, diperlukan rumus-
diketahui bahwa tegangan tembus cenderung mengalami rumus yang dapat merubah hasil-hasil tersebut menjadi dalam
peningkatan seiring dengan bertambahnya jarak sela. Hasil keadaan standar. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah
pengujian teganngan tembus dengan jarak sela pada udara spesimen yang diuji memenuhi syarat atau tidak.
cenderung mengikuti grafik teoritis berdasarkan standart.
Perbedaan polaritas tegangan yang diterapkan juga
mempengaruhi karakteristik tegangan tembus yang terjadi.
7
4.3.Perbandingan Tegangan Tembus pada Elektroda penelitian ini dengan menggunakan bentuk elektroda setengah
Bola - Bidang dengan Tegangan Tembus bola, bola, beji, plat ( bidang ), jarum dengan dimensi yang
pada Elektroda Jarum Bidang berbeda, bahan isolasi dan kondisi yang berbeda serta tingkat
kekasaran yang berbeda.
Untuk melihat lebih jauh karakteristik tegangan tembus
pada medan yang tidak seragam. Maka kita dapat DAFTAR PUSTAKA
membandingkan studi laboraturium yang dilakukan pada 1. Abdul Syakur, Suwarno, Pengukuran Partial Discharge
masing-masing pengukuran. pada Void Menggunakan Elektroda Metode II CIGRE pada
Perbedaan nilai tegangan tembus pada elektroda bola- Tegangan Berbeda Majalah Ilmiah Teknik Elektro-ITB,
bidang dan elektroda jarum-bidang disebabkan karena bentuk Vol. 7, No. 2-Agustus 2001
elektrodanya. Pada elektroda jarum-bidang yang mana secara 2. Abdul Syakur, Modul Praktikum Gejala Medan &
geometri elektroda jarum mempunyai ujung yang runcing Tegangan Tinggi , Laboratorium Konversi Energi dan
sehingga rapat muatanya lebih besar maka elektroda jarum akan Sistem Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas
lebih mudah melepaskan elektron dan memerlukan energi yang Teknik UNDIP, Semarang, 2004
lebih kecil untuk proses ionisasi, sehingga untuk terjadinya 3. Bogas L. Tobing, Dasar Teknik Pengujian Tegangan
tembus lebih mudah. Sedangakan pada elektroda bola yang Tinggi , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003
mumpunyai permukaan halus dan penampang yang lebih besar 4. J. Alexander Lesil, D. Felix Siahaan, Pengaruh Cahaya
maka akan lebih sulit melepaskan elektron sehingga diperlukan Ultrafiolet Terhadap Kuat Tembus Dielektrik Udara ,
energi yang lebih besar untuk mengawali proses ionisasi. Seminar Nasional & Workshop Teknik Tegangan Tinggi
Dengan demikian semakin kecil, kasar dan runcing bentuk IV, 13 14 November 2001
elektrodanya maka energi yang diperlukan semakin kecil 5. Kind Dieter, Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan
sehingga tegangan yang diterapakan juga akan semakin kecil. Tinggi terjemahan K.T. Sirait, ITB, Bandung 1993
Dan sebaliknya semakin besar dan halus bentuk elektrodanya 6. Kind Dieter. dan Karner Hermann High-Voltage
maka energi yang diperlukan semakin besar sehingga tegangan Insulation Technology terjemahan Narayana Rao, Madras,
yang diterapkan juga akan semakin besar pula. 1985
7. Kuffel, E. dan Abdullah, M., High-Voltage Engeneering
V. Kesimpulan dan Saran , Pergamon Press, 1970
8. M. S Naidu, et.al, High Voltage Engeneenering, Second
5.1. KESIMPULAN
edition, Tata McGraw-Hill Publising Company Limited,
Dari hasil pengukuran tegangan tembus dielektrik udara New Delhi, 1995
pada berbagai sela dan bentuk elektroda dengan variasi 9. Prof. Dr. A. Arismunandar , Teknik Tegangan Tinggi
perbedaan temperatur sekitar, maka dapat disimpulkan sebagi Suplemen Ghalia Indonesia
berikut : 10. Prof. Dr. Artono Arismunandar , Teknik Tegangan
1. Semakin lebar jarak sela antar kedua elektrodanya maka Tinggi PT. Pratnya Paramita, Jakarta, 2001
nilai tegangan tembus akan semakin tinggi karena dengan 11. Syamsir Abduh, Teori Kegagalan Isolasi , Universitas
semakin lebar jarak selanya secara umum membuat Trisakti, Jakarta,2003
elektron-elektron akan semakin sulit bergerak untuk proses 12. Tadjudin, Partial Discharge dan Kegagalan Bahan
ionisasi menuju anoda jika energinya tidak mencukupi. Isolasi , Elektro Indonesia, Juni 1998, edisi 13
2. Untuk hasil pengukuran pada polaritas yang berbeda maka
didapatkan karakteristik penurunan tegangan tembus udara, Sasmito Teguh Prihatnolo
yang mana pada elektroda yang lebih kasar, kecil dan ( L2F302524 ) Mahasiswa
runcing dengan polaritas positif akan lebih mudah Jurusan Teknik Elektro,
melepaskan elektron akibat pergerakan elektron hanya Fakultas Teknik Universitas
memerlukan sedikit energi untuk membantu elektron Diponegoro Semarang dengan
mengalami proses ionisasi. pilihan Konsentrasi Tenaga
3. Akibat kenaikkan temperatur disekitar elektroda maka nilai Listrik
tegangan tembus udara semakin kecil karena temperatur
yang tinggi membuat banyak elektron-elektron akan
memperoleh energi termal, yang mana energi tersebut akan
sangat membantu elektron-elektron mengalami proses Menyetujui :
ionisasi. Dosen Pembimbing
4. Pada medan yang tidak seragam bentuk elektroda
memberikan kontribusi pada pelepasan elektron-elektron Pembimbing I Pembimbing II
dimana elektroda yang mempunyai permukaan yang kasar,
runcing, dan berdimensi kecil akan lebih mudah
melepaskan elektron untuk mengawali proses terjadinya
ionisasi.
5.2. SARAN
Abdul Syakur, ST, MT Mochammad Facta, ST,MT
Saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca dan NIP 132.231.132 NIP 132.231.134
peminat dalam bidang isolasi udara, dapat meneruskan