You are on page 1of 10

Model Penelitian Ilmu Kalam

Ilmu kalam atau yang disebut juga dengan teologi termasuk salah satu
bidang studi Islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis maupun oleh
masyarakat pada umumnya. Hal ini antara lain terlihat dari keterlibatan ilmu
tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di masyarakat,
keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam kehidupannya sering dilihat
dari sisi teologi. Dengan kata lain, berbagai masalah yang terjadi di masyarakat
seringkali dilihat dari sudut teologi.
Hal tersebut meupakan fenomena yang cukup menarik diteliti secara lebih
seksama. Itulah sebabnya telah banyak kaya ilmiah yang ditulis oleh para ahli
dengan mengambil tema kajian Islam mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga
sampai pendidikan tinggi.

A. PENGERTIAN ILMU KALAM

Menurut Ibn Khaldun, sebagaimana dikutip A.Hanafi, Ilmu kalam adalah ilmu
yang berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan
iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap
orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan
salaf dan Ahli Sunnah.
Selain itu ada juga yang mengatakan bahw ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan
dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Di dalam ilmu tersebut dibahas tentang
cara marifat (mengetahui secara dalam) tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-
Nya dengan mengunakan dalil-dalil yang pasti guna untuk mencapai
kebahagiaan hidup abadi. Ilmu ini pun juga termasuk induk ilmu agama dan
paling utamab bahkan paling mulia, karena berkaitan dengan zat Allah dan zat
Rasul-Nya.
Berdasarkan batasannya tampak terlihat baha teologi adalah ilmu yang pada
intinya berhubungan dengan masalah ketuhanan. Hal ini tidaklah salah, karena
secara harfiah teologi berasal dari kata teo yang berarti tuhan dan logi yang
berarti ilmu.
Dalam perkembangan selanjutnya Ilmu Teologi juga membicarakan tentang
berbagai masalah yang berkaitan dengan keimanan serta akibat-akibatnnya,
seperti maslah iman, kufr, musyrik, murtad; masalah kehidupan akhirat dengan
berbagai kenikmatan atau peneritaannya; hal-hal yang membawa pada semakin
tebal dan tipisnya iman; hal-hal yang berkaitan dengan kalamullah yaitu Al-quran;
status orang-orang yang tidak beriman ataupun sebaliknya, maka Teologi
terkadang dinamai oula Ilmu Tauhid, karena ilmu ini mengajak orang agar
meyakini dan mempercayai hanya pada satu Tuhan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teologi adalah ilmu
yang khusus membahas tentang masalah ketuhanan serta sebagai maslah yang
berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Dengan
demikian, seseorang yang memperlajarinya dapat mengetahui bagaimana cara-
cara memiliki keimanan dan bagaimana pula cara menjaga keimanan tesebut
agar tidak hilang ataupun rusak.

B. MODEL-MODEL PENELITIAN ILMU KALAM

Secara garis besar, penelitian ilmu kalam dapat dibagi menjadi dua bagian.
Pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula; dan kedua, penelitian yang
bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian
model pertama ini sifatnya baru pada tahap membngun ilmu kalam menjadi
suatu disiplin ilmu dengan merujuk pada Al-quran dan hadits serta sebagai
pendapat tentang ilmu kalam yang dikemukakan oleh berbagai aliran teologi.
Sedangkan penelitian model kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang
adanya kajian ilmu kalam dengan mengunakan bahan-bahan rujukan yang
dihasilkan oleh penelitian model pertama.
1. Penelitian Pemula
Melalui penelitian model pertama dapat kita lihat bahwa sejumlah referensi
yang telah disusun oleh para ulama selaku penelitian pertama yang sifat dan
keadaannya telah disebutkan diatas. Alam kaitan ini kita jumpai beberapa karya
hasil penelitian pemula sebagai berikut.

a. Model Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy


Al-Samarqandy
Telah menulis buku teologi berjudul kitab al-Tauhid. Buku ini telah di tahkik
oleh Fathullah Khalif, magister dalam bidang sastra pada Universitas
Iskandariyah dan Doktor filsafat pada Universits Cambridge. Dalam buku ini
selain berisi tentang riwayat hidup secara singkat dari Al-Maturidy, juga telah
dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit di bidang ilmu kalam. Di
antaranya dibahas tentang cacatnya taklid dalam hal beriman, serta kewajiban
mengetahui agama dengan dalil al-sama(dalil nakli) dan dalil akli; pembahasan
tentang alam, antrophormisme atau tentang cara Allah menciptakan makhluk,
pembuatan makhluk, paha qadariyah; qada dan qadar; masalah keimanan;sert
tidak adanya dispensasi dalam hal Islam dan Iman.

b. Model Al-Imam Abi Al-Hasan bin Ismail Al-Asyari


Al-Imam Abi Al-Hasan bin Ismail Al-Asyari yang wafat pada tahun 330
Hijriah telah menulis buku yang berjudul Maqalat al-Islamiyyin wa ikhtilaf al-
Mushallin. Buku ini telah di tahkik oleh Muhammad Muhyiddin Abd al-Hamid,
sebanyak dua juz. Juz pertama setebal 351 halaman, sedangkan juz kedua 279
halaman.
Sebagaimana halnya Al-Maturidy, Al-Asyari juga dalam bukunya tersebut
membahas masalah-masalah yang rumit dan mendetail tentang teologi. Pada juz
pertama buku tersebut antara lain dibahas mengenai permulaan timbulnya
masalah perbedaan pendapat di kalangan umat islam yang disebabkan karena
perbedaan pendapat dalam bidang kepemimpinan (imamab dan politik) yang
dimulai dari zaman Usman Ibn Affan; pembahasan tentang Aliran-aliran induk
(Ummabat al-Fird) yang jumlahnya mencapai sepuluh.
Selanjutnya dalam buku ini dibahas pula tentang perbedaan pendapat
disekitar penanggung arasy (hamalatul arsy), kebolehan bagi Allah dalam
menciptakan alam, tentang Al-quran, perbuatan hamba, kehendak Allah,
kesanggupan manusia, perbuatan manusia dan binatang, kelahiran, kembalinya
kematian ke dunia sebelum datangnya hari kiamat, masalah imamab
(kepemimpinan), masalah kerasylan, masalah keimanan, janji baik dan buruk,
siksaan bagi anak kecil, tentang tahkim (arbitrase), hakikat manusia, aliran
khawarij dengan berbagai sektenya, dan masih banyak lagi masalah rumit yang
pada hemat penulis belum banyak dikaji oleh kalngan yang engaku dirinya
sebagai penganut teologi Asyariyah.

c. Model Abd Al-Jabbar bin Ahmad


Abd Al-Jabbar bin Ahmad menulis buku berjudul Syarb al-Ushul al-Khamsah
yang tebalnya mencapai 805 halaman. Buku ini telah di tahkik oleh Doktor Abd
al-Karim Usman dan diterbitkan oleh penebit Maktabah Wahbab tanpa
menyebutkan tahunnya. Bagi seseorang yang ingin mengkaji tentang ajaran
Mutazilah secara mendala dan mendetail, mau tidak mau harus membaca buku
ini, hal ini penting dilakukan karena hingga sat ini mayoritas umat islam
memandang mutazilah agak kurang proposional bahkan cenderung menghakimi
secara sepihak, tanpa memberikan kesempatan kepada Mutazilah untuk
melakukan pembelaan diri. Sikap tersebut mungkin disebabkan karena dendam
lama atas keburukan yang pernah dilakukan sebagai oknum Mutazila di zaman
Al-Mamun.
Diketahui bahwa ajarann pokok Mutazilah ada lima, yaitu al-Tauhid, yaitu
mengesakan Allah, al-Adl yaitu paham keadilan Tuhan, al-waad al-waid yakni
paham janji baik dan buruk di akhirat, al-manzilab bain al-manzilatain serta
amarmarufnabimunkar. Kelima ajaran dasar Mutazilah tersebut dibaha secara
mendetail dalam buku ini. Diantaranya kewajiban yang utama dalam mengetahui
Allah, makna wajib, makna keburukan, hakikat pemikiran dan macam-
macamnya, pembagian manusia, urusan dunia dam akhirat, makna berpikir dan
sebaginya.

d. Model Thahawiyah
Imam Thahawiyah telah menulis buku yang berjudul Syarb Al-Akidah al-
Thahawiyah yang telah ditahkik oleh sekelompok para ulama dan diperiksa
(diedit) oleh Muhammad Nashir Al-Din Al-Bayai dan diterbitkan oleh Al- Maktab
Al-Islamy pada tahun 1984. Buku yang tebalnya 536 halaman ini secara
keseluruhan membahas teologi di kalangan ulama salaf, yaitu ulama yang belum
dipengaruhi pemikiran Yunani dan pemikiran lainnya yang berasal dari luar islam,
atau bukan dari Al-quran atau As-Sunnah. Dalam buku ini membahas tentang
kewajiban mengimani apa yang dibawa oleh para rasul, kewajiban mengikuti
ajaran para rasul, makna tauhid, tauhid ulubiyah dan tauhid rububiyah, tafsir
potongan ayat ma itakbaza allah min walad (Allah tidak mengambil anak), tafsir
potongan ayat laitsa ka miyslibi syaiun (tidak ada sesuatu yang serupa dengan
Allah) , tafsir kalimat lailaha illa Allah, pembahasan mengenai sifat al-bayat, dan
masalah lainnya jumlahnya lebih dari dua ratus pokok masalah.

e. Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy (478 H)


Imam Al-Haramain Al-Juwainy yang dikenal sebagai guru Imam Al-Ghazali
menulis buku berjudul al-Syamil fi Ushul al-Din yang tebalnya 729 halaman.
Buku ini telah ditahkik oleh Ali Sami Al-Nasyr, Fashil Badir Uwan dan Suhair
Muhammad Mukhtar dan diterbitkan oleh penerbit Al-Maarif Iskandariyah tahun
1969. Di dalam buku ini telah dibahas tentang penciptaan alam yang didalamnya
dibahas tentang hakikat jaubar(substansi), arad(aksiden) menurut berbagai
pendapat para ahli; kitab tauhid yang di dalamnya dibahas tentang hakikat
tauhid, kelemahan kaum Mutazilah, penolakan terhadap pendapat yang
mengatakan kelemahan bahwa Tuhan memiliki jisim; pembahasan tentang
akidah, dan masalah illat atau sebab lainnya.
Selain itu Imam Al-Haramain Al-Juwainy juga menulis buku yang berjudul
kitab al-Irsyad Ila Qawathi a;-Adillah fi Ushul al-Itiqad li Imam al-Haramain al-
Juwainy. Buku ini telah di tahkik oleh Doktor Yusuf Musa, Dosen pada Fakultas
Ushul Al-Din Mesir, dan Ali Abd Al-Munim Abd Al-Hamid, diterbitkan oleh
Maktabah Al-Halabi Mesir, tanpa menyebutkan tahunnya.
f. Model Al-Ghazali (w.111 M)
Imam Al-Ghazali yang pernah belajar pada Imam Al-Haramain sebagaimana
disebutkan diatas, dan dikenal sebagai Hujjatul Islam telah pula menulis buku
yang berjudul al-Iqtisbad fi al-Itiqad dan telah diterbitkan pada tahun 1962 di
mesir. Dalam buku ini membahas tentang pembahasan bahwa ilmu sangat
diperlukan dalam memahami agama, tentang perlunya ilmu sebagai fardu
kifayah, pembahsan tentang zat Allah, tentang qadimnya alam, tentang bahwa
Penciptaan alam tidak memiliki jisim, karena jisim memerlukan pada materi dan
bentuk; dan penetapan tentang kenabian Muhammad saw.

g. Model Al-Amidy (551-631 H.)


Saif Al-Din menulis buku berjudul Ghayah al-Maram fi Ilmu Kalam. Buku
yang tebalnya 458 halaman ini telah ditahkik oleh Hasan Mahmud Abd Al-Lathif
dan diterbitkan pada tahun 1971. Dalam buku ini telah dibahas tentang sifat-sifat
yang wajib bagi Allah, sifat-sifat nafsiyah yaitu sifat iradah, sifat ilmu, sifat quarat,
sifat kalam, dan sifat idarakat; pembahasan tentang sifat yang jaiz bagi Allah,
pembahasan tentang keesaan Allah Taala perbuatan yang bersifat wajib al-
Wujud, tentang tidak ada pencipta selain Allah, tentang barunya alam serat tidak
adanya sifat taslsul dan tentang imamah.

h. Model Al-Syahrastani
Al-Syahrastani menulis buku berjudul Kitab Nibayah al-Iqdam fi Ilmi al-Kalam
sebanyak dua jilid. Jilid pertama berjumlah 511 halaman, sedangkan jilid dua
berjumlah 237 halaman. Dalam buku ini membahas dua puluh masalah yang
berkaitan dengan teologi. Diantaranya tentang baharunya alam, tauhid, tentang
sifat-sifat azali, hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai yang Maha
Mendengar dan perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebelum datangnya
syariat. Selanjutnya dalam karyanya berjudul al-Milal wa al-Nihal, yang tebalnya
520 halaman, Al-Syahrastani selain berbicara tentang islam, iman dan ihsan,
juga membahas berbagai aliran dalam teologi islam sepert Mutazilah lengkap
dengan tokoh-tokohnya; jabariyah lengkap dengan tokoh-tokohnya.
i. Model Al-Bazdawi
Al-Bazdawi, yang oleh sebagian peneliti dimasukkan sebagai kelompok
Asyariyah menulis buku berjudul Kitab Ushul al-Din yang tebalnya mencapai 260
halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Doktor Hanaz Birlis dan diterbitkan oleh
penerbit Isa Al-Baby Al-Halany pada tahun 1963 di Mesir. Dalam buku ini dibahas
tentang perbedaan pendapat para ulama mengenai mempelajari ilmu kalam,
mengajadkan dan menyusunnya, perbedaan pendapat para ulama mengenai
sebab-sebab seorang hamba mengetahui sesuatu, pancaindera yang lima,
definisi mengenai ilmu pengetahuan, macam-macam ilmu pengetahuan,
pendapat Ahli As-Sunnah mengenai alam sebagai sesuatu yang mencangkup
segala yang maujud, pembahasan tentang keesan Allah yanpa sekutu, tentang
tisak ada sesuatu yang serupa dengan Allah, tentang Allah sebagai pencipta
alam semesta, tentang kehidupam akhirat dan masih banyak lagi masalah yang
dibahas hingga mencapai 97 permasalahan.
Dengan demikian, penelitian tersebut bersifat eksploratif yakni menggali
sejauh mungkin ajaran teologi islam uyang diambil dari al-quran dan hadits sert
berbagai pendapat yang dijumpai para pemikir di bidang teologi islma. Karena
sifatnya sebagai penelitian eksploratif, penelitian tersebut tidak menguji suatu
teori atau mencari pembenaran atas suatu konsep yang ingin dibangun. Seluruh
peneliti tersebut tampak menggunakan pendekatan doktriner atau substansi
ajaran, karena yang dicari adalah rumusan ajaran dari berbagai golongan atau
alian yang ada dalam ilmu kalam.

2. Penelitian Lanjutan
Selain penelitian yang bersifat pemula sebagaimana tersebut diatas, dalam
bidang ilmu kalam ini juga dijumpai penelitian yang bersifat lanjutan. Yaitu
penelitan atas sejumlah karya yang di lakukan oleh para penliti pemula. Pada
penelitan lanjutan ini,para peneliti mencoba melakukan deskripsi,analisis
klasifikasi dan generalisasi. Berbagai hasil penelitan lajutan ini dapat di
kemukakan sebagai berikut.

a. Model Abu Zahrah

Abu Zahrah mencoba melakukan penelitan terhadap berbagai aliran dalam


bidang politik dan teologi yang di tuangkan dalam karyanya yang berjudul Tarikh
Al-Mazabib Al-Islamiyah Fi Al-siyasah Wa Al-aqaid. Selanjutnya,dikemukakan
pula tentang berbagai aliran dalam mazhab syiah yang mencapai dua belas
golongan,di antaranya Al-sabaiyah,Al-ghurabiyah,golongan yang keluar dari
syiah,Al-kisaniyah,Al-zaidiyah,Itsna asyariyah,Al-imamiyah,ismailiyah.
Selanjutnya di kemukakan pula aliran khawarij dengan berbagai sektennya yang
jumlahnya mencapai enam aliran : jabariyah dan qodariyah,mutazilah,dan
asyariyah lengkap dengan berbagai pandangan teologinya.

b. Model Ali Mushthafa Al-ghurabi

Ali Mushthafa Al-ghurabi,sebagaiman abu zahrah tersebut,memusatkan


penelitiannya pada masalah berbagai aliran yang terdapat dalam islam serta
pertumbuhan ilmu kalam di kalangan masyarakat islam. Hasil penelitiannya itu,ia
tuangkan dalam karya yang berjudul Tarikh Al-firaqh Al-islamiyah wa nasyiatu
ilmu Al- kalam ind Al-muslimin. Setelah itu di lanjutkan dengan pembahasan
mengenai aliran mutazilah lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikiran
teologinya.

c. Model Abd Al-lhatif Muhammad Al-asyr

Abd Al-lhatif Muhammad Al-asyr secara khusus telah melakukan penelitian


terhadap pokok-pokok pemikiran yang di anut aliran As-Sunnah. Hasil penelitian
ini telah di tuangkan dalam karyanya yang berjudul Al-usbul Al-fikriyyah
limazhbab As Al-sunnah yang tebalnya 162 halaman. Buku yang merupakan
hasil penelitian ini di terbitkan oleh Dar Al Nahdlah Al-arabiyah di ,esir tana ada
tahunnya. Dalam buku ini di bahas tentang pokok-pokok yang enyebabkan
timbulnya perbedaan pendadapat di kalangan umat islam,hubungan mantiq
dengan ilmu ilmu kemanusiaan,pembentukan konsep,barunya alam,sifat yang
melekat pada Allah azza wa jalla,serta ijtihad dalam hukum agama.

d. Model Ahmad Mahmud Subhi

Dokter Ahmad Mahmud Subhi adalah dosen filsafat islam fakultas adab
univesitas iskandariyah. Ia telah melakukan penelitian dalam bidang teologi
islam,dan telah di publikasikan dengan judul fiilmi kalam dalam dua buku. Buku
pertama 368 halaman khsuus berbicara menganai aliran mutazilah lengkap
dengan ajaran dan tokoh-tokohnya. Dan buku kedua tebalnya 334 halaman ini
berbicara tentang aliran asyariyah lenkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya.

e. Model Ali Sani Al-Nasir dan Amar Jamy Al-Tholiby

Ali Sani Al-Nasir dan Amar Jamy Al-Tholiby telah melakukan penelitan
khusus terhadap akidah kaum salaf dengan mengambil tokoh ahmad ibn
hambal,Al-bukhori,ibn kutaibah dan usman Al-darimy. Buku tersebut telah di
terbitkan oleh Al-maarif iskandariyah tanpa menyebutkan tahunnya. Dan dari
kalangan ulama indonesia yang melakukan penelitian terhadap teologi salafiyah
di lakukan oleh abu bakar atjeh. Hasilnya ia tuangkan dalam bukunya berjudul
salaf(as-salih islam dalam masa murni) sebanyak dua jilid,di terbitkan oleh
permata jakarta tahun 1970.

f. Model Harun Nasution

Harun Nasution yang di kenal sebagai guru besar filsafat dan teologinya
banyak mencurahkan perhatian pada penelitian di bidang pemikiran teologi
islam(ilmu kalam). Salah satu hasil penelitiannya di tuangkan dalam buku fiil ilm
Al-kalam(teologi islam). Buku tersebut selain di kemukakan tentang sejarah
timbulnya persoalan persoalan teologi dalam islam,juga di kemukakan tentag
berbagai aliran teologi islam lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikirannya.
Dari berbagai penilitan yang sifatnya lanjutan dapat di ketahui model dan
pendekatan penelitian yang di lakukan dengan mengemukakan ciri cirinya.
Pertama yang dilakukan para peneliti lanjutan tersebut secara keseluruhan
termasuk penelitian ke pustakaan,yaitu penelitian yang mendasarkan pada data
yang terdapat dalam berbagai sumber rujukan di bidang teologi islam.
Kedua,secara keseluruhan penelitiannya bercorak deskriptif,yaitu penelitian yang
tekanannya pada kesungguhan dalam mendeskripsikan data selengkap
mungkin. Ketiga,dari segi pendekatan yang digunakan secara keseluruhan
menggunakan pendekatan historis,yakni mengkaji masalah teologi tersebut
berdasarkan data sejarah yang ada dan juga melihatnya sesuai dengan konteks
waktu yang bersangkutan.
Penelitian di atas jelas bermanfaat dalam rangka memberikan informasi yang
mendalam dan komprehensif tentang berbagai aliran teologi islam. Namun
penelitian tersebut kelihatannya belum membantu orang yang membacanya
untuk dapat mengembangkan ilmu tersebut,karena yang ada hanyalah informasi
tentang teologi,dan tidak di kemukakan faktor faktor yang melatarbelakangi
megapa para ulama di zaman dahulu mampu meresponi berbagai masalah
sosial kemasyarakatan melalui pendekatan teologis.

You might also like