You are on page 1of 7

III.

DASAR TEORI

Kristalisasi

Rekristalisasi adalah suatu metode untuk pemurnian senyawaan padatan


yang dihasilkan dari reaksi-reaksi organic. Kristalisasi adalah proses pembentukan
bahan padat dari pengendapan larutan yang bertujuan untuk memurnikan suatu
zat. Pemisahan dengan teknik Kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat
terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat cair yang sangat
penting dalam industry, karena dapat menghasilkan kemurnian produk mencapai
100 %. Contoh proses kristalisasi yaitu pada proses pengkristalan garam dan gula.
Metode rekristalisasi melibatkan 5 tahapan :

1. Pemilihan pelarut

Pelarut yang terbaik adalah pelarut dimana senyawa yang dimurnikan


hanya larut sedikit pada suhu kamar tetapi sangat larut pada suhu yang lenih
tinggi, misalnya pada titik didih pelarut itu. Pelarut itu harus melarutkan secara
mudah pengotor-pengotor dan harus mudah menguap, sehingga dapat dipisahkan
secara mudah dari materi yang dimurnikan. Titik didih pelarut harus lebih rendah
dari titik leleh padatab untuk mencegah pembentukan minyak. Pelarut tidak boleh
bereaksi denagn zat yang akan dimurnikan dan harus murah harganya.

2. Kelarutan senyawa padat dalam pelarut panas

Padatan yang akan dimurnikan dilarutkan dalam sejumlah minimum


pelarut panas dalam labu Erlenmeyer. Pada titik didihnya, sedikit pelarut
ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan materi yang larut lagi.
Hindari penambahan berlebih.

3. Penyaringan larutan

Larutan jenuh masih panas kemudian disaring melalui kertas saring yang
ditempatkan dalam suatu corong saring.
4. Kristalisasi

Filtrate panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas kimia. Zat padat
murni memisahkan sebagai Kristal. Kristalisasi sempurna jika Kristal yang
terbentuk banyak. Jika kristalisasi tidak terbentuk selama pendinginan filtrate
dalam waktu cukup lama maka larutan harus dibuat lewat jenuh.

5. Pemisahan dan pengeringan Kristal

Kristal dipisahkan dari larutan induk dengan penyaringan. Penyaringan


umumnya dilakukan di bawah tekanan menggunakan corong Buchner. Bila
larutan induk sudah keluar, Kristal dicuci dengan pelarut dongin murni untuk
menghilangkan kotoran yang menempel. Kristal kemudian dikeringkan dengan
menekan kertas saring atau di salam oven, desikator vakum atau piston
pengeringan.

Kristalisasi merupakan sebuah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat


padat didalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan
partikel padat dalam uap, seperti dalam pembentukan salju sebagai pembekuan
(Solidification) didalam lelehan cair. Pada prinsipnya kristalisasi terbentuk
melalui dua tahap yaitu, nukleasi atau pembentukan inti Kristal dan pertumbuhan
Kristal. Factor pendorong untuk laju nukleasi dan laju pertumbuhan Kristal ialah
supersaturasi. Baik nukleasi maupun pertumbuhan tidak dapat berlangsung
didalam larutan jenuh atau tak jenuh. Inti Kristal dapat terbentuk dari berbagai
jenis partikel, molekul, atom atau ion. Karena adanya gerakan dari partikel-
partikel tersebut, beberapa partikel mungkin membentuk suatu gerombol atau
klaster, klaster yang cukup banyak membentuk embrio pada kondisi leat jenuh
yang tinggi embrio tersebut membentuk inti Kristal (Pinalia, 2011).

Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang


efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan
pemurnian. Adapun sasaran dari proses kristalisasi adalah menghasilkan produk
kristal yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Kualitas kristal antara
lain dapat ditentukan dari tiga parameter berikut yaitu : distribusi ukuran kristal
(Crystal Size Distribution, CSD), kemurnian kristal (Crystal purity) dan bentuk
Kristal. Pada proses kristalisasi kristal dapat diperoleh dari lelehan (Melt
crystallization) atau larutan (Crystallization from solution). Dari kedua proses ini
yang paling banyak dijumpai di industri adalah kristalisasi dari larutan
(Setyopratomo, 2003).

Pada kristalisasi bahan pengikat pengotor yang ditambahkan bervariasi


konsentrasinya. Penambahan dilakukan secara bertetes-tetes hingga tidak
terbentuk endapan. Pemurnian ini diharapkan dapat mengurangi kadar air yang
terkandung dalam garam hasil pemurnian sehingga garam tidak mudah mencair.
Pada tahap kristalisasi menggunakan bahan pengikat pengotor yaitu larutan
Na2C2O4, Na2CO3 dan NaHCO3. Bahan-bahan ini ditambahkan untuk mengikat
pengotor yang ada pada garam dapur sesuai hasil analisis zat-zat pengotor garam
dapur yang telah dilakukan sebelumnya. Pengotor ion Fe 3+ akan membentuk
senyawa Fe(OH)3 sedangkan pengotor dari Mg2+ dan Ca2+ akan membentuk
senyawa MgCO3 dan CaCO3. Semua senyawa yang terbentuk tersebut akan
mengendap sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa (Triastuti, 2010).

Jenis pelarut berperan penting pada proses kristalisasi karena pelarutan


merupakan faktor penting pada proses kristalisasi. Kelarutan suatu komponen
dalam pelarut ditentukan oleh polaritas masing-masing. Pelarut polar akan
melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan senyawa non
polar. Diduga ada sedikit perbedaan polaritas dari komponen-komponen yang ada
dalam fraksi tidak tersabunkan DALMS, termasuk perbedaan polaritas tokoferol
dan tokotrienol serta masing-masing isomernya. Oleh karena itu, penentuan jenis
pelarut yang tepat penting dilakukan pada pembuatan konsentrat vitamin E. Pada
proses kristalisasi, pelarut mempengaruhi kecepatan nukleasi dan morfologi
Kristal (Ahmadi, 2010).

Berdasarkan pelarut yang digunakan metode rekristalisasi terbagi menjadi


dua yaitu rekristalisasi dengan pelarut tunggal dan rekristalisasi dengan multi
pelarut. Sedangkan berdasarkan tekniknya, metode rekristalisasi dibagi menjadi
tiga yaitu rekristalisasi dengan penyaringan panas, rekristalisasi dengan nukleasi
spontan dan rekristalisasi menggunakan seeding dari filtrat. Meski sedikit masih
dimungkinkan senyawa pengotor terikut dalam Kristal. Pelakasanaan proses
pemurnian ini yang berulang-ulang akan mengakibatkan hilangnya sejumlah
Kristal karena terbatasnya kelarutan senyawa yang akan dimurnikan. Pada
dasarnya peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan.
Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat keluar ke dalam
larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan (Pinalia, 2011).

Filtrate panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas kimia. Zat padat
murni memisahkan sebagai Kristal. Kristalisasi sempurna jika Kristal yang
terbentuk banyak. Jika kristalisasi tidak terbentuk selama pendinginan filtrate
dalam waktu cukup lama maka larutan harus dibuat lewat jenuh. Pemisahan dan
pengeringan Kristal. Kristal dipisahkan dari larutan induk dengan penyaringan.
Penyaringan umumnya dilakukan di bawah tekanan menggunakan corong
Buchner. Bila larutan induk sudah keluar, Kristal dicuci dengan pelarut dongin
murni untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kristal kemudian
dikeringkan dengan menekan kertas saring atau di salam oven, desikator vakum
atau piston pengeringan.

Sublimasi

Jika jumlah Kristal sedikit stabil terhadap panas maka proses pemurnian
dapat dilakukan dengan cara sublimasi. Sublimasi adalah suatu proses dimana zat-
zat tertentu bila dipanaskan secara langsung berubah dari bentuk padat menjadi
uap tanpa meleleh. Uap tersebut bila didinginkan akan kembali menjadi zat padat.
Dengan sublimasi dapat dipisahkan padatan volatile dari non volatile, contohnya
kamfer, asam benzoate dan lain-lain. Sublimasi dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Mallory Sublimator atau juga bisa menggunakan alat
sederhana. Kapur barus dapat diproduksi dari alfa-pinene , yang berlimpah dalam
minyak pohon konifer dan dapat disuling dari terpentin diproduksi sebagai produk
samping dari pulping kimia. Dengan asam asetat sebagai pelarut dan dengan
katalisis oleh asam kuat, alfa-pinene mudah menata kembali ke camphene, yang
pada gilirannya mengalami Wagner-Meerwein penataan ke dalam kation
isobornyl, yang ditangkap oleh asetat untuk memberikan asetat isobornyl.
Hidrolisis ke isoborneol diikuti oleh oksidasi memberikan kamper.

Pada tahap sublimasi masalah tingginya konsumsi energy pada


pengeringan beku tersebut dipecahkan dengan penerapan pemanasan terbalik,
yaitu merambatkan panas melalui lapisan beku untuk meningkatkan laju
perpindahan panas. Pemanasan terbalik yang dilakukan pada penelitian adalah
dengan harapan panas akan berkonduksi melalui lapisan beku bahan yang
mempunyai nilai konduktifitas panas lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan
bahan kering brongga, sehingga waktu yang dibutuhkan akan lebih cepat (Siregar,
dkk., 2006).

Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna


putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama
asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan
satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya
digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang
penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.

Rumus molekul : C6H5COOH


Massa molar :122,12 g/mol
Penampilan : Padatan kristal tak berwarna
Densitas : 1,32 g/cm3, padat
Titik lebur : 122,4 C (395 K)
Titik didih : 249 C (522 K)
Kelarutan dalam air : Terlarutkan (air panas) 3,4 g/l (25 C)
PROSEDUR PERCOBAAN

KRISTALISASI ASAM BENZOAT

Memasukkan asam benzoate 5 gr kedalam gelas kimia 100 ml

yang telah dihaluskan.

Menambahkan air panas sedikit demi sedikit sehingga asam

benzoate larut (tepat larut).

Menyaring asam benzoate dengan menggunakan penyaring

vakum.

Membiarkan filtrate pada suhu kamar.

Menyaring kristal yang terbentuk dengan menggunakan corong dan

kertas saring.

Menimbang Kristal yang diperoleh.

SUBLIMASI KAMFER

Menyimpan Kristal kamfer (kapur barus) di dalam cawan penguap.

Menyiapkan corong dimana dibagian ujungnya disumbat dengan

glass wool.

Menutup cawan dengan kertas saring, meletakkan corong pada

posisi terbalik.

Memanaskan Kristal diatas penangas pasir, sublimat akan

menempel di bagian pinggir corong.


DAFTAR PUSTAKA

http://asmanfarmasi.blogspot.co.id/2014/05/laporan-praktikum-kimia-
organik_2.html

http://documents.tips/documents/laporan-kristalisasi-dan-sublimasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat

You might also like