Professional Documents
Culture Documents
(CABG)
OLEH :
Coronary Artery Bypass Grafiting (CABG) atau bedah pintas koroner merupakan salah satu
upaya atau tindakan yang dilakukan untuk revaskularisasi pada penderita penyakit jantung
koroner.Upaya ini bertujuan untuk mengatasi berkurang atau terhambatnya aliran arteri
koroner akibat adanya penyempitan bahkan penyumbtan ke otot jantung dengan
memberikan aliran drah baru ke otot jantung yang mengalami gangguan pembuluh darah
suplai akibat tersumbatnya aliran darah koroner.
Struktur anatomi dari CABG yaitu Arteri Radialis, Arteri Mammaria Interna dan Vena
Saphenous.
1. Arteri Radialis
Muncul dari rami lateralis yang lebih kecil dari arteri brachialis dalam fossa cubiti.
pada bagian bawah lateralnya ditutupi oleh musculus brachioradialis dengan nervus
radialis superficialis pada sisi lateralnya, di depan musculus supinator dan musculus
flexor pollicis longus.arteri ini melengkung melintasi sisi radialis tulang-tulang
carpalia di bawah tendo musculus abductor pollicis longus dan tendo musculus
extensor pollicis longus dan brevis.
Memasuki palmar manus melalui Foveola Radialis (anatomical snuff box), yaitu
daerah triangularis yang dibatasisebelah dorsal oleh tendo musculus Extensor Pollicis
Longusdan pada sisi palmaris oleh tendo Musculus Extensor Pollicis Brevis dan
Musculus Abductor Pollicis Longus. Dan berakhir sebagai Arcus Volaris Profundus.
Ramus carpeus dorsalis bergabung dengan rami carpeus dorsalis dari Arteri ulnaris
dan cabang terminal dorsalis dari Arteri Interossea anterior untuk membentuk Arcus
carpalis dorsalis
Arteri epigastrica superior berjalan diantara Processus xiphoideus dan cartilage costa
ke tujuh, menurun pada permukaan dalam Musculus rectus abdominis dalam Vagina
musculus recti, memperdarahi otot tersebut dan beranastomosis dengan Arteri
epigastrica inferior. Juga memperdarahi sebagian diaphragma, peritoneum dan
dinding anterior abdomen.
3. Vena Saphenous
Vena superficial tungkai bawah adalah Vena saphena magna dan parva. Dalam hal ini
yang dibahas adalah Vena saphena magna karena vena inilah yang biasanya dipakai
sebagai saluran baru pada operasi CABG.
Vena saphena magna mengangkut pergi darah dari ujung medial Arcus venosus
dorsalis pedis dan berjalan naik tepat di depan malleolus medialis. Vena ini kemudian
naik bersama-sama Nervus saphenus dalam fascia superficialis di atas sisi medial
tungkai bawah. Vena ini berjalan di belakang lutut, melengkung ke depanmelalui sisi
medial paha. Ia berjalan melalui bagian bawah hiatus saphenus pada fascia profunda
dan bergabung dengan Vena Femoralis lebih kurang 4 centimeter di bawah dan lateral
terhadap Tuberculum pubicum.
Vena saphena magna memiliki banyak katup, vena ini berhubungan dengan Vena
saphena parva melalui satu atau dua cabang yang berjalan di belakang lutut.Sejumlah
Vena perforans menghubungkan Vena saphena magna dengan Vena profunda
sepanjang sisi medial betis.
Pada Hiatus saphenus di fascia profunda, Vena saphena magna biasanya mendapat
tiga cabang berbagai ukuran dan susunan, yaitu Vena epigastrica superficialis, Vena
circumflexa ilium superficialis dan Vena pudenda interna superficialis. Sebuah vena
tambahan, dikenal sebagai Vena accessoria biasanya bergabung dengan vena utama
lebih kurang pada pertengahan paha atau lebih ke atas pada muara Vena saphena
magna.
C. ETIOLOGI
Operasi CABG merupakan salah satu penanganan penyakit jantung koroner.Penyakit jantung
koroner di sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor yang tidak dapat di ubah: usia,jenis kelamin,riwayat keluarga,ras.
2. Faktor yang dapat diubah:
a) Mayor: peninkatan lipid serum,hipertensi, merokok,gangguan toleransi
glukosa,diet tinggi lemak jenuh kolestrol,dan kalori.
b) Minor: Gaya hidup yang kurang bergerak,stres dan tipe kepribadian.
D. TUJUAN PEMASANGAN
Pengobatan penyakit jantung adalah untuk memaksimalkan curah jantung.Melalui
pembedahan ini dapat di lakukan memperbaiki fungsi otot miokardiac dan aliran darah
melalui tandur bypass arteri koroner (CABG) dan atau penggantian katup yang rusak.
Coronary Artery Bypass Grafiting (CABG) bertujuan utuk mengatasi terhambatnya aliran
arteri koronaria akibat adanya penyempitan bahkan penyumbatan ke otot jantung.
E. INDIKASI CABG
Pasien penyakit jantung koroner yang dianjurkan oprasi bypass adalah mereka yang hasil
katerisasi jantung ditemukan adanya :
1. Penyempitan >50% dari arteri koroner kiiri utama (left main disease) yaitu penyempitan
yang mempunyai left main arteri misalnya penyempitan dibagian proksimal di bagian
anterior desenden dan arteri sikumflex.
2. Penderita dengan 3 vesel disease yaitu tiga arteri koroner semuanya mengalami
penyempitan sehingga menyebabkan fungsi jantung mulai menurun (ejection fraction
<50%)
3. Penderita yang gagal dilakukan blonisasi da sent. Penyempitan 1 atau2 pembuluh
namun perna mengalami henti jantung. Anatomi pembuluh darah sesuai oprasi bypass.
F. KONTRAINDIKASI
Pasien penyakit jantung koroner (PJK) Yang tidak dianjurkan untuk operasi bypass adalah
usia lanjut, fungsi ventrikle kiri jelek (<30%) struktur arteri koroner yang tidak
memungkinkan untuk disambung.
I. PATOFISIOLOGI
Penyempitan lumen
Kolesterol, merokok, arteri, ruptur plak,
obesitas, hipertensi, trombosis, spasme arteri
DM, gaya hidup
Penyumbatan arteri
koronaria
aterosklerosis
Penurunan Penyempitan
curah jantung pembuluh
darah
Lapisan endotel pembuluh arteri koroner yang normal akan mengalami kerusakan oleh
adannya faktor resiko antara lain; hipertensi, asap rokok, diet, diabetes militus,
hiperkolestrolemia, obesitas, merokok, dan kepribadian. Akibat kerusakan endotel tersebut
maka terbentuk plak aterosklerosik pada dinding arteri koroner. Plak tersebut mengakibatkan
penyempitan arteri, ruptur plak, trombosis dan spasme arteri. Kemudian terjadi
penyumbatan arteri koronaria sehingga perlu dilakukan oprasi CABG.
Ada beberapa parameter dalam memilih tehnik operasi off-pump atau on-pump antara lain
yaitu, status hemodinamik harus stabil, karena status hemodinamik yang tidak stabil,
memerlukan pemberian obat, dan apabila pemberian obat tidak memberikan hasil yang baik,
maka menggunakan tehnik operasi on-pump lebih dipilih.Kemudian evaluasi pembuluh
darah yang akan dioperasi, karena pada pasien obesitas dengan lapisan lemak epikardium
yang tebal atau pembuluh darah target yang terlalu dalam di lapisan miokardium atau
pembuluh darah yang terlalu kecil. Keadaan ini akan mempersulit penggunaan tehnik
operasi off-pump.
Teknik operasi Off-Pump Coronary Bypass Graft belum banyak digunakan karena teknik ini
merupakan teknik baru,tanpa menggunakanmesin CPB. Tehnik ini mempunyai tingkat
mortalitas dan morbiditas yang rendah. Namun bukan berarti teknik ini lebih
baik.Penggunaan teknik On-pump Coronary Artery Bypass Graft lebih banyak dari pada
teknik Off-Pump Coronary Bypass Graft. Pada operasi On-pump Coronary Artery Bypass
Graft, prosedur dilakukan dengan alat mekanis mesin jantung paru atau CPB. Mesin ini
meminimalkan perdarahan saat operasi berlangsung, dan perfusi jantung dapat
dipertahankan untuk jaringan dan organ lain di tubuh.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Nama, Umur, Alamat, Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Diagnosa Medis, dan Keluarga/ Penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang : pasien mengeluh nyeri, sesak nafas, palpitasi,
singkop.
2) Riwayat penyakit dahulu :
- Kaji riwayat DM memicu aterosklerosis, menghambat penyembuhan luka dan
predisposisi infeksi.
- Hipertensi dan obesitas meningkatkan beban kerja jantung
- Obesitas meningkatkan resiko infeksi karena jaringan adiposa mengandung
sedikit vaskularisasi.
3) Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga seperti DM, hipertensi, penyakit
jantung koroner.
4) Riwayat psikologis :
Pasien yang akan dilakukan CABG dapat mengalami kecemasan sampai
ketakutan akan kematian.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan
diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih
dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari )
2) Laboratorium
a) Creatinin fosfaksinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini terjadi
karena kerusakan otot, maka enzim intra sel dkeluarkan ke dalam aliran darah
Normal 0-1 mU/ml.
b) SGOT
Normal kurang dari 12 mU/ml, kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah
serangan.
c) LDH
Normal kurang dari 195 mU/ml, kadar enzim biasanya baru mulai naik setelah
48 jam.
d) Pemeriksaan lain : ditemukan peninggian LED, leukositosis ringan, dan
kadang hiperglikemik ringan
e) Katerisasi : angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi
f) Radiologi : pembesaran dari jantung.
Pengkajian lainnya
Sistem neurologis
Tingkat responsensivitas, ukuran pupil, dan reaksi terhadap cahaya, kekuatan
genggaman dan gerakan ekstremitas, refleks pada CABG dengan arteri mamaria
interna akan mengalami parasitesis sementara atau permanen. Pada CABG dengan
arteri gastroepiploika akan mengalami illeus beberapa waktu pasca operasi dan
nyeri abdomen selain nyeri dada
Status jantung
Frekuensi, irama, suara, jantung, tekanan darah arteri, tekanan darah central
(CVP), tekana arteri paru, tekanan arteri baji paru (PAWP : pulmonary artery
wedge pressure), tekanan arteri atrium kiri (LAP), bentuk gelombang dari pipa
tekanan darah invasive curah jantung atau indeks, tahanan pembuluh darah
sitemik dan paru, saturasi oksigen arteri paru (SvO 2), bila ada drainase rongga
dada, dan status serta fungsi pace maker.
Status respiratorik
Gerakan dada, suara nafas, penentuan ventilator (frekuensi, volume tidal,
kosentrasi oksigen, mode ( missal, SIMV), tekanan positif akhir ekspirasi (SaO 2),
CO2 akhir tidal, pipa drainase rongga dada, gas darah arteri
System pembuluh darah perifer
Denyut nadi perifer, sianosis, suhu, edema, kondisi balutan dan pipa invasive
Fungsi ginjal
Saluran urine, jenis dan osmolaritasnya
Status cairan dan elektrolit
Input, saluran pipa drainase semua parameter curah jantung, dan indikasi
keseimbangan elektrolit, hiperglekemia (konvulsi, mental, tidak tenang, mual,
lemah, parasitesis, ekstremitas, disritmia, gelombang P puncak, meningkatnya
amplitudo, pelebaran kompleks PQRS, perpanjangan interval (QT).
Hypokalemia (intoksikasi digitalis, disritmia : gelombang U, AV Blok, gelombang
T yang datar atau terbalik).
Hyponatremia : lemah, lelah, bingung, kejang, koma
Hypoklasemia : parestesia, spasmen tangan dan kaki, kram otot tetani
Hyperklasemia : intoksikasi digitalis asistole
Nyeri
Jenis, lokasi, durasi ( bedakan nyeri bedah angina) ; aprehensi, respon terhadap
analgetik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kehilangan darah dan gangguan fungsi
jantung.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera ditandai dengan adanya trauma operasi
dan iritasi akibat selang dada.
c. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan kesehatan, kurang
pengetahuan terhadap tindakan CABG.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman.
e. Keluarga
klien unt
perasaan
4. Resiko infeksi NOC : a. Cuci tangan sebelum dan a. Mencega
berhubungan dengan port - Infection control sesudah melakukan tindakan
de entry kuman. Kriteria hasil : perawatan luka.
b. Kaji daerah sekitar luka operasi,
1. Klien bebas dari b. Gejala din
observasi adanya pus, bau.
tanda dan gejala
c. Pantau suhu tubuh dan nadi
infeksi c. Hiperterm
dapat men
d. Kolaborasi pemberian antibiotik
d. Membunu
e. Beri nutrisi yang adekuat
e. Membant
imunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Mutaqqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.