You are on page 1of 15

Jurnal

Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU


DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF
PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

Nurhadinata Buluatie
Arfan Utiarahman, Komang Arya Utama
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo

INTISARI : Berbagai hal dapat terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang bisa
menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan sehingga penyelesaian proyek menjadi terlambat.
Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu percepatan untuk mengoptimalkan waktu dengan
memperhitungkan faktor kenaikan biaya.
Mempercepat suatu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan penambahan jam kerja
lembur ataupun dengan penambahan pekerja. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis pengaruh percepatan proyek terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah dengan
metode Time Cost Trade Off (TCTO). Dalam TCTO akan dapat diketahui/dihitung percepatan
yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.
Pada Proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo direncanakan dengan
penambahan jam kerja lembur dan penambahan jumlah pekerja. Hasil penelitian diperoleh adanya
pertambahan biaya langsung yang diakibatkan oleh jam lembur maupun penambahan jumlah
pekerja. Durasi normal dari perencanaan proyek 180 HK dengan biaya total sebesar Rp
1.385.945.709. Berdasarkan penelitian penambahan jam kerja lembur dan penambahan pekerja
memiliki efisiensi waktu optimum proyek selama 170 HK atau 6,67%. Untuk efisiensi biaya jam
kerja lembur optimum didapatkan sebesar Rp 4.230.875 atau 0,305%. Sedangkan untuk
penambahan jumlah pekerja memiliki efisiensi biaya optimum sebesar Rp 8.112.500 atau 0,586%.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penambahan pekerja lebih efisien dibandingkan
penambahan jam kerja lembur dengan keuntungan biaya yang lebih besar.

Kata Kunci : Optimalisasi, Time Cost Trade Off, Kerja Lembur, Penambahan Tim Pekerja.

ABSTRACT : Various things can happen in the execution of construction projects that could lead
to increased execution time so that the completion of the project to be delayed. Therefore in need
of an acceleration to optimize the time to take into account the increased cost.
Increase the project could be finished by adding overtime work or adding the laborer. One
famous method which has been used to analize the influence of increasing project rapidly which
how much the cost to be spent is Time Cost Trade Off Method (TCTO). In this method it can be
counted the maximum increase and the minimum cost.
On the revitalization building project of Statistic Center Corporate in Gorontalo has been
planned by adding overtime work or adding amount of laborer. The result of the research has
been found that there is increasing direct cost because of adding overtime work or the amount of
worker. The normal duration from the planning project is 180 HK with the total cost is
Rp.1.385.945.709. Based on the research found that adding overtime work or adding the laborer
have the efficiency optimum time project which spent 170 HK or 6,67%. However, the optimum
cost in the overtime work is Rp. 4.230.875 or 0,305%. Furthermore, by adding the amount of
laborer has the efficiency optimum cost as Rp. 8.112.500 or 0,586%. Based on the result of the
research that adding amount of worker is efficient than adding overtime work which getting more
larger profit.

Keys: Optimum, Time Cost Trade Off, Overtime Work, Adding Team Work


Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

PENDAHULUAN dengan hal tersebut yaitu waktu


Latar Belakang penyelesaian proyek dan biaya -
Berbagai hal dapat terjadi biaya pekerja pada proyek, serta
dalam pelaksanaan proyek konstruksi aktivitas pendukungnya mempunyai
yang bisa menyebabkan hubungan yang erat karena hal
bertambahnya waktu pelaksanaan tersebut sangat menentukan
sehingga penyelesaian proyek keberhasilan suatu proyek
menjadi terlambat. Penyebab (Dipohusodo, 1996).
keterlambatan yang sering terjadi Suatu proyek terdiri dari
adalah akibat situasi di proyek, berbagai macam aktivitas. Dalam
perubahan desain, pengaruh cuaca, aktivitas-aktivitas tersebut terdapat
dan kurang terpenuhinya kebutuhan sumber daya yang ditugaskan,
pekerja, material atau peralatan, dan peralatan yang dibutuhkan, dan
kesalahan perencanaan atau berbagai metode pelaksanaan
spesifikasi. Keterlambatan sehingga dapat diperkirakan durasi
pengerjaan proyek dapat diantisipasi dan biaya untuk menyelesaikan tiap
dengan melakukann percepatan aktivitas. Penambahan sumber daya
dalam pelaksanaannya, namun harus dan peralatan serta perubahan
tetap memperhatikan faktor biaya. metode pelaksasnaan dapat
Pada perencanaan awal suatu memperpendek waktu pelaksanaan
proyek, faktor biaya, waktu dan proyek, akan tetapi disisi lain biaya
kualitas membentuk tata hubungan pelaksanaan proyek akan meningkat.
yang saling bergantung serta Metode pertukaran waktu dan
berpengaruh sangat kuat. Salah satu biaya (time cost trade off method)
bentuk alternatif optimalisasi untuk memberikan alternatif kepada
mengatasi keterlambatan waktu perencana proyek untuk dapat
proyek yang dapat dilakukan adalah menyusun perencanaan yang terbaik
melakukan penambahan jam kerja, sehingga upaya mengoptimalkan
penambahan material, penambahan waktu dan biaya dalam
alat berat, dan penambahan tenaga menyelesaikan suatu proyek,
kerja. Banyak hal yang terkait penyelesaian penugasan sumber daya
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

untuk meng-efisiensikan alokasi Badan Pusat Statistik Kota


sumber daya juga diperlukan, Gorontalo.
sehingga dapat dihasilkan sumber 2. Proyek mengalami keterlambatan
daya yang diinginkan dengan sehingga dilakukan percepatan
pertambahan biaya yang paling dengan metode Time Cost Trade
optimum. Dengan pertambahan Off.
biaya yang optimum maka biaya 3. Penyebab keterlambatan dibatasi
proyek keseluruhan akibat pada kurangnya tenaga kerja dan
percepatan penyelesaian dapat keterlambatan material.
dikendalikan sehingga dengan 4. Eskalasi harga tidak
demikian pihak owner dapat diperhitungkan.
memperoleh keuntungan dari Tujuan Penelitian
percepatan pada penyelesaian proyek Tujuan penelitian ini adalah :
Revitalisasi Gedung Badan Pusat 1. Mengoptimalkan waktu pada
Statistik Kota Gorontalo. proyek Revitalisasi Gedung
Rumusan Masalah Badan Pusat Statistik Kota
Berdasarkan uraian di atas, maka Gorontalo.
pokok permasalahan penelitian ini 2. Menghitung biaya total akibat
dapat dirumuskan sebagai berikut: percepatan pada proyek
1. Bagaimana mengoptimalkan Revitalisasi Gedung Badan Pusat
waktu pada proyek Revitalisasi Statistik Kota Gorontalo.
Gedung Badan Pusat Statistik Manfaat Penelitian
Kota Gorontalo ? Adapun manfaat dari
2. Berapakah biaya yang paling penelitian ini adalah :
optimum akibat percepatan pada 1. Sebagai bahan pembelajaran
proyek Revitalisasi Gedung dalam proyek pekerjaan
Badan Pusat Statistik Kota konstruksi untuk lebih
Gorontalo ? mengetahui cara
Batasan Masalah mengoptimalkan biaya dan
1. Penelitian ini dilakukan pada waktu pelaksanaan.
proyek Revitalisasi Gedung
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

2. Diharapkan bisa menjadi tolok yang mengalami keterlambatan


ukur atau referensi bagi proyek dalam penyelesaian proyek.

METODE PENELITIAN adalah proyek Revitalisasi Gedung


Lokasi Studi
Badan Pusat Statistik Kota
Langkah yang penting dalam
Gorontalo, alasan pemilihan tempat
keseluruhan proses penelitian adalah
penelitian ini karena menurut penulis
obyek penelitian, sebab kegiatan
bahwa lokasi tersebut mudah
dalam penetapan obyek penelitian
dijangkau oleh peneliti. Lokasi
akan sangat menentukan
penelitian ini berada pada titik merah
keberhasilan penelitian. Yang
yang tepatnya pada Dewi Sartika
menjadi obyek dalam penelitian ini
seperti yang terlihat pada
Analisa Data

Pengumpulan Data Penyusunan Diagram Panah

Data-data yang diperlukan Schedule proyek yang

dalam penelitian ini adalah: didapatkan berupa diagram balok,

1. Normal duration (durasi normal) sehingga untuk menjadikanya sebuah

Durasi normal proyek diperlukan diagram panah harus dilakukan

untuk mengetahui waktu yang beberapa langkah untuk

diperlukan dalam menyelesaikan menyusunnya antara lain:

proyek dan jadwal masing- 1. Menguraikan setiap aktivitas,

masing aktivitas pekerjaan bila terdapat overlap atau

dilapangan (biaya normal). pengerjaanya yang bersamaan

2. Normal Cost (biaya normal) pada suatu aktivitas dengan yang

Normal cost didapat dari biaya lainnya maka aktivitas itu dibagi

tiap-tiap aktivitas, harga satuan, menjadi beberapa kegiatan sesuai

upah, dan sewa peralatan. dengan overlapnya.

3. Rencana anggaran biaya, dan 2. Menentukan durasi tiap-tiap

Analisa harga satuan. aktivitas.


Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

3. Menentukan kegiatan yang pembengkakan biaya


mendahului kegiatan lainya pelaksanaan
(logic of network). 2. Studi pustaka, yaitu dengan
4. Menyusun diagram panah sesuai mencari materi yang
dengan urutannya disertai dengan berhubungan dengan metode
elemen-elemen waktu yang akan digunakan sebagai
pendukungnya. bahan acuan dalam melakukan
5. Menentukan lintasan kritis. pengambilan data dan penelitian.
3. Survey pendahuluan, dilakukan
Penerapan Time Cost Trade off
untuk lebih mengetahui masalah
Method
di lapangan dan untuk
Setelah mengetahui lintasan
mengidentifikasi secara langsung
kritis dapat dilakukan metode
pertukaran waktu dan biaya dengan masalah-masalah yang dihadapi

langkah-langkah sebagai berikut : di lapangan.


4. Pengumpulan data, data yang
1. Penentuan crash duration untuk
dibutuhkan dalam penelitian
seluruh aktivitas.
yakni Rencana Anggaran Biaya
2. Penentuan crash cost untuk
seluruh aktivitas. (RAB), Analisa Harga Satuan.

3. Perhitungan cost slope serta 5. Analisis data, menganalisa

pemilihan cost slope terendah normal duration dan normal cost


keduanya diperoleh dari
pada lintasan kritis.
pengumpulan data. Menyusun
4. Pertukaran waktu dan biaya
arrow diagram pada tiap-tiap
(Time Cost Trade off).
aktifitas (breakdown) dari
Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkahpenelitian : aktifitas keseluruhan proyek.

1. Perumusan masalah, dilakukan Mencari crash duration, crash


cost dengan mengasumsikan
untuk lebih mengetahui masalah
penambahan jam kerja, atau
yang sering dialami pada
jumlah pekerja, atau penambahan
pelaksanaan proyek konstruksi
seperti keterlambatan waktu peralatan, sehingga didapat

pelaksanaan yang menyebabkan durasi percepatan dan biaya


Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

percepatan dan cost slope 7. Menggambar grafik waktu dan


diperoleh dari pembagian antara biaya, grafik biaya berbanding
crash cost dikurangi normal cost dengan waktu yang berisi biaya
dibagi dengan normal duration langsung, biaya tak langsung,
dikurangi dengan crash duration. dan biaya total.
6. Penerapan metode pertukaran 8. Menentukan biaya dan waktu
waktu dan biaya (Time Cost optimum
Trade Off) 9. Kesimpulan dan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gedung Badan Pusat Statistik
Schedule Proyek Gorontalo dapat dilihat pada
Schedule diperlukan untuk
lampiran.
mengetahui waktu yang diperlukan
Rencana Anggaran Biaya
dalam menyelesaikan proyek dan
Rencana anggaran biaya
mengetahui jadual masing-masing
proyek diperlukan untuk melakukan
aktivitas pekerjaan di lapangan.
pemampatan setelah menyusun
Maka schedule proyek membantu
network diagram. Rencana anggaran
dalam menentukan durasi tiap-tiap
biaya proyek berisi tentang volume,
aktivitas dan waktu penyelesaiannya.
harga satuan dan harga dari tiap-tiap
Schedule proyek yang
pekerjaan. Selain rencana anggaran
didapatkan dari lapangan adalah
proyek diperlukan juga analisa harga
schedule awal proyek. Schedule
satuan. Di dalam analisa harga
proyek disini adalah berupa diagram
satuan dapat dilihat jumlah bahan,
balok. Di dalamnya terdapat nama
jumlah tenaga kerja untuk setiap
pekerjaan atau aktivitas, satuan
pekerjaan. Rencana anggaran biaya
pekerjaan, volume pekerjaan, bobot
untuk proyek Revitalisasi Gedung
tiap-tiap pekerjaan, barchart yang
Badan Pusat Statisktik Kota
menggambarkan kapan pekerjaan
Gorontalo dapat dilihat pada
dilaksanakan. Diagram balok
lampiran Rab BPS.
tersebut diolah untuk kemudian akan
Penyusunan Network Diagram
menjadi network diagram. Schedule
Langkah awal dalam metode
proyek pembangunan Revitalisasi
Time Cost Trade Off adalah
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

penyusunan netwok diagram slack tiap-tiap aktivitas sehingga


(diagram jaringan). Untuk dapat untuk aktifitas yang mempunyai
menyusun diagram jaringan yang slack sama dengan nol merupakan
dilakukan adalah menganalisa lintasan kritis dari urutan aktivitas-
hubungan antar aktivitas dengan aktvitas yang terjadi. Penyusunan
dasar time schedule yang telah network diagram dapat dilihat pada
diperoleh. Untuk dapat mengetahui lampiran network diagram.
urutan pekerjaan dan keterkaitan Untuk menyusun network
antar ativitas serta durasi tiap-tiap diagram dapat dilakukan dengan
aktivas dapat dilakukan dengan program Microsft Project. Program
menyusun network diagram. ini dapat membantu mempercepat
Selanjutnya dapat dilakukan dalam proses pembuatan jaringan
perhitungan terhadap waktu pada kerja walaupun jumlah item
tiap aktivitas yang meliputi saat pekerjaan yang relatif banyak. Dari
paling saat paling awal dan paling hasil networok diagram yang
akhir terjadinya event, saat mulai dilakukan dengan MS Project akan
paling awal dan paling lambat suatu dapat diketahui daftar-daftar kegiatan
aktivitas, dan lain-lain. Dari kritis, Free Float, dan Total Float.
perhitungan tersebut dapat diketahui
Total dari biaya langsung sesuai Revitalisasi Gedung Badan Pusat
dengan data Rencana Anggaran Statistik Gorontalo sebesar Rp
Biaya (RAB) pada proyek 1.223.945.709,00.

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas biaya adalah Rp. 162.000.000,00. Dengan


tidak langsung yang dikeluarkan oleh perhitungan sebagai berikut:
kontraktor pelaksana sebesar Rp. Total Biaya Tidak Langsung =
Total biaya tidak langsung
27.000.000,00 perbulan, maka total x 180 HK
30 hari (jml hr dalam 1 bln)
biaya tidak langsung yang
Total Biaya Langsung =
dikeluarkan sesuai perencanaan Rp. 27.000.000,00
x 180 HK
30
dengan metode CPM 180 hari kerja
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

Total Biaya Langsung = Rp. banyak 3 (jam) dalam 1(satu)


162.000.000,00 hari dan 14 (empat belas)
jam dalam 1(satu) minggu.
4.4 Penerapan Metode Time
2. Memberikan makanan dan
Cost Trade Off
minuman sekurang-
4.4.1 Penambahan Jam Kerja
kurangnya 1.400 kalori
(waktu lembur)
apabila kerja lembur
Dalam perencanaan
dilakukan selama 3 jam atau
penambahan jam kerja lembur
lebih.
memakai 8 jam kerja normal dan 1
3. Untuk kerja lembur pertama
jam istrahat (0.8.00-17.00),
harus dibayar sebesar 1,5
sedangkan kerja lembur dilakukan
(satu setengah) kali upah
setelah waktu kerja normal (18.00-
sejam.
22.00). Menurut keputusan Menteri
4. Untuk setiap jam kerja
Tenaga Kerja Nomor
lembur berikutnya harus
KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3,
dibayar upah sebesar 2 (dua)
pasal 7 dan pasal 11 standar upah
kali upah sejam.
untuk lembur adalah:
1. Waktu kerja lembur hanya
dapat dilakukan paling
5.

Produktifitas kerja lembur diperoleh pertambahan biaya (cost


diperhitungkan sebesar 75% dari slope) pekerjaan, untuk pertambahan
produktifitas normal. Penurunan biaya makanan minuman serta buah
produktifitas ini disebabkan oleh diasumsikan sebesar
kelelahan pekerja, keterbatasan Rp.25.000/pekerja, adapun salah satu
pandangan pada malam hari, serta contoh perhitungannya sebagai
keadaan cuaca yang dingin. Untuk berikut:
kegiatan-kegiatan kritis yang akan
Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40
dipercepat dihitung berdasarkan data
Lantai 02
biaya langsung pekerjaan sehingga
Volume = 15,36
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

Durasi normal = 10 hari x 8 jam = 80 Tukang : 2 x 4 jam x Rp.


jam 31.719 = Rp. 235.750

Crashing = 2 hari Kepala Tukang :1 x 4 jam x Rp.


Durasi percepatan = 10 2 = 8 hari x 35.000 = Rp. 140.000

8 jam= 64 jam Mandor : 1 x 4 jam x Rp.


Produkrifitas harian normal = 24.063 = Rp. 96.250
, ekerja : 6 x 4 jam x Rp

= = 0,19
19.688 = Rp. 472.500
/jam
Rp. 568.750
Produktifitas harian dipercepat =

=
,
= 0,24 Tambahan biaya makanan, minuman

dan buah = Rp. 25.000 x Jumlah
/jam Pekerja
, ,
Waktu lembur perhari = x Maka, total biaya lembur = Rp.
,
568.750 + ( Rp.25.000 x 10) = Rp
8 jam x 75% = 1,5 = 2 jam/hari 818.750
Tambahan waktu lembur = 2
Biaya normal = Rp. 48.529.101
jam/hari x 2 hari = 4 jam
Biaya lembur perjam : Biaya percepatan = Rp. 48.529.101 +
Rp 818.750 = Rp. 49.347.851
Tukang : (Rp10.000 x 1,5 )
+ (Rp10.000 x 2 ) = Rp. 31.719 Slope biaya perhari =

Kepala Tukang : (Rp 9.063 x 1,5 ) +

(Rp 9.063 x 2 ) = Rp. 35.000

Mandor : (Rp. 6.875 x 1,5 ) =


. . . . . .
+ (Rp. 6.875 x 2 ) = Rp. 24.063

Pekerja : (Rp. 5.625 x 1,5 ) = Rp. 409.375


+ (Rp. 5.625 x 2 ) = Rp. 19.688
Slope biaya setelah crashing = Rp.
Upah lembur : 409.375 x 2 hari= Rp 818.750

Untuk perhitungan upah lembur dan seperti yang dapat dilihat pada Tabel
slope biaya selanjutnya ditabelkan, 4.5 dan dan Tabel 4.6
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013

Selanjutnya untuk perhitungan biaya Biaya Tak Langsung = (Rp.


langsung, biaya tidak langsung dan 167.280.000 : 180) x 178 = Rp.
biaya total yang diakibatkan 160.200.000
pertambahan jam kerja (lembur) Biaya Total = Rp.
dapat dilihat pada salah satu contoh 1.224.695.084 + Rp. 160.200.000=
perhitungan dibawah ini. Rp1.384.895.084
Biaya Langsung = Rp Untuk selanjutnya,
1.223.945.709 + Rp 749.375 perhitungan Biaya Langsung, Biaya
= Rp. 1.224.695.084 Tidak Langsung dan Biaya Total
disajikan dalam Tabel 4.6, Tabel 4.7
dan Tabel 4.8 dibawah ini.
Berdasarkan tabel 4.8 diatas 2. Efisiensi biaya proyek
diperoleh total biaya proyek dengan Rp 1.385.945.709 -
durasi atau umur proyek yang Rp1.381.714.834 = Rp 4.230.875
optimal yakni pada umur proyek 170 Atau
hari kerja dengan total biaya proyek . . . Rp1.381.714.834
x 100%
. . .
yang optimum sebesar
= 0,305%
Rp1.381.714.834 dengan persentase
Adapun hubungan antara
efisiensi waktu dan biaya proyek
biaya langsung, biaya tidak langsung
adalah sebagai berikut:
dan total biaya proyek terhadap
1. Efisiensi waktu proyek
waktu dan biaya optimal dapat
180 HK 168 HK = 12 hari
dilihat pada grafik dibawah ini.
180 - 168
Atau 180
x 100% = 6,67

%
Penambahan Pekerja sehingga diperoleh pertambahan

Untuk perhitungan biaya (cost slope) pekerjaan, adapun

penambahan pekerja dilakukan dari salah satu contoh perhitungannya

kegiatan-kegiatan kritis yang akan sebagai berikut:

dipercepat dan dihitung berdasarkan Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40


data biaya langsung pekerjaan Lantai 02
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

Volume = 15,36 Kapasitas tenaga kerja per 1 m


Durasi normal = 10 adalah:
Pekerja 3,80 Org/hr @ Rp. Jadi upah tukang = 2 orang x
45.000,00 Rp. 72.500,00 = Rp. 145.000,00
Mandor 0,30 Org/hr @ Rp. perhari
55.000,00 1
Kapasitas kepala tukang = =
1.80 / 0,10
Tukang 1,80 Org/hr @
0,056 m /orang.hari
Rp. 72.500,00
Jumlah kepala tukang = 0,056 x 2
Kepala tukang 0,10 Org/hr @ Rp.
orang = 0,111 = 1 orang
80.000,00
Jadi upah kepala tukang = 1 orang x
1
Kapasitas pekerja = = Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00
3,80

0,2632 m /orang.hari perhari


Jumlah Pekerja = Jadi upah tenaga kerja selama 7 hari
, durasi normal pekerjaan adalah:
0,2362 x 10 hari
= 5,836 = 6 orang
(Rp.270.000+ Rp.55.000 + Rp.
Jadi upah pekerja = 6 orang x
145.000+ Rp.80.000) x 10 hari = Rp.
Rp. 45.000,00 = Rp. 270.000,00
5.500.000,00
perhari
1
Kapasitas Mandor = 3.80/0.30
=
Pekerjaan ini akan dipercepat
0,0789 m /orang.hari dengan durasi percepatan 2 hari,
Jumlah Mandor = 0,0789 x adapun perhitungannya adalah
6 orang = 0.4737 = 1 orang sebagai berikut:
Jadi upah Mandor = 1 orang x Kondisi Percepatan
Rp. 55.000,00 = Rp. 55.000,00 Durasi = 8 hari
perhari Volume = 15.36 m
1
Kapasitas tukang = 1,80
= Perhitungan biaya tenaga kerja
0.556 m /orang.hari adalah:
1
Jumlah tukang = Kapasitas pekerja = 3,80
=
.
0.556 x 10 hari
= 2,765 = 2 orang 0,2632 m /orang.hari
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

Jumlah Pekerja = Jadi upah tenaga kerja selama 5 hari


, durasi pekerjaan dipercepat adalah:
0,2362 x 8 hari
= 7,289 = 8 orang
(Rp.360.000 +Rp. 55.000 +
Jadi upah pekerja = 8 orang x
Rp.217.500 + Rp.80.000) x 8 hari =
Rp. 45.000,00 = Rp. 360.000,00
Rp.5.700.00,00
perhari
1
Slope biaya akibat percepatan
Kapasitas Mandor = =
3.80/0.30 adalah:
0,0789 m /orang.hari Slope biaya =
Jumlah Mandor = 0,0789 x Biaya dipersingkat Biaya normal

Waktu normal-Waktu dipersingkat
8 orang = 0.6316 = 1 orang
. . . - Rp. 5.500.000
Jadi upah Mandor = 1 orang x =
10 - 8
Rp. 55.000,00 = Rp. 55.000,00
= Rp. 100.000 perhari
perhari
Slope biaya untuk percepatan 2 hari
1
Kapasitas tukang = = = Rp. 100.000 x 2 hari = Rp.
1,80

10,00 = 0.556 m /orang.hari 200.000

Jumlah tukang =
. Untuk selanjutnya, perhitungan slope
0.556 x 8 hari
biaya pekerjaan disajikan dalam
= 3,4 = 3 orang
Tabel 4.10 dibawah ini.
Jadi upah tukang = 3 orang x
Rp. 72.500,00 = Rp. 217.500,00 Berdasarkan perhitungan
perhari Tabel 4.10 diatas, diperoleh total
1
Kapasitas kepala tukang = 1.80 / 0,10 = durasi percepatan proyek selama 12
hari dengan Slope biaya sebesar Rp.
0,056 m /orang.hari
3.092.500. Setelah diperoleh
Jumlah kepala tukang = 0,056 x 3
pertambahan biaya (cost slope )
orang = 0.167 = 1 orang
masing-masing pekerjaan,
Jadi upah kepala tukang = 1 orang x
selanjutnya dilakukan perhitungan
Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00
kenaikan biaya langsung pekerjaan.
perhari
1. Efisiensi waktu proyek
180 HK 168 HK = 12 hari 2. Efisiensi biaya proyek
180 - 168
Atau 180
x 100% = 6,7 %
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

Rp 1.385.945.709 Rp Adapun hubungan antara


1.377.823.209 = Rp 8.122.500 biaya langsung, biaya tidak langsung
Atau dan total biaya proyek terhadap
Rp. 1.385.945.709 Rp 1.377.823.209
x 100% waktu dan biaya optimal dapat
. . .
= 0,586% dilihat pada grafik-grafik dibawah
ini.
Biaya Total Jam Lembur dan penambahan jam lembur dan
Penambahan Pekerja penambahan pekerja, seperti pada
tabel 4.14 dibawah ini.
Dari perhitungan didapatlah
perbedaan antara biaya total akibat
Tabel 4.14 Biaya total akibat Jam Lembur dan Penambahan Pekerja

Biaya Total
Durasi
(Jam Lembur) (Penambahan Pekerja)

180 Rp 1.385.945.709 Rp 1.385.945.709

178 Rp 1.384.895.084 Rp 1.384.173.209

176 Rp 1.383.913.834 Rp 1.382.533.209

174 Rp 1.383.013.584 Rp 1.380.933.209

172 Rp 1.382.243.334 Rp 1.379.388.209

170 Rp 1.381.714.834 Rp 1.377.823.209

168 Rp 1.381.936.709 Rp 1.378.238.209

Sumber : Hasil Pengolahan Data


Dari tabel 4.14 dapat dilihat sebesar Rp 1.377.823.209 pada
bahwa waktu optimal yang penambahan pekerja.
didapatkan dari pertambahan jam
PEMBAHASAN
kerja lembur serta penambahan
Proyek konstruksi berkembang
pekerja selama 170 HK, dengan
semakin besar dan rumit dewasa ini
biaya yang paling optimal yaitu
baik dari segi fisik maupun biaya.
Pada prakteknya suatu proyek
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013

mempunyai keterbatasan akan yang paling maksimum dan biaya


sumber daya, baik berupa manusia, yang paling minimum.
material, biaya ataupun alat. Hal ini Pada Proyek Revitalisasi
membutuhkan suatu manajemen Gedung Badan Pusat Statistik
proyek mulai dari fase awal proyek Gorontalo direncanakan dengan
hingga penyelesaian proyek. Oleh penambahan jam kerja lembur dan
karena itu dibutuhkanlah suatu penambahan jumlah pekerja. Dari
perencanaan dan pengendalian biaya hasil penelitian didapat adanya
dan waktu yang merupakan nagian pertambahan biaya langsung yang
dari manejemen proyek konstruksi diakibatkan oleh jam lembur
secara keseluruhan. Selain penilaian maupun penambahan jumlah pekerja.
dari segi kualitas, prestasi suatu Durasi normal dari perencanaan
proyek dapat dinilai dari segi biaya proyek tersebut adalah 180 HK
dan waktu. Biaya yang telah dengan biaya total adalah sebesar Rp
dikeluarkan dan waktu yang telah 1.385.945.709. Berdasarkan
digunakan harus direncanakan penelitian penambahan jam kerja
seoptimum mungkin tanpa lembur dan penambahan pekerja
mengesampingkan mutu dan hasil memiliki efisiensi waktu optimum
akhir proyek tersebut. proyek selama 170 HK atau 6,67%.
Mempercepat suatu proyek Sedangkan untuk efisiensi biaya Jam
dapat dilakukan dengan kerja lembur optimum didapatkan
menggunakan penambahan jam kerja sebesar Rp 4.230.875 atau 0,305%.
lembur ataupun dengan penambahan Sedangkan untuk penambahan
pekerja. Salah satu metode yag dapat jumlah pekerja memiliki efisiensi
digunakan untuk menganalisis biaya optimum proyek adalah
pengaruh percepatan proyek terhadap sebesar Rp 8.112.500 atau 0,586%.
biaya yang harus dikeluarkan adalah Dari hasil penelitian ini dapat dilihat
dengan metode pertukaran waktu dan bahwa penambahan pekerja lebih
biaya ( Time Cost Trade Off Method efisien dibandingkan penambahan
). Dalam Time Cost Trade off akan jam kerja lembur dengan keuntungan
dapat diketahui/dihitung percepatan biaya yang lebih besar.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, T. 2009. Pertukaran Waktu dan Biaya Pada Proyek Pembangunan


Gedung Seni Dan Budaya (ex. Gedung Mitra) Kota Surabaya
Badri, S. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta : PT Rika Cipta.
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek Dan Konstruksi Jilid II, Penerbit
Kanisius, Jakarta
Ervianto, W. (2004). Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.
Heizer, J,. dan Render B. 2005. Operations Management : Manajemen Operasi.
Jakarta : Salemba Empat.
Husen, A. 2011. Manajemen Proyek Edisi I Revisi, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.
Kareth, M. 2012. Analisis Optimalisasi Waktu Dan Biaya Dengan Program
Primavera 6.0, Jurnal Sipil Statik Vol.1 No. 1, Hal 54.
Nugraha, P. Ishak, N., dan Sutjipto, R. 1985. Manajemen Konstruksi I, Penerbit
Kartika Yudha, Surabaya.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jilid
I, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional Jilid
II, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yana, A. 2006. Pengaruh Jam Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek
Dengan Time Cost Trade Off, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jilid II, Hal 177.

You might also like