Professional Documents
Culture Documents
ABORTUS IMINENS
Laporan Kasus ini dibuat untuk melengkapi persyaratan Mengikuti Kepaniteraan klinik
Senior di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai
Disusun Oleh
Pembimbing :
Dr. Arusta Tarigan, Sp.OG
BANDAR LAMPUNG
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karenaatas izin-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan kasus yang berjudul Abortus Imminens
Tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
agar kedepannya penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan
tersebut.
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
serta dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk meningkatkan
keilmuannya.
Penuli
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Abortus................................................................................................................. 2
2.2 Klasifikasi........................................................................................................... 2
2.2.1 Abortus Spontan........................................................................................... 2
2.2.2 Abortus Provokatus.................................................................................... 5
2.3 Abortus Imminens ......................................................................................... 5
2.3.1 Definisi......................................................................................................... 5
2.3.2 Etiologi......................................................................................................... 6
2.3.3 Patofisiologi................................................................................................. 10
2.3.8 Komplikasi.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
STATUS PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Abortus adalah pengakhiran hasil konsepsi sebelum janin bisa hidup diluar
rahim. Abortus imminens adalah abortus yang membakat maksudnya adalah belum
terjadi abortus sesungguhnya, janin masih bisa dipertahanan, tetapi bisa juga abortus ini
normal sebelumnya, riwayat abortus spontan, dan kelahiran dengan anak memiliki
kelainan genetik. Frekuensi abortus diperkirakan sekitar 10-15 % dari semua kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu. Namun, frekuensi angka kejadian sebenarnya dapat
lebih tinggi lagi karena banyak kejadian yang tidak dilaporkan. Delapan puluh persen
kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan sebelum 12 minggu. Hal ini banyak
memberikan prioritas terhadap penanganan masalah kesehatan ibu dan anak. Dalam
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2007, dikatakan bahwa kurang lebih
15.700 wanita di Indonesia meninggal selama proses kehamilan, persalinan, dan nifas
setiap tahun. Jumlah ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan data kematian ibu
negara Malaysia, Singapura dan Brunei. Penyebab kematian ibu antara lain perdarahan
sebesar 27,87%, eklamsia sebesar 23,27%, infeksi sebesar 5,2%, abortus dan lain-lain
sebesar 43,18%. Perdarahan adalah penyebab terbesar kematian ibu tetapi abortus juga
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup pada usia kehamilan sebelum 20 minggu didasarkan pada
tanggal hari pertama haid normal terakhir atau berat janin kurang dari 500 gram.2
2.2 Klasifikasi1,2
medisinalis semata-mata disebabkan oleh factor alamiah. Abortus spontan secara klinis
Abortus imminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
5
serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil
terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau
tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan
bertambah.
Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal,
kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau
keluarkan dari kavum uteri. Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan
apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya
tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.
uterus tidak membesar lagi malah mengecil, dan tes kehamilan menjadi negatif.
6
Dengan ultrasonografi dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan
atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Infeksi dalam
uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan
pada abortus inkompletus dan lebih sering ditemukan pada abortus buatan yang
terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.
menghilangkan kehamilan sebelum umur 20 minggu atau berat janin 500 gram, baik
dengan memakai alat-alat atau menggunakan obat-obatan, abortus ini terbagi atas :
7
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan, dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
menunjukkan bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk
berkembang atau terjadi malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui
bahwa latar belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20% kasus,
penyakit sistemik maternal (systemic lupus erythematosis) dan infeksi sistemik maternal
dugaan bahwa masalah psikologis memiliki peranan pula dengan kejadian abortus
8
Menurut Ford dan Schust (2009), menjelaskan bahwa penyebab abortus berulang
1) Kelainan genetik
Penyebab yang paling sering menimbulkan abortus adalah abnormalitas
kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus yang terjadi pada trimester
abortus spontan.
Poliploidi menyebabkan sekitar 22% dari abortus spontan yang terjadi
abortus spontan yang berulang salah satu dari pasangan tersebut membawa sifat
kariotipe dimana bahan pemeriksaan diambil dari darah tepi pasangan tersebut.
tinggi.
2) Autoimun.
Sekarang ini makin dikenal anti phospholipid syndrome (APS), yaitu
antiphospholipid yang terpenting dalam klinis yaitu antikoagulan lupus (LA) dan
9
antibodi antikardiolipin (ACA). Pada APS terjadi trombosis vaskularisasi
dilaporkan di kelompok wanita usia subur adalah abortus berulang oleh karena
adanya infark yang luas di plasenta. Adanya trombosis dan vaskulopati arteri
spiralis ibu menyebabkan isufisiensi dan hipoksia jaringan plasenta. Hal ini yang
APS adalah darah kental tidak mampu melewati pembuluh darah paling kecil di
plasenta. Plasenta mengkerut dan embrio/fetus tidak dapat hidup dan terjadilah
keguguran (20%).
3) Gangguan hormonal.
Beberapa gangguan endokrin yang dapat meningkatkan resiko abortus
Luteal phase deficiency (LPD) adalah gangguan fase luteal. Gangguan ini bisa
siklus haid yang pendek,interval post ovulatoar kurang dari 14 hari dan infertil
10
hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan
4) Kelainan Anatomi.
Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-
didapatkan (acquired).
Inkompetensi serviks adalah ketidakmampuan serviks untuk
kejadian abortus spontan berulang termasuk perlengketan uterus atau sinekia dan
leiomioma. Adanya kelainan anatomis ini dapat diketahui dari pemeriksaan USG
dan HSG.
5) Gangguan nutrisi.
Malnutrisi umum yang sangat berat memiliki kemungkinan paling besar
menyatakan bahwa defisisensi salah satu atau semua nutrien dalam makanan
penyakit infeksi parasit dan virus yang selalu dicurigai sebagai penyebab abortus
11
melalui mekanisme terjadinya plasentitis. Mycoplasma, Lysteria dan Chlamydia
juga merupakan agen yang infeksius dan dapat menyebabkan abortus habitualis
(0,5%-5%).
7) Faktor Lingkungan
kimia, atau radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus. Misalnya paparan
toksik, antara lain nikotin yang telah diketahui mempunyai efek vasoaktif
menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin. Dengan
abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, yang kemudian diikuti oleh nekrosis
seluruhnya dan diinterpretasikan sebagai benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
secara dalam, jadi hasil konsepsi mudah terlepas seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai
14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna,
karena itu akan banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin
dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta
12
Gejala klinis abortus imminens pada dasarnya bisa di bedakan dari abortus
spontan yang lain nya, perbedaan yang khas terletak pada keadaan konsepsi dan serviks,
perdarahan pervaginam adalah gejala yang paling khas pada semua jenis abortus
berlangsung lama, dalam perdarahan ini tidak ada jaringan plasenta yang
dikeluarkan.
nyeri abdomen bagian bawah, biasanya terjadi pada bagian perut diatas simpisis,
Pada hasil USG tampak kantong kehamilan masih utuh dan tampak janin
2.3.5 Diagnosa1,2,5
Diagnosis abortus imminens ditegakkan berdasarkan
Anamnesa
13
- Ada tanda-tanda hamil muda
- Ada riwayat kelainan-gangguan kehamilan sebelumnya
Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Tampak perdarahan pervaginam
Tampak pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
- Palpasi
Nyeri perut bagian bawah, kadang-kadang tidak ada nyeri perut
bagian bawah
Fundus uteri teraba
Ada kontraksi uterus
- Inspekulo
Tampak mulut rahim tertutup
Tampak perdarahan
- Auskultasi
Terdengar DJJ
- Pemeriksaan dalam
Tidak ada pembukaan
Pemeriksaan penunjang
- USG
Tampak kantong kehamilan masih utuh
Tampak janin masih bagus
Jantung janin berdenyut
- Laboratorium
Darah rutin
Hb normal dan bisa menurun bila banyak pendarahan
Leukosit normal dan bisa meningkat bila ada infeksi
14
Plano tes positif
Abortus
Perdarahan insipiens Missed Kehamilan Abortus
inplantasi atau bortion ektopik iminens
inkomplit
Ada, Ada, Ada, Ada, Ada,
tapi beberapa karena tapi tetapi
biasanya
saat setelah missed berwarna sedikit
lebih
Perdarahan
terlambat abortion merah
banyak
pervaginam
haid kelanjutan kehitaman
dari abortus
iminens
15
2.3.7 Penatalaksanaan6,7
rangsang mekanik.
- Pemberian vitamin
- Anjuran untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau
masih hidup
Konsepsi tidak bisa di pertahankan
- Kurretage
2.3.8 Komplikasi5,6
kelahiran prematur
abortus spontan yang berujung pada kematian janin.
berlanjut menjadi abortus insipient atau inkomplit
syok
DAFTAR PUSTAKA
16
4. Prawirohardjo, S.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.2002.
5. Sastrawinata, S.Obstetri Patologi : Ilmu Kesehatan Reproduksi. Bandung :
EGC.2004.
6. Wiknjosastro, Hanifa.Ilmu Bedah Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.2007.
7. Taber, Ben-Zion,Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi.Jakarta : EGC.1994.
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
17
ANAMNESA PENYAKIT
G3 P2 A0
KU : Perdarahan pervaginam
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 3 kali ganti duk
Lamanya : 6-7 hari
HPHT : 09 Januari 2015
TTP : 16 Oktober 2015
Riwayat persalinan
RPT : (-)
RPO : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
18
1. Keadaan Umum
Suhu : 36,7 0 C
2. Keadaan Penyakit
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Status Lokalisata
1. Kepala
2. Thorax
19
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
3. Abdomen
Perkusi : Timpani
4. Ektremitas
1. Abdomen
2. Genetalia Ekterna
20
Inspeksi : Perdarahan (+), Massa (-), Udem (-), Lesi (-)
3. Genetalia Interna
Vaginal Thoucer : Tidak ada pembukaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan pada tanggal 31 Maret 2015 oleh dr, sp.OG dan hasilnya adalah :
Janin Tunggal + IUP 10 Minggu + Anak Hidup
2. Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 27 Maret 2015
Darah rutin :
Hb : 9,8 gr/dl
Leukosit : 8.300 mm3
Trombosit : 338.000 mm3
Golongan Darah : A
Plano test : Positif
RESUME
ANEMNESA
G3 P2 A0
KU : Perdarahan pervaginam
Telaah :
- keluar darah dari jalan lahir sejak 6 hari sebelum masuk Rumah Sakit
- warna merah segar
PEMERIKSAAN FISIK
1. Abdomen
21
Inspeksi : Besar abdomen sesuai dengan usia kehamilan.
2. Genetalia Ekterna
3. Genetalia Interna
Vaginal Thoucer : Tidak ada pembukaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan pada tanggal 31 Maret 2015 oleh dr, sp.OG dan hasilnya adalah
2. Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 27 Maret 2015
Darah rutin : Dalam batasan yang Normal
Golongan Darah : A
Plano test : positif
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA KERJA
PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 20 gtt/menit
- Diet MB
- Star folat 2 x 1
22
- Preabor 2 x 1
RENCANA
FOLLOW UP
23
RR :22x/i - B-Neuron 2 x 1
T :37,1 0 C
KESIMPULAN
Star folat 2 x1
B-Neuron 2 x1
Kehamilan dapat dipertahankan sehingga tidak dilakukan kurretage
Pasien PBJ dalam kondisi kehamilan masih utuh dan darah tidak keluar lagi
24