You are on page 1of 7

TOPIK IV

PITFALL TRAP

A. Dasar Teori
Pitfall traps atau perangkap sumuran adalah perangkap terbuat dari botol / gelas yang
berisi larutan umpan dan pengawet.Keuntungan dari metode ini adalah alatnya murah, mudah
penggunaannya, cepat operasinya. Datayang diperoleh merupakan cerminan komunitas
binatang tanah.Perangkap sumuran merupakan metode yang efektif untuk
penelitian taksonomi maupun ekologi

B. Tujuan
1. Mengetahui athropoda tanah yang terdapat di kebun biologi Universitas Negeri
Malang
2. Mengetahui keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan jenis athropoda tanah di
kebun biologi Universitas Negeri Malang
C. Ruang Lingkup
SOP ini mencakup metode, tujuan alat dan bahan serta cara kerja praktium mata kuliah
Ekologi.
D. Rujukan Metode
Praktikum ini dikembangkan sendiri dan menggunakan berbagai alat yang dirancang
dan dirakit sendiri
E. SOP Terkait
1. SOP Pengoperasian pitfall trap
2. SOP Pengoperasian Soil analizer
3. SOP Pengoperasian Termometer tanah
4. SOP Pengoperasian cetok
5. SOP Pengoperasian mikroskop setereo
6. SOP PenggunaanAtraktan
7. SOP Penggunaananti nyamuk
8. SOP identifikasi serangga tanah
F. Alat dan Bahan
Alat
1. Soil analyzer
2. Termometer tanah
3. Set Pitfall Trap dan penutupnya
4. Cetok
5. Mikroskop Stereo
6. Kuas kecil
7. Pinset
8. Jarum
9. Cawan Petri
Bahan
1. Atraktan
2. Kertas label
3. Anti nyamuk

G. Prosedur Kerja
Pemasangan
1. Dilakukan observasi untuk mengetahui lokasi penelitian di kebun biologi Universitas
Negeri Malang
2. Ditenentukan lokasi pengambilan cuplikan sebanyak 5 plot(sebaiknya dalam garis
lurus)
3. Digali tanah menggunakan cetok
4. Dipasang jebakan PitfallTrap (gambar 3.1) usahakan tanah tidak masuk kedalamnya
5. Tanah diratakan disekitarnya sampai serata mungkin
6. Atraktan dimasukkan kedalamnya sebanyak 50 ml
7. Dipasang payung pitfall trap ( gambar 3.2)
8. Label dipasang pada payung
9. factor abiotic diukur dan dicatat
10. Tunggu sampai +24 jam
Pengambilan
1. Payung diambil kemudian dirapikan
2. Pitfall diangkat kemudian dipindahkan label dari payung
3. Sampel dibawake laboratorium ekologi dan lingkungan untuk diidentifikasi
H. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis indeks keragaman, indeks
kemerataan, dan indeks kekayaan jenis pada masing-masing stasiun.


1) Indeks keanekaragaman Shanon Wiener
H = - Pi ln Pi
Keterangan: Pi = n/N
H : Indeks keanekaragaman Shanon Wiever
n : Jumlah masing-masing spesies
N : Jumlah total spesies dalam sampel
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Junaidah, 2001)
2) Setelah memperoleh indeks keanekaragaman ShanonWiener, selanjutnya
menghitung nilai indeks kemerataan (Evennes) dengan rumus:
H'
E
ln .S

Keterangan: E : Indeks kemerataan evennes


H : Indeks keanekaragaman Shanon Wiever
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, ..)
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Junaidah, 2001)
3) Selanjutnya dihitung nilai kekayaan dengan menggunakan rumus indeksMargalef:
S 1
R
ln .N

Keterangan:
R : Richness
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, ..)
N : Total individu dalam pengambilan sampel
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Junaidah, 2001)
I. Tabel Analisis

No Nama U1 U2 U3 U4 U5 H E R
Spesie
s

Gambar 3.1 Cara pemasangan Pitfall Trap


Keterangan : a = gelas air mineral

b = alkohol + gliserin (3 : 1)

c = lubang tempat gelas air mineral diletakkan

d = serasah dedaun

e = permukaan tanah
TOPIK V
ISOLASIKERING
1. Dasar Teori

Isolasi kering adalah salah satu metode untuk mendapatkan hewan tanah.
Metode ini memiliki kelebihan pada kesederhanaan pengoperasiannya Selain itu,
hewan tanah yang diperoleh memiliki struktur tubuh yang utuh, sehingga identifikasi
lebih mudah dilakukan. Prinsip utama dalam metode isolasi kering adalah adanya
respon positif dan negative hewan tanah terhadap sinar. Intensitas cahaya matahari
meyebabkan perubahan suhu lingkungan, sehingga merangsang hewan tanah untuk
bergerak

2. Tujuan
a) Mengetahui spesies hewan infauna yang ditemukan di kebun Biologi Universias
Negeri Malang
b) Mengetahui nilai indeks keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan jenis hewan
infauna di kebun Biologi Universias Negeri Malang
c) Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap nilai H,E,R jenis hewan tanah yang
ditemukan di kebun Biologi Universias Negeri Malang

3. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Alat
a Set modifikasi Barless eco 12
b 3 Botol serangga/kelompok
c Bak Plastik/ember
d Cetok
e Mikroskop stereo
f Botol plakon
g Animal chamber
h Jarum pentul
i Botol air 300 ml
Bahan
a Plastik
b Alkohol 70%
c Formalin 5%
d Kertas Label

4. Langkah Kerja
Prosedur dari isolasi kering
1 Diambil sampel tanah sebanyak 1 ember lalu dihomogenkan
2 Tiap kelompok mengambil sampel tanah sebanyak 1 gelas air mineral ( 100 ml)
3 Diletakkan set Barless Tulgren pada tempat terbuka [terpapar cahaya matahari]
4 Diletakkansampel tanah pada set Barless dan diratakan secara perlahan
5 Botoldiambil pada jam 08.00, 10.00, 12.00 WIB
6 Sampel dipindah ke botol plakon
7 Menambahkan formalin pada botol plakon tersebut
8 Mengamati spesimen pada animal chamber dibawah mikroskop
9 Mengidentifikasi spesies yang ditemukan
10 Menghitung jumlah hewan yang didapatkan

5. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis Shannon-Wiener.Pada analisis Shanon-Wiener mencari indeks kemerataan
(H), indeks keragaman (E), dan indeks kekayaan jenis (R).
1. Indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H1)

1

H =- (Pi lnPi)
H1 = Indeks keragaman Shannon Wiener
Pi = Kelimpahan proporsional

2. Nilai kemerataan / Evenness (E)


H1
ln S
E=
E = Evenness / Kemerataan
H = Indeks Keanekaragaman
S= Banyaknya spesies
S 1
ln N
3. Nilai kekayaan / Richness (R) =
R = Richness/kekayaan
S = Banyaknya spesies
N = Total semua jenis individu dalam komunitas

6. Tabel Data

No Nama U1 U2 U3 H E R
Spesie 8 10 12 8 10 12 8 10 12
s

You might also like