Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/307167534
CITATIONS READS
0 791
4 authors, including:
Berty Sompie
Sam Ratulangi University
19 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Rapid consolidation, Secondary compression and application design and analysis on embankment
View project
All content following this page was uploaded by Berty Sompie on 28 August 2016.
ABSTRAK
Secara struktural jembatan dipisahkan menjadi bangunan atas dan bangunan bawah. Sesuai
fungsinya, bangunan bawah jembatan menopang dan meneruskan beban dari bangunan atas
jembatan ke lapisan tanah yang kuat dan stabil/solid. Bangunan bawah jembatan terdiri dari
abutmen dan pondasi, dimana abutmen bisa juga berfungsi sebagai pondasi jembatan.
Ketinggian abutmen minimum 1 m di atas tinggi air saat banjir, sedangkan kedalaman minimum
ditentukan dengan menghitung kedalaman gerusan.
Metode yang digunakan untuk analisis kestabilan abutmen pada penelitian ini adalah metode
pendekatan berdasarkan IRC78/1983. Tahap perancangan abutmen, seperti pada struktur
dinding penahan tanah pada dasarnya menggunakan sistim coba-coba (trial), kemudian
dianalisa kestabilannya dengan syarat harus memenuhi nilai faktor keamanan FS Geser> 1.5, FS
Guling>1.5, FS DDT>3.
Pada contoh kasus jembatan Essang-Lalue direncanakan abutmen dengan ketinggian 3.46m dari
permukaan tanah, dan tertanam sedalam 5,54m. Hasil analisis kestabilan pada abutmen
menyatakan bahwa tanah dapat menahan gaya geser, dan guling yang bekerja pada struktur,
tetapi daya dukung tanah tidak dapat memikul struktur diatasnya, sehingga diperlukan pondasi
dibawahnya. Pondasi yang dianalisis adalah pondasi kaison diameter 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0,
4.5,dan 5.0m. Dari hasil analisis, pondasi kaison dengan diameter 4.0, 4.5,dan 5.0 m, adalah
pondasi yang bisa menahan beban-beban struktur bangunan atas jembatan, dan abutmen.
Kata kunci : Kestabilan terhadap geser, guling, daya dukung, penurunan
730
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
731
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
Dinding Penahan Tanah dan Abutmen kedudukan seperti yang tertera pada
Analisis kestabilan dinding penahan tanah Gambar 1.
dihitung sebagai berikut (Das, 2007):
1. Stabilitas terhadap guling
Faktor keamanan digunakan untuk
memastikan keamanan suatu struktur
dinding penahan tanah terhadap peng-
gulingan ( ) > antara 2-3,
dimana:
= > (2-3) (4)
dengan:
Mg = Total momen yang dapat meng-
akibatkan penggulingan
Ml = Total momen yang melawan Gambar 1 Pemodelan Pembebanan Truk
penggulingan Sumber: Supriadi dan Muntohar (2007)
2. Stabilitas terhadap penggeseran
Faktor keamanan yang digunakan untuk - Beban D
memastikan keamanan struktur terhadap Untuk perhitungan kekuatan gelagar-
pergeseran ( ) adalah: gelagar harus digunakan beban D.
Beban D atau beban jalur adalah
= 1.4 - 1.5 (5) susunan beban pada setiap jalur lalu lintas
Dengan: yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar
V = Total gaya yang menahan peng- q ton per meter panjang per jalur, dan
geseran beban garis P ton per jalur lalu lintas
H = Total gaya yang menyebabkan peng- tersebut. Beban D seperti tertera pada
geseran Gambar 2
3. Stabilitas terhadap daya dukung tanah.
Faktor keamanan untuk memastikan
keamanan struktur terhadap daya dukung
tanah ) adalah:
= (6)
Pembebanan Jembatan
1. Beban Primer
Beban mati Gambar 2 Distribusi Beban D yang
Beban mati dari bangunan adalah berat Bekerja Pada Jembatan
dari bagian tersebut dan elemen-elemen Sumber: Supriadi dan Muntohar (2007)
struktural lain yang dipikulnya. Termasuk
dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian - Beban Pada Trotoar, kerb dan sandaran
jembatan yang merupakan elemen Kerb yang terdapat pada tepi-tepi
struktural, ditambah dengan elemen non lantai kendaraan harus diper-hitungkan
struktural yang dianggap tetap. untuk menahan suatu beban horizontal ke
Beban hidup arah melintang jembatan sebesar 500
- Beban T kg/m yang bekerja pada puncak kerb yang
Beban T adalah beban yang bersangkutan atau pada tinggi 25 cm di
merupakan kendaraan truk yang atas permukaan lantai kendaraan apabila
mempunyai roda ganda (dual wheel load) kerb yang bersangkutan lebih tinggi dari
sebesar 20 ton dengan ukuran serta 25 cm.
732
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
= (8)
[ ]
dengan :
= Sudut geser tanah
= Sudut geser antra dinding dan tanah,
dapat diambil nilainya antara sampai
= Kemiringan dinding pen-ahan tanah
terhadap bidang vertikal
Gambar 3 Gaya Akibat Tekanan Tanah i = Kemiringan tanah terha-dap bidang
Aktif horizontal
733
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
734
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
736
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
737
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
2.2
2.0
1.8
1.6
Kedalaman Gerusan (m)
1.4
1.2
1.0 dsm
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
738
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
739
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
740
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
741
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
Gambar 11. Grafik Hubungan Pengaruh Diameter Kaison terhadap Daya Dukung Ijin
742
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5, 5.0, 6.5, 7.0, 8.5, 9.0, 7.50
8.00
8.50
0.00
0.50
1.00
Gambar 16 Grafik Pengaruh z Terhadap Settlement
1.50
2.00
2.50
Pondasi Sumuran untuk = 0.4
3.00
Kedalaman tanah Z (m)
3.50
4.00
4.50 0.00
5.00 0.50
D 5.0 m
5.50 1.00
D 4.5 m
6.00 1.50
D 4.0 m
6.50 2.00
Maksimum Settlement
7.00 2.50
7.50 3.00
8.50 4.00
9.00 4.50
5.00
9.50 D 5.0 m
5.50
10.00 D 4.5 m
6.00
10.50 D 4.0 m
0.00E+00 1.00E+01 2.00E+01 3.00E+01 4.00E+01 5.00E+01 6.00E+01 7.00E+01 8.00E+01 6.50
Maksimum Settlement
7.00
7.50
Total Settelment (mm) 8.00
8.50
9.00
9.50
10.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
D 5.0 m
D 4.5 m
minimum 76 mm untuk tanah lempung dan
6.00
6.50
7.00
D 4.0 m
Maksimum Settlement
bisa untuk menjadi pondasi jembatan adalah
7.50
8.00
8.50
kaison dengan diameter 4.0, 4.5, dan 5.0 m
9.00
9.50
10.00
10.50
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 PENUTUP
Total Settelment (mm)
Kesimpulan
1. Ketinggian abutmen adalah 9 m dengan
Gambar 14 Grafik Pengaruh z Terhadap Settlement posisi 3.46 m dari atas permukaan tanah,
Pondasi Sumuran untuk = 0.2
dan tertanam sedalam 5.54 m.
2. Penampang abutmen adalah sebagai
0.00
0.50
berikut :
1.00
1.50
2.00
Tabel 14 Dimensi Penampang Abutmen
2.50
3.00 Penampang Panjang (m) Penampang Panjang (m)
Kedalaman tanah Z (m)
3.50
4.00
4.50
H 9.00 B 5.60
5.00
5.50
D 5.0 m h1 0.20 b1 0.30
D 4.5 m
6.00
6.50
D 4.0 m
Maksimum Settlement
h2 0.40 b2 0.30
7.00
7.50
8.00
h3 0.90 b3 0.80
8.50
9.00
h4 0.50 b4 2.45
9.50
10.00 h5 0.75 b5 0.75
10.50
0.00E+00 1.00E+01 2.00E+01 3.00E+01 4.00E+01 5.00E+01 6.00E+01 7.00E+01 8.00E+01
h6 5.00 b6 2.80
Total Settelment (mm)
h7 0.45 b7 1.70
h8 0.80 b8 1.10
Gambar 15 Grafik Pengaruh z Terhadap Settlement h9 0.60 b9 0.50
Pondasi Sumuran untuk = 0.3 h10 1.40 b10 1.20
743
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.11, Oktober 2013 (730-744) ISSN: 2337-6732
Saran
1. Perlu dilakukan analisis hidrologi secara
lengkap.
2. Perlu dilakukan perhitungan dan desain
tulangan pada abutmen dan pondasi
kaison.
3. Perlu dianalisis pengaruh beban dinamis
Gambar 18. Hasil Desain Abutmen pada struktur.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2008. SNI 2833-2008. Standar Perencanaan Gempa untuk
Jembatan, Jakarta.
Bowles, Joseph E., 1997. Foundations Analysis and Design, Fifth edition, The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Cristady, Hary., 2008. Teknik Pondasi 2, Beta Offset, Yogyakarta.
Das, Braja M., 2007. Principles of Foundation Engineering, Seventh edition, RPK Editorial
Services, Inc, USA.
Das, Braja M.,1993. Principles of Soil Dynamics, PWS-KENT Publishing Company, Boston.
Phatak, D.R., 1995. Bridge Engineering, Satya Prakashan, New Delhi.
Supriadi, B., Muntohar, A.S., 2007. Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta.
744