Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Sirosis dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab yaitu radang kronis
berkepanjangan, racun, infeksi, dan penyakit jantung. Di Amerika sendiri penyebab
sirosis hepatis mulai dari yang paring sering adalah Hepatitis C (26%), Alcoholic
Liver Disease (21%), criptogenik / tidak diketahui (18%), Hepatitis C + Alkohol
(15%), Hepatitis B (15%) dan Lain-lain (5%). Dari data di atas dapat kita lihat bahwa
alkohol menjadi penyebab kedua terbanyak terjadinya sirosis hepatis. 2,3
Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada laki-laki jika dibandingkan
dengan wanita sekitar 1,6:1, dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur
30-59 tahun, dengan puncaknya sekitar umur 40-49 tahun. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sirosis adalah proses kelainan hati yang bersifat difus, ditandai dengan
fibrosis dan perubahan bentuk hati normal ke bentuk nodul-nodul yang abnormal.
Batasan fibrosis sendiri adalah penumpukan berlebihan matriks ekstraseluler
(kolagen, glikoprotein, proteoglikan) dalam hati. Respon fibrosis terhadap kerusakan
hati bersifat reversibel, namun pada sebagian besar pasien, proses sirosis biasanya
ridak reversibel. Alkoholik sirosis adalah proses kelainan hati yang bersifat difus,
ditandai dengan fibrosis dan perubahan bentuk hati normal ke bentuk nodul-nodul
yang abnormal yang disebabkan karena efek toksik dari etanol terhadap hati.1
2.2 Epidemiologi
Alkoholik sirosis merupakan penyebab primer dari sirosis di Amerika Serikat.
Setidaknya 10-15% populasi yang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menderita sirosis. 1. Dari 26.000 orang yang meninggal akibat sirosis setiap tahunnya,
setidaknya 40% orang mempunyai riwayat mengkonsumsi alkohol. 2 Alkoholik sirosis
dilaporkan menyebabkan 44% kematian akibat sirosis di Amerika Utara. Angka
tersebut diperkirakan masih rendah. Suatu studi di Kanada menemukan bahwa
alkohol merupakan penyebab dari 80% kematian akibat sirosis.3
2.3 Etiologi
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan alkoholik sirosis.
Konsumsi 12 gram alkohol setara dengan sebotol bir atau 120 mL anggur (wine) atau
30 mL minuman lain dengan kadar alkohol 80%. Batasan untuk terjadinya alkoholik
sirosis pada pria apabila konsumsi alkohol lebih dari 60-80 gram/hari selama 10
tahun sedangkan pada wanita terjadi jika konsumsi alkohol antara 20-40 gram/hari.
Jika konsumsi alkohol mencapai 160 gram/hari, maka akan terjadi peningkatan resiko
terjadinya alkoholik sirosis sebesar 25 kali.4
2.4 Patogenesis
Sirosis alkohol juga, disebut Sirosis Laennec, terjadi setelah
penyalahgunaan alkohol bertahun-tahun. Produk akhir pencernaan yang dihasilkan
dihati pada seorang pecandu alkohol bersifat toksik terhadap hepatosit. Nutrisi yang
buruk, yang sering dijumpai pada pecandu alkohol, juga berperan menyebabkan
kerusakan hati, mungkin dengan merangsang hati secara berlebihan untuk melakukan
glokuneogenesis atau metabolisme protein. Sirosis alkohol ini memiliki 3 stadium,
yaitu : 2
1. Penyakit perlemakan hati adalah stadium pertama.
Kelainan ini bersifat reversibel dan ditandai oleh penimbunan
trigliserida di hepatosit. Alkohol dapat menyebabkan penimbunan
trigliserida di hati dengan bekerja sebagai bahan bakar untuk
pembentukan energi sehingga asam lemak tidak lagi diperlukan.
Produk-produk akhir alkohol, terutama asetaldehida, juga mengganggu
fosfolarisasi oksidatif asam-asam lemak oleh mitokondria hepatosit,
sehingga asam-asam lemak tersebut terperangkap di dalam hepatosit.
Infiltrasi oleh lemak bersifat reversibel apabila konsumsi alkohol
dihentikan.
2. Hepatitis alkohol adalah stadium kedua sirosis alkohol.
Hepatitis adalah peradangan sel-sel hati. Pada para pecandu alkohol,
peradangan sebagian sel dan nekrosis yang diakibatkannya biasanya
timbul setelah minum alkohol dalam jumlah besar, (kemungkinan
timbulnya hepatitis alkoholik kecil sekali pada penderita yang minum
kurang dari 60 gram etanol sehari (6 oz whisky atau liter anggur)
atau jika etanol kurang dari 20% kalori per hari). Lebih dari 80%
kasus dengan hepatitis alkoholik terjadi setelah minum alkohol selama
5 tahun lebih sebelum timbul gejala dan keluhan. Kerusakan hepatosit
mungkin disebabkan oleh toksisitas produk-produk akhir metabolisme
alkohol, terutama asetaldehid dan ion hidrogen. Stadium ini juga dapat
reversibel apabila konsumsi alkohol dihentikan.
3. Sirosis itu sendiri adalah stadium akhir sirosis alkohol dan bersifat
Fibrosis dan scaring
Inflamasi pada hati Nekrosis hati
ireversibel. Pada stadium ini, sel-sel hati yang mati diganti hati
pada oleh
Nyeri jaringan
Demamparut. Peradangan kronik menyebabkan timbulnya
pembengkakan dan edema interstisium yang dapat menyebabkan
Menurunnya metabolisme
Nausea, vomit,
kolapsnya pembuluh-pembuluh bilirubin
darah kecil dan meningkatkan
anoreksia Hipertensi
Hiperbilirubinemia
resistensi terhadap aliran darah melalui hati. Selain itu, akibat responporta
Menurunnya sekresi
empedu
peradangan terbentuk pita-pita fibrosa dalam
yang saluran dan melilit
melingkari
pencernaan
Lemashepatosit-hepatosit yang masih ada. Terjadi hipertensi portal dan
Light-colored stools
Menurunnya
asites. Biasanya timbul varises oesofagus, absorpsi
rektum dan abdomen serta
vitamin K
ikterus hepatoselular.
Menurunnya metabolism hormon Resistensi terhadap aliran darah yang melintasi
Kecenderungan
Meningkatnya hati
androgen dan secara progresif dan fungsi
meningkat perdarahan
hati semakin memburuk.
estrogen Meningkatnya
(Bagan 1.1)
Ginekomasti urobilinogen
Hilangnya rambut tubuh Urin berwarna gelap
Etanol danmenstruasi
Disfungsi metabolitnya , asetaldehid, telah terbukti menyebabkan kerusakan
membran Spider
sel angiomas
hati dengan cara mengganggu fluiditas membran sel hati yang
Palmar erythema Asites
selanjutnya
Meningkatnya akan
ADHmengganggu
dan Menurunnya
aktivitas enzim pada membran dan transportasiEdema
aldosteron metabolism protein, Splenomegali
protein. Etanol akan menyebabkan timbulnya megamitokondria pada penderita
Edema karbohidrat, dan Anemia
hepatitis alkohol dan asetaldehid bersifat sebagai lemak Trombositopenia
neoantigen dan mencetuskan
Hipoglikemia Leukopenia
timbulnya cedera imunologis.1
Menurunnya protein Varices
plasma Varises esofagus
Asites dan Wasir
edema Caput medusae
Gangguan biokimia
Meningkatnya kadar AST dan ALT
Bagan 1.1 Patogenesis Sirosis Alkohol 1 Meningkatnya bilirubin
Kadar serum bilirubin yang rendah
Memanjangnya waktu protrombin
Meningkatnya alkaline fosfatase
Kerusakan hepatorenal
Alkohol
Aktivasi
sel
Aktivasi sel Kuppfer Kerusakan Regenerasi
stelata
Peradangan hepatosit Fibrosis terganggu
2.5 Manifestasi Klinis
Konsumsi etanol dalam jumlah yang berlebihan akan membuat seseorang
menderita Sirosis alkoholik. Stigmata alkoholisme (atrofi testis, palmar eritema,
spider angiomata, dan ginekomastia) bisa saja terjadi.
Gejala-gejala yang menunjukkan hipogonadisme dan feminisasi bisa terjadi
pada pria alkoholis sebelum onset penyakit hati, yang terjadi karena efek toksik
etanol terhadap sel-sel leydig yang akhirnya menyebabkan berkurangnya sekresi
testosteron, adanya gangguan pada fungsi kelenjar hipotalamus-pituitari yang akan
menyebabkan rendahnya sekresi luteinizing hormone (LH), dan timbul induksi
aromatase pada jaringan-jaringan adiposa, serta peningkatan konversi androgen
menjadi estrogen.
Sirosis alkoholik sangat jarang bisa didiagnosis secara klinis karena
kebanyakan pasien tidak terdapat gejala (asimptomatik) dan biasanya tidak akan
mencari pertolongan medis. Namun, pada beberapa kasus, Sirosis alkoholik yang
terbukti secara biopsi akan menunjukkan beberapa gejala konstitusi seperti
kelemahan, cachexia, demam, anoreksia, mual, muntah, jaundice, nyeri pada hepar,
pembesaran limpa, atau timbulnya asites.
2.6 Pemeriksaan dan Diagnosis
Penggunaan alkohol
Penggunaan obat-obatan
Aktivitas seksual
Riwayat bepergian
Paparan dengan orang beresiko tinggi/menderita penyakit liver
Riwayat transfusi darah
Pekerjaan
Riwayat keluarga
Pada pemeriksaan fisik, kita dapat menemukan adanya pembesaran hati dan
terasa keras, namun pada stadium yang lebih lanjut hati justru mengecil dan tidak
teraba. Untuk memeriksa derajat asites dapat menggunakan shifting dullness atau
undulasi. Tanda-tanda klinis lainnya yang dapat ditemukan pada sirosis yaitu, spider
telangiekstasis (Suatu lesi vaskular yang dikelilingi vena-vena kecil), eritema
palmaris (warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan), caput
medusa, foetor hepatikum (bau yang khas pada penderita sirosis), dan ikterus
Tes laboratorium juga dapat digunakan untuk membantu diagnosis, Fungsi
hati kita dapat menilainya dengan memeriksa kadar aminotransferase, alkali fosfatase,
gamma glutamil transpeptidase, serum albumin, prothrombin time, dan bilirubin.
Serum glutamil oksaloasetat (SGOT) dan serum glutamil piruvat transaminase
(SGPT) meningkat tapi tidak begitu tinggi dan juga tidak spesifik.
2.7 Penatalaksanaan
Untuk sirosis alkoholik yang berat, terapi ditujukan pada komplikasi akibat sirosis:
1. Asites
- Tirah baring
- Parasentesis
2. Varises esofagus
Kasus ini merupakan kasus emergensi sehingga penentuan etiologi sering
dinomorduakan, namun yang paling penting adalah penanganannya terlebih
dulu. Prinsip penanganan yang utama adalah tindakan Resusitasi sampai
keadaan pasien stabil, dalam keadaan ini maka dilakukan : 5
Pasien diistirahatkan dan dipuasakan
Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis dan kalau perlu
transfusi
Pemasangan Naso Gastric Tube, hal ini mempunyai banyak sekali
kegunaannya yaitu :
untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan es,
pemberian obat-obatan, evaluasi darah dan pemberian obat-
obatan berupa antasida,ARH2,Antifibrinolitik,Vitamin K,
Vasopressin, Octriotide dan Somatostatin. Disamping itu diperlukan tindakan-
tindakan lain dalam rangka menghentikan perdarahan misalnya Pemasangan
Ballon Tamponade dan Tindakan Skleroterapi / Ligasi aatau Oesophageal
Transection. 5
3. Koma Hepatikum
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sirosis adalah proses kelainan hati yang bersifat difus, ditandai dengan
fibrosis dan perubahan bentuk hati normal ke bentuk nodul-nodul yang abnormal.
Batasan fibrosis sendiri adalah penumpukan berlebihan matriks ekstraseluler
(kolagen, glikoprotein, proteoglikan) dalam hati. Penggunaan alkohol yang
berlebihan dapat menimbulkan alkoholik sirosis.
Alkoholik sirosis adalah proses kelainan hati yang bersifat difus, ditandai
dengan fibrosis dan perubahan bentuk hati normal ke bentuk nodul-nodul yang
abnormal yang disebabkan karena efek toksik dari etanol terhadap hati. Alkoholik
sirosis merupakan penyebab primer dari sirosis di Amerika Serikat. Setidaknya 10-
15% populasi yang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan menderita sirosis.
Produk akhir pencernaan yang dihasilkan dihati pada seorang pecandu alkohol
bersifat toksik terhadap hepatosit. Nutrisi yang buruk, yang sering dijumpai pada
pecandu alkohol, juga berperan menyebabkan kerusakan hati, mungkin dengan
merangsang hati secara berlebihan untuk melakukan Glokuneogenesis atau
metabolisme protein. Sirosis alkohol ini memiliki 3 stadium yaitu perlemakan hati,
hepatitis alcohol, dan sirosis.
Diagnosis pada penderita suspek sirosis hati dekompensata tidak begitu sulit,
gabungan dari kumpulan gejala yang dialami pasien dan tanda yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik sudah cukup mengarahkan kita pada diagnosis. Namun jika
dirasakan diagnosis masih belum pasti, maka USG Abdomen dan tes-tes laboratorium
dapat membantu .
Sebagian besar penderita hepatitis alkohol berderajat ringan dengan prognosis
baik, tidak memerlukan pengobatan spesifik atau perawatan rumah sakit. Konsumsi
alkohol harus dihentikan disertai asupan nutrisi yang baik. Suplementasi vitamin dan
mineral termasuk folat dan tiamin dapat diberikan.
DAFTAR PUSTAKA