You are on page 1of 16

AYAT DAN HADITS EKONOMI

Tugas
diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen Pembiayaan yang
diampu oleh Bapak Usep Deden Suherman M.Si.

oleh

Lusiana Vianita Mansyur 1143070120

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
A. Ayat Tentang Ekonomi
1. Ekonomi dalam Hal Ibadah
Surat Al-Baqarah Ayat 177





















(177)
Artinya:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang
yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);
dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
2. Landasan Akuntasi
Surat Al-Baqarah Ayat 282





























)(282
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika
yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka
hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu),
kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.

3. Hak dalam Memiliki Harta


Surat An-Nisa Ayat 29







()



Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

4. Landasan Bank Syariah


Surat Al-Nisa Ayat 58











()



Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

5. Landasan Manajemen
Surat Al Maidah Ayat 8










()


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

6. Produk-Produk Keuangan Syariah


a. Mudharabah
Surat An-Nisa Ayat 29









(29)


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.
b. Musyarakah
Surat Shaad Ayat 24













)(24

Artinya:
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk
ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian
mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
;saleh dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud
mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta
ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.
c. Murabahah
Surat Al-Baqarah Ayat 275






















)(275



Artinya:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
d. Ijarah
Surat At-Taubah Ayat 105












(105)
Artinya :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.
e. Rahn
Surat Al-Baqarah Ayat 283















(283)

Artinya :
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.
Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
f. Qardh
Surat Al-Baqarah Ayat 245














(245)


Artinya:
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah),
maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-
lah kamu dikembalikan.
g. Salam dan Istishna
Surat Al-Baqarah 282





























)(282


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu
mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang
berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan,
maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-
saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka
seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu
enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil;
dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu),
kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu,
(jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling
sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.
h. Kafalah dan Hiwalah
Surat Yusuf Ayat 72






(72)
Artinya :
Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja,
dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh
bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin
terhadapnya".
i. Wakalah
Surat Al-Kahfi Ayat 19



(19)1

Artinya:
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka
saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah
seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu
berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini)
sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan
kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di
sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk
pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan
hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun.

B. Hadits tentang Ekonomi



) : -
-





(


Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli setumpuk
kurma yang tidak diketahui takarannya dengan kurma yang
diketahui takarannya. Riwayat Muslim.





,
,
) :

,
(
,


,
Dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memberi syafa'at (menjadi
perantara untuk suatu kebaikan) kepada saudaranya, lalu ia diberi
hadiah dan diterimanya, maka ia telah mendatangi sebuah pintu
besar dari pintu-pintu riba." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud,





)
,
,

:



,

,







(
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla
berfirman: Tiga orang yang Aku menjadi musuhnya pada hari
kiamat ialah: Orang yang memberi perjanjian dengan nama-Ku
kemudian berkhianat, orang yang menjual orang merdeka lalu
memakan harganya, dan orang yang mempekerjakan seorang
pekerja, lalu pekerja itu bekerja dengan baik, namun ia tidak
memberikan upahnya." Riwayat Muslim


) :
(
,







Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli dengan cara
melempar batu dan jual-beli gharar (yang belum jelas harga,
barang, waktu dan tempatnya). Riwayat Muslim.


, ,
(

,

Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual buah anggur
hingga berwarna hitam dan menjual biji-bijian hingga keras.
Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban dan Hakim.

)

(
Sesungguhnya Nabi saw. menyatakan, tidak mengharamkan bermuzaraah
bahkan beliau menyuruhnya, supaya yang sebagian menyayangi sebagian yang
lain, dengan katanya, barangsiapa yang memiliki tanah, hendaklah ditanaminya
atau diberi faedahnya kepada saudaranya, jika ia tidak mau, maka boleh ditahan
saja tanah itu.



Memberikan tanah Khaibar dengan bagian separoh dari penghasilan, baik buah-
buahan maupun (tanaman). Pada riwayat lain dinyatakan bahwa Rasul
menyerahkan tanah Khaibar itu kepada Yahudi, untuk diolah dan modal dari
hartanya, penghasilan separohnya untuk Nabi.

( )
Binatang tunggangan bleh ditunggangi karena pembiayaannya apabila
digadaikan, binatang boleh diambil susunya untu diminum karena
pembiayaannya bila digadaikan bagi orang yang memegang dan meminum wajib
memberikan biaya.

) )



Sesungguhnya di antara orang-orang yang terbaik dari kamu
adalah orang yang sebaik-baiknya dalam membayar utang. (HR.
Bukhari dan Muslim).



; ) -
-

, ,


( ,
,

,
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam melarang jual-beli dengan cara muhaqalah (menjual biji
atau tanaman dengan borongan yang masih samar ukurannya),
muzabanah (menjual buah yang masih segar dengan yang
sudah kering dengan sukatan), mukhobarah (menyewakan
tanah untuk ditanami tumbuhan dengan syarat si pemilik tanah
mendapat keuntungan setengah atau lebih dari hasilnya), dan
tsunaya (penjualan dengan memakai pengecualian), kecuali jika
ia jelas. Riwayat Imam Lima kecuali Ibnu Majah. Hadits shahih
menurut Tirmidzi.

You might also like