You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara

lingkungan dengan kesehatan manusia, tumbuhan, dan hewan dengan tujuan

untuk meningkatkan faktor lingkungan yang menguntungkan dan mengendalikan

faktor yang merugikan.

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan

dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan

bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk

kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran

lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat

secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik

(tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya).

Kesehatan lingkungan didefinisikan oleh World Health Organization sebagai :

aspek - aspek kesehatan manusia dan penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor

dalam lingkungan. Hal ini juga mencakup pada teori dan praktek dalam menilai

dan mengendalikan faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat berpotensi

mempengaruhi kesehatan. Kesehatan lingkungan mencakup efek patologis

langsung bahan kimia, radiasi dan beberapa agen biologis, dan dampak (sering
tidak langsung) di bidang kesehatan dan kesejahteraan fisik yang luas, psikologis,

sosial dan estetika lingkungan termasuk perumahan, pembangunan perkotaan,

penggunaan lahan dan transportasi.3

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal

yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan

faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya

masalah kesehatan masyarakat.3

Salah satu faktor dalam lingkungan yang menyebabkan aspek-aspek kesehatan

manusia terganggu dan munculnya penyakit adalah tingkat pendidikan masyarakat

di suatu daerah tempat mereka tinggal. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi

respon masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Sebab sebagai unsur utama

suatu negara, kita perlu melakukan pembenahan agar terwujud kesehatan

lingkungan yang diharapkan, serta menjadikan masyarakat lebih produktif dan

berprestasi.4

Beberapa indikator yang akan dievaluasi terkait kesehatan lingkungan rumah

sehat yang mengcakup jamban sehat, air bersih, sanitasi dan pengelolahan limbah

dan berdasarkan hal tersebut, kami mengambil Program Pencegahan dan

Penanggulangan rumah sehat untuk dilakukan evaluasi agar program ini dapat

berjalan lebih baik lagi di tahun yang akan datang.4

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Program Kesehatan lingkungan terkait rumah sehat di

UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Periode Januari-Desember Tahun


2016?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui Program Kesehatan lingkungan terkait rumah sehat di UPT

Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Periode Januari-Desember Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya masalah yang ada dalam pelaksanaan Program Kesehatan

lingkungan terkait rumah sehat di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

Periode Januari-Desember Tahun 2016.

1. Diketahuinya prioritas masalah pada Program Kesehatan lingkungan

terkait rumah sehat di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

2. Diketahuinya kemungkinan penyebab masalah yang ada dalam

pelaksanaan Program Kesehatan lingkungan terkait rumah sehat di UPT

Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Periode Januari-Desember Tahun 2016.


3. Diketahuinya alternatif masalah bagi pelaksanaan Program Kesehatan

lingkungan terkait rumah sehat di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

Periode Januari-Desember Tahun 2016.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Puskesmas


1. Mendapat masukan mengenai masalah yang terdapat pada pelaksanaan

program Puskesmas, khususnya program Kesehatan lingkungan terkait

rumah sehat.

2. Mendapat masukan mengenai alternatif penyelesaian masalah

pelaksanaan program Puskesmas untuk perbaikan program sehingga

Kesehatan lingkungan terkait rumah sehat dapat dicapai sempurna.

1.4.2 Bagi Mahasiswa

1. Dapat menerapkan ilmu dan pengalaman belajar yang dimiliki untuk

melakukan eveluasi program di puskesmas.

2. Dapat mengetahui masalah yang terjadi pada pelaksanaan program di

Puskesmas dan membuat alternatif penyelesaiannya.

3. Dapat menentukan prioritas terhadap masalah yang ditemukan dalam

melakukan evaluasi program.

4. Dapat memberikan saran-saran untuk perbaikan program Puskesmas.

1.4.3 Bagi Universitas

Merealisasikan Tridarma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan

fungsi dan tugasknya sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
.1. Pengertian

Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan

masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam

hubungannya dengan lingkungan, terikat dalam berbagai ekosistem, dengan

tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia

pada tingkat setinggi-tingginya, dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor

sosial dan lingkungan fisik semata-mata, tetapi juga semua sifat-sifat dan

kelakuan lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan,

kesehatan, dan keselamatan umat manusia.1

Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan

masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam

hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan

memperttahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi - tingginya

dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor social dan lingkungan fisik

sematamata, tetapi juga terhadap semua sifat - sifat dan kelakuan - kelakuan

lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan, kesehatan dan

keselamatan organisme umat manusia.1

Kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah

suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar

dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.


Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)

kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

.2. Ruang lingkup kesehatan lingkungan

Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi :2

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan / pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaaan daerah perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi /

wabah
17. Bencana alam dan perpindahan penduduk
18. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.2
.3. Tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan
1. Menanami tumbuhan pada lahan yang kosong guna mengurangi zat CO2.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan lingkungan yang sehat maka kita

harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah

lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah

mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan

cara-cara sebagai berikut :


a. Membersihkan sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat

organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan

dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh

sampah organik : daun, ranting,akar dari tumbuhan.


b. Membersihkan sampah non organik
Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur

(dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non

organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan

lalu menguburnya.

3. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan

hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan

kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi

terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

.4. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia


1. Pertambahan dan kepadatan penduduk
2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar

masyarakat
3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen

.5. Permasalahan kesehatan lingkungan di Indonesia


1. Urbanisasi penduduk
2. Tempat pembuangan sampah
3. Penyediaan sarana air bersih
4. Pencemaran udara
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
6. Bencana alam/pengungsian
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
.6. Cara - cara pemeliharaan kesehatan lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

.7. Program kesehatan lingkungan


1. Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan

sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim serta makhluk hidup lainnya.

Selain itu rumah juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk

menghabiskan sebagian besar waktunya. 2

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. 7Rumah

harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh

pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat

berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,

bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang

sempurna baik fisik, rohani maupun sosial.9

Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria, antara lain:3

1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis


2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia2 secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi

kriteria sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.


2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.


3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah

tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak

berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan

minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang

cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan

garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah

terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus

diperhatikan :

1. Bahan bangunan
a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah

lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan

lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap

penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan yang


kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-

lain.8
b. Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk

melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan

angin, serta melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar.

Bahan dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu

dinding dari batu.9


c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan

angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran

udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah

atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan

hangat di musim hujan.9

2. Ventilasi

Ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena

ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang

masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya

udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi

silang akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.9

Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya

dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada

waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah

yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.


Ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai

sistem aliran udara yang baik, yaitu :8

a. Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi

secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang

pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak

menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan

serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha

lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga tersebut.


b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap

udara.8
3. Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya

cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di

samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik

untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak

cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni :

a. Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai

jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk

cahaya (jendela) luasnya sekurang - kurangnya 15%-20% dari luas

lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.


b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.7


4. Luas Bangunan
Rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni

di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan

jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah

penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini

tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular

kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah

apabila dapat menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota

keluarga).

2. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh

manusia sepanjang masa. Sumber air yang banyak dipergunakan oleh

masyarakat adalah berasal dari :

1. Air Permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi akan

membentuk air permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama

pengalirannya.
2. Air Tanah, secara umum terbagi menjadi : air tanah dangkal yaitu terjadi

akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan air tanah

dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama.


3. Air Atmosfer/meteriologi/air hujan, dalam keadaan murni sangat bersih

tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain

sebagainya.11
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak

diperhatikan, maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu

kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar

tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar

oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari

kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan

lainnya.12

Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air

sebagai media penularan penyakit yaitu:6

1. Water Borne Disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang

terkontaminasi oleh bakteri pathogenn dari penderita atau karier. Bila air

yang mengandung kuman pathogen terminum maka dapat terjadi

penjangkitan pada orang yang bersangkutan, misalnya Cholera, Typhoid,

Hepatitis dan Dysentri Basiler.


2. Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain

melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya

Schistosomiasis.
3. Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air

untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-

alat terutama alat dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya kebersihan

oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit - penyakit

tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi

oleh cara penularan, diantaranya : penyakit infeksi saluran pencernaan.

Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare. Penyakit diare
dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air (Water

borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water washed).

Contoh penyakit ini adalah cholera, thypoid dan Dysentry basiller.

Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk

makan, minum, memasak dan kebersihan alat-alat makan.


4. Water Related Insect Vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan

dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air,

misalnya Malaria, demam berdarah, yellow fever, trypanosomiasis.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990, yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih merupakan salah satu

kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat.

Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting

bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan.

Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Syarat Fisik : tidak berbau, tidak berasa


b. Syarat Kimia : Kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l,

kesadahan maksimal
c. Syarat Mikrobiologis : Jumlah total koliform dalam 100 ml air yang

diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan

dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan. Sarana air bersih adalah

bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan,

menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis


sarana air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali, sumur pompa

tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air

hujan, penampungan mata air, dan perpipaan.

Air sumur merupakan sumber air yang paling banyak dipergunakan

masyarakat Indonesia. Sumur gali yang dipandang memenuhi syarat kesehatan

ialah:

1. Lokasi
Jarak minimal 10 meter dari sumber pencemaran misalnya jamban,

tempat pembuangan air kotor, lubang resapan, tempat pembuangan

sampah, kandang ternak dan tempat-tempat pembuangan kotoran

lainnya.
Pada tempat-tempat yang miring misalnya pada lereng-lereng

pegunungan, letak sumur gali diatas sumber pencemaran. Lokasi sumur

gali harus terletak pada daerah yang lapisan tanahnya mengandung air

sepanjang musim.
Lokasi sumur gali supaya diusahakan pada daerah yang bebas banjir.
2. Konstruksi
Dinding sumur harus kedap air sedalam 3 meter dari permukaan tanah

untuk mencegah rembesan dari air permukaan.


Bibir sumur harus kedap air minimal setinggi 0,7 meter dari permukaan

tanah untuk mencegah rembesan air bekas pemakaian ke dalam sumur.


Cara pengambilan air dari dalam sumur sedemikian rupa sehingga dapat

mencegah masuknya kotoran kembali melalui alat yang dipergunakan

misalnya pompa tangan, timba dengan kerekan dan sebagainya.


Lantai harus kedap air dengan jarak antara tepi lantai dengan tepi luar

dinding sumur minimal 1 meter dengan kemiringan ke arah tepi lantai.


Saluran pembuangan air kotor atau bekas harus kedap air sepanjang

minimal 10 meter dihitung dari tepi sungai.


Dilengkapi dengan sumur atau lubang resapan air limbah bagi daerah

yang tidak mempunyai saluran penerimaan air limbah.

Pengolahan air untuk keperluan rumah tangga dapat dilakukan dengan

sederhana dengan cara sebagai berikut :5

a. Sediakanlah bahan-bahan seperti pasir, arang aktif (dapat dari batok

kelapa, tawas, kaporit dan bubuk kapur).


b. Sediakan pula empat buah kaleng. Kaleng pertama dipakai untuk

menampung air yang akan dibersihkan, dalam proses pengolahan

kedalamnya dibubuhi setengah sendok teh kaporit, 2 sendok makan tawas

yang telah dilarutkan terlebih dahulu, kemudian kesemuanya diaduk dalam

beberapa menit. Setelah tampak kepingkeping bubuhkanlah satu sendok

makan bubuk kapur, kemudian aduk lagi, setelah beberapa menit akan

tampak kepingan yang lebih besar. Setelah itu endapkan selama setengah

jam.
c. Kedalam kaleng kedua yang berisi pasir dialirkan air dari kaleng pertama.
d. Kaleng ketiga adalah sebagai penampung air yang telah disaring dari

kaleng kedua. Air yang mengalir mula-mula keruh, tetapi lama-lama akan

jernih. Air dalam kaleng ketiga ini digunakan untuk proses pengendapan

sisa kotoran yang mungkin ada.


e. Kaleng keempat diisi dengan arang aktif gunanya untuk menghilangkan

bau khlor yang ada. Air yang keluar dari kaleng keempat ini, telah dapat

dipergunakan untuk sumber air bersih.


DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul, 1986, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara, Jakarta.


2. Depkes RI. (2002). Pedoman pemberantasan penyalit saluran pernafasan akut.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
3. Chandra, budiman. 2007. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC
4. Kesehatan Sanggar. 2015. Makalah Kesehatan Lingkungan. Diakses pada
tanggal 6 Oktober 2015. http://www.sanggarkesehatan.com/2015/06/makalah-
kesehatan-lingkungan.html.
5. Kebumen Dinkes. 2012. Kesehatan Lingkungan Didesa Kembaren. Diakses
pada tanggal 6 Oktober 2015.
https://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/12/12/kesehatan-lingkungan-di-desa-
kembaran.
6. Kusnoputranto, Haryoto, 1986. Kesehatan Lingkungan. Depdikbud, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta
7. Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu & Seni. Jakarta : Penerbit
Rineka Cipta.
8. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipto.
9. Sanropie, Djasio, dkk. 1989. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Permukiman.
Jakarta : TCSC-IAKMI (2012). Buku Fakta Tembakau, dan Permasalahannya
di Indonesia.Jakarta : penerbit : TCSC.
10. Slamet Riyadi, 1986, Pengantar Kesehatan Lingkungan Dimensi dan Tinjauan
Konsepstual Konsepstual, cetakan cetakan pertama pertama, Karya Anda,
Surabaya.
11. Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang Prees.
12. Wardhana, W.A., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi Revisi, Penerbit
Andi Yogyakarta.

You might also like