You are on page 1of 5

Nama : Mailina Prima Sahara

Nim : 22030114120020
Permasalahan Umat Islam di Zaman Modern dari Segi
Keimanan
A. Atheis
Atheis adalah golongan orang-orang yang tidak mengakui adanya
Tuhan. Yang digaris bawahi di sini adalah pengakuannya terhadap Tuhan,
bukan keberadaan Tuhan itu sendiri. Faktanya, tidak semua orang atheis
adalah atheis sejati. Bahkan boleh dibilang atheisme itu sebenarnya tidak
pernah ada. Kebanyakan orang atheis sebenarnya tidak atheis. Mereka
hanya orang-orang yang kecewa dengan kehidupan mereka sendiri. Mereka
merasa bahwa Tuhan adalah pelayannya. Jika Tuhan tidak memberikan
'pelayanan' yang cukup baik, mereka pun merasa kecewa. Orang-orang
atheis seharusnya tidak takut mati. Buat mereka, hidup adalah penderitaan
dan mati adalah akhir yang kosong, tanpa makna, tanpa pertanggung
jawaban. Jadi jika masih takut mati, bisa dipastikan ia bukanlah seorang
atheis.
B. Murtad
Murtad adalah orang yang meninggalkan agama Islam beralih kepada
agama lain, seperti Nasrani, Yahudi atau beralih kepada aliran yang bukan
agama, seperti mulhid (mengingkari agama) dan komunisme. Orang itu
berakal dan atas kemauannya sendiri dan tidak dipaksa.
Orang murtad hendaknya diajak kembali kepada agama Islam, selama
3 hari dan diingatkan dengan disertai peringatan-peringatan. Jika kembali
lagi kepada agama Islam maka tidak dibunuh, tetapi jika tidak mau kembali,
maka hukumannya adalah dibunuh dengan pedang, sebagai hukuman. Dari
Qatadah, dari Al-Hasan berkata, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa
mengganti agamanya maka bunuhlah dia. (HR An-Nasai, Al-Bukhori, Abu
Dawud, At-Tirmidzi dan lainnya). Juga sabdanya: Laa yahillu damumriin
muslim illaa bi ihda tsalaatsin: Attsaibuz zaanii wannafsu bin nafsi, wat
taariku li diinihil mufaroqu liljamaaah. (Muttafaq alaih).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a katanya Rasulullah s.a.w
bersabda Tidak dihalalkan darah seorang muslim yang telah bersaksi
bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan bersaksi bahwa aku adalah
utusan Allah kecuali salah satu di antara tiga perkara ini: yaitu seorang
janda (yang sudah pernah nikah, laki-laki ataupun perempuan) yang
berzina, seseorang yang membunuh orang lain dan orang yang
meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan dirinya dari
jamaah. (Muttafaq alaih).
Apabila orang yang murtad telah dibunuh, maka jangan dimandikan,
jangan disholatkan atau dikubur di dalam kuburan orang-orang Muslim, dan
jangan diwarisi atau menerima warisan. Harta yang ditinggalkannya jadi
harta fai atau rampasan bagi kaum muslimin untuk kepentingan dan
kemaslahatan hidup mereka. Allah swt berfirman Dan janganlah kamu
sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara
mereka, dan janganlah kamu berdiri di kuburannya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan
fasiq. (At-Taubah: 84).

Demikian pula sabda rasulullah saw Laa yaritsul kaafirul muslima


walal muslimul kaafiro. (muttafaq alaih). Diriwayatkan daripada Usamah bin
Zaid r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Orang Islam tidak boleh mewarisi
harta orang kafir dan orang kafir tidak boleh mewarisi harta orang Islam.
(Muttafaq alaih). Ulama kaum muslimin telah sepakat (ijma) terhadap
hukum-hukum murtad tersebut di atas.

C.Aliran Sesat
Sesat atau kesesatan itu bahasa Arabnya dhalal. Yaitu setiap yang
menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan
bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam al-Quran disebutkan,
setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat.
Allah SWT berfirman :
Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka
tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka
Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? (Q.S Surat Yunus:
32).

Sepuluh Kriteria Aliran Sesat


1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i
(Alquran dan as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syari

Berikut ini salah satu contoh aliran sesat yang tersebar di


Indonesia.

Jaringan Islam Liberal


Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah sebuah pemikiran yang sifatnya
liberal, yang menurut mereka tidak terpaku dengan teks-teks Agama (Al
Quran dan Hadis), tetapi lebih terikat dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam teks-teks tersebut. Dalam implementasinya pemikiran ini dapat
disebut meninggalkan teks sama sekali, dan hanya menggunakan rasio dan
selera belaka.
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam" dan
"Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan menyerahkan
diri kepada Allah, sedangkan liberal artinya bebas dalam pengertian tidak
harus tunduk kepada ajaran Agama (al-Qur'an dan Hadis).

Pokok-pokok ajaran Islam Liberal :

1) Umat Islam tidak boleh memisahkan diri dari umat lain, sebab
munusia adalah keluarga universal yang memiliki kedudukan yang
sederajat. Karena itu larangan perkawinan antara wanita muslimah
dengan pria non muslim sudah tidak relevan lagi
2) Produk hukum Islam klasik (fiqh) yang membedakan antara muslim
dengan non muslim harus diamandemen berdasarkan prinsip
kesederajatan universal manusia.
3) Agama adalah urusan pribadi, sedangkan urusan Negara adalah murni
kesepakatan masyarakat secara demokratis.
4) Hukum Tuhan itu tidak ada. Hukum mencuri, zina, jual-beli, dan
pernikahan itu sepenuhnya diserahkan kepada umat Islam sendiri sebagai
penerjemahan nilai-nilai universal.
5) Muhammad adalah tokoh histories yang harus dikaji secara kritis
karena beliau adalah juga manusia yang banyak memiliki kesalahan.
6) Kita tidak wajib meniru rasulllah secara harfiah. Rasulullah berhasil
menerjemahkan nilai-nilai Islam universal di Madinah secara kontekstual.
Maka kita harus dapat menerjemahkan nilai itu sesuai dengan konteks
yang ada dalam bentuk yang lain.
7) Wahyu tidak hanya berhenti pada zaman Nabi Muhammad saja
(wahyu verbal memang telah selesai dalam bentuk al-Qur'an). Tapi wahyu
dalam bentuk temuan ahli fikir akan terus berlanjut, sebab temuan akal
juga merupakan wahyu karena akal adalah anugerah Tuhan.
8) Karena semua temuan manusia adalah wahyu, maka umat Islam tidak
perlu membuat garis pemisah antara Islam dan Kristen, timur dan barat,
dan seterusnya.
9) Nilai islami itu bisa terdapat di semua tempat, semua agama, dan
semua suku bangsa. Maka melihat Islam harus dilihat dari isinya bukan
bentuknya.
10) Agama adalah baju, dan perbedaan agama sama dengan perbedaan
baju. Maka sangat konyol orang yang bertikai karena perbedaan baju
(agama). semua agama mempunyai tujuan pokok yang sama, yaitu
penyerahan diri kepada Tuhan.
11) Misi utama Islam adalah penegakan keadilan. Umat Islam tidak perlu
memperjuangkan jilbab, memelihara jenggot, dan sebagainya.
12) Memperjuangkan tegaknya syariat Islam adalah wujud
ketidakberdayaan umat Islam dalam menyelesaikan masalah secara
arasional. Mereka adalah pemalas yang tidak mau berfikir.
13) Orang yang beranggapan bahwa semua masalah dapat diselesaikan
dengan syariat adalah orang kolot dan dogmatis.
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam"
dan "Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan
menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan liberal artinya bebas
dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-
Qur'an dan Hadis), Oleh karena itu, pemikiran liberal sebenarnya
lebih tepat disebut "Pemikiran Iblis" dari pada "Pemikiran Islam",
karena makhluk pertama yang tidak taat kepada Allah adalah
Iblis.
Sementara dari sisi substansinya, seperti yang terlihat pada point-
point yang tersebut di atas, sebut saja misalnya pendapat mereka yang
membolehkan lelaki yahudi (non muslim) menikahi wanita muslimat.
Pemikiran iblis liberal ini tidak mendasarkan sama sekali terhadap al-Qur'an
dan Hadis. Ia hanya mendasarkan pemikirannya kepada rasio dan
selera. Padahal al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa wanita
muslimat tidak halal dinikahi lelaki kafir dan lelaki kafir tidak halal
menikahi wanita muslimat.
Demikian penegasan Allah dalam Surat al-Mumtahanah ayat 10,
Dalam hal ini, ahli tafsir kondang al-lmam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir al-
Qur'a'n al-Adzim menyatakan bahwa ayat inilah yang mengharamkan
wanita muslimat dinikahi orang musyrikin (non muslim}. Demikian pula yata
5 Surat al-Maidah. Keharaman ini juga ditegaskan dalam sebuah Hadis yang
diriwayatkan oleh al-lmam al-Thabari. Sementara itu, para shahabat dan
ulama sejak zaman rasulullah hingga sekarang tidak ada yang
menghalalkan pernikahan lelaki non muslim dengan muslimah.

You might also like