You are on page 1of 142

1

DESA WISATA
Diabstraksikan :
Prof Dr Ir Soemarno MS, pslp-ppsub-2010

PENDAHULUAN

Desa wisata biasanya berupa kawasan pedesaan yang


memiliki beberapa karakteristik khusus yang layak untuk menjadi
daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki
tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor
pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial
turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor
tersebut, sumberdaya alam alam dan lingkungan alam yang masih
asli dan terjaga merupakan salah satu faktor penting dari sebuah
kawasan desa wisata.
Selain berbagai keunikan tersebut, kawasan desa wisata juga
dipersyaratkan memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya
sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan
memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan
kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang seyogyanya ada di suatu
kawasan desa wisata antara lain: sarana transportasi, telekomunikasi,
kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa
wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa pondok-
pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung dapat
merasakan suasana pedesaan yang masih asli.

Desa Wisata merupakan "Suatu kawasan pedesaan


yang menawarkan keseluruhan suasana yang
mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan
sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat,
keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur
tata ruang desa yang khas, atau kegiatan
perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai
potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen
kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi,
makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan
wisata lainnya.

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara


atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan
dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu.
2

1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian


dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata
Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press).

Penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus


memenuhi persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai berikut :
1. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi
wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat
transportasi.
2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya,
legenda, makanan local, dan sebagainya untuk
dikembangkan sebagai obyek wisata.
3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan
memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata
serta para wisatawan yang datang ke desanya.
4. Keamanan di desa tersebut terjamin.
5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja
yang memadai.
6. Beriklim sejuk atau dingin.
7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah
dikenal oleh masyarakat luas.

Pembangunan desa wisata mempunyai manfaat ganda di


bidang ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. Manfaat ganda dari
pembangunan desa wisata, adalah:
1. Ekonomi : Meningkatkan perekonomian nasional, regional, dan
masyarakat lokal.
2. Sosial : Membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi
masyarakat di desa.
3. Politik :
* Internasional : Menjembatani perdamaian antar bangsa di dunia.
* Nasional : Memperkokoh persatuan bangsa, mengatasi
disintegrasi
4. Pendidikan : Memperluas wawasan dan cara berfikir orang-orang
desa, mendidik cara hidup bersih dan sehat.
5. Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) : Meningkatkan ilmu dan
teknologi bidang kepariwisataan.
6. Sosial budaya : Menggali dan mengembangkan kesenian serta
kebudayaan asli daerah yang hampir punah untuk dilestarikan
kembali.
7. Lingkungan : Menggugah sadar lingkungan (Darling), yaitu
menyadarkan masyarakat akan arti pentingnya memelihara dan
melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia kini dan di masa
datang.
3

Untuk suksesnya pembangunan desa wisata, perlu ditempuh


upaya-upaya, sebagai berikut :
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pelaksanaan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), bisa
dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan keikutsertaan dalam
seminar, diskusi, dan lain sebagainya, serta di bidang-bidang
kepariwisataan. Pendidikan diperlukan untuk tenaga-tenaga yang
akan dipekerjakan dalam kegiatan manajerial. Untuk itu,
sebaiknya ditugaskan generasi muda dari desa yang
bersangkutan untuk dididik pada sekolah-sekolah kepariwisataan,
sedangkan pelatihan diberikan kepada mereka yang akan diberi
tugas menerima dan melayani wisatawan. Keikutsertaan dalam
seminar, diskusi, dan lain sebagainya diberikan kepada para
petugas kepariwisataan di desa, kecamatan, dan kabupaten,
karena penduduk desa umumnya hanya mempunyai keterampilan
bertani. Kepada mereka dapat diberikan pelatihan keterampilan
lain untuk menambah kegiatan usaha seperti kerajinan, industri
rumah tangga, pembuatan makanan lokal, budi daya jamur,
cacing, menjahit, dan lain sebagainya.
2. Kemitraan
Pola kemitraan atau kerjasama dapat saling menguntungkan
antara pihak pengelola desa wisata dengan para pengusaha
pariwisata di kota atau pihak Pembina desa wisata dalam hal ini
pihak dinas pariwisata daerah. Bidang-bidang usaha yang bisa
dikerjasamakan, antara lain seperti : bidang akomodasi,
perjalanan, promosi, pelatihan, dan lain-lain.
3. Kegiatan Pemerintahan di Desa
Kegiatan dalam rangka desa wisata yang dilakukan oleh
pemerintah desa, antara lain seperti : Rapat-rapat dinas, pameran
pembangunan, dan upacara-upacara hari-hari besar
diselenggarakan di desa wisata.
4. Promosi
Desa wisata harus sering dipromosikan melalui berbagai media,
oleh karena itu desa atau kabupaten harus sering mengundang
wartawan dari media cetak maupun elektronik untuk kegiatan hal
tersebut.
5. Festival / Pertandingan
Secara rutin di desa wisata perlu diselenggarakan kegiatan-
kegiatan yang bias menarik wisatawan atau penduduk desa lain
untuk mengunjungi desa wisata tersebut, misalnya mengadakan
festival kesenian, pertandingan olah raga, dan lain sebagainya.
6. Membina Organisasi Warga
Penduduk desa biasanya banyak yang merantau di tempat lain.
Mereka akan pulang ke desa kelahirannya pada saat lebaran Idul
Fitri, yang dikenal dengan istilah mudik. Mereka juga bisa
diorganisir dan dibina untuk memajukan desa wisata mereka.
4

Sebagai contoh di Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari,


Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat telah berkembang
organisasi kemasyarakatan atau disebut warga, yaitu ikatan
keluarga dari dari satu keturunan yang hidup terpencar, mereka
tersebut bertujuan ingin mengeratkan kembali tali persaudaraan
diantara keturunan mereka. Pada setiap hari raya Idul Fitri mereka
berkumpul secara bergiliran saling ketemu sambil mengenalkan
anak cucu mereka, kemudian mereka membentuk suatu
organisasi. Badan organisasi dinamakan koperasi keluarga,
mereka yang sukses membantu keluarga yang kurang mampu.
Fenomena kemasyarakat semacam ini perlu didorong dan
dikembangkan untuk memajukan desa wisata.
7. Kerjasama dengan Universitas.
Universitas-Universitas di Indonesia mensyaratkan melakukan
Kuliah Kerja Praktek Lapangan (KKPL) bagi mahasiswa yang
akan menyelesaikan studinya, sehubungan dengan itu sebaiknya
dijalin atau diadakan kerjasama antara desa wisata dengan
Universitas yang ada, agar bisa memberikan masukan dan
peluang bagi kegiatan di desa wisata untuk meningkatkan
pembangunan desa wisata tersebut.

Untuk memperkaya Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di suatu


desa wisata, dapat dibangun berbagai fasilitas dan kegiatan sebagai
berikut :
1). Eco-lodge : Renovasi homestay agar memenuhi
persyaratan akomodasi wisatawan, atau membangun
guest house berupa, bamboo house, traditional house,
log house, dan lain sebagainya.
2). Eco-recreation : Kegiatan pertanian, pertunjukan kesenian
lokal, memancing ikan di kolam, jalan-jalan di desa
(hiking), biking di desa dan lain sebagainya.
3). Eco-education: Mendidik wisatawan mengenai pendidikan
lingkunagn dan memperkenalkan flora dan fauna yang
ada di desa yang bersangkutan.
4). Eco-research : Meneliti flora dan fauna yang ada di desa,
dan mengembangkan produk yang dihasilkan di desa,
serta meneliti keadaan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat di desa tersebut, dan sebbagainya.
5). Eco-energy : Membangun sumber energi tenaga surya
atau tenaga air untuk Eco-lodge.
6). Eco-development : Menanam jenis-jenis pohon yang
buahnya untuk makanan burung atau binatang liar,
tanaman hias, tanaman obat, dll, agar bertambah
populasinya.
5

7). Eco-promotion : Promosi lewat media cetak atau


elektronik, dengan mengundang wartawan untuk meliput
mempromosikan kegiatan desa wisata.
6

Membangun Desa Wisata

Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi


antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu
struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku.

Membangun Desa Wisata sebagai Upaya


Pengurangan Kemiskinan (oleh : Chasan
Ascholani, Kabar Indonesia, 25-Mar-2010, 21:29:45
WIB).

Kemiskinan senantiasa menimbulkan beragam


masalah, tetapi sebenarnya banyak upaya yang dapat
dilakukan untuk menguranginya, seperti yang
dilakukan oleh warga Dusun Nawung. Mereka mencoba
mengembangkan potensi yang ada, salah satunya
dengan wisata alam, untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat. Dusun Nawung terletak di
perbatasan Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul di
D.I. Yogyakarta. Dusun ini terletak di perbukitan atau
di bawah Gunung Wayang dengan kondisi tanah kering
berbatu. Selama musim hujan, Dusun Nawung terlihat
hijau penuh dengan tanaman pangan dan tegakan
tanaman tahunan. Pada musim kemarau,
pemandangan disirikan oleh lahan kering dan
pepohonan yang meranggas dan berwarna kecoklatan.
Sebuah keindahan yang lain, seperti musim gugur.
Hampir semua warga Nawung adalah petani kecil,
sekitar 140 keluarga (517 jiwa) hidup di Dusun
Nawung, Desa Gayamharjo, Kec. Prambanan, Kab.
Sleman. Diantara mereka, ada 62 keluarga miskin
yang hidup dengan penghasilan dibawah Rp.150.000,-
per bulan per orang. Pekerjaan utama mereka adalah
bertani dan menambang batu putih untuk dibuat
pondasi dan dinding bangunan rumah. Pekerjaan di
pertanian hanya bisa dilakukan saat musim hujan,
sehingga seringkali mereka hanya bisa mendapatkan
satu kali panen padi. Sebagian besar hasil panen ini
dikonsumsi sendiri, karena hanya dihasilkan dari lahan
yang terbatas (kurang dari 1000 m2 per keluarga).
Perubahan setelah gempa bumi 2006 Dusun ini
sekarang dikenal sebagai Dusun Kerajinan. Gempa
bumi yang terjadi pada Mei 2006, selain membawa
7

musibah bagi warga, itu juga membawa berkah.


Sebagai salah satu dusun yang terkena dampak
gempa, mereka menerima banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai salah satu hasilnya, banyak warga Nawung
yang memiliki keterampilan untuk membuat kerajinan
batu, bambu, jahit, dan aneka makanan ringan. Hal ini
sedikit banyak telah merubah pola hidup mereka yang
semula hanya memiliki aktifitas di sektor pertanian.
Beberapa produk unggulan dusun Nawung sudah
dikirim ke beberapa daerah. Kerajinan batu putih
dalam bentuk air mancur, sarung bantal batik, emping
melinjo dan emping garut telah menjadi produk utama
yang sudah dibeli oleh berbagai konsumen di
beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Klaten, Bantul,
dan Boyolali. Bahkan, produk air mancur batu putih
sudah dikirimkan ke Australia melalui sebuah
perusahaan ekspor di Yogyakarta.
Disamping itu, warga Nawung juga sudah mulai
memiliki akses yang cukup baik kepada pemerintah.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa program
pemerintah di dusun ini. Misalnya, Disperindagkop dan
Disbudpar Kab. Sleman telah memberikan beberapa
pelatihan kepada warga. Bahkan, Pemkab Sleman juga
memberikan dana gotong-royong dan simpan-pinjam
untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
Selain menekuni berbagai jenis kerajinan, warga
Nawung juga mencoba menggali potensi lain yang
ada, yaitu wisata alam. Di perbatasan dusun, ada
sungai cantik yang terbuat dari batu putih. Bentuk
batuan alami di sungai tersebut menjadi daya tarik
banyak pengunjung. Apalagi, ada cerita rakyat yang
terkait dengannya, yaitu cerita Kedung Nganten.
Warga Nawung mencoba mengembangkan dusunnya
menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman.
Perkenalan pertama dilakukan pada bulan Agustus
2009 dengan menyelenggarakan Merti Dusun.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 400 orang. Selanjutnya,
warga juga belajar ke beberapa desa wisata lain dan
pelaku pariwisata. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan banyak referensi dalam mengembangkan
Desa Wisata Kedung Nganten (Dewi Kangen) di
Nawung. Sebagai hasilnya, mereka mulai membuat
beberapa paket wisata alternatif, dan banyak
pengunjung mulai berdatangan.
8

Outbond dan trekking sungai sebagai upaya promosi


wisata. Dikaruniai sungai yang indah, Nawung
menawarkan outbond tradisional dan trekking sungai
yang berbeda dengan desa wisata lainnya. Pada
tanggal 24 Maret 2010, diselenggarakan trekking
sungai yang diikuti oleh sekitar 40 peserta dari
beberapa lembaga dan kantor pemerintah. Sepertinya,
trekking ini membawa kesan tersendiri bagi peserta,
sehingga mereka merasa puas. Banyak di antara
peserta yang mengatakan bahwa sungai Nawung ini
berbeda dengan sungai lainnya. Keindahan batu
alamnya sangat memukau. Semoga, upaya
pengembangan wisata ini benar-benar bisa menjadi
salah satu pendorong perekonomian di dusun Nawung.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar)
menargetkan mampu untuk membangun sedikitnya 200 desa wisata
pada 2010. Pengembangan desa wisata sudah menjadi salah satu
target program tahun depan dan ditargetkan sedikitnya 200 desa
wisata dapat dikembangkan.

Empat orang warga Dusun Plalangan, Desa


Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah,
baru pulang mencari kayu. Dusun Plalangan
hanya berjarak 4 km dari Puncak Merapi.
Aktivitas warga ini menjadi pemandangan
menarik bagi wisatawan. Sumber:
travel.kompas.com/.../2010..
9

Desa wisata dapat dimaknai sebagai suatu bentuk integrasi


antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan
dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan
tata cara dan tradisi yang berlaku di suatu desa.

Komponen Utama Desa Wisata

Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa


wisata :
1. Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk
setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep
tempat tinggal penduduk.
2. Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat
beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan
berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti :
kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.

Sedangkan Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An


Integrated and Sustainable Development Approach, hal. 166
memberikan definisi : Village Tourism, where small groups of tourist
stay in or near traditional, often remote villages and learn about village
life and the local environment. Inskeep : Wisata pedesaan dimana
sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan
suasana tradisional, sering di desa-desa yang terpencil dan belajar
tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.
10

Cukup membayar 25 ribu rupiah saja sudah bisa


menikmati pemandangan kebun teh sepuasnya. Kami
sampai di lokasi pukul 6-7 pagi, sampai-sampai bisa
melihat persiapan para kru di kebun dan beberapa
keluarga besar yg sedang menikmati liburan. Menurut
saya tempat ini cocok untuk pelatihan-pelatihan atau
semacam diklat outdoor . Kami mencoba berjalan-jalan
lebih jauh lagi. Tetapi tiba-tiba dipanggil oleh petugas dan
mereka menyarankan jangan terlalu jauh dan keluar dari
jalanan beraspal. Karena semakin jauh berjalan, mereka
tidak bisa memantau keselamatan kami. Sumber:
http://restuwk.wordpress.com/.

Pendekatan Pengembangan Desa Wisata


Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara
hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar dari
penelitian dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan
Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka
kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah desa menjadi desa
wisata.
11

Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata

Interaksi tidak langsung


Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa
mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan.
Bentuk kegiatan yang terjadi semisal : penulisan buku-buku tentang
desa yang berkembang, kehidupan desa, arsitektur tradisional, latar
belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan sebagainya.

Interaksi setengah langsung


Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan,
kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk
dan kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya.
Prinsip model tipe ini adalah bahwa wisatawan hanya singgah dan
tidak tinggal bersama dengan penduduk.

Interaksi Langsung
Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam dalam
akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi
dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan
potensi masyarakat setempat. Alternatif lain dari model ini adalah
penggabungan dari model pertama dan kedua. (UNDP and WTO.
1981. Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia.
Madrid: World Tourism Organization. Hal. 69).

Joglo rumah tradisional masyarakat Jawa


12

Sumber:
http://dewikadjar.files.wordpress.com/2008/04/ru
mah-joglo_02.jpg%3Fw%3D150%26h%3D112

Sistem penghawaan rumah joglo


Sumber:
http://prestylarasati.files.wordpress.com/2007/11/
hawa2.jpg

Kriteria Desa Wisata

Pada pendekatan ini diperlukan beberapa kriteria yaitu :


1. Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam, budaya
dan hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang
paling menarik dan atraktif di desa.
2. Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata
terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh
dari ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.
3. Besaran Desa; menyangkut masalah-masalah jumlah
rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah
desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung
kepariwisataan pada suatu desa.
4. Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan; merupakan
aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang
13

khusus pada komunitas sebuah desa. Perlu


dipertimbangkan adalah agama yang menjadi mayoritas
dan sistem kemasyarakatan yang ada.
5. Ketersediaan infrastruktur; meliputi fasilitas dan pelayanan
transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon
dan sebagainya.

Reog sebagai atraksi wisata yang sangat potensial


Sumber:
http://melayuonline.com/pict/p4b0a22f8ab059.jpg

WISATA ALAM DAN BUDAYA DI CANDI


GEDONG SONGO

Candi gedong songo terletak di Kabupaten Semarang


Jawa Tengah. Berlokasi di daerah pegunungan yang asri,
candi gedong songo menjadi tujuan wisata pegunungan
dan budaya di sekitar Kabupaten Semarang. Perjalanan
WISATA menuju Candi Gedong Songo dapat dimulai dari
Yogyakarta. Jika naik kendaraan umun dapat ditempuh
sekitar 2,5 jam dengan angkutan umum seperti bis
jurusan Jogja - Semarang. Atau jika ingin lebih cepat
dapat naik bus patas Nusantara atau bus patas
Joglosemar. Dengan bus patas, perjalanam ke Candi
14

Gedong Songo dapat ditempuh selama 2 jam. Sesampai


di Gedong Songo pengunjung dapat beristirahat sejenak
untuk makan di sekitar lokasi sambaing menghilangkan
kelelahan selama perjalanan. Setelah itu dapat segera
nikmati indahnya pemandangan alam Candi Gedong
Songo dan alamnya yang asri.

Sumber:
http://epwisata.wordpress.com/2009/07/07/wisata-
alam-dan-budaya-di-candi-gedong-songo/

Baru Klinting, Telaga Ngebel Ponorogo


15

Ponorogo, selain terkenal dengan Reyognya, juga terkenal dengan


telaga Ngebelnya yang sejuk, asri, dan siap mencuci mata
pengunjungnya. Ini merupakan salah satu obyek tujuan wisata alam di
Ponorogo, belum lengkap bila belum menengok salah satu tempat
wisata paling legendaris dan paling populer ini. Telaga Ngebel ini
berada di Kecamatan Jenangan, daerah Ponorogo Timur yang
berdekatan dengan gunung Wilis. Ngebel berasal dari bahasa
Jawa, ngembel atau berair; jaman dahulu, ada seorang Warai atau
orang yang sakti ilmu kanuragan dan ilmu agamanya melewati suatu
daerah di kawasan Ponorogo dan melihat fenomena tanah yang
berair itu. Maka sang Warai pun berujar: Ana sak wijining jaman,
tlatah iki kasebut Ngembel pada suatu saat nanti daerah ini
bernama Ngembel. Tetapi karena lidah yang salah kaprah dalam
waktu yang lama dan turun temurun, maka Ngembel pun berubah
menjadi Ngebel.

Sumber: http://manado.tribunnews.com/2011/02/25/suara-
gemuruh-misterius-meluas-ke-5-kabupaten

Masyarakat Ngebel sendiri memiliki dongeng tentang


asal muasal Telaga yang menjadi icon Ponorogo. Jaman
dahulu, ada sepasang suami istri yang tinggal di
kampung yang melahirkan anak seekor ular naga. Naga
itu diberi nama Baru Klinting. Melihat keanehan
wujud Baru Klinting ini, mereka tak berani tinggal di
kampung tersebut karena takut menjadi bahan
gunjingan tetangga. Suatu hal yang tak masuk akal
adalah mengapa sepasang manusia memiliki anak
16

seekorular naga? Namun, itulah adanya. Mereka pun


mengungsi ke puncak gunung untuk mengasingkan diri
dan memohon pada Sang Hyang Widhi agar
mengembalikan rupa putra mereka ke wujud manusia.
Doa itu pun didengar. Syarat yang harus dilakukan oleh
Baru Klinting adalah melakukan pertapaan selama 300
tahun dengan cara melingkarkan tubuhnya di gunung
Semeru. Sayang, panjang tubuhnya kurang sejengkal
untuk bisa melingkari seluruh gunung. Maka, untuk
menutupi kekurangan itu, ia menyambungkan/
menjulurkan lidahnya hingga menyentuh ujung
ekornya. Rupanya, syarat untuk menjadi manusia tak
hanya itu. Sang Hyang Widhi meminta sang Ayah agar
memotong lidah Baru Klinting yang sedang bertapa
tersebut. Baru Klinting yang bersemedi tak menolak
toh demi kebaikannya agar menjadi manusia.
Saat waktu bertapa hampir selesai, ada kepala
kampung yang akan menikahkan anaknya. Kepala
kampung ini sibuk mempersiapakan segala sesuatunya,
terlebih lagi soal hidangan. Konon, mereka akan
menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah dan
sangat besar. Untuk menutupi kekurangan bahan
makanan, secara sukarela warga membantu berburu di
hutan. Ada yang mencari buah-buahan, ranting/ kayu
bakar hingga hewan buruan seperti rusa, kelinci,
maupun ayam hutan. Tanpa sengaja, ada sekelompok
warga yang mengayunkan parangnya pada pokok
pohon tumbang. Namun, alangkah kagetnya mereka
ternyata parang itu malah berlumuran darah. Dari
pokok pohon tumbang itu mengucur darah segar.
Bahkan, mereka baru sadar kalau yang mereka tebas
tadi bukan pohon tumbang tetapi ular raksasa/ ular
naga. Melihat hal ini, warga pun beramai-ramai
mengambil dagingnya untuk dimasak dalam pesta
pernikahan tersebut.
Hari H pesta adalah hari berakhirnya pertapaan Baru
Klinting. Benar saja, naga itu berubah wujud menjadi
anak kecil. Sayangnya, si anak mengalami kesusahan
dalam berbicara karena lidanya dipotong sebagai
syarat menjadi manusia. Tak hanya itu, tubuhnya penuh
dengan borok yang membusuk lantaran saat bertapa
tubuhnya disayat-sayat untuk diambil dagingnya oleh
17

warga sebagai bahan pesta. Lalu, anak itu mendatangi


pesta kepala kampung. Anak itu kelaparan dan
memohon agar diberi makanan. Namun, tak satu pun
warga yang memedulikannya. Warga malah mengejek
dan mengusir anak kecil itu. Melihat nasib anak itu,
seorang wanita tua merasa kasihan dan membawanya
pulang. Lalu si anak diberi makan dengan lauk berupa
daging yang diterima dari pesta kepala kampung. Si
anak pun makan dengan lahap tapi dia tak mau
memakan daging itu. Bu, saya pikir sudah tak ada lagi
orang baik di kampung ini. Rupanya, masih ada orang
seperti Anda. Ketahuilah, sebentar lagi kampung ini
akan tenggelam. Maka dari itu, mengungsilah Begitu
pesan Baru Klinting selesai makan. Si wanita tua itu
pun menuruti ucapan Baru Klinting tanpa banyak
pertanyaan.
Lalu, Baru Klinting pun kembali ke tempat pesta.
Wahai warga semua, lihatlah di tanganku. Aku
memiliki sekerat daging. Jika kau mampu
memenangkan sayembara yang kuadakan, maka
ambillah daging ini. Namun, jika kalian tak mampu,
maka berikanlah semua daging yang kalian masak
padaku ucap Baru Klinting. Lalu, Baru Klinting pun
menancapkan sebatang lidi ke tanah. Barang siapa
yang mampu mencabutnya, maka kalian memenangkan
sayembara ini. Warga pun mencoba satu per satu.
Semuanya tak mampu mencabut sebatang lidi tersebut.
Sayangnya, warga tetap tak mau mengembalikan
daging yang telah mereka masak. Lihatlah ketamakan
kalian wahai manusia. Lihatlah ketidak pedulian kalian
pada sesama, pada manusia yang cacat sepertiku.
Bahkan kalian tidak mau mengembalikan hakku.
Ketahuilah, daging yang kalian masak itu adalah
dagingku saat aku menjadi ular naga. Maka, kalian
berhak mendapatkan balasan setimpal. Baru Klinting
pun segera mencabut lidi tersebut. Keanehan pun
terjadi. Dari lidi itu mengucur air, terus menerus
hingga menenggelamkan kampung tersebut. Bahkan
sejak itu pula, Baru Klinting berubah lagi menjadi ular
dengan melingkarkan tubuhnya di dasar telaga yang
bentuknya menyempit di bagian bawah itu. Saat ini,
18

telaga itu masuk daerah Ngebel sehingga terkenal


dengan telaga Ngebel.

WISATA TELAGA NGEBEL PONOROGO

Obyek wisata telaga Ngebel memang indah pemandangannya, sejuk


hawanya, telaganya begitu indah, airnyanya begitu bening
danmenakjubkan. Para wisatawan dalam negeri dan luar negeri
sudah banya melihat keindahan telaga Ngebel Ponorogo. Danau
Ngebel ini terletak di lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734
meter di atas laut dan suhu 22-32oC. Dengan luas permukaan sekitar
1,5 km, danau Ngebel dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 km. Danau ini
memiliki panorama yang menakjubkan, udara sejuk dengan kondisi
alam gadis yang terus satu juta potensi untuk digali. Kami juga bisa
bertemu dengan berbagai buah-buahan seperti: durian, manggis,
pundung, dll Di danau juga menyebar berbagai ikan, salah satunya
adalah varietas ikan yang dilindungi. Hal ini Hampala ikan atau
penduduk lokal bernama Ngongok ikan. Untuk itu tujuan, fasilitas
akomodasi juga tersedia yang sudah untuk pengunjung yang ingin
menghabiskan malam. Fasilitas ini dikelola oleh Pemerintah Daerah
dan perusahaan swasta.
19

Sumber: http://desan-
boys1922.blogspot.com/2009/02/telaga-ngebel-
ponorogo-inilah-tempat.html
20

LARUNG SESAJI DI TELAGA NGEBEL

Sumber: http://cozynet-
ponorogo.blogspot.com/2009/12/larung-sesaji-di-telaga-
ngebel.html
Kebiasaan masyarakat Ponorogo, setiap menjelang 1 Muharram,
melakukan kegiatan larung sesaji, kegiatan ini dilakukan untuk
menyambut datang nya hari suro (dalam bahasa jawa)/1 Muharram.
larung sesaji sudah dilakukan sejak jaman kerajaan dulu,dan
sampai sekarang masih di lestarikan.

Pendekatan Fisik Pengembangan Desa Wisata

Pendekatan ini merupakan solusi yang umum dalam


mengembangkan sebuah desa melalui sektor pariwisata dengan
menggunakan standar-standar khusus dalam mengontrol
perkembangan dan menerapkan aktivitas konservasi.
1. Mengonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya
dan arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah
tinggal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan
21

biaya untuk perawatan dari rumah tersebut. Contoh


pendekatan dari tipe pengembangan model ini adalah
Desa Wisata di Koanara, Flores. Desa wisata yang terletak
di daerah wisata Gunung Kelimutu ini mempunyai aset
wisata budaya berupa rumah-rumah tinggal yang memiliki
arsitektur yang khas. Dalam rangka mengkonservasi dan
mempertahankan rumah-rumah tersebut, penduduk desa
menempuh cara memuseumkan rumah tinggal penduduk
yang masih ditinggali. Untuk mewadahi kegiatan wisata di
daerah tersebut dibangun juga sarana wisata untuk
wisatawan yang akan mendaki Gunung Kelimutu dengan
fasilitas berstandar resor minimum dan kegiatan budaya
lain.

Pemandangan alam danau tiga warna Gunung Kelimutu

Sumber:
http://4.bp.blogspot.com/_z68PswWnA38/TBXbYpMiIDI
/AAAAAAAAAjs/qW8mOjK5mQU/s1600/d.jpg

ANUGERAH WISA BUDAYA JAWA TIMUR


LARUNG SAJI NGEBEL
Menang Anugerah wisata Budaya2010

Upacara Larung sesaji yang biasa dilakukan di telaga Ngebel,


dinobatkan sebagai pemenang Anugerah wisata budaya Jawa Timur
22

tahun 2010. Budaya sebagai ekspresi dan kristalisasi watak


masyarakat Ponorgo, memang harus dipelihara dan dilestarikan.
Dalam beberapa hal tradisi grebeg Suro, yang beberapa minggu lagi,
akan segera di selenggarakan di Ponorogo, disambut hangat oleh
setiap elemen masyarakat.

Sumber:
http://warokkini.blogspot.com/2010/11/anugerah-wisa-
budaya-jawa-timur.html

RUMAH ADAT DI DESA MONI


Desa Moni adalah desa yang sangat cantik menjadi
gerbang wisatawan untuk menuju Kelimutu, terletak
sekitar 47 km dari ibu kota Ende. Desa Moni memiliki
beberapa penginapan sederhana , pasar tradisional yang
ramai yang mana masih terdapat transaksi penjualan
dengan cara barter,tenun Ikat yang sangat indah dan
Tarian-tarian serta keindahan alam Gunung Kelimutu
yang sangat terkenal. Desa Moni memiliki rumah adat
yang sangat unik dan sering diadakan acara kultural dan
sering menjadi daya tarik turis manca negara, juga
terdapat air terjun yang sangat nyaman untuk direnangi
karena berbentuk kolam yang cukup besar di bawahnya.
Desa Moni juga memiliki Hot spring tradisional dengan
mandi terpisah antara pria dan wanita di Desa Moni juga
terdapat kamar-kamar penginapan sederhana juga
23

tersedia di Moni Harga permalamnya hanya 150-200


ribuan saja. Meski sederhana, kamar-kamar ini bersih.
Fasilitas mandinya cukup modern, juga tersedia
restaurant - restaurant masakan Eropa dan China yang
dapat disantap sambil menikmati keindahan
panoramanya.

Sumber: http://monivillage.blogspot.com/p/beranda.html

2. Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan


baru untuk menampung perkembangan penduduk desa
tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut
sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata.
Contoh pendekatan pengembangan desa wisata jenis ini
adalah Desa Wisata Sade, di Lombok.

Desa SADE di Pulau lombok

Berkunjung ke Desa Sade (Lombok Tengah) yang


masyarakatnya masih hidup tradisional membuktikan bahwa
kemajuan peradaban di berbagai wilayah Indonesia tidak
sama. Sebagai desa tertua Suku Sasak, mata pencahariannya
24

masih sederhana, yakni bertani dan mengembangkan


kerajinan tenun tradisional Sasak.
Kerajinan tenun memang telah menjadi salah satu penopang
kehidupan sehari-hari warga Sasak. Tenun tradisional ini telah
dilakukan oleh 15 generasi sehingga lebih bersifat turun-
temurun. Saat ini Desa Sade memiliki sekitar 150 kepala
keluarga dengan jumlah warga yang mencapai sekitar 700
orang. Desa Sade sendiri terletak di Kabupaten Lombok
Tengah yang luasnya 1.208,45 kilometer persegi, diapit
Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur.
Wilayah utara terletak di kaki Gunung Rinjani merupakan
dataran tinggi yang subur. Sementara itu, wilayah tengah
berupa dataran rendah dan wilayah selatan tampak
perbukitan yang langsung berbatasan dengan pantai.

Sumber:
http://images.aryasadhewa.multiply.com/image/1/photos/uplo
ad/300x300/S

Tenun tradisional dikerjakan oleh para wanita Sasak ketika


kegiatan bercocok tanam tidak bisa dilakukan akibat tidak
adanya air. Namun tenunan yang ada belum dikembangkan
secara baik. Ini terlihat dari hasil tenunan yang masih kasar.
Di sisi lain kain tradisional tersebut dijual dengan harga
tinggi, yakni Rp 100.000-250.000. Kualitas tenunan yang
agak kasar dan harga yang tinggi menyebabkan sedikit
wisatawan yang tertarik membeli. Mungkin hanya wisatawan
yang berkantong tebal yang mau merogoh koceknya untuk
membawa pulang kain tenun tradisional Sasak. Di pasar-
25

pasar kain di Jakarta, barang dengan kualitas yang hampir


sama bisa dibeli kurang dari Rp 50.000. Harga kain tenun
produksi rumah tangga yang mahal bisa dipahami mengingat
pendapatan dari berjualan kain tenun tersebut sebagai
sumber utama pendapatan keluarga. Orang Sasak
mengandalkan kaum wanita sedangkan para pria Sasak
terlihat kurang kreatif membantu wanita menenun. Ada
kepercayaan setempat bahwa urusan tenun-menenun hanya
menjadi pekerjaan wanita. Desa Sade merupakan cagar
budaya Suku Sasak sehingga hanya diberdayakan sebagai
tujuan wisata. Sayangnya, sarana ekonomi yang mendukung
kehidupan sehari-hari selain usaha menenun tidak
dikembangkan dan tidak dibina oleh pemerintah daerah. Hal
ini mengakibatkan penduduk di wilayah tersebut hanya
mengandalkan satu komoditas saja.

3. Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam


wilayah desa tersebut yang dioperasikan oleh penduduk
desa tersebut sebagai industri skala kecil. Contoh dari
bentuk pengembangan ini adalah Desa wisata Wolotopo di
Flores. Aset wisata di daerah ini sangat beragam antara
lain : kerajinan tenun ikat, tarian adat, rumah-rumah
tradisional dan pemandangan ke arah laut. Wisata di
daerah ini dikembangkan dengan membangun sebuah
perkampungan skala kecil di dalam lingkungan Desa
Wolotopo yang menghadap ke laut dengan atraksi-atraksi
budaya yang unik. Fasilitas-fasilitas wisata ini dikelola
sendiri oleh penduduk desa setempat. Fasilitas wisata
berupa akomodasi bagi wisatawan, restaurant, kolam
renang, peragaan tenun ikat, plaza, kebun dan dermaga
perahu boat.

PERKAMPUNGAN ADAT WOLOTOPO


26

Sumber: http://www.grandwisatahotel-
ende.co.cc/2010/09/perkampungan-adat-
wolotopo.html

Wolotopo, sebuah kampung adat yang dibangun di lereng


sebuah bukit dengan pandangan lepas ke laut selatan.
Dengan jarak 12 km kearah timur dari Kota Ende.
Perkampungan Wolotopo dapat ditempuh dengan
kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu sekitar
30 menit perjalanan. Keunikan dari Kampung Wolotopo
adalah bangunan rumah adat dan pemukimannya yang
dibangun diatas susunan batu-batu yang tinggi dan kokoh.
Wolotopo didiami oleh komunitas adat yang sangat
konsekuen dalam pengembangan seni, kerajinan tenun dan
sebagai wilayah penghasil bengkoang terbesar untuk
Kabupaten Ende. Keadaan alam Wolotopo yang dominan
kering dan menantang, mengkondisikan penduduk lokal
menjadi sedemikian ulet, dan pantang menyerah. Berbagai
atraksi budaya yang mengekspresikan perjuangan
berkembang dalam bentuk dan nuansa bervariasi.
Kampung ini telah menjadi salah satu obyek yang sering
dikunjungi wisatawan.
27

Kerajinan bamboo sebagai cindera mata


KERAJINAN BAMBU. Hernawan (43) menata kerajinan
bambu dagangannya di pinggir alun-alun kota
Temanggung, Jateng. Berbagai jenis barang kerajinan
berbahan bambu seperi kapal, rumah adat, mobil dan
tempat handphone karyanya dijual Rp3.000-Rp50.000 per
buah tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya.
Kerajinan karya Hernawan juga telah terjual hingga ke
mancanegara seperti Malaysia, Jepang, Perancis dan
Australia. FOTO ANTARA/Anis Efizudin/ed/pd/10.
Sumber: http://v-
images2.antarafoto.com/gpr/1267795204/peristiwa-
kerajinan-bambu-04.jpg
28

Kerajinan marmer onyx untuk cinderamata


Sumber: http://www.travel2leisure.com/wisata-
2/wisata-indonesia/batu-onix-khas-tulungagung-
indonesia.html

Prinsip dasar dari pengembangan Desa Wisata

1. Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil


beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa.
2. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan
dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa bekerja
sama atau individu yang memiliki.
3. Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu
sifat budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau
sifat atraksi yang dekat dengan alam dengan
pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi
wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.

Legenda REOG PONOROGO dan WAROK


Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur
adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan
dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis
dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan
29

pembarong dalam mengangkat dadak-merak seberat sekitar 50


kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan
berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong,
genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan
nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik,
eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya
terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong
dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah
kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama
berada pada tangan warok dan pembarongnya.

Pertunjukan Reog Ponorogo 2005 arie saksono


Sumber:
http://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/30/legenda-reog-
ponorogo-dan-warok/

Atraksi Adu Kepala


(Sumber: Romantika Bima, April 9, 2010 at 11:38 am)
Salah satu atraksi seni budaya tradisional Bima yang cukup
unik adalah Adu Kepala atau dalam Bahasa Bima disebut
Ntumbu. Belum ada pihak yang mengetahui secara pasti
kapan atraksi kesenian seperti ini mulai ada di Bima. Karena
Atraksi Ntumbu ini hanya ditemkukan di desa Nori
kecamatan Wawo.
30

Namun beberapa sejarahwan dan budayawan berpendapat


bahwa atraksi ini telah ada pada zaman kesultanan Bima
pada abat ke 17. Hampir 90 porsen atraksi kesenian
tradisional Bima didominasi oleh atraksi ketangkasan yang
menggambarkan semangat patriotisme dan kepahawanan.
Hal itu dibuktikan dengan penggunaan alat-alat ktangkasan
dan perlengkapan perang seperti parang, tombak, keris dan
lain-lain dalam setiap atraksi.
Di Desa Ntori kecamatan Wawo Bima, Ntumbu diwariskan
turun temurun oleh satu keluarga atau keturunan. Dan tidak
bisa dimainkan oleh orang lain di luar lingkungan keluarga
itu. Sebelum bertanding (Beradu Kepala), salah seorang
yang tertua di antara mereka memberikan air doa dan
mantera-mantera kepada seluruh anggota pemain. Mantera
itu adalah ilmu kebal sehingga ketika mereka melakukan
adu kepala tidak merasakan sakit dan tidak benjol atau
berdarah akibat benuran kepala itu. Atraksi Adu Kepala
diiringi oleh alunan musik tradisonal Bima yaitu Dua Buah
Gendang, Satu serunai, Gong, dan Tawa-tawa. Ketika musik
dimainkan, beberapa orang berlaga di depan seperti gaya
pencak silat lalu saling menyerang dengan kepala.
Sejarahwan M. Hilir Ismail mengemukakan bahwa Atraksi
Adu Kepala ini sempat juga dilarang karena ada pandangan
bahwa atraksi ini bertentangan dengan ajaran Islam. Kenapa
demikian ? karena kepala adalah simbol kehormatan
seseorang jadi alangkah hinanya jika diadu. Namun ada juga
kalangan yang berpendapat bahwa hal itu adalah bagian
dari tradisi untuk menggugah semangat patriotisme
membela negara(Kerajaan). Dalam konteks kekinian Adu
Kepala merupakan salah satu komditi pariwisata Kabupaten
Bima yang perlu dilestarikan keberadaanya.
31

Sumber:
http://alanmalingi.wordpress.com/2010/04/09/atra
ksi-adu-kepala/

PERLOMBAAN PERAHU WISATA


TRADISIONAL 2010
(Sumber: DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH, 2009)

Perlombaan Perahu Wisata Tradisional 2010 dengan Tema


Melalui Perlombaan Perahu Wisata Tradisional 2010, Kita
Bangun Kesadaran Masyarakat untuk Melestarikan
Khasanah Budaya Aceh dalam rangka Mempromosikan Aceh
sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan merupakan salah
satu event atau atraksi wisata dalam rangka membangun
kesadaran dan motivasi generasi muda Aceh untuk
mempromosikan keunggulan dan daya tarik pariwisata
daerah. Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010
dengan sumber dana APBN Dekonsentrasi T. A. 2010 akan
diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat pada tanggal
17 s.d 19 September 2010 di Kawasan Wisata Air Geunang
32

Geudong, Desa Putim Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten


Aceh Barat.
Penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk
mempromosikan kembali olah raga rakyat yang selama ini
telah hilang, mempromosikan Kabupaten Aceh Barat sebagai
daerah tujuan wisata budaya dan sejarah, sekaligus
mensukseskan HUT Aceh Barat ke 65. Output yang ingin
dicapai melalui Perlombaan Perahu Wisata Tradisional 2010
yang akan diikuti oleh peserta dari 23 kabupaten/kota se
Aceh adalah terlaksananya hiburan rakyat melalui
Perlombaan Perahu Tradisional yang berbasis pada
masyarakat sebagai atraksi budaya dalam rangka menarik
minat wisatawan dalam dan luar negeri ke Aceh umumnya
dan Kabupaten Aceh Barat khususnya. Untuk mendukung
keberhasilan Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010,
masing-masing Kab/Kota diminta mengirim 5 (lima) orang
peserta lomba perahu tradisional dengan
persyaratan/kriteria: Laki-laki usia 20 s.d. 30 Tahun, Sehat
Jasmani dan Rohani (berbadan sehat dan tidak cacat fisik)
dan penduduk asli daerah setempat.
Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010 tidak semata-
mata sebagai sebuah kegiatan yang bersifat kompetisi
murni, melainkan sebuah atraksi budaya yang diharapkan
dapat menciptakan hiburan dan rekreasi bagi masyarakat,
sekaligus menjadi semangat untuk melestarikan atraksi
lomba perahu sebagai olah raga rakyat di Kabupaten Aceh
Barat. Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
sangat diharapkan partisipasinya untuk mendukung
keberhasilan Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010
yang akan dilaksanakan di Kawasan Wisata Air Geunang
Geudong, sekaligus didukung dengan berbagai atraksi
daerah lainnya.
Selama penyelenggaraan Lomba Perahu Wisata Tradisional
2010, seluruh peserta lomba perahu dari berbagai daerah
diharapkan dapat mengikuti seluruh tahapan kegiatan
melalui prinsip fair competation dan dapat menjaga nama
baik daerah masing-masing. Selama penyelenggaraan
kegiatan ini tidak mengenal istilah kalah dan menang,
namun sebaliknya yang menang adalah mereka yang mampu
memberikan kontribusi terbaik bagi daerah mereka,
sekaligus dapat berpartisipasi aktif dalam rangka
menciptakan persahabatan, perdamaian antar daerah dan
keberhasilan Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010,
sekaligus mendukung mempromosikan pariwisata Aceh
melalui Slogan Pariwisata Nasional Visit Indonesia 2010.
33

Sumber:
http://www.acehtourismagency.com/index.php?
op=berita_coment&id=1&daftar=_menu#

Jenis Wisatawan Pengunjung Desa Wisata


Karena bentuk wisata pedesaan yang khas maka diperlukan
suatu segmen pasar tersendiri. Terdapat beberapa tipe wisatawan
yang akan mengunjungi desa wisata ini yaitu :

Wisatawan Domestik

Wisatawan domestik ; terdapat tiga jenis pengunjung domestik


yaitu :
1. Wisatawan atau pengunjung rutin yang tinggal di daerah
dekat desa tersebut. Motivasi kunjungan : mengunjungi
kerabat, membeli hasil bumi atau barang-barang kerajinan.
Pada perayaan tertentu, pengunjung tipe pertama ini akan
memadati desa wisata tersebut.
2. Wisatawan dari luar daerah (luar propinsi atau luar kota),
yang transit atau lewat dengan motivasi, membeli hasil
kerajinan setempat.
3. Wisatawan domestik yang secara khusus mengadakan
perjalanan wisata ke daerah tertentu, dengan motivasi
34

mengunjungi daerah pedesaaan penghasil kerajinan


secara pribadi.

Wisatawan Manca Negara


1. Wisatawan yang suka berpetualang dan berminat khusus pada
kehidupan dan kebudayaan di pedesaan. Umumnya
wisatawan ini tidak ingin bertemu dengan wisatawan lainnya
dan berusaha mengunjungi kampung dimana tidak begitu
banyak wisatawan asing.
2. Wisatawan yang pergi dalam grup (di dalam suatu biro
perjalanan wisata). Pada umumnya mereka tidak tinggal lama
di dalam kampung dan hanya tertarik pada hasil kerajinan
setempat.
3. Wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi dan hidup di
dalam kampung dengan motivasi merasakan kehidupan di luar
komunitas yang biasa dihadapinya.

Tipe Desa Wisata


Menurut pola, proses dan tipe pengelolanya desa atau
kampung wisata di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu
tipe terstruktur dan tipe terbuka.

Tipe terstruktur (enclave)

Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai


berikut :
1. Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang
spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai
kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga
mampu menembus pasar internasional.
2. Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau
penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang
ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu
pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan
terdeteksi sejak dini.
3. Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat
kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir,
sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen
untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai
unsur utama untuk menangkap servis-servis dari hotel-
hotel berbintang lima.
35

Contoh dari kawasan atau perkampungan wisata jenis ini


adalah kawasan Nusa Dua, Bali dan beberapa kawasan wisata di
Lombok.
Pendekatan Kawasan pedesaan ini diakui sebagai suatu
pendekatan yang tidak saja berhasil secara nasional, melainkan juga
pada tingkat internasional. Pemerintah Indonesia mengharapkan
beberapa tempat di Indonesia yang tepat dapat dirancang dengan
konsep yang serupa.

Obyek wisata Nusa Dua Bali


Sumber: http://www.dewatabali.co.cc/nusa_dua.php

Tipe Terbuka (spontaneus)

Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh


menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun
pola dengan masyarakat lokal.
Distribusi pendapatan yang diperoleh dari kegiatan wisatawan
dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak
negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal,
36

sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkampungan wisata


jenis ini adalah kawasan Prawirotaman, Yogjakarta.

Perkampungan wisata Prawirotaman


Sumber:
http://mentadamenta.blogspot.com/2010_11_01_archive.html

Prawirotaman adalah nama sebuah jalan dan kampung yang


terletak lima kilo meter dari pusat kota Yogyakarta .
Prawirotaman bisa menjadi alternatif ketika bingung
mencari tempat penginapan. Kawasan itu tidak hanya
menyediakan penginapan yang unik dan terjangkau, tetapi
juga sederet artshop, cafe, toko buku, pasar tradisional, dan
sebuah batu tulis yang tentu bisa menjadi alternatif wisata
pula. Prawirotaman sebagai sebuah kampung dikenal sejak
abad ke-19, saat seorang bangsawan kraton bernama
Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari kraton.
Sejak awal, kampung ini memang mempunyai peran yang
tak kecil bagi Yogyakarta. Masa pra kemerdekaan, kampung
ini menjadi konsentrasi laskar pejuang. Pasca kemerdekaan,
tepatnya tahun 60-an, kampung ini dikenal sebagai pusat
industri batik cap yang dikelola oleh keturunan
Prawirotomo. Sementara sejak tahun 70-an, seiring
meredupnya industri batik cap, para keturunan Prawirotomo
banting setir ke jasa penginapan dan Prawirotaman pun
mulai dikenal sebagai kampung turis. Memasuki kawasan
Prawirotaman, anda akan disambut dengan nuansa kampung
tengah kota, mulai dari lalu lalang kendaraan hingga sapaan
37

warga yang umumnya dapat berbahasa Inggris. Sederetan


penginapan dengan keunikan rancang bangunnya, mulai
Jawa klasik hingga hotel masa kini terdapat di kawasan ini.
Fasilitas yang disediakan penginapan pun cukup menggoda
dengan harga yang terjangkau, mulai Rp 50.000 - Rp
300.000. Meski ada yang telah berpindah tangan,
kebanyakan penginapan masih dikelola oleh keturunan
Prawirotomo, terdiri dari tiga keluarga besar yaitu
Werdoyoprawiro, Suroprawiro, dan Mangunprawiro.
Kawasan Prawirotaman I atau biasa disebut Prawirotaman
saja adalah daerah yang paling terkenal. Selain penginapan,
di kawasan ini juga terdapat fasilitas wisata lainnya seperti
agen tour travel, warnet dan wartel, cafe dan resto, hingga
bookshop. Di cafe dan resto yang tersedia, anda bisa
menikmati banyak masakan khas Jawa, Eropa, maupun
paduan keduanya. Bookshop yang tersedia menyediakan
buku-buku bagus dengan harga yang lebih murah. Buku-
buku impor yang harganya bisa ratusan ribu bisa didapat
dengan hanya mengeluarkan Rp 35.000 - Rp 60.000 saja.
Kadang, ada pula turis mancanegara yang mau bertukar
koleksi bukunya.
Beberapa artshop juga berjejer menjajakan pernak-pernik
seni yang unik. Ada meja yang terbuat dari bambu, kain
batik, lemari yang dibuat dari kayu glondongan hingga
barang-barang antik seperti lampu hias dan keris berusia
tua. Salah satu benda antik yang sangat laris di kalangan
turis mancanegara adalah cap batik. Biasanya, cap itu
digunakan untuk hiasan daun meja, angin-angin ventilasi
rumah kayu atau sekedar sebagai koleksi karena dianggap
mempunyai nilai seni berupa detail motif yang sangat
menarik dan nilai sejarah yang cukup tinggi. Seorang warga
Jerman pernah memborong 1000 buah cap batik dari sebuah
perusahaan batik yang kini sudah tidak beroperasi.
Di sebelah selatan kawasan Prawirotaman I merupakan
Prawirotaman II yang berbatasan langsung dengan pasar
tradisional di tempat itu. Berjalan-jalan di pasar tradisional
pada pagi hari merupakan alternatif wisata yang menarik.
Selain bisa menyaksikan hiruk pikuk warga yang tengah
berbelanja, anda juga bisa mencicipi panganan khas
Yogyakarta yang banyak dijual. Bila menuju ke sebelah
selatan lagi, anda akan bertemu dengan daerah
Prawirotaman III yang tak kalah ramainya. Di Prawirotaman
III, anda akan lebih banyak menjumpai rumah penduduk.
Meskipun nama sebenarnya dari dua bagian paling selatan
Prawirotaman adalah Prawirotaman II dan Prawirotaman III,
namun daerah itu lebih dikenal dengan nama Jalan Gerilya.
38

Menurut cerita, kawasan itu merupakan markas Prajurit


Hantu Maut (laskar jaman perjuangan kemerdekaan
Indonesia) yang dipimpin oleh Pak Tulus. Di salah satu sudut
jalan, anda bisa menemukan sebuah batu tulis yang dibuat
untuk memperingati perjuangan pasukan tersebut. Selain
Pasukan Hantu Maut, laskar prajurit yang pernah bermarkas
di kawasan ini adalah Prajurit Prawirotomo.
Sejumlah lokasi menyediakan jasa penyewaan sepeda motor
dan mobil, bahkan fasilitas antar jemput. Jika belum
memiliki rencana wisata, sejumlah agen memiliki cukup
referensi tentang tempat wisata menarik di Yogyakarta.
Mulai dari wisata budaya seperti candi dan kraton hingga
petualangan seperti trekking.

PENGINAPAN

Penginapan atau akomodasi saat berpergian atau liburan


adalah jenis tempat tinggal dalam perjalanan dimana orang yang
harus tinggal jauh dari rumah lebih dari satu hari keperluan tempat
untuk tidur, istirahat, keselamatan, tempat berteduh dari suhu dingin
atau hujan, penyimpanan barang, serta akses ke fungsi umum pada
rumah tangga.
Penginapan dapat dilakukan pada hotel, resor, apartemen,
hostel atau hostal, rumah pribadi (komersial, yaitu sebuah tempat
tamu untuk tidur yang mendapatkan sarapan pagi atau rumah sewa
tempat liburan, yang non-komersial dengan keanggotaan layanan
keramahan atau tamu di rumah teman), dalam sebuah tenda saat
berkemah (sering di perkemahan) dengan termasuk masalah sampah.

KAWASAN WISATA COBAN RONDO


Asal usul Coban rondo berasal dari sepasang pengantin yang
baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita
yang bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang
menikah dengan Raden Baren Kusuma dari Gunung
Anjasmoro. Setelah usai pernikahan mencapai usia 36 hari
( Selapan ) Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung
ke Gunung Anjasmoro. Namun orang tua Dewi Anjarwati
melarang kedua mempelai karena baru selapan.
Namun keduanya bersikeras pergi berangkat dengan segala
resiko apapun yang terjadi di perjalanan. Ketika dalam
39

perjalanan, keduanya di kejutkan dengan hadirnya Joko


Lelono yang tidak jelas asal usulnya. Tampaknya Joko Lelono
terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha
merebutnya. Perkelahian tidak dapat di hindarkan, kepada
Punokawan yang meyertainya Raden Baron berpesan agar
Dewi Anjarwati di sembunyikan di suatu tempat yang ada
Cobannya ( Air terjun ), perkelahian berlangsung seru dan
akhirnya sama sama gugur. Dengan demikian Dewi
Anjarwati menjadi janda ( Dalam bahasa Jawa Rondo ). Sejak
saat itulah, Coban tempat tinggal Dewi Anjarwati menanti
suaminya di kenal COBAN RONDO. Konon Batu besar di
bawah air terjun merupakan tempat duduk sang Putri.

Sumber: http://wisatamelayu.com/id/images/obyek/ob-jun-23-
rondo-3.jpg

Kegiatan tidur biasanya dilakukan dengan berbaring di tempat


tidur atau umumnya dengan permukaan yang lembut, seperti pada
sebuah kasur, kasur udara seperti pada beberapa jenis kereta api
yang menyediakan tempat tidur berbaring.
Ada kalanya penginapan dilakukan dengan tidur sambil duduk
karena disebabkan tidak memungkinkan untuk berbaring misalnya
dalam sebuah kereta api (atau tidur dalam mobil), bus, duduk di ruang
tunggu, di jalan atau di taman, dll kursi dengan pengaturan (recline)
membolehkan sesuatu antara duduk dan berbaring yang
kenyamanannya tergantung pada tata letak

AKOMODASI
40

Akomodasi dapat mengacu kepada hal-hal di bawah.


- Fasilitas penginapan bagi orang sedang berpergian,
seperti hotel dan losmen
- Akomodasi (mata), penyesuaian mata untuk melihat
atau memfokuskan yang dilihat
- Akomodasi (psikologi), penyesuaian tingkah laku
manusia

AKHIR PEKAN DI TELAGA NGEBEL

Menikmati telaga Ngebel di akhir pekan, merupakan pilihan tersendiri


buat anda yang ingin santai sambil mengumpulkan energi baru.
Kesibukan kantor membuat pikiran seakan panas dan keruh.
Biasanya akan berpengaruh pada produktifitas kerja, bagi anda yang
sudah mengalami hal demikian, tidak salahnya berkunjung ke Telaga
Ngebel Ponorogo. Sebuah telaga Alami yang berada di ujung timur
kabupaten Ponorogo.
Beberapa fasilitas akomodassi wisata tersedia bagi para wisatawan di
lokasi wisata Telaga Ngebel. Akomodasi dan fasilitas penunjang
wisata di sekitar telaga Ngebel, seperti penginapan dan tempat
peristirahatan; dan fasilitas atraksi wisata di Telaga Ngebel seperti
perahu dan dermaganya. Betapa indahnya alam yang masih terjaga
kelestariannya.
41

Fasilitas penginapan di sekitar Telaga Ngebel


Sumber: http://pawargo.com/akhir-pekan-di-telaga-
ngebel/

Fasilitas dermaga perahu wisata di Telaga Ngebel


Sumber: http://pawargo.com/akhir-pekan-di-telaga-
ngebel/

PARIWISATA

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang


dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang
dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah
seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50
mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh
Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa.
Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan,
tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya
seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Banyak negara, bergantung
banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan.
Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah
42

satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk


mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk
meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal.

REKREASI
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah
berarti 'membuat ulang', adalah kegiatan yang dilakukan untuk
penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah
sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan
yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga,
permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada
akhir pekan.

Rekreasi di Taman Tegallega. Warga memanfaatkan hari


libur dengan melakukan olahraga di Taman Tegallega,
Bandung. Tampak warga melakukan olahraga di sekitar
Tugu Bandung Lautan Api. Taman Tegallega menjadi
salah satu tempat tujuan untuk rekreasi pagi warga yang
tinggal di wilayah Bandung Selatan. Mereka memadati
Taman Tegallega untuk melakukan aktivitas olahraga dan
berbelanja. Fotografer - Ema Nur Arifah
Sumber: http://bandung.detik.com/readfoto/2009/01/26/
43

Rekreasi adalah salah satu cara menenangkan diri dari


ketegangan, stress, dan tekanan pekerjaan yang mungkin
mengendap di dalam pikiran seseorang. Dengan berekreasi ke tempat
yang segar dan sejuk, seperti pegunungan, kita dapat mendapatkan
ketenangan dan kedamaian diri. Tips berekreasi sangat banyak, salah
satu yang harus ditaati jika ingin mendapatkan ketenangan diri ketika
berekreasi adalah "Jangan pikirkan pekerjaanmu, tetapi usahakan
pikiran berada di tempat rekreasimu. Nikmatilah semuanya"

WISATA AIR TERJUN PLETHUK

Obyek wisata air terjun Plethuk terletak di timur kota


Ponorogo, yaitu di Desa Jurug, Kecamatan Sooko. Air terjun setinggi
lebih dari 30 meter ini mempunyai pemandangan yang luar biasa
alami. Bagi anda yang ingin melepas lelah sambil menikmati wisata
naik turun gunung, silakan datang ke AIR TERJUN PLETHUK
PONOROGO.
Perjalanan dapat dilakukan dengan mengendarai sepeda motor dari
pusat kota.
Kalau perjalanan diawali dari kawasan Alon-alon, mengikuti jl.
Jend. Sudirman ke timur, akan dijumpai sebuah pertigaan dan
bunderan (kawasan Ngepos, disini tersedia para penjual sate ayam
dan beberapa kuliner khas Ponorogo). Setelah melewati pertigaan
tersebut, tetap mengikuti arah ke timur, jalan yang dilewati adalah Jl.
Gajah Mada. Di setiap perempatan/pertigaan besar di Ponorogo
selalu ada sebuah bunderan yang diatasnya berdiri sebuah patung
tokoh dalam reyog Ponorogo. Di perempatan setelah kawasan
Ngepos ke timur, akan bertemu dengan traffic light (kawasan
perempatan Tonatan, di sebelah selatan jl. Gajah Mada berdiri megah
sebuah hotel). Setelah melewati kawasan Tonatan, mengikuti arah
timur, akan menemukan Jl. IR. Juanda. Setelah kurang lebih 5 - 10
menit akan menemukan kembali bundaran dan lampu lalu lintas.
Kawasan ini disebut Jeruksing.
44

Pintu selamat datang di Air Terjun Plethuk


Sumber: http://ponorogozone.com/ponorogo-pariwisata-
zone/tim-pozone-mengunjungi-wisata-air-terjun-plethuk/

Piknik adalah salah satu kegiatan rekreasi.

Ada beberapa kriteria untuk menentukan apa itu piknik /


tamasya, yaitu:

1. Objek wisata
Bagi kebanyakan orang pergi ke tempat wisata menjadi salah
satu tujuan piknik, tentu akan sangat menyenangkan bepergian
kesebuah tempat rekreasi, kadangkala ada banyak hal tidak
terduga bisa dilihat di objek wisata. Sebuah contoh adalah
banyaknya pendatang dari Jakarta setiap weekend ke puncak
Bogor. Tempat tertentu yang dianggap menyenangkan adalah
sebuah kecanduan rekreasi.
2. Pacaran
Siapa yang tidak suka pacaran? Banyak orang sangat menyukai
hal ini, entah itu berbincang dengan pacar, telpon2an, pegang2an
tangan atau lainnya.
3. Kumpul bareng teman-teman.
Kegiatan ini dapat mendatangkan kebahagiaan yang tak ternilai,
dengan kumpul bersama teman-teman kita dapat berbagi rasa
dan informasi, dengan menceritakan semua pengalaman, baik
yang pahit maupun yang manis. Banyak orang merasa bahwa
45

dengan kumpul bersama teman2, hidup terasa lebih rileks dan


nyaman.
4. Melakukan hobby. Melakukan hobi adalah cara terbaik untuk
dapat melepaskan diri sejenak dari aktivitas rutinitas yang
mengukung kita. Seseorang akan merasa refreshing kalau ia
melakukan hobinya, misalnya main skateboard, mancing, game
komputer, dll.
5. Belanja. Ada kenikmatan tersendiri bagi sebagian orang dalam
cara mereka belanja, kadangkala belanja membuat mereka
terhibur dari banyak masalah. Tetapi hati-hati cara piknik belanja
ini harus diukur dari kemampuan keuangan.
6. Nonton. Nonton di sini maksudnya adalah nonton film di bioskop,
nonton televisi, dan sejenisnya, cara relax sehabis melakukan
aktifitas rutin, kadangkala ada sebagian orang yang baru dapat
tidur jika TVnya nyala terus. Gedung-gedung bioskop dengan
film-film terbaru biasanya dipenuhi para penonton berpasangan,
ini membuktikan bahwa nonton bioskop merupakan salah satu
cara piknik.
7. Menjadi pemenang. Seseorang pernah merasa hebat, merasa
sangat baik, perasaan seperti itu menjadi cikal bakal yang baik
bagi seseorang. Biasanya setiap orang pernah merasa menjadi
pemenang. Hal ini cara piknik paling hebat, sebab dengan begitu
orang akan selalu optimis.
8. Surfing di internet. Seringkali seseorang kelihatan sangat
serius dengan handphonenya. Biasanya mereka ini sedang main
internet, cara ini ampuh untuk merefresh diri, dunia virtual
sekarang sedang mengalami kemajuan yang luar biasa. Setiap
orang dapat berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai
lokasi. Internet bisa jadi salah satu teman piknik yang
menyenangkan..
9. Merasa sukses. Sebagian orang dengan usaha hebatnya
biasanya mendapat ganjaran berupa dapat menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini
biasanya disebut sukses, Ada perasaan khas mengenai
kesuksesannya, inilah yang disebut dnegan piknik brilian.
10. Membaca buku. Membaca buku, komik, koran, baca website
ataupun blog menjadi sebuah kesenangan bagi banyak orang
yang menyukai membaca. Disamping itu, para pembaca ini akan
memiliki pengetahuan diatas rata-rata, juga akan merasa senang,
kesenangan inilah yang menjadikan kegiatan membaca buku
dikategorikan sebagai sebuah piknik.
11. Makan.
Sebagian orang merasa hebat dan merasa oke kalau perut
mereka sudah kenyang, bahkan sebagian orang berpendapat
dan merasa bahwa makan adalah salah satu obat penghilang
stress.
46

TRANSPORTASI

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari


satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana
yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan
untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah
(subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang mempunyai
kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan
angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri
dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara
merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk
memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih,
transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan
dengan alat transportasi lainnya.

Bus alat transportasi darat yang banyak dipakai oleh


wisatawan melakukan perjalanan wisatanya.
Sumber: http://asepberinspirasi.blogspot.com/
47

Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat


transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok, secara fisik
kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang
terdapat di pulau Jawa, hanya saja, penyebutan nama
kendaraan ini, berbeda-beda, tergantung tempatnya. Cidomo
merupakan singkatan dari cikar, dokar, mobil. Perbedaan
utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih
menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil
bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini
masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada
daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh angkutan publik
dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
Sumber: http://info-
campursari.blogspot.com/2009/03/cidomo-alat-transportasi-
tradisional.html

TRANSPORTASI Darat

Sarana
Angkutan jalan
Kereta api
Lainnya Angkutan darat selain mobil, bus ataupun
sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya
digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di
perkampungan baik di kota maupun di desa.
sepeda
48

becak
bajaj
bemo
helicak
delman

Perjalanan menuju ke Pangalengan dari Bandung,


tepatnya di daerah Banjaran, wisatawan disuguhi dengan
pemandangan banyaknya sarana transportasi darat
dokar yang ditarik oleh seekor kuda. Banyaknya dokar
berjajar di pinggir jalan, seakan terminal kendaraan
berkuda. Sarana transportasi jenis ini banyak dijumpai di
kota-kota kecil Bandung selatan, termasuk Pangalengan
dan Ciwidey.
Sumber:https://ybandung.wordpress.com/ category/wisata-
kuliner/page/7/
49

Terminal Bus Kampung Rambutan: Suasana di areal antarkota


Terminal Bus Kampung Rambutan tampak lengang. Beberapa
petugas tiket bus tak terlihat sibuk menawarkan tiket pada calon
penumpang. Jam dinding menunjukkan pukul 8.30 WIB. Tradisi
mudik menjelang Lebaran selalu menjadi sorotan setiap tahun.
Salah satu titik yang jadi serbuan pemudik adalah terminal bus.
Seperti apa persiapan dua terminal besar di Jakarta menjelang
arus mudik Lebaran?
(Sumber: http://default.tabloidnova.com/article.php?name=/arus-
mudik--persiapan-terminal-bus-1&channel=news

TRANSPORTASI LAUT

Sarana : Kapal , Feri , Sampan


Prasarana : Pelabuhan , Galangan kapal

Wisata Prigi pasir putih Trenggalek

Tour wisata bahari ke Trenggalek biasanya dengan tujuan Pantai


pasir putih dan pantai Prigi Trenggalek. Rombongan wisata dengan dua
bus, dengan jumlah rombongan 80an orang. Rombongan wisatawan
berangkat dari depan kantor (IRD) pukul 5 pagi. Sesampai di Trenggalek
sudah hampir jam 8 pagi, turun sebentar di Bendo, pesan makanan
untuk makan sore, untuk makanan ini nanti kami bahas dengan judul
tersendiri, Nasi Lodho pak Yusuf Trenggalek. Sekitar jam 10an kami
sampai di pantai Pasir putih, hijaunya perbukitan dan deru debur ombak
seakan sudah menunggu kedatangan wisatawan, indah sekali jalanyang
50

berkelok yang kami lewati. Dua rombongan harus membayar


Rp.200.000,- sudah termasuk tiket masuk dan parkir bus, petugas
dengan ramah melayani kami.

Sumber: http://popangeran.blogspot.com/2011/01/tour-ke-
trenggalek-dengan-tujuan-pantai.html

Inilah foto-foto tour kemarin ini selintas pantai yang terhalangi


pulai karang yang nan indah, yang menghalangi ombak besar lansung
menuju pantai dengan uang Rp.5000,- kita bisa berperahu keliling pantai
mengitari pulau, seakan di danau atau telaga, tanpa gelombang yang
besar jasa persewaan ban untuk pelampung, Rp 3000-5000,-,
penunjung dapat berenang mengikut ombak yang ke tengah dan ke
pinggir seaka-akan sebagai dayung, tanpa ketahutan karena begitu
landainya, dan begitu lembutnya ombak pantai pasir putih pantai yang
teduh oleh pepohonan yang rindang menambah sejuknya suasana,
walau matahari diatas kepala namun enggan untuk beranjak, dan lahan
parker yang luas menambah nyaman tempat ini, cuma toilet dan
mushola umum yang belum tersedia, yang ada adalah milik
perseorangan.
51

Sumber: http://isamas54.blogspot.com/2010/12/flora-fauna-
3-merak-burung-berwarna.html
Pelabuhan Merak merupakan pelabuhan laut di Kota
Cilegon Banten yang menghubungkan Pulau Jawa
dengan Pulau Sumatra via perhubungan laut (Selat
Sunda). Setiap harinya, ratusan trip feri melayani arus
penumpang dan kendaraan dari dan ke Pulau Sumatra
melalui Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Rata-rata
durasi perjalanan yang diperlukan antara Merak -
Bakauheni atau sebaliknya dengan feri ini adalah
sekitar 2 jam.

TRANSPORTASI UDARA

Sarana : Pesawat
Prasarana : Bandar udara

Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara merupakan


sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan
mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah
landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi
berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO
(International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area
tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
52

peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian


untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero)
Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan
dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau
cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di
atmosfer atau udara. Pesawat terbang yang lebih berat dari udara
disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro,
helikopter, girokopter dan pesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap
tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa
mesin piston (dengan baling-baling) atau mesin turbin (jet atau
turboprop) untuk menghasilkan dorongan yang menggerakkan
pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong
ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai
pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak
menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan
gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro
menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya
dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk
menghasilkan dorongan ke depan.

Kota Balikpapan terdapat sebuah pelabuhan udara yang


bertaraf Internasional bernama Sepinggan, merupakan
bandara tersibuk ke-2 di Indonesia dalam hal lalu lintas
pesawat setelah Bandara Internasional Cengkareng
53

Soekarno - Hatta di Jakarta yang dapat disinggahi


pesawat udara berbadan lebar, yang datang dan pergi
baik dari dalam negeri maupun luar.
Sumber: http://balikpapanku-
reni.blogspot.com/2010/06/bandara-udara.html

PRAMUWISATA

Pramuwisata adalah profesi di bidang kepariwisataan.


Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau Tour Guide dalam
Bahasa Inggris. Di Indonesia, secara nasional telah dibentuk
organisasi yang mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata
Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh
provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah
organisasi serupa yang bersifat lokal.

Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Pramuwisata adalah petugas pariwisata yg berkewajiban
memberi petunjuk dan informasi yg diperlukan wisatawan.
Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau Guide dalam
Bahasa Inggris.

Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata adalah


seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan
petunjuk tentang obyek wisata serta membantu keperluan
wisatawan lainnya.

EN 13809 OF EUROPEN COMMITTEE FOR


STANDARDISATION (CEN); ADOPTED BY WFTGA AT ITS
DUNBLANE SCOTLAND CONVENTION 2003,

TOURIST GUIDE is a person who guide visitiors in the


language of their choice and interprets the cultural and natural
heritage of an area which person normally possesses an area-
specific qualification usually issued and /or recognized by the
appropriate authority.

Secara umum, seseorang yang hendak menjadi pramuwisata


di Indonesia disyaratkan untuk memiliki licence yang diterbitkan oleh
HPI. Ketentuan ini terutama bagi pramuwisata yang melayani
wisatawan asing agar kualitas pribadi pramuwisata selalu
mencerminkan ke-Indonesia-an serta menjaga validitas berbagai
54

informasi yang disampaikan kepada wisatawan. Termasuk pula kinerja


pramuwisata dalam kaitannya dengan "pihak pemakai" yaitu biro
perjalanan wisata yang membawa wisatawan.

EKOWISATA

Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang


berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi
alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal
serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Backpacking (perjalanan)

Backpacking (perjalanan) adalah seseorang yang melakukan


perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang
memberatkan atau membawa koper. Adapun barang bawaan hanya
berupa tas yang digendong, pakaian secukupnya, dan perlengkapan
lain yang dianggap perlu. Biasanya orang yang melakukan perjalanan
seperti ini adalah dari kalangan berusia muda, tidak perlu tidur di hotel
tetapi cukup di suatu tempat yang dapat dijadikan untuk beristirahat
atau tidur. Perjalanan seperti ini dilakukan di dalam negeri ataupun ke
luar negeri. Backpack merupakan istilah bahasa Inggris yang artinya
tas yang digendong di belakang.
55

Ini adalah satu di antara sedikit wahana Ekowisata


(Ecotourism) yang ada di Bali. Wahana ini berupa
perkebunan kopi yang dikelola oleh masyarakat
setempat. Lokasinya di Banjar Kiadan, Desa Pelaga,
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Di banjar
terebut, masyarakat mengelola kebun kopi dan
memproduksi bubuk kopi dengan merek dagang Ijo
Bang. Pada areal perkebunan kopi seluas 243 hektar
tersebutlah ekowisata ini dilaksanakan. Bentuknya
adalah wisata trekking menyusuri areal perkebunan dan
beberapa tempat menarik antara lain air terjun
Nungnung.
Sumber:http://indonesianentertaiment.blogspot.com/2009/11
/ ekowisata-kiadan-berwisata-sembari.html

GEOWISATA

Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan


memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang
alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga
diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses
fenomena fisik alam. Contoh objek geowisata adalah gunung berapi,
danau, air panas, pantai, sungai, dan lain-lain.
56

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 meter di atas


permukaan laut, yang secara administratif masuk
wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan
Lombok Tengah merupakan gunungapi yang memiliki
geowisata potensial, selain itu juga memiliki panorama
kaldera, danau Segara Anak yang hijau, puncak, kawah,
air terjun, mata air panas, goa, sejarah letusan dan
aliran lava baru. Beberapa pendaki mengakui, bahwa
melakukan pendakian di Gunung Rinjani adalah the five
star trekking (pendakian bintang lima), isyarat dan
ajakan dari mereka yang pernah mencapai Rinjani, jika
sebuah hotel maka ia adalah kelas paling tinggi, bintang
lima. Saat ini ada tiga jalur resmi pendakian menuju
puncak Gunung Rinjani, yaitu jalur Senaru dan Torean-
Lombok Utara dan Jalur Sembalun Kabupaten Lombok
Timur.
Sumber: http://pasarkomunitas.com/?
lang=id&rid=64&id=110

PARIWISATA BERBASIS BUDAYA

Wisata berbasis budaya merupakan salah satu jenis


pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya.
Pariwisata jenis ini biasanya dibedakan dari wisata alam, dan wisata
petualangan.
Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat mempunyai daya tarik
bagi wisatawan, yaitu:
1. Bahasa (language).
2. Masyarakat (traditions).
3. Kerajinan tangan (handicraft).
4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits).
5. Musik dan kesenian (art and music).
6. Sejarah suatu tempat (history of the region)
7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology).
8. Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau
sesuatu yang dapat disaksikan.
9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing
daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the
area).
10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and
clothes).
11. Sistem pendidikan (educational system).
12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).
57

Pengrajin kendang Ponorogo


Pengrajin kendang di Dusun Sukamakmur, Desa Ngilo Ilo, Kecamatan
Slahung, Kabupaten Ponorogo seperti berjalan seorang diri selama 19
tahun menekuni profesinya. Tak ada pembinaan apalagi bantuan
pendukung, namun dia berjuang agar tetap eksis di tengah
moderninsasi. Kendang merupakan instrument vital bagi atraksi Reog
Ponorogo. Bayangkan jika reog tanpa kehadiran kendang. Akan
terasa hambar. Sadar akan pentingnya profesinya membuat
instrumen pendukung kesenian reog itu, maka pengrajin kendang
tetap menggeluti usahanya. Jika ditelusuri lebih mendalam, usaha
yang dirintis ini, juga turut menyokong dan membesarkan nama
Ponorogo melalui hasil kerajinannya. Bahkan reog sekarang yang
menasional dan mendunia.

TRADISIONAL - Mukri dengan peralatan tradisional menekuni


pembuatan kendang untuk menunjang kesenian reog. Foto:
Surya/Sudarmawan.
Sumber: http://pawargo.com/tag/tangan/

PERAJIN REOG BANJIR ORDER

Setiap bulan Muharam (Islam) atau Suro(Jawa), senantiasa


membawa berkah bagi masyarakat Ponorogo, para pengrajin
reyog biasanya kebanjiran order. Kalau musim seperti ini,
pesanannya dapat meningkat hingga 50 persen.
58

Dalam kondisi biasa, pesanan sekitar tiga hingga lima set yang
bisa diselesaikan dalam tiga sampai empat bulan. Pada bulan
Muharam pesanan dapat bertambah menjadi 10 set dalam tiga
bulan. Pemesannya terbanyak dari luar kota seperti Tulungagung,
Blitar dan Solo, bahkan ada yang dari Jakarta. Sayangnya para
pengrajin enggan membuka harga yang dia patok untuk setiap set
reyog yang dibuatnya, pokoknya ya kembali modal. Untuk satu set
termasuk perlengkapan gamelan, seorang pengrajin mampu
mengerjakan sekitar dua hingga tiga minggu dibantu beberapa
karyawannya. Termasuk spesialis pemahat gendang yang hanya
dipekerjakan ketika ada pesanan saja. Kalau tidak ada pesanan,
paling saya membuat almari di rumah.

Pengrajin kendang untuk gamelan reog Ponorogo


Sumber:
http://kodratkurniawan.blogspot.com/2009/11/kerajinan-reog-
ponorogo.html
59

Tabot Wisata Budaya Bengkulu


Sumber:http://www.flickr.com/photos/httpwwwflickrcomphot
ossyahrudin64/5334808960/

Objek-objek wisata harus dapat dikemas secara khusus untuk


disajikan kepada turis, dengan maksud agar menjadi lebih menarik.
Dalam hal inilah seringkali terdapat kesenjangan selera antara
kalangan seni dan kalangan industri pariwisata. Kompromi-kompromi
sering harus diambil. Kalangan seni mengatakan bahwa pengemasan
khusus objek-objek tersebut untuk turis akan menghilangkan keaslian
dari suatu budaya, sedangkan kalangan pariwisata mengatakan
bahwa hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak menghilangkan
substansi atau inti dari suatu karya seni.

Wisata Kuliner Aneh Yang Mungkin Anda Suka


60

Sumber: http://gambaraneh.wordpress.com/wisata-
kuliner-aneh-yang-mungkin-anda-suka/
Tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan
biologis, manusia memerlukan makan untuk
berbagai keperluan seperti mengejar kenikmatan,
makanan memang dapat memberikan kenikmatan.
Oleh karena itu makanan dapat dijadikan sebagai
objek wisata karena kenikmatannya. Sementara
itu, ada beragam jenis-jenis makanan tradisional
yang konsumennya tertentu saja. Bagi para pecinta
wisata kuliner, dapat menikmati aneka jenis
kanaan tradisional di berbagai lokasi.

Sate Ayam Ponorogo

Sate Ayam Ponorogo, kuliner dengan sajian khas


Nusantara ini lebih dari apa yang anda rasakan dengn sate-
sate ayam lainnya. Dagingnya yang besar tidak akan pernah
membuat anda puas untuk menyantapnya, selalu ingin
menambah dan menambah lagi. Dagingnya spesial
menggunakan ayam kampung pilihan yang dipilih secara
spesial untuk anda bagi penikmat Sate Ayam. Kelebihan
kuliner Sate Ayam Ponorogo (Chicken Satay of Ponorogo) ini
dapat langsung dinikmati walau tanpa menggunakan bumbu
kacang yang biasa disajikan bersama sate tersebut. Namun,
akan terasa lebih nikmat dan spesial lagi, apabila disajikan
bersama bumbu kacangnya yang khas untuk sate ayam.
Bukan hanya manis, sensasi pedasnya dapat anda rasakan
61

dari dalam daging ayam yang sudah disate tersebut. Sate


Ayam Ponorogo, dapat dinikmati secara spesial dengan
mendatangi kota Ponorogo secara langsung. Keramahan
warga kota Ponorogo akan memberikan rasa yang lebih
disaat menikmati Sate Ayam Ponorogo tersebut. Tempat-
tempat yang dapat anda kunjungi di kota Ponorogo, antara
lain: Ngepos, Gang Sate dan Pak Bagong (tempat langganan
saia bersantap ria bersama keluarga dan rekan kerja).

Sumber:
http://gajahpesing.rumahtulis.com/2010/11/20/sat
e-ayam-ponorogo/

Kontroversi Wisata Budaya

Dalam perkembangannya pemanfaatan budaya untuk sektor


pariwisata terdapat pro dan kontra.
62

Pariwisata Merusak Budaya


Pihak-pihak yang menentang pariwisata berbasis budaya
berpendapat bahwa kedatangan turis ke daerah tujuan wisata dapat
merusak keaslian atau keutuhan suatu produk budaya. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa pariwisata telah merusak atau,
menghancurkan kebudayaan lokal. Pariwisata secara langsung
memaksa ekspresi kebudayaan lokal untuk dimodifikasi, agar sesuai
dengan kebutuhan pariwisata. Ekspresi budaya dikomodifikasi agar
dapat dijual kepada wisatawan. Contoh kasusnya adalah Sendra Tari
Ramayana, tidak lagi disajikan secara utuh, peranan skenario tidak
berfungsi lagi. Selain itu, tari Kecak juga mengalami nasib serupa.
Pertunjukkan tari Kecak yang mudah disaksikan di Bali, kelihatan nilai
sakralnya sudah terpotong-potong karena harus disesuaikan dengan
waktu wisatawan yang ingin menyaksikannya

TARI KECAK DI BALI

Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada


tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini
dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang
duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
"cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah
Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.
Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi
tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar,
melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan
kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-
kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka.
Cerita dalam tari Kecak biasanya mengambil lakon Ramayana
dengan beberapa tokoh pewayangan yang terkenal seperti Rama,
Sinta, Hanuman dan Rahwana yang berperan sebagai tokoh
antagonis. Hal yang lebih mengasyikkan tentunya Kawan dapat
menonton pertunjukan tari ini sambil menikmati indahnya sunset di
Uluwatu. Dengan harga tiket hanya Rp. 70.000, kita sudah bisa
menyaksikan tarian yang tersohor hingga ke manca negara ini
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan
pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan
tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan
Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama
rombongan penari Bali-nya.
63

Sumber: http://ayundafirsty.blogspot.com/2010/05/tari-
kecak.html

Penjual Ubi di Pasar Tradisional Baubau, Sul-Teng

Sumber:
http://beritadaerah.com/denyut/sulawesi/32525/8
Foto : antara (Berita Daerah - Baubau) Seorang penjual
mengatur ubi dagangannya di pasar tradisional
Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Selasa
(14/12/2010). Ubi merupakan makanan pokok suku
Buton dan ubi tersebut dijual seharga Rp 25 ribu per
bakul.
64

Pariwisata Memperkuat Budaya


Walaupun tidak sedikit pihak yang menentang perkembangan
pariwisata berbasis budaya ini, namun banyak juga Sosiolog dan
Antropolog yang justru melihat bahwa pariwisata (internasionalisasi)
tidak merusak kebudayaan, melainkan justru memperkuat, karena
terjadinya proses yang disebut involusi kebudayaan (cultural
involution). Hal tersebut bisa dilihat dari kasus Bali. McKean (1978)
mengatakan, ... meskipun perubahan sosial ekonomi sedang terjadi
di Bali, semua itu terjadi secara bergandengan tangan dengan
usaha konservasi kebudayaan tradisional Kepariwisataan pada
kenyataannya telah memperkuat proses konservasi, reformasi, dan
penciptaan kembali berbagai tradisi.

Philip F. McKean (1973) menulis bahwa the traditions of Bali


will prosper in direct proportion to the success of tourist
industry (dalam Wood, 1979).

Dampak kepariwisataan di Bali bersifat aditif, dan bukan


substitutif. Dampak tersebut tidak menyebabkan transformasi secara
struktural, melainkan terintegrasi dengan kehidupan tradisional
masyarakat.

Tidak Ada Budaya Asli


Menurut para sosiolog, kebudayaan akan terus berkembang,
karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus
berkembang, karena adanya rangsangan, seperti adanya
perkembangan industri pariwisata. Proses saling mempengaruhi
adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui
interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun
kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum
Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting
dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah, atau
dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamis, yang terus
berkembang seiring perputaran waktu, baik dipengaruhi pariwisata
atau pengaruh masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri.

Perkembangan
Pada waktunya nanti, diramalkan objek wisata yang diminati
wisman (wisatawan mancanegara)lebih banyak terpusat pada hasil
kebudayaan suatu bangsa. Oleh karena itu dalam industri pariwisata
65

nanti, hasil kebudayaan bangsa merupakan komoditi utama untuk


menarik wisman berkunjung ke Indonesia. Di samping itu,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PATA tahun 1961 di
Amerika Utara, diperoleh suatu kesimpulan bahwa lebih dari 50%
wisman yang mengunjungi Asia dan daerah Pasifik, motivasi
perjalanan wisata mereka adalah untuk melihat dan menyaksikan
adat-istiadat, the way of life, peninggalan sejarah, bangunan-
bangunan kuno yang tinggi nilainya. Pendapat tersebut tidaklah salah.
Menurut penelitian Citra Pariwisata Indonesia pada tahun 2003,
budaya merupakan elemen pariwisata yang paling menarik minat
wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Budaya
mendapatkan skor 42,33 dari wisman dalam kategori sangat menarik
dan berada di atas elemen lainnya seperti keindahan alam dan
peninggalan sejarah, dengan skor masing-masing 39,42 dan 30,86.
Hal tersebut membuktikan bahwa atraksi budaya merupakan hal yang
paling disukai para turis dari pariwisata di Indonesia.

Pariwisata Berbasis Budaya di Indonesia


Penerapan kegiatan pariwisata berbasis budaya di Indonesia
telah ditunjukkan oleh beberapa provinsi. Selain provinsi Bali, provinsi
lain yang fokus dalam pelaksanaan sektor ini adalah Daerah Istimewa
Jogjakarta khususnya kota Jogjakarta. [5] Sejak tahun 2008, daerah ini
telah mencanangkan diri sebagai kota pariwisata berbasis budaya. Di
Jogjakarta, pengembangan pariwisata disesuaikan dengan potensi
yang ada dan berpusat pada budaya Jawa yang selaras dengan
sejarah dan budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Banyak
rencana aksi telah dicanangkan untuk mendukung pelaksanaan
program ini. Mulai dari pengembangan dan peningkatan kuantitas
serta kualitas fasilitas, memperbanyak event-event wisata, seni ,dan
budaya, sampai ke optimalisasi pemasaran program.

Tempat wisata

Tempat wisata atau obyek wisata adalah sebuah tempat


rekreasi/tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa obyek wisata
alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau obyek wisata
bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dll.

Wisata Ngembak Ponorogo


Obyek wisata Ngembak sangat terkenal di Ponorogo.
Pengunjung terbanyak adalah pada hari Minggu.Rata-rata
anak-anak seusia TK dan SD banyak berkunjung ke
66

Ngembak.Mereka ke sana sekedar melepas lelah. Bangunan


wisata Ngembak sekarang tampak indah dan menarik. Di
situ sudah ada kolam renang,taman bermain,tempat teduh
yang rindang serta atraksi terjun dan panjat tali. Tak
ketinggalan disitu sudah di bangun kebun binatang. Ada
burung Merak, burung Kugeru, burung Kaka Tua dan ayam
hutan. Pemandangan wisata Ngembak juga dilengkapi
warung kopi serta aneka jenis makanan lainnya. Ke tempat
wisata situ kalau bersama pacar akan ada kenangan
tersendiri bila disertai kenangan berupa kegiatan
pemotretan untuk diri sendiri,siapa tahu itu kan membawa
nostalgia yang nyaman. Bangunan wisata Ngembak berdiri
sekitar tahun 2003. Ngembak sekarang perlu untuk di
jadikan daerah tujuan wisata Jawa Timur.Kita berharap
semoga saja tanah yang berupa tegalan bisa di manfaatkan
untuk dijadikan wisata kebun bunga.

Sumber:
http://www.flickr.com/photos/30110001@N04/3031575304/

SITUS DAN BUDAYA ZIARAH MAKAM SUNAN BONANG

Untuk mempertahankan makam Sunan Bonang Tuban


sebagai wisata ritual, ada dua institusi yang bertugas
menjaga. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Trowulan, Mojokerto berperan mempertahankan dan
67

melestarikan benda peninggalan di kompleks makam yang


masuk kawasaan situs bersejarah. Sedangkan Yayasan
Mabbarot Sunan Bonang (YMSB) bertugas menjaga budaya
ritual ziarah. Perpaduan ini yang menjadikan wisata ritual
makam Sunan Bonang tak lekang zaman. Setiap hari, ribuan
wisatawan mengalir ke makam salah satu wali penyebar
ajaran Islam di tanah Jawa ini. Kedatangan mereka ke
makam tentu bukan untuk berekreasi lahir seperti tempat
wisata pada umumnya. Namun, lebih berorientasi pada
wisata batin.
Kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di tanah
air dan sebagian dari manca negara tersebut terpusat pada
bangunan cungkup makam yang luasnya hanya sekitar 8 x 8
meter. Di cungkup inilah para wisatawan bertahlil dan
bermunajat. Menurut pandangan sebagian kalangan,
berziarah ke makam wali bisa mendatangkan berkah.

Sumber:
http://wirosableng810.blogspot.com/2010/05/mempertahankan-
situs-dan-budaya-ziarah.html
BP3 Trowulan yang bertugas menjaga fisik situs
beberapa kali memugar sejumlah benda bersejarah di
kompleks makam ini. Salah satunya sirap cungkup atau atap
bangunan penutup makam yang berbahan kayu. Sebagian
kayu sirap tersebut diganti karena mengalami kerusakan.
Begitu juga dengan salah satu batu nisan makam yang
kabarnya patah dan kemudian diperbaiki BP3 Trowulan.
68

Sekarang, institusi yang menangani situs bersejarah


ini tengah merencanakan pemugaran pendopo rante. Posisi
pendopo rante ini berada di dalam pelataran antara pintu
gerbang utama dengan pintu gerbang masuk kompleks
makam. Menurut sejarah, pendopo rante adalah semacam
tempat paseban atau pertemuan antar santri. Bangunan
berukuran 6x4m ini hanya berupa atap bersirap kayu jati
yang ditopang dengan empat pilar kayu. Bangun ini tidak
berdinding dan hanya berlantai keras. Dua situs bersejarah
tersebut selama ini tak terlihat jelas karena tertutup dengan
bedak pedagang sovenir di kompleks makam.
Selama ini tugas BP3 Trowulan hanya menjaga dan
mempertahankan situs makam dari kondisi aslinya. Salah
satunya, dengan menetapkan ring-ring kawasan situs
bersejarah yang harus dijaga dan dipelihara. Sementara
terhadap benda-benda bersejarah di dalam kawasan situs,
BP3 secara intens mengawasi dan melindungi.
Menurut Pembina YMSB, upaya menjaga budaya
ziarah salah satunya dengan mengatur tata cara ber-tawasul
di makam. Semua hal diatur. Mulai kewajiban harus
mengenakan busana muslim dan bersikap sopan. Bukan
hanya itu. Yayasan juga mengatur tata cara berdoa para
peziarah agar tidak musyrik. Untuk mengatur itu, yayasan
menugaskan juru kunci untuk memimpin doa bersama.
Sebelum era 60-an, makam Sunan Bonang tak dikenal dan
tak banyak peziarah datang. Setelah Kiai Murtadji, salah
satu tokoh NU Tuban menggelar haul (hari kelahiran) Sunan
Bonang pada 1963, budaya ziarah ke makam wali ini seperti
dihidupkan kembali.

Cendera mata

Cendera mata adalah suatu yang dibawa oleh seorang


wisatawan ke rumahnya untuk memori yang terkait dengan benda itu.
Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kadang disinonimkan dengan
suvenir, tanda mata, atau kenang-kenangan.
Cendera mata bisa berupa pakaian seperti kaos atau topi, dan
peralatan rumah tangga seperti cangkir atau mangkok, asbak,
sendok, jam pasir, maupun buku tulis. Benda-benda tersebut bisa
ditulisi untuk menandai asalnya. Wisatawan bisa pula membeli
cendera mata sebagai kenang-kenangan bagi mereka yang tidak
pergi ke mana-mana.
69

Cinderamata Kasongan

Sumber: http://ikhwanulamara.blogspot.com/
Di Desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan hangat
oleh warga penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang
pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil
kerajinan keramik. Apabila tertarik melihat pembuatan
keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri
keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di
tempat. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan
menggunakan perbot, penjemuran produk yang biasanya
memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu
kemudian dibakar, sebelum akhirnya di-finishing
menggunakan cat tembok atau cat genteng. Bekerja secara
kolektif, biasanya sebuah galeri adalah usaha keluarga
secara turun temurun. Meski sekarang pembuatan keramik
melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri,
namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk
pemilihan bahan dan pengawasan produksi.

Berkemah

Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan.


Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya
perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati
keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di
lokasi perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan
primitif, atau tanpa atap sama sekali.
70

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemah (kata benda)


adalah tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya
hampir menyentuh tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya.
perkemahan (kata benda) 1 hal berkemah; 2 himpunan kemah
(pramuka, pasukan, dsb); tempat berkemah.
Berkemah sebagai aktivitas rekreasi mulai populer pada awal
abad ke-20. Kegiatan ini juga umumnya disertai dengan kegiatan
rekreasi luar ruangan lainnya, seperti mendaki gunung, berenang,
memancing, dan bersepeda gunung.

Berkemah dalam Kepramukaan

Pramuka Penggalang tengah berkemah

Berkemah atau Perkemahan adalah salah satu macam


kegiatan dalam kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond.
Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk Pramuka.

Tujuan Perkemahan
1. memeberikan pengalaman adanya saling ketergantungan
antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk
melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengem-
bangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang
menghormati keseimbangan alam.
2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan
yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih
71

di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang


menyenangkan dalam kesederhanaan.
3. Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.

Berkemah dan Belajar Bersama

Sumber:
http://kisahmata.blogspot.com/2010/07/mereka-
berkemah-dan-belajar-bersama.html
Belasan anak-anak seusia pelajar sekolah menengah
pertama berjalan beriringan dalam barisan yang rapi.
Mengenakan seragam pramuka yang identik dengan
warna coklat serta tongkat pramuka di tangan kanan,
mereka terlihat begitu gagah. Anggota pramuka
tingkat penggalang itu berjalan sembari meneriakkan
yel-yel pramuka.

Macam Perkemahan

Ada beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal:

Ditinjau dari Lamanya Waktu, yaitu:


72

1. Perkemahan Satu Hari. Yang termasuk dalam Perkemahan


satu hari adalah Pesta Siaga
2. Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami)
3. Perkemahan lebih dari tiga hari

Ditinjau dari Tempat Pelaksanaannya, yaitu:


1. Perkemahan Menetap
2. Perkemahan Safari (Berpindah-pindah)

Ditinjau dari Tujuannya, yaitu:


1. Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)
2. Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu
Ambalan, Pelantikan Penggalang Ramu dan lain-lain
3. Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)
4. Kemah Rekreasi
5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir
Ranting/Kecamatan), Jambore Cabang (tingkat Kwartir
Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat
Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat
Kwartir Nasional / se-Indonesia).
6. Kemah Riset/Penelitian

Ditinjau berdasarkan jumlah pesertanya, yaitu:


1. Perkemahan satu regu/sangga
2. Perkemahan satu Pasukan/Ambalan/Racana
3. Perkemahan tingkat Ranting / Cabang/ Daerah / Nasional /
Regional/Dunia.

Dalam berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan


ideal, yaitu:
1. Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan
terdapat pohon pelindung
2. Dekat dengan sumber air
3. Terjamin keamanannya
4. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan
jalan raya
5. Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos
kesehatan
6. Memiliki pemandangan menarik
73

Program Desa Wisata dianggap efektif untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan karakter
wisata desa yang bersangkutan. Sumber: Kompas.com (26
November 2009)

Wisata desa pegunungan (Sumber PSLP-PPSUB, 2011)

PROFIL DESA WISATA

Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki


beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di
kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang
74

relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti


makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai
sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan
lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor
terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus
memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan
tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para
pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-
fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain
adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga
akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata
menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata
(home stay) sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana
pedesaan yang masih asli.
Saat ini, propinsi Jawa Tengah memiliki tujuh buah kawasan
desa wisata yang tersebar di berbagai kabupaten. Desa-desa wisata
tersebut adalah desa wisata Candirejo, Dieng, Duwet, Karangbanjar,
Karimunjawa, Ketenger, dan Selo. Di dalam website ini, Anda akan
menemukan beragam informasi yang lebih lengkap mengenai ketujuh
kawasan desa wisata tersebut.

DESA WISATA CANDIREJO


Profil Desa Wisata

Pengantar
Menurut tutur tinular (kata turun-temurun), nama Candirejo
berasal dari kata Candighra. Seiring waktu berjalan, terjadi perubahan
kata atau penyebutan, Candighra kemudian berubah menjadi
Candirga dan selanjutnya berubah lagi menjadi Candirja, dan pada
akhirya seperti nama desa tersebut saat ini, yaitu Candirejo. Bila
diuraikan, kata Candi (bahasa Jawa) berarti batu dalam bahasa
Indonesia, dan kenyataannya separuh dari luas wilayah desa
Candirejo berupa daerah berbukit yang masuk dalam kawasan
pegunungan Menoreh yang merupakan bekas gunung api.
Keberadaan batu itu juga tersimbolkan dalam beberapa nama tempat
yang terkait dengan mitos setempat tentang bebatuan seperti Watu
Kendhil, Watu Ambeng, Watu Dandang yang terletak di dusun Butuh,
Watu Tambak, Watu Tumpuk, Watu Asin, Watu Cekathak yang
letaknya di dusun Sangen dan Kaliduren. Kata Rejo sendiri berarti
subur dan ini merupakan perlambang kesuburan tanah dataran
Candirejo, meskipun merupakan tanah lahan kering. Pada akhirnya
75

Candirejo dapat diartikan sebagai wilayah yang banyak batu-batunya


tetapi subur.
Versi lain mengatakan bahwa nama Candirejo bermula dari
ditemukannya candi di tempat ini. Berdasarkan bukti-bukti
peninggalan di desa Candirejo, pernah terdapat sebuah candi yakni
candi Brangkal (lokasinya di dusun Brangkal). Bukti peninggalan
tersebut berupa batu candi, batu bata, arca, yoni dan sebagainya,
yang merupakan peninggalan agama Hindu. Desa Candirejo adalah
satu dari sepuluh desa yang dijadikan sasaran pelaksanaan NRM-
LCE Project. Natural Resources Management for Local Community
Empowerment (NRM-LCE) Project atau Proyek Pengelolaan Sumber-
sumber daya Alam bagi Keberdayaan Masyarakat Lokal adalah
proyek yang dilaksanakan antara Yayasan PATRA-PALA, masyarakat
setempat dan pemerintah daerah kabupaten Magelang yang didukung
oleh dana hibah dari Japan International Corporation Agency (IICA).
Proyek ini merupakan pengembangan sebuah program konservasi
untuk kawasan pegunungan Menoreh melalui pemberdayaan
masyarakat setempat untuk mengkonservasi candi Borobudur
sebagai satu monumen nasional dan warisan budaya dunia..

Penduduk

Masyarakat Desa Candirejo memiliki semangat untuk maju


dan berkembang, di tingkat pemerintah desa maupun masyarakat
luas pada umumnya. Kebudayaan yang berkembang dalam
masyarakatnya menjadi potensi yang bisa dikembangkan sebagai
daerah tujuan wisata berbasis masyarakat, yakni kerajinan pandan-
bambu, sistem pertanian, budaya, tempat-tempat potensial untuk
melakukan kegiatan pengamatan aktivitas harian masyarakat,
keindahan pemandangan dan kegiatan trekking.
Kehidupan masyarakat desa Candirejo yang masih agraris
didominasi oleh kegiatan pertanian. Jika mereka ingin menjual hasil
panen dalam jumlah besar maka mereka akan menuju ke pasar
Borobudur atau pasar Jagalan. Delman (andong) merupakan alat
transportasi setempat yang masih banyak dipergunakan untuk
kegiatan ekonomi antardesa. Rumah tradisional mereka berbentuk
rumah jawa Kampung dan Limasan. Rumah dan dapur merupakan
bagian yang terpisah dan ini masih tampak pada beberapa rumah.
Kayu bakar masih merupakan pilihan utama sebagai bahan bakar
rumah tangga.

Fasilitas Wisata

1. Daya Tarik Wisata


76

Sebagai salah satu desa yang menjadi sasaran program NRE-


LCE, desa Candirejo diharapkan dapat mempertahankan keasliannya,
baik tradisi penduduknya, maupun lingkungan alam sekitarnya. Oleh
karena itu, daya tarik wisata utama dari desa Candirejo adalah segala
keunikannya, berupa kebudayaan tradisional, terkait keaslian
kehidupan desa yang alami. Pemberdayaan masyarakat akan
manfaat alam sekitar merupakan salah satu agenda dalam program
NRE-LCE. Hasil dari proses ini diharapkan mampu meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat secara ekonomi. Salah satu tolak ukur
dari keberhasilan program ini adalah adanya hasil-hasil kerajinan
yang dibuat oleh masyarakat desa Candirejo dengan memanfaatkan
alam sekitarnya. Hasil-hasil kerajinan khas desa Candirejo dapat
menjadi cinderamata dari desa ini kepada para pengunjungnya.

1. Upacara Adat
Nyadran adalah upacara adat mengirim doa untuk leluhur
yang dilaksanakan setahun sekali, yakni pada bulan Ruwah (bulan
pada kalender Jawa), dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.
Upacara Nyadran di tingkat desa dilaksanakan di gunung Mijil, sebuah
bukit kecil yang terletak di perbatasan desa, yang dipimpin oleh juru
kunci gunung Mijil. Sedangkan upacara Nyadran di tingkat dusun
dipimpin oleh kepala dusun atau tokoh agama. Dalam upacara ini juga
diberikan sesajian kepada para leluhur yang dimaksudkan agar para
leluhur juga menikmati hasil bumi selama ini. Makanan yang disiapkan
untuk upacara ini adalah Ingkung, yakni ayam utuh yang direbus
dengan bumbu rempah-rempah atau dalam istilah setempat di-"ukep".
Ingkung kemudian disajikan bersama dengan nasi dan sayuran.
Upacara besar lainnya adalah Saparan dan Perti Desa (Bersih
Desa/Sedekah Bumi) yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal
15 bulan Sapar (kalender Jawa) di balai desa. Tujuan upacara ini
adalah wujud syukur atas panen yang telah berlalu, sekaligus
permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar keselamatan
senantiasa dilimpahkan dan hasil pertanian semakin meningkat.
Bentuk dari Saparan adalah upacara Perti Desa yang mempunyai arti
memelihara dan menata desa agar lebih bermanfaat. Rangkaian
acara Perti Desa adalah:

a. Sedekah Bumi/Selamatan Desa, Komponen selamatan


desa adalah:

- Nasi gurih berbentuk tumpeng dan kelengkapannya,


ingkung ayam jago.
Makna tumpeng sebelum datangnya pengaruh ajaran
Islam yang dibawa oleh Wali Sanga, ialah gambaran
77

gunung keramat Himalaya dengan puncak Suralaya


tempat bertahtanya para Dewa (menurut ajaran Hindu).
Ingkung ayam jago bermakna suatu penyerahan diri
secara utuh dan bulat (tidak mendua) dan ajeg selamanya.
Namun setelah ajaran Islam masuk dengan pengaruh
ajaran Wali Sanga (khususnya sunan Kalijaga), hal
tersebut dimaknai simbol hormat dan ketaatan kepada
kanjeng nabi agung Muhammad SAW, sehingga nasi
tumpeng gurih dan ingkung ayam jago dinamai Rasulan.
- "Golong Milang Dusun" yang berwujud nasi golong
sejumlah 15 (lima belas) dan merupakan perlambang 15
dusun yang ada di desa Candirejo.
- Nasi Golong sejumlah 9 (sembilan) buah bermakna
"golong-gliging" (Jawa; niat), "manunggale Kawula Gusti"
(Jawa; bersatu seluruh masyarakat dan pemimpinnya),
bersatunya "jagad cilik" (Jawa; mikrokosmos) dan "jagad
gedhe" (Jawa; makrokosmos). Sedangkan bilangan 9
(angka sembilan) adalah angka agung, sebab dikalikan
dengan angka berapapun bila angkanya dijumlahkan
selalu menghasilkan angka 9.
- "Larakan" (Jawa; sajian) yang terdiri atas hasil bumi yang
disebut "pala kepedhem", "pala gumantung", "pala
kasimpar" yang bermakna permohonan agar hasil
pertanian membawa barakah dan manfaat.
- "Golong Kencana" (Jawa; golong ketan yang ditutup dan
didasari telur dadar dan tanpa garam). Awalnya untuk
"bekti Dewi Pertiwi"; setelah ada pengaruh Islam, bertujuan
untuk berbakti dan mengenang jasa dewi Siti Fatimah, putri
Rasulullah SAW; bahwa panutan wanita adalah Siti
Fatimah (masyarakat desa menyebutnya dengan nama
Dewi Siti Pertimah).

b. Wayangan
Dalam wayangan, hal yang perlu dipersiapkan adalah sajian
(hidangan) sebagai berikut.
- Jajan pasar, melambangkan permintaan, supaya para
petani mudah menjual hasil panennya dan pedagang
mudah mencari dan menjual dagangannya serta mendapat
keuntungan.
- Ingkung panggang, maksudnya adalah untuk mengingat
asal mula kejadian manusia, bahwa manusia berasal dari
tidak ada menjadi ada dan kembali tidak ada.
- Kelapa dua pasang, melambangkan bahwa hakekatnya
isi dunia itu ada dua, yaitu siang dan malam, sedih
gembira, miskin kaya, mati dan hidup dan seterusnya.
78

- Ayam kecil (hidup), melambangkan sesuatu yang


dimintakan itu dapat hidup dan berlanjut. Hidup adalah
tumbuh dan berkembang, misal lahir, merangkak, berjalan
dan menjadi besar.

Upacara-upacara adat di atas merupakan perlambang


hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya, manusia dengan
leluhurnya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan
lingkungannya. Simbol itu muncul dalam bahasa Jawa, "Memetri Bapa
Ngangkoso Ibu Pertiwi". Bapa Ngangkoso adalah perlambang langit
yang merupakan datangnya hujan; air untuk kehidupan, Ibu Pertiwi
adalah perlambang bumi yang merupakan sumber kehidupan. Simbol
tersebut menjadi perlambang hubungan bumi (alam/lingkungan)
dengan manusia yang juga muncul dalam berbagai bentuk upacara
yang lain; seperti kenduren, selamatan, mithoni dan upacara adat
lainnya.

Kesenian Tradisional
Desa Candirejo juga memiliki sejarah sebagai tempat
persinggahan pengikut pangeran Diponegoro (salah satu pahlawan
perjuangan Indonesia) ketika berperang dengan tentara Belanda
sekitar tahun 1825. Sebagai peninggalan budaya, momen itu tercurah
dalam satu arian yang dikenal dengan nama Jathilan, yang
menggambarkan latihan perang pasukan berkuda pangeran
Diponegoro. Kesenian ini berkembang sejak tahun 1920-an dan
memiliki beberapa versi.
Musik pengiring dari kesenian ini adalah karawitan. Jenis
kesenian lainnya adalah kesenian wayang. Kesenian ini muncul ketika
pengaruh agama Budha memasuki pulau Jawa. Wayang digunakan
untuk menyebarluaskan ajaran agama Budha dan pihak kerajaan
menggunakannya menjadi media penyampai pesan. Sampai saat ini
kesenian wayang berkembang menjadi media pembelajaran
masyarakat tentang nilai dan norma yang harus dimiliki manusia. Ada
beberapa jenis wayang dalam kebudayaan Jawa, yakni wayang
orang, wayang kulit dan wayang golek. Pementasan wayang kulit
kerap dilakukan bila ada upacara adat atau saat hajatan desa.
Keunikan wayang kulit adalah ia terbuat dari kulit kambing yang telah
disamak dan dikeringkan, kemudian diukir sesuai dengan karakter
peran dan alur cerita dalam kitab pewayangan. Setelah pengaruh
budaya agama Budha, maka terjadi peralihan ke budaya yang dibawa
oleh agama Islam. Pengaruh ini tampak dalam jenis kesenian yang
kemudian muncul di desa ini, seperti tarian Gatholoco/Wulangsunu,
Kubrosiswo dan Shalawatan dengan isi syairnya berupa tuntunan
hidup bagi umat manusia.
Tarian Gatholoco / Wulangsunu dipentaskan secara
berpasangan dalam baris berbanjar dan berjumlah genap. Dinamakan
79

kesenian Wulangsunu karena dalam syair-syairnya ada bab


wulangsunu. Wulangsunu berasal dari kata wulang yang artinya
mendidik, memberi nasihat dan sunu yang berarti anak. Kesenian ini
berfungsi ganda sebagai sarana hiburan dan sebagai tuntunan.
Kesenian lain adalah Kubrosiswo, yang termasuk salah satu
jenis kesenian Magelang. Kesenian ini ada sejak tahun 1965 di desa
Candirejo. Ini adalah satu jenis kesenian yang bernafaskan Islam.
Musik pengiring mirip dengan lagu perjuangan dan qasidah, tetapi
liriknya telah diubah sesuai misi Islam.

Cinderamata

1. Kerajinan Pandan
Pandan ditanam sebagai tanaman pembatas antarlahan dan
tepi jalan. Tanaman ini banyak ditemui di bagian atas desa Candirejo,
yakni di dusun Ngaglik, dusun Wonosari, dusun Kerekan dan dusun
Butuh dengan lahan seluas kira-kira (18 ha). Pandan berpotensi
sebagai bahan baku kerajinan karena sifat serat daunnya yang keras.
Masyarakat menggunakan teknologi sederhana untuk mengolahnya
menjadi bahan baku pembuatan tikar pandan. Pandan yang telah
menjadi tikar kemudian dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan
berbagai macam produk kerajinan tas, kuda Jathilan kecil, dan produk
lain yang telah diproduksi dalam jumlah terbatas dan dipasarkan di
pasar desa, dan pasar cinderamata yang berada di taman candi
Borobudur.
80

Sumber: http://anyamanpandan.blogspot.com/
Perusahaan kerajinan memproduksi kerajinan dari anyaman
pandan, bambu, tenun lidi, aneka daun-daunan. Melalui website
perusahaan menyediakan berbagai informasi produk-produk
yang kami buat terdiri dari tas, topy, tempat file, tempat sampah
kering dsb.

2. Kerajinan Bambu
Desa Candirejo memiliki sumber daya bambu yang berlimpah
terutama di daerah bantaran sungai Sileng dan sungai Progo. Empat
jenis bambu yang tumbuh dan banyak dipergunakan adalah jenis
pring wulung (bambu hitam), pring petung (bambu berdiameter besar),
pring legi, dan pring ijo (bambu apus). Masyarakat desa Candirejo
memanfaatkan bambu untuk membuat perabot rumah tangga,
peralatan dapur, pagar rumah, penyangga pohon rambutan serta
dinding rumah. Bambu banyak dipakai untuk membuat kerajinan
tangan dan perabot rumah tangga yang dapat dipesan dan dibeli oleh
para pelancong. Hasil-hasil olahan bambu yang ada di desa Candirejo
antara lain adalah rak buku, tempat tidur, kursi, dan lukisan bambu.
81

Program Terkam Bambu Tingkatkan Pendapatan Warga

Sumber: http://www.dompetdhuafa.org/?p=5754
Program Terkam Jambu Baitul Maal Desa (BMD) Ben
Mulyo dirasakan manfaatnya oleh warga Pengkol,
Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Menurut salah satu
penerima manfaat mengaku pendapatannya semakin
bertambah sejak mengikuti program ini. Biasanya satu
bambu utuh saya jual dengan harga lima ribu. Sekarang
satu bambu bisa diproduksi jadi enam tambir, harga satu
tambirnya 3 ribu. Ia juga mengaku pengetahuannya
semakin bertambah sejak mengikuti berbagai pelatihan
yang digelar BMD. Sebelumnya, penghasilan tiap
bulannya diperoleh dari bertani dan beternak empat
kambing. Sejak bergabung dengan BMD, dia mendapat
bantuan tiga ekor kambing dan pelatihan kerajinan
bambu sehingga dapat menambah penghasilan dari
membuat kerajinan bambu. BMD menggelar pelatihan
secara rutin setiap bulan sekali. Pelatihan yang diberikan
adalah pelatihan tentang kerajinan bambu dan
mengembangkan peternakan serta pertanian.
Diharapkan dengan pelatihan yang diberikan secara
rutin warga Pengkol dapat mengembangkan dirinya
sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga
mereka.
82

3. Sarana Akomodasi
Desa Candirejo dilengkapi dengan sarana akomodasi yang
cukup baik. Untuk mempertahankan suasana pedesaan yang masih
asli, maka sarana akomodasi yang disediakan di desa Candirejo
berupa pondok-pondok penginapan (home stay) yang diusahakan
sendiri oleh masyarakat desa Candirejo.

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-
wisata/in/about.htm

Berikut ini adalah daftar pondok-pondok penginapan yang ada


di desa Candirejo.

Nama Pondok Nama Pemilik Jumlah Kamar


Alamanda Bapak Utoyo 2
Amarilis Bapak Agus Sutanto 2
Bunga Bakung Bapak Suramidi 2
Bunga Matahari Bapak Endro Suwarto 2
Cempaka Bapak Suhadi 2
83

Ceplok Piring Handi Kuswanto 2


Edelweiss Bapak Maduk Sasono 2
Kembang Setaman Bapak Tatak Sariawan 2
Kenanga Bapak Harjiyanto 2
Lavender Bapak Murwanto 2
Lily Ibu Susana 5
Dst.

Paket Wisata

Desa wisata Candirejo menawarkan beberapa paket wisata. Di


bawah ini merupakan daftar paket-paket wisata yang terdapat di desa
Candirejo.

- Tamasya Keliling Desa


Paket ini menawarkan eksplorasi penjelajahan desa Candirejo,
baik dengan berjalan kaki, atau menggunakan sarana angkutan
delman (andong) desa. Pada kesempatan ini, para pelancong akan
disuguhi dengan keunikan tradisi dan budaya masyarakat setempat,
kesenian dan kerajinan rakyat, serta metode sistem pertanian
tradisional.

- Wisata Menoreh
Paket ini menawarkan kesempatan kepada para pelancong
untuk mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan tentang
kehidupan sehari-hari dari masyarakat yang tinggal di kawasan
Menoreh. Pada kesempatan ini, para pelancong akan menemukan
kehidupan habitat asli dari burung-burung yang hidup di daerah ini.
Para pelancong juga dapat menikmati keindahan kebun-kebun
tanaman obat dan melihat sistem pertanian tradisional yang
diterapkan.

- Sistem Pertanian Desa


Paket wisata ini akan meningkatkan kesadaran kita akan
pentingnya pelestarian dan pemeliharaan sumber-sumber daya alam,
terutama yang berada di desa Candirejo. Para pelancong dapat
langsung merasakan dan mengerjakan bagaimana rasanya
berinteraksi dengan alam di areal pertanian, juga dapat ikut
berpartisipasi dalam memanen buah-buahan segar langsung dari
lokasi pembudidayaannya.

- Aktivitas Sungai
Ingin dapat menangkap ikan selincah para penduduk lokal?
Bila ya, mari ikuti paket wisata ini dan bergabung dengan komunitas
"Nylantrang" (komunitas para penangkap ikan). Para pelancong dapat
merasakan sendiri asyiknya menangkap ikan di sungai,juga dapat
84

menikmati segarnya berenang dan mandi di sungai, tentu saja semua


itu dalam pengawasan pemandu wisata.

- Pendidikan Lingkungan (Alam)


Paket wisata ini menawarkan pendidikan tidak langsung
tentang lingkungan hidup kepada para pelancong. Para pelancong
diharapkan dapat mengerti dan sadar akan pentingnya pelestarian
dan pengelolaan alam dan lingkungan demi kelangsungan hidup saat
ini dan generasi mendatang. Pelajarilah sistem pertanian organik,
proses produksi bibit-bibit organik, dan bentuk pelestarian alam yang
dilakukan oleh masyarakat setempat, misalnya "ilag-ilag'.

- Kehidupan Masyarakat Setempat


Para pelancong dapat tinggal di sebuah pondok penginapan
milik penduduk, dan merasakan langsung suasana tradisional Jawa
yang masih sangat melekat di tiap-tiap keluarga. Di
sini, para pelancong dapat mengamati rutinitas sehari-hari dari
masyarakat setempat, mulai dari menyiapkan masakan, cara
memasak, sampai suasana tinggal di rumah-rumah desa.

- Kesenian Tradisional
Para pelancong memiliki kesempatan untuk menikmati
berbagai kesenian tradisional di desa Candirejo. Tiap-tiap kesenian
memiliki karakteristiknya masing-masing. Aktifitas menikmati kesenian
tradisional di tengah-tengah komunitas penduduk desa akan
memberikan nuansa tersendiri bagi para pelancong.

Sarana Tranportasi

Desa Candirejo dapat dicapai melalui salah satu dari tiga kota
besar, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Beberapa transportasi
darat tersedia untuk digunakan berkunjung ke desa Candirejo. Jarak
Semarang ke desa Candirejo sekitar 90 km. Bila berangkat dari
bandara Ahmad Yani Semarang, dapat menggunakan taksi untuk
mencapai desa Candirejo. Bila menggunakan bus, tersedia rute
Semarang-Magelang. Dari Magelang menuju desa Candirejo, dapat
memakai jasa angkutan umum, ojek, atau delman.
85

Sumber: http://dentingair.blogspot.com/2007/08/vacation-
desa-wisata-candirejo-magelang.html
Desda Candirejo memiliki banyak potensi. Misalkan saja
Tuk Banyu Asin, Watu Kendil, dan Tempuran. Untuk
menuju beberapa obyek yang terpisah-pisah ini, para
wisatawan akan diantar oleh pemandu wisata dengan
menaiki andhong. Obyek wisata Tuk Banyu Asin adalah
wisata yang menawarkan fenomena alam unik, di mana
kawasan Candirejo yang berada jauh dari laut, ternyata
memiliki salah satu mata air yang rasanya asin.
Fenomena unik ini makin lengkap ketika sebuah mitos
mengikuti keberadaannya. Konon, kucuran air asin yang
berada di tepian sungai berair tawar ini, merupakan air
kencingnya kuda Pangeran Dipenegoro sewaktu
bergerilya di kawasan Candirejo. Bagi yang
mempercayainya, air asin ini membawa tuah berupa
kelancaran jodoh, kemudahan rezeki, dan kemudahan
saat melakukan sesuatu.

DESA WISATA DUWET


Profil Desa

1. Pengantar

Sejarah
Berdasarkan penuturan sesepuh desa, pembangunan desa
dimulai dari sejarah pelarian perang Diponegoro dari Yogyakarta yang
bernama Joyokusumo. Daerah-daerah yang dilewati oleh
86

Joyokusumo kemudian dijadikan dusun dengan nama sesuai yang


dialami/dirasakan oleh Joyokusumo ketika melakukan pelarian.
Misalnya dusun Mansuran, penamaan dusun karena nafas
Joyokusumo dalam pelarian yang "ngansur-ansur", dusun Soran
karena terdesak kalah/"kasoran", dusun Salam Rejo karena sudah
mulai merasa aman. Sejarah di atas menunjukkan adanya hubungan
antara desa Duwet dengan keraton Yogyakarta. Hal itu juga
ditunjukkan dari posisi lurah pertama desa Duwet yang menjalankan
pemerintahannya dan mengabdikan diri pada keraton Yogyakarta.
Keadaan Geografis dan Demografi Desa
Luas wilayah desa sebesar 94,18 Ha dengan dibatasi oleh
desa Mranggen (sebelah Utara), desa Karang Lo (sebelah selatan),
desa Dernals Ijo (sebelah barat) dan desa Gatak (sebelah timur).
Sebaglan besar wilayahnya diperuntukan bagi areal pertanian (61,50
Ha), sedangkan ladang/tegalan hanya sebesar 2,5 Ha. Sampai tahun
2006, desa Duwet dihuni oleh sekitar 2027 jiwa. Desa Duwet
termasuk daerah dataran rendah, dengan ketinggian 158 meter di
atas permukaan laut. Curah hulan 1082 mm/tahun dan suhu rata-rata
32 derajat Celcius.
Penduduk
Masyarakat Duwet dari komposisinya bisa dikatakan cukup
plural, berbagai agama memiliki pengikutnya di desa ini. Budaya-
budaya Jawa pun ada yang masih dilestarikan oleh masyarakat desa
Duwet. Rasa persaudaraan dan kegotongroyongan masih terasa dan
melingkupi tradisi-tradisi yang dijalankannya.
Desa Duwet termasuk desa agraris, karena kehidupan
sebagian besar warga mengandalkan pertanian terutama tanaman
padi, meskipun saat ini pergeseran telah terjadi, dimana sebagian
warga desa lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian. Warga
Desa Duwet yang bekerja di luar sektor pertanian, antara lain di
bidang pertukangan, perdagangan dan industri kerajinan rumah
tangga.
87

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-
wisata/in/about.htm

Fasilitas Wisata

1. Daya Tarik Wisata

a. Tradisi Lokal

A. Merti Desa
Merti Desa merupakan sebuah prosesi tradisi lokal dalam
bentuk kegiatan bersih desa. Kegiatan ini sepenuhnya dilakukan oleh
masyarakat secara gotong royong. Tujuannya adalah agar Tuhan
memberikan perlindungan dan keselamatan baqi masvarakat desa.
Salah satu kegiatan yang menqiringi tradisi Merti Desa adalah
pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Merti desa biasanya
dilakukan pada tanggal 1 Muharram (Suran) dan pada tanggal 10
Dhulhijah (Besaran).
B. Sambatan
Sambatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan bersama-
sama oleh warga desa dalam rangka memperbaiki rumah salah satu
warganya. Aspek kegotongroyongan serta semangat solidaritas
sangat kental dalam tradisi ini.
88

C. Tradisi Kumbakarnan
Tradisi ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mempersiapkan pembentukan kepanitiaan hajatan pengantin warga
desa. Istilah ini muncul karena pada tradisi in!, warga yang diundang
disediakan makan yang melimpah, layaknya ketika raja Kumbakarna
mau diangkat menjadi senopati perang dalam perang Baratayuda.

b. Kesenian Lokal

A. Kelompok Kesenian Campur Sari


Ada tiga kelompok campur sari yang hidup di desa Duwet,
yaitu Tombo Ati, Adventura Nada dan Abilowo. Kelompok campursari
Tombo Ati dan Adventura Nada merupakan wadah dari para pemuda
desa dalam menyalurkan hobi berkesenian. Sedangkan kelompok
campursari Abilowo merupakan wadahnya orang-orang tua dalam
berkesenian.
B. Group Wayang Kulit
Duwet pernah memiliki sesepuh dalang untuk wilayah
Surakarta (pakeliran Surakartanan) yang bernama Ki Wiro Warseno
(guru dari dalang Ki Narto Sabdo). Putra-putranya kemudian
menemukan kiprahnya dengan membentuk group wayang kulit. Salah
satu dari putranya yang bernama Kesdik Kasdolamono saat ini
menjadi sesepuh dalang wilayah Surakarta, di samping menjadi
dosen tamu luar biasa di STSI Surakarta.

2. Cinderamata

Sektor industri yang berkembang di desa Duwet berupa


industri rumah tangga. Hasil-hasil produksi dari industri rumah tangga
ini dapat menjadi oleh-oleh yang menarik ketika berkunjung ke desa
Duwet.

A. Makanan Khas Rengginan Ketela


Salah satu industri rumah tangga yang berkembang di desa
Duwet adalah pembuatan makanan rengginan ketela. Di sini,
komunitas pengrajin makanan rengginan ketela memiliki jaringan
sendiri, yang diberi nama Ngudi Prayogo.
B. Kerajinan Sulak Bulu Ayam
Kerajinan rumah tangga yang lain adalah pembuatan sulak
dari bahan bulu ayam, yang berlokasi terutama di dusun Soran dan
Duwet. Pemasaran kerajinan ini sampai ke daerah Yogyakarta dan
sekitar Klaten.
89

C. Kerajinan Wayang Kulit


Kerajinan wayang kulit merupakan usaha warisan dari leluhur
warga desa Duwet. Kerajinan wayang kulit ini untuk menopang
kesenian tradisional wayang kulit Pakeliran Surakarta yang
melegenda di desa Duwet.

D. Kerajinan Bambu
Masyarakat Desa Duwet secara tradisional telah
mengusahakan industri rumah tangga aneka produk kerajinan bambu.
Barang-barang dan hiasan yang terbuat dari bambu tersedia di desa
ini.

E. Kerajinan Lainnya
Selain industri rumah tangga kerajinan bambu, masyarakat
Desa Duwet juga memiliki beberapa jenis industri rumah tangga batu
bata, dan genteng untuk atap rumah.

3. Sarana Akomodasi
Wisatawan yang mengunjugi Desa Duwet, dapat menikmati
sarana akomodasi berupa pondok-pondok wisata (home stay) sebagai
tempat bermalam. Informasi tarif dan fasilitas wisata, dapat dilihat
pada bagian paket wisata atau dapat langsung menghubungi Pusat
Informasi Pariwisata Desa Duwet.

4. Paket Wisata
Beberapa paket wisata ditawarkan oleh desa wisata Duwet.
Salah satunya adalah Perkemahan Pendidikan Alternatif Soran
(Soran Alternative Education Camp - SAE Camp).
Program-program yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah;
- Program Anak Pelangi (bagi TK dan SD)
- Program Cahaya Bintang (bagi SMP dan SMU/SMK)
- Program Matahari Terbit (bagi perguruan tinggi dan
organisasi masyarakat)
- Retret/Rekoleksi
- Program Wartawan Muda
- Rekreasi Pendidikan
- Program Perusahaan
- Program Bebas/Pilih Sendiri.

Paket wisata berdasarkan lama tinggal tersedia dalam paket


berikut ini.
- Kunjungan satu hari, biaya US$ 15
- Kunjungan dua hari, biaya US$ 27
- Kunjungan tiga hari, biaya US$ 35
90

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.htm

Semua biaya sudah termasuk transportasi dari bandara,


makan pagi dan pondok wisata.

No Kegiatan Wisata Sub Kegiatan Tarif (US $)(per Orang) Waktu

A. Kebudayaan

1. Pertunjukan Wayang Melihat pertunjukan wayang 3,0 Bulan "Besar"


Belajar memainkan wayang 3,0 Bebas
Membuat wayang 3,0 Bebas
2. Karawitan dan Gejog Lesung
Melihat pertunjukannya 2,5 Bebas
Belajar memainkannya 2,5 Bebas
3. Saparan Ikut dlm penyebaran apem 3,0 Bulan "Sapar"
4. Sadranan Ikut serta dalam Kenduri 2,0 Bulan "Ruwah"
5. Kethoprak Melihat pertunjukan Kethoprak 3,0 Bulan Agustus
6. Srandul/Sruntul Melihat Sruntul 3,0 September
7. Jathilan Melihat pertunjukannya 2,0 Bebas
8. Wiwitan Prosesi panen 2,0 Musim panen
91

B. Pertanian
1. Tembakau Melihat proses penanaman 2,0 Sept-Des.
Menanam dan memanen 2,0 Sept-Des
2. Padi Melihat proses penanaman 2,0 Oktober-Maret
Menanam dan memanen 2,0 Oktober-Maret
3. Pabrik gula tebu Mengunjungi museum 2,0 Bebas

C. Situs-situs Sejarah
1. Candi Merak Mengunjungi situs 2,0 Bebas
2. Kolam renang Pluneng Mengunjungi lokasi 2,0 Bebas
3. Kolam renang Cokro Tulung Mengunjungi lokasi 2,0 Bebas

D. Industri Rumah Tangga


1. Batu bata Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas
Belajar membuat produk 1,5 Bebas
2. Soun Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas
Belajar membuat produk 1,5 Bebas
3. Kerajinan bambu Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas
Belajar membuat produk 1,5 Bebas
4. Atap bangunan Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas
Belajar membuat produk 1,5 Bebas
5. Wayang kulit Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas
Belajar membuat produk 1,5 Bebas

PAGELARAN WAYANG KULIT

Sumber: http://sughie.wordpress.com/2009/07/07/wayang-kulit-
filosofi-dan-simbol-yang-tersembunyi-dalam-seni-bukan-sekedar-
tontonan-tapi-juga-tuntunan/
92

DESA WISATA KARANGBANJAR


Profil Desa

1. Pengantar
Desa Karangbanjar merupakan desa wisata yang ada di
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa Karangbanjar berada
kurang lebih 2 kilometer sebelah barat ibukota Kecamatan Bojongsari
dan 5 kilometer sebelah utara ibukota Kabupaten Purbalingga. Di
sebelah utara, berbatasan dengan desa Sumingkir dan Beji, di
sebelah selatan, dengan desa Munjul, di sebelah timur dengan desa
Bojongsori dan Kajongan, serta di sebelah barat dengan desa
Kutasari. Luas wilayah desa Karangbanjar adalah 148,35 hektar yang
terdiri atas areal sawah seluas 110,16 hektar, areal pekarangan
seluas 271,35 hektar, dan lainnya seluas 10,85 hektar. Jumlah
penduduk desa Karangbanjar adalah 3731 jiwa (per tahun 2006).
Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani..

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-
wisata/in/about.htm
93

Fasilitas Wisata

1. Daya Tarik Wisata

(a). Lokasi Wisata

a. Kolam Pancing
Kawasan pancing dilengkapi dengan gazebo untuk memberi
kenyamanan bagi para pengunjung. Pada saat-saat tertentu,
diadakan lomba memancing yang menawarkan hadiah yang cukup
besar, sehingga seringkali menarik minat pengunjung dari luar daerah.

b. Kebun Sayur-sayuran dan Buah-buahan


Di lokasi ini, pengunjung dapat menikmati suasana areal
pertanian/perkebunan yang berlatarbelakang pemandangan gunung
Slamet yang indah dan menawan. Bagi yang berminat, dapat membeli
dan memetik langsung di lokasi.

c. Peternakan Terpadu
Pengunjung dapat melihat dan menyaksikan proses
pemeliharaan ternak sapi yang dilakukan dengan sistem terpadu.
Sistem ini membuat seluruh ternak milik masyarakat disatukan dalam
sebuah lokasi. Diharapkan, hunian masyarakat dapat terjamin
kebersihannya, karena terpisah dari peternakan. Selain itu, sistem ini
juga membuat rasa gotong-royong masyarakat menjadi tetap terbina.

d. Bumi Perkemahan
Desa Karangbanjar memiliki sebuah bukit yang memiliki
pemandangan indah, dengan dikelilingi oleh sungai-sungai kecil yang
memiliki sumber mata air di sekitarnya. Di puncak bukit terdapat
sebuah gedung pertemuan yang dapat dipakai sebagai sarana
berbagai keperluan, misalnya resepsi perkawinan, rapat, maupun
kegiatan olah raga.

e. Objek Wisata di Sekitar Desa Karangbanjar.

- Owabong
Owabong merupakan objek wisata air yang berlokasi di
Bojongsari, kabupaten Purbalingga. Di sini, pengunjung
dapat menikmati berbagai wahana air yang disediakan.
Kawasan ini sangat cocok untuk lokasi berlibur keluarga.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi alamat
dan telepon di bawah ini. Objek Wisata Air Bojongsari
Jalan Owabong, Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah;
94

Telepon: (+62-281)7617062, 7617063; Fax: (+62-


281)6596967.
- Kolam Renang Walik
Lokasi ini berada di desa Walik, kecamatan Kutasari,
kabupaten Purbalingga.
- Akuarium Ikan Amazon Purbayasa
Lokasi ini terletak di desa Purbayasa, kecamatan
Padamara, kabupaten Purbalingga.

(b). Kesenian Tradisional Rakyat

a. Lengger/Calung Banyumasan
b. Kuda Lumping
c. Kothekan Lesung
d. Gending Jawa
e. Genjring/Samproh
f. Tari-tarian Jawa dan Sanggar Tar
g. Wayang Kulit
h. Rebana
i. Padepokan Seni
j. Wayang dan Karawitann.

(c). Kerajinan Rakyat

a. Kerajinan rambut ;
- sanggul dan cemara yang merupakan perlengkapan
berpakaian wanita jawa tradisional,
- herpis, wig/rambut palsu,
- bando dan aksesoris rambut lainnya.

Bila ingin memesan atau sekedar mancari informasi, silakan


menghubungi alamat di bawah ini. Kerajinan Rambut Hair Wina (B.
Maryoto) Desa wisata Karangbanjar, kecamatan Bojongsari,
kabupaten Purbalingga Telepon (+62-281) 6597035.

b. Kerajinan dari tempurung kelapa


- gayung,
- irus/entong,
- sendok, garpu,
- asbak dan hiasan lainnya.

c. Kerajinan pembuatan sapu


- sapu dari bunga glagah,
- sapu lidi,
- sapu ijuk,
95

- sapu hamada,
- sapu sulak.
d. Kerajinan lainnya
- pembubutan kayu,
- kerajinan rotan,
- cinderamata perkawinan,
- pembuatan cat tembok,
- dll.

e. Makanan khas
- jenang, wajik & ketan
- roti satu koyah, rengginang,
- buntil Caranmanggang, kripik ikan,
- badeg/legen
- seriping ketela/pisang,
- onde-onde, cenil,
- gurame bakar khas Karangbanjar, dll.

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-
wisata/in/about.htm

2. Sarana Akomodasi
96

Untuk menyediakan pelayanan terhadap para pengunjung


yang ingin menginap di desa wisata Karangbanjar, masyarakat
setempat telah menyiapkan kediamannya untuk dijadikan kamar
pondokan (home stay). Kamar-kamar pondokan ini telah memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh sub dinas pariwisata kabupaten
Purbalingga, selaku instansi yang membina. Tarif yang berlaku untuk
menyewa kamar pondokan terbilang cukup murah.
Di bawah ini adalah data penduduk yang menyediakan kamar
pondokan di desa Karangbanjar.

No. Nama Pemilik


1 Samto
2 Sukesih
3 Sutarjo
4 Napsiah
5 Pujo
6 Samin
7 Sati
8 Sutarman
9 Budiarjo
10 Jono
11 Parjono
12 Ayu
14 Sobarti
15 Karsono
16 dst.

3. Sarana Penunjang
Bagi wisatawan yang menginap dan ingin menikmati kondisi
desa wisata Karangbanjar serta objek-objek yang berada di sekitarnya
secara lebih leluasa, juga tersedia persewaan kendaraan berupa
mobil, sepeda motor maupun sepeda biasa.

4. Paket Wisata
Di bawah ini merupakan salah satu paket wisata yang
ditawarkan desa wisata Karangbanjar untuk sekali jalan.

Jam 10.00 Memulai perjalanan wisata dari kota


Purbalingga
Jam 10.45 Mengunjungi gua Lawa ............................. Rp 4.000
Jam 11.30 Mengunjungi kerajinan keramik Bimek ....... Rp -
Jam 13.00 Mengunjungi akuarium air tawar ................ Rp 3.500
Jam 14.00 Memasuki lokasi desa wisata Karangbanjar . Rp 10.000
97

Jam 15.00 Memasuki lokasi Owabong ........................ Rp 12.000

Harga paket keseluruhan Rp 29.500

Paket wisata dan tarif dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk


keterangan lebih lanjut silakan menghubungi pusat informasi
pariwisata yang ada.

5. Pusat Informasi Pariwisata


Pemerintah Kabupaten Purbalingga Jalan Onje no.1B,
Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia Telepon: (+62-281)891012.
Website: www.purbalingga.go.id

DESA WISATA KETENGER


Profil Desa

1. Pengantar

Kawasan Baturaden merupakan sebuah kawasan wisata yang


cukup populer di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Jawa
Tengah. Hingga tahun 2006, kawasan ini merupakan satu-satunya
kawasan wisata di kabupaten Banyumas. Dengan meningkatnya
jumlah pengunjung ke kawasan ini, maka diperlukan sarana-sarana
penunjang yang berfungsi menopang kawasan wisata utama
Baturaden.
Dengan latar belakang tersebut, konsep desa wisata Ketenger
digulirkan dan kemudian direalisasikan. Desa wisata ini berfungsi
untuk menopang kegiatan pariwisata yang ada di lokasi wisata utama
Baturaden. Sebuah desa wisata seharusnya memiliki suasana yang
unik, khas dari desa yang bersangkutan, dan desa Ketenger dapat
memenuhi persyaratan tersebut.
98

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-
wisata/in/about.htm

Fasilitas Wisata

1. Daya Tarik Wisata

a. Objek Wisata Alam


Desa wisata Ketenger dilengkapi sarana akomodasi yang
diusahakan sendiri oleh warga masyarakat setempat. Sampai saat ini
(tahun 2006), ada 41 (empat puluh satu) rumah penduduk yang dapat
dipakai sebagai pondok penginapan (home stay). Pondok-pondok
penginapan tersebut berkapasitas 77 (tujuh puluh tujuh) kamar dan
memiliki daya tampung keseluruhan sebanyak 154 (seratus lima puluh
empat) orang. Di bawah ini adalah daftar pondok-pondok wisata yang
ada di desa Ketenger..
- Curug Gede
- Curug Kembar
- Curug Bayan
99

- Curug Celiling
- Curug Ciangin
- Curug Lawet
- Curug Petir
- Curug Gumang
- Gunung Cendana Sari
- Gunung Bander
- Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger .

b. Objek Wisata Sejarah


Selain alamnya yang menarik, desa Ketenger juga memiliki
beberapa situs peninggalan masa lampau, di antaranya adalah
sebagai berikut.
- Rel Lori, yang merupakan situs masa lalu peninggalan
Belanda, dan dapat dikembangkan menjadi Lori Wisata
- Bendungan peninggalan masa pendudukan Jepang, yang
sekarang telah dibangun kembali oleh PLTK dan menjadi
lokasi wisata air.

2. Kesenian dan Kebudayaan Rakyat


Beberapa kesenian dan kebudayaan tradisional rakyat khas
desa Ketenger adalah sebagai berikut.
- Lengger (satu grup)
- Kuda Lumping (tiga grup)
- Sanggar tari dan siteran
- Sanggar teater
- Begalan
- Mengarak anak sepitan
- Gumbengan, rengkengan, gejogan lesung, kentongan,
pantun, dan bantik
- Wayang kulit.

3. Kerajinan Rakyat
Beberapa hasil kerajinan desa Ketenger dapat menjadi
cinderamata bagi para pelancong. Kerajinan-kerajinan utama yang
ada di desa ini adalah kerajinan logam dan seni lukis dengan media
kaca.

4. Makanan Khas
Beberapa makanan khas desa Ketenger adalah mendoan,
pecel, nopia, badeg, wedang jahe usu, sate dan sebagainya.
100

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-
wisata/in/about.htm

Sarana Akomodasi

Untuk merasakan keramahan dan kehidupan sehari-hari


masyarakat Dieng yang khas, wisatawan dapat menginap di pondok-
pondok wisata (home stay) sebagai sarana akomodasi yang
disediakan oleh masyarakat untuk menjamu wisatawan sekaligus
untuk beraktifitas dan berinteraksi langsung dengan masyarakat
Dieng.
101

Di bawah ini merupakan daftar pondok-pondok wisata yang


terdapat di kawasan wisata dataran tinggi Dieng.

No Nama RT/RW Jumlah Kapasitas Klasifikasi


Kamar (orang)
1 Simin 04/01 3 6 A
Sumadiharjo
2 Suwarso 04/01 2 4 A
3 Ny. Warso W. 03/01 3 6 A
4 Siswo Pranoto 06/02 2 4 A
5 Supeno 06/02 2 4 A
6 Ny. Sumardi 06/02 2 4 A
7 Narwin/Iwan S.M. 07/02 2 4 A
8 Saleh 07/02 1 2 A
9 Sukamso 08/02 1 2 A
10 Suratno A. 09/02 3 6 A
11 Ach. Sutardi 09/02 2 4 A
12 Karwin 08/02 2 4 A
13 Hardi/R 03/01 1 2 A
14 Sudar 01/01 2 4 A
15 Warsono 01/03 2 4 A
16 Suwarto 01/03 1 2 A
17 Narwin 03/03 4 8 A
18 Rasun 03/03 1 2 A
19 Priyo Santoso 04/03 2 4 A
20 Dst.

Sarana Penunjang

Sebagai desa tujuan wisata, desa Ketenger dilengkapi


berbagai fasilitas penunjang. Sarana telekomunikasi dan transportasi
cukup memadai, dengan adanya jalan-jalan beraspal dan jaringan
telepon. Sarana beribadah pun tersedia, yaitu masjid yang berjumlah
satu buah, mushalla sebanyak tiga buah, dan gereja satu buah.
Kawasan curug Gede dan gunung Cendana dapat dijadikan lokasi
perkemahan. Beberapa tempat parkir kendaraan roda dua dan empat
juga telah tersedia.
102

DESA WISATA ALAMI PONDOK MAOS


Sumber: www.pondokmaos.com/

Komplek Desa Wisata Alami Pondok Maos adalah sebuah


penginapan yang terletak Cimelati Cicurug Sukabumi dibawah kaki
gunung salak dengan pemandangan Alam pedesaaan. Merupakan
pilihan yang tepat untuk mengisi akhir pekan bersama keluarga
maupun kerabat anda.Tempat penginapan kami sudah dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang nyaman seperti Ruang Keluarga,
Ruang Tidur serta sarana Olahraga (Rena) yang berada didalam
ruangan sehingga membuat Anda sekeluarga merasa seperti berada
dirumah sendiri.

Pondok Maos sangat tepat untuk acara kegiatan :


Pertemuan keluarga
Gathering Perusahaan
Perpisahan Sekolah
Rapat kerja / Meeting
Outbound
Rekreasi
Dan Event-event lain

Disamping itu anda dapat melakukan aktivitas menarik seperti


memancing, lomba tangkap ikan, bajak sawah, lintas desa dan renang
sambil menikmati suasana alam pedesaan yang Sejuk dan Asri.
Semoga informasi yang kami sajikan dalam website ini dapat memberi
jawaban yang selengkap-lengkapnya. Kami sarankan agar anda
survey terlebih dahulu untuk melihat langsung fasililtas dan
penginapan yang tersedia di Pondok Maos.

Berbagai Aktifitas yang Bisa dilakukan di Pondok Maos


Berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di Pondok Maos sangat
banyak sekali, dengan didukung berbagai fasilitas. Tamu bisa
melakukan apa saja, baik kegiatan bersama ataupun untuk
perorangan, baik yang disediakan oleh pihak kami ataupun kegiatan
yang diadakan oleh tamu atau kelompok sendiri. Di sini ada berbagai
kegiatan yang bisa dilakukan oleh Tamu/Kelompok yang sudah kami
kemas dalam berupa Paket yang tentunya akan menjadikan kegiatan
yang menarik agar liburan anda tidak membosankan misalnya:
Bajak Sawah
Lintas Desa
Lomba Tangkap Ikan
103

Games (Konfirmasi dulu)


Flyingfox
Paintball
Dll

Bajak Sawah

Sumber: www.pondokmaos.com/

Paket ini sangat cocok untuk anak-anak sekolah sebagai


wisata studi, dimana anak-anak akan berkenalan dengan alam,
sawah, tanah berlumpur dan juga kerbau , mereka akan belajar cara
bercocok tanam padi, mencangkul, membajak dengan kerbau, bahkan
menaiki kerbau adalah pengalaman yang belum tentu di dapat oleh
anak-anak sebelumnya. Mereka akan belajar bercocok tanam dipandu
langsung oleh Petani setempat.

Paket Bajak sawah


Hari Libur Rp. 35.000,- / Orang
Hari Biasa Rp. 30.000,- / Orang

Berlaku untuk dewasa dan anak-anak min. 20 orang

INCLUSIVE :
1. Teori / Penjelasan proses penanaman
2. Mencangkul
104

3. Membajak dengan kerbau


4. Membuat garis tanam
5. Menanam padi
6. Es Jeruk / Kelapa muda

Lomba Tangkap Ikan


Lomba tangkap ikan ini diperuntukan bagi kelompok atau grup,
akan terasa sekali kekeluargaan, kebersamaan di sertai canda tawa
dan hasilnya bisa di bawa pulang atau dibakar langsung di tempat
pembakaran yang sudah kami sediakan yang pastinya ikan segar
lebih nikmat untuk di santap

Harga Paket tangkap ikan


Rp. 15.000,- / Orang Sepuasnya
Minimal 20 Orang

Sumber: www.pondokmaos.com/
105

Flying Fox

Sumber: www.pondokmaos.com/

Wahana baru yang terdapat di Pondok Maos ini sangat


menarik bagi orang-orang yang ingin menguji Adrenalinnya, terbang
melewati Kolam renang dan sawah-sawah. Sangat menyenangkan,
permainan ini aman, karena sebelum meluncur perlengkapan
keselamatan langsung di bawah pengawasan operator. Setiap
peluncur wajib mengenakan back harness atau seat harness dan
carabiner. sehingga pengunjung dapat memperagakan Spider style
dan Superman style.
Rp. 20.000,- / Orang
Berlaku untuk dewasa dan anak-anak

Paintball
Salah satu wahana baru yang disediakan oleh kami,ini
permainan petualangan yang melatih ketangkasan dan kerjasama
dalam sebuah team di area yang dibuat seperti arena perang antar
Team, dibutuhkan kerjasama yang baik antar teman.
didukung dengan peralatan yang aman, profesional dan fasilitas
106

layaknya perang sesungguhnya sehingga akan membuat permainan


ini menjadi seru dan menarik.

Fasilitas :
Google
Semi Automatic Gun
Army Uniform
30 Pcs Bullet

Rp. 130.000,- / pax


Minimum Guarantee 30 pax

Sumber: www.pondokmaos.com/

Paket jalan Lintas Desa

Rp. 10.000,- / Orang + snack berlaku untuk anak dan Dewasa


107

Sumber: www.pondokmaos.com/

Rombongan akan dipandu keliling kampung sekitar 3 Km


menelusuri perkampungan penduduk, areal persawahan dan kebun
dengan udara yang segar dan sejuk. Rombongan akan melihat
berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pendududk kampung atau para
petani yang kebetulan sedang beraktifitas di sawah atau kebun.

Outbound

Outing Program
One day activity

Games:
Ice breaking, multi games ringan / games perkenalan (hallo
how are you, people to people, fire in the hole, tupai dan
pohon, dsb)
Low Impact, Permainan yang memiliki resiko rendah dan
memiliki arti philosofi dalam pengembangan karakteristik
pribadi yang didasarkan pada experimental learning
games.
Flying fox, high rope gamesmenguji mental pribadi dan
kerjasama dalam tim didalam menyemangati dan
memberikan motivasi kepada peserta di dalam
kelompoknya.
108

Water game, Permainan air dengan menggunakan rakit


bambu , dengan simulasi ini peserta diharapkan menjaga
kestabilan untuk melatih kecepatan dan keseimbangan
yang memerlukan adanya kerjasama team, kekompakan,
komunikasi dan koordinasi

Sumber: www.pondokmaos.com/

Harga / Orang Jumlah min


Rp. 135.000,- 15 Orang
Harga / Orang Jumlah min
Rp. 125.000,- 30 Orang
Inclusive:
Insurance
Mineral Water
109

Rafting

Sumber: www.pondokmaos.com/

Sebuah survei team Expedisi Internasional Adventur Specialist


terhadap belasan sungai di Jawa Barat diakhir 80an telah memilih dan
merekomendasikan Sungai Citarik di Sukabumi sebagai sungai yang
layak menjadi arena arung Jeram. Sungai yang berhulu di Taman
Nasional Gunung Halimun dan bermuara ke laut Selatan Pelabuhan
Ratu ini terpilih karena Menarik, Menantang, Aman dan Bersih dari
Polusi.
Semua paket Inclusive :
1. Asuransi
2. Guide
3. Sertifikat
4. Makan Siang
5. Coffe / Tea

Rafting Sungai Citarik

Semua Paket berlaku untuk minimal order :


20 Orang Plus Menginap
30 Orang Tanpa Menginap
Paket Rafting I 1 Jam 5 Km Rp.169.000,-/ Orang
Paket Rafting II 2 Jam 9 Km Rp.199.000,-/ Orang
Paket Rafting III 3 Jam 11 Km Rp.269.000,-/ Orang
110

Penginapan
Para pengunjung yang menginginkan tinggal lebih lama untuk
menikmati suasana pedesaan, telah disediakan beberapa
Pondok/Penginapan. Semua Pondok/penginapan ditata dan disain
secara khusus, anda tidak akan pernah dapat melupakan pengalaman
bermalam dan bangun dari tempat tidur dengan hawa udara
pedesaan yang segar dan sunyi dari keramaian.
Dalam suasana berbaur dengan keheningan alam, kami
menawarkan kenyamanan beristirahat sehingga dapat melupakan
rutinitas harian anda. Dilengkapi dengan single king-sized bed
maupun separated twin beds yang sesuai untuk bermalam dengan
pasangan anda ataupun teman dekat anda.
Gubuk Rena
Gubuk Gintung
Gubuk Kemiri
Gubuk Adipala
Gubuk Kantil

Gubuk Rena
Tarif sewa / malam
= Rp. 3.500.000,-

Gubuk Rena terdapat di Pekarangan paling


Depan, terdiri dari 5 Kamar dan 2 Lantai.
Paling cocok untuk keluarga besar atau acara
pertemuan yang melibatkan banyak orang. Dari
lantai 2 Gubuk Rena ini Anda bisa menikmati
hamparan sawah-sawah yang luas dan
pemandangan Desa sekitar Pondok Maos juga
Gunung Gede dan Gunung Salak.
111

Sumber: www.pondokmaos.com/

Sumber: www.pondokmaos.com/

Pondok Gintung
112

Tarif sewa / malam


Rp. 600.000,-

Sumber: www.pondokmaos.com/

Gubuk Gintung terdapat di Pekarangan paling Depan, terdiri


dari 2 Kamar. Pemandangan Luas terhampar di halaman depan,
pemandangan samping sawah-sawah luas dan dibagian belakang
kolam pemancingan. Paling cocok untuk Keluarga kecil atau
berekreasi bersama anak-anak dan Saudara terdekat Anda.
Fasilitas Gubuk Gintung:
King Size Bed
Air Panas dan Dingin
TV Warna
2 Kamar Mandi
113

Gubuk Kemiri

Sumber: www.pondokmaos.com/

Tarif sewa / malam


Rp. 700.000,-
Gubuk Kemiri terdapat di Pekarangan paling Depan, terdiri dari
2 Kamar besar, dengan ruang keluarga yang besar untuk berkumpul.
Sebelah kanan Gubuk ini terdapat pemandangan sawah-sawah desa
dan Kebun serta dikejauhan pemandangan Gunung Salak. Paling
cocok untuk Keluarga sedang atau berekreasi bersama anak-anak
dan Saudara terdekat Anda.

Sumber: www.pondokmaos.com/

Fasilitas Gubuk Kemiri:


114

King Size Bed


Air Panas dan Dingin
TV Warna
Ruang Keluarga
2 Kamar Mandi

Gubuk Adipala

Sumber: www.pondokmaos.com/

Tarif sewa / malam


Rp. 750.000,-

Gubuk Adipala terdiri dari 3 Kamar tidur, 2 Kamar Mandi.


Paling cocok untuk keluarga kecil atau sedang. Gubuk ini berdekatan
dengan kantor Pondok Maos sehingga jika anda memerlukan bantuan
kami, kebutuhan anda akan segera terpenuhi, juga berdekatan
dengan pemancingan. Di belakang gubuk Adipala ini Anda bisa
menikmati hamparan sawah-sawah yang luas dan pemandangan
Desa sekitar Pondok Maos juga Gunung Salak.
Fasilitas Gubuk Adipala:
King Size Bed
Air Panas dan Dingin
TV Warna
Ruang keluarga
2 Kamar Mandi
3 Kamar Tidur .
Gubuk Kantil
115

Sumber: www.pondokmaos.com/
Tarif sewa / malam
Rp. 2.000.000,-

Gubuk Kantil terdapat dibelakang kawasan Pondok Maos


terpisah dari Penginapan lainnya dikelilingi pepohonan dan akses
lebih dekat ke kolam renang, terdiri dari 4 Kamar.Ruang keluarga
cukup besar serta tempat parkir Kendaraan tersendiri. Paling cocok
untuk Keluarga sedang/besar atau berekreasi bersama anak-anak
dan Saudara terdekat Anda atau rekan-rekan bisnis Anda.
116

Sumber: www.pondokmaos.com/

Fasilitas Gubuk Kantil:


King Size Bed
Air Panas dan Dingin
TV Warna
Ruang Keluarga
3 Kamar Mandi
4 Kamar tidur
Dapur

Fasilitas yang tersedia di Desa Wisata


Tempat bermain anak
Kolam renang
Kolam Ikan
Aula
Tunggang Kuda
Penginapan
Futsal, Basket .

Anak-anak dapat bermain di alam terbuka dengan Rumah


kayu, ayunan yang didesain khusus sesuai dengan imajinasi anak
sehingga anak Anda akan lebih bahagia dan kreatif. Bagi anda yang
senang bermain bola sodok (Khusus Rena), kami juga menyediakan
tempat yang sejuk untuk bermain dan bersantai bersama kerabat atau
saudara anda. Selain itu kami juga menyediakan lapangan basket
untuk sekedar pemanasan sebelum berenang atau kegiatan lainnya.
Sangat menyenangkan berkeliling lokasi desa wisata kami ditemani
117

sahabat atau kerabat sambil bercengkrama santai menikmati


keindahan alam pedesaan.
Berenang di kolam renang kami merupakan sesuatu yang tak
akan anda lupakan, Kolam renang kami dialiri air dari Gunung Salak
yang jernih, bersih dan segar. Serta dikelilingi dengan pepohonan dan
pemandangan pegunungan. Bagi pengunjung yang mempunyai hobi
memancing, kolam ikan khusus sudah tersedia dengan bermacam-
macam ikan di dalamnya, hobi anda dapat tersalurkan dan
menjadikan pengalaman yang indah.
Di Pondok ini juga banyak terdapat kolam-kolam untuk
Pembenihan dan Pemeliharaan Ikan Mas dan Ikan Nila yang
menjadikan pemandangan sangat unik tersendiri sehingga liburan
Anda takkan pernah terlupakan. Dalam suasana berbaur dengan
keheningan alam, ditawarkan kenyamanan beristirahat di Pondok /
Penginapan sehingga dapat melupakan rutinitas harian para
wisatawan.
Berbagai menu khas tradisional disediakan untuk para
pengunjung dengan harga yang sangat murah tetapi lezat, dapat
dinikmati di Restoran yang dikelilingi ekosistem Sawah dan hijaunya
Taman.
118

PEMBANGUNAN DESA WISATA :


PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH
(Sumber: Soetarso Priasukmana dan R. Mohamad
Mulyadin. INFO SOSIAL EKONOMI. Vol. 2 No.1 (2001) pp.
37 44).

Undang-Undang Otonomi Daerah (UU. No. 22/99)


diberlakukan mulai tahun 2000. Dalam Undang-Undang tersebut
pembangunan akan lebih difokuskan di daerah pedesaan, sehingga
dengan demikian akan terjadi perubahan sosial kemasyarakatan dari
urbanisasi ke ruralisasi (orang-orang kota senang/akan pergi ke desa
untuk berekreasi). Departemen Pariwisata telah membuat program
yang disebut pola PIR (Pariwisata Inti Rakyat), dengan
mengembangkan pembangunan desa wisata. Dengan dikembangkan
nya pembangunan desa wisata akan terjadi arus urbansiasi ke
ruralisasi yang selama ini terjadi karena pembangunan lebih banyak
terjadi di daerah perkotaan, sehingga orang-orang desa banyak pergi
ke kota untuk mencari pekerjaan, dan kemudian menetap di kota.
Ruralisasi artinya : orang-orang kota senang pergi ke desa untuk
berekreasi. Dengan demikian akan terjadi pemerataan pembangunan
sesuai dengan apa yang dikehendaki GBHN tentang TRILOGI
pembangunan, dimana salah satunya adalah pemerataan
pembangunan. Dengan dibangunnya desa wisata akan merubah
wawasan dan pengetahuan serta kreativitas orang-orang desa. Untuk
mengembangkan desa wisata, beberapa upaya yang perlu dilakukan,
adalah :
1. Diadakan bersifat seni, olah raga, dan sebagainya,
sehingga desa tersebut banyak dikunjungi penduduk desa
lain.
2. Rapat-rapat Dinas Kabupaten sering diselenggarakan di
desa wisata.
3. Diadakan kerjasama dengan Universitas-Universitas yang
menyeleng-garakan Kuliah Kerja Nyata.
4. Dipromosikannya desa wisata tersebut yang lebih luas,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
5. Dikembangkannya kesenian dan kebudayaan asli daerah.
6. Mendidik dan melatih masyarakat setempat untuk SDM
nya.
7. Mengembangkan kerajinan dan makanan asli daerah.

Latar Belakang

Menindaklanjuti Undang-Undang No. 22/99, tentang


pelaksanaan otonomi daerah yang dijabarkan dalam Visi, Misi,
Strategi, dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa oleh
119

Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum


dan Otonomi Daerah (PUOD). Pembangunan yang dilaksanakan
Pemerintah selama ini terkesan dilaksanakan di daerah perkotaan
dan lebih memihak kepada masyarakat golongan ekonomi kuat,
dalam hubungan ini Departemen Pariwisata membuat program
pembangunan Desa Wisata yang dituangkan dalam Pariwisata Inti
Rakyat (PIR), yaitu pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga terjadi
pemerataan pembangunan sesuai dengan GBHN tentang prinsip
TRILOGI pembangunan.

Definisi.
Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR), yang dimaksud dengan
Desa Wisata adalah : Suatu kawasan pedesaan yang menawarkan
keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik
dari kehidupan sosial ekonomi, social budaya, adat istiadat,
keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa
yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta
mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen
kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman,
dan kebutuhan wisata lainnya. Berdasarkan hal tersebut,
pembangunan desa wisata ini merupakan realisasi dari pelaksanaan
Undang-Undang Otonomi Daerah (UU. No. 22/99). Oleh karena itu
setiap Kabupaten perlu memprogramkan pembangunan desa wisata
di daerahnya, sesuai dengan pola PIR tersebut.

Persyaratan Desa Wisata.

Merujuk kepada definisi desa wisata, desa-desa yang bisa


dikembangkan dalam program desa wisata akan memberikan contoh
yang baik bagi desa lainnya, penetapan suatu desa dijadikan sebagai
desa wisata harus memenuhi persyaratanpersyaratan, antara lain
sebagai berikut :
1. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi
wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat
transportasi.
2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya,
legenda, makanan local, dan sebagainya untuk
dikembangkan sebagai obyek wisata.
3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan
memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata
serta para wisatawan yang datang ke desanya.
4. Keamanan di desa tersebut terjamin.
5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja
yang memadai.
6. Beriklim sejuk atau dingin.
120

7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah


dikenal oleh masyarakat luas.

Pembangunan desa wisata bertujuan :

1. Mendukung program pemerintah dalam pembangunan


kepariwisataan dengan menyediakan obyek wisata
alternatif.
2. Menggali potensi desa untuk pembangunan masyarakat
sekitar desa wisata.
3. Memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi
penduduk desa, sehingga bisa meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa.
Dengan demikian akan terjadi pemerataan pembangunan
ekonomi di desa.
4. Mendorong orang-orang kota yang secara ekonomi relatif
lebih baik, agar senang pergi ke desa untuk berekreasi
(Ruralisasi).
5. Menimbukan rasa bangga bagi penduduk desa untuk
tetap tinggal di desanya, sehingga mengurangi urbanisasi.
6. Mempercepat pembauran antara orang-orang non pribumi
dengan penduduk pribumi.
7. Memperkokoh persatuan bangsa, sehingga bisa
mengatasi disintegrasi.

PROGRAM KEGIATAN

Sesuai dengan tujuan tersebut, maka program kegiatan ini


seharusnya dilaksanakan oleh masyarakat desa setempat. Kepala
Desa dan staf serta masyarakat itu sendiri yang harus
mengkoordinasi program ini dibantu oleh Badan Pengawas Desa
(BPD) sebagai pengelola atau managernya untuk pengawasan
program pembangunan desa wisata, hal inipun terkait pula dengan
pengawasan di bawah pembinaan dinas pariwisata daerah (Diparda)
setempat.

Pembiayaan
Dalam pembangunan desa wisata ini pemerintah daerah (desa
atau kabupaten) bertindak sebagai fasilitator membangun fasilitas
umum, seperti jalan, terminal kendaraan, gedung serbaguna di desa,
gedung peribadatan, rumah sakit, gedung sekolahan, alat komunikasi,
dan promosi. Penyelenggaraan usaha kepariwisataan beserta
fasilitasnya diserahkan kepada swasta, koperasi dan perorangan.
Dengan demikian pembiayaan pembangunan fasilitas umum
diusahakan dari APBD kabupaten setempat atau mencari bantuan
pemerintah pusat dan bantuan hibah dari luar negeri.
121

Otonomi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat

Undang-Undang mengenai Otonomi Daerah telah disyahkan


pemerintah dengan persetujuan DPR RI, pada tanggal 4 Mei 1999,
dan mulai akan diberlakukan secara efektif pada tahun 2001. Untuk
merealisasikan Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut,
Departemen Dalam Negeri telah mengeluarkan buku pedoman
tentang Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, sebagai pegangan bagi aparat pemerintah di daerah. Menurut
pedoman tersebut, pada pokoknya pemberdayaan masyarakat
mempunyai dua makna pokok, yaitu :

1). Meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


pelaksanaan berbagai kebijakan program pembangunan.
2). Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberian
wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam
mengambil keputusan. Dari penjelasan tersebut, jelas
masyarakat diberi kesempatan penuh dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan. Disitu ditegaskan bahwa
tugas birokrasi di daerah hanyalah sebagai fasilitator
(pelayanan). Kreativitas masyarakat dipacu dan didorong
berkembang. Kemudian Departemen Pariwisata dalam
kiprah memberdayakan masyarakat desa telah menyusun
program pembangunan desa. Dalam hubungannya
dengan Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan Pemberdayaan
Masyarakat desa, pembangunan desa wisata ini
nampaknya sangat relevan. Dengan demikian
pembangunan desa wisata ini dapat menjadi tindak lanjut
dari pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah.

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan


Desa Wisata

Era otonomi daerah sebagai implikasi dari berlakunya UU No.


32 tahun 2004, memberikan peluang bagi setiap Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk merencanakan dan mengelola pembangunan
daerahnya sendiri, serta tuntutan bagi partisipasi aktif masyarakat
dalam proses pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Masyarakat sebagai komponen utama dalam
pembangunan pariwisata berbasis masyarakat mempunyai peranan
penting dalam menunjang pembangunan pariwisata daerah yang
ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari
alam, sosial budaya ataupun ekonomi masyarakat. UU No 9 Tahun
1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa masyarakat
122

memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan


serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Peran serta
masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang
dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik
wisata.
Pengembangan wisata alam dan wisata budaya dalam
perspektif kemandirian lokal merupakan perwujudan interkoneksitas
dalam tatanan masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh
tatanan itu sendiri guna meningkatkan kualitas tatanan dengan tetap
memelihara kelestarian alam dan nilai-nilai budaya lokal, serta obyek
wisata alam dan wisata budaya yang ada. Selama ini pengembangan
pariwisata daerah ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang
bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi guna
memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah, sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut di atas, saat ini perencanaan pengembangan pariwisata
menggunakan community approach atau community based
development. Dalam hal ini masyarakat lokal yang akan membangun,
memiliki dan mengelola langsung fasilitas wisata serta pelayanannya,
sehingga dengan demikian masyarakat diharapkan dapat menerima
secara langsung keuntungan ekonomi dan mengurangi urbanisasi
(Nurhayati, 2005).
Menurut Panji (2005), usaha pengembangan pariwisata yang
berorientasi pada masyarakat lokal masih minim. Hal ini
dikarenakan masyarakat tidak memiliki kemampuan secara finansial
dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat
langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan
budaya. Sehingga perlunya partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi
tuan rumah yang baik, menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai
kemampuan, ikut menjaga keamanan, ketentraman, keindahan dan
kebersihan lingkungan, memberikan kenangan dan kesan yang baik
bagi wisatawan dalam rangka mendukung program sapta pesona,
serta menanamkan kesadaran masyarakat dalam rangka
pengembangan desa wisata.

Community based Tourism Development

Secara sederhana, konsep partisipasi terkait dengan


keterlibatan suatu pihak dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak
lain. Partisipasi merupakan sebuah proses dimana masyarakat
sebagai stakeholders, terlibat mempengaruhi dan mengendalikan
pembangunan di tempat mereka masing-masing. Masyarakat turut
serta secara aktif dalam memprakarsai kehidupan mereka, melalui
proses pembuatan keputusan dan perolehan sumberdaya dan
penggunaannya.
123

Selama ini pengembangan pariwisata berbasis masyarakat


menggunakan pendekatan community based tourism, dimana
masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam me-
nunjang pembangunan pariwisata. Dengan demikian keter-libatan
pemerintah dan swasta hanya sebatas memfasilitasi dan memotivasi
masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata untuk
dapat lebih memahami tentang fenomena alam dan budayanya,
sekaligus menentukan kualitas produk wisata yang ada di desa
wisatanya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, keterlibatan pemerintah,
swasta dan masyarakat dalam pengembangan desa wisata akan
membawa tuntutan bagi partisipasi masyarakat. Hal ini tentunya perlu
ditumbuhkan pemahaman atau persepsi yang sama dari stakeholders
terkait dan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakat
sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata.

Pengembangan Desa Wisata

Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah


pedesaan yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang
khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan dan
kehidupan sosial budaya masyarakat, yang dikelola dan dikemas
secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas pendukung
wisatanya. Selanjutnya desa wisata adalah suatu bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan
dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan
tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1993).
Menurut Julisetiono (2007), Konsep Desa Wisata, meliputi: (a)
berawal dari masyarakat, (b) memiliki muatan lokal, (c) memiliki
komitmen bersama masyarakat, (d) memiliki kelembagaan, (e)
adanya keterlibatan anggota masyarakat, (f) adanya pendampingan
dan pembinaan, (g) adanya motivasi, (h) adanya kemitraan, (i) adanya
forum Komunikasi, dan (j) adanya studi orientasi.
Pola pengembangan desa wisata diharapkan memuat prinsip-
prinsip sebagai berikut (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
2001):

a). Tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya


masyarakat
Suatu desa yang tata cara dan ada istiadatnya masih
mendominasi pola kehidupan masyarakatnya, dalam
pengembangannya sebagai atraksi wisata harus
disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di desanya.
b). Pembangunan fisik untuk meningkatkan kualitas
lingkungan desa
124

Pengembangan pariwisata di suatu desa pada hakekatnya


tidak merubah apa yang sudah ada di desa tersebut, tetapi
lebih kepada upaya merubah apa yang ada di desa dan
kemudian mengemasnya sedemikian rupa sehingga
menarik untuk dijadikan atraksi wisata. Pembangunan fisik
yang dilakukan dalam rangka pengembangan desa seperti
penambahan sarana jalan setapak, penyediaan MCK,
penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi
lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
yang ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan
dinikmati wisatawan.
c). Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian
Arsitektur bangunan, pola lansekap serta material yang
digunakan dalam pembangunan haruslah menonjolkan ciri
khas desa, mencerminkan kelokalan dan keaslian wilayah
setempat.
d). Memberdayakan masyarakat desa wisata
Unsur penting dalam pengembangan desa wisata adalah
keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata
yang ada di desa tersebut. Pengembangan desa wisata
sebagai pengejawantahan dari konsep Pariwisata Inti
Rakyat mengandung arti bahwa masyarakat desa
memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam
pengembangan pariwisata. Masyarakat terlibat langsung
dalam kegiatan pariwisata dalam bentuk pemberian jasa
dan pelayanan yang hasilnya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat diluar aktifitas mereka sehari-hari.
e). Memperhatikan daya dukung dan berwawasan lingkungan
Prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan (sustainable
tourism) harus mendasari pengembangan desa wisata.
Pengembangan yang melampaui daya dukung akan
menimbulkan dampak yang besar tidak hanya pada
lingkungan alam tetapi juga pada kehidupan sosial budaya
masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi daya
tarik desa tersebut. Beberapa bentuk keterlibatan
masyarakat tersebut adalah penyediaan fasilitas
akomodasi berupa rumah-rumah penduduk (home stay),
penyediaan kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu
wisata, penyediaan transportasi lokal, pertunjukan
kesenian, dan lain-lain.

Pengembangan desa wisata merupakan bagian dari


penyelenggaraan pariwisata yang terkait langsung dengan jasa
pelayanan, yang membutuhkan kerjasama dengan berbagai
komponen penyelenggara pariwisata yaitu pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Pada level birokrasi yang selama ini dilakukan
125

pemerintah daerah seharusnya menindaklanjuti dengan adanya


kejelasan regulasi terkait dengan pengembangan desa wisata dan
usulan penetapan forum komunikasi desa wisata sebagai wadah
koordinasi dan menjembatani hubungan antara masyarakat, lembaga
desa wisata, perguruan tinggi, dan dunia usaha/swasta. Instansi
terkait khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata perlu lebih
mengintensifkan pembinaan secara berkala setiap bulan sekali dan
memfasilitasi pertemuan bagi forum komunikasi desa wisata agar
benar-benar dapat memberikan manfaat dalam rangka koordinasi
bersama dan ajang berbagi pengalaman dari masing-masing desa
wisatanya.
Pada level Dunia Usaha/Swasta, keterlibatan masyarakat
khususnya generasi muda dalam kegiatan yang bersifat teknis, seperti
menjadi instruktur atau pemandu kegiatan outbound perlu mendapat
perhatian yang serius. Investor sebaiknya tidak hanya bergerak
sebatas menanamkan modal dalam pengembangan infrastruktur
pariwisata tapi perlu bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka
penguatan modal usaha mereka guna mendukung kegiatan investasi
pariwisata.
Pada level masyarakat, partisipasi aktif merupakan elemen
penting dalam perumusan rencana pembangunan agar mampu
meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan rasa ikut
bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan pariwisata berbasis
masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pengembangan desa
wisata sebagai produk wisata baru sangat dipengaruhi oleh aspek
kelembagaan, objek dan daya tarik wisata, serta sarana prasarana
wisata. Hal ini disebabkan ketiga aspek pengembangan desa wisata
tersebut memiliki peranan penting dalam meningkatkan pelayanan
dan kualitas produk wisata.

Model Pengembangan Desa Wisata

Penentuan strategi dalam pengembangan desa wisata


sangatlah penting dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan model
pengembangan desa wisata sebagai rekomendasi tindak lanjut dari
perencanaan wilayah pengembangan desa wisata. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, perlu tahapan-tahapan model
pengembangan desa wisata yang diharapkan dapat diterapkan di
daerah penyangga kawasan konservasi, antara lain:
1. Dari sisi pengembangan kelembagaan desa wisata,
perlunya perencanaan awal yang tepat dalam
menentukan usulan program atau kegiatan khususnya
pada kelompok sadar wisata agar mampu meningkatkan
126

pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui


pelaksanaan program pelatihan pengembangan desa
wisata, seperti: pelatihan bagi kelompok sadar wisata,
pelatihan tata boga dan tata homestay, pembuatan
cinderamata, pelatihan guide/pemandu wisata termasuk
didalamnya keterampilan menjadi instruktur outbound.
2. Dari sisi pengembangan objek dan daya tarik wisata,
perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk
menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan
mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi
yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi
dari instansi terkait dalam rangka menggalakkan sapta
pesona dan paket desa wisata terpadu.
3. Dari sisi pengembangan sarana prasarana wisata,
perencanaan awal dari pemerintah perlu diarahkan ke
pengembangan sarana prasarana wisata yang baru
seperti: alat-alat outbound, pembangunan gapura, gedung
khusus pengelola desa wisata, cinderamata khas
setempat, dan rumah makan bernuansa alami pedesaan.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu menjalin
kemitraan dengan pemerintah dan pengusaha/pihak
swasta.

MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA PERKEBUNAN SALAK


PONDOH KEMBANGARUM, DONOKERTO, TURI, SLEMAN,
YOGYAKARTA (INDRIA KUSUMA WARDANI. 2008. Tugas
Akhir, FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA,
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA).

Daya Tarik Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh,


Kembang Arum

Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum


mempunyai berbagai daya tarik yang dapat menarik wisatawan, baik
wisatawan domestic maupun wisatawan asing. Desa Wisata
Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum menyediakan beberapa
jenis wisata bagi wisatawan yang berkunjung. Di desa wisata ini
mempunyai area outbond terbesar di Yogyakarta, tetapi daya tarik
yang paling utama di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh
Kembangarum adalah salak pondoh. Salak pondoh merupakan
tanaman unik dengan bentuk pohon seperti bagian atas pohon kelapa
sawit dengan sentuhan sedikit corak pakis menjadi keunikan tersendiri
bila disusun berjajar. Buahnya yang tumbuh dipangkal bawah,
berbentuk kecil dengan daging buahnya yang kenyal serta tidak
127

menempel dengan biji, dan juga rasanya yang sangat manis menjadi
nilai jual bagi buah ini.
Beberapa contoh klasifikasi jenis wisata yang ada di Desa
Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum, Turi, antara lain:

1) Wisata Pemukiman
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata pemukiman
adalah gazebo (satu hari dan setengah hari), rumah
sawah (satu hari dan setengah hari), gubug karaoke,
panggung kesenian.

2) Wisata Permainan
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata permainan
adalah permainan bakiak adalah permainan untuk
mengasah kekompakkan, egrang adalah permainan untuk
melatih keseimbangan, panahan, sepak bola tikus, lari
memindah salak, dll.
3) Wisata Pertanian
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata pertanian
adalah cara menanam (padi, singkong, kacang), nutu/
menumbuk padi, membajak sawah dengan kerbau,
mencangkul sawah, panen (padi, singkong, kacang)
4) Wisata Kesenian
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata kesenian
adalah wayang (kulit, wahyu, kancil, bocah, dhamen,
sawah, gaul), petilan wayang orang, siteran, cokekan,
karawitan, tayub, jatilan (klinthing dan anakanak), dll.
5) Wisata Air
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata air adalah
bermain (di selokan, di sungai, di grojogan), mandi (di
sungai, di selokan, di grojogan), berenang di kolam
renang tradisional.
6) Wisata Peternakan
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata peternakan
adalah melihat kelinci di dilepas/ balapan kelinci, melihat
kerbau mandi, member makan kambing dan itik.
7) Wisata Kesehatan Tradisional
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata kesehatan
tradisional adalah pijat (refleksi rempah-rempah,
kebugaran, kerokan), tusuk jari, paket jamu untuk
kesehatan, paket aneka parem (beras, kencur, jahe,
boreh).
8) Wisata Perkebunan
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata perkebunan
adalah cara menanam (buah strawberry, buah pepino/
128

melodi, buah salak), panen (buah strawbery, buah pepino/


melodi, buah salak).
9) Wisata Sekolah Alam
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata sekolah alam
adalah belajar akting, belajar vokal, belajar presenter,
belajar teater, belajar fotografi.
10) Wisata Melukis
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata melukis
adalah melukis dengan media kertas, caping, gerabah,
baju, dan kanvas.
11) Wisata Kuliner
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata kuliner adalah
ikan bakar/ ikan goreng organik, ayam bakar/ ayam
goreng, bebek bakar/ bebek goreng, opor ayam, sate
ayam/ sate kambing, rendang daging sapi/ rendang ayam,
oseng-oseng mercon/ oseng-oseng daun pepaya, gulai,
tongseng, dll.
12) Wisata Jajanan Tradisional
Wisata jajanan tradisional adalah makanan yang berasal
dari suatu daerah yang jarang ditemukan ditempat lain.
Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata jajanan
tradisional adalah kue lumpur adalah makanan yang
mempunyai rasa manis, semar mendem adalah makanan
yang terbuat dari ketan yang didalamnya ada abonnya,
jenang salak adalah makanan yang terbuat dari tepung
terigu dan buah salak yang telah dibuat tepung, dll.

Di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum


terdapat empat rumah tradisional Jawa yang masih terjaga dengan
baik, terdiri dari dua buah rumah Joglo dan dua buah rumah Limasan.
Rumah-rumah tersebut digunakan untuk kegiatan pertemuan karena
tempatnya yang cukup luas dan nyaman. Sedangkan adat istiadat
yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan yaitu berupa Kenduri
yang merupakan wujud ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala karunia-Nya, serta permohonan doa. Adat
istiadat yang lainnya yaitu upacara Mitoni yang berarti upacara untuk
memperingati tujuh bulan usia kehamilan, sedangkan Upacara Wiwit
yang ada pada jaman dahulu masih selalu dilaksanakan dan
dilestarikan oleh leluhur sebelum panen raya.
Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum selain
sebagai sentra salak pondoh, juga sebagai daerah sentra usaha
kerajinan anyaman bamboo yang sangat menarik untuk dikunjungi
wisatawan. Selain untuk membeli oleholeh, wisatawan juga dapat
menyaksikan secara langsung proses pembuatan kerajinan anyaman
bambu tersebut. Di desa wisata ini wisatawan bisa belajar membuat
kerajinan anyaman bambu.
129

Di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum


terdapat dua buah pondok makan dengan menu utama masakan ikan
air tawar, masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Pondok ikan
Kampoeng Ikan menyajikan menu utama ala Jawa yaitu ikan bakar
dan ikan goreng dengan lalap sambal terasi, dengan fasilitas
wisatawan memancing sendiri. Sedangkan pondok makan yang
satunya adalah pondok makan Ala Kalimantan, pondok makan ini
menyediakan menu khas Kalimantan.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata
Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum baik wisatawan domestik
maupun wisatawan asing dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
menawarkan menu wisata yang berbentuk paket wisata sesuai
dengan harga dan fasilitas-fasilitas. Menumenu wisata tersebut antara
lain:

1. Tarif menu wisata untuk kegiatan outbond Desa Wisata


Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum dengan waktu
kegiatan satu hari (menginap), sebagai berikut:

a. Paket I, dengan harga Rp. 200.000,00/ orang (minimal 50 orang)

Menu wisata yang ada di paket ini, antara lain:


1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo, homestay
2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bambu
keseimbangan, memet ikan/ mencari ikan, balapan
perahu gethek, permainan tarik tambang, permainan
tampah bola, permainan bola volly geber, tracking/
menyusuri desa wisata.
3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu
padi/ menumbuk padi.
4) Wisata Perkebunan: Cara menanam buah salak/
strawbery, panen buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Bermain/ mandi di sungai, berenang di kolam
renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional, karaoke,
belajar melukis.
7) Wisata Kuliner, ada tiga menu makanan dalam wisata
kuliner ini:
a) Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng, peyek
teri.
b) Nasi putih, sayur brongkos telur, tempe mendoan,
lempeng gelendar.
c) Nasi putih, ikan bakar, tempe dan tahu bacem,
sambal, lalapan, kerupuk.
130

8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, semar mendem, kue


lumpur, kue motokebo, kue dadar gulung, kacang rebus,
pisang rebus, lotisan.
9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh,
air putih.

Fasilitas dalam menu wisata paket I, antara lain: acara api


unggun (bakar jagung dan singkong), mendapat souvenir
celengan hias.

b. Paket II, dengan harga Rp. 175.000,00/ orang (minimal 50


orang)

Menu wisata yang ada di paket ini, sebagai berikut:


1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo, homestay
2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bamboo
keseimbangan, permainan tarik tambang, permainan
tampah bola, memet ikan/ mencari ikan, tracking/
menyusuri desa wisata.
3) Wisata Pertanian: Nutu padi/ menumbuk padi, membajak
sawah dengan kerbau.
4) Wisata Perkebunan: Cara menanam buah salak/
strawbery, panen buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Bermain/ mandi di sungai, berenang di kolam
Renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional, karaoke.
7) Wisata Kuliner, ada tiga menu makanan dalam wisata
kuliner ini:
a) Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng, peyek
teri.
b) Nasi putih, sayur lodeh daun lompong, telur gulung,
lempeng gelendar.
c) Nasi putih, ikan bakar, tahu bacem, sambal,
lalapan, kerupuk.
8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue dadar gulung, kue
lapis, kacang rebus, pisang rebus, lotisan.
9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh,
air putih.

Fasilitas dalam menu wisata paket II, antara lain: acara api
unggun (bakar jagung dan singkong), mendapat celengan hias.

c. Paket III, dengan harga Rp. 150.000,00/ orang (minimal 50


orang)

Menu wisata yang ada di paket ini, antara lain:


131

1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo, homestay.


2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan tarik
tambang, permainan tampah bola, memet ikan/ mencari
ikan, permainan sepak bola lumpur, tracking/ menyusuri
desa wisata.
3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu
padi/ menumbuk padi.
4) Wisata Perkebunan: Cara menanam buah salak/
strawbery, panen buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Bermain/ mandi di sungai, berenang di kolam
renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional, karaoke.
7) Wisata Kuliner, ada tiga menu makanan di paket ini:
1) Wisata Nasi
a) Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng, peyek
teri.
b) Nasi putih, sayur bobor, telur gulung, lempeng
gelendar.
c) Nasi putih, ikan bakar, tempe bacem, sambal,
lalapan, kerupuk.
2) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue dadar gulung, kue
lapis, kacang rebus, pisang rebus, lotisan.
3) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang
teh, air putih.
Fasilitas dalam menu wisata paket III, antara lain: acara api
unggun (bakar jagung dan singkong), mendapat celengan hias.

Dari tiga paket wisata tersebut merupakan paket wisata


kebanyakan untuk keluarga. Kebanyakan wisatawan memilih menu
wisata paket II atau paket III karena harganya yang lebih murah, tetapi
ada juga yang memilih menu wisata paket I biasanya para pejabat
atau orang menengah ke atas.

2. Tarif menu wisata untuk kegiatan wisata alam dan


pendidikan Desa Wisata

Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum dengan waktu


kegiatan dari jam 08.00 13.00 wib, sebagai berikut:

a. Paket I, dengan harga Rp. 100.000,00/ orang (minimal 50


orang)
1) WisataPemukiman: Rumah sawah, gasebo.
2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan egrang,
permainan bambu beraturan, permainan sepak bola
lumpur, memet ikan/ mencari ikan, permainan sepak bola
132

tikus, tracking/ menyusuri desa wisata, permainan tampah


bola.
3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu
padi/ menumbuk padi.
4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery,
belajar cara menanam buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Bermain dan mandi di sungai, bermain dan
mandi di grojogan, berenang di kolam renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik kentongan, belajar musik
tradisional.
7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, ayam goreng, telur areh,
tempe goreng, peyek teri.
8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue wajik, kue lumpur, kue
motokebo, risoles, lotisan.
9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh.

Fasilitas dari menu wisata paket I adalah mendapat souvenir


celengan hias.

b. Paket II, dengan harga Rp. 90.000,00/ orang (minimal 50 orang)


1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo.
2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bambu
beraturan, permainan sepak bola lumpur, memet ikan/
mencari ikan, permainan tampah bola, tracking/
menyusuri desa wisata.
3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu
padi/ menumbuk padi.
4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery,
belajar cara menanam buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Bermain dan mandi di sungai, berenang di
kolam renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik kentongan, belajar musik
tradisional.
7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, ayam goreng, telur areh,
tempe goreng, peyek teri.
8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue lumpur, kue mangkok,
lumpia, lotisan.
9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh.

Fasilitas dari menu wisata paket II adalah mendapat souvenir


celengan hias.

c. Paket III, dengan harga Rp. 80.000,00/ orang (minimal 50


orang)
1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah.
133

2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bambu


beraturan, memet ikan/ mencari ikan, permainan tarik
tambang, tracking/ menyusuri desa wisata.
3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu
padi/ menumbuk padi.
4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery,
belajar cara menanam buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Berenang di kolam renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional.
7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng,
peyek teri.
8) Wisata Jajanan Pasar: Kue dadar gulung, kue campur
sari, pisang rebus, kacang rebus.
9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang teh.

d. Paket IV, dengan harga Rp. 70.000,00/ orang (minimal 50


orang)
1) Wisata Pemukiman: Rumah Sawah.
2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, memet ikan/
mencari ikan, permainan bambu keseimbangan, tracking/
menyusuri desa wisata.
3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu
padi/ menumbuk padi.
4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery,
belajar cara menanam buah salak/ strawbery.
5) Wisata Air: Berenang di kolam renang tradisional.
6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional.
7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng,
peyek teri.
8) Wisata Jajanan Pasar: Kue dadar gulung, kue mangkok,
kacang rebus.
9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang teh.

Empat paket menu wisata tersebut di atas biasanya paket


untuk para pelajar, baik play group, taman kanak-kanak (TK), maupun
tingkat sekolah dasar (SD). Paket yang sering dipesan wisatawan
yaitu paket III dan paket IV, karena harganya yang tidak terlalu mahal
tetapi dengan jumlah menu wisata sama, sedangkan untuk paket I
dan Paket II juga untuk para pelajar dari sekolah yang fasilitas dan
kualitas pendidikan bagus dengan biaya sekolah yang cukup mahal.
Di Desa Wisata juga ditawarkan menu wisata berdasarkan
minat wisatawan. Menu-menu wisata tersebut digolongkan menurut
harga per hari dan per kelompok, sebagai berikut:
134

1. Menu Wisata Pemukiman

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Homestay Rp.150.000 satu hari
2 Gasebo Rp.200.000 satu hari
3 Gasebo Rp.100.000 setengah hari
4 Rumah Sawah Rp.500.000 satu hari
5 Rumah Sawah Rp.300.000 setengah hari
6 Gubug Karaoke Rp.200.000 satu hari
7 Panggung Kesenian Rp.200.000 satu hari
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

2. Menu Wisata Permainan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Permainan Bakiak Rp.50.000/ regu (4 orang)
2 Permainan Egrang Rp10.000/ orang
3 Permainan Panahan Rp.10.000 / orang
4 Permainan Gobak Sodor Rp.150.000/ regu (5 orang)
5 Permainan Bluluk Rp.10.000/ orang
6 Permainan Tarik Tambang Rp. 150.000/ regu (5 orang)
7 Balapan Perahu Gethtek Rp.150.000/ regu (5 orang)
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

3. Menu Wisata Pertanian

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Cara Menanam Padi Rp.10.000/ orang
2 Menumbuk Padi Rp10.000/ orang
3 Panen Padi Rp.20.000 / orang
4 Membajak Sawah dengan Ngluku Rp.25.000/ orang
5 Mencangkul di Sawah Rp.10.000/ orang
6 Cara Menanam Singkong Rp. 10.000/ orang
7 Panen Singkong Rp.20.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).
135

4. Menu Wisata Kesenian

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Wayang Kulit Rp.7.500.000 satu malam
2 Wayang Wahyu Rp5.000.000 satu malam
3 Siteran Rp.1.000.000 satu hari
4 Jatilan Klinthing Rp.2.000.000 satu hari
5 Musik Kenthongan Rp.1.000.000 satu hari
6 Campur Sari Rp. 5.000.000 satu hari
7 Musik Gamelan Jawa Rp.2.000.000 satu hari
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

5. Menu Wisata Air

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Bermain di Sungai Rp.10.000/ orang
2 Bermain di Selokan Rp.10.000/ orang
3 Bermain di Grojogan Rp.10.000/ orang
4 Mandi di Sungai Rp.10.000/ orang
5 Mandi di Selokan Rp.10.000/ orang
6 Mandi di Grojogan Rp.10.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

6. Menu Wisata Peternakan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Melihat Kelinci Dilepas/Balapan Rp.10.000/ orang
Kelinci
2 Melihat Kerbau Mandi Rp.10.000/ orang
3 Memberi Makan Kambing Rp.10.000/ orang
4 Memberi Makan Itik Rp.10.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

7. Menu Wisata Kesehatan Tradisional

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Pijat Refleksi Rempahrempah Rp.100.000 satu jam
2 Pijat Kebugaran Rp.100.000 satu jam
3 Tusuk Jari Rp.150.000 satu jam
4 Pijat Kerokan Rp.100.000 satu jam
5 Paket Jamu untuk Kesehatan Rp.100.000/ paket
6 Paket Aneka Parem Rp.100.000/ paket
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).
136

8. Menu Wisata Pemancingan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Memancing Belut Rp.50.000/ kg
2 Memancing Ikan Rp.50.000/ kg
3 Memancing Yuyu Rp.10.000/ orang
4 Memancing Kalajengking Rp.10.000/ orang
5 Mencari Ikan/ Memet Ikan Rp.20.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).
9. Menu Wisata Perkebunan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Cara Menanam Buah Strawbery Rp.20.000/ orang
2 Panen Buah Strawbery Rp.50.000/ orang
3 Cara Menanam Buah Pepino Rp.20.000/ orang
4 Panen Buah Pepino Rp.50.000/ orang
5 Cara Menanam Buah Salak Rp.10.000/ orang
6 Panen Buah Salak Rp.25.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

10. Menu Wisata Melukis

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Melukis Media Kertas Rp.100.000/ orang
2 Melukis Media Caping Rp.150.000/ orang
3 Melukis Media Gerabah Rp.150.000/ orang
4 Melukis Media Baju Rp.150.000/ orang
5 Melukis Media Kanvas Rp.200.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

11. Menu Wisata Sekolah Alam

No Menu Wisata Harga dan Keterangan


1 Belajar Akting Rp200.000/ orang
2 Belajar Vokal Rp.200.000/ orang
3 Belajar Presenter Rp.200.000/ orang
4 Belajar Teater Rp.200.000/ orang
5 Belajar Fotografi Rp.200.000/ orang
Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

Dari semua menu wisata menurut per hari dan per kelompok,
wisatawan yang memesan menu-menu tersebut minimal sepuluh
orang, dan biasanya wisatawan yang memesan adalah mahasiswa
137

yang hanya ingin berwisata biasa atau refreshing. (Doc. Desa Wisata
Kembang Arum, Mei 2008).

Model Pengelolaan dalam Pengembangan Desa Wisata


Perkebunan Salak Pondoh Kembang Arum

Dalam pengelolaan suatu objek wisata sebagai daerah tujuan


wisata, pengelola harus meletakkan aspek destinasi pada posisi yang
terintegrasi dengan aspek lain. Dalam sistem kepariwisataan terdapat
tiga aspek penting yang harus dikembangkan dan dikelola, aspek
tersebut adalah destinasi (destination), pemasaran (marketing) dan
pasar (market).

1. Destinasi (Destination)
Desa Wisata Kembangarum berada di utara kota Kabupaten
Sleman merupakan Kecamatan Turi tepatnya di Desa Donokerto.
Desa wisata tersebut dijadikan daerah tujuan wisata pada akhir tahun
2005, tepatnya pada akhir bulan Desember. Memasuki Desa Wisata
Kembangarum pengelola menyediakan alat transportasi sepeda
onthel, karena jaraknya tidak terlalu jauh dan wisatawan bias
mengelilingi desa wisata tersebut untuk melihat hamparan sawah
yang luas.
Desa wisata ini cocok untuk dijadikan tempat wisata, baik
untuk wisata keluarga maupun studi banding. Desa Wisata
Kembangarum merupakan desa wisata yang berbasis pendidikan
dengan suasana alam sehingga banyak mahasiswa atau murid-murid
dari sekolah yang melakukan penelitian atau studi banding. Tidak
hanya mahasiswa atau murid-murid yang berwisata ke desa wisata
tersebut, para karyawan-karyawan dari berbagai instansi juga
berwisata di desa ini. Desa Wisata Kembangarum sering dijadikan
tempat untuk pembuatan film tau hanya sekedar shooting sebuah
acara.

2. Pemasaran (Marketing)
Pengelola desa wisata melakukan pemasaran dengan
membuat brosur tentang Desa Wisata Kembangarum, Spanduk,
papan petunjuk jalan, membuat paket wisata, dan pemasaran objek
wisata dari orang ke orang.

3. Pasar (Market)
Desa Wisata Kembangarum menjalin kerjasama dengan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sleman dan pelaku wisata
seperti travel agent, hotel, restoran untuk memasarkan desa wisata
tersebut sehingga menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Selain
138

kerjasama dengan instansi-instansi, masyarakat sekitar Desa Wisata


Kembangarum juga memasarkan lewat orang ke orang.

Peran Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata

Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh


Kembangarum sebagai objek wisata meliputi peningkatan fasilitas
serta sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran aktifitas para
wisatawan dengan tujuan akan menghasilkan suatu input, yaitu
adanya peningkatan daya tarik Desa Wisata Perkebunan Salak
Pondoh Kembangarum terhadap wisatawan. Dalam pengelolaan desa
wisata tersebut tidak lepas dari peran serta masyarakat sekitar untuk
menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam pengembangan Desa
Wisata Kembangarum.
Tujuan pengelolaan Desa Wisata adalah untuk meningkatkan
daya tariknya bagi wisatawan. Peran serta masyarakat sekitar untuk
mengembangkan Desa Wisata sangat penting.

1. Pengadaan Fasilitas, Sarana dan Prasarana


Peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai
pada suatu objek wisata memberikan pengaruh yang tinggi terhadap
daya tarik suatu objek wisata. Untuk itu pembangunan dan
pengembangan fasilitas perlu dilakukan, hal ini tidak hanya
menyangkut kuantitas saja tetapi juga kualitas dari fasilitas tersebut.
Dalam konsep perencanaan pengembangan objek wisata, maka
pengembangan fasilitas didasari oleh daya tarik suatu objek sehingga
akan menghasilkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
wisatawan. Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
sebagai objek wisata alam yang berbasis pendidikan memiliki
sejumlah fasilitas yang mendukung, salah satunya adalah adanya
artshop yang menyediaka souvenir hasil kreatifitas masyarakat Desa
Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum berupa keripik
salak, kerajinan anyaman bambu, lukisan yang mereka buat sendiri,
homestay.

2. Merawat dan Melestarikan Lingkungan


Merawat, melestarikan dan penataan lingkungan, memper-
tahankan keaslian lingkungan supaya menjadi daya tarik yang
nantinya dapat memberikan pelayanan dan kepuasan bagi wisatawan
seperti menjaga kebersihan desa wisata.

3. Peran Aktif Masyarakat dan Keramahtamahan Masyarakat


Peran aktif masyarakat Desa Wisata Perkebunan Salak
Pondoh, Kembangarum dalam menjaga kebersihan lingkungan desa,
sebagai upaya mendukung terwujudnya lingkungan yang bersih, rapi
dan nyaman. Selain itu, masyarakat juga senantiasa menyambut
139

wisatawan dengan keramahtamahan dan memberikan kehangatan


supaya tercipta suasana kekeluargaan dan keharmonisan bagi
wisatawan sehingga dapat memberikan kesan dan pelayanan yang
memuaskan.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Rencana pengembangan Desa Wisata memerlukan dukungan


dari berbagai pihak, seperti Dinas Pariwisata Daerah. Sumberdaya
Manusia sebagai modal dasar keberhasilan pengembangan desa
wisata. Pengelolaan kepariwisataan memerlukan profesionalisme di
bidangnya. Dengan memberikan skill di bidang perkebunan salak
seperti cara penanaman buah salak secara tidak serempak dengan
tujuan wisatawan datang dalam situasi apapun baik pada musim
penghujan maupun pada musim kemarau tetap ada tanaman salak
yang berbuah sehingga wisatawan dapat berwisata kapan saja.
Pelatihan manajemen dan pemanduan wisata, serta
memberikan pembinaan, penyuluhan tentang sadar wisata
masyarakat dengan memberikan pelatihan ketrampilan dan kerajinan
berbahan baku lokal seperti membuat souvenir yang mendukung
pelayanan di bidang pariwisata juga merupakan salah satu upaya
peningkatan sumber daya manusia di Desa Wisata Perkebunan Salak
Pondoh Kembangarum.

Rambu-rambu memasuki Desa Wisata Kembangarum


(Sumber:
http://personalplayerfootball.blogspot.com/2011/03/desa-
wisata-kembangarum-turi-sleman.html.... diakses 26/4/2011)
140

KAMPUNG JOWO SEKATUL LIMBANGAN


Merupakan tempat wisata alam yang cukup lengkap dengan
berbagai arena permainan ketangkasan, seperti Flying Fox, Outbond,
Kampung Wisata dan lain-lain. Pengunjung juga disediakan
penginapan yang cukup nyaman sambil menikmati udara yang cukup
sejuk. Terletak di Desa Margosari wilayah Kecamatan Limbangan atau
sekitar 38 ke arah selatan dari kota Kendal, melewati kecamatan
Kaliwungu dan Boja. Dari arah Semarang lewat Ngaliyan ke arah Boja
Limbangan. Selain sebagai tempat rekreasi permainan, restoran,
wisata alam juga sebagai tempat olah roso, nglaras dan roso yang
menep, penyatuan agar dekat dengan alam. Interaksi dengan alam
tersebut diharapkan dapat membuka nurani dan menemukan jadidiri /
identitas diri menuju jalan "Memayu Hayuning Bawono". Juga
menambah wawasan tentang jenis-jenis rumah Jawa, Katuranggan
hewan, Pethungan Dina dan lain-lain. Rumah dibuat apa adanya, asli
dengan tetap bersejarah masih lebih baik, daripada indah tapi
kehilangan keasliannya.

Sumber: http://www.wisatanesia.com/2010/05/kampung-
jowo-sekatul-limbangan-kendal.html

Dari interaksi dengan alam tersebut juga dapat mengakrabkan


hubungan keluarga yang kurang harmonis antara orang tua dan anak,
silaturahmi, kegiatan merukunkan tetangga ( arisan ), pertemuan-
pertemuan, seminar, rapat, reuni, ulang tahun, pesta nikah, dan lain-
141

lain. Rapat, seminar, diskusi ikmiah memberi suasana yang nyaman


dan santai, ini akan membangkitkan ide-ide cemerlang dan
bermanfaat. Persawahan yang permai, kehidupan desa dan petani
yang sederhana dan bersahaja, jauh dari kesan kemrungsung atau
gelisah, sungguh pelajaran yang berharga. Gemerciknya air dan
anggunnya aliran sungai sungguh menentramkan. Udara yang sejuk
dan pohon-pohon yang hijau bebas dari polusi. Semua menawarkan
gaya hidup baru ( new lifestyle back to nature ) yang sedang trend
saat ini. Orang sudah semakin jenuh dengan tawaran kemewahan
kota, yang semu dengan bangunan tinggi menjulang sebagai simbol
keangkuhan. Setiap bangunan diusahakan bermakna filosofis Jawa
dan melalui prosesi panjang dan melelahkan sebagai kesinambungan
pembangunan dan tercapainya tujuan terbentuknya Kampung Jawa.

Sumber: http://www.wisatanesia.com/2010/05/kampung-
jowo-sekatul-limbangan-kendal.html
142

DAFTAR PUSTAKA

Acep Hidaya, 1999. Linking Enterpreneurship into the Education in


Tourism. A Keynote Speech Presented in the Occation of
ATLAS ASIA Inaguration CONFERENCE, Institute Technology
Bandung, 5 7 July 1999.
Berne, 1995. For a Dynamic Partnership between Tourism and
Culture, Forum on Culture and International Tourism, UGM,
Jogyakarta, August 1995.
Departemen Dalam Negeri, 2000. Tentang Visi, Misi, Startegi, dan
Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Hawkins, Donald, 1995. Private Letter Hurdle, Sue, 1999. The
Capability of ACT (Action for Conservation througjh Tourism).
Leinberg and Donald Hawkins, 1993. Eco-tourism for planners and
Managers.
Perez de Cuellar, 1995. International Tourism, Keynote Speech on
Forum of Culture and International Tourism, UGM Jogyakarta,
August 1995.
Priasukmana Soetarso, 1995. Eco-tourism in Forestry. Supporting
paper at the Seminar on Biodiversity, BPPT, 5 7 September
1995. Jakarta. Indonesia.
Undang-Undang Kehutanan, 1999. Tentang Otonomi Daerah, UU. No.
22/99. Departemen Kehutanan. Jakarta.

You might also like