Professional Documents
Culture Documents
MEDIA CETAK
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Media Pendidikan
Dosen Pengampu : Sungkono M.Pd.
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Media pembelajaran, merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam sebuah
proses dan aktivitas pembelajaran. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh pengajar.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan
keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Media pembelajaran memiliki berbagai ragam jenis, serta memiliki karakterisitik dan
prosedur masing-masing dalam pengembangan dan pemanfaatannya pada proses
pembelajaran, salah satunya adalah media berbasis cetak. Media cetak bisa dikatakan media
tertua dalam pendidikan dan proses pembelajaran, kerena itu karakterstik, jenis-jenisnya, serta
pengembangan dan juga pemanfaatananya sangatlah perlu kita pahami secara mendalam dan
menyeluruh. Hal ini Karena media cetak merupakan cikal-bakal dari perkembangan media-
media yang muncul setelahnya, seperti media audio-visual (Multimedia).
2 Rumusan Masalah
5 Mengetahui dan memahami pengembangan & pemanfaatan media cetak dalam pendidikan
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang
secara harafiah berarti perantara atau pengantar. arti umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses
belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan (printing atau
offset). Media bahan catak menyajikan pesan atau informasi melaui huruf atau gambar yang
diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan.
Berikut adalah pengertian media cetak menurut para ahli:
o Menurut Eric Barnow media cetak disebut juga printed page adalah meliputi segala barang
yang dicetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu.
o Pengertian media cetak menurut Rhenald Khazali adalah suatu media yang statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual, media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata,
gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih.
o Media cetak adalah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk
menyampaikan pesan-pesannya.
Media cetak merupakan suatu dokumen atas segala hal yang ditangkap oleh sang jurnalis dan
diubah ke dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya. Media cetak juga bisa
berarti media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-
pesannya. Unsur-unsur utama adalah tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Ciri
khas karakter media cetak adalah melibatkan suatu proses percetakan di dalam
penggandaannya.
Media cetak bisa dimanfaatkan guna membantu guru melakukan komunikasi interpersonal
saat kegiatan belajar mengajar, membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena
media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima.
Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan informasi.
Di samping buku teks atau buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek
tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoprasikan sesuatu peralatan atau
memeliahra peralatan.
Dua komponen utama media cetak adalah materi teks verbal dan materi visual.
Pengembangan kedua tipe materi pembelajaran itu banyak bergantung pada teori yang
berhubungan dengan persepsi visual, membaca, teori pemrosesan informasi, dan teori belajar.
Materi tertua dan masih belum umum digunakan ada dalam bentuk buku teks yang
mengandung data rangsang sensori yang ditampilkan melalui media bahasa dan materi visual,
cetak, dan menumjukkan realitas efektifitas relatif berbagai realisme sudah disinggung oleh
sejumlah teori ( Dwyer, 1972;1978 ). Dalam bentuk murninya, media cetak visual dapat
membawakan pesan lengkap, tetapi hal ini tidak terjadi dalam interaksi pembelajaran.
Kebanyakan yang ada ialah paduan informasi tekstual dan visual.
Secara historis, istilah media cetak mulai muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh
Johan Gutenberg pada tahun 1456 Yang kemudian dalam bidang terus menerus
berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya.
Secara umum, Kemajuan teknologi menjadikan media cetak tidak harus berupa kumpulan
kertas yang berisikan tulisan. Jurnalisme media cetak, seperti surat kabar, Majalah, Buletin,
dan sejenisnya mencapai puncak masa kejayaannya pada tahun antara 1890-1920.
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh
pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan
adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang
tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak
sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Picturs (Dunia Tergambar) yang
diterbitikan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep
dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui
penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat
memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagai siswa melalui
semua indera, terutama indera pandang-dengar. (Sadiman, Arif;2006).
6 Berorientasi atau berpusat pada siswa : Maksud dari Pendekatan yang berorientasi pada siswa
adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara
individual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai
penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa.
Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat
membenntuk gaya belajarnya masingmasing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan
sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar. (Sadiman,
Arif,dkk:1990).
4 Media massa membantu kita dengan memberikan berbagai pilhan topik yang bisa digunakan
dalam kegiatan belajar pendidikan.
5 menyimpan informasi dan ilmu pengetahuan secara permanen agar tidak mudah hilang
dengan tampilan teks.
Buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh para ahli atau pakar dalam bidangnya
untuk menunjang program pengajaran yang telah digariskan oleh pemerintah. Merupakan
buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru
dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup (scope)
GBPP tiap bidang studi tertentu. Fungsi buku teks bagi guru adalah sebagai pedoman untuk
mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan
penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar
secara mudah dan menggunaknya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau diluar
sekolah. Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagai sarana kepastian tentang apa yang ia
pelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia telah menguasai
materi pelajaran, alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat
menemukan petunjuk, teori, maupun konsep dan bahan-bahan latihan atau evaluasi
(Krisanjaya 1997).
2 Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
d informasi pendukung,
e latihan-latihan,
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan
tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan
peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan
dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik,
dilengkapi dengan ilustrasi.
Buku pengajaran terprogram yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama dengan
modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun dalam topik-
topik kecil untuk setiap bingkai atau halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang
merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan atau respons dari pertanyaan bingkai lain.
4 LKS
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. LKS dapat berupa panduan untuk
latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Tujuan dan Manfaat
Pembelajaran Menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa Depdiknas dalam panduan
pelaksanaan materi pembelajaran SMP (2008:42-45) alternatif tujuan pengemasan materi
dalam bentuk LKS adalah:
a LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan terlebih
dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan
konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis;
b LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan;
c LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian yang
jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika
membaca buku;
Manfaat LKS Lembar kegiatan siswa adalah dapat membantu guru dalam mengarahkan
siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam
kelompok kerja. Selain itu, LKS juga dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan
proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam
sekitarnya. Akhirnya LKS juga memudahkan guru untuk melihat keberhasilan siswa dalam
mencapai sasaran belajar.
5 Majalah
Majalah adalah jenis media yang terdiri dari sekumpulan kertas cetakan yang disatukan.
Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan tangan, namun oleh suatu mesin
cetak. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan
topik dari majalah yang bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga
ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk
membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik.
6 Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan
ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu
atau lebih KD.
7 Poster
Yaitu sajian bentuk grafis dari kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan
maksud untuk menarik perhatian orang dan mengikuti informasi atau himbuan yang
dituliskan. Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang
memberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok.
8 Foto (Gambar)
Foto atau gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar
sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat
sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya
menguasai satu atau lebih KD. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien
menggambarkan bahwa melihat sebuah foto atau gambar lebih tinggi maknanya dari pada
membaca atau mendengar.
Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari
melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan
bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
a gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan
informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak
mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari,
c lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari
sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat
penggunanya tidak belajar apa-apa.
9 Media komik
Komik merupakan media yang mempunyai sifat yang sederhana, jelas, mudah dipahami.
Berbentuk gambar dan teks yang sedikit, berbentuk percakapan. Oleh sebab itu komik dapat
berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.
10 Puzzle
Puzzle di sini dalam bentuk gambar yang berisi edukasi. Dunia anak masih kental dengan
suasana permainan. Dengan puzzle, seorang anak selain bermain juga dapat sambil belajar.
Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam bentuk teks dan ilustrasi
yang perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana siswa mungkin saja memiliki perbedaan dalam
kemampuan berbahasa, sehingga media pembelajaran yang dibuat akan bersifat lebih mudah
digunakan dan dipahami siswa. Penggunaan struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan
(aktivitas belajar), ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, dan permainan akan mengakomodasi
perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih dapat mengikuti pembelajaran dengan
media ini secara lebih baik.
Materi pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penntun, jrnal,
majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menurut enam elemen yang perlu diperhatikan
pada saat meracang, yaitu:
a Konsistensi
- Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan
cetakan huruf dan ukuran huruf;
- Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris pertama serta garis
samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama. Spasi yang tidak sama sering dianggap buruk,
tidak rapi dan oleh karena itu tidak memerlukan perhatian sungguh-sungguh.
b Format
- Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai; sebaliknya,
jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih sesuai.
c Organisasi
- Upayakan untuk selalu. menginformasikan siswa atau pernbaca mengenai di mana mereka
atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas, bagian atau bab berapa
mereka baca. Jika memungkinkan, siapkan piranti yang memberikan orientasi kepada siswa tentang
posisinya dalam teks secara keseluruhan.
d Daya Tarik
- Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk membaca teks.
e Ukuran Huruf
- Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya.
- Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca
itu sulit.
1 Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini
penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik
tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:
2 Sesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbatasan.
4 Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi denga media berbasis teks ini
menjadi interaktif.
Media cetak khususnya modul merupakan media utama yang digunakan dalam pendidikan. Beberapa
hal yang perlu dipraktikan dan dipastikan dalam pemanfaatan media cetak dalam pendidikan antara
lain :
a Pastikan bahwa semua modul dan media cetak lain seperti poster, lembar kerja dan lainnya
yang dibutuhkan untuk semua mata pelajaran telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan
prinsip pengembangan bahan belajar mandiri.
b Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut didistribusikan dengan baik keseluruh
tutor dan peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diambilnya.
c Pastikan para tutor telah memahami semua modul sesuai dengan mata pelajaran yang
dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan konsultasi kepada peserta didiknya.
d Beri kesimpulan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajarnya (ujian) secara
fleksibel sesuai dengan kepastian belajarnya masing-masing. Pastikan peserta didik
memperoleh umpan balik sesegera mungkin.
Media cetak memiliki kelebihan dan kekurangan untuk digunakan sebagai media
pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai berikut.
1 Kelebihan
Kelebihan dari media pembelajaran, khususnya media cetak yang digunakan adalah sebagai
berikut.
2 Dapat dibaca oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
4 Informasi didalamnya jelas dan mampu menejelaskan hal-hal yang kompleks ataupun bersifat
investigatif, terkadang juga disertai gambar atau foto kejadian perkara.
9 Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
11 Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep
abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun sikap.
2 Kekurangan
Media cetak yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai beberapa kekurangan,
antara lain sebagai berikut:
2 foto dan gambar yang ada terbatas, tidak seperti di media lain,
3 biaya produksinya mahal, jumlah barangnya terbatas,
4 membutuhkan waktu yang lama untuk membaca semua berita sampai selesai,
PENUTUP
1 Kesimpulan
Media cetak merupakan salah satu ragam dari berbagai jenis media yang digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Media cetak dimanfaatkan guna membantu guru melakukan
komunikasi interpersonal saat kegiatan belajar mengajar, membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran karena media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang
mudah diterima.
Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan informasi.
Di samping buku teks atau buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek
tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoprasikan sesuatu peralatan atau
memeliahra peralatan. Dua komponen utama media cetak adalah materi teks verbal dan
materi visual.
Adapun terkait ragam jenis media cetak yang sering dimafaatkan saat proses pembelajaran,
diantaranya : Media Buku Teks pembelajaran, Modul, Buku Pembelajaran terpogram, LKS,
Majalah, Leflet, poster, Foto (gambar objek), komik, dan puzzle.
Selanjutnya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan media cetak, terutama
untuk pembelajaran, yaitu : a). Konsistensi , b. Format, c). Pengorganisasian, d). Daya Tarik,
e). Ukuran Huruf, f). Ruang (spasi) Kosong.
Adapun, hal-hal yang perlu dipraktikan dan dipastikan dalam pemanfaatan media cetak dalam
pembelajaran, yaitu : a). Pastikan Modul Media cetak sudah sesuai prinsip pengembangan
bahan ajar, b). Pastikan modul didistribusikan dengan benar kepada para tutor dan peserta
didik sesuai mata pelajaran, c). Pastikan tutor atau pengajar sudah menguasai materi yang
terdapat dalam modul, d). Memberikan bentuk evaluasi yang jelas dan terukur kepada peserta
didik dan tanggap dalam merespon masalah belajar peserta didik.
2 Saran
Pengembangan media cetak untuk pembelajaran ada baiknya dirancang dan dibuat dengan
lebih inovatif dan menarik, sehingga dapat menarik minat dan motivasi peserta didik untuk
belajar maupun membaca, terutama jenis media cetak seperti buku, modul, dan LKS.
Sebaiknya dalam merancang sebuah media cetak, tidak hanya berfokus pada materi yang
ingin disampaikan, akan tetapi juga perlu memperhatikan sub konten yang dapat menarik
perhatian peserta didik, dengan variasi permainan edukasi seperti teka-teki, puzzle, dan
sebagainya yang dicantumkan pada setiap bab tau lembar kerja dalam buku, sehingga dapat
menciptakan Joyfull learning. Hal ini juga bertujuan agar media cetak tidak tergerus dengan
media-media modern yang senantiasa berkembang dan tentu saja lebih inovatif dan menarik
dibandingkan media cetak.
Daftar Pustaka
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian,
pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Krisanjaya. 1997.Peran buku ajar bagi guru dan siswa. Internet. Tersedia
di:http://Krisanjaya/1997/peran-buku-ajar-bagi-guru-siswa/ Diakses pada tanggal 21 Maret 2017.
Dwiyogo, Wasis D, 2002. Dimensi Dimensi Teknologi Pembelajaran. Malang: Wineka Media.
Web :
https://ikaikakk.wordpress.com/2015/04/27/makalah-sumber-belajar-dan-media-pembelajaran-media-
cetak/