You are on page 1of 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN 22 Februari 2017


UNIVERSITAS ALKAIRAAT
PALU

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT


PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF DAN ZAT MULTIPLE
PSIKOAKTIF LAINNYA (F19)

Disusun Oleh :

Siti Hanisa Malik Lutuh, S.Ked


(121677714138)

Pembimbing : dr. Patmawati, M.Kes., Sp.KJ

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIANILMU KEDOKTERAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2017

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Nama : Tn. S

Umur : 32 tahun

1
Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat :

Pekerjaan :-

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMP

Tanggal Pemeriksaan : 11 Maret 2017

Tempat Pemeriksaan : Ruang Anggur RSD Madani Palu

LAPORAN PSIKIATRIK

I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang laki-laki 32 tahun tamatan SMP, sudah menikah, dibawa ke
RSD Madani oleh keluarganya karena selalu mengamuk, gelisah, kaku
dan sempat melempar rumahnya sendiri, sehingga dibawa ke rumah
sakit. Pasien juga mengeluh sulit tidur sejak beberapa hari sebelum MRS.
Ketika ditanya mengapa pasien mengamuk, pasien menjawab karena
merasa terganggu, jengkel dan sering kaget dengan suara ibu tirinya yang
bersuara besar serta suka berkata-kata kasar atau mencaci maki. Apalagi
pasien mengaku bahwa dia sering ditegur oleh pamannya yang tinggal
bertetangga karena juga merasa terganggu dengan suara ibu tirinya,
namun pasien selama ini tidak mau menegur karena takut menyingguang
perasaannya. Pasien juga mengakau sebelum melempar rumah pasien
sempat minum topi miring dengan pamannya pada malam itu.
Pasien juga mengaku mendengar suara bisikan berupa perintah bikin
adat 9 oleh seorang perempuan bernama Fatima yang mengaku dari
kampung sindue dan bila tidak dia akan sakit. Sehingga saat pulang nanti
pasien akan membuat acara adat tersebut yang merupakan kebiasaan

2
keluarnya secara turun-temurun. Pasien juga mengakau melihat bayangan
Nabi Muhammad dan para pengikutnya dan mengajak pasien untuk
berinteraksi dengannya .Walaupun gejala-gejala tersebut masih ada tetapi
sudah berkurang setelah menjalani 4 hari pengobatan di rumah sakit.
Sebelum menggunakan obat THD, pasien juga sudah sering
mendengar sura bisikan tersebut.
Gejala seperti ini dialami pasien sejak beberapa tahun yang lalu
dengan pengakuan pasien sudah sempat menjalani pengobatan di RSD
Madani dibawah oleh orang tuanya. Riwayat penyakit medis disangkal.
Penggunaan alkohol sejak tahun 2010 dan teraakhir sebelum pasien
MRS, merokok sejak tamat SMP dan sampai sekarang.
Gejala pertama kali muncul tahun 2014 kerena mengkonsumsi obat
THD oleh ajakan temannya. Namun sebelumnya sudah pernah
mengkonsumsi tahun 2008 yaitu 4 butir, tetapi hanya sekali minum saja.
Kemudian pada tahun 2014 pasien kembali mengkonsumsi obat THD,
pertama 3 butir, kedua 5 butir, ketiga 12 butir, namun karena takut over
dosis pasien kembali hanya mengkonsumsi 5 butir selanjutnya.
Akibatnya pasien sempat sekali memukul teman kerja dan istrinya karena
pengaruh obat tersebut, tetapi pasien sangat menyesal memukul.
Pasien juga menceritakan bahwa ibunya meninggal tahun 2007 akibat
penyakit kanker. Pasien mengaku sempat mengalami depresi selama 2
bulan karena ditinggalkan oleh ibunya yang paling dia sayangi.
Pasien merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Menurut pasien,
pasien lahir secara normal dibantu oleh dukun dan tidak mengalami
masalah saat lahir. Hubungan pasien dengan orang tua dan saudara serta
lingkungan sekitar sebelum sakit baik, pasien sangat menyayangi
keluarganya utamanya orangtua, bertanggung jawab sebagai seorang
kakak dan patuh. Pasien mengaku bahwa dirinya adalah orang yang
sedikit tertutup.

Hendaya Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)

3
Faktor Stressor Psikososial
Pasien terganggu, jengkel dan sering kaget dengan suara ibu tirinya
yang bersuara besar serta suka berkata-kata kasar atau mencaci
maki
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan
psikis sebelumnya.
Pasien sudah dirawat dan menjalani pengobatan sejak tahun 2014
dengan 5 kali pengobatan
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya.
Riwayat kejang (-), infeksi berat (-) , trauma (-) , penggunaan NAPZA
ada (THD, Alkohol dan merokok).
D. Riwayat Kehidupan Peribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Menurut pasien, dia lahir secara normal dibantu oleh dukun dan
mendapatkan ASI. Namun pasien mengaku kurang mengetahui tetang
riwayat saat ini.
Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya dan mendapatkan ASI dari
ibunya hingga 1 tahun, pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur
dan tidak pernah sakit dan dia merupakan anak yang periang saat usia
ini.
Riwayat Masa Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan baik sesuai usianya. Pasien masuk sekolah dasar di
kampungnya samapai kelas 4 SD dan berhenti karena ibu, bapak dan
ke-2 sauranya pindah ke Makassar karena pekerjaan bapaknya bekerja
sebagai tukang selama 8 bulan, sehingga pasien tinggal bersama
neneknya. Pasien mengaku berhenti sekoleh karena merasa malas.
Hingga akhirnya ibu pasien kembali untuk menyekolahkan kembali
pasien.
Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja. ( 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan ke SMP sampai selesai, namun tidak
melanjutkan SMA, namun sempat mengikuti paket C. Pada usia ini
pasien mengaku memiliki banyak teman, membantu orang tua mencari

4
nafka, dengan mulai bekerja sebagai buruh dan kadang-kadang pasien
bekerja sebagai pemulung plastik dan besi.
Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
Pasien sudah menikah sejak 6 tahun yang lalu dan memiliki 1 orang
anak laki-laki usia 5 tahun. Pasien belum memiliki rumah sendiri
sehingga, kadang tinggal orang tuanya kadang di rumah mertuanya.
Pasien juga menceritakan bahwa sempat mengalami depresi selama 2
bulan karena ibunya meninggal.
Riwayat Perkerjaan
Pasien bekerja sebagai Buruh Bangunan dengan penghasilan sehari
Rp. 80 ribu rupiah.
Riwayat Kehidupan Keluarga
Merupakan Anak pertama dari 5 bersaudara . Hubungan bersama ayah dan ibu
baik. Namun setelah ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dan sekarang pasien
hidup bersama ibu tiri dan ke-3 anak. Sedangkan hubungan dengan ibu
tirinya kurang baik.
Situasi Sekarang
E. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan.
Pasien menyadari dirinya sakit secara penuh, dan mengakui
memerlukan pengobatan dari dokter. Pasien juga mengaku setelah
keluar dari RS, dia akan kembali bekereja sebagai buruh bangunan
untuk menafkahi anak dan istrinya.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
Penampilan:
Tampak seorang laki-laki memakai baju hitam, celana pendek
biru, sandal jepit, rambut ikal dan tampakan wajah pasien sesuai
dengan umurnya. Perawatan diri cukup baik.
Kesadaran: Compos Mentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor : tampak tenang
Pembicaraan : Spontan, intonasi sedang
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

5
B. Keadaan afektif
Mood : Eutimia
Afek : sesuai
Keserasian : serasi (appropriate)
Empati : tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
Daya konsentrasi : Baik
Orientasi : Baik
Daya ingat
Jangka Pendek : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka Panjang : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan persepsi
Halusinasi : Halusinasi auditorik (Bisikanbikin adat
9) Halusinasi Visual (Nabi Muhammad dan para pengikutnya).
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran :
A.Produktivitas : Cukup
B. Kontinuitas : Relevan
C. Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
A. preokupasi : Tidak didapatkan
B. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian impuls : Tidak terganggu
G. Daya nilai
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 6:

I. Taraf dapat dipercaya


Dapat dipercaya

6
II. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan fisik :
Status internus: T : 110/70 mmHg, N:78x/menit, S: 36 C, P : 20 x/menit.
GCS : E4M6V5, fungsi kortikal luhur dalam batas normal , pupil bundar
isokor , reflex cahaya (+)/(+), kongjungtiva tidak pucat, sclera tidak
icterus, jantung dan paru dalam batas normal,fungsi motorik dan sensorik
ke empat ekstremitas dalam batas normal.

Status neurologis :

GCS E4M6V5, pupil bundar isokor, ukuran 3 mm, reflex cahaya +/+, reflex
cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan kaku kuduk : (-), reflex fisiologis
(+), reflex patologis (-). fungsi kortikal luhur dalam batas normal,

III.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang laki-laki 32 tahun tamatan SMP, sudah menikah, dibawa
ke RSD Madani oleh keluarganya karena selalu mengamuk, gelisah, kaku
dan sempat melempar rumahnya sendiri, sehingga dibawa ke rumah
sakit. Pasien juga mengeluh sulit tidur sejak beberapa hari sebelum MRS.
Ketika ditanya mengapa pasien mengamuk, karena merasa terganggu,
jengkel dan sering kaget dengan suara ibu tirinya yang bersuara besar
serta suka berkata-kata kasar atau mencaci maki dan sering ditegur oleh
pamannya yang tinggal bertetangga karena merasakan hal yang sama.
Sebelum melempar rumah pasien sempat minum topi miring dengan
pamannya pada malam itu.
Pasien juga mengaku mendengar suara bisikan berupa perintah bikin
adat 9 oleh Fatima dari kampung sindue dan bila tidak dia akan sakit.
Pasien juga mengakau melihat bayangan Nabi Muhammad dan para
pengikutnya dan mengajak pasien untuk berinteraksi dengannya
.Walaupun gejala-gejala tersebut masih ada tetapi sudah berkurang
setelah menjalani 4 hari pengobatan di rumah sakit.

7
Tetapi sebelum menggunakan obat THD, pasien juga sudah sering
mendengar sura bisikan tersebut.
Gejala pertama kali muncul tahun 2014 kerena mengkonsumsi obat
THD oleh ajakan temannya. Namun sebelumnya sudah pernah
mengkonsumsi tahun 2008 yaitu 4 butir, tetapi hanya sekali minum saja.
Kemudian pada tahun 2014 pasien kembali mengkonsumsi obat THD,
pertama 3 butir, kedua 5 butir, ketiga 12 butir, namun karena takut over
dosis pasien kembali hanya mengkonsumsi 5 butir selanjutnya.
Akibatnya pasien sempat sekali memukul teman kerja dan istrinya karena
pengaruh obat tersebut, tetapi pasien sangat menyesal memukul. Riwayat
penyakit medis disangkal. Penggunaan alkohol sejak tahun 2010 dan
teraakhir sebelum pasien MRS, merokok sejak tamat SMP dan sampai
sekarang
Pasien mengaku sempat mengalami depresi selama 2 bulan karena
ditinggalkan oleh ibunya yang paling dia sayangi. Tilikan derajat 6

IV. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I :
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna berupa mengamuk, gelisah, melempar rumah.
Keadaaan ini menimbulkan disstress bagi pasien dan keluarganya, dan
menimbulkan disabilitas dalam sosial dan pekerjaan dan dalam menilai
realita, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan
Jiwa.
Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, juga terdapat
hendaya dalam social dan pekerjaan yang telah dialami, sehingga pasien
didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Dari pemeriksaan status mental di dapatkan, Mood eutimia, daya ingat
cukup, Ada halusinasi auditorik. Pada pemeriksaan status internus dan
neurologis tidak ditemukan adanya klainan organobiologik sehingga
kemungkinan gangguan mental organik dapat tersingkirkan. Dengan
demikian pasien di kategorikan Ganguan Jiwa Psikotik Non Organik.

8
Dari autoanamnesis bahwa pasien mempunyai riwayat merokok dan
minum alkohol sedangkan untuk penyalahgunaan zat, pasien
mengkonsumsi Trixexyphenidyl sehingga menimbulkan halusinasi pada
pasien. Dengan demikian pasien masuk dalam kategori Gangguan
Mental Dan Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
Berdasarkan data-data di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ III
diusulkan diagnosis axis I pada pasien memenuhi kriteria diagnosis
Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
Dan Zat Multiple Psikoaktif Lainnya (F19).

Aksis II
Tidak ada diagnosis
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Stressor psikososial

Aksis V
GAF scale 50-41 ( gejala berat (serious) disabilitas berat).

V. DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.
Psikologik
Ditemukan adanya masalah/ stressor psikososial sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.

9
VII. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Faktor Pendukung
- Faktor pencetus jelas
- Menikah
Faktor Penghambat
- Onset kronik
- Usia muda
- Riwayat premorbid buruk
- Pernah sakit seperti ini
- Suportif lingkungan tidak ada
- Status ekonomi kurang

VIII. RENCANA TERAPI


Farmakoterapi :

Antipsikotik tipikal: Haloperidol 2 mg 2x1


Psikoterapi suportif

Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega

Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol


dan minum obat dengan rutin.
Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat
sembuh (penyakit terkontrol).
Desensitisasi: Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di dalam
lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Sosioterapi

10
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif
untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan
kunjungan berkala.

IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.

X. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA


Penggunaan zat secara patologis dikelompokkan dalam dua kategori:
penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat. Ketergantungan zat dalam DSM IV-
TR ditandai oleh adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan konsumsi suatu
zat. Ini mencakup penggunaan zat yang lebih banyak dari yang dimaksudkan,
mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil, memiliki berbagai masalah fisik
atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat, dan mengalami
masalah dalam pekerjaan.
Ketergantungan obat didiagnosis sebagai kondisi yang disertai dengan
ketergantungan fisiologis (yang juga disebut kecanduan) jika terdapat toleransi
atau gejala putus zat. Toleransi diindikasikan oleh salah satu dari (1) dosis zat
yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang diinginkan lebih besar atau (2)
efek obat menjadi sangat berkurang jika mengkonsumsi obat dalam dosis yang
biasa. Simptom-simptom putus zat, berbagai efek negatif fisik dan psikologis,
terjadi ketika orang yang bersangkutan menghentikan atau mengurangi jumlah
konsumsi zat tersebut. Orang yang bersangkutan juga dapat menggunakan zat
tersebut untuk menghilangkan atau menghindari simptom-simptom putus zat.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa putus zat harus menjadi kriteria wajib bagi
diagnosis ketergantungan zat. Secara umum, mengalami ketergantungan fisik
terhadap suatu obat dlikaitkan dengan berbagai masalah yang lebih berat. Dalam

11
kaitannya dengan putus zat bila dapat terlepas sama sekali dari zat tersebut disebut
abstinens.
Dalam bab ini kita akan mengenal beberapa istilah yang perlu dijelaskan
pengertiannya, yaitu:
1. Zat psikoaktif : Zat/bahan kimia yang apa bila masuk ke dalam tubuh
manusia berefek mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental, emosional dan
perilaku, dan seringkali menimbulkan ketagihan atau ketergantungan
terhadap zat itu.
2. Narkotika : Zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan/perubahan kesadaran, mengurangi / menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
3. Ketergantungan zat atau kecanduan: Suatu keadaan yang disebabkan oleh
penggunaan obat/zat yang secara berulang-ulang. Dengan ciri-ciri :
keinginan luar biasa (tak tertahan) untuk menggunakan zat tersebut,
kecenderungan menaikkan dosis (toleransi), ketergantungan psikologik,
dan ketergantungan fisik.
4. Drug abuse : Penyalahgunaan obat, yaitu pemakaian obat atas kehendak
sendiri yang tidak mengikuti petunjuk dan tidak sesuai aturan yang
ditetapkan oleh dokter/farmasi.

Pada pasien ini didapatkan 2 gejala yang amat jelas yaitu terdapat
halusinasi auditorik dimana pasien mendengar suarabikin adat 9 dan melihat
Nabi Muhammad dan para pengikutnya.
Farmakoterapi yang diberikan pada pasien ini berupa antipsikosis tipikal,
dimana obat ini bekerja dengan cara memblokade reseptor dopamine pasca
sinaptic neuron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.
Penggunaan obat ini didasarkan atas hipotesis bahwa sindrom psikosis berkaitan
dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang meningkat (hiperaktivitas
dopaminergik sentral)

12
Untuk terapi awal pemberian obat Haloperidol merupakan antipsikotik
tipikal yang poten untuk mengatasi gejala positif pada pasien. Dosis maksimum
Haloperidol antara 5-20 mg/hari. Pemberian haloperidol dimulai dengan dosis
awal yaitu 1,5mg 3 kali sehari, jika dalam pemantauan dua sampai tiga hari terapi
dianggap kurang dapat memperbaiki keadaan pasien maka dosis dapat dinaikkan
secara bertahap hingga mencapai dosis efektif.
Pemberian haloperidol harus diawasi dengan baik karena salah satu efek
samping pemberian obat antipsikotik khususnya golongan tipikal seperti
haloperidol adalah menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal. Jika pada pasien
terdapat gejala tersebut maka pemberian obat Trihexyphenidyl tablet jika pasien
dapat minum dan jika tidak dapat di injeksi dengan Diphenhydramine dianjurkan
untuk memperbaiki gejala-gejala ekstrapiramidal pasien

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas


dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya,
Jakarta.
2. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
3. Maslim R, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
(Psychotropic Medication). Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya, Jakarta.

WAWANCARA

14
Dokter Muda : Assalamualaikum, permisi, saya dengan dokter Icha mau
sedikit Tanya-tanya, boleh ?
Pasien : iya bolehlah dokter !
Dokter Muda : Namanya siapa ?
Pasien : Nama saya F dokter.
Dokter Muda : Berapa umurnya ?
Pasien : Umur saya 16 tahun.
Dokter Muda : Alamatnya dimana ?
Pasien : Panti sosial.
Dokter Muda : Pendidikan terakhirnya apa ?
Pasien : Saya ini tidak lulus SD dokter, karena saya punya guru
kasih berhenti saya.
Dokter Muda : Sebelum disini pekerjaannya apa ?
Pasien : saya, kerja kupas-kupas kelapa.
Dokter Muda : Ooh iya, siapa yang antar kesini ?
Pasien : saya diantar sama saya punya mama.
Dokter Muda : tn. A tinggal sama orang tua ?
Pasien : Iya dulu, tapi sekarang tinggal di panti.
Dokter Muda : Sudah berapa lama ada disini ?
Pasien : Sudah dari kemarinu saya disini.
Dokter Muda : Jadi bagaimana kabarnya hari ini ?
Pasien : Alhamdulillah sehat-sehat saja dokter.
Dokter Muda : Ada yang dirasa sakit mungkin atau tidak enak ?
Pasien : Tidak, dokter saya tidak sakit
Dokter Muda : Kenapa sampai diantar kesini ?
Pasien : Karena saya mengamuk.
Dokter Muda : kenapa mengamuk ? apa yang buat tn. A jadi mengamuk ?
Pasien : Iya dok, gara-gara yang saya jengkel akan itu karena saya
tidak dikasih keluar dari panti untuk pibalanja, tapi saya peteman-teman yang lain
dikasih.
Dokter Muda : Memangnya kenapa kenapa Tn.F tdk dikasih?

15
Pasien : tidak tau juga saya kenapa
Dokter Muda : Jadi Tn. F mengamuk itu karena tidak dikasih izin keluar
pergi beli?
Pasien : iya dokter. Itu yang saya jengkel akan di panti itu, kalau
saya sholat, dorang pigi dorong-dorong akan saya.
Dokter Muda : ohhh, jadi itu yang buat Tn.F mengamuk ?
Pasien : iya dokter, saya jengkel sekali.
Dokter : katanya Tn. F sampai memupukul dan menggigit orang
orang di panti?
Pasien : iya, apa dorang baganggu saya, jadi saya marah noohh
Dokter : terus katanya ada denga bisikan-bisikan yaaa? Apa
bisikannya, bisa diceritakan?
Pasien : iya ada, itu suara bilang-bilang terus pipukul kasana
anak-anak itu jadi saya pukul dorang itu.
Dokter : terus apa lagi? Apa Tn.F bisa melihat sesuatu bayangan?
Pasien : iya ada saya punya papa pe malaikat biasa datang, pakai
baju hitam dan kalau siang-siang itu biasa saya dengar saya pe papa punya suara
di rumah.
Dokter : ohhh, ada lagi yang Tn.F lihat atau dengar-dengar?
Pasien : so tidak ada, hanya itu
Dokter : oh. Tapi Tn.F tau kalau sekarang itu sakit?
Pasien : tidak saya tidak sakit dokter
Dokter : terus kenapa dibawa kesini?
Pasien : saya tidak tau juga kenapa.
Dokter : jadi Tn. F sudah pernah berobat disini sebelumnya?
Pasien : iya saya sudah pernah lalu kesini lalu, tapi cuman sebentar
saja.
Dokter : Tn. F tahu kenapa di bawa kesini?
Pasien : waktu itu gara-gara saya mangamuk. Karna saya pe
taman-tanman di kampung, suka bagara-gara saya. Ihhh saya jengkel sakali
dengan mereka itu.

16
Dokter : jengkel kenapa?
Pasien : jengkel akan dorang suka mogara-gara saya, kalau saya
tidak ikut, dorang mau pukul kamari saya.
Dokter : waktu ketemu teman-temannya Tn.F ada dorang bakasih
obat?
Pasien : ada, THD. Dorang paksa kita minum itu obat, kalau kita
tidak mau dorang mau pukul saya, jadi saya minum itu obat.
Dokter : ohh kapan itu? Sudah lama?
Pasien : sudah lama dokter, makanya saya tidak suka mo kaluar-
kaluar nanti dorang mau paksa akan saya minum itu obat.
Dokter : terus sudah berapa kali minum? Dan berapa banyak?
Pasien : sudah 4 kali dokter, pertama 2 butir, kedua tiga butir, ke
tiga empat butir, ke empat 5 butir.
Dokter : baru sekarang, ada keinginan untuk mencari/mau minum
THD lagi?
Pasien : tidak mau saya dokter, apa gara-gara itu saya jadi bagini
Dokter Muda : Tadi malam tidurnya bagaimana ? Nyenyak ?
Pasien : iya nyenyak.
Dokter Muda : Tn.F pernah ada minum obat selain yang dokter kasih ?
atau merokok ?
Pasien : Cuma merokok memang saya lalu, tapi sudah berhenti
waktu tinggal di panti.
Dokter Muda : ada rokok. Kalau minum alkohol pernah ?
Pasien : kalau rorkok dulu sering. Tapi alkohol pernah tapi Cuma 1
kali, waktu saya masih kacili, dorang tipu saya bilang bukan minuman
Dokter Muda : Kapan terakhir merokok ?
Pasien : Terakhir itu waktu mulai tinggal di panti.
Pasien : Iya karena saya menjaga tubuh saya.
Dokter Muda : Bagaimana hubungannya tn.F dengan orang-orang
dirumah atau tetangga ?

17
Pasien : Baik-baik. Saya baik sama mereka, mereka juga baik
sama saya.
Dokter Muda : Tn. A bisa membaca ?
Pasien : tidak.
Dokter Muda : Kalau berhitung bisa ?
Pasien : Sedikit-sedikit
Dokter Muda : 3x5 berapa tn. A
Pasien :8
Dokter Muda : Kalau 6+5 berapa ?
Pasien : 11 dok
Dokter Muda : Tn. A tau ada dimana sekarang ?
Pasien : Di Rumah Sakit Madani
Dokter Muda : Ini siang atau malam yaa ?
Pasien : Siang.
Dokter Muda : Apa bedanya motor sama sepeda ?
Pasien : Motor laju, sepeda lambat.
Dokter Muda :Kalau dapat dompet dijalan yang didalmnya ada KTP, apa
yang J lakukan ?
Pasien : Yah dikembalikanlah, saya mau tanya orang-orang siapa
yang punya dompet ini.
Dokter Muda : Kalau keluar dari sini apa yang akan dilakukan ?
Pasien : Saya mau bekerja lagi bakupas kelapa
Dokter Muda : Oke kalau begitu minum terus obatnya supaya cepat
sembuh, terima kasih atas waktunya yaa tn.F
Pasien : Sama-sama dok.
Wawancara dwngan keluarganya (ibunya)
Dokter : Assalamaualaikum ibu, maaf mengganggu, biasa minta
tolong mau melengkapi berkasnya Tn.F, boleh ibu
Ibu : waalaikusalam, iya boleh dokter
Dokter : kenapa Tn. Dibawa kesini?

18
Ibu : kerena di kampung dia mengamuk, melempari dan
memukul orang. Bahkan pasien pernah tidur di tengah jalan raya sehingga
mengganggu masyarakat. Jadi saya pasung dia selama 3 hari sebelum kesini.
Dokter : memangnya dia mengamuk sedah berapa lama sebelum di
ikat ibu?
Ibu : kurang lebih itu 3 hari dokter
Doter : Tn.F lahir dimana dan ditolong oleh siapa?
Ibu : lahir di rumah di tong dukun
Dokter : kalau waktu ibu hamil Tn.F ada ibu pernah sakit? Atau
pasien pernah sakit berat waktu kecil? Atau pernah jatuh
Ibu : tida ada dokter. Saya tida pernah sakit, dia lahir normal
dan masih kecil dia tidak pernah sakit, tidak pernah jatuh juga.
Dokter terus dia minum asi ibu? Dan imunisasinya bagaiman?
Ibu : iya dia saya kasi asi samapai umur 2 tahun, kalau
imunisasinya itu tidak lengkap memang dokter. Baru dia itu waktu kescil
terlambat jalan samapai umur 2 tahun belum bisa jalan. Tapi dia itu dulu anak
yang ceria, suka bermain biar sendiri
Dokter : terus ibu waksekolah bagaimana dia
Ibu : hahah dia itu Cuma sekolah sampai kelas 1 SD itupun
Cuma 6 bulan, apa gurunya sudah tidak mampu ajar dia, baru kalau di kelas dia
suka pukul-pukul meja, berteriak, jadi dia dikasih berhenti sekolah.
Dokter : terus hubungannya dengan ibu, bapaknya dana saudarah-
saudarahnya bagaiamana?
Ibu : dia itu anak yang baik sama orang tuannya, terutama sama
bapaknya. Makanya waktu bapaknya meninggal dia sangat terpukul sekali.
Makasnya sejak saat itu dia jadi pendiam. Nah kalau dengan saudaranya, dia
inikan ada 3 bersaudarah ada kakak sama adekknya itu yang saudarah kandung,
tapi ada kakai tirinya dari bapaknya. Dia tu sayang sama adiknya, tapi kalau dia
marah dia pukul juga adiknya itu.
Dokter : oh begitu, terus kalau dengan lingkuannya? Maksudnya
dengan teman, warga bagaiman?

19
Ibunya : oh kalau dengan temannya banyak, cuman dia itu malas
katanya kumpul-kumpul apa biasa dia diganggu kata. Karena dia itu orangnnya
lebih suka sendiri. Jadi kalau habis pulang kerja, malam dia Cuma di rumah saja.
Dokter : katanya dia sering diejek-ejek ya bu?
Ibu : iya sering kasian dia diejaek karena tangannya, biasa juga
anak-anak itu balempar dia kasian jadi dia itu malas keluar rumah

20

You might also like