Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Analisis Urin
Jurnal Analisis Urin
Urinalysis
*)Koresponden : yayatgp@gmail.com
Abstract
Urine is one of the excretion of human. The urine is the final products from kidney, and the
condition of the urine can describe the condition of someone.The experiment about urine
analysis had done on Wednesday, 2 November 2016 at 2ndTeaching Laboratory, Department of
Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, Andalas University, Padang. The aim of
the experimentwas to known and understandd about process of glucose level test in normal
urine and pathological urine in semi quantitative and to identify forms of sedimentation in
normal urine and pathological urine. The method that was used was experiment. The results of
this practical work were, in the normal urine, the post prandial urine and in the normal urine that
was given 0,5% glucose was <0,5%; The glucose amount of urine that was given 1,5% glucose
was 0,5-1%; The urine that was given 3% of glucose had 1-1,5% of glucose amount; And in the
diabetes urine had 2-3,5% of glucose amount. The form of sedimentation that was found in the
normal urine is plant fiber, and in the pathological urine there were three forms of
sedimentation, they were amorf, granulated cylinder, and plant fiber.
Keywords : Urine analysis, glucose level, sedimentation, normal urine, pathological urine
e. f. g. b.
c. a. d.
Gambar 1. Hasil uji kadar glukosa pada urin (a. urin normal; b. urin patologis; c.urin postprandial; d. urin
+ glukosa ,5 %; e. urin + glukpsa 1,5%; f. urin +glukosa 3%; g. urin + glukosa 5%.
Dari gambar diatas, terlihat perbedaan mengeluarkan bakteri atau konsumsi air
warna dari urin yang diujikan. Pada urin yang kurang. Bau urin dapat bervariasi
normal (a) terlihar warna biru sedikit karena kandungan asam organik yang
kehijauan. Lalu pada urin patologis mudah menguap (Ophart, 2003).
penderita diabetes (b) terlihat warna
oreange yang sangat keruh. Sedangkan Tabel 2. Jenis sedimen pada urin normal
pada urin post prandial (c), warna hasil uji dan urin patologis
tetap biru jernih. Selanjutnya pada urin N Jenis
normal yang diberikan glukosa 0,5% (d) Jenis Sedimen
o Urin
warna hasil ujinya sedikit kehijauan. Norma
Berikutnya, pada urine normal yang 1 Sserat tumbuhan,
l
diberikan glukosa 1,5% (e) warna hasil Serat tumbuhan, urat
ujinya hijau kekuningan. Lalu pada urin Patolo
2 amorf, silinder
normal yang diberikan glukosa 3% (f) gis
warna hasil ujinya adalah kuning keruh, granula
begitu pula pada urin normal yang
diberikan glukosa 5% (g). Perbedaan Jenis sedimen pada urin normal
warna ini terjadi karena adanya perbedaan
kadar glukosa yang bereaksi dengan
pemberian indicator benedik.Hasil ini
sesuai dengan Kimball (1998) yang
menyatakan bahwa urine orang sakit yang
telah diuji dengan benedict akan berwarna
biru, kuning, hijau, atau merah dan sedikit
keruh. Hal ini disebabkan karena suatu
hormon yang meningkatkan penyerapan
kembali air dan demikian mengurangi Gambar 2. Endapan serat tumbuhan pada
volume urine yang terbentuk. urin normal
Dari perbedaan warna pada uji urin Pada pengamatan sedimen urin
normal, patologis dan post prandial, dapat normal, hanya ditemukan satu jenis
disimpulkan bahwa adanya perbedaan endapan. Yaitu serat tumbuhan. Bentuk dari
kadar glukosa pada sampel urin. Pada endapan ini adalah memanjang dan terlihat
sampel urin normal, postprandial dan urin strukturnya menyerupai tumbuhan. Hal ini
normal dengan penambahan 0,5% glukosa, kurang sesuai dengan literature, dimana
kadar glukosanya <0,5%. Lalu pada sampel menurut Djuanda (1980), urin orang sehat
urin normal dengan penambahan glukosa mengandung sedimen organik (seperti
1,5%, kadar glukosanya 0,5-1%. eritrosit, leukosit, berbentuk silinder, dan
Selanjutnya pada urin normal yang sel epitel). Dan pada urin orang sakit
diberikan glukosa 3% dan 5%, kadar ditemukan sedimen an-organik (seperti
glukosanya 1-1,5%. Sedangkan pada urin kristal). Eritrosit dalam jumlah normal
patologis diabetes kadar glukosanya 2- dapat ditemukan pada setiap orang, tidak
3,5%. ditemukannya unsur-unsur anorganik
Urin yang terlalu keruh menandakan (cemaran) pada urin dapat diindikasikan
tingginya kadar unsur-unsur yang terlarut di bahwa orang pemilik urin tersebut tidak
dalamnya. Hal ini bisa terjadi karena faktor mengandung penyakit yang dapat diuji
makanan dan adanya infeksi yang melalui test urin.
Jenis sedimen pada urin patologis
b c
a . .
.
Gambar 3. Sedimen pada urin patologis (a.: Serat tumbuhan; b.: serat amorf, c.: silinder
bergranula)
Pada pengamatan sedimen urin kadang-kadang dipermukaannya terdapat
patologis, terlihat adanya endapan berupa leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan
serat tumbuhan (gambar a). Bentuk dari silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor
serat tumbuhan ini adalah memanjang, dan antara lain osmolalitas, volume, pH dan
terlihat struktur serat seperti tumbuhan. adanya glikoprotein yang disekresi oleh
Warna dari endapan kehijauan. Serat tubuli ginjal. Dikenal bermacam-macam
tumbuhan merupakan sedimen organik, silinder yang berhubungan dengan berat
namun tidak lazim ditemukan pada urin ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti
normal. Menurut Dahelmi (1991), unsur- setuju bahwa dalam keadaan normal bisa
unsur sedimen urin organik berdasarkan didapatkan sedikit eritrosit, lekosit dan
bentuknya adalah eritrosit, leukosit, silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler
spermatozoa, dan benang lendir. Unsur- seperti silinder lekosit, silinder eritrosit,
unsur sedimen urin anorganik atau non silinder epitel dan sunder berbutir selalu
organik dalam suasana asam (kristal asam menunjukkan penyakit yang serius. Pada
urat), kristal kalsium oksalat, dan dalam pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit
suasana basa (kristal triple phospat, kristal dan pada glomerulonefritis akut dapat
kalsium phospat, kristal kalsium karbonat) ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan
(Dahelmi, 1991). pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut
Pada gambar b, terlihat bahwa didapat silinder berbutir dan silinder lilin.
endapan berupa butiran-butiran bulat.
Warnanya bening dan ukurannya kecil.
Endapan ini merupakan endapan serat Kesimpulan
amorf. Menurut Wulangi (1990), Pada urin Berdasarkan hasil yang telah didapatkan
orang normal terdapat bentuk benang dapat disimpulkan bahwa:
lendir, fosfat amorf dan urat amorf. Hal ini
disebabkan oleh sekresi tubular, selain 1. Pada sampel urin normal kadar
mereabsorpsi zat-zat dalam jumlah besar glukosanya <0,5% dengan warna hasil
dari filtrat plasma, tubulus ini juga dapat uji sedikit kehijauan. Pada urin
mensekresikan zat-zat tertentu kedalam patologis diabetes kadar glukosanya 2-
cairan tubular. 3,5% dengan hasil warna uji warna
Pada gambar c, terlihat ednapan lumpurkeruh. Dan pada urin
berupa silinder bergranula. Bentuk postprandial kadar glukosanya <0,5%
endapanya memanjang dan berbentuk dengan warna hasil uji biru jernih
tabung. Dan endapan ini terlihat bening. 2. Uji sedimen urin didapatkan tiga jenis
Menurut Wulangi (1990) Silinder adalah sedimen yaitu pada urin normal serat
endapan protein yang terbentuk didalam tumbuhan. Sedangkan pada urin
tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa patologis didapatkan silinder granula,
glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan urat amorf, dan serat tumbuhan.
Baru. Cermin Dunia Kedokteran.
EGC. Jakarta.
Kimball. J.W. 1998. Biologi. Erlangga:
Jakarta
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia.
DAFTAR PUSTAKA Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Ophart, C.E. 2003. Virtual Chembook.
Dahelmi. M. 1991. Fisiologi Hewan. Elmhurst College Press. Illinois.
Universitas Andalas. Padang. Roberts, M. 1993. Biology Princeple and
Djuanda, T. 1980. Pengantar Anatomi Processes, 1 sted. Thomas Nelson
Perbandingan Vertebrata. Armico. and Sons Ltd. London.
Bandung. Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi Untuk
Ganong.W.F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Siswa Perawat.edisi ketiga.
Gadjah Mada University Press. EGC.Jakarta
Yogyakarta. Wulangi,K. 1990. Prinsip-Prinsip Fisiologi
Girindra A. 2010. Biokimia. PT.Gramedia Hewan. Erlangga. Bandung.
Pustaka Utama. Jakarta.
John. M.F.2006. Klasifikasi dan Kriteria
Diagnosis Diabetes Melitus yang