You are on page 1of 6

Artikel Untuk Jurnal Transmisi September 2016

TENDA BARAK PENGUNGSI BERTENAGA SURYA MULTIGUNA

FA Widiharsa1), Nurhamdoko Bonifacius2)


1
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Malang
email: fransiskus.widiharsa@unmer.ac.id
2
Magister Arsitektur, Program Pascasarjana, Universitas Merdeka Malang
email: boni@unmer.ac.id

Abstract
Applications of integrated photovoltaic promising clean and economical'electrical energy. People
say"clean"because no exhaust emissions or pollutants. People say economical because it does not
require fuel. In the tropics, the sun reachs the earth's surface, whereas we know that the sun is the
source of electrical energy.
Electrical energy is needed in refugee camps in remote places or places of natural disasters occurs.
In such locations, the supply of electrical energy into a big problem. Generator set is easy to use but
the problem is the availability of fuel. Transportation of fuel to remote locations make the price of
fuel becomes economically feasible. On the other hand, solar electric energy can be obtained free of
charge at the site, without the distribution line and without transmission. The price of solar power
plants is the price of the device itself, but its electricity is free. Solar power plants are easy to be
constructed. Increasesthe capacity is easily done, it just adds the modules.
Experiments take place in the outdoor lab. The study of literature is used to identify the kind of
needs and electrical loads of activities of refugees. Experiments are used to obtain energy
standardization of daily output. This is also related to the need and the unit load. Experiments were
also made to standardize the system, the trial model of a multipurpose integrated solar power plant
and to build a prototype.

Abstrak
Aplikasi photovoltaic terintegrasi menjanjikan energi listrik yang bersih dan hemat. Masyarakat
menganggap bersih karena tidak ada emisi gas buang atau polutan dan dianggap hemat karena
tidak membutuhkan bahan bakar. Di daerah tropis,sinarmatahari menjangkau seluruh permukaan
bumi. Sinar matahari inilah sumber energi listriknya.

Energi listrik sangat diperlukan di lokasi pengungsian di tempat terpencil (remote area) dan atau
tempat bencana alam. Di lokasi seperti itu, penyediaan energi listrik menjadi masalah besar.
Generator set mudah digunakan tetapi masalahnya adalah ketersediaan bahan bakar minyak.
Transportasi BBM ke lokasi terpencil membuat harga BBM menjadi tidak layak secara ekonomis.
Di sisi lain, energi listrik tenaga surya bisa didapatkan secara gratis di lokasi, tanpa jalur
distribusi dan tanpa transmisi. Harga pembangkit listrik tenaga surya adalah harga perangkatnya
saja, sedang listriknya gratis. Pembangkit listrik tenaga surya mudah untuk dikonstruksi.
Peningkatan kapasitas mudah dilakukan karena hanya menambah unit modul.

Metode eksperimen dilakukan di laboratorium ruang luar. Studi pustaka untuk mengidentifikasi
kebutuhan macam dan beban listrik dari aktifitas pengungsi. Eksperimen di laboratorium ruang
luar untuk mendapatkan pembakuan energi keluaran harian. Ini juga terkait dengan kebutuhan dan
satuan beban. Eksperimen juga dilakukan untuk pembakuan system, uji coba model pembangkit
listrik tenaga surya multiguna terintegrasi, membangun prototipe.

Keywords: aplikasi photovoltaic terintegrasi, barak penampungan pengungsi, korban bencana


alam, remote area, prototype pembangkit listrik tenaga surya

1. PENDAHULUAN
Barak pengungsian sifatnya darurat dan Karena pengungsian sifatnya darurat dan
tidak memiliki fasilitas yang memadai. temporer, maka barak pengungsian bertenaga
Peralatan rumah tangga yang dibawa para surya ini harus mudah dan cepat dibangun
pengungsi hanya peralatan yang penting saja, serta mudah dan cepat dibongkar. Kemudahan
yang ringan atau yang dibutuhkan untuk dan cepatnya membangun barak ini akan
survival. Pemerintah dan kalangan LSM mendukung respon yang harus cepat
sering memberi dukungan bagi kelangsungan sedangkan kemudahan membongkar adalah
hidup pengungsi. Perangkat yang penting sebagai upaya untuk respon yang cepat pada
bagi pengungsi dan bagi relawan pada bencana berikutnya di tempat lain. Barak
umumnya adalah peralatan untuk memasak, dengan kemampuan menyediakan listrik
penerangan, komunikasi dan peralatan tenaga surya ini bersifat portabel..
pendukung kesehatan.
2. KAJIAN LITERATUR
Persoalan yang baru disadari oleh para Beberapa penelitian mengenai penerapan
pengungsi setelah sampai di penampungan modul photovoltaic terintegrasi telah
umumnya adalah ketiadaan jaringan listrik. dilakukan. Penelitian ini pada umumnya
Jaringan listrik ini penting karena perangkat meneliti power peak dan efisiensinya. Karena
penerangan dan komunikasi membutuhkan pada umumnya penelitian dilakukan di
pasokan listrik. Energi listrik yang bisa negara-negara beriklim moderat-dingin maka
disediakan secara portabel pada umumnya diyakini bahwa aspek kelayakan di Indonesia
adalah dengan generator set yang cenderung lebih baik karena di Indonesia
menggunakan bahan bakar minyak agar bisa penyinaran matahari memiliki durasi yang
berfungsi. Pasokan bahan bakar minyak di jauh lebih lama.
lokasi (yang terkadang terpencil) menjadi
penting. Jadi ada ketergantungan pada sediaan Dari pembahasan penelitian terdahulu
bahan bakar minyak. Pengiriman bahan bakar bisa diamati bahwa insulasi dan ventilasi pada
minyak ke lokasi penampungan sering justru atap photovoltaic merupakan faktor yang
merupakan persoalan yang lebih berat. berpeluang untuk mengatasi pemanasan
Alternatif lain penyediaan energi listrik modul surya dan ruang (Brinkworth, 1997;
adalah dengan pembangkit listrik tenaga Wang, 2006; Guiavarch, 2007; Tonui, 2007;
surya (photovoltaic). Terapan energi listrik 2008). Di daerah tropik, insulasi dan ventilasi
tenaga surya memungkinkan pembangkitan pada atap photovoltaic untuk mencegah
dan konsumsi listrik di tempat yang sama, pemanasan yang tinggi pada modul surya dan
tidak diperlukan transmisi, tidak diperlukan ruang. Pemanasan pada modul surya akan
distribusi, dan tidak ada ketergantungan pada menurunkan power outputnya. Oleh sebab itu
jaringan listrik (grid). Pembangkit listrik penelitian yang dilakukan ini tetap difokuskan
tenaga surya adalah sistem pembangkitan pada output dan keintegrasiannya pada barak
listrik yang ekonomis dan kontinyu. Harga namun tetap mempertimbangkan ventilasi
pembangkit listrik tenaga surya adalah hanya yang terkait dengan tinjauan roof (atap)
harga perangkat kerasnya sedangkan energi
listriknya tersedia secara gratis. 3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian aplikasi fotovoltaic
Untuk terapan di lokasi pengungsian yang terintegrasi (Integrated photovoltaic
tidak terjangkau oleh jaringan listrik atau bila application) dikenal beberapa metode yang
rentang jaringan lebih dari 5 km, pembangkit lazim digunakan yaitu metode eksperimen
listrik tenaga surya lebih menguntungkan bila model, simulasi, studi lapangan dan metode
dibandingkan dengan generator dengan BBM. gabungan. Menurut Surakhmad, 1985,
Pembangkit listrik tenaga surya hanya eksperimen model bukan untuk
memerlukan investasi awal dan selanjutnya mendeskripsikan sesuatu tetapi menemukan
secara ideal tidak lagi memerlukan biaya, faktor-faktor penyebab dan akibat, atau
karena tidak ada komponen yang bergerak, interaksi antar variabel-variabel. Eksperimen
aus dan nyaris tidak memerlukan di laboratorium memungkinkan untuk
pemeliharaan. Kondisi seperti inilah yang dilakukan manipulasi variabel sesuai rencana
membuat listrik tenaga surya menjadi penelitian dan meminimalkan gangguan luar.
penting.
Penggunaan metode studi lapangan sering simulasi pelaku pengungsi anak-anak
tidak mampu mengontrol variabel tertentu diperankan oleh para siswa anggota Pramuka
sehingga tidak diketahui pengaruhnya pada sekolah yang bersangkutan. Ujicoba ini untuk
hasil pengukuran. Untuk mengatasi kesulitan memastikan kapasitas tenda barak untuk
tersebut digunakan kontrabalans, randominasi pelaku anak-anak laki-laki maupun
dan penggunaan replika atau model perempuan.
(Surakhmad, 1985).
Pengujian ke tiga dilakukan di lapangan
Metode gabungan digunakan dengan Pendem Kabupaten Malang dengan simulasi
melakukan lebih dari satu metode untuk pengungsian dengan peran pengungsi
menjawab pertanyaan penelitian. Hasil dari melibatkan anggota TNI AD. Pengujian ini
salah satu metode digunakan untuk untuk memastikan kapasitas tenda bagi orang
memvalidasi yang lain, misalnya yang dewasa dan simulasi aktifitas pengungsi yang
dilakukan oleh Fung (2008) yaitu simulasi diperankan oleh anggota TNI AD.
dan uji model untuk mengetahui kinerja
termal modul photovoltaic semi-transparan;
Guiavarch (2006) melakukan studi lapangan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan simulasi untuk mengetahui efek Dari pengujian di lapangan, dihasilkan
pendinginan sel photovoltaic dengan spesifikasi 7 tipe prototip tenda barak dengan
konveksi udara, dan Brinkworth (1997) masing-masing diagramnya sebagai berikut:
melakukan simulasi dan eksperimen model
skala penuh untuk mengetahui celah aliran 1. Tenda anak laki-laki
udara yang digunakan dalam pendinginan Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m;
modul photovoltaic yang paling optimum. Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m.
Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi:
Pentahapan Tidur. Kapasitas 12 anak
Penelitian sebelumnya telah
menghasilkan prototipe dan standar kegiatan
normal pengungsi di barak pengungsian.
Penelitian tahun sebelumnya juga
menemukan rata-rata harian dan tahunan
besaran energi listrik keluaran dari modul
surya. Data primer yang lebih rinci seperti
tegangan sirkuit terbuka (Voc) dan arus
hubung singkat (Isc) juga telah dimiliki oleh
peneliti, juga berasal dari penelitian
sebelumnya. Data ini penting sebagai salah
satu dasar perencanaan dan perancangan
prototip barak pengungsian berlistrik tenaga
surya terintegrasi multiguna untuk daerah
terpencil/bencana alam.Penelitian di tahun ke
2 ini adalah pengujian prototipe pada kondisi 2. Tenda anak perempuan
Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m;
sesungguhnya di lapangan.
Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m.
Pengujian pertama dilakukan secara Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi:
outdoor di lab tenaga surya Jurusan Mesin Tidur. Kapasitas 12 anak
Unmer Malang. Pengujian ini untuk
mengkonfirmasi kebutuhan unit
pembangkitan dan penyimpanan energi
listrik.

Pengujian ke dua, dilakukan di lapangan


SMP Marsudi Siwi di kota Malang dengan
Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi:
menyimpan bahan/makanan dan minuman.
Kapasitas 16 m3

3. Tenda Para Ibu


Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m;
Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m.
Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi:
Tidur. Kapasitas 10 orang

6. Tenda Ronda
Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m;
Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m.
Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi:
Ronda. Kapasitas 4 orang

4. Tenda Para Bapak


Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m;
Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m.
Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi:
Tidur. Kapasitas 10 orang

Dari perhitungan diketahui modul PV yang


digunakan sebanyak 8,05 modul, dibulatkan 9
modul, digenapkan 10 modul. Baterai yang
digunakan 12V 80Ah, depth of charge 20%
sebanyak 4,68 baterai, dibulatkan 5 baterai.

5. Tenda Dapur 7. Tenda Kesehatan


Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m; Ukuran: Panjang 4,00 m; Lebar 4,00 m;
Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m. Tinggi Total 2,58; Tinggi ruang 2,00 m.
Modul Siemens M75 48 Wpeak. Fungsi: masing-masing aktifitas dari tiap tipe
Penanganan darurat kesehatan. Kapasitas 4 tenda berbeda, maka menentukan
orang jumlah modul penyimpanan listrik
yang juga berbeda-beda.
5. Tempat baterai dirancang untuk
mudah digerakkan ke tempat yang
dikehendaki.
Baterai adalah salah satu komponen
penting yang secara fisik relatif berat
untuk diangkat, diangkut maupun
dipindahkan oleh manusia tanpa
menggunakan alat bantu. Pada saat
mobilisasi dan demobilisasi, terjadi
aktifitas pemindahan baterai dengan
jumlah yang bervariasi. Untuk
memudahkan pergerakan ini,
dirancang sebuah tempat baterai yang
sekaligus berfungsi sebagai kereta
yang bisa dipindahkan dengan lebih
mudah.
5. KESIMPULAN 6. Dengan posisi modul surya yang
1. Diperlukan 7 tipe tenda dalam sebuah tegak lurus terhadap garis normal
lokasi penampungan korban bencana akan memberi keuntungan antara
di daerah terpencil (remote area). lain:
Tipe-tipe tenda yang diperlukan a. Bisa ditempatkan di mana saja di
adalah: tenda anak perempuan, tenda seluruh Indonesia. Lokasi
anak laki-laki, tenda ibu-ibu dan bayi, kepulauan Indonesia yang terletak
tenda bapak-bapak, tenda dapur, antara 6o LU sampai 11o LS
tenda kesehatan dan tenda ronda. membuat arah modul surya ke atas
Penentuan tipe ini merupakan hasil adalah paling sesuai.
kajian atas faktor pelaku dan b. Orientasi tenda bisa ke segala
kegiatannya. Setiap pelaku yang arah, tidak membutuhkan arah
seragam, memiliki kegiatan yang khusus untuk mendirikan tenda.
seragam diwadahi dengan satu tipe Ini memudahkan bagi pengungsi
tenda. yang akan memasangnya.
2. Setiap tipe tenda barak memerlukan Pengungsi dengan kondisi
supply energi listrik bertenaga surya psikologis yang tidak mendukung,
yang jumlah dan karakteristiknya tidak bisa dibebani dengan
tidak sama. Tiap tipe tenda yang masalah teknis yang menyita
mewadahi masing-masing kegiatan perhatian.
khas-nya, memiliki standar daya dan
durasi yang berbeda. 6. REFERENSI
3. Rancangan tenda bisa sama namun Bonifacius, N., FA Widiharsa, 2012a,
jumlah modul surya yang dipasang Aspek Termal Dan Energi Keluaran Pada
tidak sama. Karena besaran daya Rumah Tumbuh Beratap Modul Sel Surya
listrik dan durasi yang terjadi dari Terintegrasi, Jurnal Transmisi, Vol. VIII / No.
masing-masing aktifitas dari tiap tipe 2 / 2012, ISSN 0216-3233
tenda berbeda, maka menentukan
jumlah modul pembangkitan listrik Bonifacius, N., 2012b, Effect of
Aluminum Foil as Roof Insulation on
yang juga berbeda-beda.
4. Jumlah baterai pada setiap tenda Thermal and Energy Performance of RIPV
Building under Warm-Humid Conditions of
ditentukan oleh jumlah modul surya
yang dipasang. Karena besaran daya Indonesia, International Journal of Academic
listrik dan durasi yang terjadi dari
Research ISSN 2075-4124, E-ISSN 2075- Nugroho,AM.,Ahmad,MH.,Ossen
7107 DR.,TJ.,2007,A Preliminary Study of
Thermal Comfort in Malaysia's Single Storey
Bonifacius, N., 2010, Airflow And
Terraced Houses, Journal of Asian
Thermal Simulation In Photovoltaic Roof
Arch.&Bldg.Eng Vol.6/1.
Space, 11th International Conference on
Sustainable Environmental Architecture Nugroho, AM., Ahmad, MH., Hiung, TJ.,
(SENVAR), October 2010, Nasdec Building, 2006, Evaluation Of Parametrics For The
ISBN No. 978-979-334-15-8 Development Of Vertical Solar Chimney
Ventilation In Hot And Humid Climate, 2nd
engel and M. A. Boles, 2006,
International Network for Tropical
Thermodynamics: An Engineering Approach,
Architecture Conference, Jogjakarta, April
5th ed, McGraw-Hill
2006
Defiana, I., Ekasiwi, SNN., Antaryama,
Nugroho, AM., Ahmad, MH., 2005,
IGN., 2012, Canyon design as a potential for
Possibility To Use Solar Induced Ventilation
night ventilation on warm humid tropic
Strategies In Tropical Conditions By
housing estate, International Journal of
Computational Fluid Dynamic Simulation,
Academic Research, Vol. 4. No. 5. September,
6th Sustainable Environmental Architecture
2012, DOI: 10.7813/2075-4124.2012/4-5
Conference, ITB Bandung, September 2005
Ekasiwi, SNN., 2005, Understanding
Santosa, BH., Ekasiwi, SNN., Antaryama,
Ventilation Strategy Among Housing
IGN., 2012, Outdoor thermal environment in
Occupants In Humid Tropics Region, Journal
irregular and high density settlements in the
of Architecture and Environment, Vol. 4, No.
warm humid tropic of Indonesia, International
1, 2005
Journal of Academic Research, Vol.4.No.5
Munson, Young and Okiishi, 2005, DOI: 10.7813/2075-4124.2012/4-5
Fundamentals of Fluid Mechanics 4th Edition
Szokolay, SV., 2004, Introduction to
- John Wiley and Sons
Arscitecture Science the Basis of Sustainable
Noerwasito, VT., 2010, Optimasi Energi Design, Arch. Press an imprint of Elsevier,
Panas dan Embodied Energy Pada Bangunan Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2
Hunian Bertingkat Rendah Di Daerah Tropis 8DP.
Lembab, Disertasi Doktor, ITS Surabaya

You might also like