You are on page 1of 8

ANALISIS EFEKTIFITAS TERAPI TRANSFUSI DARAH PADA PASIEN

ANEMIA DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI


HEMODIALISA DI RSU KABUPATEN TANGERANG 2013
Armi
1. STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia
2. Program S1 Keperawatan
Email : armiku20@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan. Analisis efektifitas transfusi darah merupakan pengamatan yang
dipergunakan untuk mengetahui efektifitas pemberian transfusi darah pada pasien
anemia dengan GGK dengan hemodialisa. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh kadar hemoglobin pasca transfusi saat hemodialisa terhadap efektifitas
kadar hemoglobin darah periode 1 bulan pasca transfusi darah.Desain penelitian
ini menggunakan metode non-eksperimen dengan rancangan case control
terhadap 24 responden dimana responden berlaku repeated measures design,
comparison to baseline, dengan analisa univariat dan bivariat menggunakan uji
dependent T test. Hasil penelitian menunjukkan efektifitas kadar hemoglobin
darah berpengaruh menurun signifikan ditunjukkan dari nilai mean Hb pasca
transfusi saat hemodialisa sebesar 8.554 , dibandingkan nilai mean Hb 1 bulan
pasca transfusi sebesar 8.029. Nilai koefisiensi korelasi sebesar .5250 dengan
tingkat signifikansi 0.011.(P<0,05). Perawat disarankan mengkaji ulang secara
cermat rencana skema terapi anemia sebelum pemberian transfusi darah bagi
penatalaksanaan anemia GGK dengan hemodialisa.
Kata kunci : Anemia, Gagal Ginjal Kronis dengan Haemodialysis, Hemoglobin,
Transfusi darah, Analisis efektifitas
Daftar Pustaka 29 (2003 2012)

ABSTRACT
Analysis of the effectiveness of a blood transfusion is the observations used to
find out the effectiveness of administering a blood transfusion in patients with
anemia GGK with hemodialisa. The purpose of the study to find out the influence
of hemoglobin levels of post transfusion while hemodialisa blood hemoglobin
levels of effectiveness against the period of 1 months after the blood transfusion.
Research of non-experimental design with case control against 24 respondents
where applicable the respondent repeated measures design, comparison to
baseline, with univariate analysis and bivariat use test T test .
The results showed the effectiveness of blood hemoglobin levels decreased
significantly influential indicated from the value of the mean Hb post transfusion
while hemodialisa of 8554, compared the value of the mean Hb 1 month post-
transfusion amounted to 8029. The value of the koefisiensi correlation of 5250

1
with a level of significance of. 0011. (P < 0.05). The nurse recommended review
carefully the plan schema therapy anemia before administering blood transfusions
for anemia treatment GGK with hemodialisa.Keywords: Anemia, Chronic renal
failure with Haemodialysis, Hemoglobin, blood transfusions, the analysis of the
effectiveness of

References 29 (2003 2014)

Pendahuluan 2006).Manfaat transfusi darah


Pasien GGK biasanya
adalah untuk menjaga
mengalami beberapa penyakit
ketersediaan oksigen, namun
komorbid seperti anemia yang
untuk pengobatan anemia kronis
terjadi pada sekitar 80-90%
sebaiknya dihindari untuk
penderita GGK (Lukito, 2008)
meminimalisasikan resiko
dengan angka kejadian
terkait penggunaan
meningkat seiring penurunan
(KDOQI,2012). Resiko terapi
GFR dan naiknya stadium GGK
transfusi darah terbesar adalah
(Lankhorst dan Wish, 2010).
penularan penyakit seperti
Penyebab utama terjadinya
hepatitis, HIV/AIDS, dan juga
anemia pada pasien GGK adalah
reaksi alergi( KDOQI, 2006 ).
defisiensi eritropoietin
Tujuan dari penelitian ini yang
sedangkan faktor lain yang
pertama teridentifikasi
mempengaruhi diantaranya
karakteristik pasien dan
berkurangnya masa hidup sel
gambaran terapi anemia akibat
darah merah, kehilangan darah,
Gagal Ginjal Kronik pada pasien
dan kekurangan zat besi (Wells
yang menjalani terapi
dkk., 2009).
Hemodialisa . Tujuan kedua
Transfusi darah merupakan lini
adalah teridentifikasi pengaruh
ketiga pada terapi anemia akibat
efektifitas terapi transfusi darah
GGK
terhadap penanganan anemia
(Ineckdkk., 2008).Transfusi
pada pasien Gagal Ginjal Kronik
darah diperlukan khususnya
yang menjalani Hemodialisa di
dalam pengaturan
perdarahanakut (KDOQI,

2
unit HD RSU Kabupaten dibuat oleh peneliti sendiri,
Tangerang. berdasarkan ciri atau sifat sifat
PASIEN DAN METODE populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Pelaksanaan
Kriteria inklusi penelitian ini
pengambilan sampel secara
adalah : kesadaran komposmentis,
purposive ini antara lain : Mula
menjalani Hemodialisa secara rutin
mula peneliti mengidentifikasi semua
2x seminggu lebih dari 6 bulan
karakteristik populasi, misalnya
semenjak pertama HD, mendapat
dengan mengadakan studi
transfusi darah sebagai terapi anemia
pendahuluan atau dengan
pada bulan September 2015,
mempelajari berbagai hal yang
pemeriksaan darah rutin dengan
berhubungan dengan populasi.
periode pre transfusi, & post HD +
Kemudian peneliti menetapkan
transfusi, dan minimum 1 bulan post
berdasarkan pertimbangannya,
transfusi, tidak sedang menggunakan
sebagian dari anggota populasi
terapi EPO selama periode
menjadi sampel penelitian sehingga
penelitian. Sedangkan kriteria
teknik pengambilan sampel secara
eksklusif adalah sebagai berikut :
purposive ini didasarkan pada
tidak bersedia menjadi responden,
pertimbangan pribadi peneliti sendiri.
mengalami penyakit komplikasi yang
Pada semua pasien terpilih
mempengaruhi kadar Hemoglobin
sebagai responden dilakukan
dan atau hematokrit yang
pemberian terapi transfusi darah serta
menunjukkan gejala infeksi ditandai
pemeriksaan laboratorium meliputi
dengan peningkatan kadar lekosit
kadar hemoglobin paska transfusi
lebih dari 11.000, mengalami
saat HD dan hemoglobin 1 bulan
pendarahan akut berat
sesudah transfusi.
Teknik pengambilan sampel
Hasil
ini menggunakan teknik Purposive
Karakteristik pasien berdasar
Sampling. Pengambilan sampel
pembahasan univariat
secara purposive didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang

3
1. Karakteristik Responden Dari data pada tabel 5.2 diatas
Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Frekuensi Persen%
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden 21-30 tahun 1 4,2

Berdasarkan Jenis Kelamin 31-45 tahun 5 20,8


Di Ruang Hemodialisa RSU
46-55 tahun 7 29,2
Kabupaten Tangerang
>56 tahun 11 45,8
Frekuensi Persen
(%) Total 24 100

Laki-laki 10 41,7 dapat dilihat karakteristik


Perempuan 14 58,3 responden menurut usia adalah
Total 24 100 usia 21-30 tahun sebanyak 1
orang ( 4,2% ), usia 31-45 tahun
Dari data pada tabel 5.1 diatas dapat sebanyak 5 orang ( 20,8% ), usia
dilihat karakteristik responden 46-55 tahun sebanyak 7 orang (
menurut jenis kelamin adalah laki- 29,2% ), usia >56 tahun
laki sebanyak 10 orang ( 41,7% ), sebanyak 11 orang ( 45,8 % ).
perempuan sebanyak 14 orang ( Karakteristik pasien berdasar
58,3% ). pembahasan bivariat

Tabel 5.5
Tabel 5.2
Hubungan kadar Hb Paska Transfusi
Distribusi Frekuensi Responden
Saat HD
Berdasarkan usia
dengan kadar Hb 1 bulan paska
Di Ruang Hemodialisa RSU
transfusi
Kabupaten Tangerang
Di Ruang Hemodialisa RSU
Kabupaten Tangerang

4
Variabel mean N Std. Std.
Devia Error Tabel 5.6
tion Mean
Pair 1 Hb paska 8.554 24 .7407 .1512 kadar Hb Paska Transfusi Saat HD
transfusi dengan
saat HD 8.029 24 .7675 .1567
Hb 1 kadar Hb 1 bulan paska transfusi Di
bulan Ruang Hemodialisa RSU Kabupaten
paska
transfusi Tangerang

Tabel 5.5 menunjukkan nilai mean Tabel 5.6 menunjukkan nilai mean
Hb Paska Transfusi Saat HD sebesar .5250 dengan standar
sebesar 8.554, dengan standar deviasi deviation .9345 standar error mean
.7407 serta standar error mean .1908. tingkat kepercayaan 95%
.15.12. Untuk Hb 1 bulan paska lower .1304 upper .9196. dan nilai
transfusi nilai mean sebesar 8.029 p=.011
dengan standar deviation .7675 dan
Diskusi
standar error mean .1567
A. Gambaran karakteristik

responden
Paired Differences Si 1. Jenis kelamin responden
95% g.
Std. Std. Confidence (2-
Mea Devi Error Interval of the d tail Jenis kelamin pada penelitian
n ation Mean Difference t f ed)
Low
er Upper
ini di dominasi oleh laki - laki
Pair Hb paska
1 Transfusi yaitu 58,3%. Beberapa
Saat HD - .525 .934 .130 2.7 2 .01
.1908 .9196
Hb 1 bulan 0 5 4 52 3 1
paska penelitian terkait penyakit
transfusi
gagal ginjal terminal seperti

di Amerika menyatakan

bahwa angka kejadian

penyakit gagal ginjal terminal

5
pada kaum laki laki lebih dalam Sri Hidayati 2013).Hal ini

tinggi dibandingkan kejadian sejalan dengan rilis laporan IRR

wanita yamg menjalani hemodialisa di

(Schoolwerth,Engelgau,Hoste Indonesia tahun 2014 yaitu laki

tter,Ruffo&McLellan,2006). laki 55,77% dan wanita 44,23%.

Di Jepang insiden pada kelompok tahun 2014 mengenai distribusi

laki laki lebih tinggi daripada wanita, penderita gagal ginjal

yaitu sebesar 1432 tiap 1 juta 2. Usia responden

penduduk laki laki dan 711 tiap Usia responden tertinggi pada

penduduk wanita (Wakai, Nakai, rentang >56 tahun yaitu sebanyak

Kikuchi, Iseki, Miwa, et al 2004). 45,8%. Dan terendah pada rentang

Hal tersebut dikarenakan laki laki usia 21-30 tahun sebanyak 4,2%.

memiliki gaya hidup yang berbeda Menurut Suharyanto (2005),

dengan wanita, seperti merokok. meskipun hemodialisis dapat

Penelitian pada 8000 oramg meliputi memperpanjang usia tanpa batas

perokok ringan maupun berat yang jelas, tindakan ini tidak akan

menunjukkan perokok cenderung mengubah perjalanan alami penyakit

lebih memiliki albuminuria ginjal yang mendasari dan tidak

dibandingkan yang tidak merokok. akan mengendalikan seluruh fungsi

Albuminuria menunjukkan adanya ginjal. Hal ini sejalan dengan

protein dalam urine yang mana hal pendapat Hudak &gallo (2005)

ini menunjukkan fungsi ginjal dimana gagal ginjal kronis

mengalami penurunan (Retnakarn, merupakan kegagalan fungsi ginjal

Chull, Thorm, Adler & Holman (unit nefron) yang berlangsung

6
perlahan lahan karena penyebab transfusi didapatkan mean 8.029

berlangsung lama dan menetap yang mg/dl, dengan standar deviasi

mengakibatkan penumpukan sisa 0.7675. hasil uji statistik didapatkan

metabolit (toksik uremik) sehingga nilai p=0,011, maka dapat

ginjal tidak dapat memenuhi disimpulkan ada perbedaan yang

kebutuhan biasa lagi dan signifikan antara Hb pengukuran

menimbulkan gejala sakit. Dengan paska transfusi saat HD dan 1 (satu)

demikian secara alami ginjal akan bulan sesudah transfusi.

mengalami penurunan fungsi sejalan Sebagaimana dinyatakan oleh Wells

dengan umur pasien. Sedang bila dkk, (2009) bahwa penyebab utama

melihat rilis data IRR tahun 2013 terjadinya anemia pada pasien GGK

disebutkan pada tahun 2013 adalah defisiensi eritropoietin

kelompok usia terbanyak ada pada sedangkan faktor lain yang

kelompok 45 54 tahun sebanyak mempengaruhi diantaranya

30,26%. berkurangnya masa hidup sel darah

3. Hubungan kadar Hb Paska merah, kehilangan darah selama

Transfusi Saat HD dengan kadar proses dialisa dan kekurangan zat

Hb 1 bulan post transfusi besi. Hal ini bisa berkaitan dengan

Menggunakan uji statistik T- usia sel darah merah yang berkisar

paired pada hemoglobin, rata-rata kurang lebih 115- 120 hari (Sylvia E

kadar Hb pada pengukuran paska price,2009).

transfusi saat HD adalah 8.55 mg/dl,

dengan standar deviasi 0.7407. Pada

pengukuran 1 (satu) bulan post

7
Kepustakaan Euorpean best practice guidelines
for the manegement of anemia
National kidney foundtion. Clinical in patients with cronic renal
practice guidlines and clinical failure. Nephrol dial
practice recomentdation for transplant.2004;19
anemia in cronic kidney
disease 2006 Arikunto, S., (2010), Prosedur
Penelitian ; Suatu
National kidney foundtion. Clinical
practice guidlines and clinical Pendekatan Praktek, edisi
practice recomentdation for
revisi, Rineka Cipta
anemia in cronic kidney
disease 2012 Prce, S.A. & Wison L.M.,
Lankhorst CE,Wish JB. Anemia in (2006), Patofisiologi :
renal disease : diagnosis and konsep klinis proses-
management. Blood reviews.
2010;24:39-47. proses penyakit, Edisi 4,
Jakarta,EGC.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia.
Konsensus manajemen anemia
pada pasien gagal ginjal
kronik.2011.
Tsubakihara Y, Nishi S, Akiba T,
Hirakata H, Iseki K, Kubota M,
et al. 2008 Japanese Society
for Dialysis Therapy:
Guidelines for renal anemia in
chronic kidneys disease. Ther
Apher Dial.2010;14(3):240-
275.
Transfusion procedure. Pathology
Med. 2004 [cited 2010 Mar
28}; Available from:
http://www.pathology.med.umi
ch.edu.
U.S. Renal Data System,USRDS
2010 Annual Data Report:
Atlas of End-Stage Renal
Disease In the United States,
National Institutes of Health,
National Institute of Diabetes
and Digestive and Kidney
Disease, Bethesda, MD,2010.

You might also like