You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya teknologi dan sarana informasi di dunia

global, mempengaruhi seluruh aspek-aspek dalam kehidupan. Baik

didalam ekonomi, sosial maupun kesehatan.

Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya

kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin

kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh

karena itu peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya

yang dapat dilaksanakan.

Dalam memberikan pelayanan setiap tahunnya indonesia, terutama

dinas kesehatan yang terkait langsung di dalamnya selalu berupaya untuk

menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dan kualita s

pelayanannya.Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana,

dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu

pelayanan kesehatan. Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama

pelayanan kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat

sangat luas, menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang bermutu tidaklah semudah yang diperkirakan. Sesungguhnyalah seperti juga

1
mutu pelayanan, dimensi kepuasan pasien sangat bervariasi sekali. Oleh karena

itu, para petugas kesehatan harus tetap menjaga program mutu, termasuk program

menjaga mutu internal.

Hal ini diseimbangkan dengan semakin gencarnya pemerintah untuk

mewujudkan visi Indonesia menuju sehat, sehingga perlu peningkatan dan

penjagaan mutu pelayanannya dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mengetahui bagaimana

program menjaga mutu internal dalam pelayanan kebidanan dan apa saja

kelebihan dan kekurangan program menjaga mutu internal dalam pelayanan

kebidanan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum


Agar para mahasiswa mengetahui program menjaga mutu internal dalam

pelayanan kebidanan yang berlaku.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu program menjaga mutu internal dalam

pelayanan kebidanan.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa kelebihaan dan kekurangan program menjaga

mutu internal dalam pelayanan kebidanan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Menjaga Mutu

2.1.1 Definisi
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang

telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi

tingkat kematian.

Mutu Pelayanan kebidanan adalah kinerja yang menunjukkan pada tingkat

kesempurnaan pelayananan kesehatan di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan

pada pasien sesuai dengan tingkat kepuasaan rata rata penduduk serta di pihak

lain tata cara penyelenggaraannyaa sesuai dengan standard dan kode etik

( DEPKES RI, 2002).

Mutu pelayanan kebidanan menunjukan pada tingkat kesempurnaan

pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Kualitas jasa adalah bagian

terpenting dalam memberi kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan kebidanan

dibawah naungan organisai profesi juga terus berusaha meningkatkan kualitas

pelayanan. Kepuasan pasien dan kepercayaan pasien terhadap suatu organisasi

sebenarnya sangat memegang peranan penting dalam persaingan disegmen pasar

karena pasien/klien sebagai pelanggan merupakan alat promosi yang paling efektif

dan akurat untuk menarik perhatian pelanggan lainnya dengan cara memberi

informasi kepada orang lain. Beberapa definisi mutu menurut para ahli

diantaranya adalah:

3
Philip B. Crosby : Mutu adalah kesesuaian dengan persyaratan atau spesifikasi

- W.Edwards Deming : Mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai

penyempurnaan terus-menerus.

- Joseph M. Juran : Mutu adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasan terhadap pelanggan.

- K. Ishikawa : Mutu adalah kepuasan pelanggan.

- Mutu menurut ISO 9000 :2000 didefinisikan sebagai karakteristik yang melekat

pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan

Pengertian program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa

diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:

a. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis

dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan

dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah

yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos & Keller)

b. Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan

antara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu

sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut

(Ruels & Frank)

c. Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi

dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan

memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu

pelayanan (The American Hospital Association)

4
d. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara

objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran

pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan

pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang

ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospitals)

Keempat pengertian program menjaga mutu ini meskipun rumusannya

tidak sama namun pengertian pokok yang terkandung didalamnya tidaklah

berbeda. Pengertian pokok yang dimaksud paling tidak mencakup tiga rumusan

utama, yakni rumusan kegiatan yang akan dilakukan, karakteristik kegiatan yang

akan dilakukan, serta tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan

tersebut.

Jika ketiga rumusan tersebut disarikan dari keempat pengertian program

menjaga mutu diatas, dapatlah dirumuskan pengertian program menjaga mutu

yang lebih terpadu. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan

secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan

masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah

ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai

dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun

saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

5
2.2 Tujuan Program Menjaga Mutu
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok,

yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut ( Nurmawati, 2010):

a. Tujuan antara.

Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah

diketahuinya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga

mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah mutu

berhasil ditetapkan.

b. Tujuan akhir.

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin

meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga

mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab masalah mutu

berhasil diatasi.

2.3 Manfaat Program Menjaga Mutu


Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang

akan diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:

a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan. Peningkatan

efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat

diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang

benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat

diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan

pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.

6
b. Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.Peningkatan efesiensi

yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya

penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar. Biaya

tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi

berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat

dicegah.

c. Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan.Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah

sesuainya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan

tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan

penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar

dalam turut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

d. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya

gugatan hukum.

Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan

sosial ekonomi masyarakat serta diberlakukannya berbagai kebijakan

perlindungan publik, tampak kesadaran hukum masyarakat makin meningkat pula.

Untuk melindungi kemungkinan munculnya gugatan hukum dari masyarakat yang

tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, tidak ada pilihan lain yang dapat

dilakukan kecuali berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjamin

mutunya. Dalam kaitan itu peranan program menjaga mutu jelas amat penting,

karena apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan dapatlah diharapkan

7
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang akan berdampak pada

peningkatan kepuasan para pemakai jasa pelayanan kesehatan .

2.4 Syarat Program Menjaga Mutu

Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari

persyaratan yang dimaksud dan dipandang penting ialah:

a. Bersifat khas.

Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti

jelas sasaran, tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk

hal-hal yang bersifat pokok saja. Dengan adanya syarat seperti ini, maka jelaslah

untuk dapat melakukan program menjaga mutu yang baik perlu disusun dahulu

rencana kerja program menjaga mutu.

b. Mampu melaporkan setiap penyimpangan.

Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan

setiap penyimpangan secara tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu

program menjaga mutu yang baik seyogianya mempunyai mekanisme umpan

balik yang baik.

c. Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.

Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan

berorientasi pada masa depan. Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti

tidak tanggap terhadap setiap perubahan, bukanlah program menjaga mutu yang

baik.

8
d. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.

Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai

dengan keadaan organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu

dipaksakan sehingga tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan

ekonomis dan karena itu bukanlah suatu program yang baik.

e. Mudah dilaksanakan.

Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya

sering dikembangkan program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada

baiknya program tersebut dilakukan secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh

pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan kesehatan .

f. Mudah dimengerti.

Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya.

Program menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti,

bukanlah suatu program yang baik.

2.5 Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan

kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan

kode etik profesi meskipun diakui tidak mudah namun masih dapat diupayakan,

karena untuk ini memang telah ada tolok ukurnya, yakni rumusan-rumusan

standar serta kode etik profesi yang pada umunya telah dimiliki dan wajib sifatnya

untuk dipakai sebagai pedoman dalam menyelenggarakan setiap kegiatan profesi.

9
Tetapi akan bagaimakah halnya untuk penyelenggaraan pelayanan

kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan ?.

Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang sesuai dengan

tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan

kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat sangat luas,

menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu

tidaklah semudah yang diperkirakan. Sesungguhnyalah seperti juga mutu

pelayanan, dimensi kepuasan pasien sangat bervariasi sekali. Secara umum

dimensi kepuasan tersebut dapat dibedakan atas dua macam:

1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode etik profesi.

Dalam hal ini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan terbatas

hanya pada kesesuaian dengan standar dan kode etik profesi saja. Suatu pelayanan

kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan

standar dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini maka

ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu hanya mengacu pada

penerapan standar serta kode etik profesi yang baik saja. Ukuran-ukuran yang

dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai:

a. Hubungan tenaga kesehatan/perawat-pasien (Nurse-patient relationship).

b. Kenyamanan pelayanan (Amenitis).

10
c. Kebebasan melakukan pilihan (Choice).

d. Pengetahuan dan kompetensi teknis (Scientifik knowledge and technical

skill).

e. Efektifitas pelayanan (Effectives).

f. Keamanan tindakan (Safety).

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan.

Dalam hal ini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan

dikaitkan dengan penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan . Suatu

pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila

penerapan semua persyaratan pelayanan dapat memuaskan pasien. Dengan

pendapat ini mudahlah dipahami bahwa ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang

bermutu lebih bersifat luas, karena didalamnya tercakup penilaian kepuasan

pasien mengenai:

a. Ketersediaan pelayanan kesehatan (Available).

b. Kewajaran pelayanan kesehatan (Appropriate).

c. Kesinambungan pelayanan kesehatan (Continue).

d. Penerimaan pelayanan kesehatan (Acceptable).

e. Ketercapaian pelayanan kesehatan (Accesible).

11
f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (Affordable).

g. Efesiensi pelayanan kesehatan (Efficient).

h. Mutu pelayanan kesehatan (Quality).

2.6 Unsur Unsur Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan

(performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan keluaran (output)

yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap

pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun

sebaliknya.

Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh

proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment). Maka jelaslah

bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh

unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan

ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan

atau kebutuhan ( Imbalo Pohan, 2002 ).

Unsur masukan

Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan

serta peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana

12
(kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

(standardofpersonnel and facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai

dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan (Bruce

1990).

Unsur lingkungan

Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi,

manajemen. Secara umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan

manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan atau tidak bersifat

mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.

Unsur proses

Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan

atau non medis. Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah

diharapkan mutu pelayanan menjadi baik (Pena, 1984).

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bentuk-Bentuk Program Menjaga Mutu

3.1.1 Program Menjaga Mutu Internal

3.1.1.1 Definisi
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk

kedudukan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program

Menjaga Mutu berada di dalam institusi yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah

suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan

menyelenggarakan Program Menjaga Mutu ( Nurmawati, 2010 ).

3.2 Tujuan Program Menjaga Mutu Internal


Tujuan Program Menjaga Mutu secara umum dapat dibedakan atas dua

macam. Tujuan tersebut adalah:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum Program Menjaga Mutu adalah untuk lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas lima macam yakni:

1. Diketahuinya masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarkan.


2. Diketahuinya penyebab munculnya masalah kesehatan yang

diselenggarakan.

14
3. Tersusunnya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu

pelayanan kesehatan yang ditemukan.


4. Terselenggarakan upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah

mutu pelayanan kesehatan yang ditemukan.


5. Tersusunnya saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

3.3 Macam Macam Program Menjaga Mutu Internal


Jika ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum dapat

dibedakan atas dua macam ( Nurmawati, 2010 ):

1. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak terlibat

dalam pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan

wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan Program Mnejga Mutu.


2. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team based), jadi semacam Gugus

Kendali Mutu, sebagaimana yang banyak dibentuk di dunia industri.

Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik

adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggung jawab

menyelenggarakan Program Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain

melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri

( Nurmawati, 2010 ).

Berdasarkan kenyataan tersebut maka Program Menjaga Mutu Internal

adalah suatu kewajiban bagi kelompok organisasi itu sendiri dalam menjaga

kualitas/mutu pendidikan. Berhasil atau gagalnya suatu program menjaga mutu

sangat tergantung organisasi pendidikan kesehatan beserta para pelaksananya. Hal

15
ini disebabkan merekalah yang tahu standar yang telah ditetapkan maupun visi

dan misi dari organisasi yang telah mereka harapkan ( Wiyono, 2000)

3.4 Pelaksana Program Menjaga Mutu Internal


1. Program Menjaga Mutu dilaksanakan oleh suatu organisasi yang dibentuk di

dalam institusi kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan


2. Sebaiknya keanggotaan organisasi pelaksana program menjaga mutu adalah

mereka yang meyelenggarakan pelayanan kesehatan (dapat semuanya atau hanya

perwakilan)
3. Pembentukan organisasi sebaiknya pada setiap unit organisasi yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan.


Kelebihan dari program ini adalah organisasi yang bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam institusi sehingga

dalam penjagaan mutu pelayanan kesehatan dapat terrealisasi secara efektif dan

efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

3.5 Tim Penjaga Mutu


Untuk Keberhasilan Program Menjaga Mutu, sebaiknya anggota tim

adalah orang yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri.

Untuk dapat membentuk tim ada beberapa langkah yg harus dilakukan:

Melakukan inventarisasi jenis pelayanan kesehatan yg diselenggarakan.

Catatlah jenis pelayanan yg pokok saja.


Melakukan inventarisasi tenaga pelaksana yg terlibat dalam pelayanan

kesehatan pokok
Menghimpun tenaga pelaksana yg paling bertanggung jawab serta peranannya

yg paling penting untuk jadi tim penjaga mutu. Tim paling banyak 12 orang.
Memilih sekurang-kurangnya seorang ketua dan seorang sekretaris yg akan

memimpin tim, sisanya duduk sebagai anggota tim.

16
Menetapkan batas-batas wewenang dan tanggung jawab tim secara

keseluruhan serta batas-batas wewenang dan tanggung jawab orang perorang yg

duduk dalam tim


Mengumumkan batas-batas wewenang, tanggung jawab dan keberadaan tim

kepada semua pihak yg ada dalam institusi kesehatan.

3.6 Wewenang Dan Tanggung Jawab Tim


Menetapkan standar dan indikator mutu pelayanan kesehatan yang akan

digunakan

Memasyarakatkan standar dan indikator mutu pelayanan tersebut, kalau perlu

melakukan program pendidikan dan pelatihan khusus.

Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan serta

faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab.

Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pelayanan yang diselenggarakan,

kalau perlu melakukan pemeriksaann sendiri secara langsung

Menyusun saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan dan kalau perlu

melaksanakan sendiri saran-saran perbaikan tersebut

Mengikut sertakan semua pihak yang ada dalam unit pelayanan untuk

melaksanakan saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan.

Menilai pelaksanaan saran-saran perbaikan yg diajukan serta menyusun saran-

saran tindak lanjutnya.

Menyarankan sistem insentif dan disinsentif sehubungan dengan pelaksanaan

program menjaga mutu pelayanan kesehatan yg diselenggarakan Pelatihan Tim

Menjaga Mutu Pelatihan tentang prinsip-prinsip pokok serta teknik

menyelenggarakan program menjaga mutu

17
3.7 Kegiatan program menjaga mutu
Menetapkan masalah mutu

Menetapkan penyebab masalah mutu

Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu

Melaksanakan cara penyelesaian masalah mutu

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan

18
Program menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan organisasi yang

bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam

institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam

institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu organisasi secara khusus

diserahkan tanggung jawab akan menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.

Pelaksana program menjaga mutu internal


1. Program Menjaga Mutu dilaksanakan oleh suatu organisasi yang dibentuk di

dalam institusi kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan


2. Sebaiknya keanggotaan organisasi pelaksana program menjaga mutu adalah

mereka yang meyelenggarakan pelayanan kesehatan (dapat semuanya atau hanya

perwakilan)
3. Pembentukan organisasi sebaiknya pada setiap unit organisasi yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan.


4.2 Saran
Agar Institusi Pelayanan Kesehatan lebih meningkatkan lagi system

penjaminan mutu internalnya. Dengan mengelola berbagai sumber daya yang ada

di dalam institusi dan memanfaatkna fasilitas serta membuat kebijakan yang

bagus sehingga hasil mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standart yang

telah di tetapkan.

19

You might also like