Professional Documents
Culture Documents
JARAK PAGAR
M. Said, Wenny Septiarty, Tri Tutiwi
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh rasio reaktan, temperatur, dan waktu reaksi
terhadap konversi minyak jarak menjadi metil ester dan mengetahui pengaruh temperature reaksi
transesterifikasi terhadap konstanta kecepatan reaksi. Metil ester merupakan bahan bakar alternatif yang
dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan methanol. Variabel yang diteliti adalah rasio
reaktan (minyak jarak : metanol), yaitu 1 : 2, 1 : 4, dan 1 : 6, temperatur reaksi yaitu 60C,70C, dan 80C,
dan waktu reaksi yaitu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa konstanta
kecepatan reaksi terbaik sebesar 7,4.10-2 menit-1 diperoleh pada rasio reaktan 1 : 6 dan temperatur reaksi
80C. Sedangkan konstanta kecepatan reaksi terkecil sebesar 3,4.10-2 menit-1 diperoleh pada rasio reaktan 1 :
6 dan temperatur reaksi 60 C. Energi aktivasi yang didapat pada reaksi ini sebesar 38457,32 J mol-1 menit-
1
dengan faktor frekuensi sebesar 38739,69252 menit-1.
Kata kunci : transesterifikasi, minyak jarak, metil ester, energi aktivasi
Abstract
This research has been done to know Effection of Reactant Ratio, Reaction Temperature, and
Reaction Time to conversion of jatropha oil to produce Methyl Ester and to know the effection of
transeterification reactions temperature toconstant velocity of reactions. Methyl ester is an alternative fuel
oil produced from transesterification of jatropha oil and methanol. Variables that were examined are reactant
ratios (jatrohpa oil : methanol), that are 1 : 2, 1 : 4, and 1 : 6, reaction temperatures that are 60oC, 70oC,
80oC, and reaction times that are 10, 20, 30, 40, 50, and 60 minutes. The result of research show that the best
rate reactions is 7,4.10-2 minutes-1 achieved at ratio of reactant 1 : 6 with reaction temperature is 80oC.
While the least rate reactions is 3,4.10-2 achieved at ratio reactant is 1:6 with reaction temperature 60oC.
Activation energy that was got from this reactions is 38457,32 J mol-1 menit-1 with frekwention factor is
38739,69252 menit-1.
Key words : transesterification, jatrohpa oil, methyl ester, activation energy.
II. FUNDAMENTAL
2.1. Biodiesel
Biodiesel adalah nama untuk jenis fatty
ester, umumnya merupakan monoalkyl ester yang
terbuat dari minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
nabati). Minyak nabati yang dapat digunakan
sebagai bahan baku biodiesel dapat berasal dari
kacang kedelai, kelapa, kelapa sawit, padi, jagung,
16 Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 17, Januari 2010
Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Jarak 2.4. Katalis Natrium Hidroksida (NaOH)
Pagar Katalis adalah suatu bahan yang
Karakteristik Nilai digunakan untuk memulai reaksi dengan bahan
Wujud Cairan lain. Katalis dimanfaatkan untuk mempercepat
Warna Bening berwarna suatu reaksi, terlibat dalam reaksi tetapi tidak ikut
kuning dan tidak terkonsumsi menjadi produk Pemilihan katalis ini
menjadi keruh sangat bergantung pada jenis asam lemak yang
meski disimpan terkandung di dalam minyak tersebut. Jenis asam
dalam waktu yang lemak dalam minyak sangat berpengaruh terhadap
lama karakteristik fisik dan kimia biodiesel, karena
78 o C 0,8783 kg/liter asam lemak ini yang akan membentuk ester atau
20 71 cp biodiesel itu sendiri (Mardiah, Agus Widodo, Efi
Indeks Bias 1,477 1,478 Trisningwati, dan Aries Purijatmiko, 2006).
Angka Iodium 102,8 103,1
Angka Penyabunan 176 181 2.5. Transesterifkasi
% FFA (asam oleat) 5 80% Transesterifikasi merupakan suatu proses
Bilangan Asam 0,4 4,0 penggantian alkohol dari suatu gugus ester
Kelarutan dalam alkohol (trigliserida) dengan ester lain atau mengubah
(20oC) Jernih (tidak keruh) asamasam lemak ke dalam bentuk ester sehingga
Bilangan Asetil 145 154 menghasilkan alkyl ester. Proses tersebut dikenal
Titik Nyala 230 oC sebagai proses alkoholisis. Proses alkoholisis ini
Titik Api 322 merupakan reaksi biasanya berjalan lambat namun
Tegangan Permukaan dapat dipercepat dengan bantuan suatu katalis.
pada 20oC Katalis yang biasa dipergunakan adalah katalis
39,9 dyne/cm asam seperti HCl dan H 2 SO 4 , dan katalis basa
(sumber Bailey dikutip dari Ketaren, 1986) NaOH dan KOH. (Yuli Setyo Indartono, 2006)
k = A e E / RT
t (waktu), Konversi
menit o
T = 60 C T = 70oC T = 80oC ln k = ln A E
RT
10 73,04550 57,58089 51,16985 maka, y = ax + b, dengan :
20 80,12878 76,22693 73,84337 y : ln k
30 86,42400 88,14717 88,80204 a : - (E/R)
40 75,06968 69,88652 67,41450 x : 1/T
50 39,60499 45,42248 41,06180 b : ln A
60 25,78250 38,08110 32,18946
Tabel 8. Tabulasi Data ln k dan 1/T
Tabel 6. Hubungan Temperatur terhadap T (K) 1/T k ln k
Konversi Reaksi pada Rasio 333.15 0.00300 0,034 -3,3814
Reaktan 1:6 dalam berbagai Variasi 343.15 0.00291 0,064 -2,7489
Waktu Reaksi 353.15 0.00283 0,074 -2,6037
Faktor frekuensi (A) dan (E/R) diperoleh
t (waktu), Konversi
dati regresi linear data 1/T dan ln K pada tebel
menit T = 60oC T = 70oC T = 80oC diatas. Hasil regresi linear didapatkan faktor
10 16,82147 47,62897 74,47512 frekuensi (A) sebesar 0,056 menit-1 dan (E/R)
20 33,15699 54,09345 83,42322 sebesar -9,324 x 10-4 K/menit. Energi aktivasi
30 38,31131 83,12460 85,58229 didapatkan dengan mengalikan nilai (E/R)
40 41,14100 65,82436 78,01972 dengan nilai R = 8,314 J mol-1K-1 sehingga
50 38,21062 62,94026 58,42320 didapat energi aktivasi sebesar 7,752 Jmol-1menit-
1
60 31,47225 57,84328 47,79374 .
Kenaikan konversi pada setiap kenaikan 4.3. Pengujian Sifat Fisis Metil Ester
temperatur ini terjadi karena kesempatan partikel Metil ester diuji sifat fisisnya dengan
partikel untuk saling bertumbukan menjadi lebih metode ASTM (American Society for Testing
besar, karena menurut teori kinetika, kenaikan Material) di Laboratorium Pertamina UP-III
temperatur akan memberikan input energi kepada Palembang. Sampel metilester yang dianalisis
partikel sehingga probability terjadinya tumbukan pada kondisi operasi temperatur 80oC, waktu 30
akan semakin besar, sehingga akan meningkatkan menit dan ratio reaktan 1:6.
konversi reaksi yang dicapai.
Metode
No Sifat Fisis Satuan Metil Ester
ASTM
Kinematic Viscosity
2 cSt D-445 19.80
Pada 100 F
Distilasi T 95
Initial Boiling Point C 306
10% vol. recovered C 310
20% vol. recovered C 326
30% vol. recovered C 328
40% vol. recovered C 331
3 50% vol. recovered C D-86 332
60% vol. recovered C 333
70% vol. recovered C 346
80 % vol. recovered C 352
90% vol recovered C 359
Final Boiling Point C 361
Residue + loss %vol 2.00
4 Water content % vol D-95 0.2
Condradson Carbon
10 %wt D-189 0.10
Residue