Professional Documents
Culture Documents
I. PENGERTIAN UMUM
Macam bangunan utama :
Bendung :
- Berguna untuk menaikkan elevasi (tinggi) muka air sungai sehingga
dapat mencapai elevasi daerah layanan, atau untuk tujuan tertentu ;
misalnya untuk meningkatkan head dalam PLTA.
- Tidak membutuhkan tampungan (waduk)
- Biasanya dibangun pada DAS bagian tengah, dimana debit tersedia
besar dan beda elevasi daerah layanan tidak terlalu tinggi dari elevasi
muka air sungai (tidak lebih dari 5 meter).
Bendungan :
- Berguna untuk menaikkan elevasi muka air, dan meningkatkan
debit tersedia pada musim kemarau.
- membutuhkan tampungan (waduk)
- Biasanya dibangun pada DAS bagian hulu dimana debit tersedia
relatif kecil dan beda elevasi daerah layanan cukup tinggi dari
elevasi muka air sungai (bisa lebih dari 50 meter).
Free intake :
- Berguna untuk mengarahkan dan mengatur aliran air menuju
daerah layanan.
- Hanya berupa pintu pengatur
- Biasanya dibangun pada DAS bagian hilir dimana debit tersedia
cukup besar dan elevasi daerah layanan hampir sama dengan
elevasi muka air sungai.
Komponen pada bendungan :
1. Tubuh bendungan Urugan tanah dan/atau batu, beton
2. Waduk merupakan tampungan alamiah yang berfungsi untuk
menyimpan air sementara.
3. Pelimpah banjir sistem pembuangan (outlet) akibat kelebihan air di
waduk.
4. Intake Bangunan pengambilan air dari waduk untuk melayani
kebutuhan air yang dibebankan kepadanya.
5. Sistem pengelak berupa bendungan pengelak (cofferdam) dan
terowongan pengelak yang disediakan sebagai pengaman saat
kegiatan konstruksi.
6. Prasarana pendukung : inspection gallery, jalan akses, gardu pandang,
Rumah pembangkit dari PLTA, Instalasi penjernihan air bersih, sarana
rekreasi, dll.
CONTOH BENDUNGAN :
II. DESAIN TAMPUNGAN WADUK
2.1 Lengkung Kapasitas Waduk
Waduk merupakan tempat penampungan air buatan yang
terbentuk akibat pembendungan sungai. Fungsi utama dari waduk
adalah untuk memantapkan aliran air baik dengan cara pengaturan
persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah
maupun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang berubah-ubah
dari para konsumennya. Berhubung fungsi utama dari waduk adalah
menyediakan tampungan air, maka ciri fisiknya yang terpenting
adalah kapasitas tampungan. Kapasitas waduk yang bentuknya
beraturan dapat dihitung dengan penerapan rumus-rumus untuk
menghitung benda padat, sedangkan kapasitas tampungan waduk
pada kedudukan alamiah biasanya ditetapkan berdasarkan
pengukuran topografi. Karakteristik tampungan suatu waduk dapat
dipresentasikan dalam bentuk grafik hubungan elevasi - volume
tampungan- luas genangan, yang biasa disebut lengkung
tampungan atau lengkung kapasitas waduk. (Linsley, 1985:164).
Tubuh Bendungan
S. Kwayangan
S. Konto
S. Konto
S. Kwayangan
+ 132,00 m
+ 122,00 m
+ 102,00 m
+ 92,00 m
+ 112,00 m
tampungan efektif
(effective storage)
Dasar sungai
Saluran pembawa
muka air rendah (LWL)
tampungan mati
(dead storage)
Gambar 2.1 Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk (Linsley, 1985 :164)
WAWASAN
Mekanisme transportasi sedimentasi di sungai ;
Kondisi asli
Muatan tersuspensi (original)
(suspended load)
Angkutan material
tercuci (wash load)
Inflow
Outlet pelimpah
Air yang relatif jernih
Delta
Intake
Bottom outlet
Dasar waduk
Sedimen Halus
Gambar 13 : Akumulasi ketebalan sedimen Tahun Gambar 14 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun
1999~Tahun 2003 1999
Gambar 15 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun Gambar 16 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun
2001 2003
2.4 Analisis Kapasitas Tampungan Efektif
2.4.1 Kurva Massa Ganda
Untuk keperluan desain awal suatu waduk, maka Kurva Massa
Ganda (Diagram RIPPLE) dapat digunakan sebagai alat untuk
menentukan target manfaat dan kapasitas tampungan efektif yang
diperlukan.
Seperti telah dijelaskan bahwa waduk pada prinsipnya berfungsi
untuk menampung air pada saat musim hujan dan kemudian
memanfaatkannya pada saat musim kemarau, seperti terlihat pada
Grafik Inflow-outflow. Dari gambar tersebut terlihat bahwa dengan
target kebutuhan yang telah ditetapkan, maka potensi debit di sungai
tidak akan mampu memenuhi terutama pada periode ke 13 hingga
36. Upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut hanya dapat
dilakukan dengan cara menampung air selama periode 1 hingga 13
(saat kelebihan air) dan memanfaatkannya saat kekurangan air.
Namun untuk menentukan seberapa besar kapasitas tampungan
efektif (optimum) yang diperlukan, maka dapat didekati dengan
menggunakan diagram RIPPLE seperti ditunjukkan pada gambar
berikutnya. Analisis ini hanya didasarkan pada aspek potensi air,
untuk memutuskan seberapa besar kapasitas tampungan efektif
sesungguhnya maka perlu dilakukan pengecekan terhadap lengkung
kapasitas waduk yang ada. Bila ternyata volume tampungan yang
dihasilkan dari diagram RIPPLE lebih kecil dari potensi tampungan
lapangan yang ada berarti hasil analisis yang diperoleh dapat
digunakan, namun bila sebaliknya maka volume tampungan
maksimum yang digunakan sebagai batas untuk menentukan tingkat
kebutuhan air yang dapat dipenuhi dari waduk.
Q_andalan
Q_kebutuhan
Kelebihan air
Kekurangan air
Akumulasi
Volume
D
(m3)
Akumulasi Volume
Debit Inflow
Volume
Tampungan efektif C
Kemiringan
kebutuhan
B
= kebutuhan (m3/periode)
0~A ~B : Masa pengisian
B~C~D : Masa pengosongan
0 t (periode)
CONTOH 2 :
Diketahui :
Debit Andalan 80 % (inflow) waduk diuraikan sebagai berikut :
Q_Inflow
Bulan Periode JH
(m3/det)
Jan 1 15 24.157
2 16 20.070
Peb 1 15 19.052
2 14 18.206
Mar 1 15 19.079
2 16 18.962
Apr 1 15 17.485
2 15 15.580
Mei 1 15 12.698
2 16 10.540
Jun 1 15 8.094
2 15 7.993
Jul 1 15 7.483
2 16 6.452
Agt 1 15 6.793
2 16 5.496
Sep 1 15 5.019
2 15 7.701
Okt 1 15 9.574
2 16 11.291
Nop 1 15 14.130
2 15 17.583
Des 1 15 18.563
2 16 18.245
Tentukan :
Volume tampungan efektif yang diperlukan, bila kebutuhan air
ditetapkan sebesar ; 10 m3/detik sepanjang waktu (konstan) !
Penyelesaian :
Volume Tampungan Efektif :
+ 40 x 106 m3
LATIHAN 2 :
1. Dengan menggunakan data debit andalan yang sama dengan
CONTOH 2, hitung volume tampungan efektif yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan air konstan sebesar 12 m 3/detik !
2. Bila volume tampungan efektif yang tersedia di lapangan
(berdasarkan lengkung kapasitas waduk) sebesar 120 x 10 6 m3,
hitung kebutuhan air maksimum yang dapat dipenuhi (anggap
kebutuhan air merata sepanjang waktu) !
2.4.2 Keseimbangan Air di Waduk
Persamaan dasar keseimbangan air di waduk untuk simulasi ini
diuraikan sebagai berikut :
St = St-1 + It - Et - Qout - Qspiiloutt
dengan ;
St = Tampungan waduk pada periode t
St-1 = Tampungan waduk pada periode t-1
Et = Kehilangan air akibat evaporasi di waduk pada periode t
Qoutt = Suplai untuk air untuk memenuhi kebutuhan periode t
Qspilloutt = Outflow melalui pelimpah banjir periode t
t = Periode operasi waduk
Evaporasi (Et)
tubuh
bendungan
MAW (t) Qo_pelimpah
ht
Qinflow MAW (t+1)
St St-1
Saluran pembawa
3. Dari tabel (butir 2), maka dapat dibuat grafik hubungan sebagai
berikut :
NWL
LWL
Q_in
Qo_release
Q_spillout
Daya (kWh)
LATIHAN 3 :
Dengan mengacu pada cara perhitungan CONTOH 3, buat analisis
serupa untuk menentukan energi listrik tahunan yang dapat
dihasilkan oleh waduk bila kebutuhan air untuk PLTA ditetapkan
sebesar 11 m3/detik. Beri penjelasan dari hasil yang telah diperoleh.
2.4.3. Tampungan Banjir (Flood Storage)
Tampungan banjir merupakan bagian dari waduk yang dapat
berfungsi untuk mereduksi debit banjir yang terjadi. Dalam struktur
waduk tampungan banjir ini terletak paling atas dan dibatasi oleh
muka air normal (normal water level) dengan muka air tinggi (high
water level). Dalam perancangan suatu bendungan, besarnya
tampungan banjir ini akan sangat dipengaruhi oleh dimensi pelimpah
banjir (spill way) dari waduk untuk pembuangan kelebihan airnya
saat musim banjir, sehingga secara teknis ketinggiannya harus
ditentukan secara bersama-sama dengan penentuan dimensi
pelimpah banjir.
Penentuan besarnya tampungan banjir ini (menyangkut
volume dan tingginya) biasa dikaitkan dengan aspek ekonomi,
disamping keamanan konstruksi. Secara teknis penetapannya
dilakukan melalui teknik optimasi dengan fungsi sasaran biaya
konstruksi pelimpah dan tubuh bendungan yang minimum.
Bangunan pelimpah yang sesuai untuk waduk yang berfungsi
sebagai penyedia air adalah berupa ambang overflow/freeflow atau
pelimpah bebas. Kelebihan mendasar dari tipe pelimpah tersebut
adalah murahnya biaya konstruksi, mudahnya biaya operasional
serta ringannya biaya pemeliharaan karena tidak dilengkapi sarana
mekanis.
A. Lebar Pelimpah Optimum
Konsep optimasi untuk penentuan lebar pelimpah dan tinggi
tampungan banjir optimum ditunjukkan pada gambar berikut :
Cost Bang. Pelimpah +
Juta Rp Cost Tubuh Bendungan
Cost Bang. Pelimpah
Cost min
Cost Tubuh Bendungan
0 B1 B2 Bopt B3 B4 ..
Lebar Pelimpah (m)
atau,
I t I t 1 S t Ot S t 1 Ot 1
2 t 2 t 2
Jika,
S1 Q1 S 2 Q2
1 dan, 1
t 2 t 2
CONTOH 4 :
Diketahui data rencana dari analisis sebelumnya sebagai
berikut :
Bangunan pelimpah tipe bebas (over flow) tidak berpilar
Lebar rencana pelimpah (B) = 32 m
NWL = 272,70 m
C dianggap tetap = 2 m1/2/detik
Lengkung kapasitas waduk memiliki persamaan ;
S = 2.8107. EL - 766.53 ; dimana,
6 3
S = tampungan waduk (x 10 m )
EL = Elevasi muka air waduk (m)
Debit inflow Q1000Th diuraikan sebagai berikut :
t Q t Q t Q
3 3 3
(jam) (m /det) (jam) (m /det) (jam) (m /det)
0.00 6.00 6.00 313.00 12.00 51.00
0.50 7.00 6.50 261.00 12.50 44.00
1.00 11.00 7.00 215.00 13.00 38.00
1.50 25.00 7.50 181.00 13.50 33.00
2.00 77.00 8.00 155.00 14.00 28.00
2.50 182.00 8.50 132.00 14.50 24.00
3.00 299.00 9.00 114.00 15.00 20.00
3.50 420.00 9.50 99.00 15.50 16.00
4.00 441.00 10.00 87.00 16.00 13.00
4.50 432.00 10.50 76.00 16.50 10.00
5.00 402.00 11.00 68.00 17.00 7.00
5.50 362.00 11.50 59.00
Tentukan :
HWL/FWL
Seberapa besar waduk dapat mereduksi banjir ?
Penyelesaian :
PENELUSURAN BANJIR DI WADUK MELALUI PELIMPAH BEBAS (OVER FLOW)
Data teknis pelimpah :
Overflow (aliran
Tipe = bebas)
32 meter (tanpa
Lebar = pilar)
Asumsi :
EL. 272.70 m
- Koefisien debit (C) pelimpah dianggap konstan
- Pada saat permulaan banjir (t=0) elevasi air waduk setinggi
ambang bangunan pelimpah
Jadi ;
HWL waduk diperoleh pada + 274,22 meter
Debit banjir tereduksi sebesar 390,10 m3/detik
Debit banjir tereduksi
Debit Inflow
volume banjir
tereduksi
Debit Outflow
B III. DIMENSI TUBUH BENDUNGAN TIPE URUGAN