You are on page 1of 37

DESAIN WADUK

I. PENGERTIAN UMUM
Macam bangunan utama :
Bendung :
- Berguna untuk menaikkan elevasi (tinggi) muka air sungai sehingga
dapat mencapai elevasi daerah layanan, atau untuk tujuan tertentu ;
misalnya untuk meningkatkan head dalam PLTA.
- Tidak membutuhkan tampungan (waduk)
- Biasanya dibangun pada DAS bagian tengah, dimana debit tersedia
besar dan beda elevasi daerah layanan tidak terlalu tinggi dari elevasi
muka air sungai (tidak lebih dari 5 meter).
Bendungan :
- Berguna untuk menaikkan elevasi muka air, dan meningkatkan
debit tersedia pada musim kemarau.
- membutuhkan tampungan (waduk)
- Biasanya dibangun pada DAS bagian hulu dimana debit tersedia
relatif kecil dan beda elevasi daerah layanan cukup tinggi dari
elevasi muka air sungai (bisa lebih dari 50 meter).
Free intake :
- Berguna untuk mengarahkan dan mengatur aliran air menuju
daerah layanan.
- Hanya berupa pintu pengatur
- Biasanya dibangun pada DAS bagian hilir dimana debit tersedia
cukup besar dan elevasi daerah layanan hampir sama dengan
elevasi muka air sungai.
Komponen pada bendungan :
1. Tubuh bendungan Urugan tanah dan/atau batu, beton
2. Waduk merupakan tampungan alamiah yang berfungsi untuk
menyimpan air sementara.
3. Pelimpah banjir sistem pembuangan (outlet) akibat kelebihan air di
waduk.
4. Intake Bangunan pengambilan air dari waduk untuk melayani
kebutuhan air yang dibebankan kepadanya.
5. Sistem pengelak berupa bendungan pengelak (cofferdam) dan
terowongan pengelak yang disediakan sebagai pengaman saat
kegiatan konstruksi.
6. Prasarana pendukung : inspection gallery, jalan akses, gardu pandang,
Rumah pembangkit dari PLTA, Instalasi penjernihan air bersih, sarana
rekreasi, dll.

CONTOH BENDUNGAN :
II. DESAIN TAMPUNGAN WADUK
2.1 Lengkung Kapasitas Waduk
Waduk merupakan tempat penampungan air buatan yang
terbentuk akibat pembendungan sungai. Fungsi utama dari waduk
adalah untuk memantapkan aliran air baik dengan cara pengaturan
persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah
maupun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang berubah-ubah
dari para konsumennya. Berhubung fungsi utama dari waduk adalah
menyediakan tampungan air, maka ciri fisiknya yang terpenting
adalah kapasitas tampungan. Kapasitas waduk yang bentuknya
beraturan dapat dihitung dengan penerapan rumus-rumus untuk
menghitung benda padat, sedangkan kapasitas tampungan waduk
pada kedudukan alamiah biasanya ditetapkan berdasarkan
pengukuran topografi. Karakteristik tampungan suatu waduk dapat
dipresentasikan dalam bentuk grafik hubungan elevasi - volume
tampungan- luas genangan, yang biasa disebut lengkung
tampungan atau lengkung kapasitas waduk. (Linsley, 1985:164).

Tubuh Bendungan

S. Kwayangan

S. Konto

Contoh : Map Image Waduk Selorejo


Tubuh Bendungan

S. Konto

S. Kwayangan

Contoh : Perspektif Dasar Waduk Selorejo


CONTOH 1 :
Data Karakteristik Tampungan Waduk Selorejo
Luas
Elevasi Volume Genangan
(meter) (x 106 m3) (Km2)
590 0.00 0.00
610 15.00 1.60
615 25.00 3.00
620 38.00 3.80
625 65.00 4.00
Dari dua grafik diatas terlihat bahwa lengkung kapasitas Waduk
Selorejo dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :
S = 0,0038 x EL3 - 6,7809 x EL2 + 4082,5 x EL 819352
A = 0,0013 x EL2 1,493 x EL + 417,75
dimana,
S = Volume tampungan waduk ( x 106 m3)
A = Luas genangan waduk (Km2)
EL = Elevasi muka air waduk (m)
Lengkung dan persamaan tersebut tentu saja hanya berlaku spesifik
untuk Waduk Selorejo, dan tidak berlaku pada waduk yang lain.
LATIHAN 1 :
Data topografi suatu waduk disajikan pada gambar berikut :

+ 132,00 m
+ 122,00 m
+ 102,00 m

+ 92,00 m
+ 112,00 m

Dari pengukuran peta dengan menggunakan planimetri diperoleh


hubungan sebagai berikut :
Elevasi (m) 85 90 100 110 120 130
A (Km2) 0 1,20 3,20 3,60 410 440
Pertanyaan :
Buat gambar lengkung kapasitas waduk !
Buat persamaan yang menyatakan hubungan : EL VS Volume
tampungan dan EL VS Luas genangan waduk.

Struktur Tampungan Waduk


Terkait dengan fungsinya maka tampungan waduk dapat dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu ;
tampungan mati (dead storage),
tampungan efektif (effective storage,) dan
tampungan tambahan yang biasanya dimanfaatkan untuk
pengendalian banjir (flood storage).
Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk disajikan pada
Gambar berikut.
tampungan banjir
(flood storage)
tubuh
bendungan
muka air banjir (HWL)

muka air normal (NWL)

tampungan efektif
(effective storage)
Dasar sungai
Saluran pembawa
muka air rendah (LWL)

tampungan mati
(dead storage)

Gambar 2.1 Pembagian daerah (zone) tampungan pada waduk (Linsley, 1985 :164)

Permukaan genangan normal (normal water level) adalah


elevasi maksimum yang dicapai oleh kenaikan permukaan
waduk pada kondisi operasi biasa. Pada kebanyakan waduk
genangan normal ditentukan oleh elevasi mercu pelimpah atau
puncak pintu-pintu pelimpah.
Permukaan genangan minimum (low water level) adalah
elevasi terendah yang diperoleh bila genangan dilepaskan
pada kondisi normal. Permukaan ini dapat ditentukan oleh
elevasi dari bangunan pelepasan (intake) terendah di dalam
bendungan atau pada elevasi minimum yang disyaratkan untuk
operasi turbine-turbinenya (pada waduk yang dioperasikan
untuk pembangkit listrik).
Tampungan pada daerah yang terletak antara permukaan
genangan minimum dan normal disebut tampungan efektif
(effective storage) dan daerah di bawah genangan minimum
disebut tampungan mati (dead storage). Tampungan mati
merupakan tampungan yang dicadangkan untuk menangkap
sedimen, dan bila volume sedimen yang tertangkap lebih besar
dari kapasitas yang dicadangkan berarti usia guna waduk
tersebut telah berakhir.
2.3 Tampungan Mati (Dead Storage)
Tampungan mati merupakan bagian dari waduk yang disediakan
untuk menampung sedimen. Kapasitas tampungan mati ini akan
sangat ditentukan oleh kadar sedimen dalam aliran sungai dan
usia guna waduk yang ditetapkan. Suatu waduk dikatakan telah
habis usia gunanya bila sedimen yang tertangkap sudah melebihi
kapasitas tampungan mati yang telah ditetapkan. Dalam struktur
waduk tampungan mati terletak pada bagian paling bawah dan
dibatasi oleh dasar waduk dengan muka air rendah dalam waduk
(low water level), dimana pada elevasi tersebut merupakan
kedudukan dari dasar intake. Dalam perancangan suatu
bendungan usia guna biasa ditetapkan sebesar 50 tahun,
sedangkan kadar sedimen dalam aliran sungai diperoleh melalui
pengukuran langsung di lapangan atau dari analisis berdasarkan
metode empirik yang relevan, misalnya Metode USLE. Volume
tampungan mati setidak-tidaknya sebesar 5% dari total
tampungan waduk.
Dalam perencanaan bendungan, parameter yang dicari adalah
tinggi tampungan mati (hds). Contoh analisisnya dapat diuraikan
sebagai berikut :
Diketahui :
- laju erosi lahan di DAS Badung berdasarkan analisis dengan
metode USLE diperoleh 1.5 mm/tahun.
- Luas DAS = 200 Km2
Maka ;
- Volume tanah tererosi (qs)= 1.5 x 10-3 x 200 x 106 m3/tahun
= 3 x 105 m3/tahun
- Perkiraan Volume sedimen yang tertangkap di waduk (Vs) :
Vs = qs x t x TE
= 3 x 105 x 50 x 0.7
= 10.5 x 106 m3
TE : Trap efisiensi waduk, yaitu perbandingan antara volume
sedimen yang tertangkap di waduk dengan total volume
sedimen yang melewatinya. Untuk keperluan desain, nilai TE
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik di buku TSDA
Jilid I.
Dengan menggunakan lengkung kapasitas waduk dari hasil
perhitungan CONTOH 1, maka tentukan kedudukan LWL
pada El. + ... m, dan tinggi tampungan mati adalah (LWL El
dasar waduk) atau .... meter.

WAWASAN
Mekanisme transportasi sedimentasi di sungai ;

- Setiap sungai membawa sejumlah sedimen terapung


(suspended sediment) serta menggerakkan bahan-bahan
padat di sepanjang dasar sungai sebagai muatan dasar
(bad load).
- Gerakan dari partikel muatan dasar adalah dengan cara
menggelinding, menggeser dan melompat, sedangkan
pada muatan terapung dipengaruhi oleh turbulensi pada
bidang aliran. Bila didasarkan pada asal dari bahan yang
terangkut maka angkutan material sedimen dibedakan
menjadi angkutan dasar (bed material transport) dan
angkutan material tercuci (wash load).
- Angkutan material dasar berasal dari dasar sungai, berarti
bahwa angkutan tersebut ditentukan oleh keadaan dasar
dan karakteristik aliran. Angkutan material dasar bisa
terdiri dari muatan dasar dan muatan tersuspensi.
Material sedimen dari angkutan material tercuci tidak
berhubungan dengan keadaan setempat, tetapi berasal
dari sumber luar akibat erosi lahan. Angkutan material
tercuci biasanya terangkut sebagai muatan tersuspensi
dan umumnya berupa bahan yang sangat halus. Adanya
muatan ini dapat berpengaruh pada turbulensi dan
viskositas karena itu mempunyai pengaruh terhadap
karakteristik aliran yang terjadi. Wash load tidak penting
terhadap perubahan dasar sungai, tetapi untuk kasus
sedimentasi di waduk menjadi penting oleh karena
jumlahnya yang cukup besar. Mekanisme angkutan dasar
secara skematis ditunjukkan pada Gambar berikut
(Jansen dkk, 1979 : 90).
Muatan dasar
(bed load)

Angkutan material dasar


(bed material transport)
Mekanisme

Kondisi asli
Muatan tersuspensi (original)
(suspended load)

Angkutan material
tercuci (wash load)

Gambar : Mekanisme transportasi sedimen (Jansen


dkk, 1979: 90)

Pola umum sebaran sedimen di waduk

Oleh karena berat jenis dari material sedimen


rata-rata sebesar 2,65 maka partikel-partikel dari
sedimen terapung cenderung untuk mengendap
ke dasar alur, tetapi akibat turbulensi dapat
menghalangi pengendapan secara gravitasi
tersebut. Bila air yang mengandung sedimen
mencapai suatu waduk, maka kecepatan aliran
dan turbulensinya akan sangat jauh berkurang.
Partikel-partikel terapung agak besar yang
kebanyakan berupa muatan dasar akan
mengendap sebagai suatu delta di hulu waduk.
Partikel-partikel yang lebih kecil akan tetap
terapung lebih lama dan sebagian akan
mengendap lebih jauh di bagian hilir waduk.
Partikel-partikel yang sangat kecil akan tetap
terapung lebih lama lagi dan sebagian darinya
mungkin akan keluar waduk bersama air yang
mengalir melalui outlet waduk baik melalui intake
maupun pelimpah banjir. Upaya untuk menahan
sedimen dari muatan dasar ke dalam waduk dapat
dilakukan lebih efektif dengan cara
menghadangnya langsung oleh karena gerakan
dari jenis partikel ini adalah menggelinding,
menggeser atau melompat. Namun tidak demikian
dengan muatan tersuspensi, oleh sebab itu beban
sedimentasi di waduk lebih didominasi oleh jenis
sedimen dari muatan tersuspensi.

Aliran air keruh Sampah mengambang

Inflow

Outlet pelimpah
Air yang relatif jernih

Delta

Intake

Bottom outlet

Dasar waduk
Sedimen Halus

Gambar : Pola umum sebaran sedimen di waduk (Linsley, 1985 :175)

Pergerakan sedimen di dalam waduk


Dua faktor yang mempengaruhi pola sebaran sedimen di
waduk adalah faktor hidrolis dan faktor karakteristik
sedimen. Dari hasil penelitian terdahulu berjudul
Identifikasi Besaran Parameter Model Aliran Dinamis dan
Transportasi Sedimen Waduk Selorejo dengan SMS 8.0
yang telah dilakukan oleh peneliti pada Tahun 2007,
menunjukkan bahwa akibat pembendungan sungai
menjadikan kecepatan aliran di dalam waduk sangat
kecil. Pola sebaran sedimen Waduk Selorejo secara rinci
sangat dipengaruhi oleh faktor kedalaman alirannya.
Bagian palung waduk terdalam cenderung memiliki
endapan yang lebih tebal dibanding palung yang lebih
dangkal. Dari hasil simulasi model juga menunjukkan
bahwa ketebalan rata-rata sedimen di Waduk Selorejo
pada rentang waktu 6 (enam) tahun (Tahun 1999 ~ Tahun
2003) adalah 0,927 meter dengan nilai rata-rata 0,309
meter per dua tahun. Gambar 13 sampai Gambar 16
menunjukkan proses akumulasi ketebalan sedimen di
waduk. Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa
proses awal sedimentasi terjadi pada zone waduk
terdalam, yaitu pada daerah di sekitar tubuh bendungan.
Namun pada suatu kesetimbangan tertentu dimana
konsentrasi sedimen di zone tersebut telah melampaui
nilai konsentrasi sedimen pada aliran, maka sedimen
akan menyebar pada zone lain yang memiliki konsentrasi
sedimen lebih rendah. Fenomena tersebut menunjukkan
bahwa sebenarnya secara alamiah proses penimbunan
sedimen dimulai pada bagian tertentu, yaitu bagian
palung waduk yang dalam. Bila pada bagian tersebut
dapat dikendalikan dengan cara mempertahankan
konsentrasi sedimen agar tetap rendah (nilainya lebih
kecil dari bagian lain di sekitarnya) maka potensi
penyebaran sedimen bisa ditekan. Secara teknis upaya
tersebut dapat dilakukan dengan segera
mengeluarkannya melalui pipa langsung menuju bottom
outlet.

Gambar 13 : Akumulasi ketebalan sedimen Tahun Gambar 14 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun
1999~Tahun 2003 1999

Gambar 15 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun Gambar 16 : Topografi dasar Waduk Selorejo Tahun
2001 2003
2.4 Analisis Kapasitas Tampungan Efektif
2.4.1 Kurva Massa Ganda
Untuk keperluan desain awal suatu waduk, maka Kurva Massa
Ganda (Diagram RIPPLE) dapat digunakan sebagai alat untuk
menentukan target manfaat dan kapasitas tampungan efektif yang
diperlukan.
Seperti telah dijelaskan bahwa waduk pada prinsipnya berfungsi
untuk menampung air pada saat musim hujan dan kemudian
memanfaatkannya pada saat musim kemarau, seperti terlihat pada
Grafik Inflow-outflow. Dari gambar tersebut terlihat bahwa dengan
target kebutuhan yang telah ditetapkan, maka potensi debit di sungai
tidak akan mampu memenuhi terutama pada periode ke 13 hingga
36. Upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut hanya dapat
dilakukan dengan cara menampung air selama periode 1 hingga 13
(saat kelebihan air) dan memanfaatkannya saat kekurangan air.
Namun untuk menentukan seberapa besar kapasitas tampungan
efektif (optimum) yang diperlukan, maka dapat didekati dengan
menggunakan diagram RIPPLE seperti ditunjukkan pada gambar
berikutnya. Analisis ini hanya didasarkan pada aspek potensi air,
untuk memutuskan seberapa besar kapasitas tampungan efektif
sesungguhnya maka perlu dilakukan pengecekan terhadap lengkung
kapasitas waduk yang ada. Bila ternyata volume tampungan yang
dihasilkan dari diagram RIPPLE lebih kecil dari potensi tampungan
lapangan yang ada berarti hasil analisis yang diperoleh dapat
digunakan, namun bila sebaliknya maka volume tampungan
maksimum yang digunakan sebagai batas untuk menentukan tingkat
kebutuhan air yang dapat dipenuhi dari waduk.

Q_andalan

Q_kebutuhan

Kelebihan air

Kekurangan air

Kurva Massa Ganda (Diagram RIPLLE)

Akumulasi
Volume
D
(m3)

Akumulasi Volume
Debit Inflow

Volume
Tampungan efektif C

Kemiringan
kebutuhan
B

= kebutuhan (m3/periode)
0~A ~B : Masa pengisian
B~C~D : Masa pengosongan

0 t (periode)
CONTOH 2 :
Diketahui :
Debit Andalan 80 % (inflow) waduk diuraikan sebagai berikut :
Q_Inflow
Bulan Periode JH
(m3/det)
Jan 1 15 24.157
2 16 20.070
Peb 1 15 19.052
2 14 18.206
Mar 1 15 19.079
2 16 18.962
Apr 1 15 17.485
2 15 15.580
Mei 1 15 12.698
2 16 10.540
Jun 1 15 8.094
2 15 7.993
Jul 1 15 7.483
2 16 6.452
Agt 1 15 6.793
2 16 5.496
Sep 1 15 5.019
2 15 7.701
Okt 1 15 9.574
2 16 11.291
Nop 1 15 14.130
2 15 17.583
Des 1 15 18.563
2 16 18.245

Tentukan :
Volume tampungan efektif yang diperlukan, bila kebutuhan air
ditetapkan sebesar ; 10 m3/detik sepanjang waktu (konstan) !
Penyelesaian :
Volume Tampungan Efektif :
+ 40 x 106 m3

LATIHAN 2 :
1. Dengan menggunakan data debit andalan yang sama dengan
CONTOH 2, hitung volume tampungan efektif yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan air konstan sebesar 12 m 3/detik !
2. Bila volume tampungan efektif yang tersedia di lapangan
(berdasarkan lengkung kapasitas waduk) sebesar 120 x 10 6 m3,
hitung kebutuhan air maksimum yang dapat dipenuhi (anggap
kebutuhan air merata sepanjang waktu) !
2.4.2 Keseimbangan Air di Waduk
Persamaan dasar keseimbangan air di waduk untuk simulasi ini
diuraikan sebagai berikut :
St = St-1 + It - Et - Qout - Qspiiloutt
dengan ;
St = Tampungan waduk pada periode t
St-1 = Tampungan waduk pada periode t-1
Et = Kehilangan air akibat evaporasi di waduk pada periode t
Qoutt = Suplai untuk air untuk memenuhi kebutuhan periode t
Qspilloutt = Outflow melalui pelimpah banjir periode t
t = Periode operasi waduk

hujan di waduk (Rt)

Evaporasi (Et)
tubuh
bendungan
MAW (t) Qo_pelimpah

ht
Qinflow MAW (t+1)

St St-1
Saluran pembawa

Dasar sungai Qoutflow


w
CONTOH 3 :
Diketahui :
Lengkung kapasitas waduk :
Elevasi Volume Luas Genangan
(meter) (x 106 m3) (Km2)
590 0.00 0.00
610 15.00 1.60
615 25.00 3.00
620 38.00 3.80
625 65.00 4.00
Debit Inflow ke waduk ditunjukkan pada LATIHAN 2.
Kebutuhan air menerus sepanjang waktu sebesar 12 m 3/detik
Volume tampungan Mati = 10 x 106 m3
Volume tampungan efektif = 55 x 106 m3
Pertanyaan :
Buat pola keseimbangan air di waduk !, dan bagaimana
keandalan waduk dalam upaya memenuhi kebutuhan yang
ditetapkan ?
Bila debit tersebut digunakan untuk membangkitkan PLTA, berapa
daya maksimum dan energi tahunan yang dapat dihasilkan dalam
setiap tahun?
Keterangan :
P = .. 9,81.Q.Heff.
dimana :
P = Daya (kWatt)
= efisiensi (0,70)
Q = Debit pembangkit (m3/det)
Heff = Tinggi tekan efektif (m) Anggap nilainya = 0.85 Hbruto
TWL = + 585,00 m
(Evaporasi dan faktor hujan diabaikan)
Penyelesaian :
1. Mencari hubungan Volume Tampungan VS Elevasi muka air
waduk seperti ditunjukkan grafik di bawah ini. Dengan
menggunakan persamaan regresi yang sesuai diperoleh :
EL (m) = 0,0003 x vol3 -0,0359 x vol2 + 1,7629 x vol + 590,12
Vol dalam satuan 106 m3.

2. Dibuat tabel perhitungan sebagai berikut :


Tabel : Perhitungan Keseimbangan Air di Waduk
Tampungan Waduk :
- Tamp. Mati = 10 x 106 m3 LWL = 604.46
6 3
- Tamp. Efektif = 55 x 10 m NWL = 635.42
Jumlah 65 x 106 m3
Bulan Periode JH Q_Inflow Q_out Qin-Qout S_eff S_bruto EL. MAW Q_Spill
3 6 3 3 6 3 6 3 6 3
(m /det) (x10 m ) (m /det) (x10 m ) (x10 m ) (x10 m ) (x10 m ) (x10 m ) (x10 m3)
6 3 6 3 6
(m3/det)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
55.00 65.00 635.42
Jan 1 15 24.157 31.307 12.00 15.552 15.755 55.00 65.00 635.42 15.76 12.16
2 16 20.07 27.745 12.00 16.589 11.156 55.00 65.00 635.42 11.16 8.07
Peb 1 15 19.052 24.691 12.00 15.552 9.139 55.00 65.00 635.42 9.14 7.05
2 14 18.206 22.022 12.00 14.515 7.507 55.00 65.00 635.42 7.51 6.21
Mar 1 15 19.079 24.726 12.00 15.552 9.174 55.00 65.00 635.42 9.17 7.08
2 16 18.962 26.213 12.00 16.589 9.624 55.00 65.00 635.42 9.62 6.96
Apr 1 15 17.485 22.661 12.00 15.552 7.109 55.00 65.00 635.42 7.11 5.49
2 15 15.58 20.192 12.00 15.552 4.640 55.00 65.00 635.42 4.64 3.58
Mei 1 15 12.698 16.457 12.00 15.552 0.905 55.00 65.00 635.42 0.90 0.70
2 16 10.54 14.570 12.00 16.589 -2.018 52.98 62.98 633.69 0.00 0.00
Jun 1 15 8.094 10.490 12.00 15.552 -5.062 47.92 57.92 630.08 0.00 0.00
2 15 7.993 10.359 12.00 15.552 -5.193 42.73 52.73 627.24 0.00 0.00
Jul 1 15 7.483 9.698 12.00 15.552 -5.854 36.87 46.87 624.77 0.00 0.00
2 16 6.452 8.919 12.00 16.589 -7.670 29.20 39.20 622.13 0.00 0.00
Agt 1 15 6.793 8.804 12.00 15.552 -6.748 22.45 32.45 619.78 0.00 0.00
2 16 5.496 7.598 12.00 16.589 -8.991 13.46 23.46 615.59 0.00 0.00
Sep 1 15 5.019 6.505 12.00 15.552 -9.047 4.42 14.42 608.97 0.00 0.00
2 15 7.701 9.980 12.00 15.552 -5.572 0.00 10.00 604.46 0.00 0.00
Okt 1 15 9.574 12.408 12.00 15.552 -3.144 0.00 10.00 604.46 0.00 0.00
2 16 11.291 15.609 12.00 16.589 -0.980 0.00 10.00 604.46 0.00 0.00
Nop 1 15 14.13 18.312 12.00 15.552 2.760 2.76 12.76 607.39 0.00 0.00
2 15 17.583 22.788 12.00 15.552 7.236 10.00 20.00 613.42 0.00 0.00
Des 1 15 18.563 24.058 12.00 15.552 8.506 18.50 28.50 618.15 0.00 0.00
2 16 18.245 25.222 12.00 16.589 8.633 27.13 37.13 621.44 0.00 0.00
Jan 1 15 24.157 31.307 12.00 15.552 15.755 42.89 52.89 627.32 0.00 0.00
2 16 20.07 27.745 12.00 16.589 11.156 54.05 64.05 634.58 0.00 0.00
Peb 1 15 19.052 24.691 12.00 15.552 9.139 55.00 65.00 635.42 8.19 6.32
2 14 18.206 22.022 12.00 14.515 7.507 55.00 65.00 635.42 7.51 6.21
Mar 1 15 19.079 24.726 12.00 15.552 9.174 55.00 65.00 635.42 9.17 7.08
2 16 18.962 26.213 12.00 16.589 9.624 55.00 65.00 635.42 9.62 6.96
Apr 1 15 17.485 22.661 12.00 15.552 7.109 55.00 65.00 635.42 7.11 5.49
2 15 15.58 20.192 12.00 15.552 4.640 55.00 65.00 635.42 4.64 3.58
Mei 1 15 12.698 16.457 12.00 15.552 0.905 55.00 65.00 635.42 0.90 0.70
2 16 10.54 14.570 12.00 16.589 -2.018 52.98 62.98 633.69 0.00 0.00
Jun 1 15 8.094 10.490 12.00 15.552 -5.062 47.92 57.92 630.08 0.00 0.00
2 15 7.993 10.359 12.00 15.552 -5.193 42.73 52.73 627.24 0.00 0.00
Jul 1 15 7.483 9.698 12.00 15.552 -5.854 36.87 46.87 624.77 0.00 0.00
2 16 6.452 8.919 12.00 16.589 -7.670 29.20 39.20 622.13 0.00 0.00
Agt 1 15 6.793 8.804 12.00 15.552 -6.748 22.45 32.45 619.78 0.00 0.00
2 16 5.496 7.598 12.00 16.589 -8.991 13.46 23.46 615.59 0.00 0.00
Sep 1 15 5.019 6.505 12.00 15.552 -9.047 4.42 14.42 608.97 0.00 0.00
2 15 7.701 9.980 12.00 15.552 -5.572 0.00 10.00 604.46 0.00 0.00
Okt 1 15 9.574 12.408 12.00 15.552 -3.144 0.00 10.00 604.46 0.00 0.00
2 16 11.291 15.609 12.00 16.589 -0.980 0.00 10.00 604.46 0.00 0.00
Nop 1 15 14.13 18.312 12.00 15.552 2.760 2.76 12.76 607.39 0.00 0.00
2 15 17.583 22.788 12.00 15.552 7.236 10.00 20.00 613.42 0.00 0.00
Des 1 15 18.563 24.058 12.00 15.552 8.506 18.50 28.50 618.15 0.00 0.00
2 16 18.245 25.222 12.00 16.589 8.633 27.13 37.13 621.44 0.00 0.00

3. Dari tabel (butir 2), maka dapat dibuat grafik hubungan sebagai
berikut :
NWL

LWL

Q_in

Qo_release

Q_spillout

4. Dari tabel (butir 2), maka dapat dikembangkan untuk menghitung


daya dan energi sebagai berikut :

Tabel : Perhitungan Daya dan Energi Listrik Terbangkitkan


Bulan Periode JH Q_release EL. MAW Hbruto Hnetto Daya Energi
3
(hari) (m /detik) (m) (m) (m) (kW) (x106 kWh)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
Jan 1 15 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,576.80
2 16 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,881.92
Peb 1 15 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,576.80
2 14 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,271.68
Mar 1 15 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,576.80
2 16 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,881.92
Apr 1 15 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,576.80
2 15 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,576.80
Mei 1 15 12.00 635.42 50.42 42.856 3,531.48 4,576.80
2 16 12.00 633.69 48.69 41.391 3,410.75 4,715.02
Jun 1 15 12.00 630.08 45.08 38.321 3,157.83 4,092.55
2 15 12.00 627.24 42.24 35.905 2,958.76 3,834.55
Jul 1 15 12.00 624.77 39.77 33.806 2,785.78 3,610.37
2 16 12.00 622.13 37.13 31.562 2,600.86 3,595.43
Agt 1 15 12.00 619.78 34.78 29.560 2,435.83 3,156.84
2 16 12.00 615.59 30.59 26.006 2,142.96 2,962.43
Sep 1 15 12.00 608.97 23.97 20.376 1,679.08 2,176.09
2 15 0.00 604.46 19.46 16.540 - -
Okt 1 15 0.00 604.46 19.46 16.540 - -
2 16 0.00 604.46 19.46 16.540 - -
Nop 1 15 12.00 607.39 22.39 19.034 1,568.50 2,032.77
2 15 12.00 613.42 28.42 24.153 1,990.30 2,579.43
Des 1 15 12.00 618.15 33.15 28.176 2,321.82 3,009.08
2 16 12.00 621.44 36.44 30.975 2,552.50 3,528.57
Jumlah 80,789.48
Min - -
Max 3,531.48 4,881.92
Rerata 2,557.85 3,366.23
keterangan :
TWL = 585 m
Energi (x 106 kWh)

Daya (kWh)

LATIHAN 3 :
Dengan mengacu pada cara perhitungan CONTOH 3, buat analisis
serupa untuk menentukan energi listrik tahunan yang dapat
dihasilkan oleh waduk bila kebutuhan air untuk PLTA ditetapkan
sebesar 11 m3/detik. Beri penjelasan dari hasil yang telah diperoleh.
2.4.3. Tampungan Banjir (Flood Storage)
Tampungan banjir merupakan bagian dari waduk yang dapat
berfungsi untuk mereduksi debit banjir yang terjadi. Dalam struktur
waduk tampungan banjir ini terletak paling atas dan dibatasi oleh
muka air normal (normal water level) dengan muka air tinggi (high
water level). Dalam perancangan suatu bendungan, besarnya
tampungan banjir ini akan sangat dipengaruhi oleh dimensi pelimpah
banjir (spill way) dari waduk untuk pembuangan kelebihan airnya
saat musim banjir, sehingga secara teknis ketinggiannya harus
ditentukan secara bersama-sama dengan penentuan dimensi
pelimpah banjir.
Penentuan besarnya tampungan banjir ini (menyangkut
volume dan tingginya) biasa dikaitkan dengan aspek ekonomi,
disamping keamanan konstruksi. Secara teknis penetapannya
dilakukan melalui teknik optimasi dengan fungsi sasaran biaya
konstruksi pelimpah dan tubuh bendungan yang minimum.
Bangunan pelimpah yang sesuai untuk waduk yang berfungsi
sebagai penyedia air adalah berupa ambang overflow/freeflow atau
pelimpah bebas. Kelebihan mendasar dari tipe pelimpah tersebut
adalah murahnya biaya konstruksi, mudahnya biaya operasional
serta ringannya biaya pemeliharaan karena tidak dilengkapi sarana
mekanis.
A. Lebar Pelimpah Optimum
Konsep optimasi untuk penentuan lebar pelimpah dan tinggi
tampungan banjir optimum ditunjukkan pada gambar berikut :
Cost Bang. Pelimpah +
Juta Rp Cost Tubuh Bendungan
Cost Bang. Pelimpah

Cost min
Cost Tubuh Bendungan

0 B1 B2 Bopt B3 B4 ..
Lebar Pelimpah (m)

Dengan mengikuti konsep tersebut, maka alur analisis untuk


menentukan dimensi pelimpah dan tinggi tampungan banjir
optimum dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tentukan dimensi lebar pelimpah tertentu (mulai dari B1)
1. Lakukan analisis penelusuran banjir (flood routing) pada
waduk melalui pelimpah tersebut dengan data inflow berupa
debit banjir rancangan kala ulang 1000 Tahun (sesuai kriteria
perencanaan bendungan). Dari analisis ini akan diperoleh
tinggi tampungan banjir (htb)
1. Hitung tinggi bendungan yang diperlukan sesuai dimensi
pelimpah tersebut,
H = htm + hte + htb + w
dimana w adalah tinggi jagaan (free board), dalam tahap ini
nilainya dapat diperkirakan terlebih dahulu.
2. Perkirakan biaya konstruksi pelimpah berdasarkan lebar yang
diasumsikan
1. Perkirakan biaya konstruksi tubuh bendungan
1. Perkirakan biaya totalnya
1. Plot hasil perhitungan tersebut pada grafik hubungan antara
lebar pelimpah dan biaya konstruksi, seperti gambar di atas.
8. Ulangi butir 1 dengan masukan data lebar pelimpah yang lain
(B2)
9. Hentikan perhitungan bila data sudah dianggap
cukup
10. Dengan cara grafis maka dapat ditentukan lebar pelimpah
optimum
Analisis dengan pertimbangan ekonomis bukan satu-satunya
cara untuk menetapkan lebar pelimpah dalam suatu
perencanaan bendungan, pertimbangan lain menyangkut
keamanan konstruksi dan pertimbangan resiko akibat kerusakan
yang mungkin terjadi seringkali menjadi pertimbangan utama.
Lebar pelimpah yang ideal biasanya berkisar pada lebar efektif
palung sungai dimana site bendungan ditetapkan.
B. Penelusuran Banjir Melalui Waduk
Pada prinsipnya penelusuran banjir pada waduk didasarkan
pada persamaan kontinuitas sebagai berikut :
dS/dt = I - O
Bila dinyatakan dalam finite interval waktu :
I t I t 1 O Ot 1
S t 1 S t .t t .t
2 2

atau,
I t I t 1 S t Ot S t 1 Ot 1

2 t 2 t 2
Jika,
S1 Q1 S 2 Q2
1 dan, 1
t 2 t 2

Maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi ;


I1 I 2
1 2
2
dengan,
It = Aliran masuk waduk pada permulaan waktu t
It+1 = Aliran masuk waduk pada akhir waktu t
Ot = Aliran keluar dari waduk pada permulaan waktu t
Ot+1 = Aliran keluar dari waduk pada akhir waktu t
St+1 = Tampungan waduk pada akhir waktu t
Persamaan di atas dikembangkan oleh L.G. Puls dari US
Army Corps of Engineers.
Persamaan Outflow melalui pelimpah bebas, dirumuskan
sebagai beri-kut :
Q = C * B * H3/2
dengan,
C = Koefisien limpahan (1,7 ~ 2,2 m1/2/det)
B = Lebar efektif pelimpah
= L - 2*(n*Kp + Ka)*H
L = Lebar kotor mercu pelimpah
n = Jumlah pilar
Kp = Koefisien kontraksi pada pilar
Ka = Koefisien kontraksi pada dinding samping
H = Tinggi energi di atas ambang pelimpah
= h +v2/2g
h = Tinggi air di atas pelimpah (m)
= koefisien pembagian kecepatan aliran
v = Kecepatan aliran rerata di muka ambang pelimpah
(m/det)
g = Percepatan grafitasi = 9,81 m/det2

CONTOH 4 :
Diketahui data rencana dari analisis sebelumnya sebagai
berikut :
Bangunan pelimpah tipe bebas (over flow) tidak berpilar
Lebar rencana pelimpah (B) = 32 m
NWL = 272,70 m
C dianggap tetap = 2 m1/2/detik
Lengkung kapasitas waduk memiliki persamaan ;
S = 2.8107. EL - 766.53 ; dimana,
6 3
S = tampungan waduk (x 10 m )
EL = Elevasi muka air waduk (m)
Debit inflow Q1000Th diuraikan sebagai berikut :
t Q t Q t Q
3 3 3
(jam) (m /det) (jam) (m /det) (jam) (m /det)
0.00 6.00 6.00 313.00 12.00 51.00
0.50 7.00 6.50 261.00 12.50 44.00
1.00 11.00 7.00 215.00 13.00 38.00
1.50 25.00 7.50 181.00 13.50 33.00
2.00 77.00 8.00 155.00 14.00 28.00
2.50 182.00 8.50 132.00 14.50 24.00
3.00 299.00 9.00 114.00 15.00 20.00
3.50 420.00 9.50 99.00 15.50 16.00
4.00 441.00 10.00 87.00 16.00 13.00
4.50 432.00 10.50 76.00 16.50 10.00
5.00 402.00 11.00 68.00 17.00 7.00
5.50 362.00 11.50 59.00

Tentukan :
HWL/FWL
Seberapa besar waduk dapat mereduksi banjir ?
Penyelesaian :
PENELUSURAN BANJIR DI WADUK MELALUI PELIMPAH BEBAS (OVER FLOW)
Data teknis pelimpah :
Overflow (aliran
Tipe = bebas)
32 meter (tanpa
Lebar = pilar)

Asumsi :
EL. 272.70 m
- Koefisien debit (C) pelimpah dianggap konstan
- Pada saat permulaan banjir (t=0) elevasi air waduk setinggi
ambang bangunan pelimpah

Tabel : Hubungan elevasi - tampungan - debit (H - S - Q)


Elevasi H S S/t Q
[m] [m] [106 m3] [ m3/det] [ m3/det] [ m3/det] [ m3/det]
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
272.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
272.90 0.20 0.5262 292.33 5.72 295.20 289.47
273.10 0.40 1.0663 592.39 16.19 600.48 584.29
273.30 0.60 1.6203 900.17 29.74 915.04 885.29
273.50 0.80 2.1743 1207.94 45.79 1230.84 1185.05
273.70 1.00 2.7283 1515.72 64.00 1547.72 1483.72
273.90 1.20 3.2823 1823.50 84.13 1865.57 1781.43
274.10 1.40 3.8437 2135.39 106.02 2188.40 2082.38
274.30 1.60 4.4125 2451.39 129.53 2516.15 2386.63
274.50 1.80 4.9813 2767.39 154.56 2844.67 2690.11
274.70 2.00 5.5501 3083.39 181.02 3173.90 2992.88
274.90 2.20 6.1189 3399.39 208.84 3503.81 3294.97
275.10 2.40 6.7083 3726.83 237.96 3845.81 3607.86
275.30 2.60 7.3183 4065.72 268.31 4199.88 3931.57
Keterangan :
Q = C.B.H3/2
= 2 x 32 x H3/2 = 64.00 x H3/2
t = 0.5 jam = 1,800 detik

Tabel : Penelusuran banjir lewat waduk dengan bangunan pelimpah


( t = 0.5 jam)

t I (I1 + I2)/2 1 2 H Q EL. MAW


3 3 3 3 3
[jam] [ m /det] [ m /det] [ m /det] [ m /det] [m] [ m /det] [m]
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
0.0 6.0 0.206 6.00 272.906
0.5 7.0 6.50 292.54 299.04 0.209 6.10 272.909
1.0 11.0 9.00 295.93 304.93 0.212 6.25 272.912
1.5 25.0 18.00 301.27 319.27 0.221 6.64 272.921
2.0 77.0 51.00 314.25 365.25 0.248 7.92 272.948
2.5 182.0 129.50 355.88 485.38 0.320 11.61 273.020
3.0 299.0 240.50 464.63 705.13 0.452 19.47 273.152
3.5 420.0 359.50 663.56 1023.06 0.643 33.00 273.343
4.0 441.0 430.50 951.38 1381.88 0.858 50.89 273.558
4.5 432.0 436.50 1276.21 1712.71 1.057 69.53 273.757
5.0 402.0 417.00 1575.70 1992.70 1.225 86.75 273.925
5.5 362.0 382.00 1829.17 2211.17 1.356 101.05 274.056
6.0 313.0 337.50 2026.95 2364.45 1.448 111.50 274.148
6.5 261.0 287.00 2165.71 2452.71 1.501 117.67 274.201
7.0 215.0 238.00 2245.62 2483.62 1.519 119.86 274.219
7.5 181.0 198.00 2273.59 2471.59 1.512 119.01 274.212
8.0 155.0 168.00 2262.70 2430.70 1.488 116.12 274.188
8.5 132.0 143.50 2225.69 2369.19 1.451 111.83 274.151
9.0 114.0 123.00 2170.00 2293.00 1.405 106.58 274.105
9.5 99.0 106.50 2101.03 2207.53 1.354 100.80 274.054
10.0 87.0 93.00 2023.65 2116.65 1.299 94.77 273.999
10.5 76.0 81.50 1941.39 2022.89 1.243 88.69 273.943
11.0 68.0 72.00 1856.50 1928.50 1.186 82.69 273.886
11.5 59.0 63.50 1771.06 1834.56 1.130 76.87 273.830
12.0 51.0 55.00 1686.01 1741.01 1.074 71.21 273.774
12.5 44.0 47.50 1601.32 1648.82 1.018 65.78 273.718
13.0 38.0 41.00 1517.87 1558.87 0.965 60.62 273.665
13.5 33.0 35.50 1436.43 1471.93 0.912 55.77 273.612
14.0 28.0 30.50 1357.73 1388.23 0.862 51.23 273.562
14.5 24.0 26.00 1281.96 1307.96 0.814 47.00 273.514
15.0 20.0 22.00 1209.29 1231.29 0.768 43.07 273.468
15.5 16.0 18.00 1139.89 1157.89 0.724 39.42 273.424
16.0 13.0 14.50 1073.43 1087.93 0.682 36.04 273.382
16.5 10.0 11.50 1010.11 1021.61 0.642 32.93 273.342
17.0 7.0 8.50 950.06 958.56 0.604 30.07 273.304
Maksimum 441.0 1.519 119.86 274.22

Jadi ;
HWL waduk diperoleh pada + 274,22 meter
Debit banjir tereduksi sebesar 390,10 m3/detik
Debit banjir tereduksi

Debit Inflow

volume banjir
tereduksi
Debit Outflow
B III. DIMENSI TUBUH BENDUNGAN TIPE URUGAN

You might also like