Professional Documents
Culture Documents
4 Januari 2017 CSR
4 Januari 2017 CSR
Abstrak
1. Introduction
Latar belakang penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh corporate social
responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan berdasarkan metode data
sekunder selama
Dalam era global saat ini perusahaan diharuskan menerapkan program CSR pada
recana strategis perusahaan. Untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
operasi perusahaan. Karena semakin besar skala operasi perusahaan semakin besar juga
dampak yang ditimbulkan sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat. mengetahui akibat
dari dampak tersebut sudah seharusnya perusahaan bertanggung jawab terhadap kehidupan
masyarakat. Bentuk pertanggungjawaban tersebut biasa dikenal sebagai CSR Corporate
Social Responsibility
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ditandai dengan munculnya berbagai
perusahaan yang berskala produksi besar dan menyerap banyak tenaga kerja. Bidang-bidang
usaha yang tersedia semakin banyak sehingga lapangan pekerjaan tersedia cukup luas bagi
masyarakat. Harus dipahami, bahwa dalam mengimplementasi usahanya, pihak investor tidak
hanya mementingkan keuntungan semata bagi dirinya sendiri (profit oriented), tetapi juga
harus berkewajiban memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat (Daniri, 2008).
Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan .
aktivitas sosialnya agar masyarakat dapat hidup aman dan tentram. Berdasarkan segi
ekonomi, memang perusahaan diharapkan mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya.
Tetapi di aspek sosial, maka perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung
kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya
(Anggraini, 2006).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rosiliana, Yuniarta, dan Darmawan. Yang meneliti tentang Pengaruh Corporate Sosial
Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan. Yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu yaitu penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Bagaimanapun, kinerja indusri
pertambangan tampaknya akan tetap menjadi sorotan yang menarik perhatian bagi
masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan
kepentingan luas.
Tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya juga terkait dengan budaya
perusahaan (coporate culture) yang ada dipengaruhi oleh etika perusahaan yang
bersangkutan. Budaya perusahaan terbentuk dari para individu sebagai anggota perusahaan
yang bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem dalam perusahaan. Banyak istilah
tentang tanggungjawab perusahaan, dalam perudang-undangan menggunakan tanggungjawab
sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility atau kadangkala orang menyebut
juga dengan business social responsibility atau corporate citizenship atau corporate
responsibility atau business citizenship. Istilah-istilah diatas sama artinya dan sering
digunakan untuk merujuk pengertian CSR. CSR walau masih sangat sedikit tapi sudah diatur
secara tegas di Indonesia, yaitu dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, khusus
untuk perusahaan-perusahaan BUMN. Setelah itu tanggung jawab sosial perusahaan
dicantumkan lagi dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang ini menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini manyatakan kewajiban tersebut
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Selanjutnya ayat (3) menyebutkan perseroan yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dikenai sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang terkait. Kemudian ayat (4) menyatakan
ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah (Marnelly, 2012).
Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam pengertian
sempit. CSR dalam pengertian luas, berkaitan erat dengan tujuan mencapai kegiatan ekonomi
berkelanjutan (sustainable economic activity). Keberlanjutan kegiatan ekonomi bukan hanya
terkait soal tanggungjawab sosial tetapi juga menyangkut akuntabilitas (accountability)
perusahaan terhadap masyarakat dan bangsa serta dunia internasional (Marnelly, 2012).
Teori Signal
Kinerja Keuangan
Sebagian ratio pengukuran kinerja adalah ROA. ROE dan PBV. Return On Equity
untuk pengukuran kinerja diperkuat dalam penelitian Arief dan Yanuar (2009) yang
mengatakan bahwa rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh modal
yang ada, ROE juga merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pemegang saham
untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Return on Asset (ROA) menurut Arief
(2009) adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang
ada. Menurut Sihombing (2008) , Price to Boook Value (PBV) merupakan suatu nilai yang
dapat digunakan untuk membandingkan apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah
dibandingkan dengan saham lainnya. Untuk membandingkannya, kedua perusahaan harus
dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat bisnis yang sama.
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan
tertentu tertentu yang ingin dicapai dalam usaha memenuhi kepentingan para anggotanya.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian
prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Kinerja keuangan merupakan
gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-
alat analisis keuangan sehingga dapatdiketahui baik buruknya kondisi keuangan dan prestasi
keuangan sebuah perusahaan dalam waktu tertentu (Kurnianto, 2011).
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja adalah analisis
rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dikelompokan menjadi 5 jenis berdasarkan
ruang lingkupnya (Harmono, 2009), yaitu :
Rasio Likuiditas rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas terdiri dari: current ratio, quick ratio, cash
ratio dan net working capital.
Rasio Aktivitas rasio ini mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Rasio aktivitas terdiri dari: inventory turnover, TATO (total asetss turnover), dan
cash turnover.
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,
rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan
menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa
yang akan datang. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,
karena return semakinbesar (Husnan, 2013).
Laba Bersih
ROA = x 100
Total Aktiva
Return on equity merupakan alat yang sering digunakan investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Selain itu, return on equity (ROE) juga dapat memberikan gambaran
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on equity (ROE) adalah
salah satu rasio profitabilitas yang membandingkan laba bersih (net income) dengan total
shareholders equity perusahaan (Cheng dan Christiawan, 2011).
Return On Sales adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang
tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga danpajak. Menurut (Munawir,
1997), ROS diduga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait
langsung dengan objek perataan penghasilan. ROS yang rendah menandakan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan yang tertentu.
Menurut (Hanafi, 1995) mengatakan bahwa rumus perhitungan Return On Sales bisa
yaitu :
LabaBersih
ROS
PenjualanBersih
berpengaruh terhadap return saham yang perlu mendapat perhatian secara khusus (dikontrol).
a) Leverage
dalam tingkat leverage. Leverage ini juga mencerminkan tingkat risiko keuangan perusahaan.
Leverage merupakan suatu rasio yang menunjukkan sejauh mana bisnis bergantung
perbandingan total hutang dengan modal sendiri, atau dikenal dengan debt to equity ratio
(DER). Perusahaan dengan tingkat DER (debt to equity ratio) tinggi menunjukkan komposisi
total hutang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) (Pradipta dan Purwaningsih,
2005).
Dalam penelitian ini, variable diukur menggunakan proporsi utang dengan modal
sendiri dalam pendanaan investasinya baik pada model penelitian pertama maupun model
kedua (Dahlia dan Siregar, 2008).
Pengembangan Hipotesis
Banyak literatur yang menegaskan bahwa aktivitas CSR yang tertuang dalam
pengungkapan sosial Perusahaan berpengaruh dan memiliki hubungan dengan kinerja
perusahaan. Dalam penelitian empiris, beberapa peneliti telah mencoba untuk
mengungkapkan hal ini dalam berbagai perspektif yang berbeda.
3. Theory
terdaftar di BEI dalam kurun waktu 2010-2014.Sampel penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel tidak diambil secara acak
melainkan disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditetapkan Variabel dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata,
2003). Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. CSR sebagai variabel independen dan kinerja
keuangan yang diwakili oleh profitabilitas (ROA, ROE, dan ROS) jadi Variabel
dependen yaitu CSR(y1) Variabel Independen yaitu ROA (x1), ROE (x2), ROS (x3).