You are on page 1of 5

2.

4 PENGERTIAN TAKSONOMI PENDIDIKAN

Taksonomi berasal dari bahasa yunani tassein yang berarti untuk


mengklasifikasi, dan nomos yang berarti aturan. Suatu pengkasifikasian atau
pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari
sesuatu, atau prinsip mendasari klasifikasi. Klasifikasi bdang ilmu, kaidah, dan
prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.

A. Arti dan Letak Taksonomi Tujuan Pendidikan


Sejak lahirnya kurikulum PPSP (proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang
kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun1975, telah mulai tertanam kesadaran
para guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar
berlangsung. Jadi, tujuan pendidikan buka sesuatu yang perlu di rahasiankan.Tujuan
pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan yaitu:

1. Tujuan umum pendidikan.


2. Tujuan yang di dasarkan atas tingkalaku (Taksonomi).
3. Tujuan yang lebih jelas yang dapat dirumuskan secara operasional.

B. Hubungan Antara Taksonomi Tujuan Pendidikan dan Evaluasi Hasil Belajar


Sada dasarnya kedua pengerttian ini sama-sama mempunyai tujuan yang sama
dalam dunia pendidikan. Dengan objek yang sama uaitu peserta didik, disini dibahas
tentang bagaimana tujuan pendidikan tercapai dan mengukur hasil akhir belajar
dengan evaluasi. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan
membaginya menjadi tiga ranah, a) ranah kognitif, b) ranah afektif, c) ranah
psikomotorif. Senua ranah ini dilakukan untuk membantu berjalannya kegiatan
belajar mengajar agar tujuan pendidikan yang ditentukan tercapai, begitu pula dengan
evaluasi hasil belajar itu untuk membantu mengukur seberapa mampu peserta didik
menguasai materi yang di ajarkan. Tujuan pengajaran pada intinya adalah
diperolehnya bentuk tingkah laku menjadi lebih baik, yang belum tau jadi lebih
17

banyak tau tentang ilmu pengetahuan melalui belajar yang di sampaikan oleh seorang
pendidik.

1. Pengertian Motivasi
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan
motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intens (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Menurut Woodwort (1955) mengatakan : A motive is a set predisposes the
individual of certain activities and for seeking certain goals. Suatu motif adalah
suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang dapat
menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

1. Pentingnya Motivasi
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar
menimbulkan perubahan mental pada diri peserta didik. Bekerja menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan
motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi
tersebut perlu dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan pendidik dituntut memperkuat
motivasi peserta didik.
Motivasi penting bagi peserta didik dan pendidik. Bagi peserta didik pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut :
Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
Contohnya : Setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan,
dibandingkan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut, ia kurang
18

berhasil menangkap/memahami isi bacaan bab tersebut, maka ia terdorong


untuk ingin membaca lagi.
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan
teman sebaya. Sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa
belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan
berhasil.
Mengarahkan kegiatan belajar. Sebagai ilustrasi, setelah ia mengetahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya,
maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
Membesarkan semangat belajar. Sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan
dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia akan
berusaha untuk cepat lulus.
Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
(disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan. Individu
dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat
berhasil.
Kelima hal tersebut menunjukan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari
oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan,
dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan
pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu
sebagai berikut:
Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tidak bersemangat;
meningkatkan, bila siswa tak semangat; meningkatkan, bila semangat
belajarnya timbul tenggelam; memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk
mencapai tujuan belajar. Dlam hal ini, hadiah dan pujian, dorongan atau
pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam;
ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang
19

bermain, disamping yang bersemangat untuk belajar. Diantara yang


bersemangat belajar, ada yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan bermacam
ragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan
bermacam-macam strategi mengajar belajar.
Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-
macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi,
penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran pedagonis tersebut sudah
barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.
Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagonis. Tugas guru
adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan
profesionalnya justru terlatak pada mengubah siswa tak berminat menjadi
siswa yang bersemangat belajar. mengubah siswa cerdas yang acuh tak acuh
menjadi bersemangat belajar.

2. Sifat Motivasi
Dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan antara motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu. Jadi
yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, siswa belajar karena didorong oleh
keinginannya sendiri menambah ilmu pengetahuan; atau seseorang berolahraga tenis
karena ia mencintai olahraga tersebut.

Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri individu. Jadi yang
dimaksud motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Misalkan, siswa belajar dengan penuh semangat karena
ingin mendapat nilai yang bagus; seseorang berolahraga karena ingin menjadi juara
dalam suatu turnamen.
20

Pandangan Maslow dan Rogers yang mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasikan
diri. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasikan diri. Ciri- ciri
tersebut diantaranya :

1. Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya dan


terbatas untuk subjektivitas
2. Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar
3. Berperilaku spontan, sederhana dan wajar
4. Terpusat pada masalah atau tugasnya
5. Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi
6. Memiliki kebebasan atau kemandirian yang tinggi terhadap lingkungan dan
kebudayaannya; ia mampu mendisiplinkan dirinya, aktif, dan bertanggung
jawab atas dirinya. Penghormatan berlebihan, pemberian status, popularitas
dianggap kurang penting dibandingkan dengan perkembangan diri
7. Dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah
8. Dapat mengalami pengalaman puncak, seperti terwujud dalam kreativitas,
penemuan, kegiatan intelektual atau kegiatan persahabatan
9. Memiliki rasa ketertararikan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi
10. Dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar
11. Memiliki watak terbuka dan bebas berprasangka
12. Memiliki standar kesusilaan yang tinggi
13. Memiliki rasa humor terpelajar
14. Memiliki treativitas dalam bidang kehidupan seperti dalam pengetahuan,
kesenian atau keterampilan hidup tertentu
15. Memiliki otonomi tinggi.

You might also like