Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH:
N 111 12 043
1
PEMBIMBING:
RSD MADANI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Tontoan Luwuk
Pekerjaan :-
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Kawin
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : S1
2
Pekerjaan : PNS
Tanggal Pemeriksaan : 23 Januari 2017
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Salak Rumah Sakit Daerah Madani Palu
Tanggal Masuk RS : 19 Januari 2017 (27 kalinya)
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis dan Heteroanamnesis (Tn.Suryanto, kakak pasien)
1. Keluhan utama
Mengamuk
3
Pasien juga stress kedua orangtuanya berpisah (broken-home)
sejak usia 4 tahun. Sejak itu pasien tinggal bersama ayah kandung dan
ibu tiri,hubungan pasien dengan mereka kurang baik terutama ibu tiri.
Sejak SMA kelas 1, pasien mulai mengonsumsi alcohol dengan
kemauan sendiri, berteman sama konsumen. Terakhir minum tahun
1992.
Pasien memiliki riwayat kecelakaan atau trauma kepala, yang
mengakibatkan perdarahan dengan 18 jahitan. Pasien lupa waktu
kejadian kecelakaan tersebut.
Tahun 1992, pasien pertama kali masuk di RS Madani, dibawa
oleh kakak dan adiknya, pasien tidak tahu alasan dibawa. Pasien ke 27
kali masuk karena sering putus obat.
Pada tahun 2002, ayah pasien meninggal dan pasien juga merasa
sedih. Pada tahun yang sama, pasien ditahan di Manado sebagai DPO
ditahan 2 minggu kemudian kabur ke Gorontalo.
Dari allo-anamnesis dari saudara pasien, pasien merupakan
orang yang mudah sensitif dan marah. Pasien suka keluar malam
sendiri tanpa tujuan. Pasien sering mengamuk dan menhancurkan
barang-barang. Pasien juga sering mendengar hal yang tidak baik.
Namun, pasien merupakan orang yang periang dan banyak bicara.
Pasien bukan orang yang suka mengurung diri jika sedang depresi,
melainkan keluar dan mencari kesibukan (hiperaktivitas).
3. Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
4
3. Masalah pribadi, yaitu pasien merupakan mantan
pengguna alcohol.
5. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat
penyakit/gangguan sebelumnya.
Pasien pernah mengalami kecelakaan, menyebabkan kepala
pasien berdarah dengan 18 jahitan. Pasien MRS Madani dengan
gangguan yang sama untuk yang ke 27 kalinya.
5
Orangtua pasien berpisah sejak pasien berusia 4 tahun,
kemudian pasien tinggal dengan ayah kandung dan ibu tiri serta
saudara-saudara kandungnya. Pasien tidak mendapatkan kasih-
sayang di keluarga yang sekarang. Pasien sering disiksa dan
dicambuk oleh ibu tiri. Pasien merasa tidak betah di rumah.
6
Pasien menikah pada tahun 2001 dan tidak memiliki anak.
Hubungan dengan istri, pasien mengaku baik-baik saja. Namun,
pasien belum memiliki anak. Namun, hal tersebut tidak membuat
pasien merasa sedih.
8. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien anak kedua 4 dari 8 bersaudara.Memilik 6 saudara
kandung dan 2 saudara tiri. Hubungan, kasih sayang, dan komunikasi
antara pasien dengan ibu, ayah dan saudara kurang baik. Pasien
mengaku menyayangi keluarganya. Tidak terdapat gangguan serupa
dari keluarga pasien.
9. Situasi Sekarang
Pasien tinggal di rumah sakit dan meninggalkan istri.
7
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Tampak seorang laki-laki memakai kaos oblong berwarna
biru muda, memakai celana panjang berwarna hitam. Postur
tinggi badan pasien sekitar 150 cm, rambut lurus, warna kulit
cokelat, tampakan wajah pasien sesuai dengan umurnya.
Perawatan diri baik.
2. Kesadaran: Komposmentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Baik
4. Pembicaraan: spontan, banyak bicara, intonasi sedang,
perbendaharaan kata baik
5. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : hipertimia
2. Afek : tidak serasi
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Daya ingat
o Jangka Pendek : baik
o Segera (immediate memory) : baik
o Jangka Panjang : baik
Pikiran abstrak : baik
Bakat kreatif : tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri: baik
D. Gangguan Persepsi
8
Halusinasi : Auditorik, berupa
mendengar suara-suara berbicara
kepadanya menyuruh pasien membunuh
diri.
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran :
1. Produktivitas: cukup
2. Kontinuitas pikiran: flight of ideas
3. Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi Pikiran
1. Preokupasi: tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian impuls
Baik
G. Daya nilai
Norma sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian Realitas : terganggu
H. Tilikan (insight)
Derajat 5: pasien menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
o Status neurologis:
GCS: E4M6V5
N /N
Pemeriksaan Motorik dan Sensorik: N /N
10
Tahun 1992, pasien pertama kali masuk di RS Madani, dibawa oleh kakak dan
adiknya, pasien tidak tahu alasan dibawa. Pasien ke 27 kali masuk karena
sering putus obat.
Pasien bekerja sebagai guru awal mulanya di SMP Balantak pada tahun 1995.
Hingga saat ini, pasien masih menjad guru dan hubungan pasien dan murid-
murid sera guru lainnya cukup baik. Namun, beberapa guru mengucilkan
pasien karena kelainan jiwa yang dialami pasien.
Dari allo-anamnesis dari saudara pasien, pasien merupakan orang yang mudah
sensitif dan marah. Pasien suka keluar malam sendiri tanpa tujuan. Pasien
sering mengamuk dan menhancurkan barang-barang. Pasien juga sering
mendengar hal yang tidak baik. Namun, pasien merupakan orang yang
periang dan banyak bicara. Pasien bukan orang yang suka mengurung diri
jika sedang depresi, melainkan keluar dan mencari kesibukan
(hiperaktivitas).
11
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna berupa mengamuk. Keadaan ini akan
menimbulkan distress dan disabilitas dalam pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang, yaitu pasien menderita sulit tidur dan
berhenti untuk bekerja sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami Gangguan Jiwa.
Pada pasien ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita
ataupun gejala psikotik positif, seperti halusinasi auditorik pada
pasien sehingga didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna
dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang
mengindikasi gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan
fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
pasien ini, sehingga diagnosa gangguan mental organik dapat
disingkirkan dan didiagnosa Gangguan Jiwa Psikotik Non
Organik.
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan psikotik karena memenuhi kriteria
diagnosa untuk Gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0)
berdasarkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif yang
menonjol pada saat yang bersamaan.
Aksis II
Ciri Kepribadian Emosional Tak Stabil
Aksis III
Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan gangguan
organik.
Aksis IV
12
Masalah dengan primary support group (keluarga) dan
masalah pekerjaan
Aksis V
GAF scale 60-51 (Gejala sedang [moderate], disabilitas sedang).
13
Psikoterapi suportif
o Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan lingkungan
sekitar pasien sehingga tercipta dukungan sosial dengan
lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.
X. PEMBAHASAN
Gejala sasaran sindrom mania terjadi dalam jangka waktu paling
sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat keadaan afek (mood,
suasana perasaan) yang meningkat ekspresi atau iritable. Gejala tersebut
disertai paling sedikit 4 gejala tersebut:
1. Peningkatan aktivitas (ditempat kerja , dalam hubungan sosial atau
seksual) atau ketidak tenangan fisik
2. Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk
pikirannya sedang berlomba.
3. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan subjektif bahwa
pikirannya sedang berlomba.
4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat bertaraf
sampai waham/delusi)
5. Berkurangnya kebutuhan untuk tidur
6. Muda teralih perhatian , yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik
kepada stimulus luar yang penting atau yang tak berarti.
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan
[1]
kegiatan rutin.
14
Pada pasien ini dapat ditemukan adanya peningkatan aktivitas
(ketidak tenangan fisik), berbicara terus menerus, lompat gagasan, dan
berkurangnya waktu tidur. Dalam hal ini pasien telah memenuhi sindrom
mania.
16
DAFTAR PUSTAKA
17