You are on page 1of 30

1

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Khairun

STUDI HUBUNGAN MATEMATIS KECEPATAN, KEPADATAN DAN VOLUME LALU


LINTAS MENGGUNAKAN MODEL GREENSHIELDS DAN MODEL GREENBERG
Ambo Ufe S. Hasan Dr. Abdul Gaus, ST.,MT. M. Taufiq,Yuda Saputra, ST.,MT.
NPM:072312014 NIP:197805022003121004 NIP:197507152005011002
Mahasiswa Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

ABSTRAK

Transportasi diartikan sebagai kegiatan mengangkut dan memindahkan muatan (barang dan
orang/manusia) dari suatu tempat (tempat asal) ke tempat lainnya (tempat tujuan). Perjalanan mengangkut
muatan dari tempat asal (orogin) ke tempat tujuan (destination) disebut Orogin Destination Travel. Prasarana
transportasi yang disediakan dan sarana transportasi yang dioperasikan akan membentuk pelayanan
transportasi, yang ke-semuanya harus diatur, ditata, dikelola, dibina, dan dikembangkan dengan menerapkan
kebijakan dan peraturan perundangan dibidang transportasi, agar tercapai keterpaduan kesinambungan
pelayanan transportasi dalam rangka mewujudkan sistem transportasi (nasional) yang efektif dan efeisien.
Kota Ternate merupakan salah satu kota yang memiliki volume kendaraan yang cukup tinggi dibandingkan
dengan kota-kota lainya di Indonesia, terutama pada musim sekolah, dimana ruas jalan raya ini menuju ke
sekolah, kampus, dan kantor yang mimiliki ribuan siswa, mahasiswa dan pegawai kantor lainnya. Serta adanya
deretan-deretan pertokoan lainnya di Kota Ternate.
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan gabungan dari survey lapangan secara langsung dan studi
literatur (kepustakaan) yang berhubungan/berkaitan dengan analisis dampak lalu lintas. Hasil akhir suatu
penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan pada penelitian tersebut. Pengambilan data meliputi
Data Primer (data kecepatan lalu lintas, geometrik ruas serta jumlah dan jenis kendaaan) dan data Sekunder
(pertumbuhan penduduk, pertumbuhan lalu lintas dan kepemilikan kendaraan)
Untuk model greenshields diperoleh model matematis :
Hubungan Kecepatan-Kepadatan : S = 80,282 0,892.D
Hubungan Volume-Kepadatan : V = 80,282.D 0,892.D
Hubungan Volume-Kecepatan : V = 90,002.S 1,121S
Untuk model greenberg diperoleh model matematis :
Hubungan Kecepatan-Kepadatan : S = 178,065 36,791.Ln(D)
Hubungan Volume-Kepadatan : V = 178,065.D 36,791.D.Ln(D)
Hubungan Volume-Kecepatan : V = 126,458.S.exp(-0,0272.S)
Berdasarkan point (a) dan hasil validaasi/pengujian model dapat disimpulkan bahwa model matematis yang
baik dan mendekati kenyataan untuk ruas jalan Arnol Mononutu adalah dengan menggunakan model
Greenshields.
Kata Kunci : Volume, Kecepatan, Kepadatan, Greenshields, Greenberg

PENDAHULUAN
Transportasi diartikan sebagai kegiatan mengangkut dan memindahkan muatan (barang
dan orang/manusia) dari suatu tempat (tempat asal) ke tempat lainnya (tempat tujuan).
Perjalanan mengangkut muatan dari tempat asal (orogin) ke tempat tujuan (destination) disebut
Orogin Destination Travel. Permasalahan transportasi di pekotaan tersebut timbul terutama
2

disebabkan karena tinnginya tingakat urbanisasi, pertumbuhan jumlah kendaraan tidak


sebanding dengan pertumbuhan prasarana transportasi. Serta populasi dan pergerakan yang
meningkat denag pesat setiap harinya. Untuk itu, informasi mengenai pergerakan arus lalu lintas
sangat penting untuk diketahui di daerah perkotaan. Kota Ternate merupakan salah satu kota
yang memiliki volume kendaraan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kota-kota lainya di
Indonesia, terutama pada musim sekolah, dimana ruas jalan raya ini menuju ke sekolah,
kampus, dan kantor yang mimiliki ribuan siswa, mahasiswa dan pegawai kantor lainnya. Serta
adanya deretan-deretan pertokoan lainnya di Kota Ternate. Rumusan masalah pada penelitian
ini adalah :
a. Bagaimana bentuk model matematis dari karakteristik ruas jalan tersebut dengan
menggunakan Model Greenshield dan Model Greenberg ?
b. Model manakah yang paling optimum yang dapat menggambarkan kondisi riil dari
karakteristik ruas jalan tersebut ?

Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Mencari model matematis antara Kecepata-Kepadatan, Volume-Kecepatan, dan Volume-
Kepadatan di ruas jalan tersebut.
b. Menentukan model yang paling optimum diantara Model Greenshield dan Model
Greenberg.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Transportasi
Sistem transportasi terdiri dar fasilitas tetap, besaran arus, dan sistem pengatur yang
memungkinkan orang dan barang untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain secara efisien
dalam hal tepat waktu untuk aktifitas yang diinginkan.

ITE (Institute of Transportation Engineer) mendefinisikan Rekayasa Transportasi sebagai


penerapan prinsip teknologi dan ilmu murni pada perencanaan, perancangan, operasional, dan
pengelolaan fasilitas untuk setiap moda transportasi, sehingga dapat memberikan keselamatan,
kecepatan, kenyamanan, ketepatan, ekonomis, dan bersahabat dengan lingkungan bagi pergerakan
orang dan barang.

Sistem Lalu Lintas


Sistem lalu lintas dapat dikatakan terdiri dari tiga komponen yaitu jalan, manusia, dan
kendaraan. Seperti ahli struktur tidak dapat merancang suatu struktur tanpa mengetahui letak beban
dan perilaku elemen struktur dibawah beban tersebut, maka ahli lalu lintas juga memerlukan
3

pengetahuan tentang beban (arus lalu lintas) dan elemen (manusia dan kendaraan). Untuk
mengoperasikan tanpa gagal, ketiga komponen yaitu jalan , manusia, dan kendaraan harus sangat
sesuai. Dalam kenyataan sehari-hari hal ini tidak pernah terjadi, akibatnya sistem lalu lintas jalan
sering kali gagal. Kecelakaan jalan, kemacetan dan gangguan lalu lintas merupakan contoh
kegagalan sistem dan hampir semua kasus diakibatkan dari ketidak sesuaian antar ketiga komponen
, atau antar satu komponen dan lingkungan dimana sistem beroperasi.
Komponen-komponen jalan
Jalan mempunyai empat fungsi, diantaranya :
1. Melayani kendaraan yang bergerak
2. Melayani kendaraan parkir
3. Melayani pejalan kaki dan kendaraan tak bermotor
4. Memungkinkan pengembangan dan akses ke daerah pemilikan.

Suatu jalan memungkinkan hanya melayani satu fungsi misalnya jalan bebas hambatan
hanya kendaraan bergerak, hampir semua jalan melayani dua atau tiga fungsi diatas. Seringkali
fungsi-fungsi ini tidak konsisten, misalnya jalan yang melayani arus lalu lintas tinggi tidak sesuai bagi
pejalan kaki, atau tidak aman untuk menyediakan akses.

Karakteristik Arus Lalu Lintas


Karakteristik lalu lintaas terjadi karena adanya interaksi antara pengendara dan kendraan
dengan jalan lingkungannnya. Pada saat ini pembahasan tentang arus lalu lintas dikosentrasikan
pada variabel-variabel arus (flow,volume), kecepatan (speed), dan kerapatan (density). Ketiga
komponen itu termasuk pembahasan arus lalu lintas dalam skala makroskopik.
Pembahasan tersebut telah mengalami perkembangan dari konsep awalnya yakni bahwa
elemen utama dari arus lalu lintas adalah komposisis atau karakteristik volume, asal tujuan, kualitas,
dan biaya. Pergeseran tersebut terjadi karena saat ini arus lalu lintas pada dasarnya hanya
menggambarkan berapa banyak jenis kendaraan yang bergerak.
a. Arus (flow) dan Volume
Arus lalu lintas (volume,flow) adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada penggal
jalan tertentu, pada periode waktu tertentu, diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu
tertentu. Sedangkan volume adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu arus jalan pada periode
waktu tertentu diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu.
b. Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter utama kedua yang menjelaskan keadaan arus lalu lintas di
jalan, kecepatan dapat didefinisikan sebagai gerak dari kendaraan dalam jarak per satuan waktu.
a. Kerapatan/Kepadatan
4

Kerapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan
atau jalur, secara umum dapat diekspresikan dalam kendaraan per mil (vnp) atau per mil per lane
(vpmpl).

Hubungan Volume, Kecepatan dan Kepadatan


Aliran lalu lintas pada suatu ruas jalan raya terdapat 3 (tiga) variabel utama yang digunakan
untuk mengetahui karakterisrik arus lalu lintas, yaitu :
1. Volume (flow), yaitu jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjau tertentu pada suatu ruas
jalan per satuan waktu tertentu.
2. Kecepatan (speed), yaitu jarak yang dapat di tempuh suatu kendaraan pada arus jalan per
satuan waktu.
3. Kepadatan (density), yaitu jumlah kendaraan per satuan panjang jalan tertentu.
Variabel-variabel tersebut memiliki hubungan antara satu dengan lainnya. Hubungan antara
voume, kecepatan dan kepadatan antara lain :
a. Hubungan volume Kecepatan
Hubungan mendasar antara volume dan kecepatan adalah dengan bertambahnya volume
lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangnya akan berkurang sampai kepadatan kritis
(volume maksimum) tercapai.
b. Hubungan Kecepatan Kepadatan
Kecapatan akan menurun apabila kepadatan bertambah. Kecepatan arus bebas akan
terjadi apabila kepadatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol
maka akan terjadi kemacetan (jam density).
c. Hubungan Volume - Kepadatan
Volume maksimum (Vm) terjadi pada saat kepadatan mencapai titik Dm (kapasitas
jalur jalan sudah tercapai). Setelah mancapai titik ini volume akan menurun walaupun
kepadatan bertambah sampai terjadi kemacetan.
Hubungan matematis antara kecepatan, arus, dan kepadatan dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut :
V=DxS .................... (1)

Dimana :
V = Arus lalu lintas (smp/jam)
D = Kepadatan (kend/km)

S = Kecepatan (km/jam)
5

Gambar Hubungan antara arus, kecepatan, dan kepadatan


Hubungan matematis antar parameter tersebut dapat juga dijelaskan dengan menggunakan
Gambar yang memperlihatkan bentuk umum hubungan matematis antara Kecepatan-Kepadatan (S-
D), Arus-Kepadatan (V-D), dan Arus-Kecepatan (V-S).
Dimana :
Vmax = Kapasitas atau volume maksimum
Sm = Kecapatan pada kondisi voume lalu lintas maksimum
Dm = Kepadatan pada kondisi volume lalu lintas maksimum
Sff = Kecepatan pada kondisi volume lalu lintas sangat rendah
Dj = Kepadatan kondisi volume lalu lintas macet total

Model Hubungan Volume, Kecepatan dan Kepadatan


Model Greenshields
Greenshields merumuskan bahwa hubungan matematis antara Kecepatan-Kepadatan
diasumsikan linear (Ofyar Tamrin, 2002), seperti yang dinyatakan dalam persamaan berikut :
Sff
S=Sff .D ....................
Dj

(2)
Dimana :
S = Kecepatan (km/jam)
Sff = Kecepatan pada saat kondisi arus lalu lintas sangan rendah atau pada kondisi
kepadatan mendekati nol atau kecepatan mendekati nol atau kecepatan arus
bebas (km/jam)
Dj = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas macet total (kend/km)
Hubungan matematis antara Arus-Kepadatan dapat diturunkan dengan menggunakan
persamaan dasar (1), dan selanjutnya memasukan persamaan (2) ke persamaan (1), maka
bias diturunkan persamaan sebagai berikut :
6

V
S= ....................
D

(3)
V Sff
Sff .D
D Dj

.................... (4)
Sff
V =D . Sff .D .................
Dj

... (5)
Persamaan (5) adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara Arus-
Kepadatan. Kondisi arus maksimum (Vm) bisa didapat pada saat arus D = Dm. Nilai D = Dm bisa
didapat melalui persamaan.
Hubungan matematis antara Arus-Kecepatan dapat diturunkan dengan menggunakan
persamaan dasar (1), dan dengan memasukan ke dalam persamaan (6) ke persamaan (2),
maka bisa diturunkan melalui persamaan berikut :
V
D= ..
S

(6)

Sff V
S Sff . ..
Dj S

(7)

Sff V
. Sff S ..
Dj S

(8)

Dj
V Dj . S .S ..
Sff

(9)

Persamaan (9) adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara Arus-
Kecepatan. Kondisi arus maksimum :
7

Dj . Sff
Vm = 4 ..

(10)
Kondisi kepadatan maksimum (Dm) didapat dengan persamaan :
Dj
Dm = 2 ..

(11)
Kondisi kecepatan pada saat arus maksimum (Sm) didapat persamaan :
Sff
Sm = 2 ..

(12)
Tabel Persamaan Model Greenshields

Hubungan Persamaaan Yang Hubungan Persamaaan Yang


Dihasilkan Dihasilkan
Kecepatan Kepadatan Sff
S=Sff .D
(S-D) Dj Dj . Sff
Vm Vm = 4
Volume Kepadatan (V- Sff Sff
V =D . Sff .D Sm Sm =
D) Dj 2
Volume Kecepatan V Dj
(V-S) Dm = 2
Dj Dm
Dj . S .S
Sff
(Sumber : Ofyar Z Tamrin, Perencanaan, Pemodelan, dan Reakayasa Transportasi Hal-705)
Model Greenberg
Greenberg mengasumsikan bahwa hubungan matematis antara Kecepatan-
Kepadatan bukan merupakan fungsi linear melainkan fungsi logaritmik (Ofyar Tamrin,2002).
D = C . ebs ..(13)

Dimana C dan b bukan konstanta.


Jika persamaan (13) dinyatakan dalam bentuk logaritma natural, maka persamaan
(13) dapat dinyatakan kembali sebagai persamaan (14), sehingga hubungan matematis antara
Kecepatan-Kepadatan selanjutnya dinyatakan dalam persamaan :
Ln.D = Ln.C - bS ..(14)
8

bS = Ln.C - Ln.D ..(15)

ln .C ln . D
S =
..
b b

(16)

Hubungan matematis antara Arus-Kepadatan dapat diturunkan dengan menggunakan


persamaan dasar (1), dan dengan memasangkan persamaan (3) kepersamaan (16), maka bisa
diturunkan persamaan berikut :
V ln. C ln. D
..
D b b

(17)

D . ln .C D. ln . D
V
..
b b

(18)
Persamaan (18) adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara
Arus-Kepadatan.
Hubungan matematis antara Arus-Kecepatan dapat diturunkan dengan menggunakan
persamaan dasar (1), dan dengan selanjutnya dengan merusmuskan persamaan (6) ke
persamaan (16), maka bisa diturunkan persamaan berikut :
V
S = C . e-bS ..

(19)
V = S . C . e-bS ..(20)
Persamaan (20) adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara
Arus-Kecepatan (Kapasitas).
Model Greenberg tidak valid untuk kepadatan yang kecil, D = (mendekati nol), S =
. Kondisi kepadatan maksimum (Dm) didapat dengan persamaan :
Dm = eLn C 1 ..(21)
Kondisi kecepatan pada saat arus maksimum (Sm) didapat dengan persamaan :
9

1
Sm = b ..

(22)

Dengan memasukan persamaan (22) ke persamaan (20), maka nilai Vm bisa didapat seperti
terlihat dalam persamaan :

1
Vm = b . C.e-1 (23)

C
Vm = be .

(24)

Tabel Persamaan Model Greenberg


Persamaaan Yang Hubungan Persamaaan
Hubungan Dihasilkan Yang Dihasilkan
Kecepatan Kepadatan ln .C ln . D C
S =
Vm Vm =
(S-D) b b be
Volume Kepadatan (V- V
D) 1
D . ln .C D. ln . D Sm Sm = b

b b
Volume Kecepatan
V = S . C . e-bS Dm Dm = eLn C 1
(V-S)

(Sumber : Ofyar Z Tamrin, Perencanaan, Pemodelan, dan Reakayasa Transportasi Hal-715)

Kapasitas
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah
kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama 1
(satu) jam, Dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat dicapai. Besarnya
kapasitas jalan dapat dijabarkan sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (25)
Dimana :
C = Kapasitas ruas jalan (SMP/Jam)
10

Co = Kapasitas dasar
FCw = Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping

FCcs = Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.

Analisa Regresi Linear

Analisa Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji
sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel
Akibatnya. Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan
Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan Response.
Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga
merupakan salah satu Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan
peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh Predictor.
1. Manfaat Dari Analisis Regresi Sederhana
Salah satu kegunaan dari regresi adalah untuk memprediksi atau meramalkan nilai suatu
variabel, misalnya kita dapat meramalkan konsumsi masa depan pada tingkat pendapatan
tertentu. Selain itu analisis regresi sederhana juga digunakan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel yang sedang diteliti saling berhubungan. Dimana keadaan satu variabel membutuhkan
adanya variabel yang lain dan sejauh mana pengaruhnya, serta dapat mengestimasi tentang nilai
suatu variabel. Hal ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi ideal suatu variabel jika
variabel yang lain diketahui.
2. Koefisien Determinasi
11

Koefisien determinasi dilambangkan dengan r2, merupakan kuadrat dari koefisien korelasi.
Koefisien ini dapat digunakan untuk menganalisis apakah variabel yang diduga / diramal (Y)
dipengaruhi oleh variabel (X) atau seberapa variabel independen (bebas) mempengaruhi variabel
dependen (tak bebas).

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan gabungan dari survey lapangan secara
langsung dan studi literatur (kepustakaan) yang berhubungan/berkaitan dengan analisis dampak lalu
lintas.
Hasil akhir suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan pada penelitian
tersebut. Penelitian dapat berjalan dengan sistimatis dan lancar serta mencapai tujuan yang
diinginkan tidak terlepas dari metode penelitian yang disesuaikan dengan jenis penelitian
Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di salah satu ruas jalan Arnol Mononutu yang berada di Kelurahan Tanah
Raja, Kota Ternate Tengah. Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 04 April 2016 yaitu dari hari
senin. Untuk pengambilan data dalam satu hari diambil selama 10 jam yaitu pada pukul 07:00 Pagi
sampai dengan 17:00 Sore.
Metode Pengumpulan Data
Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengambilan data secara lengkap, diperlukan survey pendahuluan. Kegiatan
yang dilakukan pada survey pendahuluan ini adalah :
1) Menetapkan lokasi penelitian
2) Menetapkan pilihan metode didasarkan yang hendak digunakan.
3) Menaksir keadaan atau mutu data yang akan diambil.
4) Menentukan ukuran sampel yang akan diambil.
5) Menentukan pembagian periode pengamatan/observasi yang dipandang penting.

Peralatan Penelitian
Peralatan-peralatan yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1) Alat Tulis (kertas tabel, pulpen, pensil)
2) Stopwach
3) Meter
4) Kamera Digital
Langkah Pengambilan Data
Berdasarkan pengamatan pada survey pendahuluan sebelumnya, berikut ini adalah langkah
pengambilan data dilapangan :
12

a. Survey Geometrik Jalan


Survey geometrik jalan bertujuan untuk mengetahui lebar jalan. Survey geometrik jalan
dilakukan dengan cara mengukur langsung lebar jalan dan lebar trotoar dengan menggunakan rol
meter.
b. Volume lalu lintas
Dalam pengambilan data volume lalu lintas terlebih dahulu penggolongan jenis kendaraan
dibagi atas empat kategori, yaitu : (a) Heavy Vehicle (HV) yaitu Truk dan bus, (b) Light Vehicle (LV)
yaitu (mobil penumpang, minibus, pick-up,truk kecil, jeep), (c) Motor Cycle (MC) yaitu (sepeda
motor), dan Umum (Sepeda dan gerobak). Periode/interval pengambilan data dilapangan yaitu
setiap 15 menit.

Data Penelitian
Data-data yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut antara lain:
a. Data primer, yaitu :
- Data kecepatan lalu lintas
- Geometrik Jalan, ruas jalan yang di tinjau sepanjang 200 m dan lebar jalan 11 m.
- Jumlah dan Jenis Kendaraan
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari tempat penelitian tersebut, baik itu dari kantor kelurahan ataupun
badan instansi lain yaitu pertumbuhan penduduk, pertumbuhan lalu lintas, dan data kepemilikan
kendaraan.

Teknik Analisa Data


Hubungan antara ketiga variabel tersebut diatas disusun berdasarkan data arus lalu lintas
dan kecepatan kendaraan yang diambil tiap periode 15 menit dan selanjutnya nilai kepadatan dapat
dicari dengan persamaan dasar V = D x S. Hubungan antara arus (V), kepadatan (D) dan kecepatan
(S), dianalisis dengan menggunakan model Greenshields dan Model Greenberg kemudian dilakukan
perbandingan dari kedua model tersebut.
Bagan Alir Penelitian
13

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Primer

Pengambilan data volume lalu lintas dibagi atas 4 kelompok yaitu kendaraan ringan (LV), Kendaraan
berat (HV), sepeda motor (MC) dan umum (sepeda dan gerobak). Dan pengambilan data kecepatan
lalu lintas diambil ruas jalan sepanjang 200 m.
Tabel Rekapitulasi jumlah volume lalu lintas kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda motor
dan umum arah Selatan-Utara dan Utara-Selatan
14

Tabel Data Kecepatan Lalu Lintas Kendaraan Berat, Kendaraan Ringan dan Sepeda Motor
15

Hubungan matematis antara kecpatan, kepadatan, dan volume lalu lintas menggunakan
model Greenshields
Tabel Data Kecepatan, Kepadatan, dan volume lalu lintas model Greenshields
16

Greenshields mengemukakan bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan adalah berbentuk

fungsi linear dengan persamaan :

Sff
S=Sff .D (Persamaan 2)
Dj

Untuk mendapatkan nilai Sff dan Dj maka persamaannnya diubah menjadi persamaan linear
Y = A + Bx S = A + B.D dengan :

S =Y
Sff =A
Sff
B =- Dj

X = D
Untuk mencari nilai koefisien A dan B dilakukan perhitungan dengan rumus :

Xi
Xi
N


i=1

( )
B = N
N .
i=1
N N N

( Xi . Yi ) Xi . Yi
N . i=1 i=1 i=1

Dimana :
N = 37
Xi.Yi = 59997,3 smp/jam
Xi = 1719,74 smp/km
Yi = 1436,861 km/jam
Xi = 87543,43
Sehingga didapatkan nilai B = - 0,892
17

A = - B.
Dimana :
= 38,83 km/jam
= 46,48 smp/km
B = - 0,892
Sehingga didapatkan nilai A = 80,282 km/jam
Jadi, dihasilkan nilai A = Sff = 80,282 km/jam

A
Nilai Dj = - B

80,282
= - 0,892 = 90,002 smp/km

Dengan menggunakan nilai Sff dan Dj, maka dapat ditentukan hubungan matematis antara
parameter sebagai berikut :

-Hubungan matematis antara Kecepatan (S) Kepadatan (D)

Dengan menggunakan persamaan (2) dapat dihitung hubungan kecepatan-kepadatan seperti berikut
:
Sff
S=Sff .D
Dj

S = A + B.D
80,282
S = 80,282 -
.
90,002 D

S = 80,282 0,892.D ...........................(26)


-Hubungan matematis antara Volume (V) Kepadatan (D)

Dengan menggunakan persamaan (5) dapat dihitung hubungan antara volume-kepadatan seperti
dibawah ini :

Sff
V =D . Sff .D
Dj
18

80,282
V = 80,282.D
. D
90,002

V = 80,282.D 0,892.D2 .......................(27)

-Hubungan matematis antara Volume (V) Kecepatan (S)

Dengan menggunakan persamaan (9) dapat dihitung hubungan volume-kecepatan seperti dibawah
ini :

Dj
V Dj . S .S
Sff

90,002
V = 90,002.S
. S
80,282

V = 90,002.S 1,121.S ...........................(28)

Volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (10), yaitu seperti dibawah ini :

Dj . Sff 90,002 x 80,282


Vm = 4 = 4

Vm = 1806,385 1807 smp/jam

Kepadatan maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (11), yaitu seperti dibawah
ini :

Dj 90,002
Dm = 2 = 2

Dm = 45,001 46 smp/km
Kecepatan saat volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (12), yaitu
seperti dibawah ini :

Sff 80,282
Sm = 2 = 2

Sm = 40,141 41 km/jam
19

Hubungan Matematis Antara Kecpatan, Kepadatan, Dan Volume Lalu Lintas Menggunakan
Model Greenberg
Tabel Data Kecepatan, Kepadatan, dan volume lalu lintas model Greenberg

Greenberg mengemukakan suatu hipotesa bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan
berbentuk logaritma, dengan persamaan :

ln .C ln . D
S =
(Persamaan 16).
b b
20

Dengan melakukan transformasi linear persamaan (16) dapat disederhanakan dengan persamaan
linear Y = A + BX

Dengan mengetahui beberapa set data kecepatan(Si) dan kepadatan (Di) yang bisa didapat dari
hasil survey kecepatan (S) dan nilai kepadatan (D) arus lalu lintas pada tabel 4.8, maka dengan
mengasumsikan analisa regresi-linear (persamaan A dan B), parameter A dan B dapat dihitung dan
dihasilkan beberapa nilai berikut :
lnC 1 1
A = b dan B = b sehingga,akhirnya didapat nilai b = - B dan nilai c =

A
B
e

Untuk mencari nilai koefisien A dan B dilakukan perhitungan dengan rumus :


Xi
Xi
N


i=1

( )
B = N
N .
i=1
N N N

( Xi . Yi ) Xi . Yi
i=1 i=1 i=1
N.

Dimana :
N = 37
Xi.Yi = 5278,090 smp/jam
Xi = 140,023 smp/km
Yi = 1436,8606 km/jam
Xi = 534,243

Sehingga didapatkan nilai B = - 36,791


A = - B.
Dimana :
= 38,83 km/jam
= 3,78 smp/km
21

B = - 36,791
Sehingga didapatkan nilai A = 178,065
Selanjutnya, dengan menggunakan nilai A = 178,065 dan B = -36,791. Dihasilkan nilai b = -

1 178,065

36,791 = 0,0272 dan c = e 36,791 = 126,458

Dengan menggunakan nilai b dan c, maka dapat ditentukan hubungan matematis antara parameter
sebagai berikut :
-Hubungan matematis antara Kecepatan (S) Kepadatan (D)
Dengan menggunakan persamaan (16) dapat dihitung hubungan kecepatan-kepadatan seperti
berikut :

ln .C ln . D
S =

b b

ln.126,458 ln . D
S =

0,0272 0,0272

S = 178,065 36,791.Ln(D) ......................(29)


-Hubungan matematis antara Volume (V) Kepadatan (D)
Dengan menggunakan persamaan (18) dapat dihitung hubungan antara volume-kepadatan seperti
dibawah ini :
D . ln .C D . ln . D
V

b b

D . ln .126,458 D . ln . D
V

0,0272 0,0272

V = 178,065.D 36,791.D.Ln(D) ........................(30)


- Hubungan matematis antara Volume (V) Kecepatan (S)
Dengan menggunakan persamaan (20) dapat dihitung hubungan volume-kecepatan seperti dibawah
ini :
V = S . C . e-bS
V = S . 126,458 . e-0,0272
V = 126,458.S.exp(-0,0272.S) ...........................(31)
Volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (24), yaitu seperti dibawah ini :
22

C
Vm = be .

126,458
Vm = 0,0272.e .

Vm = 1710,342 1711 smp/jam


Kepadatan maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (21), yaitu seperti dibawah
ini :
Dm = eLn C 1
Dm = eLn (126,458) 1
Dm = 46,521 47 smp/km
Kecepatan saat volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (22), yaitu
seperti dibawah ini :

1
Sm = b

1
Sm = 0,0272

Sm = 36,791 37 km/jam

Perhitungan Headway dan Spacing dengan menggunakan model greenshields dan model
Greenberg

Perhitungan Headway dan Spacing model Greenshields


a. Dengan memasukan nilai D=0 ke persamaan (26), maka akan didapat nilai S ff = 80,282 km/jam.
Hal yang sama dengan memasukkan nilai S=0 ke persamaan (26), maka akan didapat nilai Dj
sebagai berikut :
80,282
Dj = - 0,892 = 90,002 smp/km

b. Volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (27) atau persamaan (28) :
V 90,002
D = 0 didapat Dm = 2 = 45,001 smp/km

V 80,282
S = 0 didapat Sm = 2 = 40,141 km/jam
23

Dengan memasukkan nilai Dm = 45,001 smp/km ke persamaan (27) atau nilai S m = 40,141
km/jam ke persamaan (28), akan didapat nilai Vm = 1806 smp/jam. Dapat disimpulkan bahwa
volume maksimum tersebut terjadi pada kondisi kepadatan Dm = 45,001 smp/km yang bergerak
dengan kecepatan Sm = 40,141 km/jam.
Jika Dm = 45,001 smp/km, maka dengan menggunakan persamaan dibawah dapat dihitung
besarnya headway (Hd) melalui persamaan berikut :
1
Hdm = 45,001 x 1000 = 22,222 meter

...........................(32)
Dan jika diasumsikan panjang rerata kendaraan () adalah 3 meter, maka dengan menggunakan
persamaan berikut :
Spm = 22,222 3 = 19,222 meter ..........................(33)
c. Dengan menggunakan persamaan (27) dan memasukan nilai V = 1600 smp/jam, maka didapat
persaamaan berikut :
1600 = 80,282.D 0,892.D2 0,892.D2 80,282.D + 1600 = 0 ......................... (34)
Persamaan kuadrat (pers. 34) dapat diselesaikan melalui persamaan berikut :
b b24 ac
D1,2 = 2a

.......................... (35)
(80,282) ( 80,282 )4 ( 0,892 ) . (1600)
2

D1,2 = 2( 0,892)

( 80,282 ) 27,137
D1,2 = 1,784

.......................... (36)
Akhirnya, akan dihasilkan 2 (dua) buah nilai D yang akan memenuhi persamaan (34), yaitu D 1 =
29,790 smp/km dan D2 = 60,212 smp/km.
d. Jika D1 = 29,790 smp/km, maka dengan meggunakan persamaan dibawah dapat dihitung
besarnya Headway (Hd) melalui persamaan berikut :

1
Hd1 = 29,790 x 1000 = 33,559 meter

..........................(37)
Dan jika diasumsikan panjang rerata kendaraan () adalah 3 meter, maka dengan menggunakan
persamaan dibawah dapat dihitung besarnya spacing (Sp) melalui persamaan berikut :
Sp1 = 33,559 3 = 30,559 meter .......................... (38)
24

Hal yang sama, jika D2 = 60,212 smp/km, maka dengan menggunakan persamaan dibawah
dapat dihitung besarnya headway (Hd) melalui persamaan berikut :

1
Hd2 = 60,212 x 1000 = 16,608 meter

.......................... (39)

Dan jika diasumsikan panjang rerata kendaraan () adalah 3 meter, maka dengan menggunakan
persamaan dibawh dapat dihitung besarnya spacing (Sp) melalui persamaan berikut :

Sp2 = 16,608 3 = 13,608 meter .......................... (40)

Hal yang sama, dengan menggunakan persamaan (28) dan memasukan nilai V=1600 km/jam,
maka didapat persamaan berikut :

1600 = 90,002.S 1,121.S2 .......................... (41)


1,121.S2 - 90,002S + 1600 = 0 .......................... (42)
Persamaan kuadrat (pers. 42) dapat diselesaikan melalui persamaan berikut :

b b24 ac
S1,2 = 2a

.......................... (43)

(90,002) ( 90,002 )4 ( 1,121 ) .(1600)


2

S1,2 = 2(1,121)

( 90,002 ) 30,430
S1,2 = 2,242

.......................... (44)
Akhirnya, akan dihasilkan (dua) buah nilai S yang akan memenuhi persamaan (Pers. 44), yaitu
S1 = 53,716 km/jam dan S2 = 26,571 km/jam.

Tabel Nilai volume, kepadatan, kecepatan, headway, dan spacing pada beberapa kondisi
(model Greenshields)
25

V D S Headway (HD) Spacing (Sp)


Kondisi (smp/jam) (smp/km) (km/jam) (meter) (meter)
Kondisi 1 1600 29,790 26,571 33,559 30,559
Kondisi 2 1600 60,212 53,716 16,608 13,608
Kondisi Vm 1806 45,001 40,141 22,222 19,222

Perhitungan Headway dan Spacing model Greenberg


a. Dengan memasukan nilai D=0 ke persamaan (29), maka akan didapat nilai Sff = . Hal yang
sama dengan memasukkan nilai S=0 ke persamaan (29), maka akan didapat nilai D j sebagai
berikut :
178,065
LnDj = - 36,791 = 4,840 sehingga didapat nilai Dj = 126,458 smp/km

b. Volume maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (30) atau persamaan
(31) :
V C
D = 0 didapat Dm = e = 46,521 smp/km

V 1
S = 0 didapat Sm = b = 36,765 km/jam

Dengan memasukkan nilai Dm = 46,521 smp/km ke persamaan (30) atau nilai S m = 36,765
km/jam ke persamaan (31), akan didapat nilai Vm = 1710 smp/jam. Dapat disimpulkan bahwa
volume maksimum tersebut terjadi pada kondisi kepadatan Dm = 46,521 smp/km yang bergerak
dengan kecepatan Sm = 36,765 km/jam.
Jika Dm = 46,521 smp/km, maka dengan menggunakan persamaan dibawah dapat dihitung
besarnya headway (Hd) melalui persamaan berikut :
1
Hdm = 46,521 x 1000 = 21,496 meter

.......................... (45)
Dan jika diasumsikan panjang rerata kendaraan () adalah 3 meter, maka dengan
menggunakan persamaan berikut :
Spm = 21,496 3 = 18,496 meter .......................... (46)
c. Dengan menggunakan persamaan (30) dan memasukan nilai V = 1600 smp/jam, maka didapat
persaamaan berikut :
1600=178,065D 36,791DLn 36,791DLnD178,065D+1600=0 ..........................(47)
Dengan menyelesaikan persamaan (47) dengan cara coba-coba dihasilkan 2 (dua) buah nilai D
yang akan memenuhi persamaan (47) yaitu, D1 = 30,8 smp/km dan D2 = 64,4 smp/km.
d. Jika D1 = 30,8 smp/km, maka dengan meggunakan persamaan dibawah dapat dihitung
besarnya Headway (Hd) melalui persamaan berikut :
26

1
Hd1 = 30,8 x 1000 = 32,468 meter

.......................... (48)
Dan jika diasumsikan panjang rerata kendaraan () adalah 3 meter, maka dengan
menggunakan persamaan dibawah dapat dihitung besarnya spacing (Sp) melalui persamaan
berikut :
Sp1 = 32,468 3 = 29,468 meter ......................... (49)

Hal yang sama, jika D2 = 64,3 smp/km, maka dengan menggunakan persamaan dibawah dapat
dihitung besarnya headway (Hd) melalui persamaan berikut :
1
Hd2 = 64,3 x 1000 = 15,552 meter

......................... (50)
Dan jika diasumsikan panjang rerata kendaraan () adalah 3 meter, maka dengan
menggunakan persamaan dibawah dapat dihitung besarnya spacing (Sp) melalui persamaan
berikut :

Sp2 = 15,552 3 = 12,552 meter ......................... (51)

Hal yang sama, dengan menggunakan persamaan (31) dan memasukan nilai V=1600 km/jam,
maka didapat persamaan berikut :

1600 = 126,458.S.exp(-0,0272.S) ......................... (52)


Ln.S 0,0272.S 2,538 = 0 ......................... (53)
Dengan menyelesaikan persamaan (53) dengan cara coba-coba akhirnya akan dihasilkan
(dua) buah nilai S yang akan memenuhi persamaan (Pers. 53), yaitu S 1 = 24,9 km/jam dan S2 =
51,8 km/jam.

Tabel Nilai volume, kepadatan, kecepatan, headway, dan spacing pada beberapa kondisi
(model Greenberg)

V D S Headway (Hd) Spacing (Sp)


Kondisi (smp/jam) (smp/km) (km/jam) (meter) (meter)
Kondisi 1 1600 30,8 24,9 32,468 29,468
Kondisi 2 1600 64,4 51,8 15,552 12,552
Kondisi Vm 1710 46,521 36,765 21,496 18,496
27

Kurva Hubungan Kecepatan, Kepadatan dan Volume Model Greenshields dan Model
Greenberg
Kecepatan (S) Kepadatan (D)
Greenberg
Greenshields

Dari hubungan kurva di atas antara kecepatan dan kepadatan dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi kecepatan lalu lintas, maka kepadatan akan semakin kecil dan ruang pergerakan kendaraan
semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi angka kepadatan maka kecepatan lalu lintas
akan menurun. Nilai determinasi (R2) yang lebih besar yaitu dengan menggunakan model Bell yaitu
0,9755 dan untuk determinasi (R2) model Greenberg yaitu sebesar 0,9463.
Volume (V) Kepadatan (D)
Greenshield Greenberg
s

Dari hubungan kurva di atas antara volume dan kepadatan dapat disimpulkan bahwa kurva diatas
berbentuk parabolik yang menunjukan bahwa semakin tinggi volume a kan semakin tinggi
kepadatannya sampai suatu titik dimana kapasitas terjadi, setelah itu semakin padat maka volume
akan semakin kecil. Untuk nilai dterminasi (R2) dari kedua model sama dengan nilai 08634.
28

Volume (V) Kecepatan (S)

Greenshield Greenberg
s
R2 =
0,0691

Dari kurva hubungan di atas antara volume dan kecepatan disimpulkan bahwa kurva di atas
berbentuk parabolik yang menunjukan semakin besar volume, kecepatan akan menurun sampai
suatu titik yang menjadi puncak parabola tercapai kapasitas, setelah itu kecepatan akan semakin
rendah lagi dan volume juga akan semakin mengecil. Untuk nilai dterminasi (R2) dari kedua model
sama dengan nilai 0,0691.
Model Hubungan Hasil R
Kecepatan-Kepadatan
S = 80,282 0,892.D
SD 0,9755
Volume-Kepadatan
V = 80,282.D 0,892.D
Greenshields VD 0,8634
Volume-Kecepatan
V = 90,002.S 1,121.S
VS 0,0691
Kecepatan-Kepadatan
S = 178,065 36,791.Ln(D) 0,9463
SD
Volume-Kepadatan
Greenberg V = 178,065.D 36,791.D.Ln(D)
VD 0,8634
Volume-Kecepatan
V = 126,458.S.exp(-0,0272.S) 0,0691
VS

Nilai R2 (Determinasi) didapat dari masing-masing grafik/kurva hubungan antara Kecepatan-


Kepadatan, Volume-Kepadatan, dan Volume-Kecepatan melalui program microsoft excel.
Validasi Model
Contoh perhitungan validasi model dari model Greenshields dan model Greenberg :
29

Dengan mengunakan data kepadatan dan kecepatan langsung dari lapangan, kepadatan = 67,624
smp/km dan kecepatan = 18,122 km/jam dan volume = 1225,5 smp/jam (Tabel 4.7)

Tabel Validasi Model Greenshields


Model Hubungan Persamaan Hasil
Kecepatan-Kepadatan S = 19,961 km/jam
S = 80,282 0,892.D
Greenshields SD
Volume-Kepadatan V = 1350,110 smp/jam
V = 80,282.D 0,892.D
VD
Volume-Kecepatan V = 1262,872 smp/jam
V = 90,002.S 1,121.S
VS

Tabel Validasi Model Greenberg


Model Hubungan Persamaan Hasil
Kecepatan-Kepadatan S = 23,029 km/jam
S = 178,065 36,791.Ln(D)
Greenberg SD
Volume-Kepadatan V = 1557,319 smp/jam
V = 178,065.D 36,791.D.Ln(D)
VD
Volume-Kecepatan V = 1339,847 smp/jam
V = 126,458.S.exp(-0,0272.S)
VS

Berdasarkan validasi model Greenshields dan model Greenberg pada tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa, dari hasil kalkulasi hubungan antara kecepatan-kepadatan, volume-kepadatan, dan volume-
kecepatan menunjukan model yang paling mendekati dengan kenyataan atau data lapangan adalah
dengan menggunakan model Greenshields.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab IV dan rumusan masalah pada Bab I dapat disimpulkan
bahwa :

a. Bentuk karakteristik model matematis pada ruas jalan Arnol Mononutu, kelurahan Tanah Raja
Kota Ternate Tengah dengan menggunakan Model Greenshields dan Model Greenberg adalah
sebagai berikut :
- Model Greenshields
Hubungan Kecepatan-Kepadatan (S-D) S = 80,282 0,892.D
Hubungan Volume-Kepadatan (V-D) V = 80,282.D 0,892.D
Hubungan Volume-Kecepatan (V-S) V = 90,002.S 1,121.S
30

- Model Greenberg
Hubungan Kecepatan-Kepadatan (S-D) S = 178,065 36,791.Ln(D)
Hubungan Volume-Kepadatan (V-D) V = 178,065.D 36,791.D.Ln(D)
Hubungan Volume-Kecepatan (V-S) V = 126,458.S.exp.(-0,0272.S)
b. Berdasarkan point (a) dan hasil validaasi/pengujian model dapat disimpulkan bahwa model
matematis yang baik dan mendekati kenyataan untuk ruas jalan Arnol Mononutu adalah dengan
menggunakan model Greenshields.

Saran
Untuk mendapatkan model yang tepat diterapkan untuk melihat karakteristik arus lalu lintas pada
ruas jalan Arnol Monunutu, Kota Ternate maka disarankan :
1. Perlu dicari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan, kepadatan dan volume lalu lintas
jalan Arnol Mononutu.
2. Dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa volume lalu lintas yang
terjadi cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan manajemen lalu lintas oleh pemerintah daerah
setempat. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi pada
ruas jalan Arnol Mononutu.
3. Untuk hasil studi penelitian dari hasil penelitian perbandingan dan hubungan karakteristik arus
lalu lintas yang lebih akurat, sebaiknya dilakukan penelitian tambahan dengan jumlah dan waktu
pengambilan sampel yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA

H. Rahardjo Adisasmita, M.Ec, 2015. Teori Pertumbuhan Kota


Ir. Titi Lilianin S, Msc, 2002. Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas. Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Hasanuddin Makassar.
MKJI. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum
Sakti Adji Adisasmita, 2012. Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah, Edisi pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi,Edisi kedua. Jurusan Teknik Sipil.
Institut Teknologi Bandung, Bandung.

You might also like