You are on page 1of 18

STUDI TENTANG PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C

DI DESA KALOY KECAMATAN TAMIANG HULU KABUPATEN ACEH


TAMIANG

KIKI NOVITA
NIM : 071233320072

Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang penambangan Bahan


Galian C yang dilihat dari : 1) Pelaksanaan penambangan berdasarkan sistem
perizinan, 2) Peran sosial pengusaha tambang bahan galian C.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha tambang galian
C di Desa Kaloy Kecamatan Tamiang Hulu Kabupaten Aceh Tamiang yang
berjumlah 21 orang. Sehubungan dengan jumlah populasi yang kecil maka
populasi tersebut langsung dijadikan sampel.Teknik pengumpulan data adalah
komunikasi langsung. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : (1) Pelaksanaan
penambangan berdasarkan sistem perizinan terdiri dari duabelas syarat
kewajiban izin pertambangan. Adapun dari jumlah syarat yang ditentukan 50%
tidak dilaksanakan seluruh penambang Desa Kaloy. Hal tersebut dapat terlihat
pada pelaksanaan peraturan I tentang iuran pajak 76,20% tidak dilaksanakan
penambang dengan tidak bayar dan kadang bayar. Peraturan II tentang
penyampaian laporan hasil produksi 27,80% tidak dilaksanakan penambang
berdasarkan hasil produksi koral dan sirtu. Peraturan IV tentang masa
penggalian 47,62% penambang memiliki masa penggalian sudah habis dan
85,71% penambang belum melaksanakan pendaftaran ulang masa penggalian
usahanya. Peraturan VII tentang pemeliharaan tata guna air yang diperbolehkan
mengeruk dibagian tengah sungai, 23,80% tidak dilaksanakan penambang
dengan megeruk dibagian tepi sungai dan 19,05% mengeruk dibagian tepi dan
tengah sungai. Peraturan IX tentang menjaga penampang sungai dalam keadaan
semula menunjukkan 100% tidak dilaksanakan penambang. (2) Peran sosial
pengusaha tambang Desa Kaloy terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu secara
keseluruhan dapat menyerap 157 orang tenaga kerja lepas dan 126 orang tenaga
kerja tetap. Pendapatan rata-rata Rp.3576190,00/bulan dan 100% penambang
memiliki pendapatan diatas rata-rata UMR Provinsi NAD, sehingga tergolong
mencukupi. Sumbangan sarana umum yakni berupa perbaikan jalan, jembatan,
sumbangan uang ke mesjid dan sekolah.

Kata kunci : studi, penambangan, bahan galian C

1
PENDAHULUAN
Sumberdaya alam yang galian menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu
dimiliki oleh suatu wilayah ;
merupakan potensi yang dimanfaatkan a. Golongan A, disebut bahan galian
bagi suatu daerah, pemanfaatan vital
sumberdaya alam ini akan b. Golongan B, disebut bahan galian
meningkatkan pertumbuhan ekonomi strategis
secara menyeluruh terhadap c. Golongan C, disebut bahan galian
pertumbuhan ekonomi daerah bukan vital dan bukan strategis
sehingga dapat mensejahterakan Usaha pertambangan
masyarakat karena dapat memberikan merupakan usaha dalam melakukan
peluang pekerjaan. Berdasarkan eksplorasi, eksploitasi, produksi,
potensi penggunaannya, sumberdaya pemurnian, serta penjualan.
alam dibagi menjadi sumberdaya alam Pertambangan bahan galian golongan
materi, sumberdaya alam energi dan C memiliki peran dan fungsi yang
sumberdaya alam ruang. Sumberdaya strategis didalam kegiatan
alam materi, yaitu sumberdaya alam pembangunan perekonomian daerah.
yang dimanfaatkan dalam bentuk Selain memiliki akses penting bagi
fisiknya, seperti batu, besi, emas, dan kelangsungan sektor industri
sebagainya. Jika dilihat sumberdaya manukfaktur dan konstruksi, kegiatan
alam energi, yaitu merupakan pertambangan ini paling tidak dapat
sumberdaya alam yang dimanfaatkan menjadi salah satu akses mata
energinya, seperti batu bara, minyak pencaharian bagi kalangan masyarakat
bumi, gas bumi, air terjun, sinar yang berpenghasillan rendah.
matahari, energi pasang surut laut, Pada dasarnya, usaha
kincir angin, dan lain-lain. Dan pertambangan bahan galian strategis
sumberdaya alam ruang, yaitu dan vital hanya dapat dilakukan oleh
merupakan sumberdaya alam yang perusahaan atau perorangan
berupa ruang atau tempat hidup,
misalnya area tanah (daratan) dan berdasarkan kuasa pertambangan
angkasa. yang diberikan dengan surat
Dalam pemanfaatannya keputusan menteri. Usaha
sumberdaya alam materi yang dalam pertambangan bahan galian yang tidak
bentuk fisiknya adalah batu-batuan, tergolong strategis maupun vital dapat
besi, emas, dan lain sebagainya, dilakukan dengan Surat Izin
termasuk kepada sumberdaya alam Pertambangan Daerah (SIPD). Khusus
yang dimanfaatkan dengan cara di Indonesia untuk bahan galian C
menggali, sehingga dapat dikatakan dapat dilakukan oleh
dengan bahan galian industri. Untuk
itu maka dalam pemanfaatannya perorangan/pengusaha yang tunduk
dilakukan penggolongan dan pada hukum yang berlaku di
pengklasifikasian bahan galian Indonesia. Untuk jenis bahan galian
industri Indonesia pada Peraturan ini di dalam undang-undang yang
Pemerintah (PP) Nomor 27 tahun berlaku di Indonesia pengusahaannya
1980 yang menggolongkan bahan telah dilimpahkan kepada Pemerintah
Daerah Tingkat I. Untuk itu maka

2
ditiap Daerah Tingkat I (Provinsi) Hulu, Bandar Pusaka merupakan salah
telah dibentuk Dinas Pertambangan. satu produk dari DAS Tamiang yang
Di dalam undang-undang ataupun keberadaannya dimanfaatkan beberapa
Peraturan yang diterbitkan oleh anak cabangnya pada bagian hulu
sungai. Bahan galian ini merupakan
instansti terkait disebutkan bahwa, hasil dari endapan alluvial muda yang
apabila pengusahanya adalah terdapat pada wilayah aliran sungai
perseorangan, maka harus warga aktif maupun sisi aliran sungai yang
negara Indonesia dan bertempat membentuk pasir, kerikil, hingga
tinggal di wilayah Indonesia. Rakyat kerakal. Hasil tambang pasir dan batu
setempat, anggota suatu masyarakat dipisahkan menjadi 3 jenis komoditi,
hukum tertentu diperkenankan yaitu : sirtu, batu kerikil, dan batu
melakukan penambangan bahan galian bongkahan (batu koral).
golongan manapun juga, tetapi Kegiatan penambangan di
dilaksanakan secara kecil-kecilan Desa Kaloy yang telah ada sekitar
dalam usaha untuk memenuhi tahun 1990-an. Dan dalam
kehidupannya yang dilakukan dengan pemanfaatannya mengalami
peralatan sederhana dan dikategorikan peningkatan pada tiap tahunnya.
sebagai Pertambangan Rakyat Demikian juga peningkatannya makin
(Sukandarrumidi, 1999). bertambah sekitar awal tahun 2007,
Sehubungan dengan uraian di hal ini dikarenakan terjadinya bencana
atas untuk usaha pertambangan bahan banjir di Desa Kaloy Kecamatan
galian ini didalam menentukan Tamiang Hulu Kabupaten Aceh
pemilihan sistim/metode Tamiang pada tahun 2006, dan hal
penambangan berdasarkan tersebut membuat endapan material
pertimbangan-pertimbangan antara bahan-bahan galian di daerah aliran
lain, seperti kondisi endapan bahan sungai Kecamatan Tamiang Hulu
galian pada bentuk, tebal, kedalaman lebih banyak atau bertambah. Keadaan
bahan galian dan kondisi daerah pada tersebut dimanfaatkan penduduk
topografi, daerah pemukiman, dan sekitar dengan mengoptimalkan
lain-lain. Berdasarkan pertimbangan penambangan bahan galian tersebut.
tersebut baru ditentukan
METODOLOGI
penambangan yang akan diterapkan
Penelitian dilakukan di Desa
dengan melakukan sistim/metode yang
Kaloy Kecamatan Tamiang Hulu
cocok seperti, sistim tambang terbuka
Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun
dengan metode benching, stripping,
yang menjadi alasan penulis memilih
quarry atau aluvial min. Dan pada
lokasi ini sebagai lokasi penelitian
rencana produksi untuk lama dan
adalah bahwa Desa Kaloy Kecamatan
kapan rencana produksi direalisasikan
Tamiang Hulu merupakan salah satu
maka pelaksanaan tambang dapat
daerah yang memiliki kegiatan
dilakukan berdasarkan dari total
penambangan bahan galian C
cadangannya dan setelah
sehingga dapat menggambarkan
diperhitungkan dengan rencana
bentuk cara pengelolaan barang
produksi maka dapat diketahui
tambang dan begitu pula kondisi sosial
menjadi berapa tahun habis.
Bahan Galian C di wilayah ekonomi masyarakat penambang
Kecamatan Tenggulun, Tamiang tersebut.

3
Populasi dalam penelitian ini mengenai gambaran permasalahan
adalah seluruh pengusaha tambang dari penambangan bahan galian C
galian C di Desa Kaloy Kecamatan yang meliputi peraturan penambangan
Tamiang Hulu Kabupaten Aceh dan pelaksanaan penambangan, peran
Tamiang yang berjumlah 21 orang. sosial pengusaha tambang di Desa
Sehubungan dengan jumlah populasi Kaloy Kecamatan Tamiang Hulu
yang kecil maka populasi tersebut Kabupaten Aceh Tamiang.
langsung dijadikan sampel.
Variabel dalam penelitian ini yaitu : HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan penambangan bahan A. Kharakteristik Demografi
galian C berdasarkan sistem perizinan Penambang
1. Domisili/ Tempat Tinggal
dinas pertambangan dan eneregi, dan Penambang
peran sosial yang terdiri dari Distribusi penambang menurut
penyerapan tenaga kerja dan tempat tinggal berdasarkan tabel 11
pembangunan setempat. Teknik tersebut menunjukkan bahwa sebagian
pengumpulan data yang dipergunakan besar penambang bertempat tinggal di
dalam penelitian adalah terdiri atas Desa Kaloy sebanyak 15 orang
data primer dan data sekunder : (71,42%), kuala simpang sebanyak 2
komunikasi langsung dan studi orang (9,52%), karang baru sebanyak
dokumentasi. 1 orang (4,77%), manyak payed
sebanyak 1 orang (4,77%), dan medan
Teknik analisa data yang sebanyak 2 orang (9,52%). Distribusi
digunakan dalam penelitian ini adalah penambang berdasarkan tempat
menggunakan metode deskriptif tinggal dapat dilihat pada tabel 1.
kualitatif, berdasarkan hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini
Tabel 1. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Menurut Tempat Tinggal
No. Tempat Tinggal Frekuensi Persentase (%)
1. Desa Kaloy 15 7,42
2. Kuala Simpang 2 9,52
3. Karang Baru 1 4,77
4. Manyak Payed 1 4,77
5. Medan 2 9,52
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011

2. Lokasi Penambangan
Pelaksanaan penambangan 3. Luasan Areal Penambangan
menurut lokasi penambangan bahan Luasan areal penambangan
galian C dapat diketahui bahwa bahan galian C di Desa Kaloy yang
berdasarkan hasil penelitian yang dimiliki penambang dapat dilihat
diperoleh di lapangan 100% pada table 2.
penambang melaksanakan
penambangan di Desa Kaloy.

Tabel 2. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Menurut Luasan Areal


Penambangan
No. Luasan Areal Penambangan Frekuensi Persentase (%)
(meter)

4
1. 100 5000 2 9,52
2. 5100 10000 8 38,10
3. 10100 15000 3 14,28
4. 15100 20000 6 28,58
5. > 20000 2 9,52
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan tabel 2 dapat 22.000,- dengan pengenaan pajak
diketahui luasan areal penambangan sebesar 7% sebanyak Rp.
yang dimiliki penambang adalah 1.500/M3, sedangkan nilai pasar
sebagian besar antara seluas 5100 khususnya penambang koral
10000 M sebanyak 8 responden adalah Rp. 35.000,- dengan
(38,10%), antara seluas 15100 pengenaan pajak sebesar 6%
20000 M sebanyak 6 responden sebanyak Rp. 2.400/M3.
(28,58%), antara seluas 10100 b. Harga Standar Bahan Mineral
15000 sebanyak 3 responden Bukan Logam dan Batuan
(14,28%), antara seluas 100 500 M Berlaku Pada Proyek Fisik/
sebanyak 2 responden (9,52%), dan Pembangunan, yaitu harga
seluas > 20000 sebanyak 21 standar sirtu adalah Rp. 60.000,-
responden (9,52%). Dari hasil dengan pengenaan pajak sebesar
penelitian di lapangan dapat 7% sebanyak Rp. 4.200/M3,
diketahui luasan areal penambangan sedangkan nilai harga standar
yang dimiliki penambang merupakan batu koral adalah Rp. 150.000,-
luas areal yang sudah ditetapkan oleh dengan pengenaan pajak sebesar
Dinas Pertambangan dan Energi 6% sebanyak Rp. 9.000/M3.
Kabupaten Aceh Tamiang sehingga Nilai Pasar atau Standar
dapat dikatakan luas areal tersebut Harga Satuan sebagaimana dimaksud
bukan pematokan yang dibuat oleh digunakan sebagai dasar perhitungan
penambang pribadi. Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan sebagaimana mestinya
B. Pelaksanaan Penambangan dimaksud dalam Qanun Kabupaten
Berdasarkan Perizinan Aceh Tamiang Nomor 14 Tahun
Keputusan Kepala Dinas 2009 tentang Pajak Mineral Bukan
Pertambangan dan Energi Kabupaten Logam dan Batuan.
Aceh Tamiang Nomor 05 Tahun
2011 Tentang Nilai Pasar atau Harga 1. Pelaksanaan Penambangan Di
Standar Satuan Bahan Mineral Desa Kaloy Berdasarkan
Bukan Logam dan Batuan Di Peraturan I Tentang
Kabupaten Aceh Tamiang. Pembayaran Pajak Eksploitasi
Keputusan yang diberlakukan a. Tarif Pajak Eksploitasi
tersebut yaitu sebagai berikut : Tarif pajak eksploitasi hasil
a. Nilai Pasar Bahan Mineral Bukan produksi penambang di Desa Kaloy
Logam dan Batuan yang berlaku yang harus dibayar berdasarkan jenis
pada penambang, khususnya bahan galian yang dieksploitasi yakni
penambang sirtu adalah Rp. dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tarif Pajak Ekploitasi Penambang di Desa Kaloy Berdasarkan izin


Jenis Bahan Galiannya
Tarif Pajak/M3
No Wajib Pajak
(Rp)

5
Sirtu Koral
1. Siti Zulaiha 1500 2400
2. Suyatno Paninggit 1500 -
3. Muhammad Jali 1500 2400
4. Salih Ibrahim 1500 -
5. Muhammadsyah,SH 1500 2400
6. Bahrum 1500 -
7. Romansyah 1500 2400
8. Saleh Ibrahim 1500 2400
9. Usman AR 1500 -
10. M. Joni Evita 1500 -
11. Mansyur 1500 2400
12. M. Mulya 1500 -
13. H. Hussin Bugis 1500 -
14. Zulkifli 1500 -
15. Rabiansyah 1500 2400
16. T. Aminuddin 1500 2400
17. Ok Ulul Azmi 1500 -
18. T. Aminuddin 1500 2400
19. Joni Rusli 1500 2400
20. Edi Samsir 1500 -
21. Teguh Wijaya 1500 2400
Sumber : Data Primer 2011

Tarif pajak eksploitasi yang lebih mahal daripada sirtu, akan


harus dikeluarkan oleh penambang di tetapi menurut tingkat kesulitan dari
Desa Kaloy merupakan tarif yang pengerukannya, bahan galian sirtu
harus dibayar sesuai dengan izin lebih mudah dikeruk dari pada koral
jenis bahan galian yang dieskploitasi karena pada umumnya kebanyakan
penambang. Berdasarkan hasil penambang mengambil bahan galian
penelitian yang diperoleh pada tabel koral dengan cara manual.
3 bahwa seluruh penambang
mengeksploitasi bahan galian sirtu b. Pelaksanaan Pembayaran
dan sebagian kecil penambang ada Pajak Eksploitasi Penambang
mengeksploitasi bahan galian koral, di Desa Kaloy
hal tersebut dikarenakan ketersediaan Pelaksanaan pembayaran
jenis bahan galian sirtu lebih banyak pajak eksploitasi penambang di Desa
dari jenis bahan galian koral Kaloy antaralain membayar dengan
sehingga penambang di Desa kaloy kadang bayar, selalu bayar, dan tidak
lebih mengoptimalkan menambang bayar, seperti yang dapat terlihat
bahan galian sirtu dari pada koral. pada tabel 4
Demikian pula walau harga koral
Tabel 4. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Menurut Pelaksanaan
Pembayaran Pajak Eksploitasi

No. Pelaksanaan Pembayaran Pajak Frekuensi Persentase (%)

6
1. Kadang Bayar 13 61,90
2. Selalu Bayar 5 23,80
3. Tidak Bayar 3 14,30
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel 4 dapat beroperasi terhadap usaha


diketahui bahwa penambang yang pertambangannya sehingga sulitnya
melaksanakan pembayaran pajak penambang dalam membayar pajak
eksploitasi adalah sebagian besar eksploitasi. Untuk ini dari pihak
dengan kadang bayar sebanyak 13 Dinas Pertambangan dan Energi
responden (61,90%), selalu bayar Kabupaten Aceh Tamiang sudah
sebanyak 5 responden (23,80%), dan memberikan peringatan bagi
tidak bayar sebanyak 3 responden penambang tersebut untuk membayar
(14,30%). Dalam hal ini dapat eksploitasinya akan tetapi
dijelaskan pada kriteria pembayaran penambang tetap saja belum bisa
pajak yang dilaksanakan penambang membayar pajak tersebut, dan dalam
menurut hasil wawancara dari salah hal ini juga dinas pertambangan
satu pegawai Dinas Pertambangan tersebut memberikan toleransi bagi
dan Energi Kabupaten Aceh penambang yang belum membayar.
Tamiang yang mengatakan
pembayaran pajak eksploitasi 2. Pelaksanaan Penambangan di
dilakukan sebulan sekali untuk wajib Desa Kaloy Berdasarkan
pajak pemilik usaha pertambangan Peraturan II Tentang
bahan galian C di Desa Kaloy. Penyampaian Laporan Hasil
Produksi Bahan Galian C
Sehubungan dengan hal tersebut
a. Jenis Bahan Galian C
dapat diketahui dari hasil penelitian Jenis bahan galian C yang
di lapangan bahwa pelaksanaan ditambang oleh penambang di Desa
pembayaran pajak yang kadang Kaloy terdiri dari sirtu dan koral.
bayar merupakan penambang yang Berdasarkan hasil penelitian yang
membayar pajak beberapa kali dalam diperoleh di lapangan bahwa jenis
setahun yang dapat diartikan tidak bahan galian yang ditambang adalah
membayar tiap bulannya, sedangkan sebagian besar sirtu dan koral
yang selalu bayar merupakan sebanyak 12 responden (57,14%),
penambang yang membayar tiap dan sirtu sebanyak 9 responden
(42,86%).
bulannya sebagaimana mestinya
pada peraturan yang ditentukan, dan b. Hasil Pengerukan/ Produksi
bagi penambang yang tidak bayar Bahan Galian Sirtu
pajak merupakan penambang yang Penambang di Desa Kaloy Per-
sama sekali belum membayar pajak Hari
selama izin beroperasi. Hal tersebut Hasil pengerukan/ produksi
dikarenakan penambang jarang sirtu penambang di Desa Kaloy dapat
dilihat pada tabel 5.

7
Tabel 5. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Menurut Hasil Produksi
Bahan Galian Sirtu
No. Jumlah Pengerukan Sirtu/M3 Frekuensi Persentase (%)
(Per-Hari)
1. 10 20 2 9,52
2. 21 30 7 33,33
3. 31 40 6 28,29
4. 41 50 5 23,80
5. 51 60 1 4,76
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel 5 dapat memiliki jumlah bahan galian yang


diketahui bahwa jumlah hasil lebih banyak merupakan penambang
pengerukan/ produksi penambang di yang selalu aktif beroperasi.
Desa Kaloy beranekaragam
jumlahnya, yakni jumlah pengerukan c. Hasil Pengerukan/ Produksi
3
mencapai 10 60 M sirtu dalam Bahan Galian Koral
sehari. Hasil produksi penambang Penambang di Desa Kaloy Per-
untuk bahan galian sirtu adalah hasil Hari
produksi antara 21 30 M3 sebanyak Berdasarkan hasil penelitian
7 responden (33,33%), antara 31 40 di lapangan dapat diketahui bahwa
M3 sebanyak 6 responden (28,29%), sebanyak 12 penambang ada
antara 41 50 M3 sebanyak 5 mengeksploitasi bahan galian koral
responden (23,80%), antara 10 20 dan sebanyak 9 penambang lainnya
M3 sebanyak 2 responden (9,52%), hanya mengeskploitasi bahan galian
3
dan antara 51 60 M sebanyak 1 sirtu. Untuk itu hasil pengerukan/
responden (4,76%). Dalam hal ini produksi koral penambang di Desa
untuk jumlah hasil produksi yang Kaloy dapat dilihat pada tabel 16
didapat bagi penambang yang berikut :
Tabel 6. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Menurut Hasil Produksi Koral
No. Jumlah Pengerukan Koral/M3 Frekuensi Persentase (%)
(Per-Hari)
1. 10 4 33,33
2. 15 3 25,00
3. 20 4 33,33
4. 25 1 8,34
Jumlah 12 100,00
Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel 6 dapat jumlah produksi 15 M3 sebanyak


diketahui bahwa hasil pengerukan/ (25,00%), dan jumlah produksi 25
produksi bahan galian koral M3 sebanyak 1 responden (8,34%).
penambang adalah sebagian besar
jumlah produksi 10 dan 20M3 3. Pelaksanaan Penambangan di
sebanyak 4 responden (33,33%), Desa Kaloy Berdasarkan

8
Peraturan III Tentang batas-batas wilayah penambangan
Pematokan Batas-batas yang di berikan Dinas Pertambangan
Wilayah Penambangan dan Energi Kabupaten Aceh
Pematokan batas-batas Tamiang.
wilayah yang dimaksud adalah
luasan areal penambangan yang 4. Pelaksanaan Penambangan di
diperbolehkan untuk ditambang pada Desa Kaloy Berdasarkan
tiap-tiap penambang. Berdasarkan Peraturan IV Tentang
hasil penelitian yang diperoleh di Permohonan Pendaftaran
lapangan dapat diketahui bahwa Ulang Perpanjangan Masa
pelaksanaan penambangan yang Penggalian
dilakukan penambang di Desa Kaloy a. Tahun Usaha Pertambangan
berdasarkan batas-batas wilayah Tahun usaha pertambangan
penambangannya adalah 100% yang diusahakan oleh penambang
penambang ada membuat pematokan dapat dilihat pada table 7 :
Tabel 7. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Menurut Tahun Usaha
Pertambangan
No. Tahun Usaha Pertambangan Frekuensi Persentase (%)
1. 2006 1 4,77
2. 2008 9 42,85
3. 2009 5 23,80
4. 2010 6 28,58
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan data dari table 9 berdasarkan tahun berdirinya usaha
dapat diketahui tahun usaha peertambangan penambang
pertambangan yang diusahakan menunjukkan bahwa tidak memiliki
penambang di Desa Kaloy adalah perbedaan yang cukup signifikan,
sebagian besar pada tahun 2008 dimana pada penambang yang
sebanyak 9 responden (42,85%), memiliki masa berlaku izin
tahun 2010 sebanyak 6 responden penambangan sebanyak 11
(28,58%), tahun 2009 sebanyak 5 responden (52,38%) dan yang
responden (23,80%), dan paling memiliki masa habis izin
sedikitnya pada tahun 2006 sebanyak penambangan sebanyak 10
1 responden (4,77%). responden (47,62%). Dalam hal ini
b. Masa Berlaku Izin berdasarkan hasil penelitian yang
Penambangan diperoleh di lapangan dapat diketahui
Distribusi penambang di bahwa bagi penambang yang
Desa Kaloy menurut masa berlaku memiliki masa izin penambangannya
izin penambangan dapat diketahui sudah habis tetap melakukan
dari hasil penelitian yang diperoleh penambangan/ beroperasi.
di lapangan bahwa dalam masa
berlaku izin penambangan ditetapkan c. Pelaksanaan Perpanjangan
selama 2 tahun oleh Dinas Masa Penggalian
Pertambangan dan Energi Kabupaten Berdasarkan hasil penelitian
Aceh Tamiang, maka jika dilihat yang diperoleh di lapangan dapat

9
diketahui pelaksanaan penambangan perpanjangan SIPD adalah sebagian
di Desa Kaloy berdasarkan besar belum melaksanakan
permohonan pendaftaran ulang permohonan perpanjangan SIPD
untuk perpanjangan masa penggalian sebanyak 13 responden (61,90%) dan
adalah sebagian besar belum sudah melaksanakan permohonan
melaksanakan pendaftaran ulang perpanjangan SIPD sebanyak 8
perpanjangan masa penggalian responden (38,10%).
sebanyak 18 responden (85,71%) dan
sudah melaksanakan pendaftaran 6. Pelaksanaan Penambangan di
ulang perpanjangan masa penggalian Desa Kaloy Berdasarkan
sebanyak 3 responden (14,29%). Peraturan VI Tentang
Sehubungan dengan hal tersebut Penunjukkan Surat/ Bukti
menurut hasil penelitian di lapangan Kewajiban Kepada Petugas
dapat diketahui bahwa penambang Dinas Pertambangan dan
yang belum melaksanakan Energi Kabupaten Aceh
pendaftaran ulang merupakan Tamiang
penambang yang memiliki masa Penunjukkan surat/ bukti
penggalian masih lama, yakni kewajiban yang dimaksud adalah
berjumlah 11 orang, sedangkan penambang wajib memberi
penambang lainnya yang belum keterangan dengan menunjukkan
melaksanakan pendaftaran ulang surat-surat yang dimaksud kepada
merupakan penambang yang petugas yang datang ke lokasi
memiliki masa penggalian sudah penambangan. Dari hasil penelitian
habis yakni sebanyak 7 orang. di lapangan dapat diketahui bahwa
pelaksanaan penambangan di Desa
5. Pelaksanaan Penambangan di Kaloy berdasarkan penunjukkan
Desa Kaloy Berdasarkan surat/ bukti kewajiban kepada
Peraturan V Tentang petugas Dinas Pertambangan dan
Permohonan Perpanjangan Energi Kabupaten Aceh Tamiang
SIPD (surat izin pertambangan adalah sebanyak 21 penambang
daerah) (100%) melaksanakan peraturan ini
Permohonan perpanjangan sebagaimana mestinya.
SIPD (Surat Izin Pertambangan
Daerah) yang dimaksud adalah 7. Pelaksanaan Penambangan di
penambang melakukan perpanjangan Desa Kaloy Berdasarkan
masa penggalian untuk dapat Peraturan VII Tentang
mengoperasikannya dalam jangka Pemeliharaan Tata Guna Air
waktu berikutnya, sesuai dengan a. Sistem Penambangan
perpanjangan masa izin penggalian Distribusi penambang di
yang dibuat. Dari hasil penelitian di Desa Kaloy menurut sistem
lapangan dapat diketahui bahwa penambangan dapat diketahui
pelaksanaan penambangan di Desa berdasarkan data tabel 8 :
Kaloy berdasarkan permohonan
Tabel 8. Distribusi Penambang di Desa Kaloy menurut Sistem Penambangan
No. Sistem Penambangan Frekuensi Persentase (%)
1. Manual 6 28,57

10
2. Mekanik Back Hoe 3 14,28
3. Backhoe Manual 12 57,15
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel 8 areal penambangan. Sehubungan


menunjukkan bahwa sistem dengan hal tersebut, areal
penambangan yang dilakukan penambangan yang dilakukan di
penambang adalah sebagian besar aliran sungai Desa Kaloy adalah
menggunakan sistem penambangan merupakan sumber air utama
back hoe manual sebanyak 12
masyarakat Desa Kaloy untuk
responden (57,15%), manual
sebanyak 6 responden (28,57%), dan mencuci, mandi, dan memasak.
mekanik back hoe sebanyak 3 Untuk itu didalam penelitian ini
responden (14,28%). Berdasarkan pihak Dinas Pertambangan dan
hasil penelitian yang diperoleh di Energi Kabupaten Aceh Tamiang
lapangan dapat diketahui bahwa memberi ketentuan tentang cara
sistem penambangan yang dilakukan pengambilan bahan galian atau
penambang sudah dalam prosedur penambangan dengan
yang diperbolehkan oleh Dinas memperbolehkan penambang
Pertambangan dan Energi Kabupaten mengambil bahan galiannya dibagian
Aceh Tamiang.
tengah sungai, akan tetapi dalam
Sistem penambangan yang di
lakukan penambang di Desa Kaloy pelaksanaannya ada beberapa
khususnya menggunakan alat penambang yang mengambil bahan
mekanik back hoe merupakan galian di tepi sungai (Lihat Gambar.
sistem penambangan yang sangat 6). Berdasarkan hasil penelitian yang
membantu penambang dalam peroleh di lapangan dapat diketahui
menghasilkan jumlah pengerukan bahwa pelaksanaan penambangan
yang lebih banyak daripada dengan berdasarkan pemeliharaan tata guna
menggunakan sistem penambangan air adalah sebagian besar
secara manual. Dan hal ini bagi penambangan dibagian tengah sungai
sebagian penambang lainnya yang
sebanyak 12 responden (61,90%),
menggunakan alat secara manual
merupakan suatu kendala karena penambangan dibagian tepi sungai
kurangnya alat-alat yang mendukung sebanyak 5 responden (23,80%), dan
usahanya dalam beroperasi. penambangan dibagian tepi dan
tengah sungai sebanyak 4 responden
b. Pelaksanaan Penambangan (19,05%). Pelaksanaan
Berdasarkan Tata Guna Air penambangan berdasarkan
Pemeliharaan tata guna air pemeliharaan tata guna air, untuk
yang dimaksud adalah penambangan lebih jelasnya dapat dilihat pada
yang dilakukan dengan tabel 9 :
memerhatikan keadaan lingkungan di
Tabel 9. Distribusi Penambang di Desa Kaloy Berdasarkan Pemeliharan
Tata Guna Air

11
No. Pelaksanaan Penambangan Frekuensi Persentase (%)
1. Bagian Tepi Sungai 5 23,80
2. Bagian Tengah Sungai 12 57,15
3. Bagian Tepi dan Tengah sungai 4 19,05
Jumlah 21 100,00
Sumber : Data Primer 2011

Penambangan yang Desa Kaloy seperti kerusakan


dilakukan penambang di Desa Kaloy lingkungan jalan. Berdasarkan hasil
dengan cara pengambilan atau cara penelitian di lapangan dapat
pengerukan bahan galian tersebut diketahui bahwa 100% penambang
memiliki berbagai alasan tertentu. dapat dikatakan tidak merusak
Menurut hasil penelitian yang lingkungan. Dalam hal ini karena
diperoleh di lapangan dapat diketahui para penambang ada melaksanakan
bahwa bagi penambang yang peraturan ini dengan memperbaiki
mengambil bahan galian dengan cara jalan di Desa Kaloy sebagai
pengerukan dibagian tepi sungai tanggung jawabnya dalam menjaga
merupakan keuntungan bagi lingkungan di daerah Desa Kaloy.
penambang, karena jika dilihat dari
tingkat kesulitannya pengerukan 9. Pelaksanaan Penambangan di
dibagian tengah sungai lebih sulit Desa Kaloy Berdasarkan
dibandingkan di tepi sungai, untuk Peraturan IX Tentang
itu ada sebagian penambang Penampang Sungai Harus
melaksanakan penambangannya Dalam Keadaan Semula
dibagian tepi sungai dengan alasan (sebelum dilakukan
lebih mudah pengerukannya daripada penambangan) dan Tidak
mengeruk dibagian tengah sungai. Boleh Merubah Penampang
Sungai Akibat Pengerukan
8. Pelaksanaan Penambangan di Pelaksanaan penambangan
Desa Kaloy Berdasarkan berdasarkan peraturan kesembilan
Peraturan VIII Tentang yang dimaksud adalah kegiatan
Kegiatan Penambangan Tidak penambangan yang dilakukan setelah
Merusak Lingkungan pengerukan, maka wajib bagi
Kegiatan penambangan pada penambang untuk memperbaikinya
umumnya memiliki pengaruh dengan keadaan semula. Sehubungan
terhadap daerah lingkungan sekitar dengan hal tersebut berdasarkan hasil
pertambangan mengingat lingkungan penelitian yang diperoleh melalui
tersebut merupakan lingkungan wawancara langsung kepada salah
masyarakat. Penambang di Desa satu pegawai Dinas Pertambangan
Kaloy sedikit banyaknya dalam dan Energi Kabupaten Aceh
usaha pertambangannya dapat Tamiang yang mengatakan bahwa
menggunakan truk mencapai 5 25 penampang sungai yang ditetapkan
truk angkut bahan galian dalam pada peraturan ini bertujuan agar
sehari. Demikian halnya banyaknya para pemilik usaha tambang
jumlah truk penambang berpengaruh melakukan penambangannya dengan
terhadap kondisi lingkungan wilayah

12
tertib dan tidak merugikan sungai terlihat dalam keadaan normal
masyarakat sekitar Desa Kaloy. maksudnya tidak terdapatnya bekas
Menurut hasil penelitian di pengerukan dan lubang di tepi
lapangan dapat diketahui bahwa sungai. Kemudian jika dilihat pada
sebanyak 100% penambang tidak sesudah dilakukannya pengerukan
melaksanakan peraturan ini dengan maka terlihat pada daerah muara
tidak menjaga penampang sungai aliran sungai di lokasi penambangan
dalam keadaan semula (sebelum terdapat bekas-bekas pengerukan,
dilakukannya penambangan), terlebih pada penambang yang
sehingga penampang sungai di Desa mengeruk dibagian tepi akan
Kaloy menjadi lebar muara berpengaruh terhadap daerah tepi
sungainya karena bekas korekan/ muara sungainya yang menjadi lobok
penambangan. Hal ini sesuai dengan (agak dalam).
Notohadiprawiro (2006) yang
mengatakan bahwa penambangan 10. Pelaksanaan Penambangan di
merupakan mengeruk kaki tebing Desa Kaloy Berdasarkan
atau bukit yang merusak kemantapan Peraturan X Tentang Bahan-
lereng dan memacu keruntuhan bahan Galian Batu Kali dan
seluruh lereng. Pengambilan bahan Pasir Yang Berada Di dalam
galian dari dasar sungai membuat Sungai Adalah Tetap Milik
dasar sungai menjadi tidak rata. Hal Negara
ini memacu terjadinya turbulen yang Bahan-bahan galian yang
meningkatkan erosivitas dan daya dimaksud adalah ketersediaan bahan
angkut aliran sungai, selanjutnya galian tambang yang ada di dalam
mengubah regim sungai. Regim sungai Desa Kaloy merupakan
sungai yang dimaksud adalah dibawah naungan Dinas
kemampuan sungai mempertahankan Pertambangan dan Energi Kabupaten
geometri melintang dan membujur Aceh Tamiang. Sehubungan dengan
alurnya dengan mengimbangkan laju hal tersebut menurut hasil
pengendapan dan pengikisan wawancara salah satu pegawai Dinas
sepanjang alurnya. Pengubahan Pertambangan, Pak Fahmi
regim sungai berarti mengubah mengatakan untuk isi butir peraturan
perilaku sungai sebagai penyalur air ini sebagai penjelasan yang
yang pada gilirannya akan mengubah menegaskan bagi para penambang
hidrologi wilayah. untuk mengambil bahan galian di
Penambangan yang dilakukan dalam sungai tidak dibenarkan
penambang di Desa Kaloy pada saat mengambil secara sembarangan atau
sebelum dan sesudah pengerukan tanpa izin usaha, dan harus
(Lihat Gambar 7) menurut hasil berdasarkan izin pertambangan yang
penelitian yang diperoleh di lapangan dimiliki penambang. Dan
dapat diketahui bahwa seluruh berdasarkan hasil penelitian yang
penambang tidak menjaga diperoleh bahwa 100% para
penampang sungai seperti keadaan penambang di Desa Kaloy memiliki
semula, hal ini disebabkan bahwa izin usaha pertambangan, ini berarti
pada sebelum dilakukannya penambang melakukan penambangan
pengerukan daerah tepi muara secara legal.

13
dapat diketahui tentang
11. Pelaksanaan Penambangan di penambangan bahan galian C di
Desa Kaloy Berdasarkan Desa Kaloy Kecamatan Tamiang
Peraturan XI Tentang Batas Hulu Kabupaten Aceh Tamiang yang
Wilayah Penambangan atau dilihat antara lain dari pelaksanaan
Pengeksploitasian Bahan penambangan berdasarkan perizinan,
Galian C dan peranan sosial usaha penambang.
Batas wilayah yang dimaksud Untuk lebih jelasnya dapat diketahui
dalam penelitian ini adalah luas areal pada pembahasan berikut ini.
penambangan yang dieksploitasi
penambang dengan tidak melewati C. Peranan Sosial Pengusaha
batas yang telah ditentukan dari Tambang
Dinas Pertambangan dan Energi. Peranan sosial pengusaha
Dalam hal ini berdasarkan hasil tambang terhadap penyerapan tenaga
penelitian yang diperoleh di lapangan kerja memberikan pengaruh bagi
mengenai pelaksanaan penambang seseorang untuk mendapatkan
manurut batas wilayah penambangan pekerjaan. Kegiatan penambangan di
bahwa 100% penambang ada Desa Kaloy memberikan keuntungan
melaksanakan penambangannya bagi masyarakat sekitar atau
sesuai dengan batas-batas wilayah penduduk asli daerah tersebut untuk
yang telah ditentukan. dapat bekerja. Sehubungan dengan
hal tersebut Hartomo dan Aziz
12. Pelaksanaan Penambangan di (2008) menjelaskan peranan sosial
Desa Kaloy Berdasarkan adalah suatu cara atau perbuatan dan
Peraturan XII Tentang tindakan seseorang individu dalam
Penambangan Tidak Didekat usahanya memenuhi tanggung jawab
Jembatan Dengan Jarak hak-hak dari status sosialnya, maka
Sekurangnya 500 MeterBatas seseorang akan terlihat menjalankan
Wilayah Penambangan atau kegiatan sesuai dengan status
Pengeksploitasian Bahan sosialnya masing-masing yang dapat
Galian C dilihat dari peranannya. Dalam hal
Penambangan yang tidak ini berkaitan dengan kegiatan
diperbolehkan didekat jembatan, penambangan di Desa Kaloy yang
berdasarkan hasil penelitian di dapat menyerap tenaga kerja lepas
lapangan dapat diketahui bahwa dan tenaga kerja tetap. Adapun
100% penambang tidak ada menurut data hasil penelitian dapat
melaksanakan penambangan didekat diketahui jumlah penyerapan tenaga
jembatan, seperti ketentuan syarat kerja lepas yang bekerja di
yang dimaksud. Sehubungan dengan penambangan bahan galian C Desa
hal tersebut pihak Dinas Kaloy secara keseluruhan yakni
Pertambangan dan Energi juga berjumlah 157 orang. Hal ini
memberi peringatan kawasan menunjukkan bahwa kegiatan
larangan pertambangan berupa penambangan tersebut termasuk pada
planplet di tiap-tiap jembatan. usaha yang cukup besar. dan tenaga
Dari hasil penelitian yang kerja lepas yang berkerja di
telah teruraikan sebelumnya maka penambangan tersebut sebagian

14
besar didapat dari luar daerah Desa dari jumlah jam kerjanya yang
Kaloy, karena usaha pertambangan merupakan penjadwalan kerja dan
ini membutuhkan pekerja yang lamanya seseorang mampu bekerja
memiliki keterampilan sebagai supir dalam sehari secara baik ialah pada
angkut truk dan operator back hoe. umumnya sekitar 6 8 jam/hari
Sedangkan jika dilihat pada (http://repository.usu.ac.id/).
penyerapan tenaga kerja tetap Sumbangan pembangunan
menurut data hasil penelitian dapat sarana umum yang diberikan
diketahui bahwa tenaga kerja yang penambang di Desa Kaloy terdiri
bekerja di penambangan Desa Kaloy dari jalan, jembatan, mesjid, dan
secara keseluruhan berjumlah 126 sekolah. Menurut data hasil
orang dan pekerja tetap ini adalah penelitian dapat diketahui bahwa
sebagian bersar merupakan 100% penambang memberikan
penduduk asli Desa Kaloy. sumbangan tersebut yakni berupa
Pendapatan rata-rata perbaikan jalan, perbaikan jembatan,
penambang di Desa Kaloy adalah dan uang. Hal ini menunjukkan
Rp.3576190,00/bulan. Jika bahwa kegiatan penambangan di
dibandingkan dengan standar UMR Desa Kaloy memberikan pengaruh
(Upah Minimum Regional) yang positif atas tanggung jawab mereka
berlaku di Provinsi Naggroe Aceh dalam usaha pertambangan bahan
Darussalam tahun 2011 yakni galian .
sebesar Rp. 1.350.000/bulan, maka
dalam hal ini 100% pendapatan KESIMPULAN
penambang memiliki pendapatan Berdasarkan hasil penelitian
diatas rata-rata dari standar UMR dan pembahasan yang telah
tersebut atau termasuk mencukupi. teruraikan maka dapat dikemukakan
Jika dibandingkan dengan jumlah beberapa kesimpulan sebagai berikut
jam kerja penambang di Desa Kaloy :
menurut data hasil penelitian dapat 1. Pelaksanaan penambangan
diketahui bahwa jumlah jam kerja berdasarkan sistem perizinan
penambang mencapai 4 hingga 8 yang dilaksanakan penambang
jam/hari. Jumlah jam tersebut lebih Desa Kaloy terlihat dari
dari cukup untuk rata-rata keduabelas syarat kewajiban izin
pendapatan para penambang dalam pertambangan dan seluruh
sebulan. Dan dalam hal ini penambang tidak ada secara
penambang di Desa Kaloy keseluruhan melaksanakan
berdasarkan jumlah jam kerja yang peraturan tersebut. Adapun
didapat paling banyaknya bekerja pelaksanaan penambangan
selama 6 jam/hari yakni sebesar berdasarkan peraturan pertama
28,57%. Angka tersebut tentang iuran pajak eksploitasi
menunjukkan bahwa rata-rata bahan galian C menunjukkan
penambang sanggup bekerja selama 23,80% penambang
6 jam dalam sehari. Sehubungan melaksanakan pembayaran pajak
dengan jumlah jam kerja penambang dengan kriteria selalu bayar.
tersebut, maka hal ini sesuai dengan Pelaksanaan penambangan
tenaga kerja yang dapat dicermati berdasarkan peraturan kedua

15
tentang penyampaian hasil pemeliharaan tata guna air
produksi yakni produksi sirtu yakni sistem penambangan yang
mencapai 10 - 60M3/hari dan dilaksanakan 57,15%
koral 10 25M3/hari, dan menggunakan back hoe
sebesar 72,20% penambang manual. Dan 57,15 %
melaksanakan penyampaian penambang melaksanakan
hasil produksinya dengan jumlah penambangan dengan mengeruk
pengerukan kubikasi bahan dibagian tengah sungai, yang
galian tersebut. Pelaksanaan berarti melaksanakan ketentuan
penambangan berdasarkan ini. Pelaksanaan penambangan
peraturan ketiga tentang berdasarkan peraturan kedelapan
pematokan batas-batas wilayah tentang kegiatan penambangan
pertambangan yakni penambang tidak merusak lingkungan
memiliki luasan areal menunjukkan 100%
penambangan mulai dari 100 melaksanakan peraturan ini.
24000Ha. Dan dalam hal ini Pelaksanaan penambangan
100% penambang melaksanakan berdasarkan peraturan
pematokan batas-batas wilayah kesembilan tentang penampang
sesuai dengan luasan areal sungai dalam keadaan semula
tersebut. Pelaksanaan menunjukkan 100% penambang
penambangan berdasarkan tidak melaksanakan peraturan
peraturan keempat tentang ini. Pelaksanaan penambangan
perpanjangan masa penggalian berdasarkan peraturan kesepuluh
yakni menurut tahun usahanya tentang bahan galian di dalam
diberikan selama 2 tahun untuk sungai sepenuhnya milik Negara
masa izin menggali. Hal ini menunjukkan bahwa 100%
menunjukkan 52,38% penambang ada melaksanakan
penambang memiliki masa peraturan ini dengan mengelola
berlaku menggali dan 85,71% bahan galian tetap dalam izin
penambang belum melaksanakan usaha. Pelaksanaan
pendaftaran ulang masa penambangan berdasarkan
penggaliannya. Pelaksanaan peraturan kesebelas tentang
penambangan berdasarkan batas penambangan atau
peraturan kelima tentang pengeksploitasi bahan galian
permohonan perpanjangan SIPD menunjukkan bahwa 100%
menunjukkan 61,90% penambang melaksanakannya
penambang ada melaksanakan dengan tidak melewati batas
ketentuan ini. Pelaksanaan wilayah izin pertambangan. Dan
penambangan berdasarkan pelaksanaan penambangan
peraturan keenam tentang berdasarkan peraturan
menunjukkan surat bukti keduabelas tentang tidak
kewajiban menunjukkan bahwa melakukan penambangan
100% penambang melaksanakan didekat jembatan menunjukkan
ketentuan ini. Pelaksanaan bahwa 100% penambang
penambangan berdasarkan melaksanakan peraturan ini
peraturan ketujuh tentang dengan tidak ada melakukan

16
penambangan di areal yang distribusi/ diakses 24 juni
dimaksud. 2011)
2. Peranan sosial pengusaha Bagoes, M. 2009. Demografi Umum.
tambang terhadap penyerapan Yogyakarta : Pustaka Pelajar
tenaga kerja lepas yakni dapat Offset
menyerap 157 orang dan tenaga Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi.
kerja tetap yang terserap Jakarta : PT. Raja Grafindo
sebanyak 126 orang. Pendapatan Persada
rata-rata sebesar Rp. Evers, S. 1982. Kemiskinan Dan
3576190,00/bulan dan 100% Kebutuhan Pokok. Jakarta :
penambang memiliki pendapatan CV. Rajawali
diatas rata-rata pendapatan UMR Hartomo dan Aziz. 2008. Ilmu Sosial
Provinsi NAD sehingga dapat Dasar. Jakarta : PT. Bumi
diartikan tergolong mencukupi. Aksara
28,57% penambang memperoleh Hasibuan, Puspa Melati. 2006.
jumlah jam kerja 6jam/hari Dampak Penambangan Bahan
dimana jumlah jam kerja Galian Golongan C Terhadap
tersebut seimbang dengan Lingkungan Sekitarnya di
pendapatan yang diperoleh Kabupaten Deli Serdang.
penambang. Dan peran peran Jurnal EqualityVol. 11, No. 1,
sosial penambang dalam bentuk Februari 2006, (Online).
lainnya yakni berupa sumbangan http://repository
sarana umum antara lain jalan, .usu.ac.id/bistream/12345678
jembatan, mesjid dan sekolah. 9/1/equ-feb2006-4.pdf.
Diakses 10 mei 2011
DAFTAR PUSTAKA Nogata, 2010. Daftar Informasi
Aminuddin. 2008. Penentuan Bahan UMR (Online).
Galian Unggulan Untuk http://www.hicentro.com
Prospektif Penambangan Di /nangroe
Kabupaten Kuantan Singingi aceh_darussalam/non_kab/lai
Provinsi Riau. Vol 18 No.1,
april 2008: 26-3. (Online). n-lain/2011. di akses tanggal
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admi 24 juni 2011
n/jurnal/ 181082637.pdf Notohadiprawiro, T. 2006.
Diakses 24 juni 2011 Pengelolaan Lahan dan
Anonimus. 1980. Peraturan Lingkungan Pasca
Pemerintah (PP) No. 27 Penambangan .(online).
Tahun 1980 Tentang http://www.soil.paperta.ugm.
Penggolongan dan ac.id/tj/19xx/
Pengklasifikasian Bahan 19xxpengelolaan/pdf. diakses
Galian Industri Indonesia
24 juni 2011
Avidianto. 2010. Pengertian
Safei dan Riadi, 1999. Eksplorasi
Distribusi dan Fungsi
Endapan Pasir Kuarsa di
Distribusi. (Online).
Tanjung Batu Itam Pulau
http://devoav1997.webnode.c
Belitung. Teknologi
om/new/pengertian-
Indonesia Jilid XXII No.1-
distribusi-dan-fungsi-
2.199. (Online).

17
http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/ Akibat Kegiatan
detil/id/24:53493/4/pengaran Penambangan Pasir Di
g:riadi/offset/15/limit/. Daerah Kawasan Gunung
Diakses 24 juni 2011 Merapi (Studi Kasus Di Desa
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Keningar Kecamatan Dukun
Pengantar. Jakarta : PT. Raja Kabupaten Magelang,
Grafindo Provinsi Jawa Tengah).
Sukandarrumidi. 1999. Bahan (online),
Galian Industri. Yogyakarta : (http:/eprints.undip.ac.id/176
Gadjah Mada University 54/1/YUDHISTIRA.pdf,
Press diakses 10 mei 2011).
Utami, Budi. 2011. Perkembangan http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
Sistem Periodik. (Online). 23456789/21435/chapter%20
http://www-chem-is-try.org// 11.pdf. diakses tanggal 24
Yudhistira, 2008. Kajian Dampak Juni 2011.
Kerusakan Lingkungan

18

You might also like