You are on page 1of 13

FUNCTIONAL

NEUROANATOMY

ACHDIAT AGOES

1
FUNCTIONAL
NEUROANATOMY
ACHDIAT AGOES

Charles Darwin: sampai aku mati, Linnaeus


dan Cuvier adalah dewa bagiku tetapi
dibandingkan Aristoteles mereka berdua
bagaikan anak taman kanak-kanak saja.

Pendahuluan
Struktur dan Fungsi Otak
(Struktur dan Fungsi Otak Menentukan Bagaimana
Otak Bekerja)

Otak adalah salah satu organ tubuh yang sangat


vital.

Berbicara tentang otak seperti berbicara tentang


sesuatu yang amat suci karena otak terlindung
amat sempurna dari berbagai benturan dan
kontak yang tidak perlu dengan dunia luar.

Berat otak hanya 1350-1450 gram tetapi


memainkan fungsi yang luar biasa penting
sepanjang hayat manusia.

2
Terdiri dari 200 milyard sel saraf yang
mempunyai lanjutan seperti jaring laba-laba
maka struktur otak sangat lunak dan 82% terdiri
dari air. Otak dapat dibedakan atas dua belahan
besar yang disebut hemisfer dan antara
keduanya dihubung-kan oleh korpus kalosum.
Otak dibungkus dengan jaringan kenyal tiga lapis
yang disebut

duramater,
piamater dan
arakhnoid.

Masing-masing lapisan itu diantaranya


menghasilkan rongga yang disebut

cavum epidural,
cavum subdural dan
cavum subarachnoid.

Ruang epidural dan subdural tidak berisi apa-apa


selain udara, tetapi ruang subarachnoid berisi
cairan yang disebut cairan spinal. Cairan spinal
dihasilkan otak oleh villi arachnoidales dalam
bangunan yang disebut granulatio Paccioni.

3
FUNGSI OTAK
Otak mengatur segala pergerakan manusia. Oleh
karena itu otak mempunyai tiga fungsi yang
berjalan secara sinergis, fungsi motorik,fungsi
sensorik, dan fungsi otonomik.

Fungsi Motorik
Fungsi motorik otak dijalankan dengan tujuan
agar tubuh dapat bergerak sesuai dengan
kemauan yang dikehendaki. Karena dilakukan
secara sadar maka fungsi motorik terletak di
bagian otak yang disebut korteks motorik.
Korteks motorik terdiri enam lapisan sel otak
yang terpenting diantaranya terletak di lapisan
yang disebut lapisan pyramidalis. Lapisan ini
terbentuk dari kumpulan sel-sel otak yang
berbentuk seperti pyramid, bila dilihat dibawah
mikroskop. Masing-masing sudut pyramid
tersebut mempunyai ujung yang berhubungan
dengan sel pyramid lainya melalui lanjutan sel
saraf yang disebut dendrite. Lanjutan sel saraf
yang terpanjang disebut axon atau neurite
melanjutkan hubungan antara sel pyramid
dengan sel saraf lain yang terletak di stasiun
berikutnya yaitu di sumsum tulang belakang atau
medulla spinalis. Bagi saraf motorik kepala maka
lanjutan tersebut berakhir di medulla oblongata.
Bila otak ingin menggerakkan suatu bagian

4
tubuh maka sel pyramid yang mengurus bagian
tubuh tersebut akan mengeluarkan potensial
listrik dan akan diteruskan ke medulla spinalis
dan dilanjutkan sampai ke ekstremitas tangan
atau tungkai.

Fungsi Sensorik
Otak juga mempunyai fungsi sensorik yaitu
bagian otak yang bertugas untuk mengetahui
sensasi yang dirasakan oleh permukaan tubuh.
Pusatnya terletak di bagian otak yang disebut
korteks sensorik. Sel-sel saraf otak di korteks
sensorik menerima sensasi saraf dari serabut-
serabut saraf yang naik ke atas melalui medulla
spinalis melalui apa yang disebut traktus
spinothalamikus. Rangsangan yang diterima
kemudian akan diterjemahkan oleh korteks
sensorik sesuai dengan pengalamannya sebagai
rasa yang menyenangkan, sakit atau
menjemukan.

Fungsi Otonomik
Sehubungan dengan fungsi tubuh yang harus
dipelihara terus menerus selama 24 jam sehari 7
hari dalam sepekan maka otak tidak boleh tidur.
Untuk itu otak mempunyai sel-sel saraf yang
terus berjaga selama 24 jam. Sel-sel ini disebut
sel saraf otonomik. Sel-sel ini terkumpul dalam

5
satu kumpulan sel yang disebut inti sel saraf
nervus vagus. Sel-sel saraf di inti nervus vagus
terutama merawat organ penting seperti jantung
yang tidak boleh berhenti berdenyut meskipun
sedang tidur. Demikian juga saluran pencernaan
yang harus terus mencernakan makanan
meskipun sedang istirahat. Dan saluran
pembuangan kotoran baik saluran kencing
maupun saluran pembuangan makanan.

Adalah Ibnu Sina (1000) yang menemukan


bahwa pada pikiran yang sakit akan
mengakibatkan tubuh juga menjadi sakit.
Andreas Vesalius (1543) yang melakukan
bongkar pasang otak untuk mengetahui
bagaimana keadaan di dalamnya.

Sel-sel otak satu sama lain saling berhubungan


melalui dendrite dan diujung-ujung dendrite
masih terdapat ujung sel saraf dan reseptor yang
menerima informasi dari sekelilingnya.

Materi yang akan disampaikan melalui reseptor


di berikan melalui neurotransmitter yaitu bahan
kimia yang dapat membawa pesan-pesan yang
dikehendaki.

Ada banyak sekali neurotransmitter. Bila dahulu


pada penyakit otak yang sakit adalah bagian
otak ternyata sekarang terbukti gangguan
tersebut dapat saja disebabkan oleh berlebih
atau berkurangnya neurotransmitter tertentu.

6
Bagian-bagian dari otak
Dari depan ke belakang otak dapat dibedakan
atas

lobus frontalis
lobus parietalis
lobus temporalis
lobus oksipitalis
serebelum

Terpisah dari otak besar terdapat segumpal otak


kecil yang disebut serebelum terletak sedikit
dibawah lobus oksipitalis. Pertemuan lobus
oksipitalis dan serebelum berlanjut ke distal
menjadi medulla oblongata yang terus keujung
bawah tubuh mejadi medulla spinalis dan
berakhir di sacral.

Dari bagian otak tersebut keluar serabut-serabut


saraf yang disebut saraf otak atau nervi
kraniales.

Terdapat dua belas pasang saraf otak kanan dan


kiri.

Kedua belas saraf kraniales tersebut adalah


sebagai berikut:

N. Olfaktorius
N. Optikus
N. Okulomotorius

7
N. Trochlearis
N. Trigeminus
N. Abduscens
N. Facialis
N. Vestibulo-Cochlearis
N. Glossopharyngeus
N. Vagus
N. Accessorius
N. Hypoglossus

N. Olfaktorius
N. Olfaktorius berangkat dari ujung lobus
frontalis kea rah depan dan menembus lamina
kribrosa ossis ethmoidalis keluar ke mukosa
hidung dan berfungsi sebagai saraf penciuman.
Dapat membedakan bermacam-macam bau-
bauan. Gangguan pada saraf ini mengakibatkan
penyakit yang disebut anosmia, parosmia,
cacosmia, dan hiposmia. Gangguan seperti ini
biasanya berasal dari cedera kepala berat yang
menghantam kepala bagian depan sehingga
menghancurkan saraf olfaktorius tersebut.
Penyebab lain kemungkinan adalah tumor otak di
lobus frontalis yang disebut sindroma Foster
Kennedy dengan gejala anosmia, atrofi papil,
papiledema, dan sakit kepala hebat dan tentunya
juga buta.

N. Optikus

8
N. Optikus berangkat dari bagian bawah lobus
frontalis menuju arah depan dan menembus
tengkorak pada foramen optikum. Masuk ke
rongga mata dan oleh karena itu banyak
dibicarakan di bagian mata. Masuk di ruang mata
sebagai akhiran saraf yang menyebar di lapisan
retina dan berfungsi menangkap sensasi sinar
yang menembus mata melalui pupil. Terdapat
kaitan yang sangat erat antara retina dan pupil
yang mengatur besar kecilnya jumlah cahaya
yang masuk dengan mengatur ukuran pupil. Bila
cahaya yang masuk sangat besar maka pupil
akan mengecil dan sebaliknya dalam keadaan
tanpa cahaya maka pupil akan melebar. Pada
keadaan koma yang dalam ukuran pupil juga
akan melebar. Pada keracunan obat terutama
morfin maka pupil akan mengecil bahkan
menjadi sebesar lubang jarum dan disebut pin-
point pupil.

N. Okulomotorius
N. Okulomotorius berasal dari batang otak bagian
atas terdiri dari tiga kelompok sel yang
mempersarafi otot mata sebagai berikut:

m rektus internus
m rektus superior
m rektus inferior

9
Selain bersifat motorik juga bersifat otonomik
dimana sifat otonomik nya digunakan untuk
memfungsikan otot m sphincter papillae yang
bereaksi terhadap rangsangan cahaya pada
retina. Bila rangsangan cahaya sangat keras
intensitasnya maka m sfingter papillae akan
berkontraksi dan pupil mengecil.

N. Trochlearis
N. Trochlearis berangkat dari batang otak bagian
atas sama halnya dengan n. okulomotorius dan
hanya mengurusi otot penggerak bola mata m
obliquus superior yang berjalan di atas bola mata
dan berfungsi untuk menggerakkan bolamata
bergerak ke bawah. Gangguan pada N.
Trochlearis mengakibatkan kesulitan untuk turun
tangga.

N. Trigeminus
N. Trigeminus berangkat dari medulla spinalis
bagian atas dan medulla oblongata sehingga
merupakan intisaraf otak yang panang.
Memberikan persarafan dengan sifat sensorik ke
wajah dan persarafan dengan sifat motorik ke
otot pengunyah. Otot pengunyah yang diurus
oleh saraf kelima ini yalah m. masseter dan m.
pterigoideus externus. Gangguan pada saraf ini
biasanya adalah penyakit trigeminal neuralgia,
yang memberikan rasa sangat nyeri kepada
penderita yang mengalaminya. Nyeri terasa

10
sangat menusuk dan tidak hilang dengan
analgesik biasa.

N. Abduscens
N. Abduscens adalah saraf otak ke enam
yang berfungsi menggerakkan otot bola
mata ke arah lateral (samping). Kelumpuhan
saraf ini tentu saja menyebabkan kehilangan
kemampuan melirik kesamping dan otomatis
melihat obyek seolah-olah kembar.

N. Facialis
N. Facialis adalah saraf ketujuh yang
berfungsi menggerakkan otot wajah baik
untuk tersenyum meringis maupun
merengut. Kelumpuhan saraf ini dapat
bersifat sentral atau perifir. Kelumpuhan
bersifat sentral terjadi pada keadaan stroke
dan kelumpuhan bersifat perifer terjadi pada
Bells Palsy.

N. Vestibulocochlearis

11
N. Vestibulocochlearis adalah saraf otak ke
delapan yang membawa impuls
keseimbangan dan pendengaran ke otak.
Impuls tersebut dibawa melalui labyrinth
untuk keseimbangan dan cochlea untuk
pendengaran. Fungsinya meneruskan impuls
tersebut ke otak kecil (serebelum) sehingga
tubuh bisa mengatur keseimbangan.

N. Glossopharyngeus
N. Glossopharyngeus adalah saraf otak ke
sembilan yang membawa serabut
parasimpatis dan sensorik dari dinding
belakang faring ke otak. Gangguan saraf ini
ditandai oleh hilangnya reflex muntah.

N. Vagus
N. Vagus adalah saraf otak yang terpanjang
karena membawa serabut parasimpatis
hingga ke jantung sampai ke kandung kemih.
Gangguan saraf vagus akan mengacaukan
irama jantung. Demikian pula peristaltik otot
halus usus dan kandung kemih akan
terganggu bila ada gangguan nervus vagus.

12
N. Accessorius
N. Accessorius adalah saraf ke sebelas dan
gangguannya menimbulkan kelumpuhan otot
trapezius dan otot sternocleidomastoideus.
Akibatnya orang tidak bisa menoleh kekanan
atau kekiri atau mengangkat bahu.

N. Hipoglossus
N. Hipoglossus adalah saraf otak ke duabelas
dan berfungsi menggerakkan otot lidah.
Lidah dapat digerakkan keatas kedepan
kebelakang dan kesamping kiri dan kanan
berkat ketangkasan saraf keduabelas ini.

Pada penyakit stroke sering mengenai saraf


ke duabelas sehingga penderita menjadi
bicaranya pelo.

Demikianlah uraian mengenai saraf otak


yang berjumlah duabelas.

----o0o----

13

You might also like