You are on page 1of 6

Nama : Teguh Pambudi N (142140140)

PUSAT LABA

Ketika kinerja finansial suatu pusat pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup

laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan pengeluaran), maka pusat ini disebut sebagai

pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba

memungkinkan pihak manajemen senior dapat menggunakan satu indikator yang

komprehensif, dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator (beberapa di

antaranya mengarah kepada hal yang berbeda).

PERTIMBANGAN UMUM

Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Pertanggungjawaban Laba

Keputusan manajemen yang melibatkan penawaran untuk meningkatkan pengeluaran

dengan harapan akan ada peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan.

Keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/ pendapatan

(expense/revenue trade-off). Tambahan biaya iklan adalah salah satu contohnya. Untuk

dapat melimpahkan keputusan trade-off semacam ini dengan aman kepada tingkat

manajer yang lebih rendah, maka dua kondisi harus dipenuhi.

1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam

membuat keputusan serupa.


2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifnya suatu trade-off yang dibuat

oleh manajer.

Langkah utama dalam membuat pusat-pusat laba adalah menentukan titik terendah

dalam organisasi ketika kedua kondisi di atas terpenuhi.

Manfaat Pusat Laba

Menjadikan unit-unit organisasi sebagai pusat-pusat laba dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para

manajer yang paling dekat dengan titik keputusannya.


Kecepatan dari keputusan-keputusan operasional dapat meningkat karena mereka

tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.


Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat

lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.

Permasalahan pada Pusat Laba

Selain manfaat yang diperoleh tadi, pusat-pusat laba dapat menimbulkan beberapa

masalah:

Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa top management untuk

lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen daripada wawasan pribadinya

atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan sedikit hilangnya pengendalian.

Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi lebih baik

daripada manajer pusat laba pada umumnya, kualitas keputusan yang diambil pada

tingkat unit akan berkurang.


Unit Bisnis sebagai Pusat Laba

Sebagian besar unit bisnis yang ada menjadi pusat-pusat laba sejak para manajer yang

berwenang memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan

pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan biaya

dan hal tersebut dapat ditangani dengan baik oleh laba bersih. Meskipun demikian,

kewenangan seorang manajer dapat mengalami beberapa hambatan, di mana hal ini

terdapat pada desain dan operasi pusat laba.

Hambatan pada Kewenangan Unit Bisnis

Untuk menyadari manfaat sepenuhnya dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis akan

berperan seperti presiden dari suatu perusahaan independen. Meskipun demikian, dalam

praktik sehari-hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Jika suatu perusahaan dibagi

menjadi unit-unit yang sepenuhnya independen, maka perusahaan tersebut akan

kehilangan manfaat sinergi dan ukuran yang ada. Lebih jauh lagi, dalam melimpahkan

kewenangan seperti yang diberikan dewan direksi kepada CEO, manajer senior akan

mengabaikan tanggung jawab yang sebenarnya. Akibatnya, struktur unit bisnis

mencerminkan trade-off antara otonomi unit bisnis dan halangan perusahaan. Efektifnya

suatu organisasi unit bisnis sangat bergantung pada hal tersebut.

1. Halangan dari Unit Bisnis Lain.

Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit

bisnis yang lain. Sangatlah berguna jika kita memikirkan pengelolaan suatu pusat laba

dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan tersebut : (1) keputusan produk

(barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual); (2) keputusan pemasaran

(bagaimana, dimana, dan berapa jumlah barang atau jasa yang akan dijual?); dan (3)
keputusan perolehan (procurment) atau sourcing ( bagaimana mendapatkan atau

memproduksi barang atau jasa).

2. Hambatan dalam Manajemen Korporasi.

Hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen korporasi dikelompokkan menjadi

tiga bagian: (1) hambatan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis. (2)

yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan; dan (3) yang timbul dari sisi

ekonomis adanya suatu sentralisasi.

Pusat Laba Lainnya

Unit-unit Fungsional

Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit

diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada

dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal aktivitas

operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba. Tidak ada

prinsip-prinsip tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu yang merupakan pusat

laba sementara dan yang lainnya bukan.

1. Pemasaran

Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya

dari produk yang terjual.

2. Manufaktur.

Aktivitas menufaktur biasanya merupakan pusat pengeluaran (expese center), dengan

penilaian atas kinerja manajemen versus biaya standar (standar cost) dan overhead

budget. Meskipun demikian, pengukuran ini dapat menimbulkan masalah karena tidak

mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya.

3. Unit Pendukung dan Pelayanan.


Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, transportasi, teknik, konsultan,

layanan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba.

4. Organisasi Lainnya

Suatu perusahaan dengan operasi cabangnya yang bertanggung jawab atas

pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat

laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab

manufaktur atau perolehan, profitabilitasnya sering kali merupakan satu-satunya ukuran

kinerja yang paling baik.

Mengukur Profitabilitas

Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi

suatu pusat laba, sama seperti dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan.

Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana

hasil kinerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk planning, coordinating, dan

controlling kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan

motivasi yang tepat bagi manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang

memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entias ekonomi.

Jenis-jenis Ukuran Kinerja

Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari pendapatan bersih (net income).

Meskipun demikian, kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima

ukuran profitabilitas : (1) contribution margin, (2) direct profit, (3) laba terkontrol, (4)

pendapatan sebelum pajak, atau (5) pendapatan bersih

You might also like