Professional Documents
Culture Documents
PUSAT LABA
Ketika kinerja finansial suatu pusat pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup
laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan pengeluaran), maka pusat ini disebut sebagai
pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba
PERTIMBANGAN UMUM
dengan harapan akan ada peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan.
(expense/revenue trade-off). Tambahan biaya iklan adalah salah satu contohnya. Untuk
dapat melimpahkan keputusan trade-off semacam ini dengan aman kepada tingkat
oleh manajer.
Langkah utama dalam membuat pusat-pusat laba adalah menentukan titik terendah
sebagai berikut:
Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para
Selain manfaat yang diperoleh tadi, pusat-pusat laba dapat menimbulkan beberapa
masalah:
Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi lebih baik
daripada manajer pusat laba pada umumnya, kualitas keputusan yang diambil pada
Sebagian besar unit bisnis yang ada menjadi pusat-pusat laba sejak para manajer yang
pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan biaya
dan hal tersebut dapat ditangani dengan baik oleh laba bersih. Meskipun demikian,
kewenangan seorang manajer dapat mengalami beberapa hambatan, di mana hal ini
Untuk menyadari manfaat sepenuhnya dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis akan
berperan seperti presiden dari suatu perusahaan independen. Meskipun demikian, dalam
praktik sehari-hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Jika suatu perusahaan dibagi
kehilangan manfaat sinergi dan ukuran yang ada. Lebih jauh lagi, dalam melimpahkan
kewenangan seperti yang diberikan dewan direksi kepada CEO, manajer senior akan
mencerminkan trade-off antara otonomi unit bisnis dan halangan perusahaan. Efektifnya
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit
bisnis yang lain. Sangatlah berguna jika kita memikirkan pengelolaan suatu pusat laba
dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan tersebut : (1) keputusan produk
(barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual); (2) keputusan pemasaran
(bagaimana, dimana, dan berapa jumlah barang atau jasa yang akan dijual?); dan (3)
keputusan perolehan (procurment) atau sourcing ( bagaimana mendapatkan atau
tiga bagian: (1) hambatan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis. (2)
yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan; dan (3) yang timbul dari sisi
Unit-unit Fungsional
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit
diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada
dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal aktivitas
operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba. Tidak ada
prinsip-prinsip tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu yang merupakan pusat
1. Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya
2. Manufaktur.
penilaian atas kinerja manajemen versus biaya standar (standar cost) dan overhead
budget. Meskipun demikian, pengukuran ini dapat menimbulkan masalah karena tidak
mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya.
layanan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba.
4. Organisasi Lainnya
pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat
laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab
Mengukur Profitabilitas
suatu pusat laba, sama seperti dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan.
Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana
hasil kinerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk planning, coordinating, dan
controlling kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan
motivasi yang tepat bagi manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang
memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entias ekonomi.
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari pendapatan bersih (net income).
Meskipun demikian, kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima
ukuran profitabilitas : (1) contribution margin, (2) direct profit, (3) laba terkontrol, (4)