You are on page 1of 2

Cinical Criteria for Diagnosing Anaphylaxis

(Sampson HA, et al. JACI 2006) (berdasarkan klinis yang dikelompokkan)

1.akut onset penyakit (menit -beberapa jam), jika ada paparan cepet dibawah 6
jam ,ada gejala dikulit saja maka disebut sbgai hipersensitivitas akut/ringan.

tapi begitu ditambah gejala a dan b . bisa a saja bisa b aja atau a dan b muncul
maka disebut reaksi anafilaksis

DAN SETIDAKNYA SATU DARI BERIKUT

a. gangguan pernapasan (misalnya, dyspnea, mengi-bronkospasme, stridor,


mengurangi PEF, hipoksemia)

b. penurunan BP (tekanan darah turun) atau berhubungan dengan gejala


disfungsi organ (misalnya, hypotonia /collapse, syncope, incontinence) jika ini
muncul berarti shock anafilaktif.

Antara anafilaksis dan shock anafilaksis berbeda dalam pemberian obatnya


yaitu, jika reaksi anafilaksis maka epineprinnya diberikan cukup sekali saja. Jika
shock sekali diberikan tidak memberikan respon, tensinya tetep rendah, bisa
diulang 3x.

2. Dua atau lebih yang terjadi secara cepat setelah terpapar alergen
mungkin bagi pasien (menit -beberapa jam):abcd berkolaborasi. A dengan b
maka anafilaksis, a dengan c anafilakisi, b dgn c anafilaksis. Ini berarti
kemungkinan bisa mencapai 16 atau lebih kombinasi.

Contoh : Abis makan parasetamol terus tiba-tiba muntah, sesak, ada weezing
tetapi tiidak terdapat gejala kulit. Ini yang membuat ragu-ragu. Jika alergi kulit
gatal dan bentol menjadi ciri khas. Tapi dalam kondisi tertentu ternyata ada
pasien anafilaksis tanpa gelaja kulit, na ini bisa jadi luput. Orang dtg dia ke ugd
muntah2 dengan tensi drop berarti nomer c dan d muncul , jangan2 ini tidak
dideteksi sebagai reaksi anafilaksis sehingga pasien mati karena tidak diberikan
epineprin. Karena muntah dikasi dia antimuntah, karena tensi drop konsul ke
jantung. Padahal obatnya epineprin.

a. Keterlibatan jaringan kulit-mukosa (misalnya, gatal-gatal umum, gatal-


flush, bengkak lips-tongue-uvula)

b. gangguan pernapasan (misalnya, dyspnea, mengi-bronkospasme, stridor,


penurunan PEF, hipoksemia)

c. penurunan BP atau berhubungan gejala (misalnya, hipotonia kolaps,


sinkop, inkontinensia)

d. gejala gastrointestinal persisten (misalnya, sakit perut kram, muntah)


3. Penurunan BP/ tekanan darah setelah terpapar alergen yang diketahui
untuk pasien (Menit beberapa jam). Tidak ada yang lain hanya tekanan darah
yang turun.

Orang abis minum antalgin langsung tensinya drop, gejala kulit, muntah tidak
ada, paru-parunya bersih . ini sering crusial.

Ternyata pasien abis makan lebah datang dengan drop bisa aja keracunan
jawabannya, padahal anafilaksis.

a. Bayi dan anak-anak: BP sistolik rendah (umur tertentu) atau lebih besar
dari 30% penurunan tekanan darah sistolik

b. Dewasa: sistolik BP kurang dari 90 mm Hg atau lebih besar dari 30%


penurunan dari baseline orangnya

You might also like