You are on page 1of 3

Dhakon

Saka Wikipdia Jawa, bauwarna bbas abasa Jawa

Gambar dakon

Dhakon utawa congklak, iku dolanan sing nganggo piranti kayu, isa uga saka tmbaga,
plastik kang luwih sdhrhana digambar ing lemah. Ing kana isa dilgoki pitu, sanga, utawa
swlas lgokan, lan digaw rong larik, trus ing pucuk kiwa tngn ana lgokan gkdh
(lumbung) loro. Sak liyan iku, butuh kecik cacah padha karo legokan mau. Saumpama
cacahe 7, teges butuh kecik 7x7x2= 98, 9 legokan 9x9x2=162, yn 11 legokan
11x11x2=242.

timologi
Dhakon iku asal saka tmbung dhaku antuk panambang -an. Dhaku teges ngakoni yn
barang iku duwk dkn. Dadi ing dolanan dhakon iku ancas kanggo ngakoni yn barang
iku duwk dhw. Tumrap masyarakat Jawa, lan bocah-bocah wadon ing tahun 1970-an,
dhakon pancen wis ora asing. Dhakon kayu awujud ukiran akh ditemokake ing kraton.
Pancen, dolanan dakon wis dadi favorit tumrap bocah-bocah, mligine ing lingkungan kraton.
Eman, dene bocah-bocah saiki wis akh sing ora tepung lan kulina dolanan dakon.[1]

Jeneng ing panggonan liya


Ing Malaysia dolanan iki luwih dikenal kanthi jeneng congkak lan istilah iki uga dikenal ing
sawetara dharah ing Sumatra kanthi kabudayan Melayu. Saliyan iku ing Lampung dolanan
iki luwih dikenal kanthi jenneng dentuman lamban dn ing Sulawesi luwih dikenal kanthi
jeneng Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Jeoning basa Inggris, dolanan
iki disebut Mancala.

Tata Cara dolanan

1. Legokan cilik diisi kecik cacah padha karo cacah lgokan

2. Giliran sing mlaku dhisik diundhi nganggo pingsut

3. Caran mlaku, sing olh giliran milih salah siji lgokan sisih ngarp, kcik
sing ning kana dijupuk, trus ditibakk siji-siji ning lgokan wiwit sisih
tngn. Satrus lgokan tngn diisi, ugo lumbung sisih tngn. Yn
kcik isih turah, ditrusk mutr ning lgokan musuh.

4. Yn kcik paling pungkasan ntk pas ning lumbung, giliran ditrusk


musuh.
5. Yn kcik paling pungkasan ntk pas ning lgokan sing kosong, giliran
mandheg, ganti musuhe.

6. Yn kecik pungkasan tiba ing legokan sabrange ana isine, kabh dipindhah
ning lumbunge dhewe.

Biji congklak yang dikumpulkan dari lubang-lubang kecil ke lubang yang paling besar
adalah simbolisasi dari padi atau hasil tanam penduduk desa. Kemudian dipanen
dan disimpan ke dalam lumbung untuk persediaan bahan pangan penduduk.
Masih ingat berapa jumlah lubang kecil di masing-masing sisi?
Ada 7 lubang dan masing-masing berisi 7 biji. 7 adalah jumlah hari dalam satu
minggu. Jumlah biji yang ada pada lubang kecilpun sama. Artinya, tiap orang
mempunyai jatah waktu yang sama dalam seminggu, yaitu 7 hari.
Ketika biji diambil dari satu lubang, ia mengisi lubang yang lain, termasuk lubang
induknya. Pelajaran dari fase ini adalah, tiap hari yang kita jalani, akan
mempengaruhi hari-hari kita selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain. Apa yang kita
lakukan hari ini menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita. Apa yang
kita lakukan hari ini bisa jadi sangat bermakna pula bagi orang lain.
Biji diambil, kemudian diambil lagi, juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan
menerima. Tidak bisa mengambil terus, kalau tidak memberi.
Biji diambil satu persatu, tidak boleh semua sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur
untuk mengisi lubang kita. Kita harus jujur mengisi hidup kita. Satu persatu, sedikit
demi sedikit, asalkan jujur dan baik, lebih baik daripada banyak namun tidak jujur.
Satu persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus menabung tiap hari
untuk hari-hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai simpanan/tabungan, yaitu
biji yang berada di lubang induk.
Strategi diperlukan dalam permainan ini agar biji kita tidak habis diambil lawan.
Hikmahnya adalah, hidup ini adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus
bermusuhan. Karena tiap orang juga punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin)
sama dengan tujuan kita, maka kita harus cerdik dan strategis.
Pemenang adalah yang jumlah bijinya di lubang induk paling banyak, maksudnya
adalah mereka yang menjadi pemenang/ mereka yang sukses adalah mereka yang
paling banyak amal kebaikannya. Mereka yang banyak tabungan kebaikannya,
mereka yang menabung lebih banyak, dan mereka yang tahu strategi untuk
mengumpulkan rezeki.

Sedangakan dari pendidikan bagi anak, permainan coklak dapat dijadikan media
pendidikan Matematika kelas I yang masih transisi dari TK ke SD. Karena dapat
memperkenalkan metode berhitung dengan memakai media permainan ini.

Selain juga dapat memberikan pendidikan saling menghargai sesama teman karena
bergantian mengisi lubang congklak. Mereka juga dilatih sabar mengisikan congklak
dengan hati-hati, satu per satu.

Pada umumnya, dhakon dibuat dari bahan sebilah kayu dengan panjang sekitar 50 cm,
lebar 15-20 cm, dan tebal sekitar 4-5 cm. Kayu yang dipakai pun bebas jenisnya, yang
penting mudah dilubangi (tidak sampai tembus, hanya sekitar 2 cm, bentuknya cekung).
Bentuk kayu lebih ke bentuk persegi empat dengan kedua sisi ujung sering dibentuk
setengah lingkaran. Lalu, kedua sisi memanjang dibuat lubang berpasangan berjumlah
sekitar 3-7 buah.

Sementara di kedua ujung juga dibuat lubang cekung agak besar jika dibanding dengan
lubang-lubang di sisi kanan kiri. Sehingga total lubang cekung dalam sebuah dhakon
antara 8-16 buah.

Namun bisa jadi, dhakon tidak dibuat dari kayu, namun bisa dibuat dengan melubangi
tanah yang agak keras dengan batu. Jumlah lubang cekungnya bisa sama dengan dhakon
yang terbuat dari kayu. Dhakon dari tanah dibuat jika memang si anak yang hendak
bermain dhakon tidak mempunyai alat dhakon dari kayu. Memang semua anak zaman
dulu belum tentu mempunyai alat dhakon kayu. Maka, cara praktis adalah dengan
membuat cekungan pada tanah yang agak keras.

Bahan lain yang sekarang banyak dipergunakan untuk pembuatan dhakon adalah dari
plastik. Dhakon plastik banyak dijumpai di toko-toko mainan, di swalayan, di pasar
tradisional, atau di pasar-pasar malam. Dhakon plastik lebih enteng atau ringan jika
dibandingkan dengan dhakon kayu.

Sementara alat lain yang dipakai adalah kecik atau biji buah sawo, sawo manila, srikaya,
tanjung, dan sejenisnya. Bisa juga memakai butiran batu krikil yang berukuran kecil,
sebesar kecik.

Dhakon biasa dipakai oleh anak perempuan. Sebelum bermain, maka setiap lubang
dhakon yang berukuran kecil awalnya harus diberi kecik dengan jumlah yang sama,
misalnya 6 buah. Maka untuk 5 lubang dikalikan 2 sisi dikalikan 6 kecik, dibutuhkan 60
kecik. Untuk banyaknya kecil setiap lubang bisa menjadi kesepakatan anak yang akan
bermain dhakon. Kemudian anak yang akan bermain dhakon mengawali dengan sut
untuk mencari pemenang.

You might also like