You are on page 1of 11

PENGARUH DAYA TOLAK PERASAN SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

TERHADAP GIGITAN NYAMUK Aedes aegypti

Rofirma Manurung1, Indra Chahaya 2 , Surya Dharma 2


1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Departemen Kesehatan Lingkungan
2
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
mrofirma@yahoo.com

Abstract
Effect of thrust fragrant lemongrass (Cymbopogon nardus) against bites of
Ae.aegypti mosquito. Vector of Dengue Fever (DHF) is a Ae.aegypti mosquito
could can be eradicated by spraying insecticide, which give impack for the
environment. Alternative insecticides which are safe for the envinronment may
come from plants. Fragrant lemongrass (Cymbopogon nardus) is a mosquito
repellent plant by producing Olea volatilia that serve as mosquito repellent. This
research aims to dentify effect fragrant lemongrass (Cymbopogon nardus) as a
repellent against bites of Ae.aegypti mosquito. The consentration fragrant
lemongrass used were 1%, 2%, 3%, 4%. This reseach is a quasi experimental study
with completely randomize design. The material test was the extract of fragrant
lemongrass. Sampel of the research was adult Ae.aegypti mosquito, each box was
using 10 mosquitos for control and 10 mosquitos for different consentration and
they were repeated for 3 times. The result from the research was the number of
Ae.aegypti bite on consentration of 1% were 2 mosquitos, on consentration of 2%
was 1 mosquito, on consentration of 3% and 4% were none mosquito bite. Effect of
the fragrant lemongrass to Ae.aegypti mosquito bite after spraying of the extract
fragrant lemongrass on rabbits showed that the power of protection on
consentration of 1% and 2% was 75% to 88%, while power of protection on
consentration of 3% and 4% of 100%. The result of Anova test showed that there
was the significant difference on the mosquito to bite on various treatment
consentration and extended with Post Hoc test gave impact difference result away
different consentration. The consentration of 3% and 4% of the extract very
effective as fragrant lemongrass repellent because of having power of protection
100%.

Key words: fragrant lemongrass (Cimbopogon nardus), mosquito Ae.aegypti

Pendahuluan Aedes Spp (Susanna, 2011). Saat ini demam


berdarah termasuk penyakit yang
Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau meresahkan masyarakat karena
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyebarannya sangat cepat dan dapat
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue menyebabkan kematian (Kardinan, 2007).
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

1
Menurut Herm, dalam Wijana, (1982) Ae.aegypti telah resisten terhadap malathion,
menyimpulkan bahwa Ae.aegypti adalah fenithion, permethrin, propoxur, fenitrothion
satu-satunya vektor alamiah dari virus dan temephos yang digunakan dalam usaha
dengue. Akan tetapi beberapa peneliti pemberantasan penyakit demam berdarah
lainnya membuktikan bahwa disamping pada tahun 1973 (Nurcahyo, 1996).
Ae.aegypti, spesies-spesies Aedes yang lain Penggunaan obat anti nyamuk yang berasal
dapat menjadi perantara penyakit ini, dari bahan kimia ini mempunyai dampak
diantaranya Ae.albopictus, Ae.scutellaris, positif dan negatif (flona, 2006). Dampak
Ae. Polynensiensis. Tapi dari semua positifnya yaitu dapat membasmi nyamuk,
perbedaan pendapat Ae.aegypti tetap sedangkan dampak negatifnya dapat
merupakan vektor terpenting. menimbulkan polusi udara, menimbulkan
bau yang menyengat dan bisa menimbulkan
WHO memperkirakan sebanyak 2,5 sampai sesak nafas sehingga akan berpengaruh
3 milyar penduduk dunia berisiko terinfeksi terhadap kesehatan (Kardinan, 2003).
virus dengue dan setiap tahunnya terdapat
50-100 juta penduduk dunia terinfeksi Insektisida alternatif yang aman bagi
dengue, 500 ribu diantaranya membutuhkan lingkungan berasal dari tumbuhan
perawatan intensif di fasilitas pelayanan (Pujiyanti, 2007). Menurut pendapat
kesehatan. Setiap tahun dilaporkan sebanyak Kardinan (2003), Sebenarnya untuk
21.000 anak meninggal karena DBD atau menghindari gigitan nyamuk dan membasmi
setiap 20 menit terdapat satu orang yang nyamuk dapat digunakan bahan dari alam
meninggal (Depkes RI, 2009). tanpa harus menggunakan insektisida yang
dapat mempengaruhi kesehatan. Bahan yang
Kasus DBD setiap tahun di Indonesia terus berasal dari alam itu menghasilkan bahan
meningkat. Pusat Informasi Departemen anti nyamuk yaitu daun, akar, batang, biji,
kesehatan mencatat, jumlah kasus DBD di dan bunganya dapat dimanfaatkan dan
Indonesia selama 2009 mencapai 77,489 diolah sebagai bahan pengusir nyamuk.
kasus dengan 585 korban meninggal. Kota
Medan adalah salah satu kota di Sumatara Diantara tanaman penghasil bahan anti
Utara dengan angka kesakitan pada tahun nyamuk tersebut adalah tanaman Serai
2009 sebesar 88,35 per 100.000 penduduk Wangi (Soedarto, 2006). Menurut Flona
(Depkes RI, 2010). (2006), Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
menghasilkan minyak pati atau minyak atsiri
Di dunia ini terdapat sekitar 2500 spesies yang dikenal sebagai Citronella Oil. Minyak
nyamuk (Satari, 2004). Ada yang berbahaya, citronella mengandung dua senyawa kimia
ada pula yang gigitannya hanya penting yaitu Sitronelal dan Geraniol, yang
menyebabkan gatal. Nyamuk jenis berfungsi sebagai pengusir nyamuk, tetapi
Ae.aegypti sp pada umum berkeliaran di Flona tidak menyebutkan konsentrasi berapa
rumah terlebih dalam ruangan yang bersuhu serai wangi efektif untuk menolak gigitan
lembab, aktif di siang hari dan lebih senang nyamuk.
mengisap darah manusia (Sembel, 2009).
Penelitian mengenai Uji Aktivitas
Nyamuk Ae.aegypti biasanya dapat dibasmi Insektisida Ekstrak Daun Serai terhadap
dengan penyemprotan racun serangga Ulat Daun Kubis (Plutellaxylostella L) di
(flona, 2006). Menurut WHO (1978) di Laboratorium hasil pengamatan terhadap
Karibia dan daerah sekitarnya Nyamuk rata-rata persentase mortalitas larva P.

2
xylostella pada 2, 4, 6,8 dan 10 JSA (Jam mengetahui daya tolak air perasan serai
Setelah Aplikasi) daun serai berpengaruh wangi terhadap gigitan nyamuk dengan
nyata terhadap mortalitas larva P. xylostella. konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4% yang
Persentase mortalitas larva cenderung digunakan adalah nyamuk jenis Ae.aegypti.
meningkat mengikuti peningkatan
konsentrasi perlakuan dan lama waktu (jam) Untuk menghindari gigitan nyamuk dapat
setelah aplikasi. Konsentrasi yang lebih digunakan tanaman dari alam yang
efektif untuk setiap konsentrasi adalah 10,5 menghasilkan bahan anti nyamuk. Salah satu
% pada 2 dan 4 JSA, 6,5 % pada 6 JSA, 7,5 tanaman penghasil bahan anti nyamuk
% pada 8 JSA, serta 9,5 % pada 10 JSA adalah serai wangi karena mengandung
(Shahabuddin, 2010). minyak atsiri yang berfungsi untuk pengusir
nyamuk. Maka, perlu dilakukan penelitian
Penelitian Kardinan (2007) mengenai berapa konsentrasi efektivitas daya tolak air
Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap perasan serai wangi terhadap gigitan
Nyamuk Ae.aegypti bahwa rata-rata daya nyamuk Ae.aegypti.
proteksi terhadap nyamuk Ae.aegypti selama
6 jam dengan konsentrasi yang berbeda- Peneliian ini bertujuan untuk mengetahui
beda, pada konsentrasi 2,5% daya proteksi pengaruh perasan Serai Wangi
terhadap nyamuk 34,18%, pada konsentrasi (Cymbopogon nardus) sebagai repellent
5% rata-rata daya proteksi terhadap nyamuk pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% terhadap
39,67%, dan konsentrasi 10% rata-rata daya gigitan Ae.aegypti, sedangkan tujuan
proteksi terhadap nyamuk 45,75%. khususnya adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah nyamuk Ae.
Menurut penelitian Rita (2006) tentang aegypti yang menggigit setelah
Pemanfaatan Cymbopogon nardus Sebagai digunakan sebagai repellent dengan air
Larvasida Aedes aegypti bahwa ekstrak daun perasan serai wangi pada konsentrasi 1%
dan batang Sereh wangi (Cymbopogan dengan pengamatan 5 menit.
nardus) dapat dimanfaatkan sebagai 2. Untuk mengetahui jumlah nyamuk Ae.
pestisida nabati untuk mengendalikan aegypti yang menggigit setelah
nyamuk Ae.aegypti. LD50 ekstrak daun dan digunakan sebagai repellent dengan air
batang Sereh wangi untuk Ikan mas adalah perasan serai wangi pada konsentrasi 2%
35000 ppm, dengan batas aman 3500 ppm. dengan pengamatan 5 menit.
3. Untuk mengetahui jumlah nyamuk Ae.
Penelitian tentang Study Daya Proteksi aegypti yang menggigit setelah
Serai Wangi (Cymbopogon nardus) sebagai digunakan sebagai repellent dengan air
Repellent terhadap Nyamuk Ae.aegypti perasan serai wangi pada konsentrasi 3%
yang dicampur dengan pengencer parafin dengan pengamatan 5 menit.
cair pada konsentrasi 2,5%, 10%, dan 20% 4. Untuk mengetahui jumlah nyamuk Ae.
dan hasil penelitian diketahui bahwa daya aegypti yang menggigit setelah
proteksi serai wangi yang digunakan sebagai digunakan sebagai repellent dengan air
repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti perasan serai wangi pada konsentrasi 4%
pada konsentrasi 2,5% (Wahyuningtyas, dengan pengamatan 5 menit.
2004).
Metode Penelitian
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis
berminat melakukan penelitian untuk Jenis penelitian ini bersifat eksperimen semu
yaitu untuk mengetahui konsentrasi air

3
perasan serai wangi yang efektif sebagai Cara Kerja Pembuatan Air Perasan Serai
repellent terhadap nyamuk Ae.aegypti. Wangi adalah :
Rancangan penelitian yang digunakan 1. Daun dan batang serai wangi dicuci
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). bersih, kemudian dipotong-potong.
Percobaan dilakukan dengan tiga kali 2. Potongan-potongan tersebut dihaluskan
pengulangan dengan konsentrasi air perasan dengan blender.
serai wangi 1%, 2%, 3%, dan 4%, dan lokasi 3. Hasil blenderan diletakkan pada kain
penelitian dilakukan di Laboratorium flanel dan diperas.
Kesehatan Lingkungan FKM USU. 4. Air perasan serai wangi diencerkan
Penelitian dilakukan pada bulan juli- dengan aquades sesuai konsentrasi yang
November 2012. dilakukan.

Objek penelitian adalah nyamuk Ae.aegypti Cara Melakukan Pengenceran Konsentrasi


dewasa yang diambil dari kotak Air Perasan Seri Wangi adalah :
pemeliharaan yang berukuran 30 cm x 30 Untuk mendapatkan konsentrasi air perasan
cm x 30 cm. Setelah itu dimasukkan serai wangi 1%, 2%, 3%, dan 4% dengan
kedalam kotak-kotak pengamatan berukuran menggunakan rumus :
50 cm x 30 cm x 30 cm. Masing-masing x = x
kotak berisi 10 ekor nyamuk dewasa. Keterangan :
Jumlah nyamuk yang menjadi sampel dalam = Volume dari awal yang dibutuhkan
penelitian ini sebanyak 240 ekor nyamuk = Konsentrasi awal
dewasa. Subjek pada penelitian ini adalah = Volume yang diinginkan
hewan percobaan yaitu kelinci sebanyak 8 = Konsentrasi yang diinginkan
ekor. Contoh : Larutan 1% dari air perasan serai
Data primer diperoleh dari hasil wangi dalam 100 ml aquades.
percobaan yang dilakukan di Laboratorium Dik : = 1%
Kesehatan lingkungan FKM USU. Berupa = 100%
data jumlah nyamuk yang menggigit pada = 100 ml
konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4%. Data Dit : = ?
sekunder dapat diperoleh dari buku-buku Jawab : x = x
dan jurnal serta literatur-literatur yang x 100% = 100 ml x 1 %
mendukung sebagai bahan kepustakaan. = 1 ml
Artinya, 1 ml air perasan dalam 100%
Dalam penelitian ini, alat-alat yang diencerkan dalam labu takar dengan aquades
digunakan adalah sebagai berikut : sampai volume 100 ml.
Timbangan, blender, aspirator, wadah
berupa kurungan kasa, beaker gelas, kain Adapun prosedur penelitian adalah sebagai
flannel, kertas saring, nampan plastik, gelas berikut :
plastik, hygrometer, pisau, pipet, kapas, jam, 1. Siapkan seluruh peralatan dan bahan-
thermometer, kotak pemeliharaan ukuran 30 bahan yang diperlukan.
cm x 30 cm x 30 cm dan kotak pengamatan 2. Terlebih dahulu, suhu dan kelembaban
ukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm. Bahan- diukur.
bahan yang digunakan dalam penelitian 3. Pindahkan nyamuk dewasa dari kotak
adalah : Daun dan batang serai wangi, air pemeliharaan ke kotak pengamatan
gula, jentik nyamuk serta nyamuk dewasa. masing-masing 10 ekor dan diberi kode
pada kotak pengamatan. Pada

4
penyemprotan pertama I.K1K0, I.K2K0, penelitian dan perhitungan nyamuk
I.K3K0, I.K4K0 dilakukan perlakuan Ae.aegypti yang menggigit setelah
selama 5 menit istirahat 25 menit. perlakuan. Adapun hasilnya adalah : Hasil
Ulangan kedua dengan kode II.K1K0, pengukuran suhu ruangan penelitian pada
II.K2K0, II.K3K0, II.K4K0 dilakukan saat penelitian dilakukan adalah 28C dan
perlakuan selama 5 menit istirahat 25 hasil pengukuran Kelembaban ruangan
menit. Ulangan ketiga dengan kode penelitian pada saat penelitian dilakukan
III.K1K0, III.K2K0, III.K3K0, III.K4K0 adalah 73,0%.
dilakukan perlakuan selama 5 menit
istirahat 25 menit. Untuk posisi Penelitian pengaruh daya tolak perasan serai
rancangan acak ada pada lampiran. wangi terhadap nyamuk Ae.aegypti
4. Semprotkan air perasan serai wangi yang dilakukan terhadap 240 nyamuk dewasa.
telah diencerkan pada kelinci yang Konsentrasi yang digunakan 1%, 2%, 3%,
dicukur dengan luas 3 cm x 4 cm dengan dan 4% dengan masing-masing konsentrasi
konsentrasi yang berbeda pada setiap pakai kontrol. Tiap-tiap konsentrasi
perlakuan dengan waktu 5 menit dengan perlakuan memiliki sampel sebanyak 10
3 kali pengulangan. ekor nyamuk dan untuk setiap kontrol
5. Amati dan hitung daya proteksi yaitu perlakuan sampel sebanyak 10 ekor nyamuk
selisih jumlah nyamuk yang hinggap pada yang berada dalam kotak pengamatan. Tiap
kontrol dengan jumlah nyamuk pada perlakuan dilakukan pengamatan selama 5
perlakuan dibagi jumlah nyamuk pada menit dan istirahat 25 menit dengan 3 kali
kontrol dalam 100%. Lalu catat hasil. pengulangan, maka didapatkan hasil seperti
6. Tabulasi data yang didapat kemudian pada tabel berikut:
dianalisa sesuai dengan metode statistik
yang digunakan. Hasil perhitungan daya tolak nyamuk
Ae.aegypti terhadap air perasan Serai wangi
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan
terlebih dahulu dianalisa menggunakan kontrol dengan pengamatan 5 menit adalah
metode statistik dengan uji Anova pakai sebagai berikut :
tabel F untuk mengetahui adanya tidaknya Tabel 1. Hasil Perhitungan Daya Tolak
Nyamuk Ae.aegypti Terhadap Air
perbedaan jumlah nyamuk yang menggigit
Perasan Serai Wangi
pada berbagai konsentrasi air perasan serai
wangi sebagai repellent dengan tingkat Jumlah Jumlah
nyamuk nyamuk
kemaknaan 0,05. Tolak Ho jika p < (0,05). Kelinci Konsentrasi Menggigit menggigit Daya
Jika terdapat perbedaan lanjutkan dengan uji pada pada Proteksi
Kontrol Perlakuan
Post Hoc untuk mengetahui probabilitas 1 1% 8 2 75%
masing-masing konsentrasi (Hanafiah,
2 2% 9 2 78%
2000).
3 3% 8 0 100%
Daya proteksi = 4 4% 8 0 100%


x 100%

Tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa hasil
Hasil dan Pembahasan perhitungan daya tolak nyamuk Ae.aegypti
terhadap air perasan Serai wangi yang
Kegiatan dalam penelitian ini meliputi menggigit selama 5 menit yaitu untuk
pengukuran suhu, kelembaban ruang kelinci 1, nyamuk yang menggigit pada

5
kontrol konsentrasi 1% ada 8 ekor, nyamuk yang menggigit pada kontrol konsentrasi 3%
yang menggigit pada perlakuan konsentrasi ada 7 ekor, tidak ada nyamuk yang
1% ada 2 ekor dan daya proteksi 75%. menggigit pada perlakuan konsentrasi 3%
Untuk kelinci 2, nyamuk yang menggigit dan daya proteksi 100%. Untuk kelinci 4,
pada kontrol konsentrasi 2% ada 9 ekor, nyamuk yang menggigit pada kontrol
nyamuk yang menggigit pada perlakuan konsentrasi 4% ada 8 ekor, tidak ada
konsentrasi 2% ada 2 ekor dan daya proteksi nyamuk yang menggigit pada perlakuan
78%. Untuk kelinci 3, nyamuk yang konsentrasi 4% dan daya proteksi 100%.
menggigit pada kontrol konsentrasi 3% ada
7 ekor, tidak ada nyamuk yang menggigit Hasil perhitungan daya tolak nyamuk
pada perlakuan konsentrasi 3% dan daya Ae.aegypti terhadap air perasan Serai wangi
proteksi 100%. Untuk kelinci 4, nyamuk pada ulangan ketiga dengan konsentrasi 1%,
yang menggigit pada kontrol konsentrasi 4% 2%, 3%, 4% dan kontrol dengan
ada 8 ekor, tidak ada nyamuk yang pengamatan 5 menit adalah :
menggigit pada perlakuan konsentrasi 4% Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya Tolak
dan daya proteksi 100%. Nyamuk Ae.aegypti Terhadap Air
Hasil perhitungan daya tolak nyamuk Perasan Serai Wangi Pada
Ae.aegypti terhadap air perasan Serai wangi Ulangan Ketiga .
Jumlah Jumlah
pada ulangan kedua dengan konsentrasi 1%, nyamuk nyamuk
2%, 3%, 4% dan kontrol dengan Kelinci Konsentrasi menggigit menggigit Daya
pada pada Proteksi
pengamatan 5 menit adalah sebagai berikut : Kontrol Perlakuan
Tabel 2. Hasil Perhitungan Daya Tolak 1 1% 9 2 78%
Nyamuk Ae.aegypti Terhadap Air 2 2% 8 1 88%
Perasan Serai Wangi Pada
Ulangan Kedua. 3 3% 7 0 100%
Jumlah jumlah
nyamuk nyamuk 4 4% 8 0 100%
Kelinci Konsentrasi menggigit menggigit Daya
pada pada Proteksi
kontrol perlakuan Tabel 3. di atas dapat dilihat bahwa hasil
1 1% 9 2 78% perhitungan daya tolak nyamuk Ae.aegypti
2 2% 8 1 88%
terhadap air perasan Serai wangi pada
ulangan ketiga yang menggigit selama 5
3 3% 8 0 100%
menit yaitu untuk kelinci 1, nyamuk yang
4 4% 8 0 100% menggigit pada kontrol konsentrasi 1% ada
9 ekor, nyamuk yang menggigit pada
Tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa hasil perlakuan konsentrasi 1% ada 2 ekor dan
perhitungan daya tolak nyamuk Ae.aegypti daya proteksi 78%. Untuk kelinci 2, nyamuk
terhadap air perasan Serai wangi pada yang menggigit pada kontrol konsentrasi 2%
ulangan kedua yang menggigit selama 5 ada 8 ekor, nyamuk yang menggigit pada
menit yaitu untuk kelinci 1, nyamuk yang perlakuan konsentrasi 2% ada 1 ekor dan
menggigit pada kontrol konsentrasi 1% ada daya proteksi 88%. Untuk kelinci 3, nyamuk
9 ekor, nyamuk yang menggigit pada yang menggigit pada kontrol konsentrasi 3%
perlakuan konsentrasi 1% ada 2 ekor dan ada 7 ekor, tidak ada nyamuk yang
daya proteksi 78%. Untuk kelinci 2, nyamuk menggigit pada perlakuan konsentrasi 3%
yang menggigit pada kontrol konsentrasi 2% dan daya proteksi 100%. Untuk kelinci 4,
ada 8 ekor, nyamuk yang menggigit pada nyamuk yang menggigit pada kontrol
perlakuan konsentrasi 2% ada 1 ekor dan konsentrasi 4% ada 8 ekor, tidak ada
daya proteksi 78%. Untuk kelinci 3, nyamuk

6
nyamuk yang menggigit pada perlakuan dengan tingkat kemaknaan 0,005. Tolak Ho
konsentrasi 4% dan daya proteksi 100%. jika p < (0,05).
Hasil perhitungan daya tolak nyamuk Ae. Tabel 5. Hasil Uji Anova Jumlah Nyamuk
aegypti terhadap air perasan Serai wangi Ae.aegypti Yang Menggigit Pada
pada ulangan Pertama, Kedua, dan Ketiga Konsentrasi 1%, 2%, 3% dan 4%.
dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan
Sum of
kontrol dengan pengamatan 5 menit adalah Squares df Mean Square F Sig.
sebagai berikut : Between
Groups .119 3 .040 43.679 .000
Within
Tabel 4. Hasil Perhitungan Daya Tolak Grou .007 8 .001
Total .126 11
Nyamuk Ae.aegypti Terhadap Air
Perasan Serai Wangi Pada
Ulangan Pertama, Kedua dan Tabel 5. di atas dapat dilihat bahwa terdapat
Ketiga. perbedaan yang signifikan antara nyamuk
Daya Proteksi yang menggigit P : 0,000, P < 0,005. Oleh
Ulangan
Konsentrasi konsentrasi konsentrasi konsentrasi
karena itu Ho ditolak. Setelah diketahui ada
1% 2% 3% 4% perbedaan jumlah nyamuk yang menggigit,
I 75% 78% 100% 100% uji dilanjutkan dengan uji Post hoc untuk
II 78% 88% 100% 100%
III 78% 88% 100% 100% mengetahui jumlah nyamuk yang menggigit
dengan tingkat konsentrasi air perasan serai
Tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa hasil wangi yang berbeda.
perhitungan daya tolak nyamuk Ae.aegypti
terhadap air perasan Serai wangi pada Tabel 6. Hasil Uji Post Hoc Jumlah Nyamuk
ulangan pertama dengan konsentrasi 1% Ae.aegypti Yang Menggigit Pada
mempunyai daya proteksi 75%, konsentrasi Konsentrasi 1%, 2%, 3% dan 4%.
2% mempunyai daya proteksi 78%, Konsentrasi(I) Konsentrasi(J) Sig (I-J)
konsentrasi 3% mempunyai daya proteksi Konsentrasi 1% Konsentrasi 2% 0,057
100% dan konsentrasi 4% mempunyai daya Konsentrasi 3% 0,000*
Konsentrasi 4% 0,000*
proteksi 100%. Ulangan kedua dengan Konsentrasi 2% Konsentrasi 1% 0,057
konsentrasi 1% mempunyai daya proteksi Konsentrasi 3% 0,001*
Konsentrasi 4% 0,001*
78%, konsentrasi 2% mempunyai daya tolak Konsentrasi 3% Konsentrasi 1% 0,000*
88%, konsentrasi 3% mempunyai daya Konsentrasi 2% 0,001*
Konsentrasi 4% 1,000
proteksi 100% dan konsentrasi 4% Konsentrasi 4% Konsentrasi 1% 0,000*
mempunyai daya proteksi 100%. Ulangan Konsentrasi 2% 0,001*
Konsentrasi3% 1,000
ketiga dengan konsentrasi 1% mempunyai * ada perbedaan signifikan (<0,05)
daya proteksi 78%, konsentrasi 2%
mempunyai daya proteksi 88%, konsentrasi Tabel 6. di atas dapat dilihat bahwa Uji Post
3% mempunyai daya proteksi 100% dan Hoc jumlah nyamuk yang menggigit pada
konsentrasi 4% mempunyai daya proteksi taraf signifikan 0,05 yaitu pada konsentrasi
100%. 1% tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan dengan konsentrasi 2% (0,057).
Hasil penelitian kemudian dianalisa dengan Tetapi mempunyai perbedaan nilai rata-rata
metoda statistik menggunakan uji Oneway yang signifikan dengan konsentrasi 3% dan
Anova pakai tabel F untuk mengetahui ada 4% dengan probabilitas 0,000. Konsentrasi
tidaknya perbedaan jumlah nyamuk yang 2% tidak mempunyai perbedaan yang
menggigit pada berbagai konsentrasi air signifikan dengan konsentrasi 1% (0,057).
perasan serai wangi sebagai repellent Tetapi mempunyai perbedaan nilai rata-rata

7
yang signifikan dengan konsentrasi 3% dan basah di luar rumah sebagai tempat
4% dengan probabilitas 0,001. Konsentrasi beristirahat (Susanna, 2011).
3% mempunyai perbedaan nilai rata-rata Kelembaban adalah banyaknya uap air yang
yang signifikan dengan konsentrasi 1% terkandung dalam udara yang biasanya
(0,000) dan 2% (0,001). Tetapi tidak dinyatakan dalam %. Pada saat penelitian
mempunyai perbedaan yang signifikan kelembaban ruangan diukur dengan
dengan konsentrasi 4%. Konsentrasi 4% menggunakan hygrometer. Rata-rata
mempunyai perbedaan nilai rata-rata yang kelembaban ruangan selama penelitian
signifikan dengan konsentrasi 1% (0,000) adalah 73,0%. Hal ini sesuai kriteria
dan 2% (0,001). Tetapi tidak mempunyai kelembaban yang baik untuk perkembangan
perbedaan yang signifikan dengan nyamuk dan serangga pada umumnya adalah
konsentrasi 3%. sekitar 70% - 89%. Pada kelembaban kurang
60%, umur nyamuk akan menjadi pendek
Pada saat penelitian dilakukan pengukuran karena tidak cukup untuk siklus
suhu ruangan dengan menggunakan pertumbuhan parasit dalam tubuh (Jumar,
thermometer, dimana rata-rata suhu ruangan 2000).
uji selama penelitian adalah 28C. Suhu
minimum adalah 15C, Suhu optimum Hasil penelitian yang dilakukan mengenai
25C, Suhu maksimum 45C (Jumar, 2000). pengaruh air perasan Serai wangi terhadap
gigitan nyamuk Ae.aegypti dengan
Siklus gonotropik nyamuk akan berhenti menggunakan kontrol dan konsentrasi 1%,
total pada suhu dibawah 10C atau diatas 2%, 3%, 4% dengan pengamatan 5 menit
40C, karena ditemukan nyamuk yang mati dengan 3 kali pengulangan adalah sebagai
pada suhu-suhu tersebut. Angka-angka ini berikut : Hasil pengamatan setelah
tergantung dari jenis spesiesnya dan pada dilakukan penyemprotan air perasan serai
umumnya pada kenaikan temperatur sekitar wangi (Cymbopogon nardus) terhadap
5-6 C diatas ambang, nyamuk tidak akan kelinci pada konsentrasi 1% dan 2% ada
bertahan hidup atau mati. Lamanya siklus nyamuk Ae.aegypti yang menggigit
gonotropik, termasuk proses walaupun hanya sedikit dengan daya
metabolismenya tergantung dari temperatur proteksi 78%-88%, sedangkan pada
(Wahyuni, 2005). konsentrasi 3%-4% tidak ada satupun
nyamuk Ae.aegypti yang menggigit dengan
Pengukuran kelembaban udara dilakukan daya proteksi 100%.
untuk mengetahui pengaruh kelembaban
relatif terhadap populasi nyamuk. Pada Berdasarkan uji statistik dengan post hoc
kelembaban yang lebih tinggi nyamuk pada konsentrasi 3% ada perbedaan antara
menjadi aktif dan lebih sering menggigit nilai rata-rata daya proteksi yang signifikan
sehingga meningkatkan populasi penyakit. dengan konsentrasi 1% (0,000) dan 2%
Adanya spirakel yang terbuka lebar dapat (0,001), tetapi tidak mempunyai perbedaan
membatasi jarak terbang dan penyebaran yang signifikan dengan konsentrasi 4%. Hal
nyamuk sehingga pola penyebaran ini disebabkan semakin rendah konsentrasi
berbentuk kluster tidak memilih mangsa air perasan serai wangi (Cymbopogon
yaitu menggigit sembarang hospes yang nardus) yang digunakan masih ada jumlah
terdekat sebagai mangsa, dan kebutuhan nyamuk yang menggigit dengan perbedaan
kelembaban yang tinggi menyebabkan masing-masing konsentrasi dan sebaliknya,
nyamuk mencari tempat yang lembab dan semakin tinggi konsentrasi air perasan serai

8
wangi (Cymbopogon nardus) yang Kesimpulan dan Saran
digunakan maka semakin tidak ada jumlah
nyamuk yang menggigit. Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang
Hasil uji insektisida dianggap baik apabila pengaruh daya tolak serai wangi
nilai daya proteksi antara 98-100%, kurang (Cymbopogon nardus) terhadap gigitan
dari nilai itu dianggap tidak efektif, oleh nyamuk Ae.aegypti adalah konsentrasi yang
karena itu air perasan serai wangi efektif yang digunakan sebagai repellent
(Cymbopogon nardus) dengan konsentrasi adalah minimal konsentrasi 3%. Semakin
minimal 3% sangat efektif sebagai repellent tinggi konsentrasi perasan serai wangi
karena mempunyai daya proteksi 100% (Cymbopogon nardus) maka semakin baik
sedangkan pada konsentrasi 1% dan 2% digunakan sebagai repellent.
kurang baik karena daya proteksinya kurang
dari 100%. Kepada masyarakat dianjurkan untuk
menggunakan perasan serai wangi sebagai
Kandungan serai wangi yang utama adalah repellent dengan konsentrasi minimal 3%.
minyak atsiri dengan komponen sitronelal,
sitronelol, dan geraniol. Hasil penyulingan Daftar Pustaka
dari serai wangi dapat diperoleh geraniol
dan sitronelal yang dapat digunakan untuk Depkes RI., 2009. DEPKES dan Telokmsal,
menghalau nyamuk. Abu dari daun dan Jalin Kerjasama Penanggulangan
tangkai serai wangi mengandung silika yang DBD.Saran dan Kritikl webadimin
merupakan penyebab dedikasi (keluarnya ddepk info.go.id.Diakses pada 28 juli
cairan dari tubuh serangga secara terus- 2012.
menerus). ,2010. Demam Berdarah
Penyebab Kematian Terbesar di
Sitronelal dan geraniol merupakan bahan RI. Jurnal Kesehatan.
aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari Flona S., 2006. Herba dan Tanaman Hias,
serangga, termasuk nyamuk sehingga Penangkal Nyamuk dan Polusi
penggunaan bahan-bahan ini sangat Udara. Samidra Utama. Jakarta.
bermanfaat sebagai pengusir nyamuk Hanafiah K., 2000. Rancangan Percobaan
(Kardinan, 2003), hal ini disebabkan Teori & Aplikasi Edis Revisi.PT.
senyawa CO2 yang dihasilkan oleh kelenjar RjaGrafindo Persada. Jakarta.
pada kulit manusia dapat dideteksi nyamuk
melalui penciuman dan penglihatan. Jumar, 2000. Entomologi pertanian.
Rineka cipta. Jakarta.
Serai wangi merupakan salah satu yang Kardinan A., 2003. Tanaman Pengusir dan
dapat digunakan sebagai repellent sesuai Pembasmi Nyamuk. Agromedia
dengan syarat repellent yaitu tidak Pustaka. Jakarta.
mengganggu pemakaiannya karena dapat , 2007. Potensi Selasih sebagai
berupa air perasan, tidak melekat atau Repellent terhadap Nyamuk
lengket, baunya sangat wangi, tidak beracun Ae.aegypt. Bogor
dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Nurcahyo, 1996. Memberantas Binatang
Pengganggu di Lingkungan
Rumah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pujiyanti E., 2007. Pengaruh Pemberian
Dosis Subletal Ekstrak Etanol
Daun Bandotan (Ageratum

9
Conyzoides L) Terhadap Soedarto, 2006. Herba dan Tanaman
Perkembangan Larva, Fekunditas, Hias.http:/id.wikipedia.org/wiki/pert
dan Daya Tetas Telur Nyamuk anian. Diakses pada 25 juli 2012.
Aedes Aegypti L (Diptera: Susanna D., 2011.Entomologi Kesehatan.
Culicidae) di Laboratorium. Universitas Indonesia, Jakarta.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Wahyuni, 2005. Populasi Nyamuk.
Gadjah Mada, Yogyakarta. http:/id.wikipedia.org/wiki/kesehatan
Rita E., 2006. Pemanfaatan Cymbopogon Wahyuningtyas E., 2004. Study Daya
nardus Sebagai Larvasida Aedes Proteksi Serai Wangi
aegypti. Semarang (Cymbopogon nardus) sebagai
Satari H., 2004. Demam Berdarah. Puspa Repellent terhadap Nyamuk
Swara. Jakarta. Ae.aegypti. Bogor.
Sembel D., 2009. Entomologi Kedokteran. Wijana, 1982. Beberapa Karakteristik
Penerbit ANDI OFFSET. Aedes aegypti Sebagai Vektor
Yogyakarta. utama Demam Berdarah.Bagian
Shahabuddin, 2010. Uji Aktivitas parasitologi, Fakultas Kedokteran
Insektisida Ekstrak Daun Serai Universitas Udayan.Cermin Dunia
terhadap Ulat Daun Kubis Kedokteran No.27.
(Plutellaxylostella L) di
Laboratorium. Sulawesi.

10
11

You might also like