You are on page 1of 6

SIMULASI JURNAL

Pre Plenning
1. Pokok Bahasan : Pelayanan kesehatan pada Ibu, anak dan BUMIL
2. Supokok Bahasan : Pelayanan kesehatan Ibu, anak dan BUMIL dalam
penanggulangan KIA DAN KIB
3. Waktu : 20 menit
4. Sasaran : Masyarakat, terutama keluarga
5. Tempat : Rumah Masyarakat

Nama Dan Peran


Perawat :
SELVIAN : Perawat 1
DWINURASITA HARINI : Perawat 2
Dalam Keluarga :
ARIMBI PUSPITA SARI : Ibu
HERWINDI : Bapak
SUSI : Anak ke2 Istri dan
PADRI HAMZAH suami
: Suami susi, menantu

Latar Belakang
Masalah kesehatan yang dihadapi indonesia kini adalah status kesehatan masyarakat
yang rendah, antara lain ditandai dengan angka kematian ibu dan bayi yang tinggi
serta masih banyak indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang belum
ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan permasalahan pelayanan KIA.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional, data
faktor predisposisi dikumpulkan dari 550 orang responden yang tersebar di 4
kabupaten/kota dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya, data faktor determinan
yang lain dikumpulkan dengan wawancara pada in-forman antara lain kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dan kepala sub-dinas kesehatan keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan faktor predisposisi yang berhubungan dengan pelayanan KIA yaitu
sikap responden, pengaruh orang yang memutuskan pemilihan pelayanan kesehatan
dalam keluarga, serta pengetahuan responden terkait pelayanan KIA.
Diketahui juga bahwamasih banyak kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA yang
belum sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Faktor pemungkin yang berhubungan
dengan pelayanan KIAantara lain distribusi tenaga kesehatan masih belum merata,
kualitas ketenagaan pemberi pelayanan KIA belum ideal, dan sarana pendukung
pelayanan belum memadai. Faktor pendorong yang berhubungan dengan pelayanan
KIA antara lain belum ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana pendukung
pelayanan belum memadai serta kuantitas kegiatan yang seharusnya dilakukan secara
lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi dan belum optimal.
- Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat
tercapai dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran.
Keberhasilan system pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen
yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantara perawat atau tenaga kesehatan
lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.Dalam pelayanan keperawatan
yang merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan, para perawat
diharapkan juga dapat memberikan pelayanan.
- Komunikasi
Komunikasi sebagai suatu proses pemindahan suatu pesan atau dioperkan (lewat
suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dangan maksud merubah
prilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau prilaku overt lainnya
(Pawito dan Sardjono, 1994).
Tujuan Umum
Untuk mengetahui langkah yang wajib dilakukan oleh seorang perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga dalam mengatasi AKI dan AKB
Tujuan Khusus
Agar temam-teman calon perawat dapat mengerti tentang apa yang kelompok kami
skenariokan dan paham bagaimana cara menangani pasien yang masih minim dengan
pengetahuan kesehtan dalam masalah AKI dan AKB dalam seuatu keluarga
Metode
Simulasi

NASKAH SKENARIO
2 orang perawat dari salah satu rumah sakit umum di Malang, mengadakan
penyuluhan kerumah-rumah warga di suatu desa. Pada rumah pertama parawat
mendengar atau melihat ada seorang ibu yang sedang mengandung.

Perawat 1 : Assalamaulaikum ..... permisi bu,?


Susi (bumil) : Waalaikum salam, iya, siapa ya?
Perawat 1 : Maaf bu mengganggu, kami perawat dari kampus Unitri.
Kami ingin melakukan penyuluhan tentang kesehatan ibu,anak dan bumil.
Susi (bumil) : Silahkan masuk aja dulu mbak, saya akan memanggil suami
saya dulu, Tunggu sebentar ya.
(Mas,mas,mas... bisa keluar sebentar, ini ada perawat ingin melakukan penyuluhan,
sekalian mengajak ibu dan bapak ya)
Padri (Suami susi) : Oh, ini dari mana ya ? kalau boleh tau ada keperluan apa?
Perawat 2 : Kami perawat dari kampus UNITRI ingin melakukan
penyuluhan kesehatan pak. Apakah boleh ?
Herwindi (Bapak) : ini biayanya berapa ? ,sebelumnya kita minta maaf bukan
maksud menolak tapi gini mbak,jika ada biaya mungkin kami tidak bisa, karena untuk
makan aja susah mbak.
Perawat 2 : Oh iya pak ,kami mengerti. Disini kami melakukan
penyuluhan secara geratis, ini untuk kepentingan kita dan masyarakat juga.
Herwindi (Bapak) : Apakah tidak rugi jika melakukan penyuluhan tanpa biaya
seperti ini?
Perawat 2 : Tidak pak, ini merupakan keharusan dan kewajiban kami
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Apakah kami bisa
memulai sekarang penyuluhan ini pak?
Herwindi (Bapak) : Oh iya boleh, silahkan

Perawat 1 : Sebelumnya bisa diceritakan susunan keluarga yang ada


dirumah ini dan ada berapa orang yang tinggal dirumah ini pak?
Herwindi (Bapak) : Yang tinggal di rumah ini ada 4 orang mbak, disini saya suami
dari isrtri saya ibu arimbi, yang ini anak saya susi sedang mengandung dan
disampingnya suami atau menantu saya.
Perawat 1 : Oh, begitu ya pak, emm..di rumah ini biasanya siapa yang
mengambil keputusan dalam hal apapun?
Herwindi (Bapak) : Disini biasanya saya sebagai bapak dan suami, tapi jika dalam
hal urusan anak saya susi, itu suaminya.
Perawat 1 : oh iya pak,kebutulan disini ada ibu susi yang sedang hami,
kami ingin menjelaskan bahwa ada banyak resiko saat hamil, memngingat juga
sedikitnya pengetahuan masyrakat dalam penangan kesehatan mandiri. Peluncuran
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI) 2012 hasilnya sangat
mencengangkan. Angka Kematian Ibu (AKI) melonjak draktis dari 228/100.000
kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup, sedang Angka
Kematian Bayi (AKB) hanya turun sedikit, dari 34/1000 kelahiran hidup (th 2007)
menjadi 32 /1000 kelahiran hidup.
Kandungan ibu sudah berapa bulan ?
Susi : Sudah memasuki 7 bulan mbak.

Padri : Oh ya mbak tadi dijelaskan tentang AKI dan AKB itu biasa nya
disebabkan karena apa ya mbak ?
Perawat 2 : Em begini pak , itu biasanya disebabkan karena sedikit pengetahuan
ibu saat hamil.
Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR) merupakan permasalahan yang penting oleh karena
angka kejadian di Indonesia sangat tinggi., Bahwa 10-12% dari bayi yang lahir
dengan BBLR ( dibawah 2.500 gram) meliputi 30-40% dari semua kematian dalam
tahun pertama kehidupan. Dari kematian 24 jam pertama ternyata tertinggi adalah
akibat BBLR, disamping Asfiksia ( kegagalan bernafas segera setelah lahir). Di
negara maju, BBLR biasanya merupakan bayi kurang bulan, sedangkan di negara
sedang berkembang termasuk Indonesia, BBLR biasanya adalah bayi usia penuh
dalam kandungan, salah satu penyebab utamanya ialah bahwa ibu tersebut
kekurangan gizi ketika mengandung. Melihat kenyataan bahwa angka BBLR di
Indonesia masih tinggi dan sebagian besar kematian bayi adalah BBLR, maka
prioritas penanganan masalah AKB ditujukan terhadap pencegahan terhadap
terjadinya BBLR.

Padri (Suami) : Oh, begitu, jadi bagaiman mbak, cara agar istri saya selamat saat
mengandung maupun melahirkan , soalnya pengalaman juga dulu ibu mertua saya anak
pertamanya meninggal saat dilahirkan.

Perawat 2 : Maaf sebelumnya ya bu, kalau boleh tahu dulu anaknya pertama nya
meninggal kenapa bu ?

Arimbi (Ibu) : Dari pihak rumah sakit mengatakan bahwa bayi saya meninggal karena
kurang berat badan.

Perawat 1 : Sebelumnya selama mengandung ibu selalu mengikuti posyandu rutin? Dan
apakah ibu makan dengan gizi yang cukup?

Arimbi (Ibu) : Ia mbak, memang dulu saya jarang mengikuti posyandu dan juga uang saya
pas-pasan jadi sehari kadang makan 1 atau 2 kali, dulu saya juga tidak tahu perawatan dan
apa saja yang dibutuhkan saat mengandung mbak.

Perawat 1 : Oh iya bu,memang posyandu wajb untuk ibu hamil ikuti karena disitu akan
diberikan pengarahan dan kebutuhan apa saja saat hamil.

Arimbi (Ibu) : Oh begitu ya mbak, terimakasih atas informasinya,

Susi (bumil) : Saya selama ini alhamdulillah selalu mengikuti posyandu mbak, dan saya
juga sudah mengechek kehamilan saya sebulan yang lalu kerumah sakit.
Perawat 1 : Iya bu, syukur kalau begitu, semoga nanti proses kelahiran nya lancar dan
jika ibu mengalami kurang enak badan atau ada yang menjanggal dengan keadan kehamilan
ibu segera diperiksakan ya bu?

Susi : Iya mbak, terimakasih, oya mbak apa boleh saya meminta untuk di chek
darah,tensi darah gitu mbak.

Perawat 2 : Oh iya bu, boleh banget, permisi ya bu ,silahkan di ulurkan tangannya ?

(Sambil perawat 2 dan Bumil melakukan tensi darah , perawat 1 melanjutkan pembicaraan
dengan anggota keluarga yang lain)

Perawat 1 : Kondisi mental ibu setelah kematian bayi pertama ibu dulu bagaimna? Dan
bagaimna hingga ibu bisa hamil lagi dan melahirkan ibu susi dengan sehat?

Arimbi (Ibu) : Dulu sempat syok dan tidak ingin hamil lagi gitu mbak, tapi stelah
dinasehatkan oleh suami dan kelurga yang lain ,kondisi saya jadi membaik. Dan 5 bulan
setelah kejadian itu saya hamil lagi, dan saya sangat berhati-hati dengan kehamilan saya saat
itu.

Perawat 1 : Oh, begitu ya bu, apa sekarang gak mau tambah anak lagi bu,heheh

Hewindi (Bapak) : Gimana mau nambah anak, bentar lagi mau dapat cucu mbak ( sambil
tetratwa)

Perawat 1 : Heheh.. iya juga bu pak.. sebaiknya juga fokus dengan cucu saja. Oh iya
pak, kebutulan kami ada disini apa ada yang ingin ditanya lagi ?

Arimbi(Ibu) : Mungkin sudah tidak ada mbak, tapi jika boleh kami meminta nomor Hp
nya, siapa tau suatu saat bisa bersilahturahmi lagi mbak.

Perawat 1 : Oh iya bu, boleh, silahkan ini. (samnil mengeluakan kertas yang berisi nomor
hp )

Arimbi(Ibu) : Terimakasih.
Perawat 1 : Bu arimbi, pak herwindi, bu susi dan pak padri, kami mengucpkan
terimakasih sudah diberikan kesempatan untuk memberikan penyuluhan. Dan terimakasih
juga atas kerja sama nya.

Perawat 2 : Semoga juga ibu susi yang sedang mengandung selalu sehat ya bu, dan
semoga bayi dalam kandungannya selalu sehat, supaya proses kelahiran nanti lancar. Amin

Susi(bumil) : Iya mbak, terimakasih .Amin

Perawat 1 : Baik bu, kami permisi dulu ya, sekali lagi terimakasih dan maaf sudah
mengganggu waktu istrhatnya.

( perawat dan keluarga pak herwindi saling bersalaman)

Herwindi (Bapak) : Terimakasih juga mbak, hati-hati di jalan

Perawat 1 dan 2 : Iya pak, selamat siang.

You might also like